kab/kota: Batang

  • Lawan Arah 13 Km di Jalur Cepat

    Lawan Arah 13 Km di Jalur Cepat

    Jakarta

    Honda BR-V yang adu banteng dengan bus pengangkut rombongan Bonek rupanya lawan arah sejauh 13 km di tol. BR-V diketahui putar arah di rest area.

    Kecelakaan maut melibatkan Honda BR-V dan bus pengangkut rombongan Bonek terjadi di Tol Pemalang-Batang. Kecelakaan itu dipicu BR-V yang ternyata lawan arah sejauh 13 km di tol dan mengambil lajur cepat. Kapolres Pekalongan, AKBP Doni Prakoso menjelaskan, sebelum kecelakaan terjadi, sopir BR-V sempat masuk ke rest area. Selanjutnya sopir justru nekat berbalik arah.

    “Informasi awal di lapangan, ada mobil BRV Melintas dari arah timur ke barat. Kemudian singgah di rest area Km 319. Sesampai di rest area Km 319 diduga pengemudi BRV tersebut kembali keluar, namun melakukan upaya tidak di jalur yang semestinya. Pengemudi melawan arah di jalur dua, jalur cepat,” jelas Rony dikutip detikJateng.

    Pada saat yang bersamaan, datang bus PO Fransindo Trans di lajur yang tersebut. Kecelakaan pun tak terhindarkan. Bus PO Fransindo Trans dan BR-V itu pun terlibat ‘adu banteng’.

    “Dari kecelakaan tersebut, kita dapati di lapangan satu orang meninggal dunia, yakni penumpang mobil BRV. Kemudian untuk pengemudi BRV kita bawa ke rumah sakit masih dalam penanganan medis, indikasi luka kepala berat, dan ada beberapa bagian tubuhnya yang mengalami patah tulang,” urai Rony

    Belum diketahui dengan pasti penyebab sopir Honda BR-V nekat lawan arah dan menjadi pemicu kecelakaan tersebut. Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, menyebut pemobil itu melaju lawan arah dari Km 319 B hingga Km 332 B. Akibat benturan itu, mobil Honda BRV itu disebut sempat terpental ke bahu jalan tol.

    “Kecelakaan murni akibat kesalahan pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arah,” kata Yulian.

    Adapun dari kecelakaan itu, penumpang mobil Muhamad Hardiansyah tewas di lokasi kejadian. Sedangkan sopir BRV Fauzi Ramdani (29), warga Sukajaya, Tamansari, Bogor mengalami luka berat. Keduanya kini dievakuasi ke RS Aro Kota Pekalongan.

    (dry/din)

  • UPDATE Kecelakaan Maut Bus Rombongan Bonek di Pekalongan: Diduga Mobil BRV Bawa Ribuan Rokok Ilegal

    UPDATE Kecelakaan Maut Bus Rombongan Bonek di Pekalongan: Diduga Mobil BRV Bawa Ribuan Rokok Ilegal

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kecelakaan maut terjadi di Tol Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (12/4/2025) pagi. 

    Kecelakaan itu melibatkan sebuah bus berisi rombongan suporter Persebaya, Bonek dengan sebuah mini bus Honda BRV yang membawa ribuan bungkus rokok ilegal di Jalan Tol Pekalongan. 

    Dikutip dari Kompas TV, kecelakaan adu banteng itu terjadi di ruas jalan tol Jalur B KM 332 Pekalongan, Jawa Tengah. 

    Penumpang mini bus BRV meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara sang sopir mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit. 

    Kondisi bus ringsek, tetapi tidak ada korban baik pengemudi maupun suporter. 

    Kecelakaan terjadi ketika mobil Honda BRV melawan arus usai keluar dari rest area karena diduga menghindari razia lantaran membawa rokok ilegal. 

    Polisi masih melakukan penyelidikan atas kecelakaan ini. 

    Penjelasan via pihak pengelola Tol

    Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, mengatakan, bahwa Honda BR-V yang dikemudikan oleh Fauzi Ramdani (29), warga Sukajaya, Tamansari, Bogor, melaju melawan arah (contraflow) dari KM 319 B hingga KM 332 B di lajur 2 dengan kecepatan sekitar 60 km/jam.

    Saat tiba di KM 332, kendaraan tersebut bertabrakan dengan bus PO Fransindo Trans yang melaju dari Surabaya menuju Jakarta di lajur yang sama, dengan kecepatan sekitar 90 km/jam.

    “Benturan keras membuat Honda BR-V terpental ke bahu jalan tol luar dan menabrak guardrail, sedangkan bus berhenti di lajur satu dalam kondisi normal.”

    “Kedua kendaraan mengalami kerusakan parah pada bagian depan,” kata Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, kepada Tribunmuria.com.

    Dalam peristiwa ini, Muhamad Hatdiansyah, warga Cikaret (29) Bogor Selatan, yang merupakan penumpang BR-V, meninggal dunia di tempat akibat luka berat di bagian dada dan patah pada kedua kaki.

    Sementara pengemudi BR-V, Fauzi Ramdani, mengalami luka berat dan dilarikan ke RSU Aro Pekalongan untuk perawatan intensif.

    “Pengemudi bus, Daniel Setiya Pribadi (33), warga Gresik, dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka serius.”

    “Kondisi jalan saat kejadian dalam keadaan baik, tidak ditemukan kerusakan maupun hambatan. Cuaca juga cerah dan arus lalu lintas landai.”

    “Kecelakaan murni akibat kesalahan pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arah,” jelasnya.

    Pihaknya menambahkan, bahwa pihak tol bersama kepolisian dan petugas terkait telah melakukan evakuasi cepat guna mencegah kemacetan dan risiko kecelakaan susulan.

    Aan juga mengimbau pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas demi keselamatan bersama.

    “Semua korban di bawa ke RSU Aro Pekalongan. Saat ini, kedua kendaraan telah diamankan di Gerbang Tol Bojong,” tambahnya.

    Sopir Honda BR-V akhirnya tewas

    Sopir mobil Honda BR-V dengan nomor polisi F 1859 MO, bernama Fauzi Ramdani (29) yang diketahui membawa muatan ribuan rokok tanpa cukai, akhirnya menghembuskan napas terakhirnya setelah sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum (RSU) Aro Pekalongan.

    Korban dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (12/4/2025) sekitar pukul 18.20 WIB.

    Kasat Lantas Polres Pekalongan, AKP Ronny Hidayat, saat dihubungi Tribunjateng.com, membenarkan bahwa korban meninggal dunia usai sempat dirawat.

    “Benar, pengemudi mobil BR-V meninggal dunia usai sempat dirawat di RSU Aro.”

    “Kita belum sempat menanyai penyebab kecelakaan, karena saat itu korban atau supir mobil masih menjalani perawatan oleh tim medis,” katanya.

    Kemudian, kaitannya dengan muatan rokok tanpa cukai yang ditemukan di dalam kendaraan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Pekalongan.

    “Barang bukti ribuan rokok tanpa cukai masih berada di exit tol Bojong.”

    “Supir bus juga masih kami mintai keterangan, di kantor Satlantas Polres Pekalongan untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” imbuhnya.

    Lawan arah sejauh 13 KM

    Kasat Lantas Polres Pekalongan, AKP Ronny Hidayat mengungkapkan mobil bernomor polisi F-1859-MO ini ternyata telah melaju melawan arus sejauh 13 kilometer sebelum bertabrakan dengan bus tersebut.

    “Mobil BRV tersebut melaju melawan arah sejauh kurang lebih 13 kilometer, dari KM 319 hingga KM 332,” kata AKP Ronny dalam keterangannya, Sabtu (12/4/2025).

    Seperti diketahui KM 332, merupakan tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan dua kendaraan tersebut.

    “Di titik KM 332, mobil tersebut bertabrakan langsung dengan sebuah bus yang hendak menuju arah barat,” ucapnya, dikutip dari Tribunbanyumas.com.

    Sebelumnya diberitakan, kecelakaan lalu lintas hari ini terjadi di Tol Kawasan Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (12/4/2025). 

    Sebuah bus dikabarkan mengalami kecelakaan.

    Bus tersebut membawa rombongan pendukung Persebaya, Bonek yang hendak menuju Jakarta untuk menyaksikan laga tandang melawan Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). 

    Dalam video amatir yang diunggah @bonek.independent_ di Instagram, terlihat bagian depan bus tampak ringsek parah. 

    Sementara pecahan kaca jendela hingga potongan bodi bus berserakan di jalan tol. 

    Kecelakaan lalu lintas sebuah bus yang diduga berisi rombongan Bonek terlibat kecelakaan di Tol Kawasan Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (12/4/2025). (Instagram bonek.independent_)

    Sejumlah penumpang yang diduga merupakan suporter Bonek telah berhamburan ke luar. 

    “Telah terjadi kecelakaan pagi ini yang melibatkan dulur-dulur Bonek yang tengah melakukan perjalanan Away ke Jakarta tepatnya di Tol Kawasan Kota Pekalongan.”

    “Semoga tidak ada korban jiwa, stay safe dolor-dolor sing away Jakarta,” tulisnya.

    Sementara itu, dari video amatir lainnya, terlihat sebuah mobil juga tampak ringsek imbas kecelakaan itu.

    Bagian depan mobil tersebut tampak ringsek di bagian depan dan mengeluarkan kepulan asap.

    Kecelakaan itu menyebabkan arus lalu lintas tersendat.

    (KompasTV/TribunMuria/TribunBanyumas/TribunJakarta).

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Kronologi Tabrakan Maut di Tol Pemalang-Batang, BR-V Lawan Arah Tabrak Bus Fransindo Trans, 1 Tewas

    Kronologi Tabrakan Maut di Tol Pemalang-Batang, BR-V Lawan Arah Tabrak Bus Fransindo Trans, 1 Tewas

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Kronologi kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Pemalang-Batang KM 332+000 arah B atau dari arah Semarang ke Jakarta, Sabtu (12/4/2025) pukul 05.40 WIB.

    Dalam peristiwa itu satu orang tewas di lokasi. Satu kortban lagi mengalami luka berat.

    Kecelakaan maut melibatkan mobil Honda BR-V dengan nomor polisi F 1859 MO dan bus PO Fransindo Trans W 7842 UO.

    CEK MOBIL – Petugas PBTR saat mengecek kondisi mobil yang mengalami kecelakaan di tol KM 332+000 arah B atau dari arah Semarang ke Jakarta, Sabtu (12/4/2025) pukul 05.40 WIB. Dari kejadian ini satu orang meninggal dunia di lokasi. (Tribunjateng/Indra Dwi Purnomo)

    Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, mengatakan, bahwa Honda BR-V yang dikemudikan oleh Fauzi Ramdani (29), warga Sukajaya, Tamansari, Bogor, melaju melawan arah (contraflow) dari KM 319 B hingga KM 332 B di lajur 2 dengan kecepatan sekitar 60 km/jam.

    Saat tiba di KM 332, kendaraan tersebut bertabrakan dengan bus PO Fransindo Trans yang melaju dari Surabaya menuju Jakarta di lajur yang sama, dengan kecepatan sekitar 90 km/jam.

    “Benturan keras membuat Honda BR-V terpental ke bahu jalan tol luar dan menabrak guardrail, sedangkan bus berhenti di lajur satu dalam kondisi normal. Kedua kendaraan mengalami kerusakan parah pada bagian depan,” kata Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, kepada Tribunjateng.com.

    Aan panggilan akrabnya menjelaskan, bahwa kecelakaan disebabkan oleh pengemudi Honda BR-V yang melaju contraflow.

    Dalam peristiwa ini, Muhamad Hatdiansyah, warga Cikaret (29) Bogor Selatan, yang merupakan penumpang BR-V, meninggal dunia di tempat akibat luka berat di bagian dada dan patah pada kedua kaki.

    Sementara pengemudi BR-V, Fauzi Ramdani, mengalami luka berat dan dilarikan ke RSU Aro Pekalongan untuk perawatan intensif.

    “Pengemudi bus, Daniel Setiya Pribadi (33), warga Gresik, dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka serius.”

    “Kondisi jalan saat kejadian dalam keadaan baik, tidak ditemukan kerusakan maupun hambatan. Cuaca juga cerah dan arus lalu lintas landai. Kecelakaan murni akibat kesalahan pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arah,” jelasnya.

    Pihaknya menambahkan, bahwa pihak tol bersama kepolisian dan petugas terkait telah melakukan evakuasi cepat guna mencegah kemacetan dan risiko kecelakaan susulan.

    Aan juga mengimbau pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas demi keselamatan bersama.

    “Semua korban di bawa ke RSU Aro Pekalongan. Saat ini, kedua kendaraan telah diamankan di Gerbang Tol Bojong,” tambahnya. (Dro)

  • BREAKING NEWS: Tabrakan Maut BRV Vs Bus di Tol Pemalang-Batang KM 332, 1 Tewas, 1 Luka Berat

    BREAKING NEWS: Tabrakan Maut BRV Vs Bus di Tol Pemalang-Batang KM 332, 1 Tewas, 1 Luka Berat

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Pemalang-Batang KM 332+000 arah B atau dari arah Semarang ke Jakarta, Sabtu (12/4/2025) pukul 05.40 WIB.

    Insiden tersebut melibatkan mobil Honda BR-V dengan nomor polisi F 1859 MO dan bus PO Fransindo Trans W 7842 UO.

    Akibat kejadian itu, satu orang meninggal dunia di lokasi dan satu lainnya mengalami luka berat.

    Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, mengatakan, bahwa Honda BR-V yang dikemudikan oleh Fauzi Ramdani (29), warga Sukajaya, Tamansari, Bogor, melaju melawan arah (contraflow) dari KM 319 B hingga KM 332 B di lajur 2 dengan kecepatan sekitar 60 km/jam.

    Saat tiba di KM 332, kendaraan tersebut bertabrakan dengan bus PO Fransindo Trans yang melaju dari Surabaya menuju Jakarta di lajur yang sama, dengan kecepatan sekitar 90 km/jam.

    “Benturan keras membuat Honda BR-V terpental ke bahu jalan tol luar dan menabrak guardrail, sedangkan bus berhenti di lajur satu dalam kondisi normal. Kedua kendaraan mengalami kerusakan parah pada bagian depan,” kata Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, kepada Tribunjateng.com.

    Aan panggilan akrabnya menjelaskan, bahwa kecelakaan disebabkan oleh pengemudi Honda BR-V yang melaju contraflow.

    Dalam peristiwa ini, Muhamad Hatdiansyah, warga Cikaret (29) Bogor Selatan, yang merupakan penumpang BR-V, meninggal dunia di tempat akibat luka berat di bagian dada dan patah pada kedua kaki.

    Sementara pengemudi BR-V, Fauzi Ramdani, mengalami luka berat dan dilarikan ke RSU Aro Pekalongan untuk perawatan intensif.

    “Pengemudi bus, Daniel Setiya Pribadi (33), warga Gresik, dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka serius.”

    “Kondisi jalan saat kejadian dalam keadaan baik, tidak ditemukan kerusakan maupun hambatan. Cuaca juga cerah dan arus lalu lintas landai. Kecelakaan murni akibat kesalahan pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arah,” jelasnya.

    Pihaknya menambahkan, bahwa pihak tol bersama kepolisian dan petugas terkait telah melakukan evakuasi cepat guna mencegah kemacetan dan risiko kecelakaan susulan.

    Aan juga mengimbau pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas demi keselamatan bersama.

    “Semua korban di bawa ke RSU Aro Pekalongan. Saat ini, kedua kendaraan telah diamankan di Gerbang Tol Bojong,” tambahnya. (Dro)

  • BREAKING NEWS Kecelakaan Bus di Tol Pekalongan, Dikabarkan Bawa Rombongan Bonek ke Jakarta

    BREAKING NEWS Kecelakaan Bus di Tol Pekalongan, Dikabarkan Bawa Rombongan Bonek ke Jakarta

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kecelakaan lalu lintas hari ini terjadi di Tol Kawasan Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (12/4/2025). 

    Sebuah bus dikabarkan mengalami kecelakaan. 

    Bus tersebut membawa rombongan pendukung Persebaya, Bonek yang hendak menuju Jakarta untuk menyaksikan laga tandang melawan Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). 

    Dalam video amatir yang diunggah @bonek.independent_ di Instagram, terlihat bagian depan bus tampak ringsek parah. 

    Sementara pecahan kaca jendela hingga potongan bodi bus berserakan di jalan tol. 

    Sejumlah penumpang yang diduga merupakan suporter Bonek telah berhamburan ke luar. 

    “Telah terjadi kecelakaan pagi ini yang melibatkan dulur-dulur Bonek yang tengah melakukan perjalanan Away ke Jakarta tepatnya di Tol Kawasan Kota Pekalongan.”

    “Semoga tidak ada korban jiwa, stay safe dolor-dolor sing away Jakarta,” tulisnya.

    Sementara itu, dari video amatir lainnya, terlihat sebuah mobil juga tampak ringsek imbas kecelakaan itu.

    Bagian depan mobil tersebut tampak ringsek di bagian depan dan mengeluarkan kepulan asap.

    Kecelakaan itu menyebabkan arus lalu lintas tersendat.

    Bawa diduga bawa rokok ilegal

    Kecelakaan itu melibatkan sebuah bus berisi rombongan suporter Persebaya, Bonek dengan sebuah mini bus Honda BRV yang membawa ribuan bungkus rokok ilegal di Jalan Tol Pekalongan. 

    Dikutip dari Kompas TV, kecelakaan adu banteng antara bus dan mini bus Honda BRV terjadi di ruas jalan tol Jalur B KM 332 Pekalongan, Jawa Tengah. 

    Penumpang mini bus BRV meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara sang sopir mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit. 

    Kondisi bus ringsek, tetapi tidak ada korban baik pengemudi maupun suporter. 

    Kecelakaan terjadi ketika mobil Honda BRV melawan arus usai keluar dari rest area karena diduga menghindari razia lantaran membawa rokok ilegal. 

    Polisi masih melakukan penyelidikan atas kecelakaan ini. 

    Penjelasan via pihak pengelola Tol

    Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, mengatakan, bahwa Honda BR-V yang dikemudikan oleh Fauzi Ramdani (29), warga Sukajaya, Tamansari, Bogor, melaju melawan arah (contraflow) dari KM 319 B hingga KM 332 B di lajur 2 dengan kecepatan sekitar 60 km/jam.

    Saat tiba di KM 332, kendaraan tersebut bertabrakan dengan bus PO Fransindo Trans yang melaju dari Surabaya menuju Jakarta di lajur yang sama, dengan kecepatan sekitar 90 km/jam.

    “Benturan keras membuat Honda BR-V terpental ke bahu jalan tol luar dan menabrak guardrail, sedangkan bus berhenti di lajur satu dalam kondisi normal.”

    “Kedua kendaraan mengalami kerusakan parah pada bagian depan,” kata Manajer Teknik dan Operasi PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, kepada Tribunmuria.com.

    Dalam peristiwa ini, Muhamad Hatdiansyah, warga Cikaret (29) Bogor Selatan, yang merupakan penumpang BR-V, meninggal dunia di tempat akibat luka berat di bagian dada dan patah pada kedua kaki.

    Sementara pengemudi BR-V, Fauzi Ramdani, mengalami luka berat dan dilarikan ke RSU Aro Pekalongan untuk perawatan intensif.

    “Pengemudi bus, Daniel Setiya Pribadi (33), warga Gresik, dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka serius.”

    “Kondisi jalan saat kejadian dalam keadaan baik, tidak ditemukan kerusakan maupun hambatan. Cuaca juga cerah dan arus lalu lintas landai.”

    “Kecelakaan murni akibat kesalahan pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arah,” jelasnya.

    Pihaknya menambahkan, bahwa pihak tol bersama kepolisian dan petugas terkait telah melakukan evakuasi cepat guna mencegah kemacetan dan risiko kecelakaan susulan.

    Aan juga mengimbau pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas demi keselamatan bersama.

    “Semua korban di bawa ke RSU Aro Pekalongan. Saat ini, kedua kendaraan telah diamankan di Gerbang Tol Bojong,” tambahnya.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Terus Bertambah, Korban Atap Kelab Malam Ambruk di Dominika Kini 221 Orang

    Terus Bertambah, Korban Atap Kelab Malam Ambruk di Dominika Kini 221 Orang

    Jakarta

    Korban tewas dalam peristiwa ambruknya atap kelab malam di Santo Domingo, ibu kota Dominika terus bertambah. Terbaru, jumlah korban tewas mencapai 221 orang.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/4/2025) sebanyak 221 orang tewas ketika atap sebuah klub malam di Dominika runtuh menimpa para pengunjung pada Selasa (8/4) dini hari. Kantor Kepresidenan mengatakan peristiwa ini merupakan bencana terburuk di negara Karibia itu dalam beberapa dekade.

    Jumlah korban tewas itu didapat setelah upaya pencarian selama berhari-hari dengan ratusan penyelamat dan anjing pelacak. Sementara itu, 189 orang telah dikeluarkan hidup-hidup dari reruntuhan.

    Pernyataan resmi sebelumnya mengatakan bahwa “semua kemungkinan yang masuk akal untuk menemukan lebih banyak korban selamat” telah habis, dan fokus operasi akan beralih ke pencarian jenazah.

    “Hari ini kami akan menyelesaikan upaya penyelamatan,” kata Jose Luis Frometa Herasme, kepala pemadam kebakaran di Santo Domingo, ibu kota Dominika, tempat tragedi itu terjadi di klub malam Jet Set pada Selasa dini hari waktu setempat.

    Lebih dari 300 petugas penyelamat, dibantu anjing pelacak, telah menghabiskan dua hari menyisir tumpukan batu bata, batang baja, dan lembaran timah yang runtuh, dengan bantuan petugas pemadam kebakaran dari Puerto Riko dan Israel.

    Lebih dari 500 orang juga terluka ketika atap runtuh saat penyanyi merengue terkenal Rubby Perez tampil di hadapan ratusan penonton.

    Perez dan dua mantan pemain bisbol termasuk di antara korban tewas.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut, Nelayan Minta Kades Segara Jaya Dihukum Berat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 April 2025

    Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut, Nelayan Minta Kades Segara Jaya Dihukum Berat Megapolitan 11 April 2025

    Jadi Tersangka Kasus Pagar Laut, Nelayan Minta Kades Segara Jaya Dihukum Berat
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Seorang
    nelayan
    tradisional, Muhammad Ramli (42) meminta
    Kepala Desa Segara Jaya
    Abdul Rosid dihukum berat setelah ditetapkan tersangka dalam
    kasus pagar laut
    di Perairan Kampung Paljaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
    “Hukumannya sesuai UU dengan perbuatan dia, harapannya seberat-beratnya,” ujar Ramli saat ditemui Kompas.com di Perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Jumat (11/4/2025).
    Ramli mengaku bersyukur atas langkah kepolisian yang menetapkan Rosid dan delapan orang lainnya sebagai tersangka dalam kasus ini.
    “Saya sebagai
    nelayan tradisional
    sangat bersyukur, bukan berarti menyumpahi, namanya juga manusia kasihan juga kalau jadi tersangka. Cuman kan gede juga yang diperbuat,” kata Ramli.
    Adapun pagar laut di Kampung Paljaya membentuk sebuah alur berbahan ribuan batang bambu.
    Pagar laut ini menjadi cikal bakal akan dibangunnya sebuah pelabuhan di pesisir utara Bekasi.
    Menurutnya, tindakan sang kepala desa dan delapan tersangka lainnya sangat berisiko bagi masa depan nelayan tradisional Tarumajaya.
    Sebab, apabila perbuatan para tersangka pada akhirnya berhasil mengubah Perairan Kampung Paljaya menjadi sebuah pelabuhan, hal itu justru akan mematikan perekonomian nelayan untuk selama-lamanya.
    “Kalau misalkan sampai terjadi pelabuhan karena pagar laut kan berisiko buat nelayan, dan itu enggak cuman dua-tiga tahun, mungkin seumur hidup kalau terjadi pelabuhan ini,” ungkap dia.
    Di samping itu, Ramli menilai, nelayan tradisional tidak akan mendapat keuntungan apabila
    pembangunan pelabuhan
    ini terealisasi.
    Mengingat, perairan yang biasa menjadi area mereka melaut akan berubah menjadi pelabuhan.
    Sebaliknya, keuntungan justru hanya diperoleh oleh kelompok para tersangka yang diduga bermain dalam kasus pagar laut ini.
    “Keuntungan buat mereka doang, untuk para nelayan enggak, yang pastinya lahan yang biasa buat mencari ikan jadi pelabuhan. Mungkin kalau semisalnya terjadi pembangunan pelabuhan ya tinggal gigit jari saja,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, Bareskrim Polri menetapkan sembilan tersangka penyelewengan pembuatan surat izin tanah dalam proses PTSL.
    Mereka yakni Abdul Rosid Sargan, Marjaya Sargan, Kasi Pemerintahan, JM, dan Staf Kepala Desa, Y.
    Kemudian Staf Kecamatan, S, Ketua Tim Support PTSL, AP, Petugas Ukur Tim Support, GG, Operator Komputer, MJ, dan Tenaga Pembantu di Tim Support Program PTSL, HS.
    Berdasarkan hasil penyelidikan, Rosid dan delapan tersangka lainnya terbukti terlibat penyelewengan pembuatan surat izin tanah dalam proses PTSL di area pagar laut Perairan Kampung Paljaya.
    “Terhadap yang bersangkutan, kita kenakan terhadap saudara MS, kita kenakan pasal 263 ayat 1 dan 2 KUHP (tentang tindak pidana pemalsuan surat) juncto pasal 55 KUHP dan/atau pasal 56,” ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro saat konferensi pers di Lobi Bareskrim Polri, Kamis (10/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heboh Tanaman Mirip Ganja di Ponorogo, Ternyata Kenaf: Si ‘Kembaran’ yang Tak Bikin Fly

    Heboh Tanaman Mirip Ganja di Ponorogo, Ternyata Kenaf: Si ‘Kembaran’ yang Tak Bikin Fly

    Ponorogo (beritajatim.com) – Beberapa waktu yang lalu, warga Dusun Danyang, Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, sempat dibuat geger.

    Bukan karena tindak kejahatan atau bencana alam, melainkan kemunculan sebatang tanaman yang penampakannya bikin salah paham.

    Berdaun lima menjari, tumbuh subur di pinggir jembatan desa. Sekilas tumbuhan itu mirip dengan ganja. Warga pun, langsung melaporkan penemuan yang membuat geger itu, ke pihak kepolisian. Satresnarkoba Polres Ponorogo bergerak cepat ke lokasi.

    Namun, hasil pemeriksaan justru membelokkan arah cerita. Tanaman tersebut bukan ganja. Namanya kenaf (Hibiscus cannabinus). Meski secara visual mirip, dari tekstur hingga anatomi botanisnya jelas berbeda.

    “Bukan ganja, ini tanaman kenaf. Memang daunnya menjari lima dan sekilas bikin salah paham,” kata Kasatresnarkoba Polres Ponorogo, Iptu Mohammad Mustofa Sahid, ditulis Jumat (11/4/2025).

    Bagi sebagian masyarakat awam, bentuk daun kenaf yang runcing dan menjari memang mudah memicu salah tafsir.

    Namun, kenaf bukanlah tanaman psikotropika. Ia meyebut bahwa tanaman itu, tidak mengandung zat adiktif, tidak menyebabkan euforia, apalagi ketergantungan.

    Menurut informasi dari berbagai sumber, justru kenaf punya banyak manfaat. Di antaranya sebagai bahan baku tekstil, kertas, hingga pakan ternak.

    “Tanaman kenaf ini biasa dimanfaatkan untuk pakan ternak, tidak adiktif berbeda dengan ganja,” katanya.

    Tanaman ini tumbuh liar, merambat, dan biasanya memiliki duri halus di batang. Bentuk daunnya memang menyerupai ganja, namun ukurannya lebih kecil dan cara tumbuhnya pun berbeda. Ganja cenderung tumbuh tegak menjulang, sementara kenaf cenderung menyebar mendatar.

    Iptu Mustofa menyebut bahwa laporan warga adalah langkah positif. Meskipun temuan itu ternyata bukan barang haram, semangat kewaspadaan yang ditunjukkan warga patut diapresiasi.

    “Ini bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar dan penting untuk upaya pencegahan narkotika di Ponorogo,” pungkas Sahid.(end/ted)

  • Jadwal Kiamat Dipercepat Ditemukan di Batang Pohon

    Jadwal Kiamat Dipercepat Ditemukan di Batang Pohon

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian berhasil menemukan jadwal “kiamat” perubahan iklim karena pemanasan global. Ini berasal dari analisis pada lingkar pohon, sebuah garis berbentuk cincin pada potongan batang pohon.

    Besarnya lingkaran pohon dapat menggambarkan kondisi lingkungan pada tahun tertentu yang dialami pohon tersebut. Perbedaan suhu wilayah itu akan terlihat jelas pada area dengan sumber air yang sangat banyak.

    Penemuan itu berasal dari Ulf Buntgen dan timnya di University of Cambridge. Dari hasil penelitian menemukan periode 2023 menjadi waktu paling panas selama 2.000 tahun terakhir.

    “Melihat sejarah dengan sangat panjang, Anda bisa lihat betapa luar biasanya pemanasan global di periode sekarang. 2023 adalah tahun yang sangat panas, tren ini akan terus berlanjut jika gas rumah kaca tidak dikurangi secara besar-besaran,” kata Buntgen dikutip dari IFL Science.

    Analisis itu menunjukkan beberapa periode dengan cuaca paling ekstrem. Misalnya tahun 536 menjadi waktu paling dingin dengan musim panas hanya bersuhu 3,93 derajat Celcius dari 2023.

    Mereka juga menemukan kenaikan temperatur pada awal revolusi industri jauh lebih rendah dari tahun 2023. Dari data yang dikumpulkan, musim panas 2023 lebih panas 2,07 derajat Celcius dari yang terjadi pada peridoe 1850-1900.

    Dengan temuan ini membuat Perjanjian Paris 2015 menjadi tidak tepat. Perjanjian itu mengukur keparahan pemanasan global sebesar 1,52 derajat Celcius dibandingkan saat sebelum revolusi industri.

    Namun Buntgen dan timnya menemukan perbandingan dari musim panas 2023 dan sebelum revolusi industri mencapai 2,2 derajat Celcius.

    “Betul iklim selalu berubah, tetapi pemanasan pada 2023, yang disebabkan oleh gas rumah kaca dan diperparah oleh El Nino, menyebabkan gelombang panas dan periode kekeringan yang lebih panjang. Ini menunjukkan sangat penting untuk segera mengurangi emisi gas rumah kaca,” kata Jan Esper dari Johannes Gutenberg University Mainz.

    (dem/dem)

  • 585 Pipa untuk Pemulihan Dampak Banjir Longsor di Tlogosari Bondowoso

    585 Pipa untuk Pemulihan Dampak Banjir Longsor di Tlogosari Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 585 batang pipa PVC ukuran 3 inci dan 53 lem pipa diserahkan kepada warga Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, Kamis (10/4/2025).

    Bantuan ini merupakan wujud penanganan pascabencana banjir dan longsor yang terjadi pada Desember 2024 lalu.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, menjelaskan bahwa bantuan tersebut berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan disalurkan melalui BPBD Kabupaten Bondowoso.

    “Bantuan ini untuk mempercepat pemulihan akses air bersih dari mata air di Dusun Sumbermas yang menyuplai empat dusun, yaitu Sumbermas, Babatan, Sukoanyar, dan Sukobiyung,” jelasnya.

    Menurut Sigit, infrastruktur saluran air yang rusak akibat bencana membuat warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

    Karena itu, distribusi bantuan pipa menjadi langkah strategis dalam proses pemulihan.

    Penyerahan bantuan dilakukan di lokasi Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, dan dihadiri oleh perwakilan dari BPBD Kabupaten Bondowoso, Pemerintah Kecamatan Tlogosari, serta Pemerintah Desa Pakisan.

    BPBD Bondowoso juga mengerahkan kendaraan operasional R4 (Panther) untuk mendukung kegiatan tersebut.

    “Ini adalah bentuk komitmen kami dalam memastikan kebutuhan dasar warga segera terpenuhi pascabencana. Sinergi dengan pemerintah provinsi dan desa sangat penting dalam proses ini,” tambah Sigit. (awi/but)