kab/kota: Beijing

  • Asia Makin Panas, Jepang & Eropa Keluarkan Tanda Siap Perang

    Asia Makin Panas, Jepang & Eropa Keluarkan Tanda Siap Perang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang dan Uni Eropa (UE) akan mengumumkan kemitraan keamanan baru pada Jumat (1/11/2024). Menurut laporan media lokal, pakta ini akan mencakup lebih banyak latihan militer bersama, dialog tingkat senior, dan kerja sama industri pertahanan.

    Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell akan bertemu dengan mitranya dari Jepang Takeshi Iwaya. Ia mengatakan kepada wartawan minggu ini bahwa pakta tersebut muncul “saat Jepang dan UE menghadapi lingkungan keamanan yang semakin menantang”.

    Sebenarnya, ia tidak menyebut China. Tetapi Jepang sebelumnya menyebut tetangganya sebagai tantangan keamanan terbesarnya saat Beijing membangun kapasitas militer di kawasan tersebut.

    “Kunjungan saya ke dua mitra terdekat kami di Indo-Pasifik merupakan tonggak penting dalam upaya kami selama lima tahun terakhir untuk memperkuat keterlibatan aktif UE,” kata Borrell dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, seperti dikutip AFP.

    “Kami telah mengamankan keselarasan pada isu-isu geopolitik dan memajukan nilai-nilai yang kami miliki bersama,” katanya, menjanjikan “babak baru dalam hubungan kami yang semakin dekat”.

    Setelah pembicaraan Tokyo, Borrell akan menuju Korea Selatan (Korsel) untuk membahas Korea Utara (Korut) sebagai agenda utama. Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan ribuan tentara Korea Utara berada di Rusia dan siap bertempur di Ukraina.

    Pyongyang juga menguji coba salah satu rudal terbarunya dan terkuat pada hari Kamis. Ini menunjukkan ancamannya terhadap daratan AS beberapa hari menjelang pemilihan umum.

    Sementara Iwaya pada Selasa mengatakan Kemitraan Keamanan dan Pertahanan Jepang-UE diumumkan bertujuan untuk lebih mengembangkan, memperdalam, dan memperkuat kerja sama dan dialog di semua bidang keamanan dan pertahanan. Secara khusus, ia membayangkan kerja sama di bidang keamanan maritim, ruang angkasa, keamanan siber, dan ancaman hibrida, termasuk disinformasi dan campur tangan asing.

    “Keamanan kawasan Asia-Pasifik tidak dapat dipisahkan dari keamanan Eropa dan Atlantik”, tambah Iwaya.

    Jepang telah meningkatkan pengeluaran pertahanan ke standar NATO sebesar dua persen dari PDB pada tahun 2027. Sebagian untuk melawan China, yang meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan.

    Beijing mengklaim pulau yang diperintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan kemungkinan menggunakan kekerasan untuk menguasainya. Jepang, yang selama beberapa dekade bergantung pada AS untuk perangkat keras militer, juga sedang mengembangkan jet tempur baru dengan anggota UE Italia dan Inggris yang akan mengudara pada tahun 2035.

    (sef/sef)

  • Ketakutan Joe Biden Terbukti, China Perkuat Militer Pakai Teknologi AS

    Ketakutan Joe Biden Terbukti, China Perkuat Militer Pakai Teknologi AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan China diketahui memiliki persaingan sengit di bidang teknologi. Selama ini, pemerintah AS melakukan blokir akses teknologi ke China karena takut bisa dipakai untuk memperkuat militer negara kekuasaan Xi Jinping.

    Ketakutan itu nyatanya terbukti. Dalam sebuah studi yang dilaporkan lembaga penelitian China terkait Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), militer China mengadaptasi model AI Llama. Model tersebut berasal dari raksasa teknologi AS dan pemilik media sosial Facebook, Meta.

    Llama digunakan lembaga penelitian itu untuk menciptakan alat untuk aplikasi militer. Versi awal telah digunakan untuk fondasi ChatBIT pada bulan Juni lalu, dikutip dari Phone Arena, Jumat (1/11/2024).

    Reuters melaporkan ChatBIT dibuat untuk aktivitas militer. Mulai dari mengumpulkan intelijen, membantu mengambil keputusan dan berdialog dengan orientasi militer.

    Kabarnya ChatBIT bekerja dengan sangat baik. Salah satunya saat tanya jawab terkait konteks militer.

    Peneliti yang terlibat berasal dari beberapa lembaga pendidikan. Dari akademi ilmu militer, institut teknologi Beijing dan Universitas Minzu.

    ChatBIT beroperasi berdasarkan kumpulan data berisi 100 ribu dialog militer. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dari model AI lainnya.

    Meta mengatakan penggunaan tersebut tidak sah dan tidak sesuai dengan kebijakannya. Investasi besar China pada AI disebut telah melampaui nilai potensial dari model open source manapun.

    Terkait jumlah data yang dimiliki ChatBIT, VP Riset AI Meta, Joelle Pineau mempertanyakan kemampuan ChatBIT. Sebab dia mengatakan data dengan cakupan yang luas penting untuk meningkatkan keandalan sebuah model AI.

    Sebelumnya, Pentagon juga telah menyinggung soal potensi model open source. Menurut mereka, model ini memiliki peluang dan risiko serta terus memantau kemajuan dari pesaing di global.

    (fab/fab)

  • Trump Janji Naikkan Tarif Jika Menang Pilpres, Goldman Sachs Ungkap Dampaknya ke China

    Trump Janji Naikkan Tarif Jika Menang Pilpres, Goldman Sachs Ungkap Dampaknya ke China

    Bisnis.com, JAKARTA – Tarif impor AS yang lebih tinggi terhadap barang-barang China dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Di sisi lain, hal ini juga berpotensi memaksa China untuk fokus ke konsumen dalam negeri. 

    Tim Analis Goldman Sachs Inc. yang dipimpin oleh Xinquan Chen dalam laporan yang dikutip Jumat (1/11/2024) menyebut, jika terjadi tarif yang lebih tinggi, Beijing akan terpaksa meningkatkan dukungan fiskal untuk lebih meningkatkan permintaan domestik. 

    Chen mengatakan, gelombang stimulus pemerintah tahun ini – yang mencakup program tukar tambah peralatan rumah tangga dan dukungan real estate – sudah siap untuk menggeser pertumbuhan tahun depan ke arah yang sama.

    “Jika barang-barang China menghadapi tarif AS yang lebih tinggi tahun depan, hal ini akan menekankan pergeseran ke arah permintaan domestik,” tulis laporan tersebut dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/11).

    Analis Goldman memperkirakan tarif sebesar 20% terhadap barang-barang China jika Trump memenangkan kursi kepresidenan. Hal ini akan mengurangi produk domestik bruto (PDB) Negeri Panda tersebut sebesar 0,7% dan berdampak pada pembentukan modal dan ekspor. 

    Dalam hal ini, mereka juga memperkirakan China akan menoleransi pelemahan yuan untuk memitigasi dampaknya, memperluas program penggantian barang dan peralatan rumah tangga, dan memberikan bantuan tunai yang ditargetkan kepada beberapa rumah tangga.

    Analis dan investor semakin melihat pejabat China lebih banyak beralih ke konsumsi hanya jika gambaran perdagangan semakin melemah. Investor veteran Asia Weijian Shan, ketua eksekutif PAG, juga mengatakan lingkungan eksternal yang sulit akan mendorong para pejabat untuk memprioritaskan konsumsi yang lebih besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

    China telah mengidentifikasi penurunan permintaan sebagai tantangan utama sejak 2021 dan berulang kali berjanji untuk mendorong konsumsi pada pertemuan Politbiro, sebuah badan yang terdiri dari pejabat tinggi China. 

    Banyak ekonom – termasuk penasihat kebijakan dan mereka yang bekerja di lembaga swasta – telah mengusulkan pemberian uang tunai kepada keluarga untuk meningkatkan pengeluaran selama beberapa tahun terakhir, namun sejauh ini Beijing tidak menunjukkan tanda-tanda akan menerapkan saran tersebut.

    Organisasi-organisasi termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) juga menyerukan penyeimbangan kembali ekonomi di China agar tidak terlalu bergantung pada investasi dan perdagangan. Adapun, AS juga ikut serta mengkritik kelebihan pasokan dalam perekonomian China. 

    Bagi Beijing, meningkatnya permusuhan dari AS dan langkah-langkah yang membatasi China dalam bidang teknologi utama semakin memperkuat tekad Presiden Xi Jinping untuk memprioritaskan kemandirian teknologi dan sektor manufaktur.

    Para pemilih AS akan pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa dalam pertarungan antara Donald Trump dan Kamala Harris. Mantan presiden tersebut mengatakan dia mungkin akan mengenakan tarif terhadap barang-barang China lebih dari 60% jika terpilih.

  • Korut-Rusia Kian Erat Picu Kekhawatiran AS, China Bilang Gini

    Korut-Rusia Kian Erat Picu Kekhawatiran AS, China Bilang Gini

    Beijing

    Hubungan yang semakin erat antara Korea Utara (Korut) dan Rusia memicu kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Washington mengingatkan bahwa 8.000 tentara Korut sudah berada di area perbatasan Rusia dan siap bertempur melawan pasukan Ukraina.

    Pemerintah China, menanggapi kekhawatiran tersebut, menegaskan bahwa hubungan yang terjalin antara Korut dan Rusia bukan menjadi urusan Beijing.

    “Korea Utara dan Rusia merupakan dua negara berdaulat yang independen. Cara mereka mengembangkan hubungan bilateral adalah urusan mereka sendiri,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, seperti dilansir AFP, Jumat (1/11/2024).

    Dalam mengupayakan keuntungan dalam invasi besar-besaran ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendatangkan pasukan dan perangkat keras militer dari Korut. Ini menjadi momen pertama kalinya, selama lebih dari satu abad terakhir, bagi Moskow mengundang pasukan asing ke wilayahnya.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, dengan mengutip intelijen Washington, menyebut sekitar 8.000 tentara Korut di antaranya, dari 10.000 tentara yang diyakini kini berada di wilayah Rusia, telah bergerak menuju ke wilayah perbatasan Kursk.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam apa yang disebutnya sebagai sikap diam dari sekutu-sekutunya soal pengerahan pasukan Korut ke Rusia. Zelensky bahkan mengakui dirinya terkejut dengan “bungkamnya” China.

    “Posisi China yang mengharapkan berbagai pihak akan mendorong diredakannya situasi dan mengupayakan solusi politik terhadap krisis Ukraina, tidak berubah,” tegas Lin dalam pernyataannya.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

  • Perekonomian China Lesu, Xi Jinping Soroti Pasar Tenaga Kerja

    Perekonomian China Lesu, Xi Jinping Soroti Pasar Tenaga Kerja

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xi Jinping menyoroti tekanan yang dihadapi pasar tenaga kerja China dalam pidatonya yang baru diterbitkan. Xi menggambarkan masa penuh gejolak bagi perekonomian nomor dua di dunia ini ditengah upaya pemerintah menahan perlambatan pertumbuhan.

    “China sedang memasuki periode di mana peluang-peluang strategis serta risiko dan tantangan hidup berdampingan, dan faktor-faktor yang tidak terduga meningkat,” kata Xi dalam pidatonya yang dipublikasikan pada Kamis waktu setempat, dengan merujuk secara terselubung pada ketegangan dengan Amerika Serikat dan transisi negaranya dari pertumbuhan yang didorong oleh sektor properti. .

    “Tekanan untuk menstabilkan pertumbuhan dan lapangan kerja akan terus berlanjut,” tambah pemimpin tertinggi tersebut, dalam komentar yang dimuat oleh majalah Qiushi milik Partai Komunis yang berkuasa menjelang pemilu Amerika yang dapat mendefinisikan kembali hubungan China dengan Amerika Serikat. 

    Sebelumnya, Donald Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif sebesar 60% pada saingan ekonomi terbesar negaranya jika terpilih kembali.

    Adapun, Xi menyampaikan pernyataan tersebut pada sesi studi Politbiro Mei 2024 lalu. China sering kali menerbitkan pidato Xi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah dilakukan sebagai cara untuk memberi sinyal prioritas kebijakan. 

    Investor saat ini dengan cermat mengamati setiap sinyal dari para pemimpin senior untuk mencari tanda-tanda dukungan fiskal yang akan diberikan oleh sekelompok anggota parlemen minggu depan pada tahap selanjutnya dari peluncuran stimulus China.

    “Artikel ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran mungkin menjadi target kebijakan yang lebih penting dibandingkan sebelumnya. Saya pikir hal ini membuat defisit fiskal kemungkinan besar akan meningkat di atas 3% tahun depan,” kata Zhiwei Zhang, Chief Economist Pinpoint Asset Management dikutip dari Bloomberg pada Jumat (1/11/2024).

    Pasar tenaga kerja di China terdampak oleh kehancuran sektor properti berkepanjangan yang membebani keuangan pemerintah daerah dan menyebabkan deflasi terpanjang sejak tahun 1999. Pemotongan gaji dan PHK yang meluas di berbagai industri mulai dari keuangan hingga teknologi telah menjadi salah satu hambatan terbesar pada konsumsi. 

    Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah meminta agar para pemimpinnya atasi ketika Beijing menghadapi gelombang kenaikan tarif di luar negeri. 

    “Meningkatkan kualitas lapangan kerja telah menjadi keinginan mendesak para pekerja,” kata Xi dalam pidatonya pada bulan Mei, ketika ketidakpuasan masyarakat meningkat atas perlambatan ekonomi yang parah. 

    Xi melanjutkan, angka kelahiran yang menurun, populasi yang menua, dan digitalisasi perekonomian turut berkontribusi memperdalam masalah struktural yang memperburuk kondisi lapangan kerja China.

    Xi berjanji untuk menjadikan lapangan kerja penuh sebagai “tujuan prioritas” dan lapangan kerja bagi kaum muda sebagai “fokus” pada pertemuan bulan Mei. 

    Pemerintah telah meluncurkan langkah-langkah dalam beberapa pekan terakhir untuk mendukung kelompok-kelompok yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Upaya tersebut seperti pemberian uang tunai satu kali kepada penduduk yang menghadapi kesulitan dan perluasan program beasiswa dan pinjaman mahasiswa. 

    Dewan Negara China juga mengatakan akan memberikan sejumlah tunjangan jaminan sosial kepada lulusan perguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan tetap selama dua tahun setelah lulus sekolah. Negara ini memperkenalkan inisiatif serupa pada tahun 2020 ketika pandemi ini pertama kali melanda.

  • Kapal China Coast Guard 3 Kali Masuk Natuna Utara, Kemlu Bilang Begini

    Kapal China Coast Guard 3 Kali Masuk Natuna Utara, Kemlu Bilang Begini

    Jakarta

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) merespons soal kapal penjaga pantai China yang tiga kali memasuki perairan Natuna Utara dalam sepekan hingga diusir oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla). Kemlu menegaskan sikap Indonesia terhadap kedaulatan NKRI tidak berubah meski pemerintahan berganti.

    “Terkait Laut Cina Selatan tidak ada yang berubah, dari pemerintah Indonesia selama ini. Bahwa kita harus melakukan hal-hal yang layak, yang seharusnya dilakukan ketika kita menjaga keamanan situasi di kawasan NKRI,” kata Jubir Kemlu RI Roy Soemirat di kantor Kemlu RI, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

    Terkait pengusiran kapal China ini, Roy menyebut pihaknya masih melakukan konfirmasi lebih lanjut. Sebab, kata dia, kejadian tersebut pasti melibatkan banyak pihak.

    “Jadi tidak ada yang baru dari itu, dan memang terkait dengan insiden yang terakhir, kita dalam proses melakukan konfirmasi lebih lanjut,” ucap Roy.

    “Kita tidak bisa melakukan hanya self-proclaim, demikian pihak lain tidak bisa melakukan self-proclaim,” tambahnya.

    Roy mengatakan dalam peristiwa ini dialog antar-pihak haruslah dilakukan. Menurutnya, ada banyak cara diplomatik untuk mengatasi masalah tersebut.

    3 Kali Usir Kapal Penjaga Pantai China

    Sebelumnya, Bakamla RI telah mengusir kapal penjaga pantai China dari perairan Natuna Utara yang berbatasan dengan Luat China Selatan. Ini adalah yang ketiga kalinya kapal China diusir dari wilayah yurisdiksi Indonesia.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/10) ini adalah langkah terbaru oleh negara Asia Tenggara itu terhadap tindakan Beijing di jalur air strategis tersebut.

    “China Coast Guard-5402 (CCG-5402) kembali memasuki yurisdiksi Indonesia pada hari Jumat,” kata Badan Keamanan Laut Indonesia dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

    Kapal yang sama pertama kali memasuki perairan yang disengketakan pada hari Senin dan sekali lagi pada hari Rabu. Kapal patroli Indonesia mengusirnya pada kedua kesempatan.

    Ditambahkan pula bahwa kapal China pada hari Senin telah mengganggu survei yang sedang dilakukan oleh perusahaan minyak milik negara, PT Pertamina. Ketika dihubungi oleh kapal Indonesia, penjaga pantai China mengatakan bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari yurisdiksi Beijing.

    (ial/fas)

  • AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

    AS hingga Korsel Serukan Korut Tarik Pasukan dari Rusia

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) mengirimkan 10 ribuan pasukan Pyongyang ke medan tempur membantu Rusia melawan pasukan Ukraina. Merespons hal ini, Pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menyerukan agar Korut menarik pasukannya dari Rusia.

    Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), Rusia dan Korut telah memperdalam aliansi politik dan militer selama perang bergulir. Namun, mengirim pasukan Pyongyang ke medan tempur melawan pasukan Kyiv akan menimbulkan eskalasi signifikan sehingga memicu kekhawatiran internasional yang meluas.

    “Saya menyerukan kepada mereka untuk menarik pasukan mereka dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon. Hadir pula Menteri Pertahanan Korsel Kim Yong-hyun, di sampingnya.

    Austin mengatakan Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mencegah Rusia menggunakan pasukan tersebut dalam pertempuran.

    Sementara itu, Kim mengatakan dia yakin pengerahan pasukan Korea Utara “dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman keamanan di semenanjung Korea.”

    Hal tersebut lantaran “kemungkinan besar” Pyongyang akan meminta transfer teknologi dari Rusia untuk membantu program persenjataannya “termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian–sebagai imbalan atas pengerahan pasukannya,” katanya.

    Namun dia tidak mengumumkan perubahan pada kebijakan lama Seoul yang melarangnya menjual senjata ke zona konflik aktif termasuk Ukraina. Seperti diketahui, AS dan Ukraina sebelumnya meminta Korsel mempertimbangkan kebijakan tersebut.

    Pentagon mengatakan pada hari sebelumnya bahwa “sejumlah kecil” pasukan Korea Utara telah dikerahkan di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina telah melakukan serangan darat sejak Agustus.

    Gedung Putih mengatakan bahwa pasukan Pyongyang akan menjadi “target militer yang sah” jika mereka berperang melawan Ukraina.

    Jika pasukan Korea Utara “bertempur bersama tentara Rusia dalam konflik ini dan menyerang tentara Ukraina, tentara Ukraina berhak untuk membela diri,” kata Austin.

    Mereka akan menjadi “pihak yang berperang bersama, dan Anda punya banyak alasan untuk percaya bahwa… mereka akan terbunuh dan terluka akibat pertempuran,” tambahnya.

    Pyongyang membantah telah mengirim pasukan ke Rusia, tetapi wakil menteri luar negerinya mengatakan bahwa jika pengerahan semacam itu terjadi, itu akan sejalan dengan norma-norma global.

    Korea Utara dan Rusia sama-sama dikenai sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pyongyang dijatuhkan sanksi atas program senjata nuklirnya, sementara Moskow atas perang Ukraina.

    Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui berada di Moskow pada hari Rabu untuk mengadakan pembicaraan “strategis” dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov, sementara Wang Yi selaku diplomat tertinggi untuk Tiongkok, sekutu diplomatik utama Pyongyang, tengah membahas krisis Ukraina dengan wakil menteri luar negeri Rusia di Beijing.

    (taa/taa)

  • Jegal China, AS Berlakukan Pembatasan Investasi Teknologi AI dan Chip

    Jegal China, AS Berlakukan Pembatasan Investasi Teknologi AI dan Chip

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, menyelesaikan regulasi pembatasan investasi oleh individu dan perusahaan AS pada teknologi canggih di China, termasuk semikonduktor, komputasi kuantum, dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Mengutip Bloomberg pada Selasa (29/10/2024), peraturan tersebut dikeluarkan setelah melalui pertimbangan selama lebih dari satu tahun. Regulasi itu melarang sejumlah investasi pada industri-industri tersebut dan mengharuskan pemerintah AS untuk diberitahu mengenai investasi lainnya. 

    Tujuan dari regulasi tersebut adalah untuk mencegah modal dan pengetahuan Amerika Serikat membantu China mengembangkan teknologi penting yang dapat memberi Beijing keunggulan militer. 

    “Investasi AS, termasuk manfaat tidak berwujud seperti bantuan manajerial dan akses terhadap investasi dan jaringan bakat yang sering kali menyertai aliran modal tersebut, tidak boleh digunakan untuk membantu negara-negara yang menjadi perhatian dalam mengembangkan kemampuan militer, intelijen, dan dunia maya mereka,” kata Paul Rosen, asisten Menteri Keuangan untuk keamanan investasi dalam siaran pers.

    Kerangka kerja final, yang mulai berlaku pada tanggal 2 Januari, sebagian besar sesuai dengan proposal yang diumumkan pada bulan Juni, dengan kejelasan tambahan mengenai parameter teknologi dari peraturan tersebut dan ekspektasi pemerintah AS seputar kepatuhan. 

    Misalnya, seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan, peraturan tersebut melarang investasi Amerika pada perusahaan-perusahaan China yang berfokus pada teknologi semikonduktor canggih. Namun, peraturan itu hanya mewajibkan pemberitahuan investasi pada perusahaan-perusahaan China yang berfokus pada apa yang disebut chip lama, yang merupakan komponen generasi lama yang sangat penting bagi perusahaan-perusahaan China. 

    AS sudah membatasi ekspor chip canggih ke Tiongkok, dan peraturan investasi dirancang untuk melengkapi pembatasan perdagangan yang sudah ada. 

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian ,mengatakan negaranya “sangat menyesalkan dan dengan tegas menolak” pembatasan yang dilakukan AS.

    China mengajukan keluhan diplomatik kepada AS mengenai masalah ini, kata Lin pada konferensi pers rutin di Beijing, dan akan melakukan apa yang diperlukan untuk secara tegas menjunjung tinggi hak dan kepentingan sah pihaknya.

    Sementara itu, peraturan seputar investasi AI bergantung pada kekuatan komputasi yang digunakan untuk melatih sistem AI tersebut, serta tujuan penggunaannya.

    Aturan tersebut melarang individu dan perusahaan Amerika memperoleh ekuitas di perusahaan AI China yang berfokus pada aplikasi militer; berinvestasi pada model AI dengan aplikasi lain dapat dikenakan larangan atau persyaratan pemberitahuan. 

    Terdapat pengecualian untuk kategori aliran modal tertentu, termasuk surat berharga yang diperdagangkan secara publik dan investasi mitra terbatas tertentu. Secara garis besar, kata pejabat itu, aturan tersebut dimaksudkan untuk menangkap pola investasi seperti yang diidentifikasi dalam laporan tahun 2023 dari Center for Security and Emerging Technology, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington. 

    Para peneliti menemukan bahwa orang Amerika berpartisipasi dalam 17% transaksi investasi global dengan perusahaan AI China antara tahun 2015 dan 2021. Dari kesepakatan tersebut, sekitar sembilan dari 10 berada pada tahap modal ventura.

  • Agen Rahasia Sembunyi di Bawah Laut, China Beri Peringatan Perang

    Agen Rahasia Sembunyi di Bawah Laut, China Beri Peringatan Perang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Keamanan Nasional China mengatakan pihaknya telah menangkap perangkat mata-mata yang terpasang di permukaan dan dasar laut di area Laut China Selatan (LCS).

    Pemerintah China mengatakan perangkat mata-mata yang tersembunyi di dasar laut tersebut bisa langsung mengirim informasi penting dan berpotensi mengatur ‘medan perang’.

    Hal ini disampaikan dalam sebuah artikel di akun WeChat Kementerian Keamanan Nasional China, dikutip dari Reuters, Selasa (29/10/2024).

    Ketegangan di LCS antara China dan Filipina dalam memperebutkan wilayah strategis di kawasan itu telah memunculkan risiko eskalasi yang diprediksi akan melibatkan Amerika Serikat (AS). Pasalnya, AS telah membuat perjanjian akan membela Filipina jika sewaktu-waktu diserang.

    China juga telah mengambil ancang-ancang perang melawan Taiwan dengan menyiapkan kapal selam dan pesawat militer, sehingga memicu ketegangan lebih lanjut dengan AS.

    “Pasukan keamanan nasional telah mengamankan beberapa jenis perangkat teknis spesial yang digunakan untuk mengintai informasi dan data di bawah laut. Perangkat-perangkat itu tersembunyi di beberapa titik,” kata Kementerian Keamanan Nasional China, tanpa memperinci di mana pastinya lokasi perangkat-perangkat itu ditemukan.

    “Beberapa perangkat berperan sebagai ‘agen rahasia’, hanyut dan terapung mengikuti ombak, memantau keadaan di wilayah perairan kita secara real time. Beberapa di antaranya berfungsi sebagai ‘mercusuar’ bawah air, yang menunjukkan arah bagi kapal selam asing yang telah menginvasi perairan kita,” kementerian menambahkan.

    Sebagai informasi, China mengklaim hampir semua wilayah di LCS sebagai teritorinya, termasuk area yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

    Beijing juga telah mengumumkan pihaknya tak akan menurunkan pasukan ke Taiwan yang selama ini diklaim sebagai bagian dari china. Pemerintah mengatakan masyarakat Taiwan yang akan memutuskan sendiri masa depan mereka.

    Pertarungan di kawasan laut telah meluas antara China dengan AS beserta sekutunya, menurut analis. Beijing sudah menyiapkan generasi baru kekuatan nuklir, serta pertahanan bawah laut yang akan dioperasikan di akhir dekade ini.

    “Menghadapi perang terselubung yang serius dan rumit yang melibatkan keamanan bawah laut dan ancaman nyata dari spionase asing serta badan intelijen… (kementerian) akan dengan tegas membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China serta berkontribusi pada pembangunan negara maritim yang kuat, ” kata kementerian.

    (fab/fab)

  • Konsumsi listrik di China naik 8,5 persen pada September 2024

    Konsumsi listrik di China naik 8,5 persen pada September 2024

    Beijing (ANTARA) – Konsumsi listrik di China, yang merupakan salah satu barometer utama aktivitas ekonomi di negara itu, mencatatkan pertumbuhan yang stabil pada September 2024. 

    Konsumsi listrik naik 8,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 847,5 miliar kilowatt-jam (kWh) pada bulan lalu, menurut data dari Administrasi Energi Nasional China, yang dirilis Sabtu (19/10). 

    Secara khusus, listrik yang dikonsumsi oleh industri primer dan sekunder masing-masing naik 6,4 persen dan 3,6 persen (yoy). Sedangkan, konsumsi listrik di sektor tersier naik 12,7 persen.

    Konsumsi listrik residensial di China pada September melonjak 27,8 persen dari periode yang sama pada 2023, mencapai 132,3 miliar kWh.

    Dalam sembilan bulan pertama 2024, konsumsi listrik di negara itu naik 7,9 persen menjadi 7,41 triliun kWh, demikian ungkap data tersebut. 

     

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2024