kab/kota: Beijing

  • Xi Jinping Kasih Karpet Merah Buat DeepSeek

    Xi Jinping Kasih Karpet Merah Buat DeepSeek

    Jakarta

    Popularitas mendadak DeepSeek dinilai telah memberi China alat yang ampuh dalam adopsi kecerdasan buatan di negara tersebut dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Presiden Xi Jinping pun sepertinya mendukung penih DeepSeek.

    Goldman Sachs memprediksi ekonomi negara tersebut akan mulai mencerminkan dampak positif adopsi AI mulai tahun depan karena otomatisasi yang digerakkan oleh AI meningkatkan produktivitas.

    “Munculnya DeepSeek baru-baru ini menunjukkan pengembangan dan adopsi AI yang lebih cepat di China daripada yang kami perkirakan sebelumnya,” kata ekonom di Goldman Sachs yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Antusiasme seputar DeepSeek juga tercermin dalam reli tajam di saham China, di mana indeks MSCI China melonjak lebih dari 21% dari level terendahnya di bulan Januari.

    “DeepSeek menunjukkan bahwa Tiongkok berada di atau dekat garis depan pengembangan AI, yang mendongkrak prestise ekonomi dan ekosistem teknologi China, sehingga membuatnya lebih menarik bagi investor global,” kata Gabriel Wildau, direktur di Teneo.

    Peluncuran model AI lebih murah dan lebih efisien oleh DeepSeek merupakan dorongan kepercayaan diri yang tepat waktu karena China menghadapi kesuraman ekonomi berkepanjangan. Itu sebagian disebabkan kemerosotan pasar propertinya dan momok perang dagang yang sengit dengan AS.

    Model penalaran R-1 DeepSeek dipuji karena mampu menyamai, atau bahkan mengungguli, penawaran AI global terkemuka. Modelnya yanhg terbuka juga dapat digunakan kembali oleh pengembang di luar perusahaan untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi dengan biaya operasional lebih rendah.

    DeepSeek juga telah mengguncang ekosistem AI China, di mana entitas milik negara serta pemain teknologi besar, termasuk pesaing, memanfaatkan arsitektur sumber terbukanya. “Skala dan kecepatan adopsi [AI] [di Tiongkok] luar biasa cepat saat ini, dan tidak melambat,” kata Wei Sun, analis Counterpoint Research.

    Xi Jinping sendiri dengan hangat menyambut pendiri DeepSeek Liang Wenfeng dan memberinya tempat duduk barisan depan, di samping para pemimpin perusahaan swasta terbesar di negara itu termasuk Jack Ma. Itu menunjukkan Beijing sangat ingin mendukung perusahaan itu.

    “DeepSeek mewakili persis apa yang ingin dilihat Beijing sebagai kekuatan produktif berkualitas baru yang akan mendorong China maju,” ujar Huiyao Wang, pendiri Center for China and Globalization

    (fyk/rns)

  • Jack Ma Sudah Berdamai dengan Xi Jinping, Tapi…

    Jack Ma Sudah Berdamai dengan Xi Jinping, Tapi…

    Beijing

    Pertemuan Jack Ma dengan Presiden China, Xi Jinping, memang menghebohkan. Hal itu dianggap sebagai sinyal perdamaian setelah Jack Ma dan perusahaannya lama dikekang semenjak pendiri Alibaba itu mengkritik sistem keuangan China di akhir tahun 2020.

    Tanggapan terhadap pertemuan itu pada umumnya sangat positif. Saham Alibaba melonjak, demikian pula perusahaan teknologi China lainnya. Pemerintah China dianggap kembali mendukung penuh sektor teknologi.

    “Kehadiran Jack Ma, posisi duduknya di baris depan, bahkan meskipun dia tidak berbicara, dan jabat tangannya dengan Xi adalah sinyal jelas bahwa dia telah direhabilitasi,” kata Bill Bishop, analis China yang dikutip detikINET dari BBC, Sabtu (22/2/2025).

    Media sosial China pun banyak membahas pertemuan itu. “Selamat Jack Ma sudah mendarat dengan selamat,” tulis seorang netizen. Wajar saja jika ada kehebohan mengingat sebelum dibelenggu, Jack Ma adalah pentolan teknologi terpopuler di China.

    Analis pada umumnya sepakat bahwa pertemuan dengan Xi Jinping adalah sinyal yang baik pada Jack Ma dan menandakan dia sudah kembali. Namun demikian, ada pandangan bahwa dia belum benar-benar comeback seperti sebelumnya dan mungkin belum akan tampil leluasa di publik seperti dulu.

    Jack Ma tidak ikut berpidato dipandang sinyal dia belum sepenuhnya bebas. Juga media pemerintah China tidak begitu banyak membahas soal kemunculannya.

    Selain Jack Ma, tamu yang datang termasuk para bos raksasa teknologi seperti Huawei, BYD, sampai Xiaomi. “Daftar tamu menunjukkan pentingnya sektor internet, teknologi, AI, dan mobil listrik terkait inovasi dan prestasi mereka,” sebut analisis oleh Citi.

    Melunaknya sikap Pemerintah China dan Xi Jinping dinilai merupakan bukti bahwa mereka tidak akan terlalu ketat lagi mengatur sektor swasta, tapi bukan berarti sepenuhnya bebas.

    “Ketimbang menandai akhir dari pengawasan sektor teknologi, kemunculan kembali Jack Ma menandakan Beijing berubah arah dari membelenggu ke keterlibatan yang terkendali. Meski sektor swasta tetap pilar penting dalam ambisi ekonomi China, tetap harus sejalan dengan prioritas nasional,” kata pengamat dari University of Technology Sydney, Marina Zhang.

    (fyk/fay)

  • Lagi-lagi China dan Filipina Panas di Laut China Selatan

    Lagi-lagi China dan Filipina Panas di Laut China Selatan

    Jakarta

    Lagi-lagi China dan Filipina kembali memanas di Laut China Selatan yang menjadi sengketa kedua negara tersebut. Militer Beijing mengatakan pihaknya telah memperingatkan dan mengusir tiga pesawat Filipina yang menyusup secara ilegal ke wilayah udara di dekat Kepulauan Spratly, yang menjadi sengketa di perairan itu.

    Dirangkum detikcom dari kantor berita Reuters, Jumat (21/2/2025), Komando Zona Selatan militer China, menuduh Filipina berusaha memaksakan klaim ilegalnya melalui provokasi. Militer Beijing memperingatkan Manila bahwa manuver sembrono seperti itu pasti akan gagal.

    China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur perairan penting bagi perdagangan via kapal dengan setiap tahunnya nilainya melebihi US$ 3 triliun. Klaim itu membuat Beijing berselisih dengan beberapa negara, seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

    Putusan arbitrase tahun 2016 lalu menyatakan klaim sepihak China itu tidak sah. Namun Beijing tidak mau mengakui putusan itu.

    Belum ada tanggapan langsung dari otoritas Filipina maupun Kedutaan Besar Manila di Beijing terkait laporan ini.

    Misi Filipina

    Foto: Ilustrasi Laut China Selatan (ABC Australia).

    Pada Kamis (20/2) waktu setempat, Filipina mengatakan otoritas penjaga pantai dan biro perikanannya secara bersama-sama melakukan penerbangan untuk meningkatkan kesadaran domain maritim di atas Kepulauan Kalayaan, sebutan Manila untuk Kepulauan Spratly.

    Misi itu disebut bertujuan untuk menegaskan kedaulatan, hak kedaulatan dan yurisdiksi maritim Filipina di Laut Filipina Barat. Disebutkan oleh Manila bahwa lebih dari 50 kapal milisi maritim dan sebuah kapal penjaga China terdeteksi selama misi itu berlangsung.

    Tidak diketahui secara jelas apakah misi itu, yang mengerahkan dua pesawat Filipina, merupakan aktivitas yang disebut oleh militer Beijing sebagai penyusupan ilegal tersebut.

    Konfrontasi terbaru ini terjadi setelah otoritas penjaga pantai Filipina menuduh Angkatan Laut China melakukan manuver penerbangan berbahaya pada awal pekan ini, ketika pesawat-pesawat Beijing mengudara sangat dekat dengan pesawat pemerintah Manila yang berpatroli di atas Scarborough Shoal yang juga diperebutkan di Laut China Selatan.

    Otoritas China membantah tuduhan Filipina pada saat itu.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Laut China Selatan Panas, China Usir Jet Tempur Filipina

    Laut China Selatan Panas, China Usir Jet Tempur Filipina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan kembali terjadi di Laut China Selatan (LCS). Pada Kamis, militer China mengatakan pihaknya telah memperingatkan dan mengusir tiga pesawat Filipina yang secara ilegal masuk ke wilayah udara yang dikuasai Beijing dekat Kepulauan Spratly.

    Dalam laporan Channel News Asia (CNA) yang mengutip Reuters, tidak ada komentar langsung dari kedutaan besar Filipina di Beijing mengenai pernyataan militer China yang dikeluarkan pada hari Jumat. Namun Komando Teater Selatan China menyebut manuver itu sebagai sebuah provokasi yang ceroboh.

    “Filipina berusaha menjajakan klaim ilegalnya melalui provokasi. Kami memperingatkan bahwa manuver yang ceroboh itu pasti akan gagal,” ujar pernyataan lembaga sayap militer China itu, dikutip Jumat (21/2/2025).

    China bersikukuh mengklaim sekitar 90% dari LCS dalam apa yang disebut sebagai ‘sembilan garis putus-putus’ dimana mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi). Bahkan, China dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Kepulauan Paracel bernama Shansa.

    Hal ini selalu tumpang tindih dengan klaim teritorial Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Lautan itu juga diyakini sebagai lautan yang kaya hasil alam, terutama migas dan ikan.

    Pada hari Kamis, Filipina mengatakan penjaga pantai dan biro perikanannya telah bersama-sama melakukan penerbangan kesadaran wilayah maritim di atas Kepulauan Kalayaan, nama Filipina untuk Kepulauan Spratly.

    Misi tersebut adalah untuk menegaskan kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi maritim Filipina di Laut Filipina Barat, katanya. Lebih dari 50 kapal milisi maritim China dan sebuah kapal penjaga pantai Beijing terlihat selama latihan tersebut.

    Tidak segera jelas apakah misi tersebut, yang mengerahkan dua pesawat, adalah misi yang menurut militer China telah ditanggapinya.

    Konfrontasi terbaru terjadi setelah penjaga pantai Filipina menuduh Angkatan Laut China melakukan manuver penerbangan berbahaya awal minggu ini ketika terbang mendekati pesawat pemerintah yang berpatroli di Scarborough Shoal yang disengketakan di LCS. Beijing membantah telah melakukan kesalahan dalam insiden itu.

    (sef/sef)

  • Latihan Tembak Kapal Perang China Bikin Australia Khawatir

    Latihan Tembak Kapal Perang China Bikin Australia Khawatir

    Canberra

    Pemerintah Australia menyatakan kekhawatiran atas latihan tembak langsung yang dilakukan tiga kapal perang China di lepas pantai timur negara tersebut. Canberra akan menyampaikan kekhawatiran ini kepada otoritas Beijing.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong, seperti dilansir AFP, Jumat (21/2/2025), mengatakan dirinya mengkhawatirkan kurangnya transparansi seputar “latihan tembak langsung” tersebut dan akan menyampaikan “kekhawatirannya” kepada China.

    “Kami akan mendiskusikan hal ini dengan China,” ucap Wong saat berbicara kepada stasiun televisi nasional ABC dari Johannesburg, Afrika Selatan, tempatnya menghadiri pertemuan G20.

    Latihan tembak yang dilakukan kapal-kapal perang China itu memicu peringatan dari badan keselamatan udara Australia, sehingga memaksa sejumlah penerbangan komersial mengubah jalurnya.

    “Sebagai tindakan pencegahan, kami telah memberikan saran kepada maskapai-maskapai penerbangan yang merencanakan penerbangan di wilayah tersebut,” demikian pernyataan lembaga pemerintah Airservices Australia.

    “Kami juga bekerja sama untuk mengkoordinasikan saran kepada para operator dan para pilot,” imbuh pernyataan itu.

    Departemen Pertahanan Australia telah memantau kapal-kapal Angkatan Laut China — sebuah kapal fregat, sebuah kapal penjelajah, dan sebuah kapal tanker pasokan — sejak mendeteksinya di perairan internasional pekan lalu.

    Meskipun kapal-kapal perang China itu berlayar di perairan internasional, para pejabat Canberra menggambarkan kehadiran mereka sebagai hal yang “tidak biasa”.

    Kapal-kapal itu dilaporkan berlayar dalam jarak sekitar 280 kilometer dari daratan utama Australia pada awal pekan ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Lagi-lagi China dan Filipina Panas di Laut China Selatan

    Panas Lagi, China Usir Pesawat Filipina di Laut China Selatan

    Beijing

    China dan Filipina kembali terlibat insiden di Laut China Selatan yang menjadi sengketa kedua negara. Militer Beijing mengatakan pihaknya telah memperingatkan dan mengusir tiga pesawat Filipina yang “menyusup secara ilegal” ke wilayah udara di dekat Kepulauan Spratly, yang menjadi sengketa di perairan itu.

    Komando Zona Selatan militer China, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/2/2025), menuduh Filipina berusaha “memaksakan klaim ilegalnya” melalui provokasi.

    Militer Beijing memperingatkan Manila bahwa “manuver sembrono seperti itu pasti akan gagal”.

    China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur perairan penting bagi perdagangan via kapal dengan setiap tahunnya nilainya melebihi US$ 3 triliun. Klaim itu membuat Beijing berselisih dengan beberapa negara, seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

    Putusan arbitrase tahun 2016 lalu menyatakan klaim sepihak China itu tidak sah. Namun Beijing tidak mau mengakui putusan itu.

    Belum ada tanggapan langsung dari otoritas Filipina maupun Kedutaan Besar Manila di Beijing terkait laporan ini.

    Pada Kamis (20/2) waktu setempat, Filipina mengatakan otoritas penjaga pantai dan biro perikanannya secara bersama-sama melakukan penerbangan untuk meningkatkan kesadaran domain maritim di atas Kepulauan Kalayaan, sebutan Manila untuk Kepulauan Spratly.

    Misi itu disebut bertujuan untuk menegaskan kedaulatan, hak kedaulatan dan yurisdiksi maritim Filipina di Laut Filipina Barat. Disebutkan oleh Manila bahwa lebih dari 50 kapal milisi maritim dan sebuah kapal penjaga China terdeteksi selama misi itu berlangsung.

    Tidak diketahui secara jelas apakah misi itu, yang mengerahkan dua pesawat Filipina, merupakan aktivitas yang disebut oleh militer Beijing sebagai penyusupan ilegal tersebut.

    Konfrontasi terbaru ini terjadi setelah otoritas penjaga pantai Filipina menuduh Angkatan Laut China melakukan manuver penerbangan berbahaya pada awal pekan ini, ketika pesawat-pesawat Beijing mengudara sangat dekat dengan pesawat pemerintah Manila yang berpatroli di atas Scarborough Shoal yang juga diperebutkan di Laut China Selatan.

    Otoritas China membantah tuduhan Filipina pada saat itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tanpa AS, Menlu Negara G20 Bertemu di Afsel di tengah Ancaman Perang Dagang

    Tanpa AS, Menlu Negara G20 Bertemu di Afsel di tengah Ancaman Perang Dagang

    JAKARTA – Para menteri luar negeri dari negara-negara ekonomi utama G20 bertemu di Afrika Selatan pada Kamis.

    Pertemuan terjadi di tengah ketegangan antara anggota mengenai perang Ukraina, perselisihan perdagangan dan diplomat utama AS yang menjauh karena perselisihan dengan tuan rumah.

    Negara-negara G20 yang mewakili sekitar 85% PDB global dan tiga-perempat perdagangan, seringkali kesulitan untuk mencapai kesepakatan.

    Namun keretakan geopolitik sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah menjadikannya lebih terpecah dibandingkan sebelumnya.

    Perselisihan ini meningkat sejak Presiden Donald Trump menjabat sebulan lalu dan menerapkan perubahan cepat dalam kebijakan perdagangan dan luar negeri Washington.

    “Ketegangan geopolitik dan meningkatnya intoleransi, konflik dan peran mengancam hidup berdampingan secara global yang sudah rapuh,” kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang memegang jabatan presiden bergilir kelompok tersebut, dalam pidato pembukaan pertemuan dilansir Reuters, Kamis, 20 Februar.

    Afrika Selatan menilai pertemuan G20 yang pertama di benua ini sebagai peluang untuk mengajak negara-negara kaya agar memperhatikan kekhawatiran negara-negara miskin – memburuknya kesenjangan, tidak memadainya tindakan negara-negara kaya terhadap perubahan iklim, dan sistem keuangan yang lebih memihak bank investasi dibandingkan debitur negara miskin.

    “Mereka yang paling bertanggung jawab atas perubahan iklim, Anda mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendukung mereka yang paling tidak bertanggung jawab,” kata Ramaphosa.

    Dia juga menyerukan “keberlanjutan utang bagi negara-negara berpenghasilan rendah.”

    Amerika Serikat tidak hadir. Menteri Luar Negeri Marco Rubio awal bulan ini menolak agenda “keberagaman, kesetaraan dan inklusi” yang telah disepakati sebelumnya dengan alasan “sangat buruk”.

    Kemudian Trump menghentikan bantuan AS ke Afrika Selatan karena perselisihan ideologis dengan upaya Afrika Selatan untuk memperbaiki ketidakadilan rasial yang bersejarah dalam kepemilikan tanah – dan atas kasus genosida terhadap sekutu AS, Israel, di Mahkamah Internasional.

    Pertemuan tersebut terjadi ketika Trump telah mengubah kebijakan solidaritas AS dengan Ukraina ketika ia berupaya menjadi perantara perdamaian dalam perangnya dengan Rusia.

    Dia menyalahkan Presiden Volodymyr Zelenskiy atas konflik tersebut, dan mengesampingkan sekutu NATO dalam mengakhiri kampanye untuk mengisolasi Rusia.

    “Sebagai G20 kita harus terus mengadvokasi solusi diplomatik terhadap konflik,” sambung Ramaphosa yang menolak tekanan untuk mengisolasi Rusia atas invasi tersebut.

    Absennya AS merupakan peluang bagi China, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, untuk memperluas pengaruhnya.

    Upaya-upaya yang dilakukan Beijing biasanya terfokus pada negara-negara Selatan, namun Tiongkok dengan cepat berupaya memanfaatkan celah yang ada dalam aliansi transatlantik tersebut.

    Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan pada hari Senin hubungan Tiongkok-Uni Eropa yang “sehat dan stabil” sangat dibutuhkan saat ini dibandingkan sebelumnya.

  • Ada Kabar Baik Perang Dagang AS-China dari Trump & Xi Jinping

    Ada Kabar Baik Perang Dagang AS-China dari Trump & Xi Jinping

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan kesepakatan dagang dengan China. Hal ini terjadi setelah presiden Partai Republik itu telah menjatuhkan tarif 10% terhadap produk Negeri Tirai Bambu yang masuk ke wilayahnya.

    Mengutip AFP, Trump memberikan isyarat ini dengan merujuk kembali kesepakatan antara Washington dan Beijing, yang pernah tercipta 2020 lalu. Menurutnya, kesepakatan ini dapat diperbaharui dalam waktu dekat.

    “Pada tahun 2020, AS telah menyetujui kesepakatan dagang besar dengan China dan kesepakatan baru mungkin (dilakukan),” ujarnya, dikutip Kamis (20/2/2025).

    Satu bulan memasuki masa jabatan keduanya, Trump telah mengancam akan mengenakan tarif besar-besaran pada sekutu dan musuh. Ia menargetkan China serta negara-negara tetangga Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa.

    Pada awal Februari, ia mengenakan bea masuk tambahan sebesar 10% pada semua produk yang diimpor dari China. Ia juga mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25% pada semua mobil impor, dan bea masuk yang sama atau lebih tinggi pada farmasi dan semikonduktor saat ia meningkatkan tekanan pada beberapa mitra dagang AS terbesar.

    Trump juga awalnya mengumumkan tarif sebesar 25% untuk semua impor Kanada dan Meksiko, sebelum berbalik arah beberapa jam sebelum tarif tersebut mulai berlaku dengan memberikan penangguhan selama satu bulan pada prinsipnya hingga 1 Maret. Dan, dia menandatangani perintah eksekutif minggu lalu yang memberlakukan tarif baru sebesar 25% untuk baja dan aluminium, yang akan mulai berlaku pada 12 Maret mendatang.

    (sef/sef)

  • Dokter Syok Temukan 5 Lensa Kontak Nyangkut di Mata Pasien, Ketahuan gegara Ini

    Dokter Syok Temukan 5 Lensa Kontak Nyangkut di Mata Pasien, Ketahuan gegara Ini

    Jakarta

    Seorang wanita di China tidak sadar ada lima lensa kontak yang menyangkut di matanya. Kondisinya baru ketahuan ketika ia menemui seorang dokter bedah di rumah sakit untuk konsultasi masalah kesehatan lain. Bagaimana kejadiannya?

    Laporan medis yang diterbitkan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery menjelaskan seorang wanita berusia 33 tahun beberapa kali kehilangan lensa kontak ketika digunakan. Tapi pada saat itu, ia mengira lensa kontaknya hanya lepas begitu saja.

    Dikutip dari Oddity Central, pada suatu momen ia pergi ke Plastic Surgery Hospital of the Chinese Academy of Medical Sciences Beijing untuk mengonsultasikan kondisi wajahnya yang tidak simetris diakibatkan atrofi hemifacial. Mata kirinya sedikit cekung sehingga ia menginginkannya menjadi lebih rata.

    Dokter pada saat itu belum menyadari ada lensa kontak menyangkut di pasien wanita tersebut. Dokter lantas menyarankan wanita itu untuk suntik lemak sambil dibius untuk menebalkan mata kirinya.

    Tim dokter menemukan lima lensa kontak itu ketika mereka menyuntikkan lemak ke ruang belakang bola mata pasien. Kelima lensa kontak itu langsung keluar saat lemak dimasukkan ke dalam area matanya.

    Kondisi atrofi hemifacial yang dialami pasien menciptakan ruang untuk kontak lensa tersebut masuk dan ‘hilang’.

    Selama beberapa tahun, ia mengaku tidak pernah mengalami gejala apapun ketika lima lensa kontak itu menyangkut di belakang mata kirinya. Tim dokter pun mengaku lega melihat bahwa lensa kontak itu belum memberikan dampak apapun pada bola mata pasien.

    “Untungnya dalam kasus A ini tidak ada masalah yang disebabkan oleh lensa kontak yang tertinggal dalam matanya,” kata tim medis.

    “Jika lensa kontak tersebut bertahan lama, risiko efek samping seperti luka pada kornea dan infeksi mikroba akan meningkat,” sambung mereka.

    (avk/kna)

  • China Balas Dendam Blokir Amerika, Perang Makin Panas

    China Balas Dendam Blokir Amerika, Perang Makin Panas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) terus-menerus mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor dan penambahan tarif yang bisa melumpuhkan upaya China mendominasi pengembangan industri teknologi. Tak tinggal diam, China melancarkan aksi balas dendam dengan memblokir akses mineral kritis ke AS dan sekutu.

    Terbaru, perusahaan China juga menyetop ekspor alat yang digunakan dalam pengembangan baterai metal lithium untuk kendaraan listrik (EV). Hal ini merupakan implementasi dari rencana Beijing untuk mulai melakukan kontrol ekspor untuk baterai dan lithium.

    Jiangsu Jiuwu Hi-Tech mengatakan kepada konsumen pada bulan lalu bahwa perusahaan akan menyetop ekspor alat filtrasi yang disebut ‘sorbent’ mulai 1 Februari 2025, menurut sumber yang familiar dengan isu ini, dikutip dari Reuters, Rabu (19/2/2025).

    China adalah produsen sorbent terbesar di dunia. Alat itu penting untuk melakukan ekstraksi lithium. Meski demikian, skala pasarnya sulit dipastikan karena Beijing membatasi pembagian data, menurut analis.

    Keputusan Jiangsu menunjukkan ancaman Beijing yang diumumkan pada Januari lalu mulai ditegakkan, meski regulasinya belum sah dan baru berbentuk proposal.

    Jika disetujui, perusahaan memerlukan lisensi khusus dari pemerintah untuk melakukan penjualan ke luar negeri untuk beberapa teknologi baterai dan lithium.

    Salah satu eksekutif di perusahaan teknologi ekstraksi lithium lainnya yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan Jiangsu dan Sunresin New Materials yang sama-sama merupakan produsen sorbent besar, saat ini sedang bernegosiasi dengan pemerintah terkait proposal tersebut.

    Jiangsu dan Sunresin tidak merespons pertanyaan yang diajukan Reuters.

    (fab/fab)