kab/kota: Beijing

  • Bos BYD Sambangi Pabrik Mobil Xiaomi, Ada Apa Nih?

    Bos BYD Sambangi Pabrik Mobil Xiaomi, Ada Apa Nih?

    Jakarta

    Ada yang menarik dari linimasa otomotif China pekan ini. Chairman dan CEO BYD, Wang Chuanfu, tertangkap kamera sedang mengunjungi pabrik mobil Xiaomi. Dia tak sendirian, melainkan ditemani Lei Jun selaku founder Xiaomi Group!

    Dalam video pendek yang beredar di media sosial, disitat dari Carnewschina, Wang tampak diajak Lei berkeliling pabrik. Di belakang mereka, terlihat Hu Zhengnan selaku mantan bos R&D Geely dan kini mitra di Shunwei Capital–firma investasi yang dekat dengan Xiaomi.

    Meski tak diumumkan secara resmi, kehadiran trio ini langsung memantik spekulasi. BYD dan Xiaomi memang sudah lama menjalin kerja sama, baik di sektor smartphone maupun otomotif. Mobil listrik Xiaomi SU7 Standard Edition menggunakan baterai Blade buatan BYD.

    Bos BYD dan Bos Xiaomi. Foto: Weibo.

    Di Beijing Auto Show 2024 lalu, Lei Jun menyebut BYD sebagai ‘partner penting selama lebih dari satu dekade’. Wang Chuanfu juga terlihat mengunjungi booth Xiaomi dan menyatakan dukungannya terhadap ekspansi Xiaomi di dunia kendaraan listrik.

    Belum ada detil teknis yang diumumkan, tapi analis industri menilai kekuatan keduanya saling melengkapi. BYD unggul di baterai dan drivetrain, sementara Xiaomi kuat di ekosistem digital dan kokpit pintar. Kombinasi ini bisa jadi sangat berbahaya bagi kompetitor.

    Kehadiran Hu Zhengnan menambah bobot teknis dalam pertemuan ini. Sosok yang pernah memimpin proyek Geely Boyue itu dikenal sebagai otak di balik banyak inovasi R&D otomotif di China.

    Menariknya, kunjungan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Lei Jun foto bersama bos Nvidia, Jensen Huang, di samping Xiaomi SU7 Ultra. Semua ini menunjukkan Xiaomi sedang membangun narasi serius di ranah EV pintar.

    Dalam ekosistem EV China yang kian kompetitif, kolaborasi dan kompetisi bisa berjalan bersamaan. Xiaomi dan BYD seolah ingin menunjukkan, meski punya ambisi masing-masing, mereka tetap bisa saling dorong dalam membangun masa depan otomotif pintar.

    (sfn/dry)

  • Fokus ekonomi: Sorotan inovasi di ajang CISCE

    Fokus ekonomi: Sorotan inovasi di ajang CISCE

    Beijing (ANTARA) – Diselenggarakan pada 16-20 Juli 2025, Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga resmi dibuka di Beijing pada Rabu (16/7).

    Inovasi utama untuk CISCE edisi kali ini adalah “Debut Zone”, yang dikhususkan untuk peluncuran perdana produk, teknologi, dan ekosistem baru secara global, menampilkan berbagai inovasi terobosan yang mendorong kolaborasi industri.

    Seorang staf perusahaan teknologi BrainCo menggunakan tangan palsu pintar untuk melepas kacamatanya di area Rantai Teknologi Digital pada Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Ju Huanzong)

    Bahan aluminium daur ulang yang telah diproses ulang terlihat di stan Innovation Group di area Rantai Teknologi Digital saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Ju Huanzong)Para pengunjung menyaksikan pertunjukan robot humanoid di area Rantai Teknologi Digital saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Ju Huanzong)Tiga orang peserta pameran berbincang di stan Aluminum Corporation of China (Chinalco) di area Rantai Manufaktur Canggih saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Chen Shuo)Seorang pria mengunjungi stan Institut Teknik Fisika dan Kimia di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) di area Rantai Manufaktur Canggih saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Chen Shuo)Sebuah pesawat terbang ketinggian rendah terlihat di stan perusahaan teknologi GOVY di area Rantai Kendaraan Cerdas saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Zhang Chenlin)Robot bedah ortopedi bertenaga AI terlihat di area Rantai Hidup Sehat saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Zhang Chenlin)Foto yang diabadikan pada 16 Juli 2025 ini menunjukkan pemandangan di stan BlueSword di area Rantai Manufaktur Canggih dalam Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, ibu kota China. (Xinhua/Chen Shuo) Sejumlah pengunjung menyaksikan demonstrasi transmisi suspensi magnetik di stan Sunwoda di area Rantai Teknologi Digital saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Ju Huanzong) Pengunjung mengambil foto model kotak pasir di stan PwC di area Rantai Manufaktur Lanjutan saat berlangsung Pameran Rantai Pasokan Internasional China (China International Supply Chain Expo/CISCE) ketiga di Beijing, China, pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Chen Shuo)

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kunjungi AS, Presiden Filipina Marcos Bakal Bahas Perdagangan di tengah Ancaman Tarif

    Kunjungi AS, Presiden Filipina Marcos Bakal Bahas Perdagangan di tengah Ancaman Tarif

    JAKARTA – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. akan mengunjungi Amerika Serikat pekan depan dengan pesan yang jelas kepada Presiden AS Donald Trump, Filipina harus menjadi lebih kuat secara ekonomi jika ingin menjadi mitra yang benar-benar tangguh.

    Kunjungan pertama oleh kepala negara ASEAN sejak Trump menjabat pada Januari 2025, akan berfokus pada kerja sama ekonomi, dengan Marcos diperkirakan akan membahas kekhawatiran atas usulan tarif AS terhadap ekspor Filipina.

    “Kunjungan resmi Presiden juga bertujuan untuk membahas tarif AS yang diusulkan untuk dikenakan pada ekspor Filipina,” ujar Asisten Menteri Luar Negeri Raquel Solano dalam jumpa pers dilansir Reuters, Jumat, 18 Juli.

    Trump menaikkan tarif timbal balik untuk ekspor Filipina menjadi 20% bulan ini dari 17% yang diancamkan pada April.

    Perundingan antara pejabat perdagangan Filipina dan mitra mereka di AS sedang berlangsung di Washington dengan harapan dapat mencapai kesepakatan timbal balik yang dapat diterima dan saling menguntungkan bagi kedua negara

    Selama kunjungan tersebut, kedua pemimpin juga akan membahas kerja sama yang lebih erat di bidang pertahanan dan keamanan, termasuk isu-isu di Laut Cina Selatan di mana Manila dan Beijing telah terlibat dalam serangkaian konfrontasi maritim.

    Hubungan antara Manila dan Beijing memburuk di bawah Marcos, yang telah bergeser lebih dekat ke Amerika Serikat, memberinya akses yang lebih luas ke pangkalan militer Filipina.

    Pemberian akses itu didasari atas tujuan kedua negara untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai ketegasan Tiongkok di Laut China Selatan dan terhadap Taiwan.

    “Tujuan kunjungan ini adalah untuk lebih memperkuat Aliansi Filipina-Amerika Serikat, untuk secara proaktif melibatkan AS dalam semua aspek hubungan dan memanfaatkan peluang untuk kerja sama keamanan dan ekonomi yang lebih besar,” kata Solano.

    Amerika Serikat dan Filipina memiliki perjanjian pertahanan bersama yang telah berusia tujuh dekade dan mengadakan lusinan latihan tahunan, yang mencakup pelatihan dengan sistem rudal Typhon AS, dan baru-baru ini dengan sistem rudal anti-kapal NMESI.

    Marcos juga akan bertemu secara terpisah dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth, serta para pemimpin bisnis AS yang berinvestasi di Filipina.

  • Kondisi Ekonomi Indonesia, PPPI: Kita Berlari Tapi Tetap di Tempat

    Kondisi Ekonomi Indonesia, PPPI: Kita Berlari Tapi Tetap di Tempat

    Vietnam menjadi contoh menarik—dulu tertinggal dari Indonesia, kini mampu menyalip lewat konsistensi kebijakan dan keberanian reformasi.

    Umam juga mewanti-wanti ancaman ketidakstabilan global, seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan Timur Tengah, yang dapat memperparah perlambatan ekonomi.

    Ia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan sebesar 4,7% masih belum mampu menjawab kebutuhan penciptaan lapangan kerja dan daya saing industri nasional.

    Di sisi lain, ia menyoroti kelemahan institusional dalam negeri, seperti praktik politik klientelistik dan stagnasi reformasi birokrasi. Demokrasi, katanya, tidak boleh sekadar prosedural. “Negara gagal bukan karena ideologi, tapi karena institusi yang lemah dan politik transaksional,” tegasnya, mengutip Francis Fukuyama.

    Umam menyerukan pentingnya reformasi tata kelola, pembangunan civil service yang profesional, serta pengelolaan anggaran pembangunan yang transparan dan akuntabel. Ia mengingatkan bahwa belanja besar tanpa tata kelola dapat menjadi bumerang yang justru melemahkan ekonomi.

    Ia juga menyesalkan belum dimanfaatkannya pasar domestik Indonesia yang besar untuk membangun basis produksi nasional, terutama dalam menghadapi revolusi kendaraan listrik dan ekonomi hijau. “Ketika saya ke Beijing, semua motor sudah listrik. Di Indonesia, kita masih membicarakan potensi, belum aksi” keluhnya.

    Menurut Umam, Indonesia sebagai negara middle power harus berani menjadi pelopor, bukan sekadar pengikut. Visi kepemimpinan regional yang berdaya saing, berbasis data, dan ditopang oleh institusi kuat menjadi kunci menuju transformasi sejati.

  • Jepang Peringatkan Aktivitas Militer China yang Meningkat

    Jepang Peringatkan Aktivitas Militer China yang Meningkat

    Jakarta

    Jepang menyebut Cina sebagai ‘tantangan strategis terbesar’ dalam laporan tahunan pertahanan terbarunya. Jepang menyoroti agresivitas Beijing yang kian meluas serta fokus pada ancaman regional.

    Pejabat Jepang memperingatkan bahwa dunia memasuki era krisis baru, menghadapi tantangan terbesar sejak Perang Dunia II. Mereka mengkhawatirkan intensitas militer Cina yang terus meningkat sebagai ancaman serius bagi keamanan Jepang.

    Pengaruh Rusia di Asia semakin menguat

    Dokumen tersebut memperingatkan peningkatan kemampuan ofensif Korea Utara dan semakin eratnya hubungan strategis dengan Rusia.

    Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani mencatat keterlibatan Rusia dalam operasi militer gabungan dengan Cina, termasuk patroli udara dan laut. Sementara analis menilai bahasa dalam laporan tahunan pertahanan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan militer selama setahun terakhir.

    Menurut Ryo Hinata-Yamaguchi, dosen di Institut Strategi Internasional Universitas Internasional Tokyo, meningkatnya aktivitas Cina, Korea Utara, dan Rusia tahun lalu membuat kekhawatiran Jepang yang lebih eksplisit menjadi hal yang wajar. Ia juga mengatakan bahwa situasi keamanan terus mengalami perubahan.

    Asia Timur memanas dalam interaksi militer Cina-Jepang

    Ketegangan antara pasukan Cina dan Jepang terlihat dari insiden pada 7 Juli ketika pesawat pengintai Jepang YS-11EB dicegat oleh jet tempur-pengebom JH-7 Cina di Laut Cina Timur, dengan jarak 30 meter. Insiden serupa juga terjadi keesokan harinya.

    Tokyo menyampaikan ‘kekhawatiran serius’ atas manuver yang disebut sebagai ‘pendekatan abnormal’, namun Beijing menolak protes tersebut dan menuduh Jepang hampir memata-matai aktivitas militernya.

    Dalam setahun terakhir, kapal dan pesawat penjaga pantai Cina tercatat ratusan kali memasuki perairan sekitar Kepulauan Senkaku, wilayah tak berpenghuni yang dikuasai Jepang, tetapi diklaim Beijing sebagai Kepulauan Diaoyu. Sebuah pelampung besar milik Cina juga ditemukan di perairan sekitar kepulauan tersebut di Laut Cina Timur.

    Jepang hadang jet tempur Cina

    Pada Agustus 2024, pesawat pengintai militer Cina melanggar wilayah udara Jepang di atas Kepulauan Danjo, Prefektur Nagasaki, memicu respons cepat dari jet tempur Jepang. Tokyo menanggapi insiden ini dengan memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar China ke Kementerian Luar Negeri.

    Lalu apa kata Cina?

    Beijing segera menanggapi laporan pertahanan Jepang dengan kecaman, menyebutnya sebagai cerminan ‘persepsi keliru’ yang mencampuri urusan dalam negeri dan menyebarkan narasi ancaman Cina, menurut Global Times.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lin Jian, juga mengingatkan bahwa 2025 menandai 80 tahun kemenangan atas Jepang dalam Perang Perlawanan Rakyat. Ia mendesak Tokyo untuk ‘merenungkan kejahatan sejarahnya’ dan berhenti menggunakan ketegangan regional sebagai dalih memperkuat militernya.

    Jepang perkuat komunikasi strategis dengan AS

    Laporan tahunan Jepang menyatakan bahwa Tokyo berada di situasi yang tepat untuk mencapai target peningkatan anggaran pertahanan menjadi 2% dari PDB pada 2027, naik dari 1,8% saat ini. Meski masih di bawah ambang 5% yang diharapkan AS dari sekutunya.

    Analis Ryo Hinata-Yamaguchi menilai dokumen ini juga menyampaikan pesan tersirat kepada Washington, bahwa Jepang tengah mengambil peran lebih besar dalam pertahanannya dan ingin meyakinkan AS akan komitmennya sebagai sekutu yang dapat diandalkan.

    Rusia – Cina pamer kekuatan di tengah ketegangan regional

    Profesor Yakov Zinberg menyebut laporan pertahanan tahunan Jepang menggambarkan kekhawatiran atas potensi aliansi militer Cina, Korea Utara, dan Rusia.

    Ia menilai latihan gabungan antara Cina-Rusia yang kian intens bertujuan menunjukkan kekuatan untuk menekan Jepang. Bahkan salah satu manuvernya adalah mengelilingi kepulauan Jepang.

    Zinberg juga menyoroti kekhawatiran Tokyo terhadap komitmen keamanan AS di bawah Presiden Trump yang dinilai tidak dapat diprediksi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Levie Wardana

    Editor: Prita Kusumaputri

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Trump Angkat Tangan, China Langsung Kuasai Teknologi AS

    Video: Trump Angkat Tangan, China Langsung Kuasai Teknologi AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump akhirnya menyerah dan mencabut pembatasan ekspor chip Kecerdasan Buatan atau AI dari Amerika Serikat ke China. Hal tersebut diungkap raja chip AS, Nvidia saat berkunjung ke Beijing.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Kamis, 17/07/2025) berikut ini.

  • Taiwan Gelar Latihan Perang Hadapi Serangan China

    Taiwan Gelar Latihan Perang Hadapi Serangan China

    Jakarta

    Jalan-jalan di Taipei, ibu kota Taiwan yang biasanya ramai akan terhenti sejenak pada hari Kamis (17/7), ketika sirene serangan udara berbunyi. Suara sirene ini akan membuat ribuan orang pergi ke tempat-tempat perlindungan bawah tanah sebagai latihan untuk menghadapi serangan China.

    Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (17/7/2025), latihan sipil tahunan diadakan di berbagai kota di Taiwan minggu ini, bersamaan dengan latihan militer, untuk mempersiapkan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut menghadapi kemungkinan invasi China.

    Meskipun pemerintah China tidak pernah memerintah Taiwan, Beijing bersikeras bahwa pulau itu adalah bagian dari wilayahnya dan telah mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengendalikannya.

    Pukul 13.30 waktu setepat, sirene akan terdengar di seluruh Taipei, membuat ibu kota berpenduduk 2,5 juta jiwa itu terhenti selama setengah jam. Lalu lintas akan diminta untuk berhenti, dan orang-orang akan diarahkan ke tempat perlindungan, termasuk tempat parkir bawah tanah dan stasiun kereta bawah tanah.

    Latihan ini juga akan melibatkan simulasi distribusi bantuan masa perang dan acara untuk korban massal.

    Sejak menjabat tahun lalu, Presiden Taiwan Lai Ching-te telah berupaya meningkatkan kesadaran publik akan ancaman yang ditimbulkan oleh China.

    Mengenai latihan tersebut, warga Taiwan, Oscar Wang yang berusia 25 tahun mengatakan: “Saya pikir ini perlu karena ketegangan di selat ini sangat tinggi saat ini.”

    “Jadi, penting untuk membuat kami, masyarakat umum, lebih mengenal rute evakuasi,” ujarnya kepada AFP.

    Lihat juga Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump

    Taiwan juga ingin menunjukkan kepada dunia, terutama pendukung keamanan utamanya, Amerika Serikat, bahwa mereka serius dalam meningkatkan kemampuan pertahanannya.

    Dalam latihan perang ini, pasukan reguler Taiwan bergabung dengan mobilisasi pasukan cadangan terbesar yang pernah ada untuk latihan militer “Han Kuang” selama 10 hari, yang berakhir Jumat besok.

    Alih-alih hanya menangkis serangan China di kawasan pantainya, pasukan Taiwan tahun ini juga berlatih melawan pasukan invasi di jalan-jalan kota.

    “Ini lebih merupakan pelatihan daripada membiasakan penduduk Taiwan dengan realitas peperangan modern,” kata Kitsch Liao dari Atlantic Council, sebuah lembaga pemikir AS.

    Lihat juga Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Cabut Blokir China, Manusia Rp 2.400 Triliun Tambah Kaya

    AS Cabut Blokir China, Manusia Rp 2.400 Triliun Tambah Kaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) akhirnya mencabut pemblokiran akses teknologi ke China. Hal ini langsung membawa berkah bagi Nvidia, raja AI asal AS yang sempat ketar-ketir karena dilarang jualan ke China. 

    Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pemerintah berencana untuk membuka kembali penjualan chip AI H20 Nvidia, yang sempat diblokir beberapa waktu lalu. Pembukaan blokir itu dalam bagian negosiasi mengenai logam tanah jarang.

    Tak lama kemudian, CEO Nvidia Jensen Huang yang berkunjung ke Beijing menyanjung pembuat model AI dari China seperti Deepseek, Alibaba, dan Tencent. 

    Ia menyebut model-model AI China berkelas dunia, dikutip dari Reuters, Rabu (16/7/2025).

    Menurut Huang, pasar China sangat besar, dinamis, dan inovatif. Bahkan, Huang menyebut sangat penting bagi perusahaan AS untuk membangun basis di Beijing.

    Terkait perubahan aturan dalam pemerintah AS, Huang mengatakan diskusi konstruktif dan positif telah terjalin antara dua pemerintahan.

    “Perubahan terbaru ini sebenarnya berkaitan dengan diskusi konstruktif dan positif antar pemerintah AS dan China soal pembahasan pengendalian ekspor,” ujarnya.

    Dia menambahkan lisensi akan turun dalam waktu dekat. “Saya diyakinkan lisensi akan datang dengan sangat cepat,” kata Huang.

    Untuk mendapatkan persetujuan, pesanan chip Nvidia dari perusahaan China perlu dikirimkan ke pemerintahan AS. Kabarnya, Bytedance dan Tencent juga sedang dalam proses pengajuan aplikasi.

    Namun Reuters melaporkan Bytedance membantah mereka mengajukan aplikasi. Sementara itu, Tencent tidak menanggapi permintaan berkomentar.

    Saham Nvidia, perusahaan paling berharga di dunia, ditutup naik 4% dan hampir tidak berubah dalam perdagangan setelah pasar. Sebelumnya, Nvidia memperkirakan pembatasan chip yang diputuskan AS pada April 2025 akan memangkas pendapatannya sebesar US$15 miliar.

    Dengan dibukanya akses ekspor chip dari AS ke China,Nvidia akan kembali meraup pendapatan besar dari pasar pentingnya. Harta Huang yang sempat tergerus karena isu pemblokiran, kini kembali melesat.

    Pantauan CNBC Indonesia di Forbes, Kamis (17/7/2024), harta Huang naik 0,39% menjadi US$149,2 miliar atau setara Rp2.435 triliun.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ekonomi China Tumbuh 5,2% di Tengah Tekanan Tarif AS

    Ekonomi China Tumbuh 5,2% di Tengah Tekanan Tarif AS

    Jakarta

    Ekonomi Cina tercatat mengalami pertumbuhan 5,2% di pada kuartal kedua 2025 (April-Juni 2025), seperti yang dikutip Reuters dari data Badan Statistik Nasional negara tersebut (NBS). Pertumbuhan ini digadang menunjukkan ketahanan Cina di tengah tekanan tarif dagang Amerika Serikat.

    Meski pertumbuhan kuartal kedua sedikit di bawah prosentase 5,4% pada kuartal pertama, tetapi memenuhi target pertumbuhan ekonomi pemerintah dengan capaian 5% di tahun 2025. Lebih tinggi dari perkiraan pasar yaitu sebesar 5.1%.

    Capaian positif di semester pertama ini didukung stimulus ekonomi negara melalui stimulus fiskal, obligasi khusus, moneter, hingga stimulus properti dan sosial.

    Selain itu jeda dalam eskalasi perang dagang AS-Cina turut mendukung pertumbuhan ini. Jeda ini memungkinkan para eksportir untuk mempercepat pengiriman barang jelang kenaikan tarif.

    “Cina mencapai pertumbuhan di atas target resmi 5% di kuartal kedua tahun ini sebagian karena ekspor yang meningkat,” kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

    Di balik pertumbuhan yang stabil

    Namun, para analis mengkhawatirkan bahwa pertumbuhan ini mungkin tidak berkelanjutan. Kepercayaan konsumen yang melemah, penurunan harga, dan krisis properti membuat angka permintaan menurun.

    Terdapat penundaan pembayaran terutama di sektor otomotif dan elektronik, bahkan perusahaan utilitas milik pemerintah terbelit hutang untuk menopang jalannya produksi.

    Para ekonom menyarankan agar Beijing mengalihkan fokus kebijakan dari sektor ekspor ke sektor domestik, seperti pendidikan, kesehatan, serta memperkuat jaminan sosial agar konsumsi domestik bisa meningkat.

    Max Zenglein, ekonom senior Asia-Pasifik dari Conference Board of Asia, menyebut ekonomi China sebagai “ekonomi kecepatan ganda”, di mana industri tetap kuat namun konsumsi lemah. Menurutnya, kedua hal ini saling mempengaruhi.

    “Banyak tantangan ekonomi saat ini, seperti lemahnya keuntungan dan tekanan deflasi, dipicu oleh ekspansi kapasitas berkelanjutan di sektor manufaktur dan teknologi,” kata Zenglein. “Perang dagang dengan AS kini kembali berdampak ke dalam negeri.”

    Sementara itu, para investor bersiap-siap untuk menghadapi semester kedua yang lebih lemah bahkan ketika stimulus tambahan sedang direncanakan dalam pertemuan Politbiro yang akan datang di bulan Juli.

    Menurut perusahaan riset dan konsultasi ekonomi Prognos Institute, perusahaan-perusahaan Cina kini menyumbang 16% dari ekspor global, dua kali lipat lebih besar daripada Jerman, meningkatkan kompetisi perdagangan global.

    Bagaimana kelanjutan perang tarif Cina dan AS?

    Isu Taiwan, teknologi baru, serta perdagangan membuat ketegangan Washington dan Beijing kian meningkat.

    Pada bulan April Presiden AS mengumumkan tarif 145% untuk barang-barang dari Cina. Namun, negosiasi antara kedua negara ini pada bulan Mei menyepakati penurunan tarif AS menjadi 30% selama 90 hari untuk memfasilitasi perundingan lanjutan. Cina turut merespon dengan mengurangi tarif atas barang-barang AS dari 125% menjadi 10%.

    Jika perang dagang antara kedua negara bereskalasi Cina mencoba menyasar pasar Uni Eropa untuk menyerap kelebihan kapasitas produksinya. Namun hal ini tentu akan berdampak pada hubungan dagang UE-AS.

    Sementara itu, ketika AS memperketat pembatasan perdagangan dengan beberapa negara Amerika Latin, Cina memperluas pengaruhnya di Amerika Selatan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizky Nugraha

    Lihat juga Keputusan Trump Terhadap Pasar Global Hingga Perlambatan Ekonomi China

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Menyerah, China Langsung Borong Chip Amerika

    Trump Menyerah, China Langsung Borong Chip Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump akhirnya menyerah dan mencabut pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) dari Amerika Serikat (AS) ke China. Hal tersebut diungkap raja chip AS, Nvidia, saat berkunjung ke Beijing.

    Nvidia berencana untuk mengirim kembali chip AI H20 ke China, setelah sempat diblokir. Namun, ternyata pemerintahan Trump tak membuka akses teknologi tersebut secara cuma-cuma.

    Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan kesepakatan chip tersebut merupakan bagian dari negosiasi logam tanah jarang milik China.

    “Kami memasukkannya [pembukaan akses chip] dalam kesepakatan dagang dengan logam,” kata Lutnick, dikutip dari Reuters, Rabu (16/7/2025).

    Ia menambahkan, kesepakatan ini berarti China juga akan mulai menjual logal tanah jarang ke manufaktur-manufaktur AS. Namun, ia tak memperinci lebih lanjut terkait kesepakatan lengkap antara kedua negara ekonomi terbesar dunia.

    Pada Senin (14/7) pekan ini, Nvidia mengatakan pihaknya sedang mengajukan permohonan kepada pemerintah AS untuk melanjutkan penjualan unit pemrosesan grafis H20 ke China, dan telah diyakinkan oleh AS bahwa mereka akan segera mendapatkan lisensinya.

    Pencabutan kontrol ekspor chip ke China menandai melunaknya hubungan dagang AS-China setelah memanas gara-gara perang tarif. China yang membuka penjualan logam tanah jarang ke AS juga menunjukkan hubungan yang kian positif.

    Namun, tak semua pihak setuju dengan kesepakatan dagang terbaru AS dan China. Pembukaan akses chip AS ke China langsung menuai pertanyaan dan kritik dari para legislator AS pada Selasa (15/7) kemarin.

    “Keputusan tersebut tidak hanya akan menyerahkan teknologi tercanggih kita kepada musuh asing, tetapi juga sangat tidak konsisten dengan posisi pemerintah ini yang telah dinyatakan sebelumnya mengenai pengendalian ekspor untuk China,” ujar Perwakilan Demokrat Raja Krishnamoorthi, anggota senior Komite Khusus Dewan Perwakilan Rakyat untuk China, dalam sebuah pernyataan.

    Perwakilan Republik yang merupakan kepala komite tersebut, John Moolenaar, mengatakan ia akan mencari klarifikasi lebih lanjut ke Kementerian Perdagangan.

    “H20 adalah chip canggih yang memainkan peran signifikan bagi perkembangan perusahaan AI China seperti DeepSeek, menurut penyelidikan bipartisan kami,” kata Moolenaar.

    Ia menilai kemunculan DeepSeek memunculkan tekanan bagi perusahaan-perusahaan AI asal AS seperti OpenAI.

    “Sangat penting bagi kita untuk tetap memimpin perkembangan AI canggih agar tidak direbut China,” kata dia.

    Saham Nvidia, perusahaan paling berharga di dunia, ditutup naik 4% dan hampir tidak berubah dalam perdagangan setelah pasar. Sebelumnya, Nvidia memperkirakan pembatasan chip yang diputuskan AS pada April 2025 akan memangkas pendapatannya sebesar US$15 miliar.

    China Langsung Borong Chip AS

    Rencana Nvidia untuk melanjutkan penjualan telah memicu perebutan pembelian chip H20 oleh perusahaan-perusahaan China, menurut dua sumber Reuters.

    Chip yang akan kembali dijual Nvidia adalah yang terbaik yang dapat ditawarkan secara legal di China, tetapi daya komputasinya jauh lebih rendah dibandingkan versi yang dijual di luar China.

    Sebagai informasi, pemerintahan AS sudah beberapa kali melakukan pembatasan ekspor chip ke China. Mulai dari masa jabatan pemerintahan Trump yang pertama, kemudian dilanjutkan di era pemerintahan Joe Biden.

    Walaupun chip H20 bukan yang tercanggih di pasaran, tetapi chip tersebut sudah kompatibel dengan software Nvidia yang menjadi standar de facto dalam industri AI global.

    Nvidia berpendapat bahwa posisi kepemimpinan perusahaan bisa merosot jika tidak dapat menjual chip yang diproduksi di China kepada pengembang China yang sedang didekati oleh Huawei Technologies.

    Huang mengatakan pasar China sangat besar, dinamis, dan sangat inovatif, serta menjadi rumah bagi banyak peneliti AI.

    China menghasilkan pendapatan sebesar US$17 miliar bagi Nvidia pada tahun fiskal yang berakhir pada 26 Januari, atau 13% dari total penjualan, berdasarkan laporan tahunan terbarunya.

    Raksasa internet ByteDance dan Tencent dilaporkan sedang dalam proses pengajuan aplikasi untuk chip H20, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

    Inti dari proses ini adalah daftar yang telah disetujui oleh Nvidia agar perusahaan-perusahaan China dapat mendaftar untuk pembelian potensial, kata salah satu sumber.

    Tencent tidak menanggapi permintaan komentar. ByteDance membantah dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang mengajukan aplikasi. Nvidia menolak berkomentar mengenai sistem daftar yang telah disetujui.

    Sebagai informasi, China menghentikan ekspor tanah jarang pada Maret 2025, menyusul perselisihan dagang dengan Trump. China mendominasi pasar tanah jarang, sekelompok 17 logam yang digunakan dalam HP, senjata, kendaraan listrik, dan banyak lagi.

    Kunjungan Huang diawasi ketat di China dan AS. Dua senator bipartisan AS pada pekan lalu mengirimkan surat kepada CEO tersebut yang memintanya untuk tidak bertemu dengan perusahaan yang bekerja sama dengan badan militer atau intelijen China.

    Para senator juga meminta Huang untuk menahan diri dari pertemuan dengan entitas yang tercantum dalam daftar ekspor terbatas AS.

    Produsen chip AI saingan Nvidia, AMD, juga mengatakan Kementerian Perdagangan akan meninjau permohonan lisensinya untuk mengekspor chip MI308 ke China. Perusahaan berencana untuk melanjutkan pengiriman tersebut setelah lisensi disetujui, katanya. Sahamnya naik 7% dalam perdagangan Selasa (15/7) kemarin.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]