kab/kota: Beijing

  • China Perkuat Nuklir dan Aliansi dengan Rusia

    China Perkuat Nuklir dan Aliansi dengan Rusia

    Jakarta

    Cina sedang memperluas kekuatan nuklirnya, meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan, dan memperkuat hubungan dengan Rusia selama setahun terakhir, menurut laporan Departemen Pertahanan atau biasa disebut Pentagon Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (18/12).

    Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, meyakini bahwa Beijing sedang bekerja untuk mengembangkan kekuatan nuklir yang lebih beragam dan lebih canggih secara teknologi.

    “Beijing akan mampu menyerang lebih banyak dengan berbagai jenis target, menyebabkan kerusakan lebih besar, dan memiliki lebih banyak opsi untuk melakukan serangan balasan berkali-kali,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS yang tidak ingin disebutkan namanya.

    Namun, laporan tersebut juga mencatat bahwa serangkaian tuduhan korupsi baru-baru ini dalam Komisi Militer Pusat Cina, yang mengawasi Tentara Pembebasan Rakyat, merugikan pertumbuhan militer Beijing dan dapat memperlambat kampanye modernisasi mereka.

    AS desak transparansi program nuklir Cina

    AS mendesak Cina untuk lebih transparan mengenai program nuklirnya, seraya memperingatkan bahwa AS akan tetap membela sekutu-sekutunya dan tidak akan ragu mengambil langkah yang sesuai sebagai tanggapannya.

    Menurut laporan tersebut, Cina memiliki lebih dari 600 hulu ledak nuklir aktif hingga Mei 2024, dan AS memperkirakan jumlahnya akan lebih dari 1.000 pada tahun 2030.

    Kedutaan Besar Cina menanggapi dengan mengatakan bahwa Cina selalu “dengan tegas berpegang pada strategi nuklir untuk membela diri,” mengikuti kebijakan tidak menggunakan nuklir terlebih dahulu, dan mempertahankan kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional.

    AS batasi akses ekspor cip ke Cina-Rusia

    Mengenai Rusia, laporan tersebut mengatakan bahwa Cina telah mendukung perang Rusia melawan Ukraina dan menjual barang-barang dengan fungsi ganda yang diandalkan oleh industri militer Moskow. Barang-barang dengan fungsi ganda dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer.

    Upaya Departemen Perdagangan AS untuk membatasi akses Cina dan Rusia terhadap cip komputer canggih buatan AS dinilai “tidak memadai”, menurut laporan yang diterbitkan pada hari Rabu (18/12) oleh Subkomite Investigasi Senat AS.

    Sementara itu, Cina justru telah menciptakan “jaringan penyelundupan besar yang hampir tidak terselubung” untuk dapat memanfaatkan teknologi AS, menurut laporan tersebut.

    Washington secara bertahap juga telah memperluas daftar perusahaan Cina yang terkena kontrol ekspor negaranya. Namun, perusahaan-perusahaan Cina telah menemukan cara untuk dapat menghindari kontrol ekspor tersebut, sebagian karena kurangnya ahli penutur bahasa Cina.

    Ketua Subkomite sekaligus Senator Partai Demokrat, Richard Blumenthal, menyebut AS telah gagal mengontrol ekspornya, dan mendesak “Departemen Perdagangan untuk segera mengambil langkah dan menindak perusahaan-perusahaan yang membiarkan semikonduktor buatan AS digunakan untuk mendukung senjata Rusia dan ambisi Cina.”

    Pemerintahan Biden memberlakukan kontrol ekspor tersebut untuk membatasi kemampuan Cina dan Rusia mengakses cip buatan AS, imbas dari invasi Rusia ke Ukraina.

    AS imbangi kekuatan militer Cina

    Pemerintahan Biden telah berusaha menjaga keseimbangan dengan Cina, membangun kehadiran militer AS di kawasan Asia-Pasifik untuk bersiap menghadapi Beijing, sekaligus mendorong adanya komunikasi antara kedua negara di tingkat diplomatik dan militer.

    AS menganggap aktivitas Cina yang masih melakukan penerbangan di area pasukan AS dan sekutunya di kawasan itu, “mengancam”.

    Strategi pertahanan nasional Pentagon AS berfokus pada Cina sebagai tantangan keamanan terbesar negara itu. Sementara ancaman dari Beijing juga mempengaruhi cara militer AS dipersiapkan dan diatur sedemikian rupa untuk bisa menghadapi tantangan di masa depan.

    Pekan lalu, pengerahan sekitar 90 kapal angkatan laut dan penjaga pantai Cina di perairan sekitar Taiwan juga memicu kekhawatiran, ketika pejabat Taiwan mengatakan itu tampak seperti simulasi blokade, yang dirancang untuk menunjukkan bahwa perairan itu milik Cina.

    AS diwajibkan oleh undang-undang domestik untuk membantu mempertahankan Taiwan dengan memasok senjata serta teknologi untuk mencegah terjadinya invasi Cina. Demokrasi pulau itu telah menjadi sumber ketegangan utama antara Washington dan Beijing selama beberapa dekade dan secara luas dipandang sebagai pemicu terciptanya perang AS-Cina yang berpotensi bencana besar.

    kp/ha (AP, Reuters)

    Lihat juga Video ‘Wujud Robot Canggih di China yang Bisa Bantu Patroli Polisi’:

    (ita/ita)

  • AS dan China Sepakati Perjanjian Baru soal Sains, Banyak Syaratnya

    AS dan China Sepakati Perjanjian Baru soal Sains, Banyak Syaratnya

    Jakarta

    Di tengah ketegangan dan persaingan Amerika Serikat (AS) dan China di bidang sains dan teknologi, kedua negara sepakat untuk melakukan kolaborasi penelitian.

    AS dan China telah menandatangani perjanjian baru berdurasi lima tahun yang mengatur cara kerja sama kedua negara dalam penelitian sains dan teknologi.

    Cakupan perjanjian ini lebih sempit dibandingkan perjanjian sebelumnya, yang hanya mencakup kerja sama dalam proyek sains dasar antara departemen dan lembaga pemerintah.

    Perjanjian ini tidak mencakup kerja sama di sektor ‘teknologi kritis dan baru’ yang berpotensi penting bagi keamanan nasional seperti kecerdasan buatan dan semikonduktor.

    Tidak seperti perjanjian sebelumnya, perjanjian ini juga tidak mencakup informasi apa pun tentang kerja sama antara universitas dan perusahaan swasta di China dan AS.

    Para pakar hubungan AS-China menyambut baik kesepakatan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan memungkinkan para ilmuwan untuk melanjutkan proyek dengan percaya diri.

    “Saya lega melihat pembaruan pakta ini,” kata Duan Yibing, seorang peneliti kebijakan sains di Chinese Academy of Sciences, Beijing, China, dikutip dari Nature.

    Ia berharap pakta tersebut akan melakukan apa yang dimaksudkannya: mempromosikan kolaborasi dalam penelitian dasar antara kedua negara.

    “Tampaknya mereka menghapus semuanya dan memulai dari awal,” kata Caroline Wagner, seorang spesialis dalam sains, teknologi, dan hubungan internasional di Ohio State University, Columbus, AS.

    Menurutnya, fokus yang sempit tampaknya tepat, mengingat status baru China sebagai kekuatan ilmiah dan ekonomi dunia. “AS telah mengakui hubungannya dengan China sekarang lebih simetris dibandingkan dengan saat perjanjian awal ditandatangani sekitar 45 tahun yang lalu,” ujarnya.

    “Perjanjian itu menunjukkan pendekatan yang pragmatis, meskipun serba terbatas, untuk mempertahankan kolaborasi ilmiah di tengah persaingan geopolitik,” kata Marina Zhang, peneliti inovasi yang berfokus pada China di University of Technology Sydney, Australia.

    Perjanjian yang dimodernisasi

    Sedikit kilas balik terkait perjanjian ini, pakta asli dibuat pada 1979 untuk mencairkan hubungan diplomatik antara China dan AS. Pakta ini biasanya diperbarui setiap lima tahun, tetapi berakhir pada 27 Agustus tahun lalu di tengah meningkatnya ketegangan.

    Meskipun kedua negara menyadari bahwa diperlukan ketentuan baru, mereka tidak dapat menyelesaikan rinciannya sebelum batas waktu. Sebaliknya, mereka memperpanjang pakta lama dan terus bernegosiasi.

    Para peneliti dan spesialis lainnya memperingatkan bahwa tanpa perjanjian tersebut, yang bersifat simbolis dan tidak menyediakan pendanaan apa pun, kerja sama dan program penelitian antara kedua negara bisa gagal.

    Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pengarahan pada 12 Desember, bahwa pemerintah mereka menyadari kegagalan mencapai kesepakatan akan menghambat kemajuan di bidang sains dan teknologi yang penting bagi AS. Kesepakatan baru tersebut kemudian dimodernisasi, dengan perlindungan bawaan.

    Departemen Luar Negeri AS saat ini akan memeriksa semua proyek penelitian untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak menimbulkan masalah keamanan nasional sebelum disetujui. Proposal juga akan ditinjau oleh badan dan lembaga AS lainnya yang dipimpin oleh Gedung Putih.

    Selain menetapkan bahwa kolaborasi yang melibatkan teknologi penting dan yang sedang berkembang tidak mungkin dilakukan, pakta tersebut tidak membatasi lebih lanjut bidang ilmiah mana yang dapat dilibatkan.

    Namun, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS memperkirakan proyek yang diizinkan mungkin mencakup penelitian tentang cuaca, oseanografi, dan geologi, serta pengumpulan data virus influenza dan kualitas udara.

    (rns/afr)

  • Kelompok kerja keuangan China-AS gelar pertemuan ke-7

    Kelompok kerja keuangan China-AS gelar pertemuan ke-7

    Beijing (ANTARA) – Kelompok kerja ekonomi Tiongkok-AS telah mengadakan pertemuan ketujuh di Johannesburg, Afrika Selatan, kata Kementerian Keuangan Tiongkok (MOF) dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

    Pertemuan tersebut diketuai bersama oleh Xuan Changneng, deputi gubernur People’s Bank of China (PBOC), dan Brent Neiman, assistant secretary untuk urusan keuangan internasional di Departemen Keuangan AS.

    Sejumlah regulator keuangan, termasuk Administrasi Regulasi Keuangan Nasional (National Financial Regulatory Administration/NFRA) China dan Komisi Regulasi Sekuritas China (China Securities Regulatory Commission/CSRC) dari pihak China, serta bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), dan Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) dari pihak AS, ikut serta dalam pertemuan tersebut, menurut pernyataan PBOC.

    Pihak China memberikan gambaran umum tentang pengaturan negara itu untuk pekerjaan ekonomi tahun depan, yang diuraikan dalam pertemuan Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (Central Economic Work Conference), lanjut pernyataan itu.

    Kedua belah pihak melakukan diskusi yang profesional, pragmatis, jujur, dan konstruktif tentang berbagai topik mulai dari perkembangan ekonomi makro dan keuangan, kebijakan moneter, stabilitas keuangan, regulasi dan pengawasan keuangan, lembaga keuangan internasional, pasar modal, hingga antipencucian uang dan perlawanan terhadap pendanaan terorisme, ungkap pernyataan itu.

    Mereka juga bertukar pandangan tentang berbagai topik kebijakan keuangan lainnya.

    Kedua belah pihak diberi pengarahan singkat tentang latihan-latihan teknis sebelumnya, termasuk kompilasi neraca pembayaran dan pemodelan iklim, menurut pernyataan tersebut.

    Dalam pertemuan itu, Administrasi Regulasi Keuangan Nasional China dan Kantor Asuransi Federal AS memperbarui nota kesepahaman untuk memfasilitasi komunikasi dan kerja sama yang berkaitan dengan sektor asuransi.

    Sejak didirikan, kelompok kerja keuangan China-AS memfasilitasi komunikasi profesional dan pragmatis antara kedua belah pihak, berkontribusi pada hubungan China-AS yang stabil dan membantu menjaga stabilitas keuangan internasional, papar pernyataan itu.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2024

  • Harga Minyak Dunia Anjlok, WTI Melemah di Posisi 70,27 Dolar Per Barel Dampak Gejolak Pasar China – Halaman all

    Harga Minyak Dunia Anjlok, WTI Melemah di Posisi 70,27 Dolar Per Barel Dampak Gejolak Pasar China – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah di perdagangan pasar global anjlok di level terendah pekan ini, buntut melemahnya belanja konsumen di Tiongkok, selaku importir minyak terbesar di dunia.

    Gejolak pasar di China mulai terjadi setelah  Biro Statistik Nasional China mengumumkan data IHK yang menjadi tolok ukur utama inflasi, naik 0,2 persen pada bulan November secara tahunan, dan turun dari 0,3 persen pada bulan Oktober.

    Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan deflasi di perekonomian China, yang menjadi sinyal bahwa permintaan domestik tetap lemah sehingga memberikan tekanan pada Beijing untuk meningkatkan stimulus bagi ekonomi yang rapuh yang menghadapi tarif perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump yang kedua.

    Serangkaian tekanan ini lantas meningkatkan kekhawatiran investor terhadap kesehatan ekonomi China sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia, hingga mereka melakukan wait and see membuat harga minyak anjlok ke level terendah di pekan ini.

    Mengutip dari Reuters, selama 24 jam terakhir harga minyak mentah Brent ditutup pada di level terendah yakni 73,91 per barel, turun 58 sen, atau 0,8 persen lebih rendah dari rekor tertinggi pada 22 November lalu.

    Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada level 70,71 per barel, turun 58 sen, dan juga turun 0,8 persen dari rekor tertinggi sejak 7 November.

    Selain dampak pasar China, harga minyak mentah melemah tipis dari level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir imbas ketegangan investor jelang rapat pemangkasan suku bunga yang dilakukan Bank sentral AS The Fed.

    Risalah Fed mengungkapkan bahwa sebagian besar pejabat Fed condong ke arah potensi penurunan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps pada pertemuan pekan depan,

    Penundaan pelonggaran kebijakan moneter dan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama memiliki implikasi besar pergerakan harga minyak dunia. Lantaran keputusan ini berpotensi Sikap The Fed memicu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi terkait adanya melambat permintaan bahan bakar.

    Ketegangan investor semakin diperparah dengan adanya kekhawatiran tentang gangguan pasokan jika terjadi sanksi tambahan dari AS terhadap pemasok utama seperti Rusia dan Iran. 

    Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa AS sedang mempertimbangkan sanksi lebih lanjut terhadap armada kapal tanker “gelap” dan tidak menutup kemungkinan sanksi terhadap bank-bank China.

    Langkah ini diklaim dapat mengurangi pendapatan minyak Rusia dan akses negara tersebut ke pasokan luar negeri yang digunakan untuk mendanai perang di Ukraina.

     Namun sanksi baru AS terhadap entitas yang memperdagangkan minyak Iran telah memicu masalah baru,  mengurangi daya beli investor yang kemudian membuat harga minyak anjlok,

     

  • Harga Minyak Anjlok Gara-gara Belanja Konsumen Tiongkok Lesu

    Harga Minyak Anjlok Gara-gara Belanja Konsumen Tiongkok Lesu

    Houston: Harga minyak berjangka merosot dari level tertinggi dalam beberapa minggu pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB) karena melemahnya belanja konsumen di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia.
     
    Selain itu, lemahnya harga minyak global juga karena langkah investor yang menghentikan pembelian menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS).
     
    Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 17 Desember 2024, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD73,91 per barel, turun 58 sen, atau 0,8 persen lebih rendah, setelah mencapai harga tertinggi sejak 22 November pada perdagangan Jumat lalu.
    Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada USD70,71 per barel, turun 58 sen, dan juga turun 0,8 persen pada sesi tersebut setelah mencatat penutupan tertinggi sejak 7 November.
     
    Minggu lalu, minyak diuntungkan oleh ekspektasi pasokan akan semakin ketat dengan sanksi tambahan terhadap produsen minyak mentah Rusia dan Iran, sementara kemungkinan penurunan suku bunga di AS dan Eropa akan memacu permintaan.
     
    Adapun, penjualan ritel Tiongkok lebih lambat dari yang diharapkan, sehingga memberikan tekanan pada Beijing untuk meningkatkan stimulus bagi ekonomi yang rapuh yang menghadapi tarif perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump yang kedua.
     
    Prospek Tiongkok turut mendorong keputusan kelompok produsen minyak OPEC+ untuk menunda rencana peningkatan produksi hingga April. Pedagang juga mengambil untung sambil menunggu keputusan Bank Sentral AS tentang suku bunga minggu ini.
     
    Analis pasar IG Tony Sycamore mengatakan aksi ambil untung ringan diperkirakan terjadi setelah harga melonjak lebih dari enam persen minggu lalu. Dia mencatat, banyak bank dan dana kemungkinan telah menutup pembukuan mereka karena berkurangnya minat terhadap posisi selama musim liburan.
     

     

    The Fed bakal pangkas suku bunga

    The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga hingga seperempat poin persentase pada pertemuannya 17-18 Desember, yang juga akan memberikan gambaran terkini tentang seberapa jauh pejabat Fed berpikir mereka akan memangkas suku bunga pada 2025 dan mungkin hingga 2026.
     
    Suku bunga yang lebih rendah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
     
    Harga minyak semakin tertekan oleh dolar AS, yang sempat mendekati level tertinggi tiga minggu terhadap mata uang utama lainnya, menjelang pertemuan bank sentral minggu ini.
     
    Dolar AS dan komoditas seperti minyak mentah cenderung diperdagangkan secara terbalik. Para investor juga mencermati laporan persediaan minyak AS yang akan terbit minggu ini sebagai petunjuk.
     
    Persediaan minyak mentah dan sulingan AS diperkirakan turun minggu lalu, sementara persediaan bensin kemungkinan naik, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan menjelang laporan dari American Petroleum Institute dan dari Energy Information Administration.
     
    Empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 1,9 juta barel dalam seminggu hingga 13 Desember.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Bisakah Cina Tahun 2025 Keluar dari Stagnasi Ekonomi? – Halaman all

    Bisakah Cina Tahun 2025 Keluar dari Stagnasi Ekonomi? – Halaman all

    Pada pertemuan ekonomi tahunan Cina minggu lalu, Presiden Xi Jinping mengumumkan kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, termasuk mengambil langkah-langkah menuju penurunan suku bunga dan lebih banyak pinjaman pemerintah.

    Cina sedang berjuang dengan perlambatan ekonomi dan lemahnya permintaan konsumen dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir, yang sebagian disebabkan oleh jatuhnya pasar real estate, di mana banyak kelas menengah Cina menyimpan kekayaannya.

    Xi mengatakan Cina bertujuan untuk menerapkan kebijakan fiskal yang “lebih proaktif” dan kebijakan moneter yang “cukup longgar” untuk tahun depan. Menurut penelitian bank investasi Goldman Sachs, pertumbuhan PDB riil Cina diperkirakan akan melambat menjadi 4,9% pada tahun 2024 dari 4,5% pada tahun 2025.

    Lizzi C. Lee, peneliti Ekonomi Cina di Asia Society, sebuah wadah pemikir yang berbasis di New York, mengatakan kepada DW bahwa “Konferensi Kerja Ekonomi ” tahun ini menyampaikan sinyal yang “sangat mendesak”.

    Pada tahun 2025, Cina akan menghadapi tantangan ekonomi baru, dimana Presiden terpilih AS Donald Trump mulai menjabat pada bulan Januari dan telah berjanji untuk menerapkan tarif tinggi terhadap ekspor Cina.

    Strategi pertumbuhan Cina

    Menurut Kantor Berita Xinhua yang dikelola pemerintah Cina, Xi menekankan pada konferensi tersebut bahwa tugas utama untuk tahun depan adalah “meningkatkan konsumsi secara giat, meningkatkan efisiensi investasi, dan memperluas permintaan domestik secara komprehensif.”

    Selain itu, pihak berwenang akan meningkatkan “tingkat defisit fiskal, memperluas penerbitan obligasi khusus pemerintah jangka panjang” dan mengadopsi kebijakan moneter yang cukup longgar untuk mengurangi persyaratan cadangan dan suku bunga guna memastikan likuiditas yang cukup.

    Wang Guochen, seorang peneliti di Lembaga Penelitian Ekonomi Chung-Hua Taiwan, kepada DW mengatakan, pelonggaran tersebut berarti pihak berwenang akan mulai mencetak lebih banyak uang sambil membeli obligasi pemerintah dalam skala yang lebih besar tahun depan.

    Pada bulan September, Bank Rakyat Cina meluncurkan langkah-langkah stimulus ekonomi terbesar sejak pandemi COVID-19, dengan mengucurkan sekitar 1 triliun yuan ke dalam sistem perbankan. Lalu pada bulan November, Kementerian Keuangan memperkenalkan rencana pembiayaan utang sebesar 10 triliun yuan ($1,4 triliun) untuk mengurangi tekanan pada pemerintah daerah.

    Wang Guochen memperingatkan, Cina telah jatuh ke dalam “perangkap likuiditas” dalam beberapa tahun terakhir. Meski kebijakan moneter dilonggarkan dan suku bunga diturunkan, masyarakat masih lebih memilih menabung dibandingkan belanja, karena pesimistis terhadap masa depan.

    Pasar real estat kunci untuk meningkatkan pertumbuhan

    Beijing menetapkan target pertumbuhan PDB pada tahun 2024 sebesar 5%. Para ekonom memperkirakan, pemerintah Cina mungkin akan menetapkan target yang sama untuk tahun 2025. Berdasarkan data resmi pada tiga kuartal pertama, pencapaian tujuan tersebut masih merupakan tantangan.

    “Walaupun angka 5% bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai, namun untuk mencapainya akan memerlukan tindakan tegas, terutama dalam stabilisasi properti… mengingat sektor konstruksi perumahan menyumbang sekitar 20% PDB dan mewakili 70% kekayaan rumah tangga,” kata pakar ekonomi Lizzi C. Lee.

    Selain itu, pasar real estate melibatkan berbagai industri hulu dan hilir. Ketika pasar sedang lesu, hal ini menyebabkan kemerosotan ekonomi yang meluas dan bahkan berdampak pada keuangan pemerintah daerah.

    Wang Guochen meyakini, kunci untuk menstabilkan pasar real estate adalah jika pemerintah Cina membeli perumahan inventaris lokal. Dengan melakukan hal ini, “setidaknya semua orang merasa bahwa keuntungan dari kehancuran sektor real estate telah tercapai,” katanya, dan hal ini berpotensi mengembalikan kepercayaan pada pasar.

    Meskipun para pemimpin Cina tidak secara langsung menyebutkan perang dagang AS-Cina selama konferensi tahunan tersebut, mereka menekankan bahwa “dampak buruk yang dibawa oleh perubahan lingkungan eksternal saat ini semakin mendalam.”

    “Pada saat yang sama, Cina diam-diam menyempurnakan perangkat untuk merespons jika ketegangan meningkat. Investigasi keamanan siber, pengetatan kontrol ekspor, dan pengawasan peraturan terhadap perusahaan asing semuanya akan dilakukan,” kata Lizzi C. Lee. Cina juga secara aktif menjalankan strategi untuk meningkatkan produksi dalam negeri dalam menghadapi perang teknologi yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat, khususnya di sektor semikonduktor.

    Namun Wang mengatakan upaya mencapai kemandirian teknologi di bidang semikonduktor akan memerlukan investasi besar tanpa jaminan kesuksesan. Selain itu, memprioritaskan industri-industri ini dapat merangsang pertumbuhan sektor jasa. Akibatnya, “kemandirian teknologi dan meningkatnya permintaan dalam negeri pasti akan berbenturan.”

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

  • Kejar Pertumbuhan 5% Tahun Depan, China Naikkan Defisit Anggaran

    Kejar Pertumbuhan 5% Tahun Depan, China Naikkan Defisit Anggaran

    Bisnis.com, JAKARTA – Para pemimpin China dikabarkan telah sepakat untuk menaikkan defisit anggaran menjadi 4% dari produk domestik bruto (PDB) tahun depan sambil mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5%. Defisit tersebut akan menjadi angka tertinggi yang pernah tercatat jika terealisasi.

    Melansir Reuters pada Selasa (17/12/2024), rencana tersebut terungkap berdasarkan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. Rencana defisit baru tersebut lebih besar dibandingkan dengan target awal sebesar 3% dari PDB untuk 2024.

    Rencana itu juga sejalan dengan kebijakan fiskal yang “lebih proaktif” yang digariskan oleh para pejabat terkemuka setelah pertemuan Politbiro bulan Desember dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC) minggu lalu, di mana target tersebut disetujui tetapi belum diumumkan secara resmi.

    Kedua sumber tersebut mengatakan China akan tetap mempertahankan target pertumbuhan PDB yang tidak berubah sebesar sekitar 5% pada 2025.

    Tambahan 1% defisit dari PDB ini berjumlah sekitar 1,3 triliun yuan atau US$179,4 miliar dalam pengeluaran. Stimulus lebih lanjut akan didanai melalui penerbitan obligasi khusus di luar anggaran, kata kedua sumber tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media. 

    Target-target ini biasanya tidak diumumkan secara resmi hingga rapat parlemen tahunan pada bulan Maret. Adapun, target tersebut masih dapat berubah sebelum sidang legislatif.

    Kantor Informasi Dewan Negara, yang menangani pertanyaan media atas nama pemerintah, dan Kementerian Keuangan tidak segera menanggapi kabar ini.

    Dorongan fiskal yang lebih kuat yang direncanakan untuk tahun depan merupakan bagian dari persiapan China untuk melawan dampak kenaikan tarif AS yang diharapkan atas impor China saat Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari.

    Ringkasan media pemerintah mengenai CEWC yang dilakukan secara tertutup mengatakan bahwa “perlu untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil”, meningkatkan rasio defisit fiskal, dan menerbitkan lebih banyak utang pemerintah tahun depan, tetapi tidak menyebutkan angka-angka spesifik.

    Bulan lalu, penasihat pemerintah telah merekomendasikan Beijing untuk tidak menurunkan target pertumbuhannya.

    Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu tersendat tahun ini akibat krisis properti yang parah, utang pemerintah daerah yang tinggi, dan permintaan konsumen yang lemah. Ekspor, salah satu dari sedikit titik terang, dapat segera menghadapi tarif AS yang melebihi 60% jika Trump memenuhi janji kampanyenya.

    Ancaman Presiden terpilih AS itu telah mengguncang kompleks industri China, yang menjual barang senilai lebih dari US$400 miliar setiap tahunnya ke Amerika Serikat. Banyak produsen telah mengalihkan produksi ke luar negeri untuk menghindari tarif.

    Eksportir mengatakan pungutan tersebut akan semakin mengecilkan laba, yang merugikan lapangan kerja, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam prosesnya. Hal itu juga akan memperburuk kelebihan kapasitas industri China dan tekanan deflasi, kata para analis.

    Ringkasan pertemuan CEWC dan Politbiro juga menandai bahwa bank sentral China akan beralih ke sikap kebijakan moneter yang cukup longgar. Hal ini meningkatkan ekspektasi akan lebih banyak pemotongan suku bunga dan suntikan likuiditas.

    Sikap “hati-hati” sebelumnya yang dipegang bank sentral selama 14 tahun terakhir bertepatan dengan utang secara keseluruhan – termasuk utang pemerintah, rumah tangga, dan perusahaan – yang melonjak lebih dari lima kali lipat. Perekonomian tumbuh sekitar tiga kali lipat selama periode yang sama.

    China kemungkinan akan sangat bergantung pada stimulus fiskal tahun depan, kata para analis, tetapi juga dapat menggunakan alat lain untuk meredam dampak tarif.

  • China Eksekusi Mati Pejabat karena Korupsi

    China Eksekusi Mati Pejabat karena Korupsi

    Jakarta

    Otoritas China mengeksekusi mati seorang mantan pejabat karena korupsi. Eksekusi mati yang dilakukan pada hari Selasa (17/12) ini merupakan perkembangan terbaru dalam kampanye besar-besaran Beijing melawan korupsi.

    Li Jianping, mantan sekretaris komite kerja Partai Komunis zona ekonomi dan pengembangan teknologi Hohhot, sebelumnya telah dijatuhi hukuman mati karena kejahatan termasuk penyuapan dan penyalahgunaan dana publik.

    “Disetujui oleh Mahkamah Rakyat Tertinggi, pada pagi hari tanggal 17 Desember 2024, Pengadilan Rakyat Menengah Liga Hinggan Daerah Otonomi Mongolia Dalam mengeksekusi Li Jianping sesuai dengan hukum,” kata pengadilan dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (17/12/2024).

    Li dijatuhi hukuman mati pada tahun 2022 setelah pihak berwenang mendapati bahwa ia telah memanfaatkan jabatannya sebagai pegawai negeri untuk menggelapkan dana, dan mencari keuntungan bagi geng-geng kriminal.

    Hukuman mati tersebut diperkuat awal tahun ini meskipun Li mengajukan banding.

    Tindakan mantan pejabat tersebut ditetapkan sebagai “sangat serius”, sementara “dampak sosialnya sangat keji”, demikian pernyataan pengadilan pada hari Selasa.

    Presiden Xi Jinping telah memimpin kampanye luas melawan korupsi pejabat sejak berkuasa lebih dari satu dekade lalu. Para kritikus mengatakan bahwa hal itu juga berfungsi sebagai cara untuk membersihkan para pesaing politik.

    Lihat juga video: Putri Eksekusi Mati Debt Collector Sukabumi, 48 Adegan Diperagakan

    (ita/ita)

  • Google dan Apple Diminta Siap-siap Blokir TikTok

    Google dan Apple Diminta Siap-siap Blokir TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google dan Apple diminta bersiap menghapus Tiktok dari masing-masing toko aplikasinya bulan depan. Penyebabnya karena kewajiban Bytedance untuk menjual aplikasi berbagi video itu di Amerika Serikat (AS).

    Peringatan itu disebutkan Ketua dan petinggi Demokrat di House of Representative Amerika Serikat (AS) soal China, John Moolenaar. Dia dan perwakilan lain, Raja Krishnamoorthi juga mendesak CEO Tiktok Shou Zi Chew menjual aplikasinya.

    Baik Apple maupun Alphabet yang merupakan induk perusahaan Google, dan TikTok tidak segera berkomentar.

    Sebelumnya pemerintah AS memerintahkan Bytedance menjual TikTok sebelum 19 Januari 2024. Jika tidak, platform media sosial akan dilarang di negara tersebut.

    “Kongres telah bertindak tegak mempertahankan keamanan nasional AS dan melindungi pengguna Tiktok Amerika dari Partai Komunis China. Kami mendesak TikTok melakukan divestasi yang memenuhi syarat,” tulis para anggota parlemen, dikutip dari Reuters, Selasa (17/12/2024).

    Senator Republik, Josh Hawley mengharapkan Bytedance untuk menjual TikTok. Sebab aturan yang berlaku tidak memiliki celah sama sekali.

    “Masalah utamanya hal ini tunduk pada pengawasan China, pengawasan Beijing, itu masalahnya,” kata Hawley dalam sebuah wawancara.

    Sebelumnya, Departemen Kehakiman setempat mengatakan tidak langsung melarang penggunaan TikTok yang telah diunduh sebelumnya jika permintaan divestasi tidak dijalankan. Namun lembaga itu menyebutkan larangan pada akhirnya membuat TikTok tidak bisa digunakan.

    (dem/dem)

  • Rupiah Waspada Walau Kondisi Membaik

    Rupiah Waspada Walau Kondisi Membaik

    Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Senin naik tipis menjadi Rp16.002 menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada 17-18 Desember 2024.
     
    Pada akhir perdagangan Senin, rupiah meningkat tujuh poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.002 per USD dari sebelumnya sebesar Rp16.009 per USD.
     
    Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin merosot ke level Rp16.019 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.987 per USD.
    “Bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan pada Rabu, sehingga suku bunga akan turun total 100 basis poin pada 2024,” kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, dilansir Antara, Senin, 16 Desember 2024.
     
    Ibrahim menuturkan prospek suku bunga bank sentral AS akan diawasi dengan ketat, terutama mengingat data terbaru yang menunjukkan inflasi meningkat pada November 2024, sementara pasar tenaga kerja tetap kuat.
     
    The Fed diperkirakan akan memberi sinyal lebih hati-hati atas pelonggaran di masa mendatang, yang dapat membuat suku bunga tetap tinggi dalam jangka panjang.
     
     

    BoJ diprediksi pertahankan suku bunga

    Di Asia, Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini pekan ini, karena para pejabat mencari lebih banyak waktu untuk mengevaluasi risiko global dan prospek pertumbuhan upah pada 2024. Hal ini berbeda dengan ekspektasi sebelumnya tentang kenaikan suku bunga.
     
    Kementerian Keuangan Korea Selatan berjanji pada Minggu untuk terus menerapkan langkah-langkah stabilisasi pasar dengan cepat sebagaimana diperlukan untuk mendukung ekonomi setelah pemakzulan.
     
    Sedangkan produksi industri Tiongkok tumbuh seperti yang diharapkan pada November karena langkah-langkah stimulus terbaru dari Beijing mendukung aktivitas bisnis, data menunjukkan pada Senin. Namun, penjualan ritel tidak mencapai perkiraan, mencerminkan pelemahan yang sedang berlangsung dalam belanja konsumen meskipun ada dukungan kebijakan.
     
    Sementara dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut pada November 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan surplus neraca perdagangan mencapai USD4,42 miliar pada November lalu. Ini adalah surplus ke-55 bulan beruntun.
     
    Namun, surplus pada November ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya USD2,48 miliar. Surplus ini dipicu oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Ekspor RI mencapai USD24,01 miliar pada November 2024, sementara impor tercatat USD19,59 miliar. Adapun, impor RI mengalami penurunan hingga 10,71 persen month to month (mtm) pada November 2024.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)