kab/kota: Batang

  • Kakek Asal Bantul Tewas Tertimpa Pohon Jati Saat Melintas di Jalan Samigaluh Kulon Progo, Istri Selamat
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        19 Oktober 2025

    Kakek Asal Bantul Tewas Tertimpa Pohon Jati Saat Melintas di Jalan Samigaluh Kulon Progo, Istri Selamat Yogyakarta 19 Oktober 2025

    Kakek Asal Bantul Tewas Tertimpa Pohon Jati Saat Melintas di Jalan Samigaluh Kulon Progo, Istri Selamat
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com – 
    Sebuah insiden maut terjadi di jalan raya wilayah perbukitan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (18/10/2025) pagi.
    Seorang pria lanjut usia berinisial JS (65), warga Sedayu, Bantul, tewas mengenaskan setelah tertimpa pohon jati yang sudah mengering saat ia sedang membonceng istrinya melintasi Jalan Dekso–Samigaluh, tepatnya di Padukuhan Dukuh, Samigaluh.
    Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.15 WIB, tepatnya di Padukuhan (dusun) Dukuh, Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh.
    “Benar, korban tertimpa pohon tumbang saat sedang berkendara. Kejadian berlangsung tiba-tiba dan menimpa langsung ke arah pengendara,” kata Iptu Sarjoko, Kasi Humas Polres Kulon Progo, melalui pesan singkat.
    JS sedang mengendara motor Honda Vario AB 2011 SG saat peristiwa terjadi. Ia membonceng istrinya, SS yang berusia 58 tahun.
    Motor melaju dari arah bukit menuju ke jalan lintas provinsi sebelum petaka datang tanpa peringatan.
    Jalan yang dilewati banyak kebun pohon jati di sisi kanan dan kiri. Saat melintas di wilayah Dukuh, pohon mendadak tumbang dan menimpa JS dan SS.
    Pohon tumbang membuat macet akses jalan di pegunungan. JS sempat dievakuasi ke RSUD Nyi Ageng Serang (NAS), namun nyawanya tak tertolong. Dokter menyatakan korban mengalami cedera berat di kepala dan meninggal dunia di rumah sakit. Sementara SS selamat.
    Menurut keterangan Supriyanto, Dukuh Dusun Dukuh, pohon yang tumbang merupakan pohon jati yang sudah lama mengering. Lokasinya berada di pinggir tebing Kilometer 5 jalur Dekso–Samigaluh, dikelilingi oleh kebun dan bukit di kanan kirinya.
    “Itu memang pohon sudah kering, tanahnya juga tipis. Kemungkinan roboh karena angin,” kata Supriyanto di ujung telepon.
    Batang pohon diperkirakan sekitar 50 cm, dan keberadaannya memang sudah lama berpotensi membahayakan pengguna jalan. Pohon itu berada di tanah milik warga, namun sudah berpindah tangan beberapa kali.
    “Tanah itu sudah dijual beberapa kali. Sekarang yang punya sudah beda orang, katanya warga Bantul juga. Tapi saya nggak tahu pasti namanya,” kata Supriyanto.
    Supriyanto juga mengungkapkan bahwa kejadian pohon tumbang bukan yang pertama kali di wilayah tersebut.
    Dulu, pernah juga terdapat peristiwa pohon tumbang di sekitar sini. Pohon albasia yang besar tumbang ke jalan, beruntung pengendara selamat meski luka-luka. Kali ini, pohon tumbang memakan korban jiwa.
    Peristiwa ini membuka kembali peringatan lama pada potensi serupa di Kulon Progo.
    Pemerintah, pemilik lahan, maupun warga sekitar agar lebih sigap mengantisipasi pohon-pohon tua yang berdiri di lahan miring dan tepi jalan. Perlu ada antisipasi terhadap pohon-pohon besar di jalur rawan bencana, seperti Samigaluh, yang setiap tahun menyimpan potensi maut saat musim angin dan hujan datang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hujan Deras, Pohon Tumbang Timpa Mobil di Pintu Tol Halim
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Oktober 2025

    Hujan Deras, Pohon Tumbang Timpa Mobil di Pintu Tol Halim Megapolitan 18 Oktober 2025

    Hujan Deras, Pohon Tumbang Timpa Mobil di Pintu Tol Halim
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pohon tumbang menimpa mobil di pintu tol Halim, Jakarta Timur usai hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (18/10/2025).
    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengatakan pohon tumbang terjadi sekitar pukul 14.15 WIB akibat angin kencang.
    “Penyebab hujan lebat disertai angin kencang, selesai ditangani pukul 15.00 WIB,” kata Yohan saat dikonfirmasi, Sabtu (18/10/2025).
    Meski demikian, Yohan menyebut tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
    Kendaraan yang tertimpa pohon mengalami kerusakan, namun tidak ada kerugian.
    “Korban jiwa dan kerugian nihil,” ucap dia.
    Yohan menambahkan, petugas langsung dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi pohon.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama saat hujan lebat disertai angin kencang.
    Sementara itu, Kepala Satuan Petugas (Kasatgas) BPBD Jakarta Timur, Ali Kojin, mengatakan bahwa kondisi saat ini sudah steril dan arus lalu lintas sudah kembali normal.
    “Untuk kondisi saat ini, kondisi jalan sudah bisa dilalui dan batang pohon sudah disingkirkan di bahu jalan,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gotong Royong Warga Sukajaya di Sukabumi Jabar, Jalan Desa Disulap jadi Destinasi Wisata Bambu

    Gotong Royong Warga Sukajaya di Sukabumi Jabar, Jalan Desa Disulap jadi Destinasi Wisata Bambu

    Liputan6.com, Jakarta – Semangat gotong royong warga Desa Sukajaya, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) patut diacungi jempol.

    Bermula dari keinginan sederhana untuk mempercantik desa, mereka berhasil menyulap sekitar 200 meter jalan di depan Kantor Desa Sukajaya, tepatnya di Jalan Raya Ciaul Pasir, menjadi destinasi wisata budaya dadakan yang dijuluki ‘Lembur Pakuan’ mini.

    Kawasan yang dulunya merupakan jalan biasa dan sepi, kini menjelma menjadi pusat keramaian, memanfaatkan kekayaan bambu yang melimpah di desa. Kepala Desa Sukajaya Deden Gunaefi mengungkapkan, ide tersebut berawal dari diskusi bersama para penggiat desa.

    “Desa ini adalah desa pemekaran, sehingga belum memiliki aset tanah desa atau daya tarik yang dapat dikunjungi warga luar,” ujar Deden, Sabtu (18/10/2025).

    Melihat potensi desa yang subur bambu, warga, Karang Taruna, dan perangkat desa berinisiatif untuk memperindah desa.

    “Awalnya sederhana, hanya memagar dan memperindah saja, tapi setelah dikerjakan, banyak permintaan,” kata Deden.

    Inspirasi kemudian datang dari konsep ‘Lembur Pakuan’ yang sempat viral, mendorong mereka untuk mencari referensi di internet agar hasilnya memiliki kemiripan.

    Desa Sukajaya dikenal sebagai penghasil bambu terbaik dan terbanyak di wilayah tersebut, di mana hasil bambu dimanfaatkan para pengrajin untuk membuat besek mochi.

    “Kita sangat subur bambu. Kami sampaikan ke masyarakat agar sama-sama memanfaatkan bambu ini untuk mempercantik desa,” ucap Deden.

    Proses pembangunan yang memakan waktu kurang lebih dua bulan, dilakukan secara swadaya dan gotong royong oleh masyarakat hingga perangkat desa. Total sekitar 2.000 batang bambu kombinasi bambu tali, bambu hitam, dan bambu gombong digunakan, yang jika dinilai mencapai Rp30 juta.

    “Saya sangat terharu, banyak warga yang menyumbang bambu secara swadaya, bahkan pengusaha menyumbang lampu dan pasir. Ini betul-betul membangun rasa kepemilikan masyarakat,” terang Deden.

     

    Pulau Dewata Bali tidak hanya terkenal dengan pesona pantai yang memukau, tetapi juga kental dengan budaya dan adat istiadat yang turun-temurun. Salah satu potret pesona itu dapat kamu temukan di Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis,…

  • Hujan angin robohkan sejumlah pohon di Kota Tangerang

    Hujan angin robohkan sejumlah pohon di Kota Tangerang

    Senin, 29 September 2025 20:56 WIB

    Warga berdiri di bawah pohon tumbang yang menimpa rumah di Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, Senin (29/9/2025). Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Tangerang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang hingga menimpa mobil dan permukiman warga. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/foc.

    Petugas Damkar menyingkirkan batang pohon yang tumbang di Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, Senin (29/9/2025). Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Tangerang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang hingga menimpa mobil dan permukiman warga. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/foc.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tanpa Kemampuan Bertani, Para Pemuda di Ambon Nikmati Panen Cabai Perdana di Lahan 5 Hektar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Oktober 2025

    Tanpa Kemampuan Bertani, Para Pemuda di Ambon Nikmati Panen Cabai Perdana di Lahan 5 Hektar Regional 18 Oktober 2025

    Tanpa Kemampuan Bertani, Para Pemuda di Ambon Nikmati Panen Cabai Perdana di Lahan 5 Hektar
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Untuk kali pertama, komunitas anak muda di Kota Ambon sukses menggelar panen perdana cabai.
    Mereka adalah anak muda dengan latar belakang beragam dan tak satupun punya keahlian bertani.
    Di atas lahan seluas 5 hektar di Dusun Telaga Kodok, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon, anak muda dari Maluku Youth Creative Hub (MYCH) memulai bertanam sebagai cara kemandirian.
    Proses tanamnya dimulai pada Juli 2025.
    Baru ada satu jenis tanaman yang ditanam: cabai.
    Ketua MYCH, David Rampisela, usai panen pada Kamis siang mengaku cabai dipilih lantaran jadi salah satu komoditas penyumbang angka inflasi terbesar di Ambon.
    “Cabai ini kan jadi faktor inflasi di Ambon. Selain itu, cabai paling banyak dicari di pasar,” ungkapnya di sela-sela sambutan panen raya, Jumat (17/10/2025).
    Dia mengaku proses tanam, pemupukan, dan perawatan sejak Juli menguras banyak usaha.
    Apalagi, para anggota MYCH tidak satupun yang paham soal pertanian.
    Lahan yang mereka garap pun milik pihak ketiga.
    Mereka sepakat untuk mengelola dan bagi hasil dari situ.
    Untuk urusan bertanam, anak muda MYCH bekerja sama dengan para petani andal di Telaga Kodok yang sudah terkenal di Maluku.
    Para penyuluh pertanian serta para pegiat bidang pertanian di Kota Ambon pun ikut mendukung gebrakan anak muda yang tak lazim ini.
    Hasilnya, sebanyak 12 ribu batang di atas 60 bedeng lahan cabai siap panen perdana.
    “Panen ini bertepatan dengan Hari Pangan Nasional. Ini juga cara kami untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan menekan angka inflasi di Kota Ambon,” jelas pria yang juga seorang musisi itu.
    Menurutnya, ini merupakan langkah besar dan tak lazim bagi anak muda.
    Biasanya, komunitas anak muda di Ambon lekat dengan kegiatan seni dan budaya, namun MYCH di bawah pimpinannya mencoba jalur lain.
    Bagi mereka, sudah saatnya anak muda itu mandiri.
    Komunitas tidak lagi bergantung pada dana sumbangan, hibah, dan sejenisnya.
    David meyakini anak muda juga bisa berdaya secara maksimal, salah satunya melalui jalan bertani.
    “Boleh dibilang ini modal nekat karena kami tidak ada basic. Tapi karena mau maju dan berdaya, kami dibantu oleh petani di daerah sini dan banyak pihak. Dan hasilnya sangat menjanjikan,” terang David.
    Terbukti, sebelum panen, sudah ada lebih dari 30 permintaan pembelian cabai.
    Datangnya dari pemilik rumah makan Padang, warung makan, kedai, atau permintaan rumah tangga.
    Yuni, anggota MYCH yang lain, membenarkan hal itu.
    Sejak mulai masa tanam pada Juni, aktivitas komunitasnya mulai menyedot perhatian, permintaan berdatangan dari berbagai kalangan.
    “Sudah banyak yang pesan, tapi kami harus lihat lagi dari hasil panen. Karena ini perdana, masih ada sebagian yang belum merah semua. Mungkin bertahap dan belum bisa banyak,” terangnya.
    Staf Ahli Bidang Administrasi Pemerintah Kabupaten Malteng, Sahlul Ikhsan, yang hadir mengakui kerja komunitas muda itu.
    “Ini bukti nyata kolaborasi dan kerja keras menghasilkan hal luar biasa,” tuturnya.
    Tak menutup kemungkinan, kata Sahlul, hal ini menjadi peluang karier yang menjanjikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KKP mulai bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 lokasi

    KKP mulai bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 lokasi

    Targetnya akhir tahun pembangunan sudah selesai dilakukan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai melakukan pembangunan tahap I Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) di 65 lokasi dan ditargetkan selesai menjelang akhir tahun 2025.

    Di Provinsi Sumatera Barat, misalnya, pembangunan KNMP mulai dilakukan di Desa Katapiang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, dan Desa Padang Sarai Kecamatan Koto Tengah Kota Padang. Saat ini, progres pembangunan di kedua lokasi tersebut telah mencapai 15 persen.

    Usai meninjau dua lokasi KNMP di Sumbar, Jumat, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi, Doni Ismanto Darwin menyampaikan progres pembangunan terus diawasi agar sesuai dengan target waktu dan kualitas yang telah direncanakan.

    “Targetnya akhir tahun pembangunan sudah selesai dilakukan,” kata dia dikutip dari keterangan pers di Jakarta.

    Doni menyebut KKP menyiapkan anggaran lebih dari Rp40 miliar untuk pelaksanaan program KNMP di dua lokasi di Sumbar.

    Pembangunan terbagi dalam tiga kategori, yakni konstruksi bangunan, sarana prasarana rantai dingin, serta sarana penangkapan ikan. Pembangunan yang dilaksanakan saat ini masih dalam tahap konstruksi.

    Adapun fasilitas yang dibangun dalam proyek KNMP di antaranya tambatan perahu, bangunan sentral kuliner, stasiun pengisian bahan bakar umum nelayan atau SPBUN, shelter pendaratan ikan, pondasi pabrik es portable, kios perbekalan, kantor, toilet umum, tangki air.

    Kemudian, akan dibangun pula tempat pembuangan sampah, pos jaga,instalasi pengolahan air limbah (IPAL), saluran dan jalan lingkungan, gerbang kawasan, bengkel, pondasi gudang beku portable, sarana pasca panen, docking, bale nelayan, penerangan kawasan, cool box, area parkir, pagar kawasan, dan rumah mesin genset.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana KNMP, Trian Yunanda, menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dalam pelaksanaan program ini.

    Ia mencontohkan perlunya koordinasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti yang sempat terjadi di Gorontalo yang melibatkan salah satu organisasi masyarakat (ormas).

    Trian juga menyebutkan bahwa pembangunan KNMP dipastikan menyerap banyak tenaga kerja lokal.

    “Saat ini lebih dari 100 warga lokal bekerja di dua lokasi KNMP Sumbar, sebagai tukang, pembantu tukang, hingga operator alat berat. Nantinya waktu pekerjaan ditambah, dibagi dalam tiga shift sehingga progres pembangunannya signifikan,” ucap Trian.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KKP tawarkan konsep “waterfront city” integrasikan tata ruang pesisir

    KKP tawarkan konsep “waterfront city” integrasikan tata ruang pesisir

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menawarkan konsep waterfront city sebagai upaya mengintegrasikan tata ruang laut dan darat guna menciptakan pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan, produktif, dan berdaya saing tinggi.

    Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut (PRL) KKP Kartika Listriana menyebutkan keterpaduan perencanaan antara ruang darat dan laut dimaksudkan untuk meminimalisir konflik pemanfaatan ruang, tumpang tindih kebijakan serta menciptakan efisiensi investasi.

    “Sebagai modelling penataan ruang laut dan darat, KKP akan mengembangkan kawasan waterfront city yang terencana dan terintegrasi. Lokasi tersebut mencakup kawasan Sabang, Batang, Bitung, Morotai, Marunda, Semarang dan Surabaya,” kata Kartika dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

    Dia menekankan hal itu dalam pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia yang berlangsung di Semarang, Jawa Tengah.

    Pertemuan itu bersamaan dengan momentum Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan dalam rangka peringatan HUT ke-26 KKP.

    Kartika menyampaikan pengembangan waterfront city bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi melalui pariwisata dan komersial, meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan ekosistem, serta menciptakan kawasan perkotaan yang layak huni dan menarik bagi masyarakat.

    “Waterfront city ini diselaraskan dengan pengembangan kawasan berbasis energi baru-terbarukan dan program penurunan emisi kota melalui transformasi kawasan urban pesisir,” ujar Kartika.

    Dikatakan selain integrasi antara darat, laut dan pulau kecil sebagai prasyarat utama pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan, diperlukan juga penguatan jejaring dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi/akademisi, pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat pesisir khususnya dalam penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan ruang laut.

    “Pendekatan kolaboratif akan memastikan bahwa pengelolaan ruang laut tidak hanya efektif secara teknis namun juga inklusif, adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang,” jelasnya.

    Lebih lanjut dia mengatakan tata ruang laut di Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan. Salah satunya, Rencana Tata Ruang Laut Nasional telah masuk tahap pengintegrasian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan direncanakan akan ditetapkan pada Desember 2025.

    Tidak hanya itu, KKP juga telah menyelesaikan beberapa rencana zonasi di antaranya 17 Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah (RZ KAW), 16 Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional (RZ KSN), 44 Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu (RZ KSNT), serta 34 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZ WP3K).

    Integrasi penataan ruang laut yang dicanangkan dalam One Spatial Planning Policy ini menjadi salah satu bukti konkrit komitmen KKP yang kini memasuki usia ke-26 tahun untuk menyelaraskan pembangunan, menghindari tumpang tindih kebijakan, memberikan kemudahan investasi sekaligus memastikan keberlanjutan ekosistem.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan penataan ruang laut menjadi kunci dalam mencapai tujuan kebijakan ekonomi biru melalui pengaturan pemanfaatan ruang laut secara efisien, adil dan berkelanjutan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Guru Besar: Inovasi hijau sawit harus tumbuh dari pimpinan perusahaan

    Guru Besar: Inovasi hijau sawit harus tumbuh dari pimpinan perusahaan

    Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Kebijakan Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi menegaskan keberhasilan inovasi hijau dalam industri sawit harus tumbuh dari kesadaran pimpinan perusahaan yang menjadikannya budaya korporasi, bukan sekadar slogan atau pencitraan lingkungan semata.

    “Terutama datang dari leadership. Menjadi hijau, menjadi lebih hijau, datang dari leadership, itu jauh lebih kuat dibandingkan yang datang dari eksternal,” katanya dalam diskusi bertajuk “Inovasi Hijau dari Indonesia untuk Dunia”, di Jakarta, Kamis.

    Menurutnya, konsep hijau tidak bisa dimaknai secara sederhana sebagai warna dedaunan, melainkan mencerminkan keberlanjutan yang memperbaiki daya dukung alam dan meningkatkan kapasitas lingkungan secara bertahap dan berkelanjutan.

    Ia menyebut hijau merupakan konsep relatif, bukan absolut, sebab tidak ada perusahaan yang langsung sempurna, melainkan terus bergerak menuju kondisi lebih baik melalui proses inovasi berkelanjutan.

    Inovasi hijau, katanya, adalah perjalanan panjang yang menuntut konsistensi dan komitmen perusahaan agar semangat keberlanjutan menjadi bagian dari kultur kerja, bukan sekadar proyek sementara.

    Budaya perusahaan yang inovatif dan berorientasi hijau dianggap lebih bernilai dibanding produk spektakuler, sebab produk bisa usang, sementara nilai keberlanjutan akan terus hidup dalam sistem perusahaan.

    “Produk bisa sekarang bagus, besok abselet bisa terjadi. Sekarang bagus, besok jadi kuno, biasa. Tapi kalau perusahaan memiliki kultur yang inovatif, terus memikirkan bagaimana menjadi lebih baik, hijau, itu menurut saya akan memiliki kekuatan yang besar,” jelasnya.

    Ia menilai banyak perusahaan awalnya terdorong menerapkan prinsip hijau karena regulasi pemerintah seperti laporan keberlanjutan, tetapi kepemimpinan yang berkesadaran akan mengubahnya menjadi semangat intrinsik perusahaan.

    Bayu menegaskan kepemimpinan berperan penting dalam menumbuhkan semangat hijau, sebab motivasi dari dalam perusahaan akan lebih kuat dan tahan lama dibanding tekanan eksternal seperti regulasi dan pasar.

    Ia juga menilai industri sawit sebenarnya memiliki potensi lebih hijau dibanding sektor lain karena berhubungan langsung dengan alam, meski tetap harus terus berinovasi memperkuat tanggung jawab sosial dan lingkungan.

    Bayu mengingatkan pentingnya sikap proporsional dalam menilai kemajuan, sebab kemajuan kecil dengan hasil nyata lebih berharga dibanding klaim besar tanpa bukti konkret yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.

    Menurutnya, perusahaan harus lebih fokus pada aksi nyata seperti penghijauan dan pemberdayaan masyarakat sekitar pabrik dibanding sekadar melakukan kampanye besar yang tidak memberi dampak langsung.

    Ia menegaskan bahwa inovasi hijau tidak bisa berjalan sendiri, karena hijau sejatinya adalah ekosistem kehidupan yang saling terhubung dan hanya bisa tumbuh melalui kerja sama lintas sektor dan disiplin.

    Kolaborasi antara industri, akademisi, peneliti, dan media dinilai menjadi kunci membangun ekosistem inovasi yang berdaya guna, sebab tidak ada satu pihak pun yang mampu menciptakan perubahan sendirian.

    Baginya, keberhasilan inovasi hijau tidak diukur dari skala proyek, tetapi dari sejauh mana manfaatnya dirasakan oleh manusia, lingkungan, dan komunitas lokal yang menjadi bagian dari rantai nilai perusahaan.

    “Saya bilang gini, mana lebih baik? Lima kali seminar tentang penghijauan atau nanam pohon lima batang? Nanam kan? Walaupun cuma lima batang. Menurut saya semangat itu juga bisa dibawakan pada perusahaan,” kata Bayu.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bea Cukai Kalimantan Barat Melakukan Penindakan 437 Kali, Segini Nilainya – Page 3

    Bea Cukai Kalimantan Barat Melakukan Penindakan 437 Kali, Segini Nilainya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bea Cukai di Kalimantan Barat telah melakukan pengawasan secara signifikan selama 2025 dengan hasil penindakan di bidang kepabeanan dan cukai sebanyak 437 kali penindakan dengan total nilai barang hasil penindakan sebesar Rp 274,7 miliar.

    Rincian barang hasil penindakan hingga Oktober 2025, meliputi bidang kepabeanan sejumlah 124 penindakan dengan nilai barang Rp 270,4 miliar dan bidang cukai sejumlah 313 penindakan dengan nilai barang Rp 4,2 miliar.

    Adapun barang kena cukai ilegal yang ditindak terdiri dari 3,81 juta batang rokok dan 302,94 liter minuman mengandung etil alkohol (MMEA), dengan denda ultimum remidium sebesar Rp 1,47 miliar.

    Intensintas pengawasan diperkuat melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Barang Kena Cukai (BKC) Ilegal dan Satgas Pemberantasan Penyelundupan Bea Cukai yang berlaku efektif sejak 1 Juli 2025.

    “Satuan tugas ini telah melindungi negara dari potensi kerugian penerimaan senilai miliaran rupiah. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada pengamanan penerimaan negara, tetapi juga melindungi masyarakat dari peredaran barang ilegal dan berbahaya,” kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Letjen. TNI (Purn.) Djaka Budhi Utama, di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (16/10/2025).

    Selama periode 1 Juli 2025-13 Oktober 2025, satgas Bea Cukai di Kalimantan Barat telah menghasilkan penindakan antara lain di bidang kepabeanan, terdapat 50 penindakan dengan nilai barang mencapai Rp 198,23 miliar.

    Kemudian di bidang cukai, tedapat 137 penindakan dengan nilai barang mencapai Rp 3,6 miliar. Rincian BKC ilegal yang ditindak meliputi 2,9 juta batang rokok dan 164,28 liter MMEA.

     

     

     

  • Rokok Ilegal hingga Miras Diciduk Bea Cukai Kalbar, Nilainya Fantastis – Page 3

    Rokok Ilegal hingga Miras Diciduk Bea Cukai Kalbar, Nilainya Fantastis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bea Cukai di wilayah Kalimantan Barat telah melakukan pengawasan secara signifikan selama tahun 2025 dengan hasil penindakan di bidang kepabeanan dan cukai sebanyak 437 kali penindakan dengan total nilai barang hasil penindakan sebesar Rp 274,7 miliar.

    Rincian barang hasil penindakan sampai dengan bulan Oktober 2025, meliputi bidang kepabeanan sejumlah 124 penindakan dengan nilai barang Rp 270,4 miliar dan bidang cukai sejumlah 313 penindakan dengan nilai barang Rp 4,2 miliar.

    Adapun barang kena cukai ilegal yang ditindak terdiri dari 3,81 juta batang rokok dan 302,94 liter minuman mengandung etil alkohol (MMEA), dengan denda ultimum remidium sebesar Rp 1,47 miliar.

    Intensintas pengawasan diperkuat melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Barang Kena Cukai (BKC) Ilegal dan Satgas Pemberantasan Penyelundupan Bea Cukai yang berlaku efektif sejak 1 Juli 2025.

    “Satuan tugas ini telah melindungi negara dari potensi kerugian penerimaan senilai miliaran rupiah. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada pengamanan penerimaan negara, tetapi juga melindungi masyarakat dari peredaran barang ilegal dan berbahaya,” kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Letjen. TNI (Purn.) Djaka Budhi Utama, di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (16/10/2025).

    Selama periode 1 Juli 2025 sampai dengan 13 Oktober 2025, satgas Bea Cukai di wilayah Kalimantan Barat telah menghasilkan penindakan antara lain di bidang kepabeanan, terdapat 50 penindakan dengan nilai barang mencapai Rp 198,23 miliar.

    Kemudian di bidang cukai, tedapat 137 penindakan dengan nilai barang mencapai Rp 3,6 miliar. Rincian BKC ilegal yang ditindak meliputi 2,9 juta batang rokok dan 164,28 liter MMEA.