Polisi Ungkap Motif Ibu Tiri Aniaya Balita 4 Tahun hingga Meninggal di Bandung
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Polisi mengungkap motif yang dilakukan SM (26), ibu tiri yang melakukan kekerasan hingga menyebabkan balita empat tahun berinisial RAF meninggal dunia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat.
SM disebut terbakar cemburu terhadap suaminya yang lebih memperhatikan anak kandungnya dibanding dirinya dan anak sambungnya.
Hal ini yang memicu SM meluapkan kekesalannya kepada RAF.
“Jadi, kejadian itu terjadi karena pelaku merasa cemburu terhadap suaminya karena merasa lebih sayang ke anaknya, yaitu korban, bukan kepada anak bawaannya,” kata Kapolrestabes
Bandung
Kombes Budi Sartono saat konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Jumat (28/11/2025).
Dijelaskan, peristiwa kekerasan yang dilakukan tersangka terhadap balita 4 tahun 8 bulan itu terjadi di Wilayah Cibiru, Kota Bandung, pada Jumat, 21 November 2025, sekitar pukul 13.00 WIB.
Kekerasan terhadap korban terjadi saat suaminya tengah berada di luar rumah.
Saat itu, tersangka yang tengah memandikan korban melakukan penganiayaan dengan mendorong dada korban hingga terpental dan kepala bagian belakang korban membentur tembok kamar mandi.
Akibat tindakan tersangka, balita itu pun tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.
Setelah mendapatkan perawatan, tak lama kemudian, korban pun dinyatakan meninggal dunia.
“Pada saat diperiksa di rumah sakit, ada dugaan terjadi kekerasan fisik dan pada saat itu kami laksanakan otopsi, dan hasilnya memang betul terjadi kekerasan benda tumpul, terjadi pendarahan di batang otak, sehingga menyebabkan meninggalnya anak tersebut,” ungkap Budi.
Peristiwa ini dilaporkan ayah korban kepada pihak kepolisian.
Sederet penyelidikan pun dilakukan hingga akhirnya menetapkan SM sebagai tersangka.
Budi juga mengungkap bahwa di tubuh korban terdapat luka lebam yang merupakan hasil dari tindakan kekerasan yang dilakukan tersangka sebelum peristiwa kekerasan yang mematikan korban.
“Ini hasil pengakuan sementara, juga sebelum ini pun sudah pernah dilakukan kekerasan-kekerasan lain. Jadi, di tubuh korban ditemukan seperti memar dan lain-lain. Jadi, itu kejadian sebelum terjadinya kekerasan yang menyebabkan meninggal,” katanya.
Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman terhadap kejiwaan tersangka.
Atas perbuatannya, ibu yang baru saja memiliki anak 6 bulan ini dijerat Pasal 80 ayat 3 Jo 76C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.
“Tersangka memiliki anak baru 6 bulan dan masih menyusui, saat ini dititipkan di rumah neneknya, tetapi kami juga memberikan kesempatan kalau memang anaknya mau berkunjung,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Batang
-

Komisi VII: Kawasan Industri Batang butuh dukungan lintas sektor
Kami di sini sebenarnya belanja permasalahan yang ada. Enggak tahunya kami kaget juga, masalahnya banyak banget. Jadi, pada dasarnya permasalahan-permasalahan, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kawasan industri, ini menjadi catatan kami dari Kom
Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty mengatakan pengembangan Kawasan Batang Industrial Park (BIP) di Jawa Tengah, membutuhkan koordinasi lintas sektor dari berbagai kementerian dan lembaga.
Evita mengungkapkan BIP kini tengah dihadapkan pada sejumlah persoalan sehingga pengembangan kawasan industri ini masih belum optimal. Persoalan yang membelit BIP tidak bisa diselesaikan hanya oleh Kementerian Perindustrian, karena melibatkan banyak sektor dari kementerian, lembaga, dan Pemda.
“Kami di sini sebenarnya belanja permasalahan yang ada. Enggak tahunya kami kaget juga, masalahnya banyak banget. Jadi, pada dasarnya permasalahan-permasalahan, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kawasan industri, ini menjadi catatan kami dari Komisi VII untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada,” kata Evita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Berbagai permasalahan yang dihadapi BIP disampaikan langsung oleh Direktur Utama Batang Industrial Park Wihardi Hosen kepada Evita dan delegasi Komisi VII yang berkunjung ke BIP di Batang, Jawa Tengah.
Bila dirinci, permasalahan yang dihadapi BIP diantaranya soal kebijakan pemerintah yang kerap berubah-ubah, akses infrastruktur jalan yang tidak memadai, lahan kawasan yang berhimpitan dengan lahan sawah dilindungi (LSD), sampai masalah akses air bersih.
Semua ini, kata Evita, merupakan masalah yang ada di lingkaran eksekutif. Koordinasi yang lemah antar kementerian/lembaga jadi sorotan dalam pengembangan BIP.
“Jadi, awal tahun nanti, Komisi VII dalam pembahasan Panja Daya Saing Industri, akan mengundang kementerian dan lintas lembaga terkait untuk duduk bersama mencari solusi permasalahan-permasalahan yang ada. Kalau kita lihat tadi yang disampaikan, permasalahan yang ada sebenarnya enggak ribet-ribet amat, tapi memang terlihat tidak ada koordinasi lintas kementerian, juga dari pemerintah pusat dan daerah,” tuturnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Dianggap Merusak Lingkungan, Walhi Sumut Desak Pemerintah Periksa Izin 7 Korporasi Ini
Surabaya (beritajatim.com) — Bencana banjir bandang dan longsor kembali melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Sedikitnya tujuh kabupaten terdampak, dengan kondisi terparah terjadi di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Puluhan ribu warga harus mengungsi, sementara ribuan rumah dan lahan pertanian rusak berat akibat hantaman air dan material longsor.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara menilai rangkaian bencana tersebut tidak semata-mata disebabkan curah hujan ekstrem. Mereka menyoroti dugaan kerusakan ekosistem di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, yang menurut mereka mengalami degradasi serius.
“Ini bukan hanya sekedar perubahan iklim dan intensitas hujan tinggi. Tetapi faktor pendukung besarnya yaitu illegal logging yang cukup masif. Berkurangnya fungsi hidrologis di areal tangkapan air di sekitar DAS Batang Toru, kehadiran korporasi-korporasi asing yang berdiri megah disekitar lanskap batang toru,” tulis WALHI Sumut melalui unggahan di media sosial.
Dalam pernyataannya, WALHI Sumut mendesak pemerintah untuk segera mengaudit izin lingkungan sejumlah perusahaan yang beroperasi di sekitar Batang Toru. Adapun tujuh korporasi yang disebut dalam unggahan mereka, antara lain:
– Tambang emas PT Agincourt Resources (Martabe) – Tapanuli Selatan
– PLTA North Sumatera Hydro Energy – Tapanuli Selatan
– PLTMH Pahae Julu – Tapanuli Utara
– Geothermal PT SOL – Tapanuli Utara
– PKR PT Toba Pulp Lestari – Tapanuli Utara
– Perkebunan Sawit PT Sago Nauli – Tapanuli Tengah
– Perkebunan Sawit PTPN I Batang Toru – Tapanuli Selatan
WALHI menegaskan bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh atas izin-izin korporasi tersebut untuk memastikan kesesuaian dengan regulasi lingkungan.
“Pemerintah harus segera memeriksa seluruh izin korporasi-korporasi perusak lingkungan yang berdiri di harangan Tapanuli !!,” tegas Walhi Sumut.
Bencana ekstrem yang melanda wilayah Sumatra ini meninggalkan duka bagi masyarakat. Sejumlah warga dilaporkan hilang, dan sebagian lainnya meninggal dunia akibat terjangan banjir bandang dan longsor. Di media sosial, warganet ramai menggaungkan tagar #PrayForSumatra dan #SumatraBerduka sebagai bentuk solidaritas. (fyi/suf)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3483235/original/086779600_1623752847-WhatsApp_Image_2021-06-15_at_17.14.45.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KEK Industropolis Batang Bidik Tambahan Investasi Rp 75,8 Triliun Dalam 5 Tahun
Kemudian, industri manufaktur padat karya, PT WKI berinvestasi senilai Rp120 miliar di atas lahan seluas 16.440 m² dengan rencana pembangunan yang akan dimulai pada bulan April 2026, dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada Juni 2027. Masuknya perusahaan ini dinilai sangat strategis karena bergerak di sektor industri pengganti impor dan diperkirakan menyerap hingga 1.000 tenaga kerja.
Sebagai informasi, PT WKI merupakan produsen global terkemuka di bidang Sol Luar (Outsole) dan Sol Tengah (Midsole) Sepatu. Perusahaan ini dikenal sebagai mitra manufaktur bagi merek-merek alas kaki ternama dunia, termasuk NIKE, adidas, PUMA, crocs, new balance, dan asics. Saat ini, PT WKI berkantor pusat di Tiongkok dan aktif melakukan ekspansi di Myanmar, Thailand, dan Tangerang, Indonesia.
PT Novatex Industry Indonesia, perusahaan tekstil dengan fokus pada benang ramah lingkungan (eco-yarn), menanamkan investasi sebesar Rp102 miliar di lahan seluas 2,4 hektar. Pabrik ini ditargetkan beroperasi pada 2025-2026 dengan kapasitas produksi 4.000 ton per tahun dan orientasi ekspor hingga 95% dari total hasil produksi.
Sementara PT Woodpark Mebel Perkasa, anak perusahaan Mitragreen Industry Pte Ltd (Singapura), akan membangun pabrik furnitur berinvestasi Rp225 miliar dengan target operasi April 2027. Produk furnitur perusahaan ini telah menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara serta melayani brand global seperti B&B Italia, ARHAUS, dan Restoration Hardware.
“Pemilihan KEK Industropolis Batang sebagai lokasi ekspansi kami didasarkan pada pertimbangan strategis seperti kedekatan dengan bandara dan pelabuhan, adanya akses tol langsung, dukungan infrastruktur yang kuat, serta insentif fiskal dan tax holiday, yang menjadikannya pilihan berkelanjutan untuk investasi jangka panjang” ujar President Director PT Woodpark Mebel Indonesia.
-

Awal Mula Dokter Temukan 120 Benda di Perut Pasien, Ada Pisau-Paku
Jakarta –
Dokter di China mengejutkan dengan temuan 120 benda asing di dalam tubuh seorang pasien pria berusia 39 tahun. Benda-benda yang ada di dalamnya berupa kunci, batang besi, hingga pisau.
Kejadian ini berawal ketika sang pasien datang ke Tangshan Gongren Hospital mengalami keluhan sakit perut dan buang air besar berwarna hitam selama seminggu.
“Saat masuk rumah sakit, tanda vital pasien stabil dan hasil tes darah umumnya normal, kecuali sedikit peningkatan jumlah sel darah putih. Foto polos abdomen menunjukkan banyak benda asing opak di dalam lambung pasien,” tulis dokter dikutip dari detikcom dari jurnal Annals of Medicine and Surgery, Jumat (28/11/2025).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap pasien selama 8 tahun mengidap masalah gangguan mental skizofrenia. Kondisinya sempat membaik, tapi karena ia berhenti menjalani pengobatan 5 tahun terakhir, ia mulai memiliki kebiasaan menelan benda-benda tidak wajar.
Satu tahun lalu, orang tua pasien sempat menemukan adanya sekrup di dalam tinjanya. Keluarga hanya memberikan minyak wijen untuk diminum, demi mengatasi kondisi tersebut.
“Karena setelah itu tidak ada lagi benda asing yang keluar, mereka tidak mencari perawatan medis lebih lanjut. Selama setahun terakhir, ternyata pasien kembali menelan benda-benda logam tanpa sepengetahuan orang tuanya,” sambung dokter.
Dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengeluaran benda-benda itu. Namun, sebelumnya pasien juga mendapatkan perawatan psikiatri selama 2 minggu sebelum operasi, agar kebiasaannya itu tidak muncul lagi.
Sembari menjalani perawatan psikiatri, dokter terus melakukan pemantauan tanda vital secara ketat. Setelah gejala psikisnya membaik, dokter melakukan prosedur laparotomi untuk mengangkat benda-benda tersebut.
“Prosedur pembedahan menunjukkan adanya dilatasi lambung, namun tidak ditemukan tumor atau perlengketan. Secara total, lebih dari 120 benda asing, termasuk kunci, paku, batang besi, jarum, pemotong kuku, pisau kecil, dan sendok kuping, berhasil dikeluarkan dari lambung pasien,” tulis dokter.
Temuan benda asing dalam perut pasien. Foto: Annals of Medicine and Surgery
Pasien dirawat selama 6 hari di rumah sakit pasca operasi, lalu dipulangkan. Ia juga dirujuk ke departemen psikiatri untuk evaluasi lebih lanjut.
Seminggu setelah operasi, pasien melaporkan kondisi yang lebih baik, tidak mengalami nyeri perut atau keluhan lainnya.
“CT-scan ulang menunjukkan tidak ada lagi benda asing di dalam perut. Pasien dianjurkan untuk melanjutkan obat antipsikotiknya dan rutin kontrol ke dokter kejiwaan untuk evaluasi lanjutan,” tandas dokter.
Halaman 2 dari 2
(avk/kna)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426364/original/002701700_1764303061-kondisi_sungai_batang_toru.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Viral Kayu Glondongan saat Banjir Bandang di Sungai Batang Toru: Runtuhnya Benteng Kehidupan
Hendra menceritakan, harmoni mulai pecah ketika jalan perusahaan dibuka. Hutan ditebang, bukit digunduli, dan lahan-lahan ulayat beralih fungsi menjadi Hak Guna Usaha (HGU). Pembukaan hutan dalam skala luas ini menyebabkan tanah kehilangan kemampuan menyerap air, membuat aliran permukaan (run-off) meningkat drastis.
“Mesin berat menggantikan tenaga manusia; suara burung berganti dengan deru ekskavator,” tambahnya.
Kondisi in mencerminkan kegagalan negara dalam menjamin ruang hidup masyarakat. Kebijakan tata ruang yang tidak berpihak pada rakyat kecil, lemahnya pengawasan, serta izin yang diterbitkan tanpa mempertimbangkan daya dukung lingkungan telah menghasilkan konsekuensi yang kini harus ditanggung masyarakat berupa banjir dan longsor setiap musim hujan tiba.
“Kerusakan ekosistem Batang Toru bukan hanya kerusakan ekologis, tetapi kerusakan sosial. Kemandirian ekonomi terganggu karena masyarakat berubah dari pemilik lahan menjadi buruh di tanah sendiri,” tegas Hendra.
/data/photo/2025/11/28/6929482b3afca.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



