kab/kota: Beijing

  • Ekspor China Kian Banjiri Asia Tenggara Termasuk Indonesia, Apa Dampaknya? – Halaman all

    Ekspor China Kian Banjiri Asia Tenggara Termasuk Indonesia, Apa Dampaknya? – Halaman all

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Ekspor produk barang dari China semakin membanjiri negara-negara Asia Tenggara  berdasarkan data statistik terbaru. 

    Para pengamat mengatakan China memang menggencarkan ekspor ke Asia Tenggara termasuk Indonesia karena dua hal utama.

    Pertama karena produk barang China semakin hilang pamor di Barat akibat ketegangan geopolitik.

    Dan kedua  diperparah dengan kepemimpinan kedua Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.

    Membanjirnya ekspor China ke Asia Tenggarabisa jadi merupakan keuntungan atau tantangan.

    Apa yang Harus Dilakukan?

    Para pengamat mengatakan negara-negara ASEAN perlu mengembangkan strategi yang terkoordinasi untuk menyeimbangkan antara menyelamatkan perekonomian dalam negeri dan hubungan politik dengan China. 

    Pasalnya, di satu sisi konsumen Asia tenggara diuntungkan dengan keragaman produk dan keterjangkauan harga dari produk-produk China.

    Namun di sisi lain, industri lokal terancam dengan persaingan yang terus meningkat.

    “Demi menandingi harga-harga murah (produk China), para pengusaha dalam negeri berkurang keuntungannya, menutup pabrik dan banyak yang kehilangan pekerjaan,” kata Doris Liew, ekonom dan asisten manajer penelitian di lembaga pemikir Malaysia, Institute for Democracy and Economic Affairs (IDEAS).

    “Asia Tenggara sedang bergulat dengan efek riak dari melimpahnya ekspor Tiongkok, sebuah tantangan yang dihadapi hingga ke luar kawasan ini.”

    Negara-negara Asia Tenggara kemudian mengambil langkah menghadapi serbuan ekspor China, salah satunya dengan kebijakan anti-dumping.

    Namun menurut pengamat, keberhasilan upaya tersebut akan tergantung dari apakah negara-negara Asia Tenggara dapat bekerja sama mengatasinya.

    “Faktanya, konsekuensinya sangat berbeda di masing-masing industri …. antar kawasan atau bahkan antar industri hasilnya berbeda,” kata Diana Choyleva, ekonomi dari lembaga Enodo Economics kepada CNA.

    Genjot Mesin Ekspor

    China menggenjot mesin ekspor di semua lini di tengah melemahnya perekonomian akibat terpuruknya sektor properti dan merosotnya permintaan dalam negeri. Saat ini, ekspor China mencakup 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka. 

    Ekspor China pada 2024 tumbuh 7,1 persen menjadi 25,45 triliun yuan (US$3,47 triliun), untuk pertama kalinya melampaui 25 triliun yuan, menurut data bea cukai China yang dirilis pada 13 Januari lalu.

    “China mengukuhkan posisinya sebagai negara perdagangan terbesar di dunia,” ujar Wang Lingjun, wakil kepala Administrasi Umum Bea Cukai, dalam sebuah konferensi pers hari Senin.

    Overproduksi oleh para manufaktur China, ditambah dengan tantangan perekonomian dalam negeri, telah menyebabkan surplus produk, mulai dari barang murah hingga mewah, kata Liew.

    China terus mengirimkan barang-barang murah seperti tekstil dan pakaian ke berbagai negara, sembari meningkatkan produksi barang-barang bernilai tinggi. Nilai ekspor barang andalan China yang disebut “trio baru”, yaitu kendaraan listrik, baterai lithium dan panel surya mencapai 1 triliun yuan tahun lalu, meningkat hingga 900 persen dibanding satu dekade sebelumnya.

    “Untuk mengurangi kelebihan pasokan, manufaktur China mengekspor produk-produk mereka – yang seringkali harganya di bawah ongkos produksi – sehingga mengganggu pasar global,” kata Liew kepada CNA, menambahkan bahwa kebijakan industri China turut menyumbang dalam strategi ini.

    Akibat Ketegangan China dengan Barat

    Para pengamat mengatakan, produk-produk ini semakin banyak yang masuk ke Asia Tenggara akibat ketegangan antara China dan Barat.

    Konflik geopolitik ini menyebabkan barang-barang produksi China sulit masuk Amerika Serikat akibat tarif tinggi.

    “Hubungan perdagangan yang semakin retak antara AS dan China juga dapat meningkatkan ketegangan perdagangan di Asia. Dengan berkurangnya permintaan dari AS dan Eropa, China telah beralih ke pasar Asia,” kata Priyanka Kishore, direktur dan ekonom utama di Asia Decoded, kepada CNA.

    Pengiriman dari China ke negara-negara anggota ASEAN melonjak 18,9 persen pada Desember lalu dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, berdasarkan data bea cukai China yang dirilis pekan lalu.

    Secara keseluruhan, ekspor China pada Desember naik 10,7 persen dibanding periode sebelumnya.

    Kinerja yang kuat ini sebagian didorong oleh eksportir China yang bergegas mengirimkan produk ke luar negeri untuk mengantisipasi ancaman tarif dari presiden terpilih AS Donald Trump, kata para pengamat.

    Pengiriman China ke AS juga melonjak 15,6 persen pada Desember dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    “Percepatan perdagangan menjadi lebih terlihat pada Desember sebagai akibat dari efek Tahun Baru Imlek dan pelantikan Donald Trump,” kata Xu Tianchen, ekonom senior di Economist Intelligence Unit, seperti dikutip Reuters.

    ASEAN adalah ekonomi terbesar ketiga di Asia. Ditambah dengan perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN, China semakin leluasa mengekspor produk mereka ke kawasan ini.

    Proporsi ekspor Tiongkok ke negara-negara anggota ASEAN telah meningkat dari 6,9 persen pada awal abad ini menjadi sekitar 16 persen saat ini.

    Data bea cukai China menunjukkan bahwa ASEAN muncul sebagai pasar ekspor terbesar Tiongkok pada tahun 2023, dengan nilai tahunan mencapai US$523,7 miliar.

    Dampaknya Untung atau Buntung?

    Bertambahnya produk asal China ke Asia Tenggara telah menguntungkan para konsumen.

    Produk-produk China biasanya lebih murah jika dibandingkan dengan produk serupa di ASEAN, sehingga konsumen – terutama dari kalangan menengah ke bawah – punya pilihan barang dengan harga lebih terjangkau.

    Produk berteknologi tinggi asal China seperti kendaraan listrik kini juga dianggap memberikan kualitas yang baik dengan harga lebih murah, mematahkan persepsi masa lalu soal barang made-in-China yang berkualitas buruk.

    Namun derasnya aliran barang dari China juga merugikan para pengusaha lokal dan merugikan masyarakat. Pasalnya, produsen di dalam negeri tidak mampu bersaing dengan barang China yang jauh lebih murah.

    Persaingan yang tidak seimbang ini berisiko menurunkan kapasitas produksi di negara-negara ASEAN, kata Liew dari IDEAS.

    Industri yang Terdampak di Indonesia

    Industri yang paling terdampak di Indonesia adalah tekstil dan keramik, kata Muhammad Zulfikar, direktur China-Indonesia di lembaga penelitian Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Jakarta.

    “Masuknya barang-barang China ke Indonesia menghancurkan bisnis-bisnis lokal,” katanya kepada CNA.

    Tahun lalu, industri tekstil, garmen, dan alas kaki di Indonesia tutup pabrik, membuat lebih dari 50.000 orang kehilangan pekerjaan.

    Sementara itu, 2.000 pabrik di Thailand tutup antara Juli 2023 dan Juni 2024, dengan 50.000 orang yang jadi menganggur.

    Fenomena ini telah mengguncang sektor manufaktur Thailand yang menyumbang hampir seperempat dari PDB negara tersebut. 

    “Lonjakan impor China yang murah telah memicu protes di banyak negara ASEAN dan penolakan secara verbal dari pemerintah,” kata Kishore.

    “Karena lingkungan perdagangan yang tidak bersahabat di Barat, China kemungkinan akan mengarahkan lebih banyak kelebihan pasokannya ke negara-negara tetangganya, yang akan berpotensi menyebabkan lebih banyak gesekan di sektor perdagangan.”

    Sejumlah negara Asia Tenggara telah mengambil tindakan.

    Vietnam meluncurkan penyelidikan anti-dumping pada bulan Agustus 2024 terhadap baja canai panas dari China dan India.

    Negara ini juga memperpanjang masa penerapan bea masuk untuk produk aluminium dari China selama lima tahun lagi, dengan tarif pajak antara 2,85 persen hingga 35,58 persen.

    Selain itu, Vietnam menangguhkan operasional raksasa e-commerce China, Temu, pada Desember 2024 setelah melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah untuk mendaftarkan perusahaan tersebut.

    Langkah ini diambil setelah pemerintah Vietnam menyuarakan kekhawatiran tentang keaslian produk Temu yang harganya sangat murah dan dampaknya terhadap produsen Vietnam.

    Sementara itu, Thailand telah mengidentifikasi 58 produk, termasuk baja dan furnitur, sebagai target bea masuk anti-subsidisasi, dan mengusulkan pengenaan tarif 30,9 persen untuk baja canai panas China.

    Untuk mengelola impor berbiaya rendah, Thailand juga menerapkan pajak pertambahan nilai sebesar 7 persen untuk barang-barang di bawah 1.500 baht pada Juli 2024.

    Pada Desember 2024, langkah ini telah menyebabkan penurunan 20 persen impor barang murah yang sebagian besarnya dari China.

    Di Indonesia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Juli 2024 mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan penerapan bea masuk hingga 200 persen untuk berbagai impor dari China, seperti tekstil, keramik, dan barang-barang lainnya, demi melindungi industri dalam negerinya.’

    Ambil Pendekatan Lain

    Menurut para pengamat, berbagai langkah ini tidak akan sampai menyebabkan konfrontasi ekonomi yang besar antara China dan negara-negara Asia Tenggara.

    Kishore menyoroti bahwa China adalah pemasok utama barang-barang penting seperti mesin dan bahan kimia ke negara-negara ASEAN.

    “Mengenakan pajak yang besar untuk barang-barang ini hanya akan merugikan produsen dalam negeri,” katanya.

    “Akan lebih baik bagi kepentingan ASEAN untuk mengambil pendekatan yang seimbang dan menyelesaikan masalah melalui dialog dengan China daripada melakukan pembalasan perdagangan.”

    Senada, Choyleva dari Enodo Economics mencatat bahwa Asia Tenggara adalah “wilayah sasaran” bagi ekspor China karena faktor-faktor seperti kedekatan geografis, “infrastruktur yang layak”, serta basis industri yang ada. Berbagai kondisi tersebut memudahkan perusahaan-perusahaan asal China untuk memindahkan barang jadi mereka ke Asia Tenggara.

    “Sebagian besar aktivitas ini (ekspor China ke Asia Tenggara) bukanlah bagian dari strategi terkoordinasi oleh Beijing… tetapi lebih merupakan inisiatif dari perusahaan-perusahaan individu, seringkali swasta, yang ingin mencari pasar untuk produksi mereka sendiri,” ujarnya kepada CNA.

    Para pejabat China belum secara langsung menanggapi laporan-laporan tentang kelebihan ekspor di Asia Tenggara. Namun, Beijing secara konsisten membantah tuduhan-tuduhan tentang kelebihan kapasitas industri, terutama di sektor-sektor seperti kendaraan listrik, baterai lithium, dan panel surya.

    Mereka berargumen bahwa klaim-klaim tersebut tidak berdasar dan hanya menjadi dalih untuk proteksionisme ekonomi demi menekan perkembangan industri China.

    Mengandalkan Respons Regional

    Untuk mengatasi dampak buruk gelombang ekspor China yang terus meningkat, para pengamat mengatakan hal itu membutuhkan respons kolektif negara-negara anggota ASEAN.

    “(Kondisi ekonomi di kawasan) kemungkinan akan terus membujuk perusahaan-perusahaan China agar berinvestasi lebih banyak dalam perekonomian mereka dan membatasi ekspor,” kata Kishore, sambil memberikan catatan bahwa upaya ini akan sangat terasa di industri seperti manufaktur kendaraan listrik yang dapat membantu meningkatkan kemampuan teknologi ASEAN.

    Menurut Liew dari IDEAS, kecil kemungkinannya Asia Tenggara akan menjadi “tempat pembuangan” untuk kelebihan produksi China.

    Pasalnya, kata dia, meski populasi Asia Tenggara cukup besar, yaitu 675 juta jiwa, namun mereka tidak memiliki daya beli yang cukup untuk menyerap kelebihan barang dalam jumlah besar. Selain itu, “kontrol anti-dumping secara berkala” membantu menjaga distorsi pasar.

    Jika dikelola dengan hati-hati, integrasi ekonomi yang lebih dalam dengan China malah akan membawa manfaat infrastruktur, teknologi canggih dan penciptaan lapangan kerja, kata Choyleva dari Enodo Economics.

    Meskipun begitu, dampaknya kemungkinan akan “sangat tidak merata” karena negara-negara ASEAN memiliki tingkat kemajuan yang berbeda-beda, ujar Choyleva.

    Negara-negara ASEAN juga belum kompak dalam merespons China, tambah Choyleva.

    Misalnya Thailand, kata dia, pernah bernegosiasi untuk akses bebas tarif bagi masuknya mobil listrik China sebelum perang harga terjadi dan melemahkan produsen lokal.

    “Perbedaan pandangan politik antara negara anggota ASEAN juga akan menghambat koordinasi,” kata dia.

    Liew dari IDEAS percaya bahwa diperlukan respons regional yang lebih terkoordinasi dan proaktif.

    “Para pembuat kebijakan harus fokus pada penguatan industri dalam negeri melalui inovasi dan investasi, sembari menerapkan kebijakan perdagangan yang tepat sasaran untuk mempertahankan tingkat persaingan yang adil,” katanya.

    “Kemampuan Asia Tenggara untuk beradaptasi, akan menentukan apakah kawasan ini akan muncul sebagai korban dari kelebihan pasokan global atau menjadi pemain yang tangguh di pasar global.”

    Sumber: Channel News Asia

     

  • Kelanjutan Hubungan Trump dan Kim Jong Un di Periode Terbaru

    Kelanjutan Hubungan Trump dan Kim Jong Un di Periode Terbaru

    Jakarta

    Donald Trump memiliki hubungan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un pada periode pertama menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2017 hingga 2021. Pada periode keduanya kali ini, Trump mengatakan akan kembali menghubungi Kim Jong Un.

    Diketahui, Trump memiliki hubungan diplomatik yang tergolong langka dengan Kim Jong Un yang sangat tertutup. Trump tidak hanya bertemu langsung dengan Kim Jong Un, tapi juga menyebut mereka berdua telah “jatuh cinta”.

    Trump menyebut Kim Jong Un, yang telah ditemuinya sebanyak tiga kali, sebagai “sosok yang pintar”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) baru AS, Marco Rubio mengakui, dalam sidang konfirmasi penunjukannya, bahwa upaya tersebut tidak menghasilkan kesepakatan jangka panjang untuk mengakhiri program nuklir Korut.

    Ketika ditanya dalam wawancara dengan Fox News soal rencananya untuk Kim Jong Un dan apakah dia akan “menghubungi” pemimpin Korut tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (24/1/2025), Trump mengiyakan.

    “Saya akan melakukannya, iya. Dia menyukai saya,” jawab Trump dalam wawancara tersebut.

    Namun Trump tidak menyebutkan lebih spesifik soal kapan komunikasi dengan pemimpin Korut itu akan dilakukan, dan apa yang akan dibahas keduanya.

    Pernyataan terbaru Trump soal Kim Jong Un ini disampaikan setelah Korut mengatakan negaranya sedang mengupayakan senjata nuklir untuk menangkal ancaman dari AS dan sekutunya, Korea Selatan (Korsel).

    Pyongyang dan Seoul secara teknis masih berperang sejak tahun 1950-1953 silam, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

    Hubungan Trump dan Kim Jong Un

    Donald Trum dan Kim Jong Un (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

    Trump dan Kim Jong Un memiliki hubungan yang sangat kuat selama masa jabatan pertama Trump. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Trump menggambarkan hubungan antara dirinya dan Kim Jong Un sebagai “sangat, sangat baik” dan dia menyebut pemimpin Korut itu sebagai “sosok yang pintar”.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu Kim Jong Un dalam tiga kesempatan terpisah antara tahun 2018 dan tahun 2019.

    Namun setelah Trump meninggalkan Gedung Putih, rezim Kim Jong Un melakukan rentetan uji coba senjata dan peluncuran rudal, bahkan memamerkan program nuklirnya.

    AS dan negara-negara lainnya memperingatkan bahwa program nuklir Korut mengganggu stabilitas, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan beberapa resolusi yang melarang upaya-upaya Pyongyang terkait program tersebut.

    Trump Ingin Kesepakatan dengan Sekutu Korut

    Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengenang upayanya mewujudkan kesepakatan dengan sekutu Korut, seperti Rusia dan China, pada akhir masa jabatan pertamanya. Upaya tahun 2019 itu akan menetapkan batasan baru bagi senjata nuklir Moskow yang tidak diregulasi dan membujuk Beijing bergabung dengan pakta pengendalian senjata.

    “Saya hampir mencapai kesepakatan. Saya akan mencapai kesepakatan dengan (Presiden Vladimir) Putin mengenai denuklirisasi… Tapi kita mengalami pemilu yang buruk yang mengganggu kita,” ucapnya, merujuk pada kekalahannya dari mantan Presiden Joe Biden dalam pemilu tahun 2020.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kelanjutan Hubungan Trump dan Kim Jong Un di Periode Terbaru

    Trump Bilang Akan Kontak Kim Jong Un Lagi, Bahas Apa?

    Pyongyang dan Seoul secara teknis masih berperang sejak tahun 1950-1953 silam, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

    Trump dan Kim Jong Un memiliki hubungan yang sangat kuat selama masa jabatan pertama Trump. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Trump menggambarkan hubungan antara dirinya dan Kim Jong Un sebagai “sangat, sangat baik” dan dia menyebut pemimpin Korut itu sebagai “sosok yang pintar”.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu Kim Jong Un dalam tiga kesempatan terpisah antara tahun 2018 dan tahun 2019.

    Namun setelah Trump meninggalkan Gedung Putih, rezim Kim Jong Un melakukan rentetan uji coba senjata dan peluncuran rudal, bahkan memamerkan program nuklirnya.

    AS dan negara-negara lainnya memperingatkan bahwa program nuklir Korut mengganggu stabilitas, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan beberapa resolusi yang melarang upaya-upaya Pyongyang terkait program tersebut.

    Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengenang upayanya mewujudkan kesepakatan dengan sekutu Korut, seperti Rusia dan China, pada akhir masa jabatan pertamanya. Upaya tahun 2019 itu akan menetapkan batasan baru bagi senjata nuklir Moskow yang tidak diregulasi dan membujuk Beijing bergabung dengan pakta pengendalian senjata.

    “Saya hampir mencapai kesepakatan. Saya akan mencapai kesepakatan dengan (Presiden Vladimir) Putin mengenai denuklirisasi… Tapi kita mengalami pemilu yang buruk yang mengganggu kita,” ucapnya, merujuk pada kekalahannya dari mantan Presiden Joe Biden dalam pemilu tahun 2020.

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • YouTuber Terkaya Sejagat Siap Membeli TikTok

    YouTuber Terkaya Sejagat Siap Membeli TikTok

    Jakarta

    MrBeast, bintang YouTube dan kreator dengan penghasilan tertinggi, resmi bergabung dalam tawaran membeli operasi TikTok di Amerika Serikat. Pria berusia 26 tahun itu bekerja sama dengan pengusaha teknologi Jesse Tinsley, pendiri employer.com, mengajukan penawaran tunai untuk unit aplikasi TikTok di Amerika.

    MrBeast, nama aslinya, Jimmy Donaldson, mengutarakan minatnya untuk mengakuisisi TikTok di sejumlah unggahan media sosial. “Saya akan membeli TikTok agar tidak dilarang” tulisnya di X.

    Dalam unggahan TikTok berikutnya, Donaldson mengatakan ia telah berbicara dengan sekelompok miliarder tentang akuisisi TikTok. Firma hukum AS Paul Hastings membenarkannya.

    Dikatakan bahwa Tinsley memimpin kelompok investor dan individu dengan kekayaan tinggi, tapi Donaldson adalah satu-satunya yang disebut namanya secara publik.

    Pernyataan tersebut tidak mengungkapkan besarnya tawaran, meskipun Trump menyebutkan nilai USD 1 triliun. Menurut Forbes, Donaldson, yang memiliki 346 juta pengikut di YouTube, adalah kreator internet tersukses di dunia tahun lalu, dengan penghasilan USD 85 juta.

    Aksi-aksi bombastis Donaldson di saluran YouTube MrBeast miliknya membantunya menjadi superstar internet. Ia kerap menebar hadiah yang luar biasa besar untuk konten-kontennya. Selain menerima pendapatan iklan yang dihasilkan dari penayangan YouTube, ia juga mempromosikan banyak hal.

    Dikutip detikINET dari Guardian, Donald Trump sendiri sudah menyatakan 50% saham TikTok sebaiknya dibeli oleh pihak dari AS sehingga tetap dapat beroperasi. Ia mengatakan terbuka jika Elon Musk atau bos Oracle, Larry Ellison, ingin membeli TikTok.

    Masa depan TikTok di AS masih belum pasti meskipun aplikasi tersebut kembali online setelah pemiliknya yang berbasis di Beijing, ByteDance, sempat menutup layanan tersebut untuk sementara waktu.

    (fyk/fyk)

  • 2 Kapal Kargo Diduga Bawa Bahan Propelan Rudal Berlayar dari China ke Iran

    2 Kapal Kargo Diduga Bawa Bahan Propelan Rudal Berlayar dari China ke Iran

    JAKARTA – Dua kapal kargo Iran yang membawa bahan propelan rudal akan berlayar dari China ke Iran dalam beberapa minggu ke depan.

    Financial Times (FT) melaporkan informasi itu mengutip intelijen dari pejabat keamanan di dua negara Barat, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu, 22 Januari,

    FT menyebutkan kapal berbendera Iran, Golbon dan Jairan, diperkirakan membawa lebih dari 1.000 ton natrium perklorat, yang digunakan untuk membuat amonium perklorat, bahan utama propelan padat untuk rudal.

    Propelan rudal merupakan bahan bakar yang digunakan untuk meluncurkan rudal. Propelan juga dikenal sebagai bahan pendorong atau bubuk mesiu. 

    Sedangkan amonium perklorat adalah salah satu bahan kimia yang dikendalikan oleh Rezim Kontrol Ekspor Teknologi Rudal, badan sukarela anti-proliferasi internasional.

    Dua pejabat mengatakan natrium perklorat dapat menghasilkan 960 ton amonium perklorat, cukup untuk membuat 1.300 ton propelan, yang dapat menjadi bahan bakar 260 rudal jarak menengah Iran.

    FT mengutip para pejabat yang mengatakan natrium perklorat sedang dikirim ke Korps Garda Revolusi Islam dan bahwa 34 kontainer berukuran 20 kaki (enam meter) berisi bahan kimia tersebut telah dimuat ke Golbon, yang berangkat dari pulau Daishan di China.

    Jairan diperkirakan akan meninggalkan China dengan 22 kontainer pada awal Februari. Para pejabat mengatakan kepada FT bahwa kedua kapal, yang dimiliki oleh entitas Iran, diperkirakan akan melakukan pelayaran tiga minggu ke Iran tanpa melakukan kunjungan pelabuhan apa pun.

    Para pejabat mengatakan bahan kimia tersebut dimuat ke Golbon di Taicang, pelabuhan di utara Shanghai, dan ditujukan ke Bandar Abbas di Iran selatan di Teluk Persia.

    Laporan tersebut mengatakan data dari pelacak kapal Marine Traffic menunjukkan Golbon menghabiskan setidaknya beberapa hari di luar Pulau Daishan sebelum berangkat pada Selasa.

    FT mengatakan para pejabat tidak dapat mengatakan apakah Beijing mengetahui pengiriman tersebut.

    Pada tahun 2023, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas di Tiongkok, Hong Kong, dan Iran, termasuk atase pertahanan Iran di Beijing, atas tuduhan bahwa mereka membantu pengadaan suku cadang dan teknologi untuk aktor-aktor utama dalam pengembangan rudal balistik Iran.

    Juli lalu, AS menjatuhkan sanksi terhadap lima individu dan tujuh entitas yang berbasis di Iran, China, dan Hong Kong yang dituduh menjadi fasilitator program rudal dan drone Iran.

  • Trump Tuduh China Kendalikan Terusan Panama, Benarkah?

    Trump Tuduh China Kendalikan Terusan Panama, Benarkah?

    Jakarta

    Dalam pidato pertamanya sejak menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump, mengulangi pernyataan yang telah disampaikannya beberapa hari lalu: bahwa dia meyakini “tentara China yang hebat, sayangnya secara ilegal mengoperasikan Terusan Panama”.

    Klaim tersebut telah dibantah oleh pejabat di Kota Panama dan Beijing.

    Presiden Panama, Jose Raul Mulino, bahkan berulang kali menyebut hal itu sebagai “omong kosong” dengan menekankan “sama sekali tidak ada campur tangan China di terusan tersebut.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Trump mengancam bakal mengambil paksa Terusan Panama dan menuding kalau tarif yang terlampau tinggi diberlakukan terhadap kapal-kapal Amerika klaim lain yang disanggah oleh otoritas Panama.

    Jalur air strategis, yang dilalui sekitar 5% arus perdagangan maritim dunia ini, dikelola oleh Otoritas Terusan Panama, sebuah badan pemerintah Panama dan bukan oleh tentara China.

    Namun, klaim Trump yang tidak akurat mencerminkan kekhawatiran di antara beberapa pejabat AS tentang investasi signifikan China di terusan tersebut serta infrastruktur di sekitarnya.

    Sejarah Terusan Panama

    Secara historis, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam membangun dan mengelola jalur yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik.

    Pembangunannya selesai pada 1914.

    Terusan itu lantas berada di bawah kendali AS hingga 1977, ketika Presiden Jimmy Carter menandatangani perjanjian untuk menyerahkan terusan tersebut secara bertahap ke Panama, yang disebut Trump sebagai “konyol”.

    Sejak 1999, Otoritas Terusan Panama, yang dimiliki oleh pemerintah Panama tetapi beroperasi secara independen, mempunyai kendali eksklusif atas operasi jalur air antarsamudra tersebut.

    Getty ImagesPembangunan kanal itu selesai pada tahun 1914.

    Perjanjian yang diteken oleh AS dan Panama itu menetapkan bahwa terusan tersebut akan tetap netral secara permanen.

    Namun AS berhak untuk mencegah setiap ancaman atas kenetralan Terusan Panama dengan menggunakan kekuatan militer yang merujuk pada kesepakatan yang ada.

    Apa peran China?

    Tidak ada bukti yang menunjukkan pemerintah China mengendalikan kanal tersebut, tapi keberadaan perusahaan-perusahaan China memang sangat terasa di sana.

    Sejak Oktober 2023 hingga September 2024, China menyumbang 21,4% dari volume kargo yang melintasi Terusan Panama, menjadikannya pengguna terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

    Dalam beberapa tahun terakhir, China juga telah berinvestasi besar-besaran di pelabuhan dan terminal di dekat kanal.

    Dua dari lima pelabuhan yang berdekatan dengan kanal yakni Balboa dan Cristobal, yang masing-masing terletak di sisi Pasifik dan Atlantik, telah dioperasikan oleh anak perusahaan Hutchison Port Holdings sejak 1997.

    Perusahaan tersebut merupakan anak usaha CK Hutchison Holdings, konglomerat yang berbasis di Hong Kong yang didirikan oleh pengusaha Hong Kong Li Ka-shing.

    Perusahaan itu mempunyai pelabuhan di 24 negara, termasuk Inggris Raya.

    Getty ImagesPresiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Panama pada tahun 2018.

    Pengoperasian pelabuhan-pelabuhan ini memberi CK Hutchison Holdings banyak informasi strategis yang sangat berguna soal kapal-kapal yang melintasi jalur air tersebut, ujar Ryan Berg yang merupakan Direktur Program Amerika di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

    “Ada ketegangan geopolitik yang meningkat dan bersifat ekonomi antara Amerika Serikat dan China,” kata Berg.

    “Informasi tentang kapal-kapal kargo akan sangat berguna jika terjadi perang rantai pasokan,” sambungnya.

    Meskipun bukan milik China, Berg berkata ada kekhawatiran di Washington tentang kendali yang mungkin dilakukan Beijing terhadap perusahaan tersebut.

    Namun, CK Hutchison Holdings tidak menanggapi pertanyaan BBC.

    Baca juga:

    Menurut Andrew Thomas, seorang profesor di Universitas Akron yang menulis buku tentang kanal tersebut, tender untuk mengoperasikan pelabuhan-pelabuhan ini memiliki sedikit pesaing.

    “Pada saat itu, Amerika Serikat tidak peduli dengan pelabuhan-pelabuhan itu dan Hutchison tidak keberatan,” ujarnya.

    Perusahaan-perusahaan China, baik milik swasta maupun negara, juga telah memperkuat kehadiran mereka di Panama dengan investasi hingga miliaran dolar untuk terminal kapal pesiar dan jembatan yang akan dibangun di atas kanal tersebut.

    “Segala tindakan China ini”, sebagaimana disebut Thomas mungkin memotivasi Trump membuat klaim bahwa kanal itu “dimiliki” oleh China.

    Tapi penggunaan besar-besaran China atas pelabuhan-pelabuhan tersebut, tidak sama dengan kepemilikan, tegas Thomas.

    Beijing telah berulang kali mengatakan hubungan China dengan Amerika Latin terwujud dalam bentuk “kesetaraan, saling menguntungkan, inovasi, keterbukaan, dan manfaat bagi masyarakat.”

    Apa kepentingan China di Panama?

    Lokasi strategis Panama membuat China selama bertahun-tahun bersaing untuk meningkatkan pengaruhnya di negara itu dan memperluas jejaknya di benua yang secara tradisional dianggap sebagai “halaman belakang” Amerika Serikat tersebut.

    Pada 2017, Panama memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan menjalin ikatan formal dengan China, yang menandai kemenangan besar bagi diplomasi China.

    Getty ImagesAnggota kru kapal kontainer China, Cosco Shipping Rose berdiri di dek, saat tiba di Cocoli yang baru diresmikan selama kunjungan Presiden China Xi Jinping, di Terusan Panama, pada 3 Desember 2018.

    Beberapa bulan kemudian, Panama menjadi negara Amerika Latin pertama yang bergabung dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan China, sebuah proyek infrastruktur dan investasi global senilai triliunan dolar.

    Republik Dominika, El Salvador, Nikaragua, dan Honduras mengikuti kemudian dan juga memutuskan hubungan dengan Taipei demi Beijing.

    China perlahan-lahan memperluas kekuatannya dengan membuka Institut Konfusius pertamanya di negara itu dan memberikan hibah untuk membangun jalur kereta api.

    Perusahaan China juga mensponsori “kursus pelatihan media” bagi jurnalis Panama.

    Apa kata warga di Panama?

    Anggota komunitas Tionghoa di Panama mengatakan kepada BBC bahwa mereka hampir tidak memperhatikan pernyataan Trump.

    Generasi demi generasi keluarga Tionghoa telah menetap di negara itu.

    Dora Gao, warga Tionghoa yang pindah ke Kota Panama lebih dari satu dekade lalu untuk membuka restoran, berkata jejak China “ada di mana-mana di Panama.”

    “Apa yang dikatakan Trump [tentang tentara] tidak berdasar dan menggelikan,” kata Gao.

    Getty ImagesAnggota komunitas Tionghoa di Panama hampir tidak memperhatikan pernyataan Trump.

    “Saya kira dia merasa terancam oleh pengaruh China yang semakin besar di Panama.”

    Banyak warga Panama juga bingung dengan pernyataan Trump.

    “Saya menghabiskan tiga bulan dengan akses penuh untuk mengerjakan sebuah buku tentang serikat pilot Terusan Panama dan menyeberangi terusan itu bolak-balik sebanyak 15 kali,” ujar jurnalis lokal, Tito Herrera kepada BBC.

    “Saya belum pernah melihat tentara China menjaga Terusan Panama atau apa pun yang berhubungan dengan itu.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tiongkok Klaim Trump Terlalu Intervensi ByteDance usai Minta 50 Persen Saham Diserahkan ke AS – Halaman all

    Tiongkok Klaim Trump Terlalu Intervensi ByteDance usai Minta 50 Persen Saham Diserahkan ke AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda larangan terhadap TikTok memberikan kabar baik bagi lebih dari 170 juta pengguna aplikasi ini di Amerika Serikat.

    Akan tetapi, langkah Trump justru mendapatkan respons yang kurang positif dari Tiongkok, tempat di mana perusahaan induk TikTok, ByteDance, berlokasi.

    Trump mengusulkan agar TikTok tidak ditutup di AS, ByteDance harus menyerahkan 50 persen sahamnya kepada perusahaan AS.

    Selain itu, Trump menekankan bahwa tarif pada barang-barang Tiongkok di AS mungkin akan bergantung pada persetujuan Beijing terhadap kesepakatan potensial terkait TikTok.

    Kementerian Luar Negeri Tiongkok segera merespons hal ini.

    Beijing menegaskan bahwa “operasi dan akuisisi perusahaan” harus diputuskan oleh perusahaan tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku di Tiongkok.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, menyatakan pada Selasa (21/1/2025) AS seharusnya menciptakan “lingkungan bisnis yang terbuka, adil, jujur, dan tidak diskriminatif” bagi perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia.

    Perintah Eksekutif Trump

    Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menunda pelaksanaan larangan hukum terhadap TikTok selama 75 hari.

    Perintah Eksekutif Trump ditanda tangani beberapa jam setelah pelantikannya pada Senin (20/1/2025).

    Langkah ini memberikan TikTok kesempatan untuk kembali online setelah sempat terhenti lebih dari 12 jam pada akhir pekan sebelumnya.

    Trump membuka peluang bagi perusahaan AS membeli 50 persen saham TikTok dan menjalankannya sebagai usaha patungan dengan ByteDance.

    Meskipun hal ini bisa meredakan ketegangan terkait masalah keamanan nasional, belum jelas apakah anggota parlemen AS atau TikTok akan menerima pengaturan ini.

    Dalam sebuah pernyataan di Ruang Oval, Trump menyebutkan bahwa jika kesepakatan dengan TikTok tidak tercapai, tarif hingga 100 persen bisa dikenakan pada barang-barang Tiongkok.

    “Kami akan mengenakan tarif pada Tiongkok jika mereka tidak menyetujui kesepakatan ini,” katanya.

    Reaksi Keras dari Tiongkok

    Usulan Trump tentang pengalihan 50 persen saham TikTok mendapat reaksi keras di Tiongkok.

    Di platform Weibo, banyak pengguna yang mengecam langkah ini sebagai bentuk “perampokan”.

    Salah satu komentar populer bahkan menyarankan, “Apple dan Tesla juga harus menyerahkan 50 persen saham mereka kepada perusahaan Tiongkok.”

    Beberapa pengguna juga mengkritik konsep kesepakatan ini.

    Sejumlah reaksi merujuk pada perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya seperti Nvidia, dan menilai pengaturan tersebut tidak adil.

    “China tidak akan membiarkan ByteDance bertekuk lutut,” tulis satu komentar.

    Komentar itu tampaknya menegaskan bahwa meskipun TikTok mengalihkan sebagian sahamnya, hal ini tetap dianggap merugikan pihak Tiongkok.

    TikTok, yang tidak beroperasi di Tiongkok, memiliki aplikasi saudara bernama Douyin yang sangat populer di negara tersebut.

    Media nasional Tiongkok, seperti Global Times, mengkritik campur tangan politik AS terhadap TikTok.

    Mereka menyatakan bahwa tindakan ini lebih merugikan masyarakat Amerika daripada Tiongkok.

    Mereka berpendapat bahwa banyak orang di AS yang bergantung pada TikTok untuk mencari nafkah.

    Pertemuan Xi Jinping dan Trump: Perdagangan dan TikTok

    Meski masa depan TikTok masih penuh ketidakpastian, baik AS maupun Tiongkok menunjukkan niat untuk berdialog.

    Dalam panggilan telepon dengan Trump pada Jumat (17/1/2025), Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan pentingnya “titik awal baru” dalam hubungan AS-Tiongkok.

    Xi bahkan mengutus Wakil Presiden Han Zheng untuk hadir di pelantikan Trump, menunjukkan tingkat diplomasi tinggi dari Beijing.

    Tantangan Hukum dari Tiongkok

    Beijing sebelumnya menyatakan bahwa mereka memiliki hak hukum untuk memblokir setiap transaksi yang melibatkan TikTok, mengingat penjualan atau divestasi ini dapat melibatkan “ekspor teknologi”, yang mengacu pada algoritma yang menjadi kunci sukses TikTok.

    Sementara itu, CEO Tesla, Elon Musk, yang merupakan sekutu Trump, turut memberikan komentar mengenai masa depan TikTok.

    Musk, yang menentang pelarangan TikTok, menyarankan agar kebijakan tersebut perlu diubah untuk menghindari ketidakseimbangan antara platform AS dan Tiongkok.

    Musk juga mengisyaratkan kemungkinan penjualan sebagian aplikasi TikTok kepada perusahaan seperti X milik Musk, yang tidak tersedia di Tiongkok karena pembatasan ketat dari pemerintah Beijing.

    “Saya telah lama menentang pelarangan TikTok, karena bertentangan dengan kebebasan berbicara,” tulis Musk.

    “Namun, ketidakseimbangan antara TikTok di AS dan X di Tiongkok perlu diubah.”

    Dengan situasi yang terus berkembang ini, masa depan TikTok dan hubungan antara AS dan Tiongkok masih penuh ketidakpastian.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Eropa Siapkan Jurus Hadapi ‘Serangan’ dari Trump

    Eropa Siapkan Jurus Hadapi ‘Serangan’ dari Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uni Eropa akan menanggapi setiap tarif yang dikenakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan cara yang proporsional. Hal ini diutarakan Komisaris Uni Eropa untuk Ekonomi, Valdis Dombrovskis di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Rabu (22/1/2025).

    Dalam keterangannya, Dombrovskis mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk mempertahankan ekonomi Benua Biru dari sejumlah ancaman perdagangan yang sempat dialamatkan Trump. “Jika ada kebutuhan untuk mempertahankan kepentingan ekonomi kami, kami akan menanggapi dengan cara yang proporsional,” kata Dombrovskis kepada CNBC International, dikutip Rabu (22/1/2025).

    Dombrovskis mengatakan AS dan Eropa adalah sekutu strategis, dan penting bagi mereka untuk bekerja sama, baik secara geopolitik maupun ekonomi. “Kami siap untuk mempertahankan nilai-nilai kami dan juga kepentingan dan hak-hak kami jika itu diperlukan,” tambahnya.

    Dombrovskis menambahkan pihaknya juga sedang berupaya mempertahankan hubungan dagang yang baik dengan AS. Ia dan pejabat Eropa lainnya memperingatkan bahwa tarif akan mencederai ekonomi kedua pihak.

    “Penting untuk mempertahankan hubungan perdagangan dan investasi ini karena fragmentasi ekonomi global ini akan terjadi, dan ada risiko nyata hal ini terjadi, dan IMF memperkirakan bahwa itu akan berarti pengurangan PDB dunia hingga 7%,” tambah Dombrovskis.

    “Kami ingin mempertahankan hubungan ekonomi dengan AS. Kami memiliki hubungan perdagangan dan investasi bilateral terbesar dan “menikmati hubungan ekonomi paling terintegrasi di dunia.”

    Sejak pelantikannya pada Senin, Trump telah mengulangi ancamannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang Uni Eropa yang memasuki AS. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa Uni Eropa “sangat, sangat buruk sehingga akan mengenakan tarif.”

    Neraca perdagangan telah menjadi momok khusus bagi Presiden Trump. Uni Eropa tercatat mengalami surplus perdagangan barang dengan AS pada tahun 2023, tetapi defisit dalam jasa selama periode yang sama.

    Pada tahun 2023, Uni Eropa mengekspor barang senilai lebih dari 502 miliar euro ke AS. Di sisi lain, Brussels mengimpor volume melebihi 340 miliar euro dari Washington, sehingga menghasilkan surplus.

    China juga kena

    Selain Eropa, Trump mengatakan bahwa timnya tengah membahas tarif 10% untuk barang asal China. Hal ini berlaku paling cepat per 1 Februari mendatang.

    Ia menyebut biaya ini diberlakukan lantaran Beijing yang selalu mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada, yang juga merupakan partner dagang strategis Washington.

    “Kita berbicara tentang tarif 10% untuk China berdasarkan fakta bahwa mereka mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada. Mungkin tanggal 1 Februari adalah tanggal yang kita lihat,” ungkapnya.

    Pernyataan ini pun membuat Yuan China melemah hingga diperdagangkan pada 7,2796 terhadap dolar AS.

    Fentanil adalah obat adiktif yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian akibat overdosis setiap tahun di AS. Mengurangi pasokan obat terlarang, yang sebagian besar diproduksi di China dan Meksiko itu, telah menjadi area di mana Washington dan Beijing telah sepakat untuk bekerja sama.

    Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa ia berbicara dengan Presiden China Xi Jinping melalui telepon tentang fentanil dan perdagangan. Pernyataan pihak China mengatakan Xi menyerukan kerja sama dan menyatakan hubungan ekonomi kedua negara saling menguntungkan.

    AS adalah mitra dagang terbesar China. Impor China dari AS turun 0,1% dalam dolar tahun lalu, sementara ekspor tumbuh 4,9%, menurut data resmi yang diakses melalui Wind Information.

    Data tersebut menunjukkan surplus perdagangan China dengan AS pada tahun 2024 adalah US$ 361 juta, lebih tinggi dari US$ 316,9 juta yang dilaporkan pada tahun 2020, tahun terakhir masa jabatan pertama Trump. Saat itu, Gedung Putih telah menaikkan tarif atas barang-barang China.

    “Jika AS mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada China dan China menanggapinya dengan cara yang sama, PDB AS akan berkurang US$ 55 miliar selama empat tahun pemerintahan Trump kedua, dan US$ 128 miliar lebih sedikit di China,” kata Peterson Institute for International Economics yang berbasis di AS dalam sebuah laporan pada tanggal 17 Januari.

    (pgr/pgr)

  • Baru Menjabat, Trump Bakal Hadapi ‘Aliansi yang Tidak Suci’

    Baru Menjabat, Trump Bakal Hadapi ‘Aliansi yang Tidak Suci’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selama masa jabatan pertamanya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan diplomasi khasnya dengan musuh-musuh Washington. Ia secara terbuka berteman dengan Rusia dan Korea Utara sementara secara terpisah memberikan tekanan pada China dan Iran.

    Melansir Reuters, Rabu (22/1/2025), Trump kali ini menghadapi tantangan yang berbeda: kelompok antagonis AS yang lebih bersatu yang semakin dekat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

    Trump, yang mulai menjabat pada hari Senin, telah berjanji untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina, mengekang program nuklir Iran, dan melawan China sambil membangun militer AS.

    Namun dalam beberapa tahun terakhir, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjalin “kemitraan tanpa batas,” dengan Beijing memberi Rusia dukungan ekonomi yang dibutuhkannya untuk mempertahankan perangnya di Ukraina.

    Pada Selasa, Putin dan Xi mengusulkan pendalaman lebih lanjut dari kemitraan strategis mereka selama panggilan telepon yang panjang setelah Trump dilantik sebagai presiden AS.

    Rusia juga telah menandatangani pakta strategis dengan Korea Utara pada Juni 2024 dan Iran pada Jumat.

    Pengelompokan empat musuh AS, yang baru-baru ini disebut oleh Joe Biden untuk Choma sebagai “aliansi yang tidak suci,” mengakibatkan hilangnya pengaruh bagi AS dan mitranya, kata para analis.

    “Dilema bagi Trump, yang telah menyatakan keinginan untuk ‘berhubungan baik dengan Rusia,’ dan yang mencoba menekan China dalam perdagangan, adalah bahwa kemitraan Moskow dengan Beijing membatasi keinginan Rusia untuk terlibat dengan Washington dan kerentanan Tiongkok terhadap tekanan AS,” kata Daniel Russel dari Institut Kebijakan Masyarakat Asia yang berbasis di Washington, yang mengepalai kebijakan Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama.

    Rusia telah melewati sanksi Barat yang ketat sebagian besar berkat pembelian besar-besaran minyak Rusia oleh China dan pasokan barang-barang penggunaan ganda yang menurut pemerintahan Biden sebelumnya menopang basis industri pertahanan Rusia, tuduhan yang dibantah China.

    Korea Utara memasok tentara dan senjata untuk Rusia di Ukraina dan telah dengan cepat memajukan program rudal nuklirnya. Dan para ahli khawatir Iran, meskipun dilemahkan oleh serangan Israel terhadap proksi regionalnya, dapat memulai kembali upayanya untuk membangun senjata nuklir.

    Anggota pemerintahan baru mengakui tantangan tersebut.

    “China membeli minyak dari Iran dengan harga beberapa sen per dolar, Iran menggunakannya untuk mengirim rudal dan pesawat nirawak ke Rusia, yang kemudian menghantam infrastruktur penting Ukraina,” kata Mike Waltz, penasihat keamanan nasional yang baru dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada bulan November.

    Dalam sidang konfirmasi Senat minggu lalu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebut China sebagai ancaman paling serius yang dihadapi Amerika Serikat dan menuduh Moskow, Teheran, dan Pyongyang menebar “kekacauan dan ketidakstabilan.”

    Zack Cooper, seorang peneliti senior yang berfokus pada Asia di American Enterprise Institute, mengatakan ia berpikir tim Trump “akan mencoba memisahkan negara-negara dari China.”

    “Mereka tampaknya ingin memisahkan Rusia, Korea Utara, dan Iran dari China, yang berarti membedakan ancaman-ancaman ini daripada menyiratkan bahwa mereka saling terkait,” kata Cooper. “Jadi mendorong kesepakatan dengan Pyongyang dan kesepakatan lainnya dengan Moskow tampaknya paling mungkin bagi saya.”

    (pgr/pgr)

  • Kenapa Trump Tarik Amerika Serikat Keluar dari WHO? Ini Penjelasannya

    Kenapa Trump Tarik Amerika Serikat Keluar dari WHO? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) merupakan salah satu dari beberapa lembaga global yang dibangun setelah Perang Dunia II. Pasca dunia terkoyak oleh nasionalisme dan konflik, negara-negara sepakat untuk mengorbankan beberapa aspek kedaulatan mereka demi kebaikan bersama.

    Dikutip dari CNN, badan kesehatan tersebut didirikan pada tahun 1948 dalam upaya untuk melindungi kesehatan dunia. Konstitusinya, yang ditandatangani oleh semua anggota PBB saat itu, memperingatkan bahwa “pembangunan yang tidak merata” dalam sistem kesehatan di berbagai negara merupakan “bahaya bersama”.

    Tujuan organisasi tersebut adalah “pencapaian tingkat kesehatan setinggi mungkin oleh semua orang”.

    Saat ini, WHO bekerja di lebih dari 150 lokasi di seluruh dunia, memimpin upaya untuk memperluas cakupan kesehatan universal, dan mengarahkan respons internasional terhadap keadaan darurat kesehatan, mulai dari demam kuning hingga kolera dan Ebola.

    Mengapa AS Keluar dari WHO?

    Presiden AS Donald Trump pertama kali mencoba keluar dari WHO selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2020, menuduh organisasi tersebut “sangat salah mengelola dan menutupi” penyebaran COVID-19.

    Trump telah lama mengatakan bahwa ia yakin virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China, yang berusaha disamarkan oleh Beijing. Khususnya, WHO telah menyampaikan beberapa kekhawatiran Trump dan pada bulan Desember, lima tahun sejak kasus pertama Covid-19 terdeteksi, menyerukan agar Tiongkok lebih transparan untuk membantu dunia memahami bagaimana pandemi ini bermula.

    Selama kampanye pemilihan terakhirnya, Trump lebih berani, menyebut organisasi itu “tidak lebih dari penipuan globalis yang korup” yang “secara memalukan menutupi jejak Partai Komunis China.”

    Alan Bernstein, direktur inisiatif Kesehatan Global di Universitas Oxford, mengatakan WHO sangat penting dalam meyakinkan China untuk merilis urutan genetik pada awal tahun 2020, yang menjadi dasar vaksin yang dikembangkan di AS.

    “Anda tidak dapat melawan pandemi secara efektif tanpa semacam meja global tempat negara-negara di seluruh dunia dapat bertemu dan berdiskusi serta saling menekan untuk merilis data,” kata Bernstein kepada CNN.

    Ada juga aspek finansial dari permusuhan Trump. Presiden sebelumnya mengatakan bahwa AS menyumbang sekitar USD 500 juta per tahun untuk WHO, dibandingkan dengan USD 40 juta yang diberikan China, meskipun jumlah penduduknya jauh lebih besar.

    Saat menandatangani perintah eksekutif hari Senin, Trump ditanya apakah, sebagai presiden selama COVID-19, ia menghargai pentingnya lembaga seperti WHO.

    “Ya, tetapi tidak ketika Anda ditipu seperti kami,” jawabnya.

    (kna/kna)