kab/kota: Beijing

  • SMA di China Ini Punya Museum Teknologi hingga Pusat Psikologi untuk Siswa – Page 3

    SMA di China Ini Punya Museum Teknologi hingga Pusat Psikologi untuk Siswa – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bayangan umum soal sekolah negeri seringkali merujuk pada fasilitas dan sarana yang kadang dianggap standar atau terbatas. Meski begitu, saat ini tak bisa dipungkiri pula banyak sekolah negeri yang justru makin maju dan punya fasilitas keren.

    Sejumlah sekolah juga memiliki program inovatif, dan tenaga pengajar yang berkualitas. Walaupun tak bisa ditampik kondisi sekolah negeri dengan fasilitas mumpuni kerap dijumpai di kota-kota besar atau sekolah unggulan sebuah negara, semisal di Ibu Kota China, Beijing.

    Liputan6.com, berkunjung ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Dongzhimen Beijing dalam program China International Press Communication Center (CIPCC) pada Jumat, 13 Juni 2025. Didirikan pada 1935, fasilitas dan sarana yang ada di sekolah ini bikin takjub.

    Sekolah ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, termasuk pusat olahraga yang luas yang terdiri dari tiga lantai dengan fasilitas lengkap. Terdapat aula bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang kebugaran yang dipakai untuk kursus tari dan aerobik, hingga adanya aula basket yang luas dan terang.

    Selanjutnya, sekolah ini juga memiliki museum teknologi. Museum ini menjadi basis praktik penting dalam pendidikan teknologi bagi siswa. Museum ini mempunyai ruang kegiatan teknologi yang luas, peralatan mutakhir, dengan beberapa area khusus seperti zona pembuatan model, pelatihan drone, hingga praktik pencetakan 3D.

    Tempat ini juga menjadi pusat aktivitas bagi Klub Teknologi Jinpeng SMA Dongzhimen, yang sudah berdiri sejak 1981. SMA ini juga mempunyai banyak klub, di antaranya klub model pesawat terbang, kapal laut, kendaraan, konstruksi, dan pencetakan 3D.

    Tak hanya itu, Pusat Sumber Daya Psikologi juga tersedia di SMA Dongzhimen. Ini adalah platform layanan psikologi profesional yang mencakup pendidikan kesehatan mental, konsultasi sampai konseling psikologis.

    “Kami tidak hanya fokus pada studi akademik, tetapi juga mengutamakan kesehatan fisik dan mental, memastikan bahwa siswa menjadi individu yang seimbang dengan kondisi fisik yang baik,” kata Chen Xuan, salah satu guru di SMA Dongzhimen.

     

  • Mengarungi Kanal Buatan Terpanjang Dunia di China – Page 3

    Mengarungi Kanal Buatan Terpanjang Dunia di China – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – China mempunyai kanal terpanjang di Dunia yang disebut sebagai Grand Canal of China atau kanal Jing-Hang. Kanal ini membentang sepanjang sekitar 1.794 kilometer atau setara 1.115 mil.

    Saking panjangnya, kanal ini menghubungkan wilayah utara dan selatan China, dari Beijing di utara hingga Hangzhou di selatan yang artinya kanal ini melewati berbagai kota penting seperti Tianjin, Jinan, hingga Suzhou.

    Menariknya kanal ini bukan tercipta secara alami, melainkan kanal yang terbentuk dari jaringan yang dibangun oleh manusia sejak ribuan tahun lalu.

    Liputan6.com berkesempatan untuk mengarungi sebagian kecil area kanal dalam program China Internasional Press Communication Center (CIPCC) saat berkunjung ke Kota Huai’an, Provinsi Jiangsu, China pada 8 Juni 2025.

    Adapun jarak Huai’an ke Beijing dan Hangzhou sekitar 900 kilometer (KM). Sehingga, Huai’an berada di titik tengah Kanal Besar, serta di garis pembagian iklim dan geografi antara utara dan selatan China.

    Pelayaran dilakukan dengan perahu di sekitar area distrik Sejarah dan Budaya Dazhakou yang berlokasi di pusat kota Huaian menuju kawasan wisata Qingjiangpu. Kawasan ini dibuka untuk kunjungan turis karena memperlihatkan budaya lokal Huai’an, pemandangan kanal kuno, serta lanskap alam dan sejarah yang tersisa.

    Menyusuri kanal ini, juga menjadi pilihan wisata sejarah yang apik. Pasalnya, di masa lampau posisi grand kanal ini rupanya amat vital karena menjadi penentu kemajuan dan kemunduran suatu dinasti.

    “Kanal digunakan pada masa Dinasti Ming dan Qing untuk mengangkut beras. Di China kuno, bahan pangan di bagian selatan negara ini cukup melimpah, dan sungai ini digunakan untuk mengangkut beras dari selatan ke utara,” kata pemandu wisata.

    Pada Juni 2014, kanal besar China terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada karena nilai sejarah dan budayanya yang luar biasa.

    “Panjang kanal ini sangatlah luar biasa, sehingga ketika diajukan sebagai warisan, kanal ini dibagi menjadi beberapa area dan segmen yang menjadi bagian dari situs warisan,” ujar pemandu wisata tersebut.

     

  • Menerka Alasan Prabowo Absen KTT G7, Pilih Merapat ke Blok Putin?

    Menerka Alasan Prabowo Absen KTT G7, Pilih Merapat ke Blok Putin?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketidakhadiran Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan puncak Kelompok Tujuh (G7) negara ekonomi maju di Kanada mengundang perhatian kalangan pengamat.

    Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pemerintah perlu merespons secara cermat dan strategis agar absensi tersebut tidak ditafsirkan sebagai sinyal politik negatif terhadap mitra strategis Indonesia, terutama negara-negara Barat.

    Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman, menekankan pentingnya melakukan diplomasi pasca-forum secara proaktif, guna menjaga relasi dan persepsi di level global.

    “Ketidakhadiran Presiden dalam forum G7 sejatinya bukan sekadar soal protokoler, tapi menyampaikan sinyal politik yang penting bagi mitra-mitra strategis Indonesia, khususnya negara-negara ekonomi maju,” ujar kepada Bisnis, Jumat (13/6/2025)

    Menurutnya, Presiden Ke-8 RI itu perlu memastikan bahwa absensinya tidak dimaknai sebagai pengabaian terhadap kemitraan strategis dengan negara-negara G7 seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan Inggris, yang selama ini menjadi mitra utama dalam hal perdagangan, investasi teknologi tinggi, serta pembiayaan transisi energi.

    Rizal menyarankan pemerintah untuk memperkuat peran diplomatik secara aktif, baik melalui Menteri Luar Negeri, perwakilan tetap di PBB dan negara-negara G7, maupun melalui dialog bilateral strategis di bidang perdagangan, investasi hijau, dan transformasi digital.

    “Indonesia perlu mengoptimalkan kehadirannya dalam forum-forum global lainnya seperti G20, APEC, dan ASEAN, untuk menyeimbangkan persepsi internasional sekaligus menegaskan posisinya sebagai kekuatan menengah (middle power) yang otonom dan konstruktif serta tetap bebas aktif,” katanya.

    Rizal juga menambahkan bahwa secara substansi, G7 adalah forum yang sangat strategis bagi Indonesia untuk memperkuat kanal diplomasi ekonomi dan memperluas akses pasar.

    Absennya Prabowo, menurut Rizal, bisa menimbulkan celah persepsi bahwa Indonesia mulai menjauh dari orbit Barat, meski faktanya sebagian besar arus investasi langsung dan perdagangan berteknologi tinggi masih bersumber dari negara-negara G7.

    “Jika tidak diimbangi dengan strategi diplomasi lanjutan yang aktif dan terukur, absensi ini bisa menurunkan efektivitas posisi Indonesia dalam negosiasi global, serta melemahkan momentum untuk masuk ke dalam rantai nilai strategis yang ditawarkan oleh ekosistem G7—terutama dalam hal pendanaan hijau, digitalisasi, dan supply chain re-engineering pasca-pandemi,” ucapnya

    Ketiadaan fisik Presiden Prabowo dalam forum tersebut juga dinilai membuat posisi Indonesia kurang terdengar saat pembahasan isu-isu strategis global. Terutama berkaitan dengan subsidi hijau, dan digitalisasi, meskipun delegasi Indonesia di Forum G7 tetap berpartisipasi dan hadir.

    Rizal juga menyoroti meningkatnya pengaruh Rusia dan China dalam arah kebijakan luar negeri Indonesia. Dari Rusia, penguatan kerja sama di bidang militer dan pertahanan terlihat dari intensitas pengadaan alutsista dan pelatihan militer.

    Sementara dari China, pendekatan lebih sistematis dilakukan melalui proyek-proyek infrastruktur besar seperti kereta cepat Jakarta–Bandung dan kawasan industri berbasis nikel di Sulawesi, yang masuk dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI).

    “Pendekatan Beijing yang berbasis pada kebutuhan pembangunan dan investasi Indonesia memang menggiurkan, namun mengandung risiko ketergantungan ekonomi dan tekanan politik yang tidak kecil,” imbuhnya.

    Menurutnya, strategi diversifikasi mitra global memang penting, namun harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap dominasi satu blok tertentu, yang bisa merusak prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dipegang teguh Indonesia.

    Indef mengingatkan bahwa diplomasi modern tak cukup hanya dijalankan melalui forum resmi, melainkan juga melalui pengelolaan persepsi dan komunikasi strategis. Ketidakhadiran dalam forum G7 harus diikuti dengan langkah pemulihan diplomatik yang konkret, agar posisi Indonesia tetap kokoh sebagai kekuatan menengah yang dihormati di panggung global.

    Indonesia Tetap Diuntungkan Meski Absen di G7

    Sementara itu, Direktur China-Indonesia Desk dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Muhammad Zulfikar Rakhmat menilai bahwa ketidakhadiran Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 2025 tidak akan memberi dampak signifikan terhadap relasi dagang, investasi, maupun bantuan internasional.

    Menurutnya, posisi Indonesia dalam hubungan internasional tetap kuat karena mengedepankan prinsip bebas aktif dan strategi diversifikasi mitra global.

    “Indonesia masih memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara anggota G7, meski tak hadir dalam forum tersebut. Indonesia dikenal dengan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, yang artinya tetap menjalin hubungan baik dengan berbagai negara, baik di dalam maupun luar G7,” tuturnya kepada Bisnis.

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa Indonesia selama ini dikenal sebagai negara dengan pendekatan luar negeri yang terbuka dan pragmatis.

    Zulfikar menekankan selama ini kebijakan luar negeri pemerintah tidak berpihak ke satu blok kekuatan saja, tetapi menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

    Oleh sebab itu, Menurut Zulfikar, meskipun G7 merupakan kumpulan negara-negara ekonomi terbesar dunia, Indonesia memiliki ruang manuver luas di luar forum tersebut, termasuk melalui kerja sama dengan negara-negara non-G7 seperti China, Rusia, dan berbagai negara Asia lainnya.

    “Indonesia memiliki kerjasama yang luas dengan negara-negara non-G7 seperti Rusia, China, dan negara-negara Asia lainnya yang juga memberikan peluang dagang dan investasi,” katanya.

    Selain itu, Indonesia aktif dalam berbagai forum internasional seperti G20, APEC, dan ASEAN, yang dianggap lebih inklusif dan relevan bagi kepentingan pembangunan Indonesia secara keseluruhan.

    Tak hanya itu, dia menilai bahwa di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, Indonesia dikatakan makin menekankan strategi diversifikasi dalam menjalin hubungan internasional.

    Apalagi, hubungan pemerintah RI dengan Moskow, kata Zulfikar, mencerminkan upaya konkret untuk memperkuat kerja sama strategis di bidang energi dan pertahanan, yang menjadi dua pilar utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia saat ini.

    Sementara itu, kerja sama dengan China terus meluas, terutama di sektor infrastruktur dan manufaktur melalui proyek-proyek Belt and Road Initiative (BRI). China tetap menjadi mitra dagang dan investasi terbesar kedua bagi Indonesia, dengan pengaruh yang terus menguat dalam kebijakan ekonomi nasional.

    Oleh karena itu, Zulfikar menegaskan bahwa pendekatan Indonesia bukanlah berpaling dari G7, melainkan membangun otonomi strategis. Indonesia dinilai tetap menjunjung kepentingan nasional di atas kepentingan geopolitik kelompok tertentu.

    Meskipun negara-negara G7 kemungkinan akan mencermati absensi Indonesia, tetapi dia meyakini bahwa hubungan bilateral tetap dapat dijaga melalui jalur diplomatik lainnya.

    CELIOS menyimpulkan bahwa absennya Presiden Prabowo dari forum G7 bukan berarti langkah menjauh dari negara-negara maju, melainkan bagian dari strategi luar negeri yang lebih seimbang dan adaptif terhadap perubahan global. Indonesia masih memiliki banyak saluran diplomasi dan kerja sama ekonomi yang terbuka baik dengan G7 maupun kekuatan global lainnya selama kepentingan nasional tetap menjadi orientasi utama.

    “Jadi, meskipun absennya Indonesia di KTT G7 mungkin akan diikuti dengan pengamatan dari negara-negara G7, namun Indonesia tetap memiliki banyak jalur untuk menjaga hubungan perdagangan dan investasi yang positif,” pungkas Zulfikar.

    Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subianto tidak akan menghadiri outreach session pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang akan berlangsung di Kanada pada tanggal 17 Juni 2024. Hal itu lantaran Prabowo telah lebih dulu berkomitmen untuk bertandang ke Singapura dan Rusia.

    Sebelumnya, Prabowo telah menerima secara resmi undangan untuk menghadiri salah satu sesi di KTT G7 itu. Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mengonfirmasi bahwa Presiden tidak akan hadir pada pertemuan antara pemimpin negara G7 serta negara nonanggota sekaligus lembaga internasional itu.

    “Karena adanya beberapa komitmen pertemuan Bapak Presiden, baik itu terkait dengan pertemuan di Singapura dan juga dengan partisipasi di forum di Rusia, maka Bapak Presiden tidak dapat hadir pada pertemuan tersebut,” ujar Juru Bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat pada taklimat media, Kamis (12/6/2025).

    Meski demikian, pria yang akrab disapa Roy Soemirat itu mengatakan bahwa undangan untuk menghadiri KTT G7 itu sudah diterima dari PM Kanada Mark Carney. Hal itu juga, katanya, menunjukkan bahwa Indonesia dipandang penting dan signifikan pada politik global saat ini kendati bukan negara anggota.

    Di sisi lain, Prabowo juga sudah menyampaikan dukungannya kepada Kanada yang menjadi tuan rumah KTT G7 itu untuk terus mendorong kolaborasi antara negara-negara adidaya serta negara nonanggota maupun lembaga internasional.

    “Dan itu sudah disampaikan langsung oleh Bapak Presiden kepada Perdana Menteri Kanada pada saat berlangsungnya teleponnya antara kedua pimpinan,” kata Roy.

    Agenda Prabowo

    Adapun Prabowo akan mengunjungi dua negara sahabat mulai dari awal pekan depan. Pertama, dia akan menghadiri pertemuan bilateral dan Leaders’ Retreat di Singapura. Pada kunjungan tersebut, Presiden ke-8 RI itu akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Singapura serta Presiden Singapura.

    Roy menyebut ini akan menjadi kunjungan pertama Prabowo sebagai presiden ke Singapura, serta menjadi Leaders’ Retreat pertama bagi kedua kepala pemerintahan setelah Pemilu di Singapura pada Mei 2025 lalu.

    “Pada retreat ini akan dibahas berbagai prioritas kerja sama strategis dalam konteks pemerintahan dan kabinet baru dari kedua negara. Isu-isu yang terkait dengan investasi di kedua negara di berbagai bedang juga akan banyak direncanakan, akan banyak dibahas,” paparnya.

    Kedua, Prabowo akan melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Ketua Umum Partai Gerindra itu akan terbang ke Saint Petersburg, Rusia pada 18-20 Juni mendatang.

    Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi undangan dari Presiden Putin untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia, serta sekaligus menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum.

    Di sisi lain, kunjungan Prabowo pertama kali ke Rusia sebagai Presiden ini juga masih dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Rusia.

    “Dalam pertemuan bilateral nanti, kunjungan ini juga diharapkan akan membahas perkembangan kerja sama bilateral serta melakukan tukar pikiran di antara para leaders terkait dengan isu-isu regional dan global yang menjadi common concern,” ujar Roy.

    Khususnya pada acara Saint Petersburg International Economic Forum itu, Prabowo dijadwalkan untuk menyampaikan pidato pada sesi pembukaan dan sesi pleno bersama dengan Presiden Putin.

    “Ini sebenarnya hal yang sudah pernah dijadwalkan sebelumnya hanya tertunda sehingga baru bisa terlaksana minggu depan bila tidak ada halangan,” terang Roy.

  • Perusahaan Pemurnian Air asal China Angel Ekspansi ke RI, Sasar 40 Kota

    Perusahaan Pemurnian Air asal China Angel Ekspansi ke RI, Sasar 40 Kota

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan pemurnian air asal China, Angel, secara resmi mengumumkan kehadirannya di pasar Indonesia.

    Chairman & President ANGEL Group, Kong Na mengatakan Angel membawa teknologi pemurnian air berstandar industri antariksa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sektor komersial, hingga fasilitas publik di seluruh Tanah Air.

    “Air bersih adalah hak dasar setiap manusia. Melalui kehadiran Angel di Indonesia, kami menghadirkan teknologi pemurnian air berstandar antariksa untuk menjawab tantangan kualitas air saat ini dan di masa depan,” kata Kong Na dalam acara Peluncuran Resmi ANGEL di Indonesia pada Kamis (12/6/2025).

    Angel menawarkan rangkaian solusi pemurnian air yang mencakup sistem Reverse Osmosis (RO) komersial berkapasitas tinggi guna menjamin kualitas air yang stabil, sistem Ultrafiltrasi (UF) untuk mendukung kebutuhan sektor F&B seperti kedai minuman, serta dispenser air tanpa galon yang menyasar penggunaan di institusi dan ruang publik. 

    Selain itu, perusahaan juga menghadirkan teknologi filtrasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perkotaan maupun industri. 

    Salah satu produk unggulan Angel adalah dispenser air RO tanpa galon, yang telah diimplementasikan di lebih dari 30 bandara besar di Tiongkok, seperti Bandara Internasional Beijing Daxing dan Shanghai Pudong. 

    Produk ini juga dipercaya oleh sejumlah merek ternama seperti Huawei, Siemens, vivo, BYD, DJI, dan ZTE. 

    Dispenser tersebut dilengkapi teknologi pemurnian multi-tahap, fitur air panas dan dingin, pengaturan otomatis, hingga pemantauan kualitas air secara real-time.

    Dalam jangka panjang, Angel menargetkan ekspansi besar di Indonesia melalui pembangunan jaringan layanan nasional di lebih dari 40 kota. 

    Jaringan ini akan mendukung pemasangan cepat, pengecekan kualitas air berkala, serta layanan purna jual untuk berbagai segmen pelanggan seperti rumah tangga, gedung perkantoran, restoran, dan kedai kopi.

    Tidak hanya menyasar kebutuhan individu, Angel juga menyiapkan solusi pemurnian air berskala besar bagi sektor komersial dan institusional, termasuk sekolah, kantor pemerintahan, hingga perusahaan swasta.

    “Kami percaya bahwa air berkualitas tinggi tidak hanya meningkatkan kesehatan, tetapi juga produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor. Kehadiran Angel di Indonesia merupakan langkah strategis dalam misi kami untuk memimpin revolusi air bersih dunia dengan inovasi sebagai inti,” kata Kong Na.

    Kemitraan lokal menjadi bagian penting dari strategi Angel di Indonesia. PT Silver Bullet Indonesia ditunjuk sebagai distributor resmi. CEO-nya, Sudjadi Sudjianto, menyambut baik kerja sama tersebut. Pihaknya angat gembira memperkenalkan Angel di Indonesia. Menurutnya selama bertahun-tahun, kualitas air di negara ini menghadapi tantangan yang membutuhkan solusi tidak hanya andal, tetapi juga cerdas dan hemat energi. 

    “Angel menjawab kebutuhan ini dengan teknologi mutakhir dan sistem layanan terintegrasi yang mendukung rumah tangga, usaha komersial, dan proyek infrastruktur berskala besar di seluruh negeri,” ujarnya.

    Sebagai langkah awal, Angel menjalin kemitraan strategis dengan Tomoro Coffee, jaringan kedai kopi dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Kerja sama ini mencakup instalasi sistem pemurnian air di seluruh gerai Tomoro Coffe, pelatihan teknis barista, hingga audit kualitas air secara berkala.

     CEO Tomoro Coffee, Lulu Yang mengatakan ini bukan sekadar solusi teknis, tetapi kolaborasi strategis yang didasari nilai-nilai bersama yakni inovasi yang bermakna, pertumbuhan dengan integritas, dan aksesibilitas dengan kepedulian. 

    “Kami bangga menjadi mitra jaringan kopi pertama ANGEL di Indonesia, dan kami menantikan pertumbuhan bersama secara berkelanjutan, strategis, dan sukses, satu cangkir demi satu cangkir,” katanya.

    Ke depan, kolaborasi ini juga akan mengeksplorasi pengembangan profil air yang disesuaikan dengan karakteristik mineral dari biji kopi tertentu, guna memperkuat keunikan rasa kopi di tiap cangkir.

    Angel turut mengumumkan dua bentuk kemitraan strategis lainnya untuk memperkuat inisiatif air bersih di Indonesia: kemitraan komersial dengan mitra lokal guna memperluas distribusi, serta kerja sama akademik dengan universitas ternama untuk mengembangkan teknologi pemurnian air yang sesuai dengan kondisi lokal. 

    Kolaborasi ini diharapkan mempercepat penyediaan solusi air bersih berkelanjutan, baik untuk industri maupun komunitas, sejalan dengan komitmen Angel terhadap inovasi dan kontribusi nasional.

  • Beda Strategi Negosiasi AS-China: Xi Jinping Ulur Waktu, Trump Mau Instan

    Beda Strategi Negosiasi AS-China: Xi Jinping Ulur Waktu, Trump Mau Instan

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menunjukkan sikap pendekatan yang berbeda terkait hasil negosiasi perdagangan AS-China di London pekan ini.

    Saat Trump mengumumkan hasil perundingan tersebut dengan penuh keyakinan, Xi Jinping lebih memilih pendekatan yang lebih tenang namun strategis, yakni memperpanjang proses negosiasi demi memberi ruang manuver bagi China, sekaligus meredam tekanan tarif dan pembatasan teknologi dari AS.

    Setelah dua hari perundingan, Trump dengan lantang menyatakan melalui media sosial bahwa kesepakatan telah “SELESAI” untuk memulihkan pasokan mineral tanah jarang dari China. Ia juga berjanji mencabut pembatasan visa pelajar.

    Beberapa jam sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan bahwa Washington akan melonggarkan pembatasan teknologi jika pasokan logam penting yang krusial bagi sektor otomotif dan pertahanan AS tersebut kembali stabil.

    Namun Beijing menekankan hal berbeda. Dalam komentar resmi People’s Daily pada Kamis (12/6/2025), Pemerintah China menyatakan sejauh ini menyatakan tidak ada kontrol ekspor. Media partai Komunis China itu justru menyoroti dibentuknya “jaminan institusional” di Jenewa melalui mekanisme konsultasi bilateral.

    Xi, dalam percakapan telepon dengan Trump yang terjadi sebelum pertemuan London, disebut menegaskan pentingnya jalur tersebut.

    Sikap bertolak belakang ini menunjukkan betapa berbeda pendekatan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia dalam mengelola konflik dagang dan hubungan bilateral yang kerap naik-turun. Trump menginginkan kesepakatan cepat lewat jalur langsung antar pemimpin, sementara Xi memilih kerangka kerja yang dijalankan para pembantunya untuk menghindari kejutan tak terduga.

    Pendekatan seperti ini bisa memakan waktu panjang, seperti yang terjadi dalam kesepakatan ”Fase Satu” yang baru tercapai di penghujung masa jabatan pertama Trump.

    Wakil Direktur Riset China Gavekal Research Christopher Beddor mengatakan Xi Jinping tengah memainkan strategi jangka panjang dalam perdagangan AS-China. Hal ini karena masa jabatannya jauh lebih panjang dari Trump.

    “Bukan berarti tak ada pertimbangan jangka pendek, namun ketiadaan batasan masa jabatan menciptakan insentif yang jauh berbeda dibanding Trump,” jelasnya seperti dikutip Bloomberg, Jumat (13/6/2025).

    Strategi China

    Lambannya negosiasi juga memberi waktu bagi China untuk menilai seberapa keras tekanan yang diberikan Trump terhadap negara lain. Namun di sisi lain, ketidakpastian berkepanjangan membawa dampak negatif bagi pelaku usaha.

    Xi sendiri menunjukkan fleksibilitas pekan lalu dengan langsung menghubungi Trump, sebuah langkah tak lazim yang memotong protokol diplomatik. Di era Biden, dialog tingkat tinggi biasanya diatur lewat pertemuan panjang antara pejabat senior seperti Jake Sullivan dan Wang Yi di lokasi netral.

    Meski perundingan di Jenewa bulan lalu ditutup dengan pernyataan bersama yang identik dari kedua pihak, kesepakatan itu langsung runtuh setelah AS menuduh China mengingkari komitmen melepas pengiriman logam tanah jarang. Beijing bersikukuh bahwa proses perizinan tetap diberlakukan, meski perusahaan AS menilai prosesnya terlalu lambat hingga menghentikan produksi.

    Minimnya rincian dari pertemuan terbaru membuat banyak pihak bertanya-tanya, terutama soal sejauh mana China bersedia melepas logam-logam langka yang vital bagi jet tempur hingga kendaraan listrik.

    Dalam wawancara dengan CNBC International, Lutnick menyatakan bahwa China akan menyetujui semua permohonan magnet dari perusahaan AS secara langsung. Klaim ini dipandang terlalu luas dan membuka peluang kekecewaan.

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Perdagangan China He Yadong mengatakan negaranya akan mempertimbangkan secara menyeluruh kebutuhan dan kekhawatiran wajar semua negara dalam sektor sipil dan menyebutkan bahwa proses persetujuan sedang diperkuat.

    Co-founder sekaligus kepala riset Gavekal Arthur Kroeber mengatakan China memang memiliki insentif untuk merahasiakan strateginya dan enggan mengumbar pernyataan soal komitmen yang telah atau belum diambil,”

    “Mereka memiliki keleluasaan besar dalam mengatur seluruh rezim perizinan ekspor,” jelasnya.

    Salah satu taktik yang bisa diterapkan, tambahnya, adalah membuka kembali izin ekspor dalam jumlah yang cukup agar pembeli komersial tetap bisa beroperasi—namun tidak terlalu longgar hingga memungkinkan perusahaan menimbun pasokan, yang bisa menggerus pengaruh strategis Beijing ke depan.

    Masih ada kebingungan, terutama setelah Trump mengklaim China kini menghadapi tarif 55%. Tarif ini menggabungkan tarif lama dari masa jabatannya terdahulu serta tambahan 20% untuk isu fentanyl.

    Lutnick sendiri meragukan fleksibilitas tarif dan menyebutkan bahwa tarif yang berlaku “pasti” akan dipertahankan, membuat masa tenggang 90 hari hingga Agustus praktis tak berlaku lagi. Hal ini dapat melemahkan insentif Beijing untuk memberikan konsesi lebih jauh ke depan.

    Meski ekspor China ke AS anjlok 34% pada Mei 2025, tekanan tampaknya lebih dirasakan Trump yang dikejar tenggat internal hingga 9 Juli untuk menuntaskan kesepakatan dagang dengan puluhan negara atau kembali memberlakukan tarif besar-besaran.

    Ia bahkan mengancam akan mengirim surat peringatan ke negara-negara terkait: “Ini kesepakatannya, terima atau tinggalkan.”

    Sebagai sinyal kesediaan berkompromi, tim Trump kali ini bahkan bersedia membahas kontrol ekspor—sebuah topik yang sebelumnya dianggap tabu karena menyangkut keamanan nasional.

  • Petaka Trump Hantam Pengusaha Kecil, Blak-blakan Teriak Neraka

    Petaka Trump Hantam Pengusaha Kecil, Blak-blakan Teriak Neraka

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepemimpinan Donald Trump di Amerika Serikat (AS) berdampak besar pada pengusaha kecil. Salah satunya adalah seorang pemilik usaha Guardian Baseball bernama Matt Kubancik yang menyebut pemerintah sekarang seperti ‘rehat dari neraka’.

    Kubancik dulunya merupakan pendukung partai Republik memilih Trump pada pemilu AS bulan November lalu. Harapannya, Republik mampu meningkatkan perekonomian dengan menurunkan harga gas dan bahan makanan.

    Namun, keinginannya tak jadi kenyataan. Setengah tahun pertama masa jabatan kedua Trump diibaratkan seperti neraka.

    Kebijakan tarif tinggi Trump sempat mengguncang dunia. Hingga saat ini, kebijakan tarif tersebut masih berubah-ubah dan menyebabkan ketidakpastian bagi pengusaha kecil.

    Tarif ekspor yang ditetapkan Trump mulanya menyasar banyak negara, lantas kemudian ditangguhkan. Tarif tinggi ke China bahkan pernah dipatok 145%.

    Namun akhirnya AS dan China melakukan ‘gencatan senjata’ tarif pada kesepakatan di Jenewa tertanggal 12 Mei 2025. Tarif tinggi ditangguhkan hingga 90 hari dan yang berlaku saat ini adalah 30% untuk barang impor China yang masuk ke AS. 

    Guardian Baseball yang menjual perlengkapan bisbol sebagian besar bergantung pada produsen Chinaterdampak keputusan tarif yang berubah-ubah. Guardian Baseball menjual produknya di platform e-commerce Amazon dan di toko fisik seperti Walmart.

    Bahkan dengan tarif 30% untuk barang dari China, biayanya jauh lebih tinggi daripada sebelum Trump menjabat. Beberapa bisnis kecil telah berhenti memesan lebih banyak inventaris atau menghentikan pengembangan produk baru sambil menunggu perkembangan situasi.

    Beberapa lainnya terpaksa menaikkan harga karena mereka tidak mampu lagi menanggung biaya impor yang lebih tinggi.

    Keadaan ini membuat Kubancik menyesali pilihannya. Bahkan menyebut AS tengah berada di jalan yang salah.

    “Saya tidak merasa negara sedang menuju ke jalan yang benar,” ucapnya, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (12/6/2025).

    Kondisi setelah tiga bulan gencatan senjata juga belum jelas. Kedua negara kerap saling tuding satu sama lain telah melanggar perjanjian perdagangan awal.

    Setelah Walmart memperingatkan bulan lalu bahwa mereka harus menaikkan harga, Trump memberi tahu raksasa ritel itu untuk menanggung beban tarif.

    Kubancik mengatakan bahwa perusahaannya mendapat keberuntungan besar tahun lalu ketika menandatangani kesepakatan dengan Walmart untuk menempatkan produknya di 3.000 toko.

    Sekarang ia menunda pesanan inventaris dari China dan mengambil pendekatan yang lebih konservatif untuk menghasilkan produk baru, karena perusahaan tidak mampu menanggung risiko tambahan.

    “Rasanya seperti kami sempat berhasil sebagai sebuah merek. Lalu sekarang rasanya seperti pesawat yang menukik tajam,” ia memungkasi.

    Optimisme Usai Trump dan Xi Jinping Kembali Rujuk

    Kekhawatiran Kubancik dan pelaku bisnis kecil lainnya tak masuk dalam data survei yang memberikan prediksi positif atas kondisi terbaru usai AS dan China kembali duduk bareng di London pada pekan ini.

    Menurut survei terhadap 270 pemimpin bisnis yang dirilis pada hari Senin dari Chief Executive Group, kurang dari 30% CEO memperkirakan resesi ringan atau parah selama enam bulan ke depan.

    Angka tersebut turun dari 46% yang mengatakan hal yang sama pada bulan Mei dan 62% pada bulan April 2025.

    Laporan per 3 bulan yang diterbitkan pada pekan ini dari National Federation of Independent Business menunjukkan bahwa optimisme sedikit meningkat pada bulan Mei dari bulan April 2025, meskipun “ketidakpastian masih tinggi di antara pemilik usaha kecil,” kata Kepala Ekonom NFIB Bill Dunkelberg dalam rilis tersebut.

    Pejabat AS dan China pada Selasa (10/6) malam mengakhiri pembicaraan perdagangan selama dua hari di London. Berdasarkan perjanjian awal, AS akan mengenakan tarif sebesar 55% pada barang-barang China, kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social.

    Perincian lengkap perjanjian tersebut belum dirilis. Trump mengatakan kesepakatan tersebut masih menunggu persetujuan dari pemerintahannya dan Presiden China Xi Jinping.

    “Presiden Xi dan saya akan bekerja sama erat untuk membuka akses China bagi perdagangan Amerika,” tulis Trump dalam sebuah posting. “Ini akan menjadi KEMENANGAN besar bagi kedua negara!!!”

    Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan kepada “Money Movers” CNBC International pada Rabu (11/6) bahwa tarif AS atas impor China tidak akan berubah dari level saat ini, meskipun kesepakatan perdagangan antara Washington dan Beijing belum dirampungkan.

    Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar.

    Serba Tidak Pasti

    Seperti Kubancik, Alfred Mai mengatakan bisnisnya secara umum masih dalam ‘mode menunggu’ dan melihat situasi selama sengketa dagang masih terus didiskusikan.

    Mai, salah satu pendiri perusahaan permainan kartu ASM Games, mengatakan ia makin khawatir dan harus berstrategi dalam menetapkan pesanan inventaris berjumlah besar, sebelum keadaan lagi-lagi berubah.

    Ia memberi tahu mitra manufakturnya untuk mempercepat produksi dan pengiriman dari China ke AS secepat mungkin.

    “Saya tidak tahu seperti apa situasinya setelah jeda 90 hari, jadi saya lebih suka menerima pukulan telak sekarang daripada berpotensi tersingkir di masa mendatang oleh kenaikan tarif besar-besaran,” kata Mai melalui email ke CNBC International

    Pesanan tersebut dijadwalkan tiba tepat saat perjanjian jangka pendek antara AS dan China berakhir. Namun, jika tarif naik sebelum pengirimannya sampai di AS, Mai mengatakan ia mungkin tidak mampu membayar pajak yang diperlukan untuk mengambil alih kepemilikan inventaris yang disiapkan untuk musim luburan.

    Dengan tarif terhadap China sebesar 30%, Mai mengatakan ia kemungkinan harus menaikkan harga sebesar 10% hingga 20% dan berharap konsumen bersedia membayar.

    Petaka Tarif Kanada

    Selain pungutan China, pemerintahan Trump mengenakan tarif 25% untuk barang-barang dari Kanada.

    “Setiap kali saya mendengar bunyi ding dari Shopify, saya jadi khawatir dari mana pesanan itu berasal,” kata Tony Sagar, pemilik bisnis Down Under Bedding yang berbasis di Toronto.

    Perusahaan Sagar mendapatkan sebagian bantal dan selimut bulu angsa dari China dan mempertimbangkan untuk menghentikan sebagian barangnya yang bermargin rendah karena tidak mampu lagi bersaing dengan pesaing yang lebih murah.

    “Pada dasarnya, kami telah menghentikan segala jenis impor atau perencanaan,” kata Sagar dalam sebuah wawancara.

    Bulan lalu, Sagar mengatakan bahwa ia terpaksa mengembalikan uang seorang pelanggan yang membeli selimut seharga US$150, tetapi menolak membayar biaya bea masuk tambahan sebesar US$277.

    Ia mengalami masalah yang sama pada pekan lalu, setelah seorang pembeli memesan selimut seharga US$595 yang disertai tagihan bea masuk hampir US$1.200. Sagar mengatakan bahwa ia sekarang menghubungi setiap pelanggan AS setelah mereka memesan untuk memastikan bahwa mereka bersedia membayar bea masuk tambahan.

    Greg Shugar, yang mengelola beberapa bisnis pakaian, mengatakan masalah dalam upaya merencanakan masa depan adalah bahwa keputusan kebijakan yang berubah-ubah hanya bertumpu pada ego Trump.

    “Jika kita memahami motivasi sebenarnya di balik pemerintahan, kita akan tahu ke mana harus pergi atau apa yang harus dilakukan,” kata Shugar.

    Shugar mengatakan perubahan posisi Trump terkait tarif telah membuatnya bingung apakah akan memindahkan produksi dari China atau tidak.

    Bulan lalu, ia bergabung dengan sekelompok pemilik usaha kecil lainnya di sebuah acara yang diselenggarakan oleh National Retail Federation, dengan rencana untuk menyampaikan kekhawatiran mereka ke Gedung Putih.

    Kelompok tersebut bertemu dengan perwakilan dari pemerintahan Trump selama sekitar 30 menit. Shugar mengatakan bahwa ia merasa lebih pesimistis tentang situasi tarif daripada sebelum ia masuk grup tersebut.

    “Kami tidak akan menanggung tarif 30% dan konsumen juga tidak [mungkin mau],” kata Shugar.

    “Jadi sebenarnya tidak ada pemenang, yang ada hanya pecundang dengan tarif ini,” ia menambahkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Mobil China Makin Murah, Mid-SUV Bisa-bisa Dijual Rp 100 Jutaan

    Harga Mobil China Makin Murah, Mid-SUV Bisa-bisa Dijual Rp 100 Jutaan

    Jakarta

    Harga mobil buatan China belakangan makin ‘tak masuk akal’. Bahkan, dengan fitur dan teknologi yang lebih canggih, kendaraan mereka justru dibanderol jauh lebih murah. Situasi tersebut diprediksi terus berlanjut hingga masa depan.

    Chief Executive Leapmotor, Zhu Jiangming memprediksi, mobil SUV berukuran sedang atau besar sangat memungkinkan dijual mulai 50 ribu yuan atau Rp 110 jutaan di masa depan. Sebab, harga komponen dan material kelistrikan juga makin hari makin terjangkau.

    “Wajar bagi produsen mobil untuk menjual mid-SUV dan large-SUV seharga 50 ribu yuan di masa mendatang karena biaya yang makin menurun,” ujar Zhu Jiangming dalam suatu wawancara, dikutip dari Carnewschina, Kamis (12/6).

    Ilustrasi Mobil China. Foto: AFP via Getty Images/STR

    Zhu menjelaskan, bukan hanya mobil saja yang belakangan makin murah, melainkan juga elektronik buatan China. Kini, kata dia, televisi berukuran 100 inch hanya dijual Rp 11 jutaan. Padahal dulu bisa berkali-kali lipat harganya. Sementara AC 1 pk saat ini hanya dipasarkan Rp 2 jutaan atau lebih murah.

    Dia menekankan, kemajuan teknologi, khususnya peningkatan integrasi chip, akan menurunkan biaya produksi kendaraan secara signifikan. Zhu yakin, di masa depan, biaya utama untuk seluruh mobil adalah System-on-Chip (SOC), bersama dengan bahan baku seperti baja, plastik, karet, aluminium, dan litium karbonat untuk baterai, ditambah ongkos pemrosesan.

    Produsen Diminta Setop Perang Harga

    Meski ‘harga terjangkau’ menjadi nilai jual utama pabrikan mobil China, namun pemerintah setempat melihat situasi tersebut tak baik untuk masa depan industri.

    Belum lama ini, pemerintah China memanggil beberapa petinggi perusahaan ke Beijing untuk menghentikan perang dagang tersebut. Mereka juga meminta produsen melakukan self-regulation sebelum terlambat.

    Ilustrasi Mobil China. Foto: AFP via Getty Images/STR

    Pemerintah setempat menyadari, perang harga antarprodusen lokal di China memang berperan besar dalam peningkatan penjualan di sana. Namun, demi mencegah persaingan berlebihan dan potensi ‘race to the bottom’ antarprodusen, mereka meminta ini segera dihentikan.

    Dalam dua tahun terakhir, harga mobil listrik dan hybrid baru di China memang mengalami penurunan drastis. Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) memperingatkan, perang harga yang tak masuk akal bisa memperburuk kompetisi di pasar lokal.

    Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) berencana memperketat regulasi terhadap persaingan yang tidak produktif. Pemerintah ingin menegakkan hukum yang mendorong persaingan sehat. Namun, sejumlah pihak pesimis itu akan berhasil. Mereka justru yakin perang harga akan semakin sengit ke depannya.

    (sfn/rgr)

  • Bos Indomobil Group Cerita Alasan Mobil Listrik Semakin Digemari

    Bos Indomobil Group Cerita Alasan Mobil Listrik Semakin Digemari

    Purwakarta

    Presiden Director of Indomobil Group Jusak Kertowidjojo cerita soal mobil listrik (EV) yang semakin ramai di pasaran. Saat ini tren otomotif sedang bergeser dari kendaraan bermesin pembakaran dalam (ICE) ke kendaraan listrik (EV) yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

    “Jadi, kenapa penetrasi EV ini makin lama makin tinggi? Yang pertama, soal environment (lingkungan). Kalau 10 tahun yang lalu saya ke Shanghai, ke Beijing, itu langitnya abu-abu, tapi sekarang kalau kita ke Beijing atau Shanghai itu langitnya biru,” buka Jusak saat memberi kata sambutan di peresmian pabrik GAC-Indomobil di Purwakarta, Selasa (10/6/2025).

    GAC AION dan Indomobil Group mengoperasikan pabrik perakitan di Purwakarta, Jawa Barat Foto: Dok. GAC AION Indonesia

    Ya, kehadiran mobil listrik bisa menjadi solusi untuk memperbaiki lingkungan, dengan cara menekan polusi udara yang biasanya dihasilkan dari gas pembuangan kendaraan konvensional.

    Selanjutnya adalah alasan efisiensi. Menurut Jusak, harga bahan bakar sekarang semakin mahal. Orang-orang mulai melirik mobil listrik, lantaran lebih ekonomis soal biaya operasional.

    “Ini juga terkait bahan bakar fosil. Kita masih ingat di Indonesia zaman dulu itu bensin cuma Rp 3.000 per liter. Sekarang harganya sudah Rp 12.000 per liter,” bilang Jusak lagi. Kata Jusak, harga bahan bakar yang semakin mahal berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang semakin banyak. Maka itu, harus ada energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan penduduk pengguna kendaraan pribadi.

    “Di Indonesia waktu saya SMA itu penduduk cuma 100 juta, sekarang sudah hampir 300 juta. Terus Waktu itu China kira-kira 600 juta, sekarang lebih dari satu miliar. India lebih-lebih lagi, penduduk makin banyak, jumlah kendaraan itu juga makin banyak, sehingga pemakaian bahan bakar fosil itu terus meningkat,” tambah Jusak.

    “Itu sebabnya harus ada alternatif lain. Dan Electric Vehicle (EV) jadi alternatifnya. Dan EV ini betul-betul dikembangkan di semua negara-negara besar di Asia, khususnya di China, juga di Eropa seperti di negara Jerman, juga dikembangkan di Amerika Serikat. Saya yakin juga di Indonesia penetrasi kendaraan listrik Itu juga makin lama semakin tinggi, sehingga itu sebabnya kita (Indomobil Group) bikin investasi khusus untuk memproduksi kendaraan listrik (bersama GAC AION),” bilang Jusak.

    (lua/din)

  • Cuma Sultan yang Bisa Beli Boneka Labubu Ini, Nih Alasannya!

    Cuma Sultan yang Bisa Beli Boneka Labubu Ini, Nih Alasannya!

    Jakarta

    ‘Demam’ boneka Labubu melanda para penggemar mainan dan kolektor dari berbagai negara. Akibatnya harga boneka dengan ciri khas telinga dan mata besar ini menjadi sangat mahal.

    Melansir Reuters, Rabu (11/5/2025), bahkan figur boneka yang satu ini ada yang terjual seharga 1,08 juta yuan atau sekitar Rp 2,45 miliar (asumsi kurs Rp 2.275/yuan) dalam sebuah lelang di Beijing, China pada Selasa (10/6) kemarin.

    Untuk diketahui lelang tersebut diselenggarakan oleh Yongle International Auction, sebuah lembaga yang biasanya berfokus pada seni modern dan perhiasan. Lelang ini menawarkan 48 item dan dihadiri langsung oleh sekitar 200 orang, serta lebih dari seribu penawar juga ikut serta secara online melalui aplikasi seluler Yongle.

    Dalam pelaksanaannya seluruh boneka Labubu ditawarkan dari harga pembukaan nol. Namun dalam setiap kesempatan figur boneka ditawar dengan harga yang sangat tinggi, membuat total dana yang terkumpul dalam lelang tersebut mencapai 3,73 juta yuan atau Rp 8,48 miliar.

    Barang dengan penawaran tertinggi adalah figur Labubu berwarna hijau mint setinggi 131 cm, yang menerima beberapa tawaran hingga terjual seharga 1,08 juta yuan atau Rp 2,45 miliar. Pihak lelang mengatakan figur tersebut merupakan satu-satunya yang tersedia di dunia.

    Kemudian ada juga satu set berisi tiga boneka Labubu berukuran sekitar 40 cm dan terbuat dari bahan PVC terjual seharga 510.000 yuan atau Rp 1,16 miliar. Disebutkan set ini berasal dari seri bertajuk “Three Wise Labubu” yang diproduksi terbatas hanya 120 set pada 2017 lalu.

    Salah seorang penawar di lelang Yongle bermarga Du mengatakan bahwa ia semula hanya berniat menghabiskan maksimal 20.000 yuan atau Rp 45,5 juta untuk membeli boneka tersebut. Namun akhirnya pulang dengan tangan hampa karena harga yang ditawarkan terlalu tinggi.

    “Anak saya menyukainya, jadi setiap kali Labubu mengeluarkan produk baru, kami pasti membeli satu atau dua. Sulit dijelaskan mengapa mainan ini begitu digemari, tapi sepertinya memang menyentuh generasi sekarang,” ujar Du.

    Sebagai tambahan informasi, karakter boneka Labubu diciptakan sekitar satu dekade lalu oleh seniman dan ilustrator asal Hong Kong, Kasing Lung. Pada 2019, Lung menyetujui kerja sama dengan Pop Mart untuk memasarkan Labubu dalam bentuk mainan koleksi yang umumnya dijual dengan konsep “blind box”.

    Dalam konsep “blind box”, pembeli tidak mengetahui desain mainan yang akan mereka dapatkan sampai kemasan dibuka. Di toko-toko Pop Mart, harga awal mainan Labubu versi blind box ini dibanderol sekitar 50 yuan atau Rp 113.750.

    Namun popularitas karakter ini tiba-tiba melejit setelah anggota grup musik K-pop Blackpink, Lisa, terlihat membawa boneka Labubu dan memujinya dalam wawancara serta unggahan media sosial.

    Banyak selebriti kemudian ikut-ikutan untuk memiliki boneka tersebut. Di mana bahkan pada Mei lalu, legenda sepak bola Inggris David Beckham mengunggah foto Labubu miliknya yang menempel di tas.

    Tonton juga Video: Rela Habiskan Jutaan Rupiah Demi Labubu

    (igo/fdl)

  • Negosiasi AS-China Alot, Delegasi Berunding Hingga Malam

    Negosiasi AS-China Alot, Delegasi Berunding Hingga Malam

    Bisnis.com, JAKARTA – Pembicaraan antara AS dan China berpotensi berlanjut hingga memasuki hari ketiga di London seiring belum disepakatinya sejumlah poin krusial seperti ekspor teknologi dan industri utama. Kondisi ini membuat  dengan pasar keuangan gelisah.

    Melansir Bloomberg pada Rabu (11/6/2025), Amerika Serikat yang menurunkan Menteri Keuangan Scott Bessent bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng hingga Selasa malam waktu setempat. Keduanya memimpin langsung detail rincian teknis kesepakatan.

    Anggota delegasi AS dan China kembali ke Lancaster House, sebuah rumah besar bergaya Georgia di dekat Istana Buckingham yang menjadi lokasi pertemuan, tepat setelah pukul 8 malam waktu setempat dan melanjutkan pembicaraan, yang dimulai sekitar pukul 10:40 pagi. Kedua belah pihak beristirahat sekitar pukul 5:30 sore.

    “Kami akan mencoba menyelesaikan semuanya, jadi itulah tujuannya. Saya pikir kami sedang menangani semua jenis masalah perdagangan dan saya pikir pembicaraan berjalan dengan sangat, sangat baik,” kata Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick kepada wartawan.

    Sementara itu, ketika ditanya apakah negosiasi akan berakhir pada hari Selasa, Lutnick tidak menutup kemungkinan bahwa pembicaraan dapat berlanjut hingga Rabu waktu setempat, atau hari ketiga negosiasi

    “Jika memang diperlukan, kami akan berada di sini besok, tetapi saya berharap negosiasi ini berakhir malam ini,” ujar Lutnick.

    Pasar obligasi dan mata uang memantau pembicaraan tersebut dengan saksama untuk mendapatkan petunjuk tentang potensi dampak ekonomi. Saham AS naik ke level tertinggi sesi setelah pernyataan Lutnick.

    Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Senin bahwa Negosiasi dengan China tidak mudah, seraya menambahkan bahwa dia hanya mendapatkan laporan yang bagus dari sesi hampir tujuh jam hari itu. Bessent mengatakan setelah hari pertama mereka mengadakan pertemuan yang bagus.

    Masalah utama minggu ini adalah menetapkan kembali ketentuan perjanjian yang dicapai di Jenewa bulan lalu, di mana AS memahami bahwa China akan mengizinkan lebih banyak pengiriman tanah jarang untuk mencapai pelanggan Amerika. Pemerintahan Trump menuduh Beijing bergerak terlalu lambat, yang mengancam kekurangan di sektor manufaktur dalam negeri.

    Sebagai balasannya, pemerintahan Trump siap mencabut serangkaian tindakan baru-baru ini yang menargetkan perangkat lunak desain chip, suku cadang mesin jet, bahan kimia, dan material nuklir, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Banyak dari tindakan tersebut diambil dalam beberapa minggu terakhir saat ketegangan meningkat antara AS dan China.

    Kemenangan bagi China

    Dexter Roberts, peneliti senior nonresiden di Global China Hub milik Atlantic Council mengatakan, keputusan AS untuk mencabut sebagian kendali teknologi akan sangat dipandang sebagai kemenangan bagi China. Dia menambahkan kemungkinan mencabut kendali apa pun tampaknya hampir tidak terpikirkan hingga baru-baru ini.

    Sebulan yang lalu, Beijing dan Washington sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama 90 hari hingga pertengahan Agustus dalam tarif yang melumpuhkan mereka untuk memberi waktu guna menyelesaikan banyak perselisihan perdagangan mereka — mulai dari tarif hingga kontrol ekspor.

    Pada saat yang sama, tim perdagangan Trump tengah berjuang untuk mengamankan kesepakatan bilateral dengan India, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara lain yang berlomba-lomba untuk melakukannya sebelum 9 Juli, ketika tarif timbal balik presiden AS naik dari dasar 10% saat ini ke tingkat yang jauh lebih tinggi yang disesuaikan untuk setiap mitra dagang.

    Sementara itu, Presiden China Xi Jinping pada Selasa mengadakan percakapan telepon pertamanya dengan Presiden Korea Selatan yang baru terpilih Lee Jae-myung dan menyerukan kerja sama untuk menjaga multilateralisme dan perdagangan bebas. 

    “Kita harus memperkuat kerja sama bilateral dan koordinasi multilateral, bersama-sama menjaga multilateralisme dan perdagangan bebas, serta memastikan stabilitas dan kelancaran rantai industri dan rantai pasokan global dan regional,” kata Xi, menurut laporan CCTV.