kab/kota: Beijing

  • Subsidi Rp 4,5 Juta, Harga iPhone China Turun Sampai Rp 13 Juta

    Subsidi Rp 4,5 Juta, Harga iPhone China Turun Sampai Rp 13 Juta

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple bergabung dalam program subsidi pemerintah sehingga konsumen di China bisa membeli iPhone dan perangkat dari Apple lain dengan harga lebih murah.

    Melalui pernyataan resmi di situs Apple China, konsumen di Beijing dan Shanghai kini bisa mendapatkan potongan harga hingga 2.000 yuan (setara Rp4,5 juta) untuk sejumlah produk Apple seperti iPhone, iPad, Apple Watch, dan MacBook, asalkan pembelian dilakukan langsung melalui Apple.

    Untuk konsumen di Shanghai, subsidi hanya bisa dinikmati bila pembelian dilakukan di delapan toko fisik Apple di kota tersebut. Sementara untuk warga Beijing, subsidi dapat dinikmati melalui pembelian di toko online resmi Apple, asalkan pengiriman dilakukan ke alamat di wilayah ibu kota.

    Apple menjelaskan bahwa model iPhone, iPad, dan Apple Watch tertentu yang dibanderol di bawah 6.000 yuan (Rp 13 juta), mendapatkan subsidi maksimal 500 yuan (sekitar Rp 1,1 juta). Sementara diskon hingga 2.000 yuan berlaku untuk model MacBook tertentu.

    Meski beberapa produk Apple yang dijual melalui platform e-commerce lokal seperti JD.com dan Taobao milik Alibaba Group sebelumnya sudah termasuk dalam program subsidi.

    Pengumuman ini menandai pertama kalinya Apple menawarkan potongan harga lewat kanal ritelnya sendiri di bawah skema subsidi pemerintah, demikian dikutip dari laporan South China Morning Post, Kamis (26/6/2025).

    Langkah Apple ini terjadi di tengah prediksi penurunan pengiriman iPhone di China sebesar 1,9% pada tahun 2025, akibat persaingan yang semakin kuat dari produsen smartphone lokal seperti Huawei, serta perlambatan ekonomi yang lebih luas.

    Menurut firma riset pasar IDC, tidak masuknya sebagian besar model iPhone dalam skema subsidi untuk produk elektronik di bawah 6.000 yuan menjadi salah satu faktor penurunan proyeksi tersebut.

    Sebaliknya, total pengiriman smartphone di China diprediksi tumbuh 3% tahun ini, didorong oleh peningkatan permintaan untuk ponsel Android berkat subsidi pemerintah, menurut IDC.

    Pada kuartal pertama 2025, pengiriman iPhone di China anjlok 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Apple menjadi satu-satunya vendor dalam daftar lima besar yang mencatatkan penurunan, menurut laporan IDC yang dirilis Mei lalu.

    Sementara itu, pengiriman smartphone Xiaomi melonjak 39,9%, dan Huawei naik 10% pada periode yang sama.

    “Pengiriman Apple menurun karena struktur harga premiumnya membuat perusahaan tidak bisa memanfaatkan subsidi,” ujar analis IDC Will Wong.

    Ia menambahkan, performa Xiaomi didorong oleh subsidi pemerintah yang sangat cocok dengan karakteristik konsumennya yang sensitif terhadap harga.

    Skema subsidi nasional ini diluncurkan awal tahun ini untuk mendorong konsumsi domestik. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 15% untuk pembelian smartphone, tablet, dan smartwatch dengan harga di bawah 6.000 yuan, dengan batas maksimal subsidi 500 yuan per unit.

    Subsidi ini menguntungkan model-model iPhone seperti iPhone 16, iPhone 16e, dan iPhone 15 yang dibanderol mulai 5.999 yuan. Namun, varian iPhone premium seperti Pro dan Pro Max tidak masuk kriteria karena harganya melebihi batas 6.000 yuan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sri Mulyani Bahas Konflik Timur Tengah saat Bertemu Menkeu Arab Saudi dan Qatar

    Sri Mulyani Bahas Konflik Timur Tengah saat Bertemu Menkeu Arab Saudi dan Qatar

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Menteri Keuangan Arab Saudi Muhammad Al Jadaan dan Menteri Keuangan Qatar Ali Alkuwari. Mereka membahas terkait konflik yang tengah terjadi di Timur Tengah.

    Pembicaraan tersebut berlangsung di sela Pertemuan Tahunan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Beijing, China, Selasa (24/6/2025).

    “Kami membicarakan situasi perang yang sedang terjadi di Timur Tengah dan dampak pada negatif pada aspek kemanusiaan dan ketidakpastian yang diakibatkan yang akan sangat negatif pada ekonomi seluruh dunia,” ujarnya dalam unggahan Instagram @smindrawati, Rabu (25/6/2025). 

    Meski demikian, Sri Mulyani tidak membagikan lebih perinci terkait pembicaraan yang dilakukan dengan dua menteri Timur Tengah tersebut. 

    Dirinya bersama Menkeu Al Jadaan dan Menkeu Ali berharap kondisi di Timur Tengah segera mereda dan mencapai kesepakatan perdamaian untuk kepentingan seluruh umat manusia.

    Adapun, Sri Mulyani tengah berada di China sejak kemarin dalam rangka menghadiri pertemuan tahunan AIIB, sebuah lembaga keuangan multilateral dibidang pendanaan infrastruktur yang didirikan atas prakarsa Pemerintah RRT yang beranggotakan 110 negara. Indonesia termasuk negara pendiri dan anggota.

    AIIB tercatat memiliki total aset seniali US$57,1 miliar dengan jumlah loan investment mencapai US$16,6 miliar.

    Sementara itu, pecahnya perang Israel dan Iran sejak pekan lalu, serta melibatkan AS, memberikan dampak secara langsung terhadap harga minyak global dan nilai tukar.

    Kabar terkini, Trump telah mengumumkan gencatan senjata per Selasa (24/6/2025) pukul 07.00 waktu setempat. Namun, Israel dan Iran memanfaatkan waktu sebelum Selasa pagi dengan saling kirim rudal.

    Harga minyak global merosot hingga 6% setelah pasar memperkirakan gencatan senjata antara Iran dan Israel akan meredakan risiko gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah. Namun, gencatan senjata tersebut dinilai rapuh setelah Presiden AS Donald Trump menuduh kedua belah pihak telah melanggarnya hanya beberapa jam setelah diumumkan.

    Berdasarkan data Reuters pada Rabu (25/6/2025), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak Agustus turun US$4,34 atau 6,1% menjadi US$67,14 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$4,14 atau 6,0% ke level US$64,37 per barel. 

    Kedua harga acuan tersebut mencatat penutupan terendah masing-masing sejak 10 Juni 2025 untuk Brent dan 5 Juni 2025 untuk WTI, atau sebelum Israel melancarkan serangan kejutan terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada 13 Juni 2025 lalu.

  • Menghitung Keuntungan China dari Serangan AS ke Iran

    Menghitung Keuntungan China dari Serangan AS ke Iran

    Jakarta

    Perang Israel-Iran meningkat dengan cepat setelah Amerika Serikat membombardir situs nuklir Iran pada Minggu (22/06). Tindakan ini digambarkan Cina sebagai pukulan terhadap reputasi global dari AS.

    Pada Selasa (24/06), hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan dimulainya “gencatan senjata total dan menyeluruh” antara Israel dan Iran, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa misil telah diluncurkan dari Iran ke arah Israel.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan IDF untuk “merespons dengan kekuatan” terhadap peluncuran misil tersebut.

    Militer Israel menyatakan satu atau dua misil yang diluncurkan dari Iran ke wilayah utara Israel berhasil dicegat. Namun, angkatan bersenjata Iran membantah adanya peluncuran misil ke Israel dalam beberapa jam terakhir, menurut media lokal di Iran.

    Rencana gencatan senjata Trump muncul setelah serangan AS terhadap situs pengayaan nuklir utama Iran. Sebagai balasan, Iran menargetkan pangkalan militer AS di Qatar, yang merupakan pusat regional utama bagi pasukan AS.

    Cina belum memberikan komentar langsung terhadap perkembangan terakhir tersebut.

    Pada Minggu (22/06), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun, mengkritik serangan AS ke Iran sebagai pelanggaran serius terhadap Piagam PBB, perjanjian utama PBB yang pada dasarnya melarang penggunaan kekuatan antarnegara kecuali untuk membela diri atau dengan persetujuan Dewan Keamanan PBB.

    Pernyataan ini mencerminkan kritik sebelumnya dari Duta Besar Cina untuk PBB, Fu Cong, yang mengatakan bahwa kredibilitas AS telah “rusak”, baik sebagai negara maupun sebagai peserta dalam negosiasi internasional.

    Apa yang dipertaruhkan Beijing dari konflik AS-Iran?

    Seruan Cina untuk stabilitas di Timur Tengah muncul di tengah kekhawatiran ekonomi bahwa Iran dapat menutup Selat Hormuz. Karena hal itu akan mengganggu harga minyak dunia.

    Selat Hormuz merupakan jalur sempit antara Oman dan Iran yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Jalur ini merupakan jalur penting untuk transportasi minyak dunia.

    Washington sebelumnya telah mendesak Cina, yang merupakan mitra dagang terbesar dan pasar utama ekspor minyak Iran, untuk mencegah Teheran memblokir selat tersebut.

    “Naiknya harga minyak dan gas tentu akan memberi tekanan pada ekonomi [Cina]. Ini akan memperburuk inflasi,” kata Ja Ian Chong, pakar politik dari National University of Singapore.

    “Beijing jelas memiliki alasan untuk memastikan eskalasi tidak lepas kendali. Namun, apakah mereka mampu sepenuhnya menahan Iran, itu cerita lain,” tambahnya.

    Cina adalah pendukung ekonomi utama Iran, terutama di tengah sanksi negara barat dan isolasi internasional yang semakin meningkat terhadap Teheran karena program nuklirnya dan catatan hak asasi manusia.

    Iran juga adalah mitra penting dalam Belt and Road Initiative milik Cina, sebuah rencana infrastruktur besar-besaran yang bertujuan menghubungkan perdagangan dan pengaruh Cina di puluhan negara di dunia.

    “Jika Iran menjadi lebih lemah, misalnya karena hampir masuk perang konvensional besar atau bahkan perang saudara akibat intervensi militer AS, itu akan membuat Iran jadi mitra yang jauh lebih tidak efektif untuk kepentingan ekspansi Cina di Timur Tengah,” kata Wen-Ti Sung, peneliti non-residen di Global China Hub, Atlantic Council.

    Kesempatan cina mendapat pengaruh diplomatik

    Sung mengatakan kepada DW bahwa setelah serangan militer AS ke situs nuklir Iran, Cina kemungkinan akan mendapat keuntungan dalam bentuk citra diplomatik yang lebih baik.

    “Selama potensi serangan militer lanjutan dari AS belum benar-benar disingkirkan, dampak diplomatiknya akan tetap ada,” katanya.

    Cina telah lama menggambarkan AS sebagai kekuatan yang menyebabkan ketidakstabilan, sementara Cina menampilkan diri sebagai negara yang bertanggung jawab dan mendukung perdamaian.

    “[Cina] kini akan punya lebih banyak kesempatan untuk menyampaikan bahwa AS adalah aktor pengganggu dan sebagai potensi ancaman. Mereka sangat aktif mendorong narasi ini di negara-negara dunia selatan,” kata Chong.

    Pada 2023, Cina menjadi penengah kesepakatan bersejarah antara Arab Saudi dan Iran untuk memulihkan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun putus hubungan. Beijing menggambarkan keberhasilan itu sebagai kemenangan diplomatik besar.

    Namun dalam krisis saat ini, dukungan Cina terhadap Teheran sebagian besar masih bersifat retoris, tanpa indikasi bahwa Cina akan memainkan peran mediator seperti sebelumnya.

    “Beijing memang berpengaruh, tetapi sebagaimana AS tidak bisa mengendalikan Israel, Beijing juga tidak bisa [menahan Iran],” kata Chong.

    Jika fokus AS beralih dari Asia, Cina bisa diuntungkan

    Sementara itu, jika AS mulai mengalihkan perhatian dan sumber dayanya dari kawasan Indo-Pasifik, terutama terkait kehadiran militer yang makin besar di Asia, maka tekanan internasional terhadap Cina bisa berkurang.

    Awal bulan ini, kapal induk AS yang awalnya dijadwalkan untuk singgah di pelabuhan Vietnam, akhirnya diarahkan ke Timur Tengah karena alasan “kebutuhan operasional mendesak”, menurut Kedutaan Besar AS di Hanoi.

    “Kunjungan pelabuhan itu seharusnya menunjukkan komitmen AS terhadap keamanan dan stabilitas di Asia. Sekarang, hal itu beralih,” kata Chong.

    “Kalau perhatian AS terus-menerus tersedot ke Timur Tengah, Beijing mungkin akan mempertimbangkan ulang strateginya,” ujar Chong, merujuk pada pendekatan Cina terhadap Taiwan, sebuah pulau yang mengatur dirinya sendiri namun diklaim oleh Cina sebagai wilayahnya. Beijing tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk mencapai “reunifikasi”.

    Menurut Chong, dengan AS yang kini terlibat semakin dalam di konflik Timur Tengah, sekutu-sekutunya di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Australia “akan harus lebih aktif dan bekerja sama lebih erat satu sama lain.”

    Untuk saat ini, belum jelas apakah serangan AS ke Iran hanyalah insiden tunggal sebelum Washington kembali fokus ke Asia, atau justru merupakan tanda bahwa AS mulai memprioritaskan Timur Tengah.

    Tulisan ini diadaptasi dari artikel berbahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Tezar Aditya

    Editor: Rahka Susanto

    Lihat Video ‘Peristiwa Besar dalam Hubungan Iran-AS Sejak 1953 Hingga Kini’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kekuatan Baru Militer China Bikin Amerika Ketakutan

    Kekuatan Baru Militer China Bikin Amerika Ketakutan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) kembali dibuat ketar-ketir oleh manuver teknologi militer China. Kali ini, kekhawatiran AS muncul dari perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Hangzhou, DeepSeek.

    Perusahaan yang sempat menghebohkan industri teknologi AS itu dituding secara aktif mendukung operasi militer dan intelijen Negeri Tirai Bambu. Pejabat senior AS menyebut bahwa startup teknologi ini mencoba menggunakan perusahaan cangkang di Asia Tenggara untuk memperoleh chip semikonduktor canggih yang dilarang dikirim ke China berdasarkan peraturan ekspor AS.

    DeepSeek juga disebut menyuplai teknologi dan data kepada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) serta aparat pengawasan Beijing.

    Perusahaan AI ini mengejutkan dunia teknologi pada Januari lalu dengan mengklaim bahwa model kecerdasan buatannya (reasoning model) setara atau bahkan lebih baik daripada model AI terdepan milik perusahaan AS, dengan biaya yang jauh lebih murah.

    “Kami memahami bahwa DeepSeek secara sukarela telah dan kemungkinan akan terus memberikan dukungan kepada operasi militer dan intelijen China,” kata seorang pejabat senior dari Departemen Luar Negeri AS dikutip dari Reuters, Selasa (24/6/2025).

    “Upaya ini lebih dari sekadar akses terbuka terhadap model AI DeepSeek,” lanjut pejabat tersebut.

    Penilaian pemerintah AS terhadap aktivitas dan hubungan DeepSeek dengan pemerintah China belum pernah dilaporkan sebelumnya. Informasi ini muncul di tengah perang dagang besar-besaran antara AS dan China.

    Lebih dari 150 dokumen pengadaan militer China disebut menyebut nama DeepSeek, mulai dari institusi riset pertahanan hingga unit utama PLA. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan teknologi tersebut punya peran strategis dalam pengembangan kekuatan militer generasi baru China.

    Pejabat tersebut juga menyatakan bahwa DeepSeek menggunakan celah hukum untuk mendapatkan akses terhadap chip-chip canggih buatan AS, seperti Nvidia H100, yang telah dibatasi sejak 2022 karena kekhawatiran AS bahwa chip ini bisa mempercepat pengembangan kekuatan militer dan AI China.

    “DeepSeek berusaha menggunakan perusahaan cangkang di Asia Tenggara untuk menghindari kontrol ekspor, serta mencoba mengakses pusat data di kawasan itu untuk memakai chip buatan AS secara remote,” ujarnya.

    Tak hanya itu, DeepSeek juga menjadi sorotan karena diduga mengirim data pengguna global, termasuk dari AS, ke server milik China melalui infrastruktur yang terhubung dengan China Mobile, operator telekomunikasi milik negara. Tuduhan ini muncul di tengah kekhawatiran soal kebocoran data dan pengawasan digital skala besar.

    Di sisi lain, layanan AI DeepSeek tetap ditawarkan lewat platform cloud besar seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, dan Google Cloud, sehingga bisa diakses secara global.

    Namun keberadaan hukum China yang mewajibkan perusahaan menyerahkan data jika diminta menimbulkan alarm serius soal keamanan data pengguna internasional.

    Meskipun pihak DeepSeek belum merespons tuduhan ini, laporan tersebut mempertegas bahwa persaingan teknologi antara AS dan China kini tak sekadar soal ekonomi, tetapi juga soal kekuatan militer.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Minyak Dunia Hari Ini 24 Juni 2025 Tergelincir, Apa Penyebabnya? – Page 3

    Harga Minyak Dunia Hari Ini 24 Juni 2025 Tergelincir, Apa Penyebabnya? – Page 3

    Media pemerintah Iran melaporkan pada Minggu, parlemen Iran telah mendukung penutupan selat itu. Namun, keputusan akhir untuk menutup selat itu berada di tangan dewan keamanan nasional Iran, menurut menurut laporan itu.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah memperingatkan Iran agar tidak berupaya menutup selat itu. “Itu akan menjadi bunuh diri ekonomi bagi Iran karena ekspor mereka melewati Selat Hormuz itu,” ujar Rubio.

    “Kami masih memiliki opsi untuk mengatasinya,” Rubio menambahkan.

    “Itu akan lebih merugikan ekonomi negara lain daripada ekonomi kami. Saya pikir, itu akan menjadi eskalasi besar-besaran yang akan membutuhkan respons, tidak hanya dari kami, tetapi juga dari negara lain,” ia menambahkan.

    Berdasarkan data Kpler, Iran mengekspor 1,84 juta barel per hari bulan lalu, dengan sebagian besar dijual ke China. Adapun menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC yang dirilis pada Juni, Iran memproduksi 3,3 juta barel per hari pada Mei.

    Rubio meminta China memakai pengaruhnya untuk mencegah Teheran menutup selat itu. Sekitar setengah dari impor minyak mentah China melalui perairan berasal dari Teluk Persia, menurut Kpler.

    “Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka tentang hal itu karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” kata Rubio.

  • Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Jakarta

    Khalayak dunia, termasuk Indonesia, khawatir konflik Iran-Israel akan meningkat menjadi Perang Dunia III setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/06). Namun, para pengamat mengatakan Perang Dunia III belum tentu akan terjadi dan masyarakat diimbau “tidak perlu khawatir”.

    Meski AS sudah terlibat dalam konflik Iran-Israel, dosen hubungan internasional Universitas Padjajaran, Dina Sulaeman, menilai “belum ada eskalasi yang mengarah ke perang yang lebih besar”.

    Pengamat geopolitik dan hubungan internasional, Dian Wirengjurit, mengimbau warga “tidak perlu khawatir” sebab para pemimpin dunia akan melakukan “upaya diplomasi” agar konflik tidak meningkat dan memakan lebih banyak korban.

    Uni Eropa, Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), Jepang, Prancis, Qatar, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya, meminta Iran dan Israel untuk kembali ke jalur diplomasi.

    Pascaserangan AS, Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel. Menteri luar negeri Iran juga tengah berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin tentang “tantangan dan ancaman bersama”.

    Apakah serangan AS bisa memicu Perang Dunia III?

    Dua pakar geopolitik dan hubungan internasional, Dina Sulaeman dan Dian Wirengjurit, sama-sama memprediksi Perang Dunia III tidak akan pecah setelah AS menyerang Iran untuk membela Israel.

    Dian Wirengjurit, yang menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Iran pada 2012-2016, menilai “tidak mungkin” perang dunia sampai terjadi.

    Menurut dia, negara-negara lainnya apalagi yang berada di kawasan tidak akan rela wilayahnya dijadikan arena peperangan, apalagi mereka “tidak jadi pemain”.

    Api membubung ke langit setelah serangan Israel terhadap depot minyak Shahran pada 15 Juni 2025 di Teheran, Iran. (Getty Images)

    Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir karena “dunia pun tidak akan diam saja” jika konflik dua negara ini terus meningkat.

    “Geopolitik itu bukan kayak membalikkan tangan. Kalau di sana perang, kita terseret perang. Kalau di sana krisis, kita terseret krisis. Kita aman tenteram puluhan tahun juga krisis terus terjadi setiap waktu,” ujarnya.

    Apa indikasi konflik akan pecah menjadi Perang Dunia III?

    Perang dunia akan terjadi ketika konflik sudah melibatkan “aktor” dari banyak negara di kawasan yang berbeda, kata Dina Sulaeman yang juga menjabat sebagai direktur Indonesia Center of Middle East Studies.

    Keterlibatan AS pun tidak mengindikasikan bahwa perang ini akan berkembang menjadi perang dunia.

    Apalagi, menurut Dina, serangan yang diluncurkan AS untuk membantu Israel dalam konflik dengan Iran hanya merupakan “serangan terbatas” dan “bukan serangan besar-besaran”.

    Dina dan Dian menyebut Perang Dunia III bisa terjadi ketika AS melakukan serangan besar-besaran dan negara-negara lain seperti Rusia dan China yang juga sekutu Iran mulai terlibat langsung.

    “Kalau misalnya betul-betul serangan yang besar-besaran dan Iran juga, misalnya, menutup Selat Hormuz, itu kepentingan Rusia maupun China akan terganggu. Nah, mungkin pada saat itu juga akan ada intervensi,” kata Dina.

    Lantas, apa arti keikutsertaan AS dalam konflik Iran-Israel?

    “Amerika Serikat sendiri doktrin kebijakan luar negerinya itu adalah mengamankan Israel, jadi keamanan nasional Amerika sama dengan keamanan nasional Israel. Itulah sebabnya pemerintah Amerika Serikat sejak lama, bukan hanya Trump saja, betul-betul berusaha menekan pemerintahan-pemerintahan yang terlihat berbahaya buat Israel,” kata Dina memaparkan.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang kali meyakinkan Presiden AS Donald Trump untuk menyerang Iran yang menurut Israel sedang mengembangkan senjata nuklir.

    Pada Minggu (22/06), Trump meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Dia mengungkapkan alasannya menyerang fasilitas nuklir Iran melalui pidatonya.

    “Tujuan kami adalah untuk menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditunjukkan oleh negara pendukung teror nomor satu di dunia,” kata Trump.

    Dia juga memperingatkan Iran untuk menghentikan perang dengan Israel, “Jika tidak serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan lebih mudah”.

    Bagaimana situasi saat ini?

    Iran telah meluncurkan serangan balasan ke Israel dan Israel juga menyerang Iran.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, langsung mengunjungi Moskow pada Senin (23/06), meminta Presiden Vladimir Putin agar memberikan lebih banyak bantuan dari Rusia pascaserangan AS.

    Dalam sambutannya yang disiarkan langsung di televisi, Presiden Putin mengatakan serangan AS “sama sekali tidak beralasan” dan “tidak dapat dibenarkan”.

    “Saya sangat senang Anda berada di Moskow hari ini. Ini memberi kita kesempatan untuk membahas semua topik yang sulit ini dan berpikir bersama bagaimana menemukan jalan keluar dari situasi saat ini,” Putin menambahkan.

    Awal tahun ini presiden Iran dan Rusia menandatangani “perjanjian kemitraan strategis komprehensif”. Namun, itu bukan aliansi militer dan tidak mewajibkan Rusia untuk membela Teheran.

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa “Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute perdagangan internasional yang penting”.

    Oleh sebab itu, China mendesak masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk mendorong de-eskalasi ketegangan”.

    Selain merapat ke Rusia, saat ini Iran juga tengah bersiap menutup Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak paling vital di dunia sebagai langkah selanjutnya dalam konflik ini.

    Uni Eropa mendesak Iran untuk tidak memblokir Selat Hormuz. AS bahkan juga meminta China untuk membujuk Teheran agar tidak menutup rute pelayaran utama tersebut.

    Analis mengatakan bahwa bagi Iran, menutup Selat Hormuz merupakan bentuk “daya cegah”mirip dengan kepemilikan senjata nuklir.

    Artinya, pihak luar akan berpikir beberapa kali untuk bertikai dengan Iran karena Teheran mampu menutup Selat Hormuz yang kemudian akan mengganggu perekonomian.

    Bagaimana dampak konflik Iran-Israel untuk Indonesia?

    Indonesia akan merasakan dampak konflik Iran-Israel ketika Selat Hormuz benar-benar ditutup. Jika hal itu terjadi, suplai-suplai minyak dari Timur Tengah tidak bisa keluar dan masuk ke pasar internasional.

    Akibatnya, harga minyak dunia akan naik drastis, menyebabkan harga komoditas lainnya juga naik. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, tentu akan merasakan dampaknya.

    Harga BBM dan komoditas lainnya juga pasti akan naik.

    Menurut Dian Wirengjurit, tidak ada hal yang bisa lakukan selain menghadapinya karena “tidak ada yang bisa menghindari” dampak ini.

    “Enggak ada yang bisa mengatasi kecuali di pusatnya sana, di Timur Tengahnya, damai, Hormuz dibuka, ya mengalir lagi,” ujar Dian.

    Yang bisa dilakukan hanya “mengetatkan ikat pinggang”.

    Di mana posisi Indonesia dalam konflik Iran-Israel?

    Indonesia belum menyampaikan sikap resmi terhadap konflik Iran-Israel. Namun, Presiden Prabowo Subianto sudah menyampaikan pendapatnya beberapa hari lalu.

    Prabowo menilai pengaruh Rusia lebih besar di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran. Dia menegaskan semua negara ingin mencari solusi dalam dan menurunkan suhu konflik yang semakin memanas.

    “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” kata Prabowo, dilansir dari Detik.com.

    Menurut para ahli, Indonesia memang tidak punya “pengaruh” yang cukup untuk berperan sebagai mediator perdamaian dalam konflik ini, tidak seperti Rusia dan China.

    Bahkan, Dian menyebut modal Indonesia sebagai negara Islam terbesar pun “sudah tidak laku”.

    “Kita enggak punya leverage [pengaruh], benahi dalam negeri kita dulu, baru kita bisa dianggap,” kata Dian.

    “Coba lihat China, faksi-faksi Palestina pun diundang ke Beijing datang, padahal dia bukan negara Islam, malah sosial komunis. Yang damaikan Iran sama Arab Saudi siapa? China. Kita yang katanya non-blok, OKI [Organisasi Kerja sama Islam] segala macam, mana? Enggak didengar,” dia menambahkan.

    Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan oleh Indonesia.

    Menurut Dina Sulaeman keikutsertaan Indonesia dalam proses-proses perdamaian juga ada manfaatnyasemakin banyak suara yang bergabung dalam proses perdamaian tentu lebih baik.

    Dina juga bilang, Indonesia bisa melakukan tekanan ekonomi untuk menyelesaikan konflik Iran-Israel ini, yang disebut Dina akarnya berada di konflik Palestina-Israel.

    “Di level negara, bisa melakukan penundaan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memang terbukti memberikan suplai logistik ke militer Israel, Cara ini pernah berhasil ketika dulu komunitas internasional berusaha melemahkan Rezim Apartheid Afrika Selatan Di tahun 80an,” ujar Dina.

    Namun, memberikan tekanan ekonomi itu juga “membutuhkan keberanian”, Dina mengingatkan. Sebab, akan ada dampak yang harus ditanggung.

    Meskipun Indonesia memiliki doktrin kebijakan luar negeri bebas aktif dan non-blok, Undang-Undang Dasar 1945 tetap mengamanatkan Indonesia menjaga perdamaian dunia dan melawan penjajahan.

    Jadi, menurut Dina, “kita harus tetap berpihak dalam membantu pihak-pihak yang memang sedang mengalami penjajahan”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Elon Musk Bangun Pabrik Raksasa di China, AS Minggir Dulu

    Elon Musk Bangun Pabrik Raksasa di China, AS Minggir Dulu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tesla telah meneken kesepakatan untuk membangun fasilitas pembangkit listrik untuk baterai skala grid di China, di tengah ketegangan geopolitik antara Washington dan Beijing.

    Dalam unggahan di Weibo, Tesla mengatakan proyek ini akan jadi yang terbesar di China ketika sudah rampung.

    Sistem penyimpanan energi baterai berskala utilitas membantu jaringan listrik untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan. Sistem ini dibutuhkan untuk menjembatani ketidaksesuaian pasokan dan permintaan yang disebabkan sumber energi tidak menentu seperti tenaga surya dan angin.

    Media China Yicai pertama kali melaporkan bahwa kesepakatan bernilai 4 miliar yuan (Rp9,1 triliun) tersebut telah ditandatangani oleh Tesla, pemerintah daerah Shanghai, dan perusahaan pembiayaan China Kangfu International Leasing.

    Tesla mengatakan pabrik baterainya di Shanghai telah memproduksi lebih dari 100 Megapack di kuartal-I (Q1) 2025. 1 Megapack bisa menyediakan hingga 1 Megawatt energi dalam 4 jam.

    “Pembangkit listrik ini mrupakan ‘pengatur cerdas’ untuk listrik perkotaan, yang dapat menyesuaikan sumber daya jaringan secara fleksibel,” kata Tesla di Weibo, dikutip dari CNBC International, Senin (23/6/2025).

    “Hal ini akan secara efektif mengatasi tekanan pasokan listrik perkotaan dan memastikan permintaan listrik yang aman, stabil, dan efisien di kota tersebut. Setelah selesai, proyek ini diharapkan menjadi proyek penyimpanan energi sisi jaringan terbesar di China,” Tesla menambahkan.

    Menurut situs web perusahaan, setiap Megapack dijual seharga kurang dari US$1 juta (Rp16,5 triliun) di AS. Harga untuk China belum tersedia.

    Kesepakatan ini penting bagi Tesla, di tengah sengitnya persaingan dengan pemain mobil listrik lokal BYD, dan produsen baterai CATL, yang menawarkan produk yang serupa.

    Kedua perusahaan asal China tersebut telah membuat rencana yang matang dalam pengembangan dan manufaktur baterai. CATL merupakan pemasok baterai kawakan yang meraup 40% pangsa pasar global.

    CATL juga berencana untuk menyuplai sel dan pack baterai yang akan digunakan pada fasilitas Megapack Tesla, menurut sumber dalam Reuters.

    Kesepakatan Tesla dengan pemerintah China juga penting di tengah ketegangan geopolitik dengan AS, setelah Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang dengan mengenakan tarif impor tinggi dari China.

    Permintaan instalasi baterai skala grid sangat pesat di China. Pada Mei 2024, Beijing menetapkan target untuk menambah hampir 5 Gigawatt suplai listrik berbasis baterai hingga akhir 2025. Target itu menghasilkan kapasitas total hingga 40 Gigawatt.

    Tesla selama ini diketahui telah mengekspor Megapack ke Eropa dan Asia lewat manufakturnya baterainya di Shanghai.

    Kapasitas sistem penyimpanan energi baterai global naik 42 Gigawatt pada tahun 2023, hampir dua kali lipat total peningkatan kapasitas yang diamati pada tahun sebelumnya, menurut Badan Energi Internasional.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AS Tuding DeepSeek Bantu Operasi Militer dan Intelijen China

    AS Tuding DeepSeek Bantu Operasi Militer dan Intelijen China

    Bisnis.com, JAKARTA — Pejabat tinggi Amerika Serikat menuding bahwa DeepSeek membantu operasi militer dan intelijen China, serta berupaya menggunakan perusahaan cangkangnya untuk bisa mengakses semikonduktor kelas atas yang tidak bisa dikirim ke China berdasarkan peraturan AS.

    Salah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menjelaskan kepada Reuters bahwa pihaknya menduga DeepSeek secara sukarela memberikan dukungan kepada operasi militer dan intelijen China. Bahkan, dia menilai DeepSeek akan terus melakukannya.

    “Upaya ini melampaui akses sumber terbuka ke model AI DeepSeek,” kata pejabat tersebut, yang meminta disembunyikan identitasnya karena berbicara tentang informasi pemerintah AS, dilansir dari Reuters pada Senin (23/6/2025).

    Penilaian pemerintah AS terhadap aktivitas DeepSeek dan hubungannya dengan pemerintah China belum pernah dilaporkan sebelumnya. Isu itu muncul di tengah perang dagang AS-China yang meluas.

    Di antara tuduhan tersebut, pejabat tersebut mengatakan DeepSeek membagikan informasi dan statistik pengguna dengan aparat pengawasan Beijing.

    Anggota parlemen AS sebelumnya mengatakan, berdasarkan pernyataan pengungkapan privasinya, bahwa DeepSeek mengirimkan data pengguna Amerika ke China melalui “infrastruktur backend” yang terhubung ke China Mobile, raksasa telekomunikasi milik Negeri Panda.

    Pejabat itu juga mengklaim bahwa DeepSeek juga disebut lebih dari 150 kali dalam catatan pengadaan untuk Tentara Pembebasan Rakyat Cina dan entitas lain yang berafiliasi dengan pangkalan industri pertahanan China. Dia menambahkan tudingannya bahwa DeepSeek telah menyediakan layanan teknologi kepada lembaga penelitian tentara tersebut.

    Meskipun demikian, Reuters tidak dapat memverifikasi data pengadaan itu secara independen.

    Pihak DeepSeek pun tidak memberikan respons kepada Reuters atas pertanyaan terkait praktik privasinya.

    AS Tuding DeepSeek Turut Andil dalam Kontrol Ekspor

    Pejabat itu juga mengatakan bahwa DeepSeek menggunakan solusi untuk mengatasi kontrol ekspor AS agar memperoleh akses ke chip canggih buatan AS. Simpulan itu mencerminkan skeptisisme yang berkembang di Washington bahwa kemampuan di balik peningkatan pesat DeepSeek mungkin tak sebesar dugaan dan bergantung kepada teknologi AS.

    Menurutnya, DeepSeek memiliki akses ke sejumlah besar chip kelas atas H100 Nvidia. AS memberlakukan pembatasan chip terebut sejak 2022 karena khawatir China akan menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan militer utau menjadi lebih unggul dalam kompetisi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    Namun demikian, pejabat itu menolak mengatakan apakah Deepeek berhasil menghindari kontrol ekspor. Dia juga enggan memberikan rincian soal tudingannya bahwa DeepSeek memanfaatkan erusahaan cangkang untuk bisa mendapatkan chip tersebut.

    “DeepSeek berusaha menggunakan perusahaan cangkang di Asia Tenggara untuk menghindari kontrol ekspor, dan DeepSeek berupaya mengakses pusat data di Asia Tenggara untuk mengakses chip AS dari jarak jauh,” kata pejabat itu kepada Reuters.

    Ketika ditanya apakah AS akan menerapkan kontrol ekspor lebih lanjut atau sanksi terhadap DeepSeek, pejabat tersebut mengatakan departemen tersebut “tidak memiliki apa pun untuk diumumkan saat ini.”

    Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan China tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

    Sementara itu, juru bicara Nvidia menyatakan bahwa pihaknya tidak mendukung pihak-pihak yang telah melanggar kontrol ekspor AS atau yang tercantum dalam daftar entitas AS.

    “Dengan kontrol ekspor saat ini, kami secara efektif keluar dari pasar pusat data China, yang kini hanya dilayani oleh pesaing seperti Huawei,” jelas juru bicara Nvidia melalui pernyataan tertulis.

  • AS Panik, Desak China Bujuk Iran Tak Tutup Selat Hormuz

    AS Panik, Desak China Bujuk Iran Tak Tutup Selat Hormuz

    GELORA.CO -Amerika Serikat (AS) meminta bantuan China untuk mencegah penutupan Selat Hormuz oleh Iran.

    Hal tersebut dikatakan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, setelah Press TV milik pemerintah Iran melaporkan parlemen negaranya telah menyetujui rencana untuk menutup selat yang sangat strategis tersebut. 

    Selat Hormuz merupakan salah satu rute pelayaran terpenting di dunia. Sekitar 20 persen pasokan minyak dan gas dunia diketahui melintas di perairan itu.

    “Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka (Iran) mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” kata Rubio dalam wawancara dengan Fox News, dikutip Senin 23 Juni 2025.

    Permintaan ini dilontarkan AS karena China memiliki hubungan dekat dengan Teheran. Negara ini juga diketahui membeli lebih banyak minyak dari Iran daripada negara lain, dengan jumlah 1,8 juta barel per hari bulan lalu.

    Gangguan terhadap pasokan minyak dinilai akan berdampak besar bagi perekonomian Negeri Tirai Bambu.

    “Jika mereka (menutup Selat), itu akan menjadi bunuh diri ekonomi bagi mereka (China). Dan kita masih memiliki pilihan untuk mengatasinya, tetapi negara-negara lain juga harus mempertimbangkannya. Itu juga akan merugikan ekonomi negara lain jauh lebih parah daripada ekonomi kita,” tandasnya.

    Harga minyak dunia sendiri tercatat telah melonjak sejak AS terlibat dalam perang yang kian memanas antara Israel dan Iran.

    Mengutip dari Investing.com, harga minyak mentah berjangka Brent hari ini tercatat melonjak 2,44 persen menjadi 78,89 Dolar AS per barel.

    Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal AS ikut naik 2,53 persen menjadi 75,71 Dolar AS per barel. 

  • Kesaksian Dokter Tangani Pasien Termuda Alzheimer, Umurnya Masih 19 Tahun

    Kesaksian Dokter Tangani Pasien Termuda Alzheimer, Umurnya Masih 19 Tahun

    Jakarta

    Seorang ahli saraf di klinik memori di China menceritakan pengalaman pasiennya yang didiagnosis mengidap Alzheimer di usia 19 tahun. Pada saat itu, ia menjadi pasien termuda yang pernah didiagnosis penyakit itu di dunia.

    Remaja pria yang tidak disebutkan namanya itu mulai mengalami penurunan ingatan sekitar usia 17 tahun. Dikutip dari Science Alert, masalah kognitifnya semakin memburuk selama bertahun-tahun.

    Dari CT scan, pasien menunjukkan penyusutan di hippocampus, yang terlibat dalam ingatan, dan cairan serebrospinal-nya. Ini mengisyaratkan tanda umum dari bentuk demensia.

    Umumnya, penyakit Alzheimer (AD) dianggap sebagai penyakit yang terjadi pada kelompok lansia. Tetapi, kasus awal yang meliputi pasien di bawah usia 65 tahun ditemukan sekitar 10 persen dari semua diagnosis.

    Hampir semua pasien di bawah 30 tahun dapat membuat Alzheimer mereka dijelaskan oleh mutasi gen patologis, menempatkan mereka ke dalam kategori penyakit Alzheimer familial (FAD). Semakin muda seseorang ketika mereka menerima diagnosis, semakin besar kemungkinan hasil dari gen yang salah yang mereka warisi.

    Namun, para peneliti di Capital Medical University di Beijing, China, tidak dapat menemukan mutasi biasa yang bertanggung jawab atas awal kehilangan memori, atau gen yang dicurigai saat mereka melakukan pencarian genome-wide.

    Tak Ada Genetik Alzheimer

    Kasus yang dilaporkan di China ini masih menjadi misteri. Sebab, tidak ada satupun keluarga remaja 19 tahun itu yang memiliki riwayat demensia atau Alzheimer, yang membuatnya sulit untuk dikategorikan sebagai FAD. Tetapi, remaja itu tidak memiliki penyakit, infeksi, atau trauma kepala lain yang bisa menjelaskan penurunan kognitif yang tiba-tiba ini.

    Sekitar dua tahun sebelum dirujuk ke klinik memori, pasien remaja itu berjuang untuk fokus di kelas. Ia mulai merasa kesulitan untuk membaca dan ingatan jangka pendeknya menurun.

    Sering kali, ia tidak bisa mengingat peristiwa dari hari sebelumnya dan selalu salah dalam menempatkan barang-barangnya.

    Pada akhirnya, penurunan kognitif menjadi sangat buruk. Ia tidak dapat menyelesaikan sekolah menengah, meskipun ia masih bisa hidup secara mandiri.

    Setahun setelah dirujuk ke klinik memori, ia menunjukkan masalah dalam penarikan langsung, penarikan pendek pendek setelah tiga menit, dan penarikan panjang penundaan setelah 30 menit.

    NEXT: Skor memori buruk

    Skor memori skala penuh pasien adalah 82 persen lebih rendah dari rekan seusianya sendiri. Sementara skor memori langsungnya adalah 87 persen lebih rendah.

    Tindak lanjut jangka panjang diperlukan untuk mendukung diagnosis pemuda itu, tetapi tim medisnya mengatakan pada saat pasien ‘mengubah pemahaman kita tentang usia yang khas dari onset AD’.

    “Pasien memiliki AD onset yang sangat awal tanpa mutasi patogen yang jelas, yang menunjukkan bahwa patogenesisnya masih perlu dieksplorasi,” tulis ahli saraf Jianping Jia dan rekannya dalam penelitian mereka.

    Studi kasus, yang diterbitkan pada bulan Februari 2023, hanya menunjukkan bahwa Alzheimer tidak mengikuti satu jalur tunggal, dan jauh lebih kompleks daripada yang kita kira, muncul melalui berbagai jalan dengan berbagai efek.

    “Menjelajahi misteri anak muda dengan penyakit Alzheimer mungkin menjadi salah satu pertanyaan ilmiah yang paling menantang di masa depan,” kata mereka dalam laporan yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease.

    Sebelum kasus ini, pasien termuda dengan Alzheimer dilaporkan terjadi pada orang di usia 21 tahun. Mereka membawa mutasi gen PSEN1, yang menyebabkan protein abnormal menumpuk di otak, membentuk rumpun plak beracun, yang merupakan fitur umum Alzheimer.