kab/kota: Beijing

  • Putin Akan Ketemuan dengan Xi Jinping di Beijing

    Putin Akan Ketemuan dengan Xi Jinping di Beijing

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi China pekan ini atas undangan pemimpin Xi Jinping.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/5/2024), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, Putin akan berada di Beijing, ibu kota China mulai Kamis hingga Jumat mendatang. Ini akan menjadi kunjungan kedua pemimpin Rusia itu ke China hanya dalam waktu enam bulan.

    Ini akan menjadi perjalanan pertama pemimpin Rusia tersebut ke luar negeri sejak terpilih kembali pada bulan Maret, dan yang kedua dalam waktu enam bulan ke China.

    Menurut para pengamat, Rusia semakin bergantung pada China sebagai penopang perekonomian yang penting sejak negara-negara Barat memberikan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya atas serangan militernya ke Ukraina.

    Beijing telah menolak kritik atas hubungannya dengan Moskow, memuji kemitraan “tanpa batas” karena mereka menikmati impor energi Rusia yang murah dan akses terhadap sumber daya alam yang melimpah, termasuk pengiriman gas yang stabil melalui pipa Power of Siberia.

    Namun ketika kemitraan ekonomi tersebut berada di bawah pengawasan ketat di negara-negara Barat, bank-bank China yang khawatir akan sanksi Amerika Serikat yang mungkin akan memutus hubungan mereka dengan sistem keuangan global, telah mulai memberikan dampak buruk terhadap bisnis-bisnis Rusia.

    “Rusia ingin China berbuat lebih banyak untuk mendukungnya, namun China enggan melakukannya karena tidak ingin membahayakan hubungannya dengan Barat,” ujar Alexander Gabuev, direktur Carnegie Russia Eurasia Center kepada AFP.

    Perjalanan Putin pasca pemilu ke Beijing ini serupa dengan kunjungan Xi ke Rusia setelah ia dilantik sebagai pemimpin China tahun lalu.

    Para ahli memperkirakan pertemuan yang sangat simbolis minggu ini, akan menghasilkan dukungan terhadap kemitraan “tanpa batas”, serta beberapa kesepakatan yang ditandatangani dan janji untuk meningkatkan perdagangan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Saling Tuding Soal Pecandu Narkoba, Apakah Aliansi Marcos-Duterte Terputus?

    Saling Tuding Soal Pecandu Narkoba, Apakah Aliansi Marcos-Duterte Terputus?

    Manila

    Dua dinasti politik yang paling berpengaruh di Filipina, yaitu keluarga Duterte dan Marcos, saling melontarkan kritik dan diprediksi akan mengalami perpecahan. Namun, apakah mungkin hal itu terjadi dan apa risiko yang muncul jika mereka akhirnya ‘bercerai’?

    Dengan gaya yang bombastis, mantan Presiden Filipina yang terkenal dengan kebijakan perang melawan narkoba, Rodrigo Duterte, mengatakan kepada para pendukungnya Januari silam bahwa penggantinya, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., adalah pecandu narkoba.

    Tidak berdiam diri, Marcos yang saat ini menjadi Presiden Filipina membalas dengan mengatakan bahwa Duterte melontarkan hinaan itu pasti di bawah pengaruh opioid atau obat pereda nyeri kategori narkotika.

    Saling balas ini disebut sebagai salah satu sinyal terkuat yang menunjukkan adanya keretakan dalam aliansi yang mengantarkan Marcos meraih kemenangan bersejarah pada pemilu 2022 lalu. Sekutu Marcos dalam pesta demokrasi itu adalah putri Rodrigo, Sara Duterte, yang kini menjabat sebagai wakil presiden.

    Sedari awal, para analis telah memprediksi terjadinya ‘perceraian’ di antara dua dinasti politik paling berkuasa di Filipina, Duterte dan Marcos.

    Tanda-tanda perpecahan semakin menguat di tengah perselisihan publik dan meningkatnya perbedaan pendapat antara dua dinasti ini mengenai agenda politik.

    Namun memutuskan untuk berpisah mungkin bukan pilihan bagi Marcos maupun Duterte, yang menjual diri kepada pemilih mereka sebagai “UniTeam”.

    Keretakan dalam aliansi

    Ayahnya, Rodrigo Duterte, menunjukkan ketidaksenangan dengan jelas atas keputusan Sara itu.

    Sara dipandang sebagai pewaris politik Duterte. Sebelum menjabat sebagai wakil presiden, Sara adalah Wali Kota Davao City, jabatan yang dipegang Duterte selama bertahun-tahun sebelum melangkah menjadi presiden pada tahun 2016.

    Aliansi Sara dengan Marcos, putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, tidak mengejutkan para analis.

    Kedua kandidat ini berisiko kalah jika saling bertarung satu sama lain karena dukungan akan terpecah. Pendukung Sara mayoritas berada di wilayah selatan Filipina, sedangkan dukungan Marcos terpusat di utara.

    Dengan berkoalisi, mereka telah menyatukan kubu masing-masing dan memenangkan suara mayoritas Filipina pada pemilu tahun 2022.

    Baca juga:

    Banyak pengamat memprediksi Sara Duterte akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028 mendatang. Konstitusi Filipina melarang Marcos untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun yang kedua sebuah pembatasan yang coba dia hapus, tuduh Duterte.

    Marcos mengatakan dia mendukung reformasi hukum yang akan memudahkan peraturan bagi bisnis asing, menarik lebih banyak investasi dan lapangan kerja ke negara di Asia Tenggara yang berpenduduk 100 juta orang.

    Namun para pengkritiknya menuding upaya Marcus itu sebagai taktik “jahat” untuk melakukan perubahan politik yang memungkinkan dirinya mencalonkan diri lagi menjadi presiden.

    Batasan masa jabatan presiden yang diberlakukan sejak tahun 1986, setelah ayahnya Marcos digulingkan dari kekuasaan oleh protes rakyat, semakin menambah seruan protes.

    Keretakan ini berubah secara mengejutkan ketika Duterte (kiri) dan Marcos saling menuduh sebagai pecandu narkoba (Getty Images)

    Tapi ini bukan satu-satunya sumber perdebatan antara dua dinasti ini.

    Marcos melontarkan komentar-komentar yang tampaknya mengkritik perang Duterte terhadap narkoba, kebijakan yang telah merenggut ribuan nyawa dan membuatnya menjadi paria terbuang atau tersingkir dari komunitas internasional.

    Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan pembunuhan masih terus terjadi, walaupun polisi mengklaim jumlahnya telah berkurang pada masa pemerintahan presiden yang baru.

    Selain itu, Marcos juga mendukung Amerika, berbeda dengan gaya kepemimpinan Duterte saat memerintah yang dekat dengan Beijing.

    Marcos memberikan akses yang lebih luas ke pasukan Amerika atas pangkalan militer di Filipina. Marcos juga meningkatkan latihan militer tahunan antara dua negara dan menggunakan posisi strategis Filipina di Pasifik untuk menggalang dukungan, tidak hanya dari Washington tetapi juga Jepang.

    Baca juga:

    Hingga kini, Marcos juga belum mundur dari ‘permainan kucing-kucingan’ yang mematikan dengan China di perairan Laut China Selatan yang bersengketa.

    Di sisi lain, Rodrigo Duterte menolak untuk menyerukan kemenangan Filipina di pengadilan internasional terhadap klaim Beijing di Laut Cina Selatan selama masa jabatannya.

    Duterte berupaya menjalin hubungan yang lebih dekat dengan China, yang diduga sebagai respon terhadap kecaman dari negara-negara Barat atas perang narkoba yang dilakukannya.

    Ada juga pertengkaran kecil di antara dua kubu ini.

    Selain menjabat sebagai wapres, Sara Duterte juga ditunjuk menjadi menteri pendidikan di pemerintahan Marcos, meskipun secara terbuka dia mengatakan ingin menjadi menteri pertahanan.

    Sara mengatakan dia menerima keputusan itu untuk menghindari pembicaraan tentang dugaan adanya keretakan dalam koalisi.

    Sara juga diperiksa secara ketat oleh parlemen tahun lalu atas permintaannya untuk memberikan jutaan peso sebagai “dana rahasia” pengeluaran bersifat diskresi yang diperbolehkan oleh lembaga pemerintah.

    Sekutu Marcos kemudian memotong anggarannya, sebuah tindakan yang disebut memalukan sekaligus membuat marah.

    Permainan sinetron berisiko tinggi

    Melewati rangkaian perbedaan ini, keduanya masih menghindari saling menyerang secara langsung mungkin menandakan sebuah front persatuan untuk saat ini.

    Namun pihak-pihak lain dari kedua kubu ini jelas-jelas menginginkan keunggulan dalam menggaet opini publik, kata ilmuwan politik Cleve Arguelles, presiden perusahaan jajak pendapat WR Numero.

    Pada April lalu, setelah kedua pemimpin dinasti ini saling tuduh sebagai pecandu narkoba, Ibu Negara Liza Araneta-Marcos melakukan wawancara di YouTube.

    Liza mengatakan dirinya “terluka” karena Sara Duterte tidak melakukan intervensi ketika ayahnya menyebut presiden Marcos sebagai “pecandu”.

    Dalam balasan video singkatnya, Sara mengatakan “perasaan pribadi” ibu negara itu bukanlah bagian dari pekerjaannya.

    Liza Marcos, padahal, tidak pernah membahas politik secara terbuka. Wawancara mengejutkan ini adalah upaya untuk “mengalahkan Duterte dalam permainan mereka sendiri”, Arguelles menganalisis.

    Liza Marcos tidak bisa menandingi komentar Rodrigo Duterte yang menohok – dia terkenal karena pernyataannya yang seksis, mengutuk Paus Francis dan mantan presiden AS Barack Obama.

    Tapi, Liza bisa dan memang membangun sebuah karakter sinetron yang dicerca namun ditonton oleh jutaan orang Filipina yaitu Si pengkhianat.

    “Ibu negara mencoba menggunakan emosi dibandingkan membingkainya dengan cara lain. Kami punya dugaan pengkhianatan, keluarga telah disakiti,” kata Arguelles.

    “Ini seperti sinetron.”

    Sara Duterte (kiri) dan Liza Marcos (kanan) (Getty Images)

    Arguelles mengatakan gaya ini sangat berbeda dengan Rodrigo Duterte, yang merupakan “ahli… kritik publik”.

    Duterte secara rutin mengkritik Marcos karena menjadi pemimpin yang “lemah” sebuah pesan yang kini digaungkan oleh putranya Sebastian, Wali Kota Davao City, yang bahkan meminta presiden untuk mengundurkan diri.

    “Keluarga Marcos terpaksa merespons. Jika tidak, mereka akan tertinggal,” kata Arguelles.

    Bagi Sara Duterte, keluar dari aliansi dengan Marcos dapat menyebabkan dinastinya dikucilkan dari pemerintahan.

    Hal ini juga bisa menjerat ayahnya untuk dituntut di Filipina dan luar negeri atas tuduhan pembunuhan ratusan tersangka pengguna narkoba oleh polisi selama masa jabatannya.

    Selain itu, keputusan berisiko itu juga dapat merugikan peluang Sara mencalonkan diri pada pemilihan presiden tahun 2028. Para pemilih di Filipina tidak suka melihat presiden dan wakil presiden mereka bertengkar, kata Arguelles.

    Dua wakil presiden terakhir kalah dalam pencalonan mereka setelah berselisih dengan presiden yang mencalonkan diri bersama mereka.

    “Ada kebutuhan praktis bagi mereka untuk tetap bersatu,” tambahnya, setidaknya hingga pemilu paruh waktu pada 2026, yang akan menjadi referendum bagi petahana.

    Kedua belah pihak berharap untuk memenangkan parlemen dan badan-badan lokal, yang akan meningkatkan agenda politik masing-masing.

    “Jika mereka terpecah, mereka akan menjadi sangat rentan,” kata Arguelles.

    “Ini akan menjadi pertandingan bola bagi siapa pun.”

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Filipina-AS Latihan Perang Tangkal Invasi di Laut China Selatan

    Filipina-AS Latihan Perang Tangkal Invasi di Laut China Selatan

    Manila

    Pasukan militer Filipina dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan militer gabungan yang melibatkan penembakan rudal dan artileri untuk menangkal “invasi” di Laut China Selatan. Latihan perang antara kedua negara bersekutu ini digelar di area pantai utara Filipina pada Senin (6/5) waktu setempat.

    Seperti dilansir AFP, Senin (6/5/2024), latihan militer gabungan ini dilaksanakan beberapa hari setelah pemerintah Filipina melayangkan protes terhadap otoritas China terkait manuver “berbahaya” kapal-kapal Penjaga Pantai Beijing di perairan regional, terutama Laut China Selatan.

    Dalam latihan perang ini, ribuan tentara melakukan manuver darat, laut dan udara dengan latar belakang meningkatnya konfrontasi antara kapal China dan Filipina di sekitar perairan dangkal di Laut China Selatan yang diklaim oleh Manila, juga peningkatan aktivitas udara dan laut Beijing di sekitar Taiwan.

    Tentara-tentara AS, menurut laporan jurnalis AFP di lokasi, berkumpul di area bukit pasir di pantai barat laut Pulau Luzon — berjarak sekitar 400 kilometer sebelah selatan Taiwan — menembakkan lebih dari 50 peluru howitzer 155 mm ke arah target mengambang berjarak sekitar 5 kilometer di lepas pantai.

    Tentara Filipina kemudian menindaklanjutinya dengan menembakkan rentetan roket yang dimaksudkan untuk melemahkan para penyerang, sebelum pasukan kedua negara menyelesaikan tugas mereka dengan senapan mesin, rudal Javelin, dan lebih banyak peluru artileri.

    Komandan Pasukan Ekspedisi Marinir Pertama AS, Letnan Jenderal Michael Cederholm, menyebut latihan perang itu “untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk” dengan “mengamankan medan maritim utama”.

    “Ini dirancang untuk mengusir invasi,” ucap Cederholm saat berbicara kepada wartawan di lokasi latihan militer tersebut.

    “Sisi barat laut kami lebih terbuka. Karena permasalahan regional yang kita hadapi… kita harus sudah berlatih dan mengorientasikan diri di wilayah kita sendiri,” ujar direktur latihan militer Filipina, Mayor Jenderal Marvin Licudine, kepada AFP sebelum latihan tembak digelar di area bukit pasir La Paz, dekat kota Laoag.

    Lebih dari 16.700 tentara Filipina dan AS terlibat dalam latihan militer bersama itu, yang juga merupakan latihan tahunan dengan nama Balikatan atau yang berarti “bahu-membahu”.

    China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan Laut China Selatan, meskipun ada putusan pengadilan internasional yang menyatakan klaim Beijing tidak memiliki dasar hukum.

    China mengerahkan ratusan kapal penjaga pantai, kapal angkatan laut dan kapal-kapal lainnya untuk berpatroli juga memiliterisasi perairan.

    Filipina sebelumnya menuding Penjaga Pantai China merusak sebuah kapal Penjaga Pantai Filipina dan sebuah kapal pemerintah lainnya dalam serangan meriam air di sekitar Scarborough Shoal, yang menjadi sengketa dan dikuasai Beijing di Laut China Selatan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tegang! 26 Pesawat-5 Kapal Militer China ‘Kepung’ Taiwan

    Tegang! 26 Pesawat-5 Kapal Militer China ‘Kepung’ Taiwan

    Jakarta

    Pesawat-pesawat militer China kembali mengudara di sekitar Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada hari Jumat (3/5) bahwa pihaknya telah mendeteksi 26 pesawat dan lima kapal angkatan laut China di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu dalam 24 jam sebelumnya.

    Ini terjadi beberapa minggu sebelum pelantikan presiden baru Taiwan, Lai Ching-te pada tanggal 20 Mei mendatang, yang dianggap oleh pemerintah China sebagai separatis berbahaya.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/5/2024), sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 17 pesawat dari 26 pesawat tersebut bahkan “melintasi garis median dan memasuki ADIZ (zona identifikasi pertahanan udara) utara dan tengah Taiwan”.

    Garis ini membagi dua Selat Taiwan, jalur perairan sempit sepanjang 180 kilometer (110 mil) yang memisahkan pulau itu dari daratan China.

    Beijing, yang tidak mengakui garis tersebut, mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing bahkan bertekad akan menggunakan kekerasan, jika diperlukan untuk menjadikan pulau itu di bawah kendalinya.

    Di bawah pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, ketegangan antara Beijing dan Taipei telah meningkat, karena ia dan pemerintahannya menolak klaim China atas pulau tersebut.

    Wakilnya, Lai Ching-te, memenangkan pemilihan presiden di pulau itu pada bulan Januari lalu, meskipun ada peringatan dari Beijing bahwa ia akan menyebabkan “perang dan kemunduran” bagi Taiwan.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bertambah Lagi, Korban Tewas Jalan Raya Amblas di China Jadi 48 Orang

    Bertambah Lagi, Korban Tewas Jalan Raya Amblas di China Jadi 48 Orang

    Beijing

    Korban tewas dalam insiden amblasnya jalan raya di Provinsi Guangdong, China, bertambah menjadi sedikitnya 48 orang. Upaya penyelamatan masih terus dilakukan di lokasi insiden tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (2/5/2024), laporan kantor berita Xinhua menyebut hujan deras yang mengguyur secara intens telah menyebabkan salah satu bagian ruas jalan raya yang membentang dari kota Meizhou menuju ke distrik Dabu longsor dan amblas pada Rabu (1/5) dini hari, sekitar pukul 02.10 waktu setempat.

    Sejumlah kendaraan oleng ke dalam celah sepanjang hampir 18 meter, dan terjatuh ke lereng curam yang ada di bawahnya.

    “Wartawan memahami dari konferensi pers yang digelar di kota Meizhou, Guangdong, bahwa bencana amblasnya jalan raya… telah menyebabkan kematian 48 orang,” demikian seperti dilaporkan kantor berita Xinhua pada Kamis (2/5) sore waktu setempat.

    Laporan sebelumnya pada Kamis (2/5) pagi menyebut korban tewas mencapai 36 orang.

    “Selain itu, ada tiga orang yang DNA-nya sedang menjalani proses pembandingan dan konfirmasi lebih lanjut,” imbuh kantor berita Xinhua dalam laporannya. Tidak diketahui secara jelas apakah ketiga korban itu termasuk dalam 48 korban tewas.

    Kantor berita Xinhua melaporkan sekitar 30 orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

    Rekaman televisi pemerintah CCTV menunjukkan ekskavator menggali lereng bukit berlumpur yang ada di bagian ruas jalan raya yang amblas. Di dekatnya, sebuah crane mengangkat kendaraan-kendaraan yang ringsek ke sebuah truk, sementara orang-orang mengawasi di balik barikade.

    Provinsi Guangdong yang merupakan kawasan pusat industri yang padat penduduk, telah dilanda rentetan bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dalam beberapa pekan terakhir.

    Badai yang menerjang kali ini tercatat lebih dari yang diperkirakan dan dikaitkan dengan perubahan iklim.

    China merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, namun negara itu telah berjanji untuk mengurangi emisi hingga nol pada tahun 2060 mendatang.

    Media pemerintah Beijing menyebut amblasnya jalan raya di Guangdong sebagai “bencana geologi alam” yang disebabkan oleh “dampak hujan lebat yang terus-menerus”.

    Presiden Xi Jinping memerintahkan jajaran pejabat China untuk “berusaha sekuat tenaga dalam upaya penyelamatan dan perawatan korban luka, serta mengatur pengelolaan risiko dan bahaya tersembunyi pada waktu yang tepat”.

    Sekitar 500 personel telah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan di lokasi kejadian. Pemerintah Provinsi Guangdong, seperti dilaporkan Xinhua, telah “memobilisasi pasukan khusus elite dan mengerahkan seluruh upaya untuk melakukan pencarian dan penyelamatan”.

    Pemberitahuan resmi pada Rabu (1/5) waktu setempat menyatakan sebagian ruas jalan raya S12 itu ditutup di kedua arah, sehingga memerlukan jalan memutar.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ampuhkah Sanksi Barat terhadap Rusia dan Iran?

    Ampuhkah Sanksi Barat terhadap Rusia dan Iran?

    Teheran

    Bisa dipastikan, Amerika Serikat mengetahui betapa sebagian besar minyak Iran mengalir menuju China di tengah sanksi Barat. Menurut Javier Bias, kolumnis di media AS Bloomberg, tidak ada yang ilegal dalam pertukaran tersebut.

    “Jika Anda mempercayai pemerintah China, maka mereka tidak mengimpor minyak dari Iran. Nol. Tidak satu barrel pun. Mereka sebaliknya mengimpor banyak sekali minyak mentah dari Malaysia, dengan jumlah dua kali lipat lebih besar ketimbang kapasitas produksi nasional Malaysia,” kata dia, mengutip data bea cukai China.

    Dengan melabeli ulang minyak Iran, Malaysia menjadi penyuplai minyak mentah terbesar keempat bagi China tahun lalu, di belakang Arab Saudi, Rusia dan Irak.

    Teheran menggunakan Uni Emirat Arab sebagai sentra bisnis untuk menggelapkan minyaknya di pasar dunia. Bursa komoditas dan pasar uang Dubai selama ini adalah gerbang terbesar bagi Iran untuk mengimpor produk-produk terlarang, selain minyak dan gas.

    Untuk itu, Teheran memodifikasi rantai suplainya agar bisa mengakali embargo Amerika Serikat atau Uni Eropa melalui bursa Dubai.

    Rubel Rusia di Asia Tengah

    Bagi Rusia, adalah negara-negara di Asia Tengah yang jadi perantara bisnis demi menjamin pasokan bahan baku sejak diembargo Barat menyusul perang di Ukraina.

    Kazakhstan, misalnya, saat ini terikat perjanjian perdagangan bebas dengan Moskow. Dengan perbatasan sepanjang lebih dari 7.500 kilometer antara kedua negara, pengawasan lalu lintas barang menjadi mustahil.

    Sebabnya di tengah hujan embargo, Rusia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,6 persen tahun lalu, dengan laju yang “kurang lebih sama” pada 2024, kata Menteri Keuangan Anton Siluanov.

    Dana Moneter Internasional, IMF, mencatat kenaikan belanja perang di Rusia menggerakkan pertumbuhan sebesar 3,2 persen. Lembaga dunia itu juga menyimpulkan betapa kas negara turut ditopang pemasukan besar dari ekspor minyak dan gas.

    Berlimpah sanksi, marak transaksi

    Rusia saat ini dikenakan lebih dari 5.000 jenis sanksi, lebih banyak daripada batasan perdagangan yang dijatuhkan terhadap Iran, Venezuela, Myanmar dan Kuba sekaligus. Target embargo adalah politisi dan pejabat tinggi di pemerintahan, ditambah kaum oligarki, perusahaan besar, lembaga keuangan dan industri militer.

    Sanksi Barat membatasi akses bank-bank Rusia ke pasar keuangan internasional, termasuk dari sistem perbankan virtual SWIFT yang mewadahi sebagian besar pengiriman uang di seluruh dunia.

    Bank Sentral Rusia juga dilarang mengakses cadangan devisanya yang disimpan di negara-negara kelompok G7, yakni AS, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, Italia dan Kanada.

    Perkaranya, sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB yang mengikat secara hukum bagi semua negara di dunia. Terlebih, sejumlah negara terbesar seperti India, Brasil dan China belum bergabung dengan rezim embargo terhadap Rusia.

    Pengawasan embargo

    Menurut laporan harian AS The Wall Street Journal, pemerintah di Washington sudah berencana menjatuhkan sanksi terhadap beberapa bank China karena membantu Rusia dan Iran menghindari sanksi Barat.

    Presiden Joe Biden bahkan sempat ingin mengeluarkan Beijing dari sistem keuangan global untuk menghentikan aliran dana bagi mesin perang Rusia, lapor surat kabar tersebut yang mengutip sumber anonim.

    Di UE, tugas memastikan penegakkan sanksi dibebankan kepada David O’Sullivan, komisaris Eropa asal Irlandia yang baru ditunjuk pada Januari lalu.

    “Termasuk tugasnya adalah mengunjungi negara tetangga Rusia, misalnya, untuk meyakinkan pemerintah nasional agar mau menegakkan sanksi dengan lebih ketat,” kata Christian von Soest, pakar sanksi di Institut Studi Global dan Area, GIGA, Jerman.

    “Masalahnya telah dikenali bahwa ada banyak cara bagi Rusia dan Iran untuk mengelak sanksi,” imbuhnya, merujuk pada minimnya imbas ekonomi di kedua negara.

    Pengetatan sanksi oleh AS mulai berimbas di negara-negara perantara dagang, seperti Turki. Di sana, ancaman sanksi AS bagi lembaga keuangan yang berbisnis dengan Rusia ikut menyurutkan pendanaan ekspor, yang tahun lalu mencatatkan lonjakan drastis.

    rzn/hp

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tegang! Kapal China Menembakkan Meriam Air ke Kapal Filipina

    Tegang! Kapal China Menembakkan Meriam Air ke Kapal Filipina

    Manila

    Insiden kembali terjadi antara Filipina dan China di Laut China Selatan, tepatnya di Scarborough Shoal yang dikuasai Beijing. Filipina menyebut kapal penjaga pantai China menembakkan meriam air ke arah dua kapalnya yang berpatroli di perairan itu, hingga menyebabkan kerusakan.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (30/4/2024), insiden itu terjadi di dekat terumbu karang Scarborough Shoal, yang terletak di dekat Filipina namun dikuasai oleh China. Scarborough Shoal beberapa kali menjadi titik konflik di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa kedua negara.

    Disebutkan oleh otoritas Penjaga Pantai Filipina bahwa insiden itu terjadi saat dua kapal mereka menjalankan misi menyalurkan pasokan kepala nelayan-nelayan Filipina yang sedang mencari ikan di perairan itu pada Selasa (30/4) waktu setempat.

    “Kerusakan ini menjadi bukti adanya tekanan air yang kuat yang digunakan oleh Penjaga Pantai China dalam aksi mereka mengganggu kapal-kapal Filipina,” tegas Penjaga Pantai Filipina dalam pernyataannya.

    Penjaga Pantai China, sebut otoritas Penjaga Pantai Filipina, memasang kembali penghalang sepanjang 380 meter di pintu masuk perairan dangkal tersebut — yang menjadi tempat penangkapan ikan tradisional — yang menghalangi akses ke perairan di dalamnya.

    Rangkaian terumbu dan bebatuan berbentuk segitiga itu terletak di perairan berjarak 240 kilometer sebelah barat pulau utama Luzon di Filipina dan berjarak hampir 900 kilometer dari Hainan, daratan China terdekat.

    Beijing merebut Scarborough Shoal dari Filipina tahun 2012 lalu, dan sejak saat itu mengerahkan kapal penjaga pantai dan kapal-kapal lainnya, yang menurut Manila, telah mengganggu kapal-kapalnya dan mencegah para nelayannya mengakses laguna yang kaya ikan di sana.

    Dalam penjelasannya, Penjaga Pantai Filipina menyebut sebuah kapal milik Biro Perikanan dan Sumber Daya Air (BFAR) dan satu kapal dari Penjaga Pantai Filipina (PGC) sedang mengantarkan bahan bakar juga pasokan makanan kepada para nelayan yang melintasi perairan dekat Scarborough Shoal tersebut.

    “Selama patroli, kapal-kapal Filipina menghadapi manuver berbahaya dan penghalang dari empat kapal Penjaga Pantai China, dan enam kapal Milisi Maritim China,” sebut Penjaga Pantai Filipina.

    Kapal Penjaga Pantai China, menurut Penjaga Pantai Filipina, menembakkan meriam air ke arah kapal BFAR dan kapal PCG tersebut. Disebutkan bahwa kapal PCG bahkan disemprot meriam air dari kedua sisi hingga menyebabkan kerusakan pada bagian pagar dan kanopi.

    “Meskipun ada pelecehan dan aksi provokatif dari Penjaga Pantai China, baik kapal PCG maupun kapal BFAR tetap bertahan dan melanjutkan patroli maritim mereka,” demikian pernyataan Penjaga Pantai Filipina.

    China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan, mengabaikan klaim serupa dari negara-negara lainnya, termasuk Filipina, dan mengabaikan putusan internasional yang menetapkan klaim Beijing tidak memiliki dasar hukum.

    Manila dan Beijing memiliki sejarah panjang sengketa wilayah maritim di perairan strategis itu. Beberapa insiden tabrakan yang melibatkan kapal Filipina dan China terjadi dalam beberapa bulan terakhir, serta tembakan meriam air yang dilepaskan oleh kapal Penjaga Pantai China.

    Insiden terbaru ini terjadi ketika Filipina dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan militer tahunan secara besar-besaran, yang memicu kemarahan China.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Batal Kunjungi India, Elon Musk Diam-diam ke China

    Batal Kunjungi India, Elon Musk Diam-diam ke China

    Beijing

    CEO Tesla, Elon Musk, mendadak mengunjungi China, padahal sebenarnya ia dijadwalkan ke India. Dilaporkan, dia bertemu dengan para pejabat senior untuk membahas peluncuran software kemudi otomatis penuh dan izin untuk transfer data ke luar negeri.

    Media pemerintah China melaporkan ia mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Li Qiang. Li mengatakan perkembangan Tesla di China dapat dilihat sebagai contoh sukses kerja sama ekonomi dan perdagangan di antara kedua negara, yang belakangan terus panas.

    Produsen kendaraan listrik Amerika Serikat ini meluncurkan sistem self driving penuh, atau FSD, versi paling otonom dari perangkat lunak Autopilot, empat tahun lalu. Namun mereka belum menyediakannya di China, pasar terbesar kedua perusahaan tersebut, meski konsumen sudah mendesak.

    Musk menjawab pertanyaan di X bulan ini bahwa Tesla mungkin segera menyediakan FSD untuk pelanggan di China. Produsen mobil saingannya di China seperti Xpeng berusaha bersaing Tesla dengan merilis software serupa
    .
    Musk berharap mendapat persetujuan transfer data yang dikumpulkan di dalam negeri China ke luar negeri guna melatih algoritme teknologi mobil otonom itu. Sejak tahun 2021, memang Tesla menyimpan semua data yang dikumpulkan di China dan belum mentransfernya kembali ke AS.

    Kunjungan Musk ke China tidak diumumkan secara terbuka.”Senang sekali melihat kendaraan listrik mengalami kemajuan di China. Semua mobil akan menggunakan listrik di masa depan,” kata Musk dalam video di media sosial setempat.

    Perjalanan Musk terjadi sekitar seminggu setelah dia membatalkan rencana kunjungan ke India untuk bertemu PM Narendra Modi, dengan alasan ‘kewajiban Tesla yang sangat berat’. Perusahaan tersebut akan memberhentikan 10% karyawan globalnya karena penurunan penjualan dan perang harga yang kian intensif dengan mobil listrik China.

    Di sisi lain, regulator keselamatan otomotif AS akan membuka penyelidikan apakah penarikan kembali lebih dari 2 juta kendaraan Tesla di AS yang diumumkan bulan Desember untuk memasang perlindungan Autopilot baru sudah memadai, setelah terjadinya serangkaian kecelakaan.

    Tesla telah menjual lebih dari 1,7 juta mobil di China sejak memasuki pasar satu dekade lalu. Adapun pabrik Shanghai adalah yang terbesar.

    (fyk/afr)

  • China Panggil Dubes Jerman terkait Isu Spionase

    China Panggil Dubes Jerman terkait Isu Spionase

    Jakarta

    Duta Besar Jerman untuk Cina mengatakan pada hari Kamis (25/04) bahwa dia telah dipanggil oleh pihak berwenang Cina untuk menjawab pertanyaan tentang penangkapan empat warga Jerman yang dicurigai sebagai mata-mata untuk Beijing.

    “Setelah empat warga Jerman ditangkap minggu ini karena diduga menjadi mata-mata untuk dinas rahasia Cina, saya dipanggil ke MFA (Kementerian Luar Negeri Cina) hari ini,” tulis Patricia Flor di X, sebelumnya Twitter.

    Pemanggilan tersebut dinilainya sebagai “kesempatan yang baik untuk menjelaskan beberapa hal,” ujar Flor, seraya menegaskan bahwa, “kami tidak menoleransi spionase di Jerman, terlepas dari negara mana spionase itu berasal (dan) kami melindungi demokrasi dan negara konstitusional kami dengan cara-cara konstitusional.”

    Flor menyimpulkan, “Jaksa Agung Federal yang melakukan penyelidikan. Pada akhirnya, pengadilan independen akan memutuskan tuduhan tersebut.”

    Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengonfirmasi pemanggilan tersebut kepada kantor berita Reuters, dan menambahkan bahwa utusan Cina untuk Berlin telah dipanggil pada awal pekan ini untuk diberi pengarahan mengenai “posisi pemerintah Jerman mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap dugaan kegiatan spionase Cina”.

    Terduga pelaku spionase Cina

    Empat warga negara Jerman ditangkap awal pekan ini, termasuk seorang ajudan politisi nasionalis Maximilian Krah, kandidat utama dari Partai AfD dalam pemilu Eropa mendatang.

    Menurut jaksa penuntut, ajudan tersebut dituduh bertindak sebagai agen untuk layanan keamanan asing dan menyampaikan rincian proses di Parlemen Eropa ke Beijing.

    Adapun terduga lainnya, seorang pria dan pasangan suami istri juga ditangkap di negara bagian Hesse dan North Rhine-Westphalia, salah satunya dituduh memperoleh informasi tentang “teknologi inovatif” dengan “penggunaan militer” atas nama Cina.

    Penangkapan tersebut telah memperdalam kekhawatiran mengenai besarnya spionase Cina di Jerman dan memicu kemarahan dari Beijing.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan tuduhan tersebut ditujukan untuk “mencoreng dan menindas Cina” dan “menghancurkan kerja sama antara Cina dan Eropa.”

    Juru bicara tersebut meminta para penyelidik Jerman untuk “meninggalkan mentalitas perang dingin mereka.”

    Parlemen Jerman mengecam AfD atas kasus mata-mata

    Parlemen Jerman, Bundestag, membahas serangkaian skandal mata-mata baru-baru ini pada hari Kamis (25/04). Pemimpin redaksi politik DW Michaela Kfner melaporkan bahwa “penyelesaian masalah ini tanpa kompromi” karena sayap kanan AfD “pada dasarnya dituduh sebagai pengkhianat.”

    Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz memperingatkan upaya Rusia dan Cina untuk memengaruhi Jerman dan “memecah belah kita sebagai masyarakat.”

    Dia mengatakan “tidak dapat diterima jika wakil rakyat membiarkan diri mereka menjadi mesin propaganda bagi (Presiden Rusia Vladimir) Putin atau Beijing.”

    Anggota parlemen dari Partai Hijau, Konstantin von Notz, menuduh AfD sebagai “pelayan pengadilan bagi Cina dan Rusia.”

    Berbicara kepada Ketua AfD Tino Chrupalla, Konstatin von Notz mengatakan, “organisasi Anda melayani Presiden Rusia, panutan partai Anda adalah Partai Komunis Cina.”

    Dia menyebut AfD sebagai “aib bagi parlemen dan seluruh negara kita.”

    Pakar kebijakan dalam negeri SPD Dirk Wiese bertanya kepada para wakil AfD: “Mungkin bukan negara Anda sendiri yang sangat Anda cintai, melainkan negara diktator seperti Cina dan Rusia?”

    Anggota parlemen oposisi konservatif CDU Marc Heinrichmann menuduh AfD “mengkhianati dan menjual rakyat Jerman.”

    Politisi AfD Stefan Keuter menolak tuduhan tersebut dengan menyebutnya “tidak berdasar” dan menuduh pemerintah berusaha merusak partainya. “Sebuah (upaya) pemerintah yang melakukan agitasi melawan oposisi merupakan pengingat akan masa-masa paling gelap dalam sejarah Jerman,” katanya, seraya menegaskan bahwa partainya tetap “tidak bersalah hingga terbukti bersalah.”

    Menanggapi dugaan kampanye yang diatur melawan AfD, Menteri Dalam Negeri Faeser menjelaskan bahwa peradilan Jerman bersifat independen.

    Setelah berbicara dengan seorang anggota komite dinas intelijen Jerman, pemimpin redaksi politik DW, Kfner, mengatakan bahwa “hal yang paling penting secara politik adalah bukan hanya AfD yang terekspos dan dilemahkan dalam jajak pendapat, tetapi juga bahwa insiden tersebut berfungsi sebagai “peringatan bagi Jerman.”

    Menurut pejabat intelijen tersebut, masyarakat Jerman perlu “lebih sadar akan ancaman yang ada dalam perjuangan geopolitik yang sedang terjadi saat ini antara negara demokrasi dan negara otoriter dalam bentuk mata-mata,” kata Kfner.

    rs/ha (AFP, dpa)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3 Astronaut China Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa, Jalani Misi 6 Bulan

    3 Astronaut China Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa, Jalani Misi 6 Bulan

    Beijing

    China mengirimkan tiga astronautnya ke stasiun luar angkasa Tiangong, yang dihuni secara permanen, untuk melaksanakan misi selama enam bulan ke depan. Misi semacam ini menjadi rotasi reguler para astronaut China yang bertugas di Tiangong yang mengorbit jauh di atas atmosfer Bumi.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4/2024), laporan media pemerintah China menyebut tiga astronaut itu berangkat dengan pesawat luar angkasa Shenzhou-18, yang didorong oleh roket Long March-2F, yang lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China bagian barat laut.

    Pesawat luar angkasa itu diluncurkan ke stasiun luar angkasa Tiangong pada Kamis (25/4) malam, sekitar pukul 20.58 waktu setempat.

    Astronaut Ye Guangfu, yang berusia 43 tahun, memimpin misi enam bulan di stasiun luar angkasa Tiangong ini. Ye terakhir kali meluncur ke Tiangong pada Oktober 2021 dalam misi berawak kedua ke stasiun luar angkasa buatan China tersebut.

    Dalam misi terbaru, Ye didampingi oleh dua astronaut China bernama Li Cong yang berusia 34 tahun dan Li Guangsu yang berusia 36 tahun. Keduanya baru pertama kali ini menjalani misi ke luar angkasa, dan berasal dari kelompok astronuat terbaru dalam program penerbangan luar angkasa China.

    Ketiga astronaut itu semuanya merupakan mantan pilot Angkatan Udara China.

    Stasiun luar angkasa Tiangong yang selesai dibangun pada akhir tahun 2022, mampu menampung maksimal tiga astronaut selama berbulan-bulan pada ketinggian orbit hingga 450 kilometer dari atmosfer Bumi. Tiangong memiliki umur operasional setidaknya hingga 15 tahun.

    Beijing telah meluncurkan dua misi berawak ke Tiangong setiap tahunnya sejak tahun 2021 ketika pembangunan pos terdepan pada stasiun luar angkasa itu dimulai. Misi terbaru dengan Shenzou-18 ini menjadi misi berawak ketujuh.

    Setiap misi melibatkan masa tinggal selama enam bulan, kemudian juga misi melakukan space walks dan eksperimen ilmiah dalam lingkungan gravitasi rendah di dalam Tiangong.

    Tiangong telah menjadi lambang kepercayaan diri China dalam petualangan luar angkasanya, setelah dilarang masuk ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (AS), NASA, selama beberapa dekade.

    Beijing dilarang oleh undang-undang Washington untuk melakukan kolaborasi apa pun, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan NASA.

    Secara keseluruhan, misi Shenzhou-18 menjadi misi berawak ke-13 ke luar angkasa dari China, sejak misi penerbangan luar angkasa tunggal Yang Liwei pada Oktober 2003 silam. Yang menjadi warga negara China pertama yang mencapai luar angkasa.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini