kab/kota: Beijing

  • Israel Desak China Tekan Iran untuk Kendalikan Ambisi Nuklirnya

    Israel Desak China Tekan Iran untuk Kendalikan Ambisi Nuklirnya

    Jakarta

    Pemerintah Israel mendesak China untuk menggunakan pengaruh ekonomi dan politiknya guna mengendalikan ambisi nuklir dan militer Iran.

    “China adalah satu-satunya yang mampu mempengaruhi Iran,” kata Ravit Baer, konsul jenderal Israel di Shanghai kepada para wartawan pada hari Selasa (1/7) di kota itu.

    “Iran akan kolaps jika China tidak membeli minyaknya,” imbuhnya, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (2/7/2025).

    Pernyataan Baer disampaikan di tengah menegangnya hubungan Israel-China akibat perang Israel di Gaza, dan serangan bulan lalu terhadap Iran, mitra utama Beijing di Timur Tengah.

    Baer mengulangi komentarnya dalam sebuah wawancara Bloomberg TV pada hari Rabu (2/7), dengan mengatakan pembelian minyak Iran oleh China telah memberinya pengaruh atas Teheran.

    “Sayangnya, banyak uang dan pendapatan yang diperoleh dari penjualan minyak – minyak Iran – di Iran digunakan untuk kegiatan jahat Iran di kawasan itu,” kata Baer dalam wawancara televisi tersebut.

    Konsulat Iran di Shanghai dan Kementerian Luar Negeri China tidak segera membalas permintaan komentar.

    Selama perang 12 hari antara Israel dan Iran, situs-situs militer dan nuklir Republik Islam tersebut telah rusak parah, dan beberapa komandan militer dan ilmuwan atom tewas.

    China dan Rusia – mitra utama Iran di antara negara-negara besar dunia – sama-sama mengutuk serangan Israel tersebut, tetapi tidak berbuat banyak untuk mendukung Teheran. Beijing juga secara konsisten menyerukan agar Israel mengakhiri konfliknya di Gaza melawan Hamas, dan mengambil langkah-langkah menuju solusi dua negara.

    Dilaporkan bahwa China membeli sekitar 90 persen dari ekspor minyak Iran yang jumlahnya sekitar 1,7 juta barel per hari. Selain itu, Beijing menandatangani kemitraan strategis pada tahun 2021 yang menguraikan potensi investasi China senilai US$400 miliar selama 25 tahun di Iran.

    “Mereka dapat menekan Iran, mereka memiliki kekuatan politik atas Iran, mereka dapat membantu mengubah aktivitasnya yang tercela di kawasan tersebut,” kata Baer. “Ada banyak hal yang dapat dilakukan China,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dalai Lama Tolak Campur Tangan China pada Proses Reinkarnasi

    Dalai Lama Tolak Campur Tangan China pada Proses Reinkarnasi

    Jakarta

    Pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan itu memastikan akan memiliki calon pengganti dan menjamin kelangsungan institusi Dalai Lama yang telah berusia 600 tahun.

    Pernyataan itu menandai keputusan bersejarah bagi rakyat Tibet dan umat Buddha di seluruh dunia. Selama ini, masa depan negeri di atap dunia itu erat dikaitkan dengan sosok Dalai Lama, terutama sejak Cina giat mendorong calon penggantinya sendiri.

    Dalai Lama selama ini merupakan simbol perjuangan demi mempertahankan kelangsungan identitas kultural Tibet di bawah dominasi Partai Komunis Cina.

    Dalam pidato yang disampaikan pada pertemuan pemimpin agama Buddha di McLeod Ganj, India, Dalai Lama mengaku bahwa keputusan itu diambil setelah menerima banyak permintaan dari umat Buddha di berbagai wilayah, termasuk dari diaspora Tibet, komunitas Himalaya, Mongolia, Rusia, dan dari warga Tibet yang bertahan di Cina.

    “Secara khusus, saya juga telah menerima pesan dari Tibet melalui berbagai saluran, yang menyampaikan permohonan yang sama,” ujarnya.

    “Inilah sebabnya saya menegaskan bahwa institusi Dalai Lama akan terus berlanjut,” kata Dalai Lama, yang kini berusia hampir 90 tahun dan dianggap oleh para pengikutnya sebagai inkarnasi ke-14 dari Chenrezig, dewa welas asih dalam Buddhisme.

    Persaingan melawan Cina

    Keputusan ini sekaligus mengakhiri spekulasi bertahun-tahun setelah sang pemimpin spiritual pernah menyatakan bahwa dirinya bisa saja menjadi Dalai Lama terakhir – tergantung pada kehendak rakyat. Namun, dalam pernyataan terbarunya, dia menegaskan bahwa keinginan umat pula lah yang membuatnya memutuskan agar institusi ini tidak dihentikan.

    Namun Dalai Lama secara tegas menolak klaim pemerintah. Dia menyatakan bahwa tanggung jawab untuk mengidentifikasi Dalai Lama ke-15 “sepenuhnya berada di tangan Gaden Phodrang Trust,” kantor resmi Dalai Lama yang dia dirikan di India pada tahun 2015.

    “Saya tegaskan kembali bahwa tidak ada pihak lain yang memiliki wewenang untuk campur tangan dalam urusan ini,” imbuhnya, merujuk kepada Beijing.

    Dia juga menekankan bahwa proses pencarian reinkarnasi harus dilakukan sesuai dengan tradisi Buddhisme Tibet masa lampau. Dalam sejarahnya, proses pengenalan Dalai Lama baru dilakukan setelah kematian petahana, melalui tanda-tanda spiritual dan penglihatan para biksu senior, sebuah proses yang dapat memakan waktu bertahun-tahun.

    “Berisiko disalahgunakan”

    Tenzin Gyatso, yang diakui sebagai Dalai Lama ke-14 pada 1940, melarikan diri dari Tibet ke India setelah pemberontakan di Lhasa diredam oleh Tentara Merah pada 1959. Sejak itu, dia menetap di Dharamshala bersama ribuan pengikutnya yang hidup di pengasingan.

    Pada 2011, Dalai Lama menyerahkan otoritas politik kepada pemerintahan Tibet di pengasingan yang dipilih secara demokratis oleh sekitar 130.000 warga Tibet di luar negeri. Namun, dia tetap menjadi tokoh spiritual utama dan simbol perjuangan damai rakyat Tibet di bawah tekanan kekuasaan Beijing.

    Chemi Lhamo, seorang aktivis Tibet berusia 30 tahun yang kini tinggal di pengasingan, menyambut baik pengumuman ini. Dia mengatakan bahwa kelanjutan lembaga Dalai Lama penting tidak hanya bagi masa depan rakyat Tibet, tetapi juga bagi umat manusia secara luas. “Pengumuman ini mengirim pesan tegas kepada Beijing untuk secara tegas menolak peran mereka dalam proses reinkarnasi Dalai Lama,” katanya.

    Dalai Lama pun mengakui bahwa masa depan lembaga ini menghadapi “risiko nyata disalahgunakan oleh kepentingan politik tertentu” dan oleh karena itu perlu dijaga ketat berdasarkan tradisi, bukan intervensi kekuasaan negara.

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Strategi Gila Merek Mobil China di Indonesia, Potong Harga Sampai Rp 250 Juta!

    Strategi Gila Merek Mobil China di Indonesia, Potong Harga Sampai Rp 250 Juta!

    Jakarta

    Sejak setahun terakhir, produsen mobil China menggunakan strategi gila yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Mereka memangkas harga kendaraan baru hanya beberapa bulan setelah diluncurkan di Indonesia.

    Menurut catatan kami, ada sejumlah nama yang mengambil langkah tersebut, mulai dari Wuling, Neta, BAIC, Morris Garage, hingga Chery. Menariknya, ada sebagian yang ‘nekat’ memangkas harga kendaraannya hingga ratusan juta rupiah!

    Strategi gila tersebut dimulai ketika Morris Garage (MG) merevisi harga mobil listriknya, MG4 EV hingga tiga kali. Mereka mulanya membanderol kendaraan tersebut Rp 640 jutaan saat masih berstatus CBU atau completely built up dari Thailand.

    MG4 EV warna oren. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detik.com

    Tak lama kemudian, setelah dirakit lokal, harganya turun drastis menjadi Rp 433 jutaan. Tak berhenti di situ, Morris Garage kembali memangkas harganya menjadi Rp 423 jutan dan berakhir di angka Rp 395 jutaan. Maka, dari pertama meluncur hingga sekarang, angkanya telah terkoreksi nyaris Rp 250 juta!

    Ketika itu, MG beralasan, penurunan tersebut disebabkan beberapa faktor, salah satunya tingkat kandungan lokal yang sudah tinggi. Selain itu, perakitan yang dilakukan di Indonesia juga memengaruhi harga jualnya.

    Senada dengan MG, produsen yang bermarkas di Beijing, BAIC juga mengambil langkah radikal soal pemangkasan harga jual kendaraan. Mobil mereka, BAIC BJ40 Plus turun hampir Rp 100 juta setelah dirakit lokal. Dulu, produk itu dibanderol Rp 790 jutaan, sedangkan kini hanya Rp 690 jutaan.

    BAIC BJ40 Plus. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    JIO Distribusi Indonesia selaku agen pemegang merek (APM) BAIC di Tanah Air menjelaskan alasan mengapa harga BJ40 Plus bisa turun sedemikian banyak. Menurut mereka, hal tersebut disebabkan hitung-hitungan pajak yang berbeda.

    “Kalau temen-temen tau di industri otomotif ini yang membedakan harga di dalam negeri dan negara asal, yang paling utama adalah importasi tax. Ada component import duty, ada importasi luxury tax dan lain-lain,” ujar Dhany Yahya selaku Chief Operating Officer (COO) JIO Distribusi Indonesia.

    “Jadi di sini ada karena ada perbedaan import duty yang biasanya 50 persen menjadi hanya sekitar 10 persen,” tambahnya.

    Chery C5. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Terakhir, mengikuti jejak MG dan BAIC, ada Chery yang baru saja merevisi harga dua mobilnya, yakni Chery C5 dan E5 yang merupakan rebranding dari produk Omoda. Penurunan angkanya juga tembus ratusan juta rupiah!

    Chery C5 sekarang dibanderol Rp 319 jutaan dengan status on the road Jakarta. Dulu, ketika namanya masih Omoda 5, kendaraan tersebut hanya ditawarkan Rp 346 jutaan atau selisih Rp 27 jutaan. Sementara Chery E5 yang berstatus sebagai produk rebranding Omoda E5 turun hingga Rp 105 jutaan.

    (sfn/din)

  • Donald Trump Kumpulkan Konglomerat AS untuk Beli TikTok, Kini Cari Restu Xi Jinping

    Donald Trump Kumpulkan Konglomerat AS untuk Beli TikTok, Kini Cari Restu Xi Jinping

    PIKIRAN RAKYAT – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat manuver mengejutkan di panggung geopolitik dan bisnis digital.

    Dalam wawancara terbarunya dengan Fox News, Trump mengumumkan bahwa ia secara pribadi telah mengumpulkan sekelompok konglomerat kaya Amerika untuk membeli TikTok—platform video pendek populer yang hingga kini masih berada di bawah kendali ByteDance, perusahaan teknologi asal China.

    “Kami memiliki pembeli untuk TikTok, omong-omong,” kata Donald Trump saat berbicara dalam program Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo pada Minggu 29 Juni 2025 waktu setempat.

    Kisah Penjualan yang Berliku

    Isu penjualan TikTok sebenarnya bukan barang baru. Ketegangan antara Washington dan Beijing sejak era kepemimpinan Trump memang membuat aplikasi ini terus menjadi sasaran tekanan politik.

    Pemerintah AS menuduh TikTok berisiko membahayakan keamanan data warga Amerika karena induk perusahaannya berbasis di China.

    Tahun ini, undang-undang baru yang disahkan di AS mewajibkan ByteDance melepas seluruh aset TikTok di AS sebelum 19 Januari 2025, atau aplikasi tersebut harus berhenti beroperasi di Amerika.

    Sanksi ini dinilai Donald Trump sebagai cara untuk memaksa “kemandirian” platform tersebut dari pengaruh Beijing.

    Donald Trump sendiri, meski tidak lagi menjabat presiden, memainkan peran sentral dalam negosiasi yang berlarut-larut ini. Awal bulan ini, ia memperpanjang tenggat waktu pelepasan TikTok hingga 17 September, dengan dalih memberi waktu untuk pembeli yang cocok.

    Mencari Restu Xi Jinping

    Trump menegaskan bahwa akuisisi TikTok versi Amerika ini tidak akan mulus tanpa restu langsung dari China. Ia percaya Presiden China Xi Jinping, meski bersikap keras dalam negosiasi perdagangan, pada akhirnya akan menyetujui skema penjualan ini.

    “Saya rasa saya mungkin perlu persetujuan China. Saya pikir Presiden Xi mungkin akan melakukannya,” ucap Trump optimistis dalam wawancara tersebut, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Isyarat Donald Trump ini menandakan bahwa ketegangan AS–China di era Biden, terutama soal tarif tinggi yang ia wariskan, masih membayangi kesepakatan bisnis lintas negara.

    Siapa Konglomerat Misterius?

    Sejauh ini, Donald Trump belum membocorkan nama-nama para taipan yang bersedia menjadi pembeli TikTok. Dia hanya menyebut mereka sebagai “orang-orang kaya” yang akan dia ungkapkan ke publik dalam waktu sekitar dua minggu.

    Langkah ini menambah spekulasi, karena sejak wacana pelepasan TikTok pertama kali muncul pada 2020, beberapa nama besar seperti Oracle, Microsoft, hingga Walmart sempat disebut-sebut tertarik. Namun, Trump tidak menjelaskan apakah nama-nama lama tersebut masih ada di lingkaran pembeli.

    Taruhan Besar Jelang Pemilu

    TikTok punya arti politis yang penting bagi Trump. Dalam pemilu lalu, basis pemilih muda—yang notabene pengguna aktif TikTok—menjadi tantangan serius baginya. Beberapa analis menyebut langkah Trump kini adalah strategi ‘2 in 1’: menekan dominasi teknologi China di pasar digital AS, sekaligus merebut hati pemilih muda dengan memberi sinyal bahwa TikTok “diselamatkan” dan tetap bisa diakses.

    Bahkan, Trump secara terbuka mengakui bagaimana TikTok memengaruhi dukungan anak muda dalam pilpres.

    Batas Waktu Menyempit

    Dengan tenggat hukum yang semakin dekat, drama masa depan TikTok di AS pun memasuki babak penentuan. Jika ByteDance gagal melepas asetnya atau tidak menunjukkan kemajuan berarti, maka TikTok wajib menutup operasinya pada 19 Januari mendatang.

    Donald Trump berharap skema yang ia bangun bisa memisahkan operasi TikTok di AS ke perusahaan baru yang benar-benar dikuasai investor lokal. Kesepakatan semacam ini pernah disiapkan pada musim semi lalu, tetapi batal setelah Beijing menolak, terutama karena konflik dagang yang memanas.

    Langkah AS Selanjutnya

    Meskipun Donald Trump bukan lagi presiden, pernyataan kerasnya menegaskan betapa kuatnya pengaruh politisi Partai Republik ini dalam mendikte arah kebijakan teknologi AS–China. Beberapa pihak di Kongres pun mendukung gagasan pembelian TikTok oleh investor Amerika sebagai solusi kompromi ketimbang melarang total.

    Namun, di balik semua drama politik, satu hal yang pasti: masa depan TikTok di Amerika Serikat masih belum aman. Segala keputusan tetap menunggu lampu hijau dari Beijing, sekaligus seberapa besar pengaruh Trump di panggung kekuasaan AS mendatang.***

  • Australia Tempat Melahirkan Startup Unicorn Paling ‘Murah’ Saat Pendanaan Seret

    Australia Tempat Melahirkan Startup Unicorn Paling ‘Murah’ Saat Pendanaan Seret

    Bisnis.com, JAKARTA — Australia dinilai menjadi negara yang paling efektif dalam menghasilkan perusahaan rintisan (startup) yang mencapai kategori unicorn. 

    Unicorn adalah sebutan yang biasa digunakan untuk menyebut startup yang nilai valuasi perusahaannya sudah melampaui US$1 miliar (Rp16 triliun).

    Laporan terbaru dari Side Stage Ventures, Dealroom dan Amazon Web Services menunjukkan sejak 2000 Australia mampu melahirkan 1,22 unicorn untuk setiap investasi senilai US$1 miliar. Capaian ini menjadi tertinggi di dunia dan hampir dua kali lipat dari rasio di AS. Sementara itu, China bahkan tidak masuk dalam daftar, menyusul tekanan terhadap sektor swasta yang meningkat sejak 2020.

    Meski demikian, pendanaan startup Australia masih jauh di bawah puncaknya beberapa tahun lalu. Negara tersebut kini berupaya menghidupkan kembali arus investasi.

    Ukuran pasar domestik Australia yang relatif kecil serta jarak geografis dari pusat modal ventura seperti Silicon Valley dan Beijing menjadi tantangan tersendiri. Meski demikian, komunitas startup lokal optimistis dengan mengacu pada kisah sukses global seperti Canva Inc. dan Atlassian Corp.

    Ben Grabiner, Co-Founder Side Stage Ventures mengatakan ekses terhadap modal masih menjadi tantangan besar saat bersaing dengan perusahaan dan pendiri dari negara lain.

    “Namun, semakin banyak orang yang menyadari potensi ekosistem startup di Australia,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Senin (30/6/2025).

    Sektor perangkat lunak mendominasi lanskap startup di Australia, mencerminkan fokus para pendiri pada produk dan layanan yang lebih mudah diekspor ke luar negeri.

    Selain Canva dan Atlassian, perusahaan asal Australia seperti penyedia perangkat lunak logistik WiseTech Global Ltd. dan perusahaan fintech Afterpay Ltd. juga berhasil mencapai valuasi puluhan miliar dolar.

    Grabiner juga mencatat sektor energi, kesehatan, dan industri kreatif sebagai bidang pertumbuhan utama lainnya. Menurutnya, permintaan regional yang meningkat terhadap energi terbarukan turut mendorong inovasi di bidang tenaga surya.

    Meski demikian, Australia masih berada dalam musim dingin pendanaan. Sepanjang 2024, pendanaan startup hanya mencapai US$3,4 miliar, nyaris stagnan dibandingkan tahun sebelumnya dan anjlok dari puncaknya sebesar US$6,5 miliar pada 2021, berdasarkan data PitchBook.

    Salah satu tantangan utama adalah terbatasnya modal lokal dan ketergantungan pada investor asing. Pada 2024, sekitar 39% pendanaan tahap awal di Australia berasal dari luar negeri, jauh lebih tinggi dibandingkan 21% di AS dan 27% di Eropa.

    Startup tahap awal menjadi yang paling terdampak. Tahun lalu, perusahaan rintisan tahap awal di Australia hanya berhasil menghimpun US$1 miliar, jauh di bawah AS dan China yang masing-masing meraup US$24 miliar dan US$10 miliar, menurut laporan yang sama.

    “Pertanyaannya kini bukan lagi apakah startup bisa bertahan di Australia, tetapi seberapa baik mereka bisa tampil,” ujar Grabiner.

    Meski begitu, Phil Cummins, Managing Director StepStone Group menyebut, kondisi ini juga menyimpan peluang. Diaa menjelaskan, valuasi tahap awal dan ukuran dana investasi di Australia masih lebih kecil dibandingkan AS dan Eropa, dengan tingkat persaingan yang juga lebih rendah.

  • Trump Kantongi Nama Pembeli TikTok, Yakin Bakal Direstui Xi Jinping

    Trump Kantongi Nama Pembeli TikTok, Yakin Bakal Direstui Xi Jinping

    Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan dirinya telah mengantongi nama pembeli TikTok.

    Trump mengatakan bahwa pembeli tersebut merupakan orang yang sangat kaya dan identitasnya akan diumumkan dalam dua minggu ke depan.

    Dikutip dari laman Reuters pada Senin (30/6/2025) Trump menyebut kesepakatan ini kemungkinan besar memerlukan persetujuan dari pemerintah China. Dia pun meyakini Presiden China Xi Jinping akan memberikan lampu hijau.

    “Kami sudah punya pembeli untuk TikTok. Saya pikir ini perlu disetujui China. Saya rasa Presiden Xi kemungkinan akan menyetujuinya,” kata Trump. 

    Sebelumnya, Trump memperpanjang tenggat waktu hingga 17 September bagi ByteDance untuk melepaskan aset TikTok di AS. Pada awal tahun ini, sempat ada rencana untuk memisahkan operasional TikTok di AS menjadi entitas baru yang mayoritas dimiliki dan dijalankan oleh investor AS. 

    Namun, proses tersebut tertunda setelah China menolak memberikan persetujuan, menyusul kebijakan tarif tinggi yang diumumkan Trump terhadap barang-barang asal China.

    Undang-undang AS yang disahkan pada 2024 mewajibkan TikTok untuk menghentikan operasionalnya di AS pada 19 Januari 2025 apabila ByteDance belum menjual asetnya atau menunjukkan kemajuan signifikan dalam proses divestasi. Trump, yang mengklaim popularitas TikTok turut membantunya meraih dukungan pemilih muda dalam pemilu November lalu, telah memperpanjang tenggat tersebut sebanyak tiga kali.

    Terakhir, Trump memperpanjang jangka waktu pemblokiran TikTok hingga 19 Juni 2025. Perpanjangan tersebut sebelumnya  bertentangan dengan keinginan Kongres, yang meloloskan tindakan penjualan atau pelarangan tahun lalu. 

    Pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, segera menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang. 

    Undang-undang tersebut ditujukan untuk mengatasi kekhawatiran bahwa TikTok, yang memiliki 170 juta pengguna Amerika, dapat digunakan oleh Tiongkok sebagai alat untuk memata-matai dan memanipulasi politik. 

    Adapun undang-undang hanya mengizinkan satu kali penundaan selama 90 hari jika terdapat kemajuan signifikan dalam proses penyelesaian kesepakatan.

    Hingga saat ini, beberapa konsorsium telah mengajukan tawaran pembelian aset TikTok di AS. Salah satu kandidat terkuat adalah gabungan investor yang mencakup Oracle Corp., Blackstone Inc., dan Andreessen Horowitz. 

    Skema dalam proposal itu mencakup pengalihan 50% kepemilikan TikTok AS kepada investor baru, serta 30% kepada investor AS yang sudah ada di ByteDance, sehingga kepemilikan ByteDance akan ditekan di bawah 20%. 

    Dalam skema tersebut, Oracle juga akan memegang saham minoritas sekaligus memberikan jaminan keamanan data pengguna AS. 

    Namun, algoritma aplikasi TikTok tetap berada di bawah kendali pihak China, yang memungkinkan kesepakatan ini mendapat restu dari ByteDance maupun otoritas Beijing. 

    Kendati demikian, kesepakatan semacam ini berpotensi ditolak oleh anggota Kongres AS yang hawkish terhadap China, karena dianggap tetap memberi Beijing akses terhadap data warga AS dan bertentangan dengan ketentuan hukum yang melarang software dikuasai oleh entitas asal China.

  • Xiaomi Pamer Kacamata Pintar AI, Siap Jadi Pesaing Ray-Ban Meta? – Page 3

    Xiaomi Pamer Kacamata Pintar AI, Siap Jadi Pesaing Ray-Ban Meta? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Xiaomi memperkenalkan kacamata pintar AI terbaru dalam acara bertajuk “Human x Car x Home” yang digelar di Beijing, belum lama ini.

    Event tersebut menjadi bagian dari perkenalan berbagai produk pintar Xiaomi lainnya, termasuk ponsel lipat, jam tangan pintar, dan perangkat rumah tangga cerdas.

    Kacamata pintar AI terbaru dari Xiaomi ini hadir dengan sejumlah fitur canggih yang dirancang untuk memudahkan aktivitas pengguna sehari-hari.

    Salah satu fitur unggulannya adalah kamera ultra-wide 12 MP yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan video dari sudut pandang orang pertama hanya dengan perintah suara.

    Tidak cukup sampai di situ, kacamata ini juga dibekali kemampuan AI yang mumpuni untuk mengenali objek, menerjemahkan teks secara real-time, hingga memindai kode QR untuk pembayaran instan.

    Asisten virtual Xiaomi, XiaoAI, menjadi otak di balik interaksi suara pada kacamata ini. Pengguna dapat mengajukan pertanyaan, memberikan perintah, dan mendapatkan bantuan instan langsung melalui kacamata.

    Fitur ini memungkinkan pengoperasian hands-free, sangat ideal untuk digunakan saat bepergian, bekerja, maupun dalam aktivitas sehari-hari.

     

  • Xinjiang-China dan Indonesia menurut kacamata seorang jurnalis

    Xinjiang-China dan Indonesia menurut kacamata seorang jurnalis

    Surabaya (ANTARA) – Melihat fakta secara langsung (faktual) adalah keunggulan media massa. Akurasi tetap menjadi keunggulan jurnalis yang terjun ke lapangan, termasuk keunggulan dalam etika dan rekam jejak yang tidak bisa sirna secara digital.

    Buku bertajuk “Di Balik Kontroversi Xinjiang (Catatan Perjalanan Wartawan Indonesia Mengungkap Fakta di Lorong Gelap Kamp Vokasi Uighur)” di antara sajian fakta yang ditulis dan dibukukan jurnalis M Irfan Ilmie (2025) yang pernah menjadi Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing (2016-2023).

    M Irfan Ilmie yang berlatar belakang santri itu mendapatkan beberapa kali kesempatan untuk melihat secara langsung geliat pembangunan dan dinamika kehidupan sosial masyarakat etnis minoritas muslim Uighur yang membentuk populasi mayoritas di Wilayah Otonomi Xinjiang.

    Seiring menguatnya pengaruh China di berbagai belahan dunia, maka kamp-kamp vokasi di Xinjiang pun menyita perhatian masyarakat internasional yang mengaitkan dengan dugaan pelanggaran HAM, terutama oleh AS dan sekutunya. Apalagi Xinjiang memiliki nilai jual tinggi dalam pariwisata, industri, sumber daya alam dan sumber daya manusia (hal. ix).

    Bagi Indonesia, isu Xinjiang sudah selesai di tataran diplomasi dan hubungan bilateral Indonesia-China. Namun, di tataran publik Indonesia masih menjadi batu sandungan karena mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam belum terinformasikan secara gamblang mengenai perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas muslim Uighur sebagai penduduk asli Xinjiang.

    Dalam buku setebal 360 halaman dengan genre “Social Science” itu, diungkapkan bahwa isu Uighur di Xinjiang menjadi perbincangan hangat masyarakat internasional dalam satu dekade terakhir karena kerap kali diekspose dalam tinta dan lensa pemberitaan media secara spektakuler, menggemparkan, dan kontroversial.

    Di satu sisi, ekspose itu dinilai menyuguhkan narasi-narasi diskriminatif, eksploitatif, dan genosida yang digambarkan sebagai pelanggaran atas hak asasi manusia yang dilakukan otoritas China terhadap etnis minoritas muslim Uighur.

    Di sisi lain, wilayah Xinjiang justru dimodernisasi dan terus dibangun oleh otoritas China agar setara dengan provinsi-provinsi lainnya di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

    Di sinilah Xinjiang menjadi topik perdebatan antara fakta dan propaganda, khususnya dalam konteks rivalitas pengaruh geopolitik Amerika Serikat dan China.

    Oleh karena itu, informasi yang gamblang dan faktual mengenai perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas muslim Uighur sebagai penduduk asli Xinjiang, menjadi “kata kunci” dalam literasi di era digital yang hanya “maju” secara teknologi digital, tapi “tidak maju” secara manusia.

    “Catatan perjalanan ke Xinjiang, saya tulis secara faktual dan informatif, sesuai kode etik jurnalistik, bukan provokatif,” kata Irfan tentang bukunya yang memiliki empat bagian yakni historis, isu kontroversial, tradisi/peradaban Islam, dan politisasi (hal. xv).

    Dalam bagian pertama (historis), Irfan mengulas tentang sensasi Gurun Gobi, jalur sutra nan rupawan, asal-usul Uighur, bukan Agama Leluhur, jejak Uighur di Bukit Yarghul, serupa tapi tak sama, dan gudang atlet dan artis.

    Secara historis, Xinjiang sejak dulu kala telah menjadi rumah bagi berbagai jenis kelompok etnis dengan budaya dan agama yang berbeda (hal.14). Di akhir abad ke-19 terdapat 13 kelompok etnis yakni Uighur, Han, Kazakh, Mongol, Hui, Kirgiz, Manchu, Xibe, Tajik, Daur, Uzbek, Tatar dan Rusia (hal.17).

    Buku Di Balik Kontroversi Xinjiang (HO-M Irfan Ilmie)

    Rivalitas dan masalah internal

    Terkait agama, pada zaman primitif hingga sebelum abad ke-4, warga Xinjiang menganut agama kuno dari ajaran Shamanisme. Mulai abad ke-4 hingga ke-10, Buddha mengalami masa puncak. Pada abad ke-5, Taoisme juga mulai diperkenalkan. Pada akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10, Islam pun mulai diperkenalkan hingga awal abad ke-16, Islam mulai dominan, namun hidup rukun dengan agama lain, meski sempat ada perang antara Kerajaan Karahan/Islam dengan Kerajaan Yutian/Hindu (hal.19).

    Dari beragam etnis dan agama itu, sumber daya manusia di Xinjiang sangat unggul. Jika tahun 1955, Xinjiang hanya memiliki 425 lapangan dan satu perpustakaan, maka pada 2017 sudah ada 112 perpustakaan, 173 museum/monumen, 57 galeri seni, 119 gedung pertunjukan seni, 12.158 sanggar seni, 302 stasiun radio/TV, 29.600 lapangan/gedung olahraga, 126 koran, dan 223 penerbitan.

    Tahun 2016-2017, klub bola basket Xinjiang berlabel Xinjiang Flying Tigers menjadi juara musim kompetisi Asosiasi Bola Basket China (CBA) dan menjuarai FIBA Asia Champions Cup Tahun 2016, lalu menduduki peringkat kedua CBA pada musim kompetisi saat COVID-19 pada tahun 2019-2020. Di dunia hiburan, Xinjiang juga punya artis papan atas, seperti Gulnezer Bextiyar, Madina Memet, dan Dilraba Dilmurat.

    Dalam bagian kedua (isu kontroversial), diuraikan secara tuntas tentang benih separatisme, perangi terorisme, antara kamp dan BLK, mengeja Hanzi, menyusuri Lorong Gelap, anak yang terpisah, peristiwa horor, tak butuh jawaban, mencurigakan, kerja paksa dan genosida, boikot, saya tidak idiot, dan sang nenek 40 cucu.

    Terkait benih separatisme dan terorisme, sudah bersemi di Xinjiang sejak awal abad ke-20 hingga akhir tahun 1940-an. Mereka hendak mendirikan Republik Islam Turkistan Timur pada 12 November 1933. Tapi hanya bertahan 3 bulan, karena ditolak mayoritas etnik di Xinjiang. Lalu muncul lagi pada 1944, tapi hanya bertahan 1 tahun.

    Gerakan Turkistan Timur ini tumbuh lagi pada 2001 seiring 11 September 2001 di AS, lalu ada pengeboman di bus pada 1992 yang menewaskan tiga penumpang bus dan melukai 23 orang penumpang bus di Kota Urumqi. Tahun 1997 juga muncul pengeboman di bus yang menewaskan sembilan orang dan melukai 68 orang di Kota Urumqi. Terulang lagi di Kota Kashgar (2011 dan 2012), Kota Urumqi (2014), dan Aksu (2015). (Hal.50-530

    Menyikapi separatisme dan terorisme itu, Pemerintah Daerah Otonom Xinjiang sejak 2014 telah menumpas 1.588 geng teroris, menangkap 12.995 pelaku teroris, menyita 2.052 jenis bahan peledak, namun perlakuan tegas terhadap bukan berarti Islam menjadi sumber teroris, meski kebijakan kontraterorisme berupa kamp vokasi dan pusat pelatihan itu dinilai berpotensi melanggar HAM, karena peserta hanya dari satu etnis (Uighur). (hal.57)

    Untuk menjawab tuduhan itu, Pemerintah Daerah Otonom Xinjiang membangun gedung pameran Urumqi pada 2014 yang menampilkan foto korban kekerasan selama 1992-2015, rekaman CCTV, senjata api, senjata tajam, senjata rakitan, serta bom rakitan. (hal.93). Foto dan video kekerasan itu bukan hanya radikalisme/terorisme yang terjadi di Xinjiang saja, namun juga di Kunning-Yunan dan Kota Terlarang Beijing. (hal.95).

    “Anda lihat sendiri ada imam masjid beserta keluarganya dan juga beberapa petugas kepolisian yang menjadi korban serangkaian serangan terorisme di Xinjiang. Semua bentuk terorisme adalah kejahatan yang tidak memilih sasaran dari etnis dan agama tertentu,” kata Deputi Dirjen Publikasi Partai Komunis China, Komite Regional Xinjiang, Shi Lei (hal.95).

    Dalam bagian ketiga (tradisi/peradaban Islam), buku itu mengupas tentang iktikaf, kamera dimana-mana, masjid dibongkar, pengaruh Timur Tengah, sapaan Hubbul Wathan, Al-Qur’an dan Hadits, geliat Islami, tak lagi tabu, carter pesawat ke Mekkah, puasa di tengah pandemi, Maghrib masih lama, bebas makan dan minum, larangan atau pilihan?, mendadak fitri, dan kafilah para imam.

    Artikel pada bagian ini merupakan klarifikasi atas berbagai isu, seperti Direktur Komisi Urusan Etnis Daerah Otonomi Xinjiang, Mehmut Usman, yang membantah rumor pembongkaran masjid (hal 154-155), karena hanya bersifat renovasi dan CCTV juga ada dimana-mana, termasuk di masjid, yang bisa mengklarifikasi rumor yang tidak benar. Apalagi, geliat Islam dan tradisi keagamaan juga marak. (hal 178).

    Dalam bagian keempat (politisasi), tulisan dalam buku ini menyoroti tentang merembet hingga gelanggang olimpiade, rivalitas semu, sinifikasi, islamofobia, lembaran baru Beijing-Taliban, janji yang terserak, ganti Gubernur, Ozil mencuit-Dilraba ngambek, dan batu sandungan.

    Pada bagian terakhir buku ini, sampai pada klarifikasi bahwa isu minoritas muslim Uighur akan terus ada selama ada rivalitas China dengan negara-negara sekutu AS (hal.248).

    Di mata Indonesia, isu Xinjiang sudah selesai di tataran diplomasi dan hubungan bilateral Indonesia-China bahwa Xinjiang adalah urusan dalam negeri China, sehingga pihak eksternal tidak boleh mencampuri, seperti halnya masalah Papua bagi Indonesia (hal.316).

    Namun, di tataran publik Indonesia masih menjadi batu sandungan karena muslim Indonesia itu belum semuanya menerima literasi tentang perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas Muslim Uighur sebagai penduduk asli Xinjiang. Literasi yang beredar justru framing digital. “Ya, isu Xinjiang itu mirip isu komunisme bagi Indonesia,” kata putri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SUV Misterius Diduga Mobil Hybrid BAIC Wara-wiri di Jakarta

    SUV Misterius Diduga Mobil Hybrid BAIC Wara-wiri di Jakarta

    Jakarta

    Sebuah mobil SUV misterius yang ditutup kamuflase beredar di jalanan Jakarta. SUV itu diduga akan menjadi lini produk terbaru dari BAIC.

    Dalam foto-foto terlihat SUV kekar dengan kamuflase sedang wara-wiri di jalanan Jakarta. Di bodi mobil itu juga tercetak bendera Merah-Putih yang tampaknya mobil itu memang sudah disiapkan untuk pasar otomotif Indonesia.

    Jika diperhatikan, bentuknya identik dengan BAIC BJ30 yang sudah meluncur lebih dulu di China. BAIC BJ30 merupakan SUV dengan teknologi hybrid.

    BAIC BJ30 adalah mobil SUV ramah lingkungan dengan panjang 4.730 mm, lebar 1.910 mm, dan juga tinggi 1.790 mm. Mobil ini punya tampang modern, dengan desain grille berbentuk kotak-kotak persegi panjang berjumlah lima. Tapi, dalam spyshot terbaru ini, mobil SUV yang beredar di jalanan Jakarta tersebut masih tertutup kamuflase.

    BAIC BJ30 menggunakan mesin berkapasitas 1.500 cc, 4 silinder, yang bisa menghasilkan tenaga maksimal 301 kW dan torsi puncak 685 Nm. Mesin itu dikombinasikan dengan transmisi 2 percepatan DHT Hybrid specific transmission yang disalurkan keempat roda.

    Mobil diduga BAIC BJ30. Foto: Istimewa

    Teknologi kunci di mobil ini ada di bagian mesinnya, di mana terdapat teknologi yang mereka namakan sebagai magic core hybrid. Dengan bantuan teknologi elektrifikasi ini, BAIC BJ30 memiliki tenaga buas sehingga bisa berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam 6 detik. Di sisi lain, mobil ini juga diklaim efisien bahan bakar dengan rata-rata konsumsi 6,45 liter per 100 km.

    Sebelumnya, pihak PT JIO Distribusi Indonesia (JDI) sebagai APM BAIC juga telah mengungkapkan rencana untuk meluncurkan BAIC BJ30 di Indonesia.

    “(Jadi) setelah launching (BJ40 Plus dan X55-II di Indonesia), (pihak BAIC) lalu kembali ke China, mereka langsung buat rapat untuk ambil keputusan bahwa BJ30 segera langsung dibuat (versi setir kanan) right hand drive-nya mungkin perlu kurang lebih 1 tahun, jadi kita expect di awal 2026 itu sudah masuk BJ30 (ke pasar Indonesia),” bilang Chief Operating Officer (COO) PT JDI, Dhani Yahya, di Beijing, China, tahun lalu.

    Dengan beredarnya mobil berkamuflase di jalanan Jakarta, mungkin BAIC mempercepat peluncuran dari BJ30 tersebut. Apakah BAIC BJ30 bakal diperkenalkan di GIIAS 2025 bulan depan? Kita tunggu saja.

    (rgr/din)

  • Minggu pagi, kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat

    Minggu pagi, kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat

    Arsip foto – Seorang anak berjalan dengan latar belakang gedung-gedung di Jakarta, Rabu (9/4/2025). Setelah mengalami perbaikan signifikan selama masa libur Lebaran, kualitas udara Jakarta kembali berada dalam kondisi tidak sehat atau memiliki indeks kualitas udara (Air Quality Index/ AQI) di angka 153 pada Rabu (9/4) dan termasuk dalam peringkat kedelapan terburuk sedunia versi situs pemantau kualitas udara IQAir. ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa

    Minggu pagi, kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 29 Juni 2025 – 08:35 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di Jakarta pada Minggu pukul 05.35 WIB dari laman IQAir masuk kategori tidak sehat dan menempatkannya pada peringkat kelima kota-kota dengan kualitas udara buruk dunia.

    Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) Kota Jakarta berada di angka 146 dan butir partikel halus PM2.5 berada di angka 53,6 mikrogram per meter kubik.

    Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

    Sedangkan kategori tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

    Lalu kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

    Kemudian, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

    Selanjutnya IQAir mencatatkan kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Lahore, Pakistan dengan angka 175, urutan kedua Kinshasa, Kongo di angka 162, urutan ketiga Kampala, Uganda di angka 159 dan keempat Beijing, China di angka 155.

    Sumber : Antara