kab/kota: Batang

  • Mengenal budaya Indonesia melalui program pertukaran pelajar dari Australia di Batang

    Mengenal budaya Indonesia melalui program pertukaran pelajar dari Australia di Batang

    Senin, 8 September 2025 14:18 WIB

    Dua pelajar luar negeri dari MacKillop Catholic College Australia bersama pelajar SMA N 2 Batang memainkan alat musik tradisional Jawa saat pertukaran pelajar di SMA N 2 Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (8/9/2025). Pertukaran pelajar dalam Bridge School Partnerships Program itu menghadirkan enam pelajar dari MacKillop Catholic College Australia di SMA N 2 Batang yang bertujuan untuk memperkaya wawasan dan pemahaman lintas budaya, meningkatkan kemampuan berbahasa asing, dan menambah pengetahuan akademik antarpelajar. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/YU

    Dua pelajar luar negeri dari MacKillop Catholic College Australia bersama pelajar SMA N 2 Batang memainkan alat musik tradisional Jawa saat pertukaran pelajar di SMA N 2 Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (8/9/2025). Pertukaran pelajar dalam Bridge School Partnerships Program itu menghadirkan enam pelajar dari MacKillop Catholic College Australia di SMA N 2 Batang yang bertujuan untuk memperkaya wawasan dan pemahaman lintas budaya, meningkatkan kemampuan berbahasa asing, dan menambah pengetahuan akademik antarpelajar. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bunga bangkai jenis suweg (Amorphophallus paeoniifolius) mekar di halaman belakang rumah pasangan suami-istri Asmat (60) dan Marsiah (55) di Jalan Srengseng Sawah No. 62 RT 03 RW 09, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Minggu (5/10/2025), bunga yang sempat menarik perhatian warga itu kini sudah tak lagi berair, bagian kelopak mulai mengering, dan tidak lagi mengeluarkan bau menyengat.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya dulu kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul dua mingguan kemudian, kelihatan besar,” kata Marsiah saat ditemui
    Kompas.com
    di rumahnya, Minggu.
    Bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah menjadi perhatian warganet setelah akun
    Instagram
    @jagakarsa_update mengunggah momen saat bunga tersebut mekar sempurna pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.
    Unggahan itu memperlihatkan bunga dengan tinggi sekitar 60 sentimeter yang tumbuh dan langsung menyebarkan aroma khas menyengat.
    Marsiah sempat mencari tahu melalui internet dan menemukan bahwa bunga tersebut adalah jenis suweg, bukan Rafflesia arnoldii seperti yang banyak dikira warganet.
    “Katanya, untuk bisa mekar umbinya harus berat dan usianya puluhan tahun. Jadi wajar kalau sekarang baru tumbuh lagi, karena tanahnya memang dari dulu subur dan belum pernah digali,” ujar dia.
    Marsiah mengatakan, bunga serupa pernah tumbuh di lokasi yang berjarak tiga meter pada tahun 2012, namun tidak mekar sempurna.
    “Dulu kehalang tembok, jadi cuma setengah mekar. Kalau sekarang bagus banget, warnanya merah jingga. Tingginya kira-kira 60 sentimeter,” kata dia.
    Mekarnya bunga tersebut sempat mengundang perhatian warga sekitar.
    Beberapa di antaranya bahkan datang dari luar daerah setelah unggahan soal bunga itu beredar di media sosial.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi ternyata banyak yang datang, katanya mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah sambil tersenyum.
    Menurut Asmat, bunga suweg di halaman rumahnya itu tumbuh alami tanpa ditanam secara sengaja.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar dia.
    Asmat mengaku sempat mencium bau menyengat sejak sore sebelum bunga itu mekar.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari saja, setelah itu hilang sendiri,” katanya.
    Asmat menambahkan, di sekitar lokasi tumbuhnya bunga itu masih ada banyak batang suweg lain yang belum mekar.
    “Yang jadi daun saja ada puluhan. Mungkin nanti ada lagi yang mekar di tempat lain,” kata Asmat.
    “Cuma kan untuk jadi bunga atau mekar itu pasti enggak semuanya. Rata-rata jadi pohon atau daun yang nanti isinya umbian,” ujar dia.
    Marsiah dan Asmat juga memperlihatkan bahwa jika bibit bunga tersebut tidak tumbuh jadi bunga, akan menjadi batang daun biasa.
    “Kebanyakan enggak tumbuh jadi bunga, tapi ini ada yang jadi daun, kita biarkan bisa tinggi banget sampai 3 meter,” tutur Asmat sambil menunjuk batang daun.
    Dari hasil pengamatan, bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah tergolong dalam genus Amorphophallus, famili talas-talasan (Araceae).
    Jenis ini dikenal dengan nama Suweg (Amorphophallus paeoniifolius), kerabat dekat bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum yang menjadi ikon Kebun Raya Bogor.
    Bunga Suweg memiliki struktur khas berupa spadix (tongkol bunga) yang menjulang di tengah dan spathe (seludang) berwarna gelap, sering kali merah hati atau ungu kecokelatan di bagian luar, dengan bagian dalam kekuningan.
    Meski baunya menyengat seperti bangkai, ukuran Suweg relatif lebih kecil, umumnya setinggi 30–70 sentimeter.
    Bunga ini dikenal langka karena memiliki siklus hidup panjang dan hanya mekar sekali dalam beberapa tahun.
    Di sejumlah daerah di Indonesia, kemunculan bunga suweg sering dikaitkan dengan pertanda datangnya musim hujan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waskita Beton Precast jaga kelancaran suplai beton proyek Tol Bocimi

    Waskita Beton Precast jaga kelancaran suplai beton proyek Tol Bocimi

    Peran WSBP dalam proyek Bocimi menjadi bukti nyata kontribusi perusahaan sebagai mitra terpercaya dalam pembangunan infrastruktur nasional…,

    Jakarta (ANTARA) – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menjaga kelancaran suplai beton untuk proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3A dan 3B di Jawa Barat.

    “WSBP berkomitmen penuh untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan suplai produk beton pada proyek Jalan Tol Bocimi Seksi 3A dan 3B ini. Dengan dukungan fasilitas produksi serta pengalaman panjang kami, suplai dapat terjaga secara konsisten sesuai kebutuhan proyek,” ujar Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

    Fandy mengatakan, pihaknya terus berperan aktif dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur strategis nasional. Melalui penyediaan produk beton precast dan beton readymix, WSBP mengambil bagian penting dalam pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3A dan 3B di Jawa Barat.

    Suplai proyek ini didapat dari kontraktor utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp275,17 miliar. Dalam proyek ini, WSBP dipercaya menyuplai sebanyak 705 batang PC-I Girder dan 116.995 m³ beton readymix.

    Hingga saat ini, progres pengiriman PC-I Girder telah mencapai 67,4 persen dan beton readymix 73,2 persen. Produk beton precast diproduksi dan dikirimkan dari Precast Plant WSBP Subang, Karawang, serta beberapa Precast Plant WSBP lainnya.

    Sementara itu, beton readymix diproduksi dan disuplai dari Batching Plant WSBP Cibadak, unit produksi WSBP yang didirikan khusus untuk menyuplai beton readymix ke proyek Bocimi demi kelancaran dan kualitas.

    “Peran WSBP dalam proyek Bocimi menjadi bukti nyata kontribusi perusahaan sebagai mitra terpercaya dalam pembangunan infrastruktur nasional. Kami akan terus berupaya memberikan dukungan terbaik agar progres proyek dapat berjalan sesuai rencana,” kata Fandy.

    Menurut dia, seluruh manfaat tersebut tidak lepas dari peran material konstruksi yang digunakan, di mana beton precast dan beton readymix menjadi komponen penting dalam konstruksi Jalan Tol.

    Sedangkan PC-I Girder dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan sambung yang banyak melewati kawasan lembah dan perbukitan, sedangkan beton readymix difungsikan sebagai lapisan perkerasan jalan agar memberikan ketahanan dan kualitas optimal.

    Jalan Tol Bocimi Seksi 3A dan 3B diharapkan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam memangkas waktu perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi.

    Kehadiran ruas tol baru ini juga diharapkan mampu memperlancar mobilitas, mengurangi beban lalu lintas, dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan sekitar.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bea Cukai Tindak Barang Ilegal senilai Rp6,8 Triliun hingga September 2025

    Bea Cukai Tindak Barang Ilegal senilai Rp6,8 Triliun hingga September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat nilai barang hasil penindakan terhadap aktivitas ilegal mencapai Rp6,8 triliun sepanjang Januari–September 2025.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa peningkatan kinerja pengawasan Bea Cukai merupakan bagian dari strategi menjaga kesehatan fiskal dan melindungi ekosistem usaha nasional.

    “Keberhasilan ini bukan hanya menjaga penerimaan negara, tetapi juga menciptakan iklim usaha yang sehat dan adil,” ujar Purbaya dalam siaran pers Bea Cukai, dikutip Minggu (5/10/2025).

    Sepanjang periode tersebut, Bea Cukai melaksanakan 22.064 penindakan, terdiri atas 7.824 penindakan kepabeanan dengan nilai barang Rp5,5 triliun dan 14.240 penindakan cukai senilai Rp1,3 triliun.

    Dari kegiatan itu, petugas mencegah 813,3 juta batang rokok ilegal dan 211.600 liter minuman beralkohol, serta melakukan 147 penyidikan dengan 173 tersangka dan penerapan denda ultimum remidium sebesar Rp122,4 miliar.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budhi Utama menyampaikan bahwa penguatan pengawasan dilakukan melalui pembentukan Satgas Pemberantasan Barang Ilegal dan Satgas Barang Kena Cukai (BKC) Ilegal yang efektif berjalan sejak Juli 2025. 

    “Satgas ini menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kepatuhan usaha serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.

    Sejak Satgas diberlakukan, Djaka mencatat kinerja pengawasan menunjukkan peningkatan rata-rata 4,5% per bulan. Dalam periode Juli–September 2025, Bea Cukai mencatat 1.315 penindakan kepabeanan senilai Rp344,3 miliar dan 5.450 penindakan cukai senilai Rp395 miliar, termasuk penegahan 328,3 juta batang rokok ilegal serta 65,2 ribu liter minuman beralkohol.

    Selain pengawasan fisik di lapangan, Bea Cukai memperluas operasi siber untuk menekan peredaran rokok ilegal daring. Sejak 2023, sebanyak 953 akun lokapasar ilegal telah ditutup, dan sepanjang 2025 tercatat 5.103 penindakan rokok ilegal daring dengan penegahan 140,8 juta batang rokok.

    Di wilayah Jawa Tengah dan DIY, Bea Cukai berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara sebesar Rp247 miliar dari 2.858 penindakan hingga September 2025. Dari jumlah itu, 107,1 juta batang rokok ilegal dan 14,7 ribu liter minuman beralkohol berhasil ditegah.

    Djaka menyatakan Bea Cukai akan terus melakukan inovasi sehingga pengawasan akan terus diperkuat melalui kolaborasi lintas instansi, aparat penegak hukum, dan pelaku usaha.

    “Pemberantasan penyelundupan bukan hanya soal penerimaan negara, tetapi juga memastikan industri nasional dapat tumbuh sehat, adil, dan berdaya saing,” tutup Djaka.

  • Pesantren Harus Kembangkan Tradisi Intelektual Berbasis Turats

    Pesantren Harus Kembangkan Tradisi Intelektual Berbasis Turats

    JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan pesantren harus mengembangkan tradisi intelektual kritis berbasis turats lewat pendekatan multidisipliner, mulai dari semantik, filologi, hingga antropologi, agar khasanah klasik itu tetap hidup dan relevan.

    “Tidak semua kitab kuning bisa disebut turats. Kitab turats adalah karya yang ditulis oleh ulama mumpuni, yang menghayati filosofi dasar Al Quran dan hadis, serta mampu mengangkat martabat kemanusiaan dan mendekatkan diri kepada Allah,” ujar Menag Nasaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Pernyataan itu disampaikan Menag Nasaruddin saat membuka Halaqah Internasional di Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Forum ini mengangkat tema “Transformasi Sosio-Ekologis dan Solusi Epistemologis Berbasis Turats”.

    Menag mengingatkan pentingnya cara membaca yang komprehensif sebagaimana diperintahkan Al Quran.

    Ia menjelaskan bahwa ada tiga objek utama bacaan bagi setiap Muslim, khususnya para santri yakni membaca alam semesta (makro kosmos), membaca ayat-ayat yang merasuk dalam diri manusia (mikro kosmos), dan membaca kitab suci Al Quran (wahyu).

    “Yang pertama adalah membaca alam semesta, yang kedua adalah membaca ayat-ayat yang merasuk dalam diri manusia, dan yang ketiga adalah membaca kitab suci Al Quran,” ujar Nasaruddin.

    Menurut dia, kata iqra’ tidak sekadar berarti melafalkan huruf, tetapi juga menghimpun. Seperti pohon yang menghimpun akar, batang, daun, dan buah atau manusia yang menghimpun seluruh unsur makro kosmos dalam dirinya.

    “Himpunan yang paling sempurna adalah manusia. Oleh karena itu, Ibnu Arabi menyebut bahwa sejatinya makro kosmos itu manusia, bukan alam semesta,” katanya.

    Namun demikian, Menag menegaskan pesantren jangan berhenti pada bacaan tekstual semata.

    Ia mengatakan Al Quran harus dipahami tidak hanya sebagai kitabullah (petunjuk bagi seluruh manusia), tetapi juga sebagai kalamullah (firman Allah yang hanya bisa diakses melalui ketaqwaan dan kedalaman spiritual).

    “Jangan kita bangga hanya karena hafal Al Quran atau mampu menafsirkannya. Di atas langit masih ada langit. Masih ada lapisan terdalam, yakni haqaiq Al Quran,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.

    Ia kemudian mengurai empat tingkatan bacaan Alquran yakni teks Al Quran, isyarat Al Quran, lathaif Al Quran, dan haqaiq Al Quran.

    Menag juga mengingatkan bahwa membaca dalam Islam tidak boleh dipersempit hanya pada dimensi tekstual. Tradisi iqra’ harus ditopang oleh kesadaran kritis terhadap realitas sosial dan ekologis, dengan turats sebagai basis epistemologisnya.

    “Al Quran itu bukan sekadar informasi, tetapi juga konfirmasi. Membaca Al Quran berarti membaca alam, membaca diri, lalu mengkonfirmasikan semuanya dengan wahyu. Itulah tradisi ilmiah pesantren yang harus terus dikembangkan,” kata Nasaruddin.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno menekankan pentingnya kontekstualisasi maqashid al-syariah agar agama selalu relevan dengan zaman.

    Ia menyoroti bab thaharah dalam fikih yang sering dipahami sempit, padahal sejatinya mengandung pesan ekologis.

    “Menjaga air adalah bagian dari thaharah. Itu artinya menjaga kebersihan dan lingkungan juga ibadah. Inilah bentuk ekoteologi, membaca kehidupan dan alam dengan Al Quran sekaligus ditopang pemahaman turats,” katanya.

    Suyitno menegaskan pesantren memiliki peran strategis dalam melahirkan fikih yang responsif terhadap isu-isu modern, termasuk krisis lingkungan.

    “Dengan turats sebagai fondasi dan realitas sebagai ladang praksis, halaqah ini diharapkan melahirkan gagasan yang dapat menjadi rujukan kebijakan publik,” katanya.

  • Keluarga Minta Ekshumasi Diplomat Kemlu Libatkan Dokter Forensik Independen
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Oktober 2025

    Keluarga Minta Ekshumasi Diplomat Kemlu Libatkan Dokter Forensik Independen Megapolitan 3 Oktober 2025

    Keluarga Minta Ekshumasi Diplomat Kemlu Libatkan Dokter Forensik Independen
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Keluarga meminta ekshumasi diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan melibatkan dokter forensik independen.
    “Kami minta independen, saya pernah menangani beberapa kasus itu untuk ekshumasi harus independen,” ucap pengacara keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo di LPSK, Jumat (3/10/2025).
    Nicholay menjelaskan, rencana ekshumasi merupakan permintaan keluarga untuk memberikan titik terang kasus Arya Daru.
    “Kan keluarga yang minta, bukan dari polisi yang mengiyakan. Ekshumasi dari keluarga,” jelasnya.
    Ia juga menyoroti polisi belum memberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) dan salinan hasil otopsi Arya Daru.
    “Itu sangat lalai, kelalaian, Itu Perkap (Peraturan Kapolri) ada lho, dalam perkap itu wajib, Kata-kata wajib, bagaimana kita menilai sesuatu hal yang kamu sama sekali data tidak ada,” ucap Nicholay.
    Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, sejauh ini penyidik belum menemukan unsur pidana.
    “Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
    Meski demikian, polisi menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru terkait kematian diplomat asal Yogyakarta tersebut.
    Hasil pemeriksaan luar dari tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menemukan sejumlah luka pada tubuh korban, antara lain: luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, dan lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
    Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda perbendungan di seluruh organ dalam.
    Tidak ditemukan penyakit maupun zat berbahaya yang dapat mengganggu pertukaran oksigen pada tubuh korban.
    “Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas,” jelas dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., dokter forensik RSCM.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Tahun Jalan Rawa Bebek Rusak, Warga Penjaringan Hidup dalam Debu dan Air Mati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Oktober 2025

    Dua Tahun Jalan Rawa Bebek Rusak, Warga Penjaringan Hidup dalam Debu dan Air Mati Megapolitan 3 Oktober 2025

    Dua Tahun Jalan Rawa Bebek Rusak, Warga Penjaringan Hidup dalam Debu dan Air Mati
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejak dua tahun terakhir, warga RW 11, Jalan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, harus menghadapi realitas sehari-hari yang tak menyenangkan.
    Jalan yang dulunya mulus kini bergelombang, berdebu, dan kerap membuat pengendara celaka.
    “Airnya juga mati, biasanya seminggu. Ini udah ada dua tahun proyek, air jadi sering mati,” kata Katiyem (66) kepada
    Kompas.com
    , Jumat (3/10/2025).
    Bagi Katiyem, air yang mati bukan hanya soal ketidaknyamanan, tapi juga soal kesehatan dan ekonomi keluarga.
    Ketika air menyala, sering kali keruh dan berbau.
    Ismadi (66) merasakan hal serupa. Ia mengaku bahwa air sering mati, bahkan bisa sampai seminggu.
    Menurutnya, ketika diperbaiki oleh tukang PAM, air kembali tidak mengalir karena pekerjaan galian terus dilakukan.
    “Air sering mati, sekali mati bisa seminggu. Nanti ada tukang PAM dibenarin lagi, nanti digali lagi, airnya enggak jalan lagi,” ujarnya.
    Akibatnya, ia terpaksa membeli air bersih atau bahkan tidak mandi.
    Kerusakan jalan juga menjadi ancaman keselamatan.
    Ketua LMK RW 011, Dede Sobari (40), mengatakan, banyak warga yang terjatuh di Jalan Rawa Bebek akibat permukaan yang rusak.
    “Banyak dari proyek jalan ini rusak, banyak yang jatuh, terakhir ibu-ibu dari Luar Batang itu jatuh nyungsrug tangan dan kakinya,” ucapnya.
    Kondisi jalan yang licin saat hujan menambah risiko kecelakaan.
    Yani (50) menambahkan, debu yang menumpuk di jalan juga mengganggu aktivitas warga.
    “Kalau hujan kan licin, terus debunya masuk ke rumah, ganggu pernapasan,” jelasnya.
    Tak hanya keselamatan, proyek galian ini juga menghantam ekonomi warga. Omzet warung di RW 11 menurun drastis karena jalan rusak dan debu menempel pada dagangan.
    “Dampak ekonomi, banyak masyarakat merugi karena ada galian gini, penutupan jalan, usaha yang dagang terganggu,” kata Dede.
    Katiyem menambahkan, omzetnya yang dulu Rp 500.000 per hari kini hanya sekitar Rp 300.000.
    Ismadi pun mengaku omzet usaha kertas limbah bekasnya turun 20-30 persen dalam dua tahun terakhir.
    Galian sepanjang Jalan Rawa Bebek 1 dan 2 ini dilakukan untuk mendukung proyek pengolahan air limbah menjadi air bersih yang digagas pemerintah pusat.
    Namun, sementara wilayah lain hanya sebagian RT terdampak, di RW 11 ada sekitar 21 RT yang harus menanggung gangguan proyek.
    Lamanya pengerjaan proyek, yang sudah berlangsung dua tahun, mendatangkan dampak berlapis yakni dari air mati, jalan rusak, hingga ekonomi warga menurun.
    Kondisi ini membuat warga RW 11 merasa hidupnya terganggu, terperangkap antara janji pembangunan dan realitas sehari-hari yang keras.
    (Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Akhdi Martin Pratama, Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rekonstruksi Pembunuhan 2 Wanita di Solok Selatan Ungkap Motif Utang Piutang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Oktober 2025

    Rekonstruksi Pembunuhan 2 Wanita di Solok Selatan Ungkap Motif Utang Piutang Regional 3 Oktober 2025

    Rekonstruksi Pembunuhan 2 Wanita di Solok Selatan Ungkap Motif Utang Piutang
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Polres Solok Selatan, Sumatera Barat, merekonstruksi kasus pembunuhan berencana terhadap dua wanita, berinisial IL dan LB, yang dilakukan oleh pelaku KB.
    Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat, 20 Juni 2025, di Blok Afdeling N Divisi IV PT BPSJ SS1 Madiak, Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan.
    Rekonstruksi yang berlangsung di halaman Mapolres Solok Selatan pada Kamis (2/10/2025) memperagakan 72 adegan.
    Salah satu adegan tersebut menggambarkan saat korban mendatangi tersangka untuk meminta utangnya.
    Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Hilmi Manossoh Prayugo menjelaskan, rekonstruksi ini terbagi dalam lima rangkaian peristiwa yang terjadi antara 16 hingga 20 Juni 2025, mulai dari sebelum terjadinya pembunuhan hingga setelah kejadian.
    Selama rekonstruksi, hadir pula saksi-saksi serta barang bukti yang diduga digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya.
    Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa motif utama pembunuhan ini adalah permasalahan utang piutang antara pelaku KB dan korban IL.
    Pada saat kejadian, korban IL datang bersama rekannya, LB, yang juga menjadi korban dalam aksi keji tersebut.
    “Peristiwa ini berawal dari penemuan dua jenazah wanita yang bekerja sebagai buruh harian lepas di salah satu kebun sawit milik perusahaan. Keduanya ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di bawah pohon sawit,” jelas Hilmi.
    Hilmi menambahkan, berkat laporan masyarakat, Tim Satreskrim Polres Solok Selatan, dengan dukungan Resmob Polda Sumbar, berhasil menangkap pelaku di Kota Padang dalam waktu kurang dari 24 jam.
    Pelaku KB kini resmi ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 dan Pasal 362 juncto Pasal 65 KUHP tentang pembunuhan berencana dan/atau tindak pidana pencurian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
    Ancaman hukumannya adalah penjara seumur hidup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Madiun–Ngawi Jadi Surga Pita Cukai Bekas, Pengawasan Bea Cukai Dipertanyakan

    Madiun–Ngawi Jadi Surga Pita Cukai Bekas, Pengawasan Bea Cukai Dipertanyakan

    Madiun (beritajatim.com) – Meski Bea Cukai Madiun beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan distribusi rokok ilegal dengan menyita truk boks bermuatan ribuan batang rokok ilegal, kenyataannya praktik serupa justru semakin marak di lapangan. Di wilayah Madiun dan Ngawi, terutama di Kabupaten Madiun, praktik jual beli pita cukai bekas terang-terangan diperjualbelikan melalui media sosial.

    Harga pita cukai bekas bervariasi, mulai Rp800 hingga Rp2.400 per lembar, tergantung merek rokok yang tercantum pada pita cukai tersebut.

    “Harganya sesuai postingan, Mas. Kalau pita cukai rokok Gr* cuma Rp1.000, sedangkan pita cukai rokok Pe* Go** Rp2.400,” ujar salah satu pengepul berinisial A saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (3/10/2025).

    Menurut A, pita cukai bekas yang laku di pasaran hanya yang terbit tahun 2025. Pita itu nantinya akan digunakan kembali oleh pabrik rokok yang tercantum di dalamnya.

    “Sobek sedikit tidak masalah, asal jangan sampai separo. Di pabrik nanti akan dipres lagi dan dipakai untuk rokok Gr*,” tambahnya.

    Selain di Ngawi, transaksi pita cukai bekas juga marak di Kabupaten Madiun. Seorang pengepul asal Kecamatan Saradan mengaku membeli pita cukai rokok Gr* seharga Rp800 per lembar.

    “Kalau 55 lembar, harganya Rp800 per lembar,” ujar salah satu pengepul.

    Sementara itu, Kepala Bea dan Cukai Madiun, P. Dwi Jogyastara, belum memberikan tanggapan terkait maraknya praktik jual beli pita cukai bekas tersebut.

    Fenomena ini memunculkan tanda tanya besar mengenai lemahnya pengawasan aparat terkait. Praktik ilegal tersebut tidak hanya berpotensi merugikan negara dari sisi penerimaan cukai, tetapi juga memperkuat peredaran pasar gelap rokok di wilayah Madiun dan Ngawi yang letaknya berdekatan. (rbr/ian)

  • Menteri PU akan bahas diskon tarif tol Natal-Tahun Baru dengan BUJT

    Menteri PU akan bahas diskon tarif tol Natal-Tahun Baru dengan BUJT

    Ya, seperti biasanya nanti ada (diskon tarif tol). Nanti kita diskusikan dengan para BUJT

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo akan membahas diskon tarif tol untuk Natal-Tahun Baru dengan para badan usaha jalan tol (BUJT).

    “Ya, seperti biasanya nanti ada (diskon tarif tol). Nanti kita diskusikan dengan para BUJT,” kata Dody di Jakarta, Jumat.

    Terkait besaran diskon dan ruas tol mana saja yang mendapatkan diskon, Dody belum dapat memastikannya. Kemungkinan ruas-ruasnya akan sama dengan Natal-Tahun Baru pada tahun lalu.

    “Kira-kira sama. Tapi detailnya nantilah,” katanya.

    Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah menyiapkan paket stimulus khusus menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Program itu mencakup diskon tiket pesawat, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), diskon tarif jalan tol, diskon kapal, diskon kereta api, hingga Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebelumnya melakukan beragam persiapan di antaranya pemberlakuan diskon tarif tol dalam rangka mendukung kelancaran arus mudik dan balik pada masa Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    Pemberlakuan potongan tarif tol yang berlaku untuk semua golongan kendaraan sebesar 10 persen ini, guna memaksimalkan distribusi lalu lintas dan menghindari penumpukan kendaraan pada tanggal tertentu yang diprediksi menjadi arus puncak mudik maupun balik.

    Adapun pemberian potongan tarif tol untuk klaster Jalan Tol Trans-Jawa berlaku untuk integrasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cikampek-Palimanan, Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Jalan Tol Semarang Seksi ABC.

    Selanjutnya untuk arus balik berlaku pada ruas sebaliknya yakni ruas tol Semarang ABC hingga Tol Jakarta-Cikampek atau Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan Gerbang Tol Cikampek Utama.

    Untuk koridor Trans-Sumatera, pemberian potongan tarif tol sebesar 10 persen pada seluruh golongan kendaraan saat arus mudik berlaku pada ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (GT Bakauheni Selatan-GT Kayu Agung Utama), ruas Kayu Agung-Palembang (Kayu Agung Utama-Kramasan), dan ruas Tol Pekanbaru-Dumai.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.