kab/kota: Beijing

  • China Siap Terjun ke Dunia Kripto, Mau Terbitkan Stablecoin Yuan

    China Siap Terjun ke Dunia Kripto, Mau Terbitkan Stablecoin Yuan

    Jakarta, CNBC Indonesia – China tengah mempertimbangkan “terjun” ke dunia kripto melalui penerbitan stablecoin berbasis yuan untuk pertama kalinya. Langkah ini disebut sebagai strategi Beijing untuk memperluas penggunaan mata uangnya secara global dan menyaingi dominasi dolar Amerika Serikat (AS).

    Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Dewan Negara atau kabinet China dijadwalkan meninjau serta kemungkinan menyetujui peta jalan stablecoin akhir bulan ini.

    “Rencana tersebut akan mencakup target penggunaan yuan di pasar global serta pedoman bagi regulator dalam mengelola risiko,” ujar sumber itu yang enggan disebutkan namanya, dikutip Reuters, Kamis (21/8/2025).

    Stablecoin adalah aset digital atau mata uang kripto yang nilainya dipatok ke mata uang fiat, seperti dolar AS atau yuan, untuk menjaga stabilitas harga. Saat ini, stablecoin berbasis dolar menguasai lebih dari 99% pasokan global.

    China sendiri sejak lama mendorong yuan agar sejajar dengan dolar dan euro dalam sistem keuangan internasional. Namun, ketatnya kontrol modal dan surplus perdagangan justru membatasi langkah tersebut.

    “Stablecoin yuan lepas pantai, khususnya di Hong Kong, merupakan kemungkinan yang nyata,” kata Huang Yiping, penasihat Bank Rakyat China (PBOC), dalam wawancara dengan media lokal.

    Langkah ini menandai perubahan besar sikap Beijing terhadap aset digital. Sebelumnya, pada 2021, China melarang perdagangan dan penambangan kripto karena alasan stabilitas sistem keuangan.

    Namun kini, meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Washington serta maraknya penggunaan stablecoin dolar oleh eksportir China membuat Beijing meninjau ulang kebijakan tersebut.

    Hong Kong dan Shanghai diperkirakan menjadi pusat utama implementasi stablecoin yuan. Hong Kong bahkan telah memberlakukan regulasi stablecoin sejak 1 Agustus lalu, menjadikannya salah satu pasar pertama di dunia yang mengatur penerbit stablecoin berbasis mata uang fiat.

    China juga akan membahas potensi stablecoin dalam perdagangan dan pembayaran lintas batas bersama sejumlah negara di KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) pada 31 Agustus hingga 1 September di Tianjin.

    Pasar stablecoin global saat ini masih relatif kecil, sekitar US$247 miliar (Rp4.000 triliun), menurut CoinGecko. Namun, Standard Chartered Bank memperkirakan pasar ini dapat tumbuh hingga US$2 triliun (Rp32.400 triliun) pada 2028.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • China Tiba-tiba Berubah Ikut Jejak Amerika, Terungkap Alasannya

    China Tiba-tiba Berubah Ikut Jejak Amerika, Terungkap Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mulai mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) untuk menggenjot industri mata uang kripto. Padahal, beberapa saat lalu pemerintah China sempat melarang kepemilikan privat terhadap mata uang digital seperti Bitcoin.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (21/8/2025), China mempertimbangkan izin penggunaan stablecoin yang dibekingi yuan untuk pertama kalinya. Hal ini diungkap beberapa sumber dalam yang familiar dengan rencana tersebut.

    Reuters mencatat bahwa langkah ini menandai perubahan besar-besar dari sikap pemerintah China sebelumnya yang cenderung apatis terhadap aset digital.

    Sebagai informasi, stablecoin merupakan jenis mata uang kripto yang dirancang untuk mencaga nilai secara konstan. Token-token ini biasanya dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS dan umumnya digunakan oleh pedagang kripto untuk memindahkan dana antar token.

    Kabinet China disebut akan mengaji dan kemungkinan menyetujui roadmap terkait stablecoin yuan pada akhir bulan ini, demi menggenjot penggunaan yuan yang lebih luas secara global.

    Senjata China Lawan AS

    Langkah ini juga dinilai sebagai strategi China untuk mengejar ketinggalan dengan AS yang lebih dulu menggenjot stablecoin, menurut beberapa sumber Reuters.

    Di AS, Presiden Donald Trump mendukung stablecoin beberapa hari setelah pelantikannya pada Januari 2025. Pemerintahan Trump juga sedang membangun kerangka regulasi yang membantu melegitimasi mata uang kripto yang dipatok dolar.

    Teknologi blockchain yang mendasari stablecoin memungkinkan transfer dana secara instan, tanpa batas, dan beroperasi 24 jam dengan biaya rendah. Keunggulan ini memberikan potensi bagi stablecoin untuk mendobrak arus uang harian tradisional dan sistem pembayaran lintas batas.

    Inovasi keuangan, khususnya stablecoin, dipandang oleh Beijing sebagai alat yang menjanjikan untuk internasionalisasi yuan di tengah meningkatnya pengaruh mata uang kripto yang dipatok dolar AS dalam keuangan global, kata sumber Reuters.

    Di dalam roadmap, rencananya akan dibahas target untuk memperluas penggunaan mata uang China di pasar global. Selain itu, roadmap juga akan menyisipkan tanggung jawab regulator domestik, serta langkah-langkah pencegahan risiko.

    Salah satu sumber menyebut pejabat senior China akan menggelar pertemuan untuk penyusunan roadmap pada akhir bulan ini. Fokusnya untuk menglobalisasi yuan dan stablecoin-nya, mengikuti tren dunia saat ini.

    Dalam pertemuan itu, para pejabat senior China juga akan mendefinisikan batasan penggunaan stablecoin dan pengembangan bisnisnya.

    Mendobrak Dominasi AS

    Sebagai informasi, China telah melarang perdagangan dan penambangan mata uang kripto pada 2021 karena kekhawatiran terhadap stabilitas sistem keuangan.

    Di sisi lain, China sudah lama memimpikan yuan bisa mencapai status mata uang kripto, sama halnya dengan dolar AS dan euro. Pasalnya, China merupakan negara ekonomi terbesar kedua di dunia. Sayangnya, kontrol modalnya yang ketat dan surplus perdagangan tahunannya yang mencapai triliunan dolar telah menghambat tujuan tersebut.

    Saat ini, stablecoin yang dibekingi dolar AS masih mendominasi pasar, yakni sebanyak 99% dari suplai stablecoin global, menurut Bank fo International Settlements.

    Di Asia, Kora Selatan telah berjanji untuk mengizinkan perusahaan-perusahaan memperkenalkan stablecoin berbasis won. Hal serupa juga sedang digodok di Jepang.

    Dorongan China untuk menggenjot stablecoin juga dipicu oleh ketegangan geopolitik dengan AS. Hal ini membuat penggunaan stablecoin berbasis dolar AS marak dilakukan para eksportir China.

    Rencana terbaru Beijing untuk mendorong stablecoin terjadi setelah regulator Shanghai pada bulan lalu menggelar pertemuan dengan pejabat lokal. Pertemuan itu mempertimbangkan respons strategis terhadap stablecoin dan mata uang digital.

    China diperkirakan akan membahas perluasan penggunaan yuan dan kemungkinan stablecoin untuk perdagangan dan pembayaran lintas batas dengan beberapa negara pada KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus-1 September di Tianjin, menurut sumber tersebut.

    Pasar stablecoin global saat ini masih kecil, sekitar US$247 miliar, menurut penyedia data kripto CoinGecko. Namun, Standard Chartered Bank memperkirakan pasar tersebut dapat tumbuh hingga US$2 triliun pada 2028 mendatang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Enggak Nyangka, Jualan Labubu Raup Rp 16,27 Triliun Setahun

    Enggak Nyangka, Jualan Labubu Raup Rp 16,27 Triliun Setahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pop Mart, memproyeksikan pendapatan penjualan Labubu melampaui US$ 1 miliar atau naik 8 kali lipat. 

    Berdasarkan laporan Tech Crunch, Pop Mart melaporkan pendapatan US$ 670 juta pada paruh pertama 2025. Capaian tersebut membuat perusahaan optimistis bisa membukukan pendapatan lebih dari US$ 1 miliar sepanjang 2025.

    Pendapatan Pop Mart jauh lebih tinggi dibanding perusahaan mainan global yang berbasis di Amerika Serikat, Mattel. Mattel adalah perusahaan pemilik Barbie dan Hot Wheels.

    Pop Mart sendiri telah berdiri selama 15 tahun dan sahamnya diperdagangkan di bursa. Namun, strategi Pop Mart lewat peluncuran Labubu membuat perusahaan asal China tersebut dilirik oleh modal ventura (VC) yang biasanya fokus berinvestasi di startup teknologi.

    Labubu dijual dalam format “blind box” sehingga pembeli tidak tahu desain atau kategori mainan yang mereka dapatkan. Harga setiap boks berkisar antara US$ 10 hingga US$ 20 (Rp 163 ribu – Rp 325 ribu).

    Popularitas Labubu meledak setelah Lisa, anggota Blackpink, mengaku terobsesi dengan boneka berbentuk “monster imut” tersebut. Kemudian, Labubu terlihat digunakan oleh selebritas lain untuk menghiasi tas tangan mereka.

    Manajemen Pop Mart menyatakan perusahaan berencana memperluas bisnis mereka ke wilayah Timur Tengah, Eropa Tengah, dan Amerika Selatan. Tahun ini, penjualan Pop Mart di luar China ditargetkan setara dengan penjualan di China.

    “Saya rasa pasar luar negeri masih sangat positif, dan kami percaya masih banyak ruang untuk tumbuh,” kata CEO Pop Mart, Wang Ning.

    Di AS, Pop Mart memiliki 40 toko. Pop Mart berencana membangun 10 toko lagi sampai akhir 2025. Pop Mart berencana meluncurkan Labubu versi kecil yang bisa dijadikan aksesori HP. 

    Perusahaan yang bermarkas di Beijing tersebut juga punya rencana untuk memanfaatkan HAKI milik mereka untuk memproduksi film animasi hingga taman hiburan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • India Uji Coba Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir, Mampu Jangkau China

    India Uji Coba Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir, Mampu Jangkau China

    New Delhi

    India mengatakan pihaknya telah menggelar uji coba rudal balistik jarak menengah, yang diklaim berlangsung sukses. New Delhi bahkan menyebut jika rudal itu beroperasi, maka seharusnya mampu membawa hulu ledak nuklir ke wilayah mana pun di China.

    Otoritas India dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (21/8/2025), mengatakan bahwa rudal Agni-5 berhasil diluncurkan di negara bagian Odisha, India bagian timur, pada Rabu (20/8) waktu setempat.

    New Delhi menyebut keberhasilan uji coba rudal tersebut “memvalidasi semua parameter operasional dan teknis”.

    Rudal Agni-5 merupakan salah satu dari sejumlah rudal balistik jarak pendek dan menengah yang diproduksi di dalam negeri oleh India, dengan tujuan meningkatkan postur pertahanan dalam melawan Pakistan serta China.

    Rudal jenis ini menggunakan teknologi yang memungkinkannya membawa beberapa hulu ledak nuklir, sehingga hulu ledak tersebut dapat dibagi dan mengenai target-target yang berbeda. India terakhir kali menguji coba rudal Agni-5 pada Maret 2024 lalu.

    India semakin memperdalam kerja sama pertahanan dengan negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk bergabung dengan aliansi keamanan Quad bersama Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang, yang dipandang untuk menangkal China.

    India dan China, dua negara dengan penduduk terbanyak di dunia, merupakan rival sengit yang bersaing memperebutkan pengaruh di kawasan Asia Selatan. Hubungan kedua negara memburuk tahun 2020 lalu, setelah bentrokan perbatasan yang mematikan.

    Namun baru-baru ini hubungan kedua negara menghangat dengan beberapa kunjungan bilateral. Pada Oktober tahun lalu, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi bertemu Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pertemuan puncak di Rusia, yang merupakan pertemuan pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

    Akhir bulan ini, Modi dijadwalkan mengunjungi Tianjin, China, yang akan menjadi kunjungan pertamanya ke negara tersebut sejak tahun 2018 lalu.

    Perang tarif yang dikobarkan Presiden AS Donald Trump beberapa waktu terakhir semakin mendorong New Delhi dan Beijing untuk memperbaiki hubungan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • KAI Bakal Bahas Utang Kereta Cepat dengan Danantara

    KAI Bakal Bahas Utang Kereta Cepat dengan Danantara

    Jakarta

    Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Bobby Rasyidin, mengaku akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anangata Nusantara (Danantara), terkait permasalahan beban keuangan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

    Hal itu ia ungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) perdananya bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025). Dalam agenda tersebut, sejumlah Anggota Komisi VI mencecar Bobby terkait penyelesaian persoalan KCIC.

    Mulanya, Bobby menjelaskan pihaknya akan mendalami persoalan beban keuangan KCIC. Ia memastikan dapat memahami permasalahan-permasalahan KAI dalam satu minggu, termasuk KCIC.

    “Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” ungkap Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

    Bobby mengaku akan berkoordinasi dengan BPI Danantara untuk penyelesaian persoalan keuangan KCIC. “Jadi kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian (persoalan) KCIC ini,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, meminta KAI untuk berkoordinasi dengan Danantara mengenai persoalan KCIC. Ia menyebut, Danantara telah menyusun solusi penyelesaian KCIC dalam RKAP 2025.

    “Kami ingin sampaikan dalam RKAP 2025 Danantara, itu sudah ada solusi untuk penyelesaian KCIC. Nah, saya minta pak Bobby koordinasi dengan Danantara, kan setiap bulan KAI pasti diundang oleh Danantara untuk evaluasi kinerja kan? Nah, di situ tolong dibicarakan dengan Managing Director KAI soal penyelesaian permasalahan Whoosh ini,” jelasnya.

    Diketahui, KAI sendiri masuk dalam konsorsium proyek tersebut melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). KAI sendiri menjadi pengendali mayoritas PT PSBI dengan kepemilikan saham sebanyak 58,53%. Dalam konsorsium tersebut, PT PSBI memegang kendali 60%, sedangkan 40% sisanya dipegang oleh perusahaan asal China, yakni Beijing Yawan HSR Co. Ltd.

    Adapun KCIC menelan kerugian hingga Rp 1,6 triliun di semester I 2025. Adapun total penyerapan kerugian KAI di paruh pertama tahun ini mencapai Rp 1,424 triliun. Sementara di semester I tahun 2024, kerugian 2,377 triliun.

    Berdasarkan catatan detikcom, diketahui pembangunan proyek ini mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp 6,98 triliun atau hampir Rp 7 triliun.

    Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan saat ini Danantara tengah menyiapkan berbagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan utang tersebut. Meski begitu, ia belum menjelaskan lebih detail terkait upaya apa yang akan dilakukan.

    “Jadi memang kereta cepat ini sedang kita pikirkan dan segera akan kita usulkan nanti, tapi kan solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini,” kata Dony saat ditemui usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/7/2025).

    (kil/kil)

  • China Tertarik Eksplorasi Tambang Mineral Afghanistan

    China Tertarik Eksplorasi Tambang Mineral Afghanistan

    JAKARTA – China tertarik untuk mengeksplorasi dan menambang mineral di Afghanistan dan ingin Kabul secara resmi bergabung dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan.

    Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengunjungi Kabul dan mengadakan pembicaraan dengan Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi. Kedua negara ingin memperluas kerja sama di berbagai bidang.

    Wang mengatakan kedua negara bekerja sama untuk menghilangkan hambatan dalam perdagangan produk pertanian dan meningkatkan ekspor Afghanistan ke Tiongkok, menurut pernyataan Afghanistan.

    “Bapak Wang Yi juga menyebutkan bahwa Tiongkok bermaksud untuk memulai kegiatan penambangan praktis tahun ini,” kata kata Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban dilansir Reuters, Rabu, 20 Agustus.

    Beijing belum mengeluarkan hasil pembicaraan tersebut.

    China adalah negara pertama yang menunjuk duta besar untuk Afghanistan di bawah Taliban dan berupaya mengembangkan hubungannya dengan kelompok Islam garis keras yang menguasai negara yang dilanda perang itu pada tahun 2021.

    Negara miskin yang kaya akan endapan litium, tembaga, dan besi, dapat menawarkan kekayaan sumber daya mineral untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan Beijing, kata para analis.

  • Rupiah Loyo Hari Ini 19 Agustus 2025 Usai Libur HUT RI – Page 3

    Rupiah Loyo Hari Ini 19 Agustus 2025 Usai Libur HUT RI – Page 3

    Berdasarkan laporan FedWatch CME, ada kemungkinan sebesar 83 persen The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September 2025, namun sikap hawkish bank sentral AS menjadi langkah antisipasif pelaku pasar saat ini.

    Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan pada Jumat (15/08), yang tidak menghasilkan kesepakatan gencatan senjata atau kesepakatan formal untuk mengakhiri perang Ukraina.

    Sebelumnya, pada Rabu (13/8/2025), Trump mengancam akan memberikan “konsekuensi berat” apabila Putin tidak menyetujui perdamaian, mengingat Trump telah mengancam tarif tinggi terhadap pembeli utama minyak Rusia, yaitu India dan China.

    Para analis mengatakan pembatasan yang lebih ketat terhadap ekspor energi dari Moskow dapat memperburuk kendala pasokan yang ada, terutama di Eropa, dan sebagian Asia yang masih sangat bergantung pada minyak mentah dan produk olahan Rusia.

    Dari kawasan Asia, perekonomian China melambat di hampir semua sektor pada Juli 2025, yang mana aktivitas pabrik, investasi, dan penjualan ritel mengecewakan ekspektasi, dipengaruhi pengetatan Beijing terhadap perang harga serta dampak lanjutan tarif impor dari Trump.

     

     

     

     

     

     

  • Industri Robotik China Super Maju, Siap ‘Banjir’ Robot Manusia ke RI?

    Industri Robotik China Super Maju, Siap ‘Banjir’ Robot Manusia ke RI?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada Konferensi Robot Dunia 2025 yang diadakan di Beijing awal bulan ini, para robot saling beradu pukulan di ring tinju hingga menyusun strategi dalam permainan Gomoku.

    Acara ini menjadi bukti nyata akan kehebatan robotika China yang sedang berkembang pesat, menunjukkan masa depan di mana humanoid memainkan peran yang semakin penting dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

    Dilansir China Daily, Senin (18/8/2025) Skala konferensi ini sangat mencengangkan – 50 produsen robot humanoid, memecahkan rekor peluncuran model dan solusi terbaru mereka di konferensi tersebut.

    Ambisi China didukung oleh kemajuan yang solid. Sebuah laporan KPMG mengungkapkan bahwa China memimpin dunia dengan hampir 6.000 pengajuan paten robot humanoid dalam lima tahun terakhir.

    Investasi telah meroket, dengan pembiayaan industri melonjak menjadi 7,23 miliar yuan ($1 miliar) pada tahun 2024 dari 1,58 miliar yuan pada tahun 2020 – tingkat pertumbuhan tahunan gabungan yang sangat tinggi sebesar 35,6 persen.

    “Indra peraba ini fundamental,” kata Liu Wuyue, pendiri Link-touch, sebuah perusahaan rintisan China, menggarisbawahi peran penting sensor gaya.

    Perusahaannya mendobrak batasan dalam sensor gaya enam dimensi khusus untuk humanoid melalui inovasi dalam desain elastomer, sirkuit tertanam respons tinggi, dan algoritma canggih.

    “Teknologi ini secara fundamental menentukan apakah robot tetap menjadi mesin kasar atau mampu melakukan ‘pekerjaan halus’ yang sesungguhnya,” jelasnya.

    Liu melihat China berada di posisi untuk memimpin dalam pengembangan komponen, dengan mempertimbangkan permintaan pelanggan yang besar, keunggulan rantai pasokan yang tak tertandingi, dan ekosistem inovasi yang matang.

    Bidik Pasar Asia Tenggara, Indonesia?

    Sementara itu, AgiBot, perusahaan rintisan kecerdasan buatan paling bernilai di China, sedang meningkatkan upaya untuk menjelajahi pasar luar negeri, menurut Yao Maoqing, mitra di AgiBot dan presiden unit bisnis kecerdasan buatannya.

    AgiBot bernilai 15 miliar yuan dan mengoperasikan fasilitas produksi massal khusus pertama di Shanghai untuk robot humanoid.

    “Kami sekarang sedang menerapkan strategi di Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara,” ujar Yao.

    “Strategi kami bergantung pada lokalisasi melalui kemitraan yang erat dengan pemain lokal, yang memungkinkan kami mencapai globalisasi sejati.”

    Yao mengatakan AgiBot mulai mengirimkan produk ke pelanggan di luar negeri awal tahun ini.

    “Kami secara konsisten mengamati di berbagai sektor bahwa produk yang berhasil muncul dari lingkungan domestik China yang sangat kompetitif seringkali mencapai ekspansi yang pesat secara internasional. Dinamika yang telah terbukti ini merupakan area fokus strategis utama bagi AgiBot.”

    (hoi/hoi)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Usai Daging Babi Eropa, Kini China Bidik Investigasi Susu Impor

    Usai Daging Babi Eropa, Kini China Bidik Investigasi Susu Impor

    Jakarta, CNBC Indonesia – China memperpanjang investigasi anti-subsidi terhadap impor susu Uni Eropa selama enam bulan. Kementerian Perdagangan China menyatakan telah memperpanjang periode investigasi hingga 21 Februari 2026, dengan alasan kompleksitas kasus tersebut.

    Keputusan Beijing untuk memperluas penyelidikannya terhadap sejumlah produk keju, susu, dan krim Uni Eropa muncul setelah pada bulan Juni lalu menghentikan penyelidikan terhadap daging babi Eropa, yang juga merupakan pembeli utama Beijing, dan pada bulan Juli mengumumkan bea masuk terhadap produsen brendi Uni Eropa – meskipun pembuat cognac besar tidak dikenai bea masuk asalkan mereka menjual pada harga minimum atau di atas harga tersebut.

    Dilansir Reuters, para analis menilai China sedang mengupayakan ‘gencatan senjata’ perdagangan yang langgeng dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mempertahankan mesin ekspornya di tengah upayanya menghadapi prospek perombakan model ekonominya mengingat permintaan domestik masih lesu.

    Ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa meletus pada tahun 2023 ketika Komisi Eropa-yang mengawasi kebijakan perdagangan blok tersebut-meluncurkan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik (EV) buatan Tiongkok, menuduh Beijing membanjiri pasar dengan ekspor yang didukung negara.

    April tahun ini, seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa dan Tiongkok telah sepakat untuk mempertimbangkan penetapan harga minimum kendaraan listrik buatan Tiongkok, alih-alih tarif yang diberlakukan Uni Eropa tahun lalu.

    Kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan. “Beijing masih berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa terkait daftar panjang konflik perdagangan,” kata Even Rogers Pay, seorang analis di Trivium China yang berbasis di Beijing dan berspesialisasi di bidang pertanian.

    “Investigasi ini-bersama dengan investigasi terhadap daging babi Uni Eropa, yang diperpanjang pada bulan Juni-merupakan alat tawar-menawar yang signifikan dalam negosiasi yang sedang berlangsung seputar tarif Uni Eropa untuk kendaraan energi baru China,” ujarnya.

    China awalnya mengumumkan investigasi susu tersebut setahun yang lalu, sehari setelah Brussels merevisi bea masuk untuk kendaraan listrik buatan China, tetapi menahan diri untuk tidak membatalkannya seperti yang didesak Beijing.

    (hoi/hoi)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel ‘Was-Was’, China Bantu Iran Produksi Rudal-Rudal Balistik untuk Persiapan Perang Berikutnya

    Israel ‘Was-Was’, China Bantu Iran Produksi Rudal-Rudal Balistik untuk Persiapan Perang Berikutnya

    GELORA.CO –  Israel dilaporkan khawatir atas meningkatnya kerja sama militer antara Iran dan China. Seperti laporan Yedioth Ahronoth dilansir the Cradle, Jumat (15/8/2025), kekhawatiran di kalangan elite Israel itu muncul terkait kerja sama Iran dan China dalam hal produksi rudal jarak jauh dari darat-ke-darat.

    Dalam laporan Yedioth Ahronoth juga disebutkan bahwa badan-badan intelijen Barat, khususnya Eropa mengawasi dengan seksama kerja sama antara Teheran dan Beijing itu.

    “Kami tidak tahu niat China, dan kami telah mengirim pesan jelas kepada mereka, tapi Beijing tidak mengonfirmasi bahwa mereka berniat memasok Iran dengan rudal darat-ke-darat,” ujar pejabat Israel dikutip Yedioth Ahronoth.

    Menurut laporan, China “saat ini sedang membangun kembali kemampuan rudal Iran.”

    Pada akhir Juli, Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS), Yechiel Leiter, mengingatkan, bahwa terdapat tanda-tanda ‘meresahkan’ dari dukungan China terhadap upaya Iran membangun kembali dan merestok rudal-rudal mereka pascaperang 12 hari melawan Iran pada Juni.

    “Ada lalu lintas yang mengganggu kami.. dan kami ingin memastikan bahwa kami tidak berurusan dengan (senjata) kimia dan kemampuan (Iran) untuk menyusun kembali program rudal balistik,” kata Leiter dalam wawancara dengan Voice of America.

    Leiter mengeklaim bahwa Israel bertanggung jawab memastikan bahwa “China atau aktor jahat lain tidak memperbolehkan mereka (Iran) untuk menyusun kembali” stok rudal. “Tidak ada alasan kenapa kami tidak bisa memiliki hubungan yang baik dengan rakyat China. Tapi tentunya tidak mau melihat China bersama mereka yang mengancam eksistensi kami.”

    Beberapa pekan sebelum pernyataan Leiter itu, Middle East Eye (MEE) melaporkan bahwa China mengirim betere rudal darat-ke-darat pascaperang 12 hari. Laporan itu menyebutkan bahwa, Teheran membayar rudal-rudal dari China itu dengan pengiriman minyak Iran.

    Selama perang 12 hari, Angkatan Bersenjata Israel menyatakan, bahwa mereka berupaya mencegah Iran bisa mengirim rudal-rudal balisitik ke negara mereka, namun upaya itu gagal. Hantaman rudal-rudal Iran mengakibatkan kerusakan meluas di kota-kota Israel.

    Universitas-universitas, pusat-pusat penelitian, hingga kantor pusat intelijen porak poranda dihajar rudal-rudal Iran. Beberapa markas militer juga mengalami kerusakan, namun sensor terhadap media di Israel mencegah detail kerusakan dampak perang 12 hari dirilis ke publik.

    Laporan Yedioth Ahronoth muncul di tengah kembali meningkatnya eskalasi antara Israel dan Iran. Pejabat Israel secara terbuka telah melontarkan ancaman akan kembali menyerang Iran. 

    Pada 27 Juni, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan, bahwa dirinya menginstruksikan Angkatan Bersenjata Israel untuk bersiap untuk sebuah “rencana penguatan” melawan program rudal dan nuklir Iran. Teheran telah bersumpah akan tetap melanjutkan program pengayaan uranium dan program energi nuklir damai, di tengah ancaman Barat. 

    Berdasarkan asesmen intelijen internasional terkonfirmasi, bahwa serangan AS terhadap Iran memang merusak, namun gagal menghancurkan total program energi nuklir Iran seperti yang diklaim Presiden Donald Trump. Adapun, sebuah analisis dari Foreign Policy yang dirilis pada 11 Agustus mengungkap potensi pecahnya kembali perang Israel-Iran

    “Israel kemungkinan akan melancarkan serangan kembali terhadap Iran sebelum Desember, mungkin lebih cepat pada akhir Agustus. Iran menyongsong dan bersiap menghadapi serangan itu. Pada perang pertama (Iran) melancarkan serangan jarak jauh, lewat rudal-rudal. Pada perang berikutnya, Iran akan menyerang dengan balasan yang lebih keras tujuan untuk menghilangkan pergerakan apapun yang bisa ditundukkan oleh dominasi militer Israel,” demikian laporan Foreign Policy, yang juga mengingatkan bahwa perang selanjutnya akan “lebih berdarah dari yang pertama.”

    Angkatan Bersenjata Iran pada Sabtu (16/8/2025) menegaskan bahwa, Teheran akan memberikan respons yang jauh lebih kuat terhadap serangan Israel dan AS pada masa depan. “Sekali lagi, kami tegas mengingatkan kriminal Amerika, rezim jahat dan brutal Zionis untuk menanggalkan konspirasi dan kekerasan terhadap Iran yang kuat dan tak terkalahkan,” kata kata seorang Jenderal dari Angkatan Bersenjata Iran dalam pernyataan resminya dikutip Iran International.

    “Dalam event salah perhitungan atau aksi satanik, apa yang mencegah kami dari operasi yang lebih luas pada perang 12 hari tidak akan lagi diterapkan,” demikian peringatan dari Angkatan Bersenjata Iran.

    “Kali ini mereka akan menghadapi kejutan-kejutan baru dan pukulan yang lebih menghancurkan.”