kab/kota: Batang

  • Penasaran, Apa yang Bikin RX-King Makin Mahal?

    Penasaran, Apa yang Bikin RX-King Makin Mahal?

    Jakarta

    Yamaha RX-King masih menjadi motor yang diburu. Meski berumur di atas 10 tahun, harganya bisa melambung tinggi. Lantas, kenapa motor yang produksinya sudah dihentikan sejak 2008-2009 ini bisa memiliki nilai jual setara bahkan melebihi motor baru?

    Faktor pertama yang bikin harga RX-King berpotensi besar makin naik adalah kelangkaan unit. Yamaha resmi menghentikan produksi motor ini karena terbentur regulasi emisi gas buang yang tidak lagi ramah terhadap mesin 2-tak.

    Jumlah unit yang beredar di pasaran terbatas. Prinsip dasar ekonomi berlaku: permintaan tinggi, persediaan terbatas, maka harga melambung tinggi. Semakin sedikit unit yang tersisa dan semakin sedikit yang dalam kondisi orisinal, semakin tinggi pula nilai jualnya.

    Hal tersebut juga diamini oleh Ghazan, salah satu penjual RX-King di bilangan Jakarta Timur. Dia bilang RX-King yang masih orisinil punya harga jual lebih tinggi.

    “Yang bikin mahal karena motor 2 tak sudah nggak diproduksi di Indonesia,” kata Ghazan kepada detikOto, Rabu (15/10/2025).

    “Pasaran yang fantastis itu part ori yang masin menempel dari bawaan pabrik, harga ini kisaran Rp 35 juta sampai Rp 50 juta kondisi 100 persen orian (original),” kata dia.

    Sebagai bukti, detikOto pernah melihat RX-King New Old Stock (NOS) di dealer resmi Yamaha di Medan. Harganya bukan main, setara mobil Low Cost Green Car (LCGC). Itu keluaran terakhir tahun 2009.

    RX-King bukan sekadar motor, ia adalah simbol era kejayaan motor 2-tak di Indonesia. Motor ini memiliki citra kuat sebagai “Raja Jalanan” berkat tarikannya yang responsif dan suara knalpot khas yang “ngebrong.”

    “Motor ini batang ber-tangki, lalu 2 tak nggak perlu modif atau otak-atik mesin dari bawaannya aja udah kenceng,” kata dia.

    Menurut Ghazan, memiliki RX-King itu upaya untuk menebus mimpi masa lalu atau mengenang masa muda. Faktor emosional dan nostalgia ini sangat kuat, membuat para kolektor rela membayar harga yang “tidak rasional” demi mendapatkan sepotong memori yang berharga.

    “Orang masih banyak mau buat beli dan cari RX-King karena ingin nostalgia walaupun mahal,” tambahnya.

    Untuk diketahui cikal bakal RX King sendiri bisa diendus dari datangnya Yamaha RX K tahun 1980 yang merupakan Completely Built Up (CBU) dari Jepang. Kemudian berlanjut pada series Yamaha RX S (1981), Yamaha RX Special (1983), Yamaha RX King Cobra (1983), RX King Master (1996), dan terakhir Yamaha The New RX-King (2002). Hingga pada akhirnya RX King berhenti produksi di tahun 2008.

    (riar/rgr)

  • Air Mata di Kaligedang: Luka Agraria di Lereng Ijen yang Tak Kunjung Sembuh

    Air Mata di Kaligedang: Luka Agraria di Lereng Ijen yang Tak Kunjung Sembuh

    Bondowoso (beritajatim.com) – Tangis belasan buruh perempuan pecah di tengah hamparan kebun kopi di Desa Kaligedang, Kecamatan Sempol/Ijen, Bondowoso, Senin (13/10/2025) pagi. Di antara batang-batang kopi muda yang patah, mereka duduk lemas, sebagian menatap kosong ke tanah, sebagian lagi menangis hingga histeris.

    “Der kening tolah, Pak… (Semoga pelaku tertimpa azab),” lirih seorang buruh, suaranya parau di udara dingin Ijen yang basah oleh embun pagi. Ia mengusap matanya dengan ujung kaos, sementara di sekitarnya, batang kopi berusia dua tahun tergeletak patah seperti harapan yang runtuh.

    Ribuan pohon kopi muda—sekitar 6.661 batang di lahan seluas 4,6 hektar—ditemukan rusak berat. Semuanya tanaman hasil tanam tahun 2023, masih dalam fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Belum sempat panen pertama, tanaman-tanaman itu dipangkas oleh tangan-tangan gelap di malam hari.

    Bagi PTPN I Regional V, pemilik lahan, kerugian diperkirakan mencapai Rp 435 juta. Namun bagi para buruh, kehilangan itu bukan soal uang, melainkan soal hidup. Di lereng Ijen, kebun bukan hanya tempat mencari nafkah, tapi bagian dari jati diri—warisan panjang sejak masa kolonial Belanda, ketika banyak warga Madura bermigrasi ke dataran tinggi untuk mengolah kopi.

    Luka yang Kembali Menganga

    “Setiap hari kami rawat, siram, bersihkan gulmanya. Sekarang semua habis,” kata seorang buruh perempuan lainnya dengan mata sembab.

    Peristiwa perusakan kebun kopi ini menambah panjang daftar luka agraria di Ijen, wilayah yang sejak lama menyimpan bara konflik antara masyarakat dan perusahaan perkebunan negara.

    Kapolsek Ijen, Iptu Suherdi, membenarkan kejadian tersebut. “Kami bersama Brimob dan pihak PTPN sudah lakukan olah TKP. Dugaan sementara perusakan dilakukan pada malam hari antara Minggu dan Senin dini hari,” ujarnya.

    Kasi Humas Polres Bondowoso, Iptu Boby Dwi Siswanto, menegaskan penyelidikan masih berlangsung. “Kami masih mendalami motif dan pelaku,” katanya, Selasa (14/10/2025).

    PTPN sendiri telah melaporkan peristiwa ini secara resmi ke Polres Bondowoso. “Kami sudah lapor ke Polres,” kata Manajer Kebun Blawan PTPN I Regional V, Bambang Trianto, singkat.

    Namun di balik proses hukum itu, para pemangku kepentingan di Bondowoso menyadari bahwa yang terjadi di Kaligedang bukan sekadar pengrusakan kebun, melainkan bagian dari persoalan yang lebih tua: konflik agraria yang tak kunjung selesai.

    Di Antara HGU dan Harapan Warga

    Sekda Bondowoso, Fathur Rozi, yang mewakili Bupati dalam rapat Forkopimda menegaskan, konflik agraria di kawasan Ijen tidak bisa dipandang dari satu sisi. “Ini persoalan lama. Harus diselesaikan dengan mempertimbangkan aspek hukum, sosial, dan budaya,” ujarnya di Pendopo Bupati, Selasa sore.

    Fathur menjelaskan bahwa pemerintah telah memetakan penyelesaian konflik dalam delapan zona. Zona satu, meliputi Kampung Baru dan Kampung Malang, telah dinyatakan tuntas dengan relokasi masyarakat ke lahan baru. “Zona satu sudah klir. Yang lain masih berproses,” katanya.

    Ia juga menanggapi aspirasi masyarakat yang meminta pembatalan Hak Guna Usaha (HGU) PTPN. “Itu sah saja, tapi tidak bisa gegabah. Semua harus dikaji secara hukum dan sosial,” tegasnya.

    Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir, yang sudah puluhan tahun mengikuti dinamika masyarakat Ijen, menilai penyelesaian masalah ini tidak bisa dilakukan sepihak. “Masalah Ijen berlapis. Akar masalahnya bukan sekadar legalitas, tapi juga sosial dan kultural,” ujarnya.

    Ia mencontohkan, data lahan yang sering tidak sinkron antara versi PTPN dan realita lapangan. “Di zona satu, awalnya dilaporkan hanya 4 hektar dengan 6 penggarap. Setelah dicek, ternyata 14 hektar dengan 18 penggarap,” katanya.

    Dhafir menambahkan, secara hukum pembatalan HGU bisa dilakukan jika lahan tidak digunakan sesuai peruntukannya selama dua tahun. “Dari total 7.800 hektar HGU PTPN di Bondowoso, sekitar 3.000 hektar digunakan untuk hortikultura, bukan kopi. Kalau begitu, wajar masyarakat menggugat,” tegasnya.

    Sejarah yang Berulang

    Ijen seperti cermin dari sejarah panjang agraria di Nusantara—tentang tanah, kerja, dan hak yang tak pernah benar-benar selesai. Tahun 2006, kasus serupa pernah terjadi. Sebanyak 370 warga diperiksa karena pengrusakan lahan milik PTPN, tapi akhirnya diselesaikan damai setelah ditemukan akar masalahnya: tanah rawa yang diolah warga turun-temurun. Dua puluh tahun kemudian, luka itu kembali menganga dengan wajah baru.

    Di satu sisi, PTPN sebagai BUMN dituntut menjaga aset negara. Di sisi lain, warga merasa diasingkan di tanah yang sudah mereka garap selama puluhan tahun. Di antara keduanya, ada generasi buruh perempuan yang setiap pagi datang ke kebun, berharap biji kopi yang mereka tanam bisa menjadi masa depan anak-anak mereka.

    Ketua DPRD Ahmad Dhafir menutup pernyataannya dengan nada harap:
    “Kalau Israel dan Palestina saja bisa duduk bersama membicarakan damai, apalagi kita di Bondowoso. Yang penting ada niat baik dan kebijaksanaan.”

    Di Kaligedang, air mata pagi itu mungkin hanyalah permukaan dari luka yang lebih dalam—luka yang sudah lama menunggu disembuhkan dengan keadilan. [awi/beq]

  • Bea Cukai Palu Musnahkan Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal, Catat Negara Rugi Rp853 Juta

    Bea Cukai Palu Musnahkan Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal, Catat Negara Rugi Rp853 Juta

    PALU – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Pantoloan Palu mencatat kerugian negara mencapai Rp853 juta akibat peredaran rokok ilegal di tujuh wilayah pengawasan di Sulawesi Tengah selama periode 2023–2024.

    “Penindakan kepabeanan dan cukai terhadap rokok ilegal yang tidak dilekati pita cukai masih marak terjadi. Kami terus melakukan pencegahan dan penindakan guna meminimalkan potensi kerugian negara,” kata Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C Pantoloan Palu Krisna Wardhana, usai kegiatan pemusnahan Barang yang Menjadi Milik Negara (BMMN) hasil penindakan di Palu, Antara, Selasa, 14 Oktober.

    Barang-barang yang dimusnahkan antara lain 618.660 batang rokok ilegal berbagai merek tanpa pita cukai yang dibakar, serta 253 botol atau 165,8 liter minuman mengandung etil alkohol (MMEA) ilegal.

    Menurut Krisna, barang-barang tersebut merupakan hasil penindakan di Kota Palu, Kabupaten Tolitoli, Parigi Moutong, Donggala, Sigi, Buol (Sulawesi Tengah), serta Kabupaten Pasangkayu (Sulawesi Barat).

    “Sepanjang 2023–2024 kami melakukan 66 kali penindakan, dan dari jumlah itu sebanyak 16 kasus diselesaikan dengan pengenaan sanksi administrasi senilai Rp814 juta,” ujarnya.

    Ia menegaskan, langkah tersebut merupakan upaya Bea Cukai untuk mengamankan penerimaan negara sekaligus melindungi masyarakat dari peredaran barang ilegal yang berisiko terhadap kesehatan dan merusak perekonomian.

    Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, Bea Cukai memiliki tugas utama menjaga lalu lintas barang dari dan ke luar negeri, memungut penerimaan negara melalui bea masuk dan cukai, serta melindungi masyarakat dari barang berbahaya dan ilegal.

    Krisna juga menyebutkan bahwa sepanjang 2025 tren pelanggaran kepabeanan dan cukai justru meningkat. Hingga Oktober, pihaknya telah melakukan 92 kali penindakan dengan total barang sitaan mencapai 1,8 juta batang rokok ilegal.

    “Tahun ini kami semakin gencar melakukan langkah penindakan dan hasilnya cukup signifikan. Kami juga berharap masyarakat ikut berperan mengawasi peredaran barang ilegal dan segera melapor jika menemukan indikasi pelanggaran,” ujar Krisna.

  • Bea Cukai Sita Rokok Ilegal 816 Juta Batang hingga September 2025 – Page 3

    Bea Cukai Sita Rokok Ilegal 816 Juta Batang hingga September 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jateng-DIY, mencatat sepanjang Januari hingga September 2025 berhasil menyita berbagai jenis barang ilegal.

    Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng-DIY, Akhmad Rofiq, mengatakan barang-barang sitaan yang berhasil diamankan tidak hanya bernilai tinggi, tetapi juga beragam jenisnya, mulai dari kendaraan mewah hingga produk konsumsi sehari-hari.

    Ia menyebut, setidaknya ada beberapa kategori utama barang hasil penindakan. Di antaranya adalah motor besar, balpres berisi pakaian bekas, kain impor, kosmetik, serta alat kesehatan. Selain itu, turut diamankan lampu elektronik hingga barang unik seperti sex toy.

    “Kami bagi di sini ada 4 kelompok, yang pertama kegiatan penangkapan terhadap barang impor dan ekspor. Tadi ada motor besar, balpres, kain, kosmetik, kemudian alat kesehatan, kemudian ada lampu elektronik termasuk ada sex toy yang ada di sini tadi,” kata Akhmad di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).

     

  • Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang Regional 13 Oktober 2025

    Misteri Kematian Pria Bertato Berlian di Demak Temui Titik Terang, Korban Bersama Sejumlah Orang
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Penemuan jenazah seorang laki-laki di Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada Sabtu (11/10/2025) mulai menunjukkan titik terang.
    Jenazah tanpa identitas tersebut ditemukan oleh warga di dekat sawah dengan ciri-ciri telinga kiri mengenakan anting dari batang rumput dan terdapat tato berbentuk berlian di tangan kiri.
    Kasatreskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan petunjuk penting dalam penyelidikan.
    Hasil pemeriksaan Closed Circuit Television (CCTV) dan keterangan dari warga sekitar menunjukkan bahwa korban sempat menumpang truk dari arah Kudus menuju Semarang bersama beberapa orang lainnya.
    “Korban ini numpang satu truk dari arah Kudus menuju Semarang,” kata Anggah melalui sambungan telepon kepada awak media, Senin (13/10/2025).
    Ia memastikan bahwa korban terkonfirmasi berada bersama enam orang lainnya, terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan sebelum ditemukan meninggal dunia.

    “Informasi terakhir dia datang bersama enam orang temannya,” jelasnya.
    Anggah menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kasus kematian korban.
    Sebelumnya, Kapolsek Wonosalam, AKP Rusmanto, menyatakan bahwa jenazah laki-laki tanpa identitas tersebut terindikasi sebagai korban pembunuhan.
    Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya darah di mulut korban yang terlihat saat olah tempat kejadian perkara (TKP).
    “Ada (dugaan penganiayaan), ada luka darah. Ada indikasi (pembunuhan), tapi identitasnya tidak ada semua,” ujar Rusmanto melalui sambungan telepon pada hari yang sama.
    Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap identitas dan penyebab kematian korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puthul Jadi Lauk MBG, Serangga yang Jadi Camilan Kegemaran Warga Gunungkidul
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Puthul Jadi Lauk MBG, Serangga yang Jadi Camilan Kegemaran Warga Gunungkidul Regional 13 Oktober 2025

    Puthul Jadi Lauk MBG, Serangga yang Jadi Camilan Kegemaran Warga Gunungkidul
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Serangga musiman bernama puthul tengah menjadi perbincangan hangat di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Video warga hingga siswa sekolah yang menyantap puthul sebagai lauk makan bergizi gratis (MBG) bahkan sempat viral dan menjadi trending di media sosial.
    Puthul adalah serangga bersayap yang biasanya muncul saat petang menjelang atau di awal musim hujan.
    Serangga ini mudah ditemukan menempel di dedaunan, tanah, atau batang pohon. Warga pun memanfaatkannya sebagai lauk tradisional dan camilan khas musiman.
    “Kemarin saya ikut mencari puthul 1 jam, sampai tersesat di kuburan,” kata Putri (25), salah satu warga Semanu, saat ditemui di Wonosari, Minggu (12/10/2025) petang.
    Putri mengatakan, puthul yang ditemukan di dedaunan atau tanah sangat mudah ditangkap dan hanya membutuhkan wadah khusus dari rumah.
    “Sebentar saja langsung dapat banyak, karena sekarang baru musim. Ada yang jual juga Rp 25.000 per botol air mineral tanggung,” jelasnya.
    Sulis Mustika (28), warga Bendorejo, Semanu, juga mengaku berburu puthul menjadi kegiatan malam yang menyenangkan di awal musim hujan.
    Puthul kemudian disimpan dalam botol air mineral yang diberi lubang kecil agar serangga tetap hidup sementara.
    “Asyik mencari puthul kegiatan waktu malam, awal musim seperti ini banyak yang mencari, kalau sudah 1 mingguan mulai berkurang,” ujarnya.
    “Harus jeli, kebanyakan kalau di sini di… apa ya, namanya tali kacu, kemudian daun pisang, pohon jambu, dan lainnya,” tambah Sulis.
    Setelah dikumpulkan, puthul harus dibersihkan dari sayapnya, dicuci bersih, lalu direbus sebelum dimasak.
    Olahannya bisa disesuaikan dengan selera, mulai dari bumbu bacem (manis) hingga bawang putih dan garam sederhana.
    “Digorengnya harus api sedang, jangan terlalu gede. Biasanya untuk lauk dan camilan. Tapi untuk yang tidak kuat ya biduran, mirip makan belalang gitu,” jelas Sulis.
    Bagi warga Gunungkidul, puthul bukanlah hal baru. Bahkan, sudah menjadi bagian dari tradisi kuliner turun-temurun.
    “Sudah lama, warga di sini mengonsumsi puthul untuk lauk,” kata Samini (56), warga setempat.
    Popularitas puthul semakin naik usai beredarnya video dari akun TikTok bernama @titikvunny yang memperlihatkan seorang siswa sedang menikmati puthul saat program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah.
    Video berdurasi 1 menit 6 detik itu telah ditonton lebih dari 900 ribu kali dan disukai oleh 19.500 pengguna, memicu beragam komentar netizen yang penasaran hingga tertarik mencoba puthul.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ABK Asal Batang Tewas dalam Insiden Kapal Meledak di Samudera Hindia, 7 Orang Luka Berat

    ABK Asal Batang Tewas dalam Insiden Kapal Meledak di Samudera Hindia, 7 Orang Luka Berat

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang anak buah kapal (ABK) pria bernama Kasudi (47), warga Desa Ujungnegoro Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah menjadi korban meninggal akibat insiden meledaknya KM Anugerah Indah 18.

    Kapal pencari ikan yang membawa 25 ABK tersebut mengalami ledakan dan terbakar di Samudera Hindia pada Rabu (8/10/2025) dan berhasil dievakuasi seluruhnya ke Perairan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu (11/10/2025).

    “Jumlah korban 25 orang terdiri dari satu orang meninggal dunia, tujuh orang luka berat dan 17 orang lainnya sehat,” kata Komandan Pos TNI AL Muncar, Lettu Laut (P) Marjun Susanto Minggu (12/10/2025).

    Jenazah korban meninggal, Kasuadi dan luka berat yaitu atas nama Wawan, Misbahul, Riki, Jamal, Anto, Sumanto, dan Zeni yang belum dirinci identitasnya, saat ini berada di RSUD Blambangan.

    Mereka dievakuasi ke RSUD Blambangan menggunakan empat mobil ambulans dan saat ini para korban luka berat mendapatkan penanganan intensif dari tenaga medis.

     

  • 3 Hari Tanpa Penanganan, Korban Ledakan KM Anugerah Indah 18 Akan Dioperasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Oktober 2025

    3 Hari Tanpa Penanganan, Korban Ledakan KM Anugerah Indah 18 Akan Dioperasi Surabaya 11 Oktober 2025

    3 Hari Tanpa Penanganan, Korban Ledakan KM Anugerah Indah 18 Akan Dioperasi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Sebanyak tujuh korban luka bakar dalam insiden ledakan kapal pencari ikan KM Anugerah Indah 18 di Samudera Hindia pada Rabu (8/10/2025) telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025).
    Berdasarkan data Lanal Banyuwangi, para korban yang mengalami luka bakar adalah Wawan, Misbahul, Riki, Jamal, Anto, Sumanto, dan Zeni. Sementara satu korban meninggal adalah Kasudi, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
    Koordinator pelayanan medis RSUD Blambangan dr Ayyub Erdiyanto mengatakan, tiga dari tujuh korban mengalami luka bakar di atas 50 persen. Sementara empat lainnya tingkat keparahannya lebih rendah.
    “Untuk semua pasien luka, sudah kami tangani kegawatannya,” kata Ayyub, Sabtu.
    Pasien dengan luka bakar serius akan menjalani operasi debridement, yaitu tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan mati atau tidak sehat dari luka atau sendi guna mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi.
    Sementara untuk korban lainnya, pengobatan cukup medikamentosa atau pengobatan menggunakan obat-obatan, perawatan luka, observasi, dan evaluasi.
    Terkait lama proses penyembuhan yang dibutuhkan oleh para korban, Ayyub mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada derajat keparahan dan kondisi pasien.
    “Kalau sesuai
    guideline
    derajat 1 memerlukan waktu hingga 1 minggu. Derajat 2 memerlukan waktu hingga 2 bulan. Derajat 3 memerlukan waktu lebih dari 2 bulan,” urainya.
    Estimasi waktu pemulihan sangat tergantung dengan kondisi pasien. Sementara pada kasus ini, pasien sudah tiga hari tidak mendapatkan perawatan dan nutrisi yang cukup sehingga hal tersebut dapat memperlambat proses penyembuhan.
    Selama masa perawatan dan penyembuhan, para pasien juga harus dipantau secara kontinu untuk melihat ada tidaknya komplikasi yang dapat berakibat fatal.
    Sebelumnya, KM Anugerah Indah 18 yang membawa 25 ABK berangkat mencari ikan ke Samudera Hindia dan mengalami kecelakaan kapal yang bersumber dari kamar mesin.
    Berdasarkan keterangan kapten kapal, Kaeran (57), kepada petugas Lanal Banyuwangi, peristiwa ledakan kapal bermula saat kapal mengalami gangguan mesin yang kemudian dilakukan perbaikan, pembongkaran dan pembersihan oleh kepala kamar mesin dan anggota.
    “Kapal selesai perbaikan, namun timbul asap. Kapal trouble lagi dan kapal sempat meledak di area ruang mesin,” tutur Danposal Muncar Lettu Laut (P) Marjun Susanto.
    Kapten kapal dan ABK kemudian berupaya melakukan evakuasi korban dan pertolongan pertama, akibat terkena ledakan yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
    Keesokan paginya pada Kamis sekitar pukul 08.00 WIB, kapal mendapat pertolongan dari KM Viktori Makmur, dan selanjutnya semua ABK KM Anugrah Indah 18 dievakuasi berangkat dari perairan selatan Lombok NTB menuju Pelabuhan UPT PPP Muncar.
    “Kondisi kapal waktu ditinggalkan badan buritan sudah tenggelam,” ungkapnya.
    Kini, nakhoda dan 16 ABK yang selamat diangkut menggunakan bis menuju Polairud Banyuwangi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terkait insiden tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Selamat KM Anugerah Insah 18 Dievakuasi, Jalani Perawatan di RSUD Blambangan

    Korban Selamat KM Anugerah Insah 18 Dievakuasi, Jalani Perawatan di RSUD Blambangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tragedi terbakarnya kapal ikan KM Anugerah Indah 18 di Samudra Hindia menelan korban jiwa. Satu orang anak buah kapal (ABK) dilaporkan meninggal dunia, sementara tujuh lainnya mengalami luka bakar serius dan kini menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan, Sabtu (11/10/2025).

    Koordinator Pelayanan Medis RSUD Blambangan, dr. Ayyub Erdiyanto, mengatakan tiga dari tujuh korban mengalami luka bakar lebih dari 50 persen, sedangkan empat lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan lebih ringan. “Untuk semua pasien luka, sudah kami tangani secara intensif,” ujarnya.

    Menurut Ayyub, pasien dengan luka bakar berat akan menjalani operasi debridement, sementara lainnya cukup menjalani pengobatan medikamentosa, perawatan luka, observasi, dan evaluasi lanjutan.

    Ia menjelaskan, lamanya proses penyembuhan sangat bergantung pada derajat luka dan kondisi fisik pasien. “Kalau sesuai panduan, derajat 1 memerlukan waktu hingga 1 minggu, derajat 2 hingga 2 bulan, dan derajat 3 bisa lebih dari 2 bulan,” jelasnya.

    Namun, Ayyub menambahkan, kondisi korban yang sempat tiga hari tanpa perawatan dan nutrisi cukup saat di laut dapat memperlambat proses pemulihan. Selama masa perawatan, pasien juga akan terus dipantau untuk mencegah komplikasi fatal.

    Sementara itu, salah satu ABK yang selamat, Doni Setiawan, menceritakan detik-detik saat kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 siang. Saat itu, kapal dalam kondisi diam dan seluruh kru tengah beristirahat. Tiba-tiba asap dan percikan api muncul dari ruang mesin di bagian bawah kapal.

    “Otomatis semua kru, 26 orang, serentak mendekati ruangan mesin yang timbul asap. Kami kerja tim melakukan penyiraman di ruangan yang ada percikan api,” ujarnya.

    Asap sempat mereda setelah pemadaman selama setengah jam. Namun, saat lima ABK masuk ke ruang mesin untuk mengecek kondisi, ledakan besar terjadi, menghantam beberapa ABK lainnya yang berdiri di dekat pintu masuk. “Totalnya ada delapan orang yang kena ledakan,” kata Doni, warga Banyumas, Jawa Tengah.

    Para ABK KM Anugerah Indah 18 mayoritas berasal dari Jawa Tengah, dengan korban ledakan terbanyak dari Kabupaten Batang. Mereka kemudian diselamatkan oleh kapal KM Victory Makmur yang kebetulan berlayar tak jauh dari lokasi.

    Sebelum meninggalkan kapal yang terbakar, awak KM Victory Makmur sempat berusaha memadamkan api, namun gagal. Api justru semakin membesar hingga menghanguskan seluruh badan kapal. “Akhirnya kami dibawa ke Pelabuhan Banyuwangi. Satu korban ledakan meninggal dunia,” tutur Doni. [kun]

  • Tragedi Laut Banyuwangi: Kapal Ikan KM Anugerah Indah 18 Meledak, Satu ABK Tewas, Delapan Luka

    Tragedi Laut Banyuwangi: Kapal Ikan KM Anugerah Indah 18 Meledak, Satu ABK Tewas, Delapan Luka

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebuah kapal ikan KM Anugerah Indah 18 terbakar di Perairan Samudera Hindia pada Rabu (8/10/2025) siang. Akibat kejadian tersebut, sejumlah anak buah kapal (ABK) dilaporkan meninggal dunia, sementara sebagian lainnya telah dievakuasi ke Banyuwangi, Sabtu (11/10/2025).

    Salah satu ABK yang selamat, Doni Setiawan, menceritakan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 siang. “Itu dalam kondisi kapal diam dan semua kru sedang beristirahat,” ujar Doni saat ditemui di RSUD Blambangan.

    Menurutnya, asap dan percikan api pertama kali muncul dari ruang mesin yang berada di bagian bawah kapal. “Otomatis semua kru yang berjumlah 26 orang serentak mendekati ruang mesin. Kami langsung bekerja sama melakukan penyiraman di ruangan yang muncul percikan api,” katanya.

    Kondisi di ruang mesin penuh asap dengan aroma menyengat yang diduga berasal dari kebocoran saluran freon di dekat mesin. Setelah sekitar setengah jam upaya pemadaman, asap sempat mereda.

    Namun saat tim teknis kapal melakukan pengecekan ulang, terjadi ledakan besar. Ledakan tersebut mengenai beberapa ABK yang berada di dalam dan di dekat pintu masuk ruang mesin.
    “Total korban ada delapan orang yang terkena ledakan,” jelas Doni, warga Banyumas, Jawa Tengah.

    Mayoritas ABK KM Anugerah Indah 18 berasal dari Jawa Tengah, sementara korban ledakan sebagian besar dari Kabupaten Batang.

    Setelah insiden itu, awak kapal meminta pertolongan kepada kapal lain di sekitar lokasi. Kebetulan, KM Victory Makmur tengah berlayar tak jauh dari tempat kejadian dan segera mengevakuasi seluruh kru kapal.

    Sebelum meninggalkan kapal yang terbakar, KM Victory Makmur sempat berupaya memadamkan api, namun gagal karena kobaran semakin besar hingga menghanguskan seluruh badan kapal.
    “Akhirnya kami semua dievakuasi ke Pelabuhan Banyuwangi. Satu orang dari korban ledakan meninggal dunia,” ungkap Doni.

    Sementara itu, Kasatpolairud Polresta Banyuwangi Kompol Muchammad Wahyudi mengatakan, kapal tersebut terbakar di koordinat lintang 11° dan bujur 118°, tepatnya di Samudera Hindia, jauh di selatan Pulau Sumbawa.

    “KM Anugerah Indah 18 membawa 25 ABK. Selain korban meninggal dan luka-luka, ABK lainnya dalam keadaan selamat,” ujarnya.

    Menurut Wahyudi, seluruh korban dan ABK dievakuasi oleh KM Victory Makmur dan dibawa ke Pelabuhan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Setibanya di pelabuhan, korban luka langsung dilarikan ke RSUD Blambangan untuk penanganan medis.

    Pantauan di RSUD Blambangan menunjukkan, korban meninggal dunia telah dibawa ke kamar jenazah, sedangkan korban luka dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Beberapa di antaranya mengalami luka bakar serius akibat ledakan di ruang mesin kapal. [kun]