kab/kota: Beijing

  • Kisah Ilmuwan Bantu China Jadi Negara Adidaya Usai Dideportasi AS

    Kisah Ilmuwan Bantu China Jadi Negara Adidaya Usai Dideportasi AS

    Jakarta

    Di Shanghai, China, berdiri sebuah museum dengan 70.000 artefak yang didedikasikan untuk satu orang: “ilmuwan rakyat” Qian Xuesen.

    Qian adalah bapak program luar angkasa dan rudal China.

    Penelitiannya membuat Beijing mampu mengembangkan roket yang meluncurkan satelit pertamanya ke luar angkasa, serta rudal-rudal lain yang menjadi bagian dari persenjataan nuklir China.

    Atas jasanya, ia dihormati sebagai pahlawan nasional.

    Namun di Amerika Serikat, tempat ia belajar dan bekerja selama lebih dari satu dekade, kontribusi penting Qian jarang diakui.

    Kisah Qian kembali disorot oleh media seperti New York Times dalam beberapa hari terakhir ini, di tengah kebijakan pengusiran imigran oleh Presiden AS Donald Trump.

    Pada 28 Mei, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengumumkan bahwa pemerintah akan “secara agresif mencabut” visa bagi pelajar China, termasuk mereka yang terkait dengan Partai Komunis atau yang belajar di “bidang-bidang yang sensitif.”

    Lalu, apakah AS akan kembali jatuh di lubang yang sama dengan menyingkirkan sosok-sosok jenius seperti ilmuwan China ini dan melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah negara itu?

    Seorang bintang lahir

    Qian lahir pada 1911, saat China beralih dari dinasti kekaisaran ke sistem pemerintahan republik. Ayahnya mendirikan sistem pendidikan nasional China setelah bekerja di Jepang.

    Sejak kecil, Qian sudah menunjukkan bakat luar biasa. Ia lulus dengan peringkat tertinggi dari Universitas Jiao Tong di Shanghai dan meraih beasiswa untuk belajar di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.

    Pada 1935, dia tiba di Boston. Qian mungkin menghadapi xenofobia dan rasisme, kata Chris Jespersen, profesor sejarah di University of North Georgia di AS.

    Namun, ada juga “harapan dan keyakinan bahwa China [sedang] mengalami perubahan yang signifikan.”

    Getty ImagesQian Xuesen bersama pengacaranya Grant Cooper di sidang deportasi pada November 1950.

    Dari MIT, Qian melanjutkan pendidikannya ke California Institute of Technology (Caltech) untuk belajar di bawah bimbingan salah seorang insinyur aeronautika paling berpengaruh saat itu, Theodore von Karman, kelahiran Hungaria.

    Di sana, Qian berbagi kantor dengan ilmuwan terkemuka lainnya, Frank Malina, anggota kunci dari kelompok kecil inovator yang dikenal sebagai “Suicide Squad.”

    Julukan itu diberikan karena percobaan mereka untuk membangun roket di kampus, dan juga beberapa eksperimen dengan bahan kimia mudah menguap yang berakhir sangat buruk, jelas Fraser Macdonald, penulis Escape from Earth: A Secret History of the Space Rocket.

    Namun, tidak ada yang benar-benar jadi korban, kata penulis itu.

    Baca juga:

    Suatu hari, Qian terlibat dalam sebuah diskusi tentang matematika yang rumit dengan Malina dan anggota kelompok lainnya. Tak lama kemudian ia menjadi bagian dari tim itu dan menghasilkan penelitian penting tentang propulsi roket.

    Saat itu, ilmu roket dianggap sebagia “pekerjaan orang aneh dan pemimpi,” kata Macdonald.

    “Tidak seorang pun menganggapnya [roket] dengan serius, dan tidak ada insinyur yang ahli matematika akan mempertaruhkan reputasinya dengan mengatakan ini adalah masa depan.”

    Namun semuanya berubah cepat ketika Perang Dunia II pecah (193945).

    Kelompok Suicide Squad menarik perhatian militer AS, yang kemudian mendanai penelitian pesawat jet, dengan memasang pendorong di sayap pesawat agar bisa lepas landas dari landasan yang pendek.

    Getty ImagesKarena kecerdasannya yang nyata, Qian memenangkan beasiswa untuk belajar di MIT.

    Pendanaan dari militer juga membantu pendirian Laboratorium Propulsi Jet (JPL) pada 1943, di bawah arahan Theodore von Karman.

    Qian, bersama dengan Frank Malina, berada di pusat proyek tersebut.

    Meskipun Qian adalah warga China, saat itu China adalah sekutu AS sehingga “tidak ada kecurigaan nyata terhadap ilmuwan China di pusat proyek luar angkasa Amerika,” kata Macdonald.

    Qian mendapat izin keamanan untuk bekerja pada proyek penelitian senjata rahasia dan bahkan menjabat di Dewan Penasihat Sains pemerintah AS.

    Menjelang perang berakhir, Qian menjadi ahli propulsi jet terkemuka di dunia dan dikirim bersama von Karman dalam misi ke Jerman dengan pangkat sementara letnan kolonel.

    Misinya adalah mewawancarai para insinyur Nazi, termasuk Werner von Braun, ilmuwan roket terkemuka Jerman. AS ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan teknologi roket Jerman.

    Karier yang hancur

    Namun pada akhir dekade itu, karier cemerlang Qian di AS tiba-tiba hancur dan kehidupannya berantakan.

    Pada 1949, Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China. Dan dengan cepat, orang China dianggap sebagai “orang jahat,” kata Jespersen dari Universitas Georgia Utara.

    Seorang direktur baru di JPL mencurigai adanya jaringan mata-mata di laboratorium itu dan melaporkan beberapa staf itu ke FBI.

    “Semuanya orang China dan Yahudi,” jelas Macdonald.

    Era Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet pun dimulai. Perburuan atas orang-orang yang dianggap komunis di era McCarthy semakin gencar.

    Dalam suasana ini, FBI menuduh Qian, Frank Malina, dan yang lainnya sebagai antek komunis dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

    Tuduhan ke Qian ini didasarkan pada dokumen Partai Komunis AS pada 1938 yang menunjukkan bahwa ia menghadiri sebuah pertemuan sosial, yang dicurigai FBI sebagai pertemuan Partai Komunis Pasadena.

    Getty ImagesTiga anggota “Suicide Squad”, William Pickering (kiri), Theodore von Krmn (tengah) dan Frank J. Malina (kanan), dalam foto pada1960.

    Meskipun Qian menyangkal menjadi anggota partai, sebuah studi baru menunjukkan bahwa ia bergabung sekitar waktu yang sama dengan Frank Malina, pada 1938. Namun, hal itu tidak serta merta menjadikannnya seorang Marxis.

    Saat itu, menjadi komunis adalah bentuk perlawanan terhadap rasisme, kata Macdonald. Mereka menentang fasisme dan segregasi, seperti memprotes pemisahan kolam renang umum di Pasadena.

    Deportasi

    Zuoyue Wang, profesor sejarah di California Polytechnic State University di AS, mengatakan tidak ada bukti bahwa Qian melakukan spionase untuk China atau menjadi agen intelijen saat berada di AS.

    Namun, Qian kehilangan izin keamanannya dan ditetapkan sebagai tahanan rumah. Rekan-rekannya di Caltech, termasuk Theodore von Karman, menulis surat kepada pemerintah untuk membela Qian, tetapi tidak berhasil.

    Pada 1955, setelah lima tahun menjalani tahanan rumah, Presiden Eisenhower memutuskan untuk mendeportasi Qian ke China.

    Ilmuwan itu pergi dengan kapal bersama istri dan dua anaknya yang lahir di AS, sambil mengatakan kepada wartawan bahwa ia bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di AS lagi.

    Dan ia menepati janjinya.

    “Ia adalah salah satu ilmuwan paling terkemuka di AS. Ia telah banyak berkontribusi dan bisa saja berkontribusi lebih banyak lagi bagi AS. Jadi, itu bukan hanya penghinaan, tetapi pengkhianatan,” kata jurnalis dan penulis Tianyu Fang.

    Getty ImagesQian Xuesen dianggap sebagai bapak program rudal nuklir dan antariksa China.

    Qian tiba di China sebagai pahlawan, tetapi tidak langsung diterima oleh Partai Komunis.

    Rekam jejaknya tidak sepenuhnya bersih. Istrinya adalah putri pemimpin Nasionalis, dan sebelum kejatuhannya, Qian hidup nyaman di AS. Bahkan, dia telah mengajukan permohonan kewarganegaraan Amerika.

    Ia baru resmi bergabung dengan Partai Komunis China pada 1958. Sejak itu berusaha tetap berada di sisi aman. Ia selamat dari pembersihan politik dan Revolusi Kebudayaan, kemudian memiliki karier yang luar biasa.

    Ketika ia tiba di China, pengetahuan tentang ilmu roket nyaris tak dikenal. Namun, 15 tahun kemudian, ia memimpin peluncuran satelit pertama China ke luar angkasa.

    Selama beberapa dekade, ia melatih generasi baru ilmuwan dan meletakkan dasar bagi Program Eksplorasi Bulan China.

    Ironisnya, program rudal yang dikembangkan Qian di China kemudian digunakan untuk menyerang ASseperti rudal Silkworm yang ditembakkan ke AS dalam Perang Teluk 1991 dan serangan terhadap kapal USS Mason pada 2016 oleh pemberontak Houthi di Yaman.

    Dengan mengambil langkah keras terhadap komunisme domestik, Macdonald berpendapat, AS telah mendeportasi “seseorang yang justru digunakan oleh salah satu musuh ideologisnya untuk mengembangkan program rudal dan antariksanya sendiri. Itu adalah kesalahan geopolitik yang luar biasa.”

    “Ada siklus yang aneh. AS mengusir orang yang ahli dan kemudian menjadi bumerang bagi mereka,” katanya.

    Mantan Sekretaris Angkatan Laut AS Dan Kimball, yang kemudian menjadi kepala perusahaan propulsi roket Aerojet, pernah menyebut deportasi Qian sebagai “hal terbodoh yang pernah dilakukan negara ini.”

    Getty ImagesMao memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949.

    Saat ini, sekali lagi terjadi ketegangan besar antara China dan AS. Kini bukan tentang ideologi, tetapi tentang perdagangan, keamanan teknologi dan, menurut Trump, dugaan kegagalan China dalam menangani Covid-19.

    Sebagian besar warga AS mungkin tak mengenal Qian atau perannya di program luar angkasa Amerika, tapi banyak warga dan mahasiswa China di AS yang mendengar kisahnya dan melihat kemiripannya dengan situasi saat ini.

    “Hubungan antara AS dan China telah memburuk sedemikian rupa sehingga mereka tahu bahwa mereka mungkin dicurigai seperti generasi Qian,” sang jurnalis membandingkan.

    Qian Xuesen tidak pernah menginjakkan kaki di Amerika Serikat lagi dan meninggal pada 2009. (Getty Images)

    Menurut Macdonald, kisah Qian merupakan peringatan ketika suatu rezim menyingkirkan pengetahuan.

    “Sejarah ilmu pengetahuan Amerika menunjukkan bahwa sains di AS dibangun oleh para pendatang… Namun di era konservatif seperti sekarang, sejarah itu semakin sulit untuk dirayakan.”

    Kontribusi JPL terhadap program luar angkasa AS, menurut Macdonald, sebagian besar diabaikan, jauh jika dibandingkan dengan kontribusi Wernher von Braun dan ilmuwan asal Jerman lainnya, yang secara diam-diam dibawa ke AS tak lama setelah von Karman dan Qian mengunjungi mereka.

    Braun adalah seorang Nazi dan prestasinya diakui oleh negara, sementara Qian dan ilmuwan lainnya dalam Suicide Squad tersingkirkan, kata Macdonald.

    “Fakta bahwa program luar angkasa AS pertama kali dirintis oleh kaum sosialis lokal entah Yahudi atau China adalah kisah yang sulit diterima oleh Amerika sendiri,” tutupnya.

    Kehidupan Qian berlangsung hampir satu abad. Selama periode ini, China bertransformasi dari negara lemah menjadi adikuasa di Bumi dan di luar angkasa.

    Qian adalah bagian dari transformasi itu. Namun kisahnya juga bisa menjadi kisah besar bagi Amerika jika saja tidak dikhianati.

    Pada tahun 2019, China berhasil mendaratkan wahananya di sisi terjauh Bulan. Lokasi pendaratannya di Kawah Von Karmandinamai dari insinyur aeronautika yang merupakan salah satu mentor Qian.

    Sebuah pengakuan, disengaja atau tidak, menunjukkan bahwa antikomunisme Amerika lah yang mendorong China menaklukkan luar angkasa.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Satu Dunia Terancam Lumpuh Total Gara-gara Ulah China

    Satu Dunia Terancam Lumpuh Total Gara-gara Ulah China

    Jakarta, CNBC Indonesia – China terus mengembangkan sistem persenjataan dengan  teknologi komunikasi. ‘Senjata’ tersebut tak lain adalah alat pemotong canggih yang dikembangkan Pusat Penelitian Ilmiah Kapal China (CSSRC).

    Alat itu bisa menargetkan kabel bawah laut yang menjadi penopang 95% transmisi data global. Sebagai informasi, kabel bawah laut terbuat dari material tangguh seperti baja, karet, dan polimer yang tebal.

    Kabel bawah laut itu sangat krusial untuk keberlangsungan jaringan komunikasi dan infrastruktur energi di seluruh dunia. Namun, alat pemotong buatan China dikatakan bisa membelah kabel tersebut dengan mudah.

    Alat pemotong China mampu memotong jalur pada kedalaman hingga 4.000 meter atau 2 kali kedalaman infrastruktur komunikasi bawah laut yang ada. Alat ini dirancang untuk diintegrasikan dengan kapal selam berawak dan tak berawak canggih milik China, termasuk seri Fendouzhe (Striver) dan Haidou.

    Mulanya, alat pemotong canggih itu dikembangkan untuk penyelamatan warga sipil dan penambangan bawah laut. Namun, potensi penggunaan ganda alat ini untuk memotong kabel bawah laut menimbulkan kekhawatiran bagi negara lain.

    Misalnya, pemotongan kabel di dekat titik rawan strategis seperti Guam, dapat mengganggu komunikasi global yang menandakan krisis geopolitik, menurut lapor South China Morning Post.

    Sebagai informasi, kabel bawah laut di Guam penting bagi strategi pertahanan rantai pulau kedua militer Amerika Serikat (AS).

    Desain alat pemotong ini berhasil mengatasi beberapa tantangan teknis signifikan yang disebabkan oleh kondisi bawah laut, menurut tim yang dipimpin oleh engineer Hu Haolong.

    Pada kedalaman 4.000 meter, di mana tekanan air melebihi 400 atmosfer, cangkang paduan titanium dan segel yang dikompensasi minyak pada perangkat tersebut mencegah terjadinya ledakan, bahkan selama penggunaan jangka panjang.

    Terbuat dari Berlian

    Mata pisau konvensional tidak efektif terhadap kabel yang diperkuat baja. Untuk mengatasi hal ini, Hu dan timnya menciptakan roda gerinda berlapis berlian berukuran 150 mm (enam inci) yang berputar pada kecepatan 1.600 rpm, menghasilkan tenaga yang cukup untuk menghancurkan baja sekaligus meminimalkan gangguan sedimen laut.

    Dirancang untuk kapal selam dengan sumber daya terbatas, alat ini dilengkapi motor satu kilowatt dan peredam gigi 8:1. Meski sistemnya efisien, namun penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan panas berlebih.

    Alat tersebut dioperasikan oleh lengan robotik dalam jarak pandang hampir nol. Perangkat ini juga dilengkapi teknologi pemosisian canggih untuk memastikan penyelarasan yang tepat.

    Bukti Kekuatan China

    Peluncuran perangkat ini menandai langkah penting seiring upaya China memperluas kehadirannya di infrastruktur bawah laut. Beijing kini mengoperasikan armada kapal selam berawak dan tak berawak terbesar di dunia, dengan kemampuan untuk mengakses semua bagian lautan di dunia.

    Alat pemotong kabel baru China yang dapat dioperasikan dari platform tak berawak yang tersembunyi, memiliki potensi untuk mengeksploitasi kemacetan strategis tanpa perlu muncul ke permukaan.

    Kemampuan ini telah memicu diskusi yang berkembang dalam komunitas penelitian militer, khususnya setelah hancurnya jaringan pipa gas alam dasar laut Rusia oleh oknum tak dikenal selama perang dengan Ukraina.

    Namun, para ilmuwan China bersikeras bahwa alat tersebut, yang telah berhasil memotong kabel setebal 60 mm dalam uji coba di darat, dirancang untuk mendukung “pengembangan sumber daya laut”.

    Pasalnya negara-negara makin terdorong untuk mengalihkan fokus mereka ke arah eksploitasi sumber daya dari laut.

    Terlepas dari tujuan penggunaannya, terobosan baru ini akan makin memungkinkan China untuk meningkatkan kemampuan pengembangan sumber daya lautnya, memajukan ekonomi biru, dan memperkuat statusnya sebagai kekuatan maritim yang sangat penting untuk mencapai tujuan jangka panjang negara tersebut, kata para ilmuwan.

    Bulan lalu, pembangunan ‘stasiun luar angkasa’ sedalam 2.000 meter di dasar Laut Cina Selatan dimulai, yang dirancang untuk menampung sedikitnya enam orang selama sebulan.

    (tps/tps)

  • Perang Dagang Melunak, AS-China Duduk Bareng di London Minggu Depan

    Perang Dagang Melunak, AS-China Duduk Bareng di London Minggu Depan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai melunak. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jinping telah ‘konsolidasi’ via telepon.

    Selanjutnya, tiga staf utama Trump akan bertemu langsung dengan rekan-rekan mereka dari China di London, Inggris pada Senin (9/6) mendatang untuk melakukan pembicaraan guna menyelesaikan sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia yang telah membuat pasar global gelisah.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer akan mewakili Washington dalam pembicaraan tersebut, kata Trump.

    Tidak jelas siapa yang akan mewakili China. Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk keterangan lebih perinci.

    “Pertemuan itu akan berjalan dengan sangat baik,” tulis Trump di media sosial personalnya, dikutip dari Reuters, Sabtu (7/6/2025).

    Penjadwalan pertemuan itu dilakukan sehari setelah Trump berbicara dengan Xi Jinping dalam panggilan telepon antarpemimpin yang jarang terjadi di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat selama berminggu-minggu dan pertikaian atas mineral-mineral penting.

    Trump dan Xi Jinping sepakat untuk saling mengunjungi dan meminta staf mereka untuk mengadakan pembicaraan sementara itu.

    Kedua negara berada di bawah tekanan untuk meredakan ketegangan. Ekonomi global di bawah tekanan atas kendali China terhadap ekspor mineral tanah jarang.

    Investor secara umum cemas tentang upaya Trump yang lebih luas untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari sebagian besar mitra dagang AS. Sementara itu, China telah melihat pasokan impor utamanya dari AS seperti software desain chip dan suku cadang pembangkit nuklir dibatasi.

    Sebelumnya, AS dan China telah mencapai kesepakatan 90 hari pada 12 Mei 2025 di Jenewa, Swiss, untuk mencabut sebagian tarif tinggi dari masing-masing negara.

    Kesepakatan awal itu memicu reli pemulihan global di pasar saham, dan indeks AS yang sebelumnya berada di level lesu telah menutup sebagian besar kerugian mereka.

    Indeks saham S&P 500 yang pada titik terendahnya di awal April dengan penurunan hampir 18%, lantas mulai menanjak dan berada di level minus 2% sejak level tertinggi di Februari 2025, setelah Trump mengumumkan penundaan tarif tinggi.

    Namun, kesepakatan sementara itu tidak mengatasi kekhawatiran yang lebih luas yang membebani hubungan bilateral, mulai dari perdagangan fentanil ilegal hingga status Taiwan yang diperintah secara demokratis. Keluhan AS tentang model ekonomi China yang didominasi negara dan didorong oleh ekspor juga menjadi bahan pertikaian.

    Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, Trump telah berulang kali mengancam serangkaian tindakan hukuman terhadap mitra dagang, hanya untuk mencabut beberapa di antaranya pada menit terakhir.

    Pendekatan yang kadang-kadang dilakukannya telah membingungkan para pemimpin dunia dan membuat takut para eksekutif bisnis. Beijing melihat ekspor mineral sebagai sumber daya ungkit.

    Menghentikan ekspor tersebut dapat memberikan tekanan politik domestik pada presiden AS dari Partai Republik tersebut jika pertumbuhan ekonomi merosot karena perusahaan tidak dapat membuat produk bertenaga mineral.

    Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah mengidentifikasi China sebagai saingan geopolitik utamanya dan satu-satunya negara di dunia yang mampu menantang AS secara ekonomi dan militer.

    (fab/fab)

  • Pantai Sarupatung, Surga Tersembunyi Sangihe yang Butuh Perhatian

    Pantai Sarupatung, Surga Tersembunyi Sangihe yang Butuh Perhatian

    Sangihe, Beritasatu.com – Pantai Sarupatung yang terletak di Kampung Kalasuge, Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, terus menjadi kebanggaan masyarakat lokal dalam setahun terakhir. Keindahan laut biru yang memukau serta panorama senja di ufuk timur menjadikan pantai ini favorit bagi wisatawan lokal maupun pengunjung dari luar daerah.

    Untuk mencapai Pantai Sarupatung, pengunjung dapat menempuh perjalanan darat menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dari pusat Kota Tahuna. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang masih asri, menambah daya tarik tersendiri bagi para pelancong.

    Dari bibir pantai, Pulau Nusa Tabukan tampak jelas di kejauhan, seolah menyempurnakan pesona alam yang disajikan. Sayangnya, keindahan ini mulai terabaikan karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dalam pengelolaan fasilitas wisata.

    Yuni, salah satu wisatawan lokal, menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi Pantai Sarupatung yang dinilai kurang aman.

    “Pantai Sarupatung sebenarnya sangat indah bagi kami, baik wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Namun, kurangnya aspek keamanan menjadi perhatian, terutama dengan adanya pengendara yang melaju kencang di sekitar area wisata yang berdekatan dengan pelaku UMKM,” ungkap Yuni, Jumat (6/6/2025).

    Ia juga menyoroti tidak adanya fasilitas parkir yang memadai untuk kendaraan pengunjung.

    “Tidak tersedia lahan parkir khusus untuk motor maupun mobil. Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan terkait hal ini,” tambahnya.

    Kritik serupa datang dari Bapa Beijing, salah satu pelaku UMKM yang berjualan di sekitar pantai. Ia menyoroti minimnya penerangan, terutama saat malam hari.

    “Sampai saat ini belum ada lampu penerangan seperti lampu mercury di area depan pantai. Padahal pada malam hari, cukup banyak pengunjung yang datang,” ujarnya.

    Warga dan pelaku usaha berharap pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki fasilitas, meningkatkan keamanan, dan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung. Jika dikelola dengan baik, Pantai Sarupatung diyakini mampu menjadi ikon wisata unggulan di Kepulauan Sangihe.

  • Xi Jinping Akhirnya Terima Telepon Donald Trump, Obrolannya Diungkap

    Xi Jinping Akhirnya Terima Telepon Donald Trump, Obrolannya Diungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kembali menggelar percakapan langsung melalui sambungan telepon di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan, termasuk sengketa soal ekspor mineral langka.

    Dalam panggilan yang berlangsung lebih dari satu jam pada Kamis (5/6), Xi Jinping meminta Washington mencabut langkah-langkah perdagangan yang dinilai merusak ekonomi global. Serta mengingatkan agar AS tidak mengambil langkah provokatif dalam isu Taiwan.

    Meski demikian, Presiden Trump menyebut pembicaraan tersebut menghasilkan kesimpulan yang berjalan positif.

    Ia mengumumkan akan ada pembicaraan lanjutan antara delegasi perdagangan kedua negara dalam waktu dekat, sembari menekankan bahwa persoalan terkait produk mineral langka kini lebih dipahami oleh kedua pihak.

    “Kami dalam posisi yang sangat baik dengan China dan kesepakatan perdagangan,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6/2025).

    Kedua pemimpin juga saling mengundang untuk mengunjungi negara masing-masing.

    Panggilan ini terjadi di tengah perselisihan mengenai mineral langka antara Washington dan Beijing, yang mengancam gencatan senjata sementara dalam perang dagang dua ekonomi terbesar dunia. Namun, pernyataan dari kedua negara tidak secara gamblang menunjukkan bahwa isu ini sudah tuntas.

    Delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer akan segera bertemu dengan mitra mereka dari China, menurut Trump.

    Kedua negara sebelumnya mencapai kesepakatan 90 hari pada 12 Mei untuk mencabut sebagian tarif saling balas yang diberlakukan sejak Trump kembali menjabat pada Januari.

    Meski pasar saham menguat, kesepakatan sementara itu belum menyentuh isu-isu lebih besar yang membebani hubungan bilateral, seperti perdagangan ilegal fentanyl, status Taiwan, dan keluhan AS terhadap model ekonomi China yang didominasi negara.

    Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump kerap mengancam mitra dagang dengan berbagai kebijakan hukuman, namun juga mencabutnya di menit-menit terakhir. Pendekatan ini membingungkan pemimpin dunia dan membuat pelaku bisnis gelisah.

    Keputusan China pada April untuk menangguhkan ekspor sejumlah mineral penting dan magnet telah mengganggu pasokan global yang dibutuhkan oleh industri otomotif, semikonduktor, dan pertahanan.

    Beijing memandang ekspor mineral ini sebagai alat tekanan, penghentian ekspor bisa menimbulkan tekanan politik domestik pada Trump jika pertumbuhan ekonomi menurun akibat terganggunya produksi.

    (dem/dem)

  • Alarm Data Ekonomi AS Usai Penerapan Tarif Trump

    Alarm Data Ekonomi AS Usai Penerapan Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Rilis data makroekonomi Amerika Serikat tampil kurang memuaskan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor ke sejumlah negara mitranya.

    Indeks saham acuan di Wall Street melemah beriringan dengan depresiasi dolar AS, sementara harga emas sebagai aset safe haven menguat.

    Sektor jasa AS mengalami kontraksi pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam hampir setahun, sementara bisnis membayar harga input yang lebih tinggi, sebuah pengingat bahwa ekonomi masih menghadapi risiko perlambatan pertumbuhan dan kenaikan inflasi.

    “Dampak tarif kemungkinan akan menaikkan harga yang dibayarkan oleh perusahaan sektor jasa,” kata Kepala Ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach, dikutip dari Bloomberg pada Jumat (6/6/2025).

    Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan bahwa pengusaha swasta AS pada Mei 2025 menambah jumlah pekerja paling sedikit dalam lebih dari dua tahun. Investor menunggu data nonfarm-payrolls pada Jumat (6/6/2025) untuk tanda-tanda lebih lanjut tentang bagaimana ketidakpastian perdagangan memengaruhi pasar tenaga kerja AS.

    Washington menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50%, dan Rabu juga merupakan batas waktu Trump bagi mitra dagang untuk mengajukan penawaran terbaik mereka guna menghindari pungutan impor yang memberatkan lainnya agar tidak berlaku pada awal Juli.

    Investor fokus pada negosiasi tarif antara Washington dan mitra dagang, dengan Trump dan pemimpin China Xi Jinping diperkirakan akan berbicara pekan ini karena ketegangan meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia.

    “Jika kita tidak dapat mencapai kesepakatan dengan China, perang tarif akan menjadi isu utama selama beberapa bulan mendatang dan akan berdampak pada ekonomi domestik dan internasional,” kata CEO Ladenburg Thalmann Asset Management, Phil Blancato.

    Harga emas menguat seiring dengan melemahnya dolar dan data ekonomi AS yang lemah, karena investor bergulat dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan politik.

    Melansir Reuters pada Kamis (5/6/2025), harga emas di pasar spot naik 0,8% menjadi US$3.378,22 per ons, setelah naik sebanyak 1% pada sesi sebelumnya. Sementara itu, harga emas berjangka AS menguat 0,7% pada US$3.399,20 per ons.

    Indeks dolar AS terpantau turun 0,5%, membuat emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain, sementara patokan imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun sedikit lebih rendah.

    Wong melanjutkan, penutupan kembali di atas US$3.400 akan memicu kenaikan ke titik tertinggi baru sepanjang masa.

    Institute for Supply Management mengatakan purchasing managers index (PMI) nonmanufaktur turun menjadi 49,9 bulan lalu, angka terendah sejak Juni 2024, sementara data ADP menunjukkan pengusaha swasta AS menambahkan pekerja paling sedikit dalam lebih dari dua tahun.

    “Ada ketidakpastian geopolitik yang cukup besar dengan Rusia-Ukraina, Iran, Suriah, dan China yang mendorong orang untuk membeli emas… dan meskipun pedagang mungkin tidak mengharapkan emas naik secepat itu, masih ada banyak keuntungan,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan mitranya dari China Xi Jinping keras dan sangat sulit diajak berunding, hanya beberapa hari setelah menuduh Beijing melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif.

    Selain itu, Washington menggandakan tarif impor baja dan aluminium dan mendesak mitra dagang untuk mengajukan penawaran terbaik mereka guna menghindari pungutan impor yang lebih besar.

    Perhatian investor akan tertuju pada laporan penggajian AS yang rilis Jumat (6/6/2025) untuk mendapatkan petunjuk tentang langkah Federal Reserve selanjutnya.

  • Ilmuwan Jepang Beri Fakta Baru soal Nuklir, Dunia di Ambang Perang?

    Ilmuwan Jepang Beri Fakta Baru soal Nuklir, Dunia di Ambang Perang?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat Penelitian Penghapusan Senjata Nuklir di Universitas Nagasaki kembali menyalakan peringatan terbaru soal kondisi senjata nuklir dunia. Hal ini disampaikan lembaga itu dalam sebuah pengumuman, Rabu (5/5/2025).

    Dalam paparannya yang dikutip Newsweek, jumlah hulu ledak nuklir yang siap digunakan oleh sembilan negara sedikit meningkat dari tahun lalu, mencapai lebih dari 9.615 hulu ledak. Bila jumlah hulu ledak nuklir yang tidak dapat dikerahkan masuk dalam penghitungan, jumlah total hulu ledak nuklir di semua negara bersenjata nuklir mencapai 12.340 unit.

    Mengenai tiga persenjataan nuklir terbesar yang dapat dikerahkan, Rusia memiliki 4.310 hulu ledak, turun 0,8% dari tahun 2018, sementara Amerika Serikat (AS) memiliki 3.700, turun 2,6%.

    “Amerika Serikat dan Rusia menyumbang lebih dari 80% dari jumlah total hulu ledak nuklir aktif dan tentu saja memiliki tanggung jawab khusus untuk pelucutan senjata nuklir, tetapi porsi tujuh negara yang tersisa juga meningkat dari 12% pada tahun 2018 menjadi 17 persen pada tahun 2025,” tutur lembaga itu.

    Sebaliknya, persenjataan China meningkat hingga 150%, mencapai 600 hulu ledak. Ini merupakan penambahan 360 hulu ledak ke dalam persenjataannya. Presiden China Xi Jinping memerintahkan negara itu untuk mempercepat pembangunan kekuatan nuklir, bahkan saat Beijing meminta Rusia dan AS untuk melakukan pelucutan senjata nuklir.

    Sementara itu, Korea Utara, yang menguji senjata nuklir antara tahun 2006 dan 2017, telah mengalami peningkatan persentase tertinggi dalam jumlah hulu ledaknya, meningkat hingga 233% . Namun, dengan 50 hulu ledak, negara Asia Timur Laut itu memiliki persenjataan nuklir terkecil di dunia.

    Di luar negara-negara tersebut, Prancis, Inggris, Israel diyakini masih memiliki ratusan hulu ledak nuklir. India dan Pakistan, dua negara yang akhir-akhir ini berseteru, juga memiliki ratusan senjata berbahaya itu.

    Dengan situasi ini, Pusat Penelitian Penghapusan Senjata Nuklir di Universitas Nagasaki menyebut bahwa angka-angka ini didapatkan setelah terakhir kali senjata nuklir digunakan 8- tahun lalu di Hiroshima dan Nagasaki. Lembaga itu mencatat bahwa selain penambahan jumlah, ada juga skema modernisasi persenjataan nuklir di antara negara-negara dunia.

    “Semua negara bersenjata nuklir diperkirakan akan terus memodernisasi persenjataan mereka di tengah konflik di seluruh dunia, seperti perang di Ukraina, ketegangan di Semenanjung Korea dan Selat Taiwan, serta persaingan kekuatan besar antara AS, Rusia, dan China,” tambahnya

    (tps)

  • China Berburu Pajak dari Pendapatan Warganya di Luar Negeri

    China Berburu Pajak dari Pendapatan Warganya di Luar Negeri

    Bisnis.com, JAKARTA – China tengah mengintensifkan upaya untuk memungut pajak atas pendapatan warga negaranya di luar negeri.

    Berdasarkan informasi dari sejumlah sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Bloomberg, Kamis (5/6/2025), pemerintah China akan memperluas pengawasannya kepada individu menengah atas setelah tahun lalu menargetkan kalangan crazy rich.

    Para pejabat kini tengah meneliti berbagai jenis pendapatan luar negeri, termasuk hasil investasi, dividen, dan opsi saham karyawan, menurut sumber-sumber tersebut yang meminta tidak disebutkan namanya karena membahas informasi pribadi. Keuntungan investasi dapat dikenakan pajak hingga 20%.

    Penyedia layanan pajak melaporkan lonjakan permintaan dalam beberapa bulan terakhir dari klien dengan aset di bawah US$1 juta — perubahan signifikan dari tindakan keras tahun lalu yang lebih banyak menyasar individu dengan aset minimal US$10 juta. Penduduk China yang memiliki investasi luar negeri, terutama di saham AS dan Hong Kong, kini menjadi fokus utama otoritas pajak, menurut salah satu sumber.

    Sementara itu, Administrasi Perpajakan Negara belum menanggapi permintaan komentar.

    Otoritas China berupaya meningkatkan pendapatan fiskal dan mempersempit defisit anggaran yang mencetak rekor, menyusul stimulus fiskal untuk menghadapi tekanan tarif AS.

    Pemerintah daerah juga ditekan untuk meningkatkan pendapatan, karena krisis properti yang berkepanjangan dan deleveraging membuat mereka tak lagi bisa bergantung pada penjualan tanah atau utang berlebih untuk mendanai pengeluaran.

    Pada saat yang sama, investor China telah memindahkan lebih banyak kekayaan ke luar negeri, di tengah perlambatan ekonomi dan tindakan keras terhadap perusahaan swasta. Dorongan Presiden Xi Jinping untuk mewujudkan “kemakmuran bersama” turut meredam kepercayaan, meskipun belakangan ini ia telah berupaya memulihkan kepercayaan kalangan pengusaha.

    Investor China daratan telah menggelontorkan sekitar HK$658 miliar (US$83,9 miliar) ke saham-saham yang terdaftar di Hong Kong melalui jalur perdagangan lintas batas sepanjang tahun ini, menurut perhitungan Bloomberg — lebih dari dua kali lipat arus masuk untuk periode yang sama tahun lalu.

    Kementerian Keuangan China melihat peluang untuk menambah penerimaan dengan memperketat pemungutan pajak atas pendapatan yang secara hukum dikenai pajak penghasilan perorangan, namun belum dilaporkan oleh wajib pajak atau belum diidentifikasi otoritas pajak, menurut seseorang yang mengetahui persoalan tersebut.

    Pendapatan total dalam dua buku fiskal utama pemerintah China turun 1,3% secara year on year (yoy) dalam empat bulan pertama tahun ini, sementara belanja melonjak 7,2%. Ini menyebabkan defisit anggaran membengkak lebih dari 50% menjadi di atas US$360 miliar — terbesar sepanjang sejarah untuk periode tersebut, menurut data Kementerian Keuangan yang dihimpun Bloomberg.

    Biro pajak di Beijing, Shanghai, dan provinsi seperti Zhejiang telah mendesak warga untuk memeriksa keuntungan luar negeri mereka dan menyampaikan deklarasi pajak paling lambat 30 Juni, bertepatan dengan berakhirnya musim pelaporan pendapatan tahun 2024, menurut pemberitahuan resmi dan pernyataan publik yang dilihat oleh Bloomberg.

    Pemerintah daerah telah bertindak sejak akhir Maret, setelah analisis data besar menunjukkan sejumlah warga gagal melaporkan keuntungan luar negeri mereka untuk keperluan pajak, menurut catatan pemerintah.

    Dalam sejumlah kasus yang dipublikasikan oleh kantor pajak, jumlah pajak dan denda tertunggak yang harus dibayar kembali oleh wajib pajak tercatat hanya sebesar 127.200 yuan (US$17.720).

    Dorongan pajak ini juga mengikuti penerapan Common Reporting Standard (CRS) pada 2018 — sistem pertukaran informasi global yang bertujuan mencegah penghindaran pajak.

    Meski regulasi domestik telah lama menetapkan bahwa penduduk China dikenakan pajak atas pendapatan global (termasuk keuntungan investasi), aturan ini baru diberlakukan secara aktif sejak tahun lalu.

    Di bawah CRS, China telah secara otomatis bertukar informasi dengan hampir 150 yurisdiksi mengenai akun yang dimiliki oleh subjek pajak di masing-masing negara anggota selama beberapa tahun terakhir.

    Aset investasi pribadi di China daratan diperkirakan bisa melonjak hingga US$80 triliun pada 2030, dengan porsi investasi luar negeri naik menjadi 11% dari total aset investasi rumah tangga — meningkat dari 8% pada 2023, menurut Bloomberg Intelligence.

  • Rupiah Ungguli Dolar AS Hari Ini Rabu 4 Juni 2025, Kembali Dekati Level 16.250 – Page 3

    Rupiah Ungguli Dolar AS Hari Ini Rabu 4 Juni 2025, Kembali Dekati Level 16.250 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Rabu, 4 Juni 2025.

    Nilai tukar rupiah ditutup menguat 14 poin terhadap dolar AS (USD), yang sebelumnya melemah 10 poin di level1 6.294 dari penutupan sebelumnya di level 16.308. 

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.250 – Rp16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

    Pelemahan dolar AS terjadi ketika para pedagang mempertanyakan dampak ekonomi dari kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump, setelah memutuskan untuk menaikkan tarif pada impor baja dan aluminium.

    “Data penggajian nonpertanian yang akan dirilis hari Jumat ini akan memberikan lebih banyak petunjuk” kata Ibrahim.

    Baru-baru ini, beberapa pejabat Gedung Putih mengisyaratkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan mengadakan panggilan telepon untuk berdiskusi terkait perkembangan tarif dagang kedua negara.

    Ibrahim melihat, berita tentang potensi dialog tersebut memicu harapan pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok akan meningkat, terutama setelah pejabat AS mengakui negosiasi telah terhenti dalam beberapa minggu terakhir. 

    “Pasar berharap kesepakatan perdagangan yang lebih permanen, setelah Washington dan Beijing sepakat untuk menurunkan tarif perdagangan mereka untuk sementara waktu pada bulan Mei,” paparnya.

    Selain itu, beberapa pejabat Federal Reserve menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah dalam waktu dekat. Adapun meningkatnya ketegangan militer antara Rusia dan Ukraina juga menjadi perhatian pasar.

  • Komentar Menlu AS Soal Tragedi Tiananmen Bikin China Marah

    Komentar Menlu AS Soal Tragedi Tiananmen Bikin China Marah

    Beijing

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio memancing kemarahan China dengan komentar terbarunya mengenai tragedi Tiananmen, yang diperingati pada Rabu (4/6) waktu setempat. Beijing menyebut komentar Rubio itu sebagai “serangan” dan telah “mendistorsi fakta sejarah”.

    Dalam tragedi pada 4 Juni 1989 silam, pasukan dan tank-tank China secara paksa membersihkan para demonstran damai dari Alun-alun Tiananmen di Beijing, setelah mereka berunjuk rasa selama berminggu-minggu menuntut kebebasan politik yang lebih besar.

    Jumlah korban tewas secara pasti dalam insiden itu tidak diketahui, namun ratusan orang dilaporkan tewas, dengan beberapa perkiraan menyebut korban tewas melebihi 1.000 orang. Penguasa China sejak saat itu berusaha menghapus penyebutan publik soal insiden tersebut.

    Komentar Rubio yang memicu reaksi keras China itu disampaikan saat 36 tahun peringatan tragedi Tiananmen yang jatuh Rabu (4/6).

    “Pernyataan keliru oleh pihak AS secara jahat mendistorsi fakta sejarah, dengan sengaja menyerang sistem politik dan jalur pembangunan China, dan secara serius mencampuri urusan dalam negeri China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    “Pihak China sangat tidak puas dengan komentar ini dan dengan tegas menolaknya. Kami telah mengajukan protes serius kepada pihak AS,” tegas Lin.

    Rubio, dalam komentarnya, mengatakan “dunia tidak akan pernah melupakan” apa yang terjadi pada 4 Juni, bahkan ketika Beijing “secara aktif mencoba menyensor fakta”.

    “Hari ini, kita mengenang keberanian rakyat China yang terbunuh saat mereka mencoba menjalankan kebebasan fundamental mereka, serta mereka yang terus mengalami penganiayaan saat mereka mencari pertanggungjawaban dan keadilan atas peristiwa 4 Juni 1989,” kata Rubio.

    Lin dalam pernyataan menanggapi langsung komentar Rubio, menegaskan China telah sejak malam memiliki kesimpulan jelas soal insiden itu.

    “Mengenai kekacauan politik yang terjadi pada akhir tahun 1980-an, pemerintah China telah lama memiliki kesimpulan yang jelas,” tegas Lin.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini