kab/kota: Batang

  • Polisi Ungkap Motif Ibu Tiri Aniaya Balita 4 Tahun hingga Meninggal di Bandung
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        29 November 2025

    Polisi Ungkap Motif Ibu Tiri Aniaya Balita 4 Tahun hingga Meninggal di Bandung Bandung 29 November 2025

    Polisi Ungkap Motif Ibu Tiri Aniaya Balita 4 Tahun hingga Meninggal di Bandung
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Polisi mengungkap motif yang dilakukan SM (26), ibu tiri yang melakukan kekerasan hingga menyebabkan balita empat tahun berinisial RAF meninggal dunia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat.
    SM disebut terbakar cemburu terhadap suaminya yang lebih memperhatikan anak kandungnya dibanding dirinya dan anak sambungnya.
    Hal ini yang memicu SM meluapkan kekesalannya kepada RAF.
    “Jadi, kejadian itu terjadi karena pelaku merasa cemburu terhadap suaminya karena merasa lebih sayang ke anaknya, yaitu korban, bukan kepada anak bawaannya,” kata Kapolrestabes
    Bandung
    Kombes Budi Sartono saat konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Jumat (28/11/2025).
    Dijelaskan, peristiwa kekerasan yang dilakukan tersangka terhadap balita 4 tahun 8 bulan itu terjadi di Wilayah Cibiru, Kota Bandung, pada Jumat, 21 November 2025, sekitar pukul 13.00 WIB.
    Kekerasan terhadap korban terjadi saat suaminya tengah berada di luar rumah.
    Saat itu, tersangka yang tengah memandikan korban melakukan penganiayaan dengan mendorong dada korban hingga terpental dan kepala bagian belakang korban membentur tembok kamar mandi.
    Akibat tindakan tersangka, balita itu pun tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.
    Setelah mendapatkan perawatan, tak lama kemudian, korban pun dinyatakan meninggal dunia.
    “Pada saat diperiksa di rumah sakit, ada dugaan terjadi kekerasan fisik dan pada saat itu kami laksanakan otopsi, dan hasilnya memang betul terjadi kekerasan benda tumpul, terjadi pendarahan di batang otak, sehingga menyebabkan meninggalnya anak tersebut,” ungkap Budi.
    Peristiwa ini dilaporkan ayah korban kepada pihak kepolisian.
    Sederet penyelidikan pun dilakukan hingga akhirnya menetapkan SM sebagai tersangka.
    Budi juga mengungkap bahwa di tubuh korban terdapat luka lebam yang merupakan hasil dari tindakan kekerasan yang dilakukan tersangka sebelum peristiwa kekerasan yang mematikan korban.
    “Ini hasil pengakuan sementara, juga sebelum ini pun sudah pernah dilakukan kekerasan-kekerasan lain. Jadi, di tubuh korban ditemukan seperti memar dan lain-lain. Jadi, itu kejadian sebelum terjadinya kekerasan yang menyebabkan meninggal,” katanya.
    Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman terhadap kejiwaan tersangka.
    Atas perbuatannya, ibu yang baru saja memiliki anak 6 bulan ini dijerat Pasal 80 ayat 3 Jo 76C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.
    “Tersangka memiliki anak baru 6 bulan dan masih menyusui, saat ini dititipkan di rumah neneknya, tetapi kami juga memberikan kesempatan kalau memang anaknya mau berkunjung,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Bencana Sumatra 174 Meninggal, Sebagian Jalur Darat Lumpuh

    Korban Bencana Sumatra 174 Meninggal, Sebagian Jalur Darat Lumpuh

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengungkapkan ada 174 jiwa meninggal dunia, 79 hilang dan 12 luka-luka akibat banjir dan longsor di Sumatra Utara, Aceh dan Sumatra Barat. 

    Dia menyebut, bencana yang terjadi di Sumatra Utara terdapat 216 korban meninggal dunia dan 42, orang hilang.

    Korban tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Tapanuli Utara sebanyak 11 orang, Tapanuli Tengah 51 orang, Tapanuli Selatan 32 orang, Kota Sibolga 17 orang, Humbang Hasundutan 6 orang, Kota Padang Sidempuan 1 orang, serta Pakpak Barat 2 orang. Mandailing Natal tidak melaporkan korban jiwa.

    “Per hari ini kami mendata korban meninggal dunia 116 dan 42 masih dalam pencarian. Tentu saja data ini akan berkembang terus masih ada titik-titik yang belum ditembus. Yang diindikasikan di lokasi longsor itu mungkin juga ada korban jiwa,” ungkap Suharyanto, dikutip Sabtu (29/11/2025).

    Suharyanto mengatakan, bencana ini mengakibatkan gangguan infrastruktur secara massal. Misalnya di Tapanuli Selatan, jalur nasional Sidempuan–Sibolga terputus di satu titik, sementara jalur Sipirok–Medan terputus di dua titik.

    Di Mandailing Natal, beberapa ruas jalan seperti Singkuang–Tabuyung dan Bulu Soma–Sopotinjak terputus akibat banjir dan longsor. Dia menyampaikan alat berat telah dikerahkan untuk pembukaan akses

    Tak hanya itu, sistem jaringan komunikasi turut terdampak yang mengakibatkan keterlambatan pendataan, distribusi hingga perkembangan informasi lainnya. Sebagai solusi, pihaknya menyediakan Starlink yang didistribusikan ke pemerintah daerah, lokasi pengungsian dan posko penanganan darurat.

    Sejumlah titik pengungsian masih dalam proses pendataan di sebagian besar wilayah, kecuali Humbang Hasundutan yang tercatat memiliki 1 titik. Di Mandailing Natal terdapat 8 titik pengungsian dengan jumlah terdampak terbesar berada di Kecamatan Siabu, Muara Batang Gadis, dan Batahan.

    Penyaluran logistik telah dilakukan terutama di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, termasuk bantuan beras, makanan siap saji, tenda, terpal, serta family kit. Pemerintah pusat juga mengerahkan personel BNPB, TNI/Polri, serta dukungan lintas kementerian/lembaga.

    Lebih lanjut, bantuan Presiden berupa alat komunikasi, genset, LCR, kompresor, tenda, dan kebutuhan konsumsi telah disalurkan. Dukungan alutsista meliputi pesawat Caravan, helikopter Airbus EC 155 untuk distribusi logistik-peralatan dan alat berat untuk mempercepat pembukaan akses desa terdampak.

    *Korban Meninggal Dunia di Aceh 35 Orang*

    Di Aceh BNPB mencatat 35 korban meninggal, 25 orang hilang, dan 8 luka-luka. Korban terbanyak berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. Hingga saat ini, pendataan masih berlangsung di sejumlah wilayah seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.

    “Ini akan berkembang terus datanya. Dan sementara yang terdata ada 35 jiwa yang meninggal dunia,” kata Suharyanto.

    Suharyanto mengatakan bahwa lokasi pengungsian tersebar di 20 kabupaten/kota termasuk 96 titik di Kota Lhokseumawe. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah dan pusat untuk percepatan distribusi logistik dan layanan dasar.

    “Per sore ini yang mengungsi ada 4.846 KK,” ungkap Suharyanto.

    Sama seperti Sumatra, jalur akses transportasi juga terdampak di Jalur nasional perbatasan Sumut–Aceh terputus akibat longsor. 

    Kemudian kerusakan jembatan di Meureud sehingga terhentinya konektivitas Banda Aceh–Lhokseumawe–Aceh Timur–Langsa–Aceh Tamiang. Sejumlah kabupaten seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah hingga saat ini tidak dapat diakses melalui jalur darat karena kerusakan total pada jalan nasional maupun jembatan. 

    Alhasil, transportasi jalur udara menjadi alternatif utama melalui Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele Bener Meriah.

    Suharyanto menuturkan, BNPB juga memasang Starlink guna mendukung komunikasi antar petugas. Perangkat dipasang 

    Di Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Nantinya pemasangan Starlink dilakukan di beberapa titik lainnya.

    Lalu, penyaluran logistik dilakukan antara lain di Kota Lhokseumawe berupa beras, mie instan, minyak goreng, telur, gula, diaper, dan obat-obatan. Pemerintah pusat mengerahkan 26 personel BNPB serta mengirimkan bantuan Presiden melalui tiga pesawat Hercules yang membawa logistik berupa beras, gula, minyak, mie instan, perangkat komunikasi, tenda, genset, LCR, dan kompresor.

    *Sumatra Barat, 23 Meninggal Dunia*

    Selanjutnya di Sumatra Barat, tercatat 23 korban meninggal, 12 orang hilang, dan 4 luka-luka yang tersebar di beberapa wilayah seperti Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, serta Pasaman Barat.

    Suharyanto mebeberkan sejumlah wilayah melaporkan titik pengungsian, di antaranya 50 titik di Pesisir Selatan, 3 titik di Kota Padang, dan beberapa titik lain di Kabupaten Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Jumlah total sementara pengungsi ada 3.900 KK.

    “Di Sumatra Barat itu 23 meninggal dunia, 12 hilang dan 4 luka-luka,” ungkap Suharyanto.

    Terdapat 3.900 KK yang terdata mengungsi, di mana lokasi yang mengalami dampak terbesar di Padang Pariaman, Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kota Padang.

    Di Sumatra Barat, akses jalan yang terdampak diantaranya di lima jembatan rusak di Padang Pariaman. Longsor terjadi pada jalur nasional Bukittinggi–Padang di wilayah Padang Panjang serta jalur provinsi di Kabupaten Agam. 

    Adapun Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak akibat terputusnya jalan di Kecamatan Ampek Koto. BNPB terus melakukan koordinasi dengan polisi/TNI dan stakeholder terkait untuk menyelesaikan bencana alam ini.

  • Komisi VII: Kawasan Industri Batang butuh dukungan lintas sektor

    Komisi VII: Kawasan Industri Batang butuh dukungan lintas sektor

    Kami di sini sebenarnya belanja permasalahan yang ada. Enggak tahunya kami kaget juga, masalahnya banyak banget. Jadi, pada dasarnya permasalahan-permasalahan, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kawasan industri, ini menjadi catatan kami dari Kom

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty mengatakan pengembangan Kawasan Batang Industrial Park (BIP) di Jawa Tengah, membutuhkan koordinasi lintas sektor dari berbagai kementerian dan lembaga.

    Evita mengungkapkan BIP kini tengah dihadapkan pada sejumlah persoalan sehingga pengembangan kawasan industri ini masih belum optimal. Persoalan yang membelit BIP tidak bisa diselesaikan hanya oleh Kementerian Perindustrian, karena melibatkan banyak sektor dari kementerian, lembaga, dan Pemda.

    “Kami di sini sebenarnya belanja permasalahan yang ada. Enggak tahunya kami kaget juga, masalahnya banyak banget. Jadi, pada dasarnya permasalahan-permasalahan, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kawasan industri, ini menjadi catatan kami dari Komisi VII untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada,” kata Evita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Berbagai permasalahan yang dihadapi BIP disampaikan langsung oleh Direktur Utama Batang Industrial Park Wihardi Hosen kepada Evita dan delegasi Komisi VII yang berkunjung ke BIP di Batang, Jawa Tengah.

    Bila dirinci, permasalahan yang dihadapi BIP diantaranya soal kebijakan pemerintah yang kerap berubah-ubah, akses infrastruktur jalan yang tidak memadai, lahan kawasan yang berhimpitan dengan lahan sawah dilindungi (LSD), sampai masalah akses air bersih.

    Semua ini, kata Evita, merupakan masalah yang ada di lingkaran eksekutif. Koordinasi yang lemah antar kementerian/lembaga jadi sorotan dalam pengembangan BIP.

    “Jadi, awal tahun nanti, Komisi VII dalam pembahasan Panja Daya Saing Industri, akan mengundang kementerian dan lintas lembaga terkait untuk duduk bersama mencari solusi permasalahan-permasalahan yang ada. Kalau kita lihat tadi yang disampaikan, permasalahan yang ada sebenarnya enggak ribet-ribet amat, tapi memang terlihat tidak ada koordinasi lintas kementerian, juga dari pemerintah pusat dan daerah,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Bondowoso, 2 Mobil Warga Tertimpa

    Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Bondowoso, 2 Mobil Warga Tertimpa

    Bondowoso (beritajatim.com) — Angin kencang yang melanda wilayah Kelurahan Kademangan, Kabupaten Bondowoso, Jumat (28/11/2025) siang, menyebabkan satu pohon kersen tumbang dan menimpa kabel PLN, kabel Telkom, serta dua mobil warga.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 14.51 WIB dan tidak menimbulkan korban jiwa.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, menjelaskan bahwa laporan pertama diterima melalui pesan berantai WhatsApp. Tim Pusdalops dan TRC langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan asesmen dan penanganan cepat.

    “Kami langsung menurunkan personel untuk memastikan tidak ada bahaya lanjutan. Evakuasi pohon tumbang dilakukan menggunakan chainsaw dan seluruh tahapan berjalan lancar,” kata Kristianto.

    Menurutnya, lokasi kejadian berada di RT 25 RW 01, Kelurahan Kademangan. Selain menimpa jaringan PLN dan Telkom, batang pohon juga mengenai dua kendaraan yang sedang terparkir. BPBD berkoordinasi dengan warga untuk memastikan area aman sebelum proses pemotongan batang dilakukan.

    “Syukurlah tidak ada korban luka. Situasi di lapangan cepat terkendali karena warga juga sigap membantu proses evakuasi,” ujarnya.

    Personel yang diterjunkan antara lain Ulum (Danru), Zhikr (Agen Bencana Jatim), Gracia Sangra (TRC), Subhan dan Dodik (Pusdalops), serta Sofyan dan Bima dari TRC. Seluruh proses evakuasi dinyatakan selesai pada sore hari.

    Hingga laporan disusun, kondisi cuaca di Kademangan terpantau cerah. Aktivitas masyarakat kembali normal, sementara BPBD telah melaporkan penanganan kejadian ini kepada pimpinan untuk tindak lanjut yang diperlukan.

    Kristianto mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Bondowoso.

    “Pantau informasi resmi dan segera laporkan jika ada situasi berbahaya. Respons cepat itu penting untuk mencegah risiko lebih besar,” tutupnya. (awi/ted)

  • Dianggap Merusak Lingkungan, Walhi Sumut Desak Pemerintah Periksa Izin 7 Korporasi Ini

    Dianggap Merusak Lingkungan, Walhi Sumut Desak Pemerintah Periksa Izin 7 Korporasi Ini

    Surabaya (beritajatim.com) — Bencana banjir bandang dan longsor kembali melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Sedikitnya tujuh kabupaten terdampak, dengan kondisi terparah terjadi di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Puluhan ribu warga harus mengungsi, sementara ribuan rumah dan lahan pertanian rusak berat akibat hantaman air dan material longsor.

    Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara menilai rangkaian bencana tersebut tidak semata-mata disebabkan curah hujan ekstrem. Mereka menyoroti dugaan kerusakan ekosistem di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, yang menurut mereka mengalami degradasi serius.

    “Ini bukan hanya sekedar perubahan iklim dan intensitas hujan tinggi. Tetapi faktor pendukung besarnya yaitu illegal logging yang cukup masif. Berkurangnya fungsi hidrologis di areal tangkapan air di sekitar DAS Batang Toru, kehadiran korporasi-korporasi asing yang berdiri megah disekitar lanskap batang toru,” tulis WALHI Sumut melalui unggahan di media sosial.

    Dalam pernyataannya, WALHI Sumut mendesak pemerintah untuk segera mengaudit izin lingkungan sejumlah perusahaan yang beroperasi di sekitar Batang Toru. Adapun tujuh korporasi yang disebut dalam unggahan mereka, antara lain:

    – Tambang emas PT Agincourt Resources (Martabe) – Tapanuli Selatan

    – PLTA North Sumatera Hydro Energy – Tapanuli Selatan

    – PLTMH Pahae Julu – Tapanuli Utara

    – Geothermal PT SOL – Tapanuli Utara

    – PKR PT Toba Pulp Lestari – Tapanuli Utara

    – Perkebunan Sawit PT Sago Nauli – Tapanuli Tengah

    – Perkebunan Sawit PTPN I Batang Toru – Tapanuli Selatan

    WALHI menegaskan bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh atas izin-izin korporasi tersebut untuk memastikan kesesuaian dengan regulasi lingkungan.

    “Pemerintah harus segera memeriksa seluruh izin korporasi-korporasi perusak lingkungan yang berdiri di harangan Tapanuli !!,” tegas Walhi Sumut.

    Bencana ekstrem yang melanda wilayah Sumatra ini meninggalkan duka bagi masyarakat. Sejumlah warga dilaporkan hilang, dan sebagian lainnya meninggal dunia akibat terjangan banjir bandang dan longsor. Di media sosial, warganet ramai menggaungkan tagar #PrayForSumatra dan #SumatraBerduka sebagai bentuk solidaritas. (fyi/suf)

  • KEK Industropolis Batang Bidik Tambahan Investasi Rp 75,8 Triliun Dalam 5 Tahun

    KEK Industropolis Batang Bidik Tambahan Investasi Rp 75,8 Triliun Dalam 5 Tahun

    Kemudian, industri manufaktur padat karya, PT WKI berinvestasi senilai Rp120 miliar di atas lahan seluas 16.440 m² dengan rencana pembangunan yang akan dimulai pada bulan April 2026, dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada Juni 2027. Masuknya perusahaan ini dinilai sangat strategis karena bergerak di sektor industri pengganti impor dan diperkirakan menyerap hingga 1.000 tenaga kerja.

    Sebagai informasi, PT WKI merupakan produsen global terkemuka di bidang Sol Luar (Outsole) dan Sol Tengah (Midsole) Sepatu. Perusahaan ini dikenal sebagai mitra manufaktur bagi merek-merek alas kaki ternama dunia, termasuk NIKE, adidas, PUMA, crocs, new balance, dan asics. Saat ini, PT WKI berkantor pusat di Tiongkok dan aktif melakukan ekspansi di Myanmar, Thailand, dan Tangerang, Indonesia.

    PT Novatex Industry Indonesia, perusahaan tekstil dengan fokus pada benang ramah lingkungan (eco-yarn), menanamkan investasi sebesar Rp102 miliar di lahan seluas 2,4 hektar. Pabrik ini ditargetkan beroperasi pada 2025-2026 dengan kapasitas produksi 4.000 ton per tahun dan orientasi ekspor hingga 95% dari total hasil produksi.

    Sementara PT Woodpark Mebel Perkasa, anak perusahaan Mitragreen Industry Pte Ltd (Singapura), akan membangun pabrik furnitur berinvestasi Rp225 miliar dengan target operasi April 2027. Produk furnitur perusahaan ini telah menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara serta melayani brand global seperti B&B Italia, ARHAUS, dan Restoration Hardware.

    “Pemilihan KEK Industropolis Batang sebagai lokasi ekspansi kami didasarkan pada pertimbangan strategis seperti kedekatan dengan bandara dan pelabuhan, adanya akses tol langsung, dukungan infrastruktur yang kuat, serta insentif fiskal dan tax holiday, yang menjadikannya pilihan berkelanjutan untuk investasi jangka panjang” ujar President Director PT Woodpark Mebel Indonesia.

     

  • Tujuh Korban Banjir Bandang di Padang Panjang Ditemukan Meninggal

    Tujuh Korban Banjir Bandang di Padang Panjang Ditemukan Meninggal

    PADANG PANJANG – Tujuh korban banjir bandang di Jembatan Kembar Batas Kota Silaiang Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di aliran Sungai Batang Anai.

    Lokasi penemuan ketujuh korban bencana banjir bandang itu tepatnya di Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.

    Dilansir ANTARA, Kamis, 27 November, Kepala Puskesmas Kayu Tanam, Yurika, membenarkan para korban ditangani awal oleh tim medis puskesmas.

    Identitas para korban diketahui setelah dilakukan identifikasi oleh Innafis Sat Reskrim Polres Padang Pariaman.

    Sekitar pukul 18.20 WIB ketujuh korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk identifikasi lebih lanjut.

    Adapun tujuan korban adalah Nilmawati (59), Riki Saputra (38), Junimar (52), Agung Purnomo (30), Silvi Marta Putri (20), Roby Handaryo (42), dan Fariz (6).

    Diduga masih ada korban lainnya yang belum ditemukan akibat musibah banjir bandang tersebut.

    Tim gabungan selain melakukan pencarian di lokasi perkampungan di kawasan Jembatan Kembar Silaing Barat, juga melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Batang Anai.

    Namun upaya penyisiran dilakukan dengan kewaspadaan tinggi karena debit air Sungai Batang Anai masih tinggi dan mengantisipasi bencana banjir bandang susulan karena hujan masih mengguyur kawasan itu.

  • Awal Mula Dokter Temukan 120 Benda di Perut Pasien, Ada Pisau-Paku

    Awal Mula Dokter Temukan 120 Benda di Perut Pasien, Ada Pisau-Paku

    Jakarta

    Dokter di China mengejutkan dengan temuan 120 benda asing di dalam tubuh seorang pasien pria berusia 39 tahun. Benda-benda yang ada di dalamnya berupa kunci, batang besi, hingga pisau.

    Kejadian ini berawal ketika sang pasien datang ke Tangshan Gongren Hospital mengalami keluhan sakit perut dan buang air besar berwarna hitam selama seminggu.

    “Saat masuk rumah sakit, tanda vital pasien stabil dan hasil tes darah umumnya normal, kecuali sedikit peningkatan jumlah sel darah putih. Foto polos abdomen menunjukkan banyak benda asing opak di dalam lambung pasien,” tulis dokter dikutip dari detikcom dari jurnal Annals of Medicine and Surgery, Jumat (28/11/2025).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap pasien selama 8 tahun mengidap masalah gangguan mental skizofrenia. Kondisinya sempat membaik, tapi karena ia berhenti menjalani pengobatan 5 tahun terakhir, ia mulai memiliki kebiasaan menelan benda-benda tidak wajar.

    Satu tahun lalu, orang tua pasien sempat menemukan adanya sekrup di dalam tinjanya. Keluarga hanya memberikan minyak wijen untuk diminum, demi mengatasi kondisi tersebut.

    “Karena setelah itu tidak ada lagi benda asing yang keluar, mereka tidak mencari perawatan medis lebih lanjut. Selama setahun terakhir, ternyata pasien kembali menelan benda-benda logam tanpa sepengetahuan orang tuanya,” sambung dokter.

    Dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengeluaran benda-benda itu. Namun, sebelumnya pasien juga mendapatkan perawatan psikiatri selama 2 minggu sebelum operasi, agar kebiasaannya itu tidak muncul lagi.

    Sembari menjalani perawatan psikiatri, dokter terus melakukan pemantauan tanda vital secara ketat. Setelah gejala psikisnya membaik, dokter melakukan prosedur laparotomi untuk mengangkat benda-benda tersebut.

    “Prosedur pembedahan menunjukkan adanya dilatasi lambung, namun tidak ditemukan tumor atau perlengketan. Secara total, lebih dari 120 benda asing, termasuk kunci, paku, batang besi, jarum, pemotong kuku, pisau kecil, dan sendok kuping, berhasil dikeluarkan dari lambung pasien,” tulis dokter.

    Temuan benda asing dalam perut pasien. Foto: Annals of Medicine and Surgery

    Pasien dirawat selama 6 hari di rumah sakit pasca operasi, lalu dipulangkan. Ia juga dirujuk ke departemen psikiatri untuk evaluasi lebih lanjut.

    Seminggu setelah operasi, pasien melaporkan kondisi yang lebih baik, tidak mengalami nyeri perut atau keluhan lainnya.

    “CT-scan ulang menunjukkan tidak ada lagi benda asing di dalam perut. Pasien dianjurkan untuk melanjutkan obat antipsikotiknya dan rutin kontrol ke dokter kejiwaan untuk evaluasi lanjutan,” tandas dokter.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Viral Kayu Glondongan saat Banjir Bandang di Sungai Batang Toru: Runtuhnya Benteng Kehidupan

    Viral Kayu Glondongan saat Banjir Bandang di Sungai Batang Toru: Runtuhnya Benteng Kehidupan

    Hendra menceritakan, harmoni mulai pecah ketika jalan perusahaan dibuka. Hutan ditebang, bukit digunduli, dan lahan-lahan ulayat beralih fungsi menjadi Hak Guna Usaha (HGU). Pembukaan hutan dalam skala luas ini menyebabkan tanah kehilangan kemampuan menyerap air, membuat aliran permukaan (run-off) meningkat drastis.

    “Mesin berat menggantikan tenaga manusia; suara burung berganti dengan deru ekskavator,” tambahnya.

    Kondisi in mencerminkan kegagalan negara dalam menjamin ruang hidup masyarakat. Kebijakan tata ruang yang tidak berpihak pada rakyat kecil, lemahnya pengawasan, serta izin yang diterbitkan tanpa mempertimbangkan daya dukung lingkungan telah menghasilkan konsekuensi yang kini harus ditanggung masyarakat berupa banjir dan longsor setiap musim hujan tiba.

    “Kerusakan ekosistem Batang Toru bukan hanya kerusakan ekologis, tetapi kerusakan sosial. Kemandirian ekonomi terganggu karena masyarakat berubah dari pemilik lahan menjadi buruh di tanah sendiri,” tegas Hendra.

     

  • Pemerintah Kerahkan Banyak Alat Berat Tangani Bajir & Longsor di Aceh-Sumbar

    Pemerintah Kerahkan Banyak Alat Berat Tangani Bajir & Longsor di Aceh-Sumbar

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah melakukan berbagai upaya penanganan bencana longsor dan banjir di Aceh dan Sumatra Barat (Sumbar). Sejumlah alat berat turut dikerahkan untuk mempercepat proses penanganan bencana.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan dirinya telah menginstruksikan seluruh unit teknis Kementerian untuk turun langsung ke lapangan dan memastikan penanganan darurat berlangsung secepat mungkin. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo.

    “Kementerian PU telah menginstruksikan seluruh Balai yang ada di Sumatera Barat untuk bergerak cepat dan hadir di lokasi. Fokus kita adalah membuka kembali akses utama, memastikan fungsi infrastruktur air baku dan drainase, serta memberikan dukungan fasilitas dasar bagi masyarakat. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” kata Dody dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).

    Ia menegaskan pemerintah akan terus hadir hingga seluruh infrastruktur yang terdampak pulih kembali. Setelah tahap tanggap darurat, proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan dipersiapkan sesuai kebutuhan teknis di lapangan.

    “Kementerian PU memastikan seluruh infrastruktur yang rusak akan mendapatkan penanganan sesuai dengan kebutuhan teknis. Pemerintah hadir sepenuhnya untuk memastikan masyarakat dapat segera kembali beraktivitas dengan aman,” tegas Dody.

    Penanganan Bencana di Aceh

    Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Aceh, Kementerian PU telah menurunkan cukup banyak alat berat untuk membuka dan memulihkan akses masyarakat di sejumlah titik bencana.

    Dalam hal ini sebanyak 31 unit alat berat telah dimobilisasi BPJN Aceh, Kementerian PU di lapangan melalui tiga wilayah kerja, yakni Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) I meliputi Loader 2 unit, Excavator 4 unit, Trado 1 unit, dan Dump truck 10 unit.

    Selanjutnya PJN II berupa Loader 3 unit dan Backhoe loader 1 unit serta PJN III meliputi Loader 3 unit, Dump truck 3 unit, Excavator 1 unit, Grader 1 unit, Crane 1 unit, dan mobil Pick up 1 unit.

    Berdasarkan koordinasi terbaru dengan BPBD di beberapa kabupaten, Kementerian PU menerima usulan dukungan peralatan untuk titik-titik penanganan prioritas seperti 1 unit alat berat tambahan akan dikerahkan hari ini Jumat (28/11) untuk pembersihan lumpur dan sampah banjir di Aceh Tenggara.

    Dua unit alat berat juga sudah berada di lokasi bencana Kabupaten Pidie Jaya yang dimobilisasi oleh BWS Sumatera I. Pemda melalui BPBD akan menyampaikan titik lanjutan yang perlu ditangani oleh BBWS.

    Kemudian, menindaklanjuti permintaan Kepala Dinas PU Aceh Barat, Kementerian PU akan mengerahkan 1 unit alat berat tambahan dari mitra kerja terdekat untuk mendukung percepatan penanganan banjir di Aceh Barat.

    Alat-alat berat ini diketahui sudah berada di sejumlah lokasi terdampak bencana dan tengah melakukan penanganan dengan fokus pembersihan material longsoran, normalisasi saluran drainase, penanganan titik rawan, dan memastikan kelancaran arus lalu lintas.

    Penanganan Bencana di Sumbar

    Di Sumatra Barat, material longsor yang menutup badan jalan di ruas nasional Padang-Bukittinggi menjadi salah satu dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. Kondisi ini terjadi di kawasan Lembah Anai sempat membuat jalur tersebut tidak dapat dilalui.

    “Akses jalan Padang-Bukittinggi terputus imbas tanah longsor di daerah Lembah Anai. Longsor tersebut menutup jalan sehingga tidak dapat dilewati. Saat ini sedang kita lakukan penanganan dan pembersihan. Semalam ada satu titik yang sudah kita tangani, tetapi pagi tadi longsor lagi dan ada beberapa tambahan titik lokasi,” ungkap Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Elsa Putra Friandi.

    Kemudian dalam laporan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V juga menunjukkan intensitas hujan sangat tinggi, di antaranya mencapai 212 mm/hari di DAS Anai. Sehingga, menyebabkan luapan sungai, banjir, sedimentasi, dan longsor di Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat.

    Kepala BWS Sumatera V, Naryo Widodo, menjelaskan sejumlah intake PDAM juga terganggu akibat penumpukan sedimen, rumah dan lahan pertanian tergenang, serta akses permukiman dan fasilitas umum terdampak. Untuk itu pihaknya menerjunkan alat berat dan bantuan teknis ke berbagai lokasi terdampak.

    “BWS Sumatera V telah mengirimkan beberapa unit alat berat termasuk excavator long arm untuk menangani sedimen pada intake PDAM di Sungai/Batang Kuranji serta mengirimkan bantuan bronjong ke daerah Solok dan Tanah Datar. Kami juga menyiapkan penanganan lanjutan berupa normalisasi sungai, pembentukan alur, serta usulan pembangunan struktur pengendali banjir sesuai masterplan yang sudah tersedia,” jelas Naryo.

    Selain pemulihan akses dan pengamanan infrastruktur sungai, Kementerian PU melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Barat juga memberikan dukungan berupa sarana prasarana dasar bagi masyarakat terdampak.

    Kepala BPBPK Sumatera Barat, Maria Doeni Isa, menyampaikan dua unit toilet portable telah disiapkan di lokasi terdampak, sementara dua unit hunian umum (HU) dikirimkan ke SMP 44 Kecamatan Pauh, Kota Padang, yang saat ini difungsikan sebagai tempat penampungan sementara.

    (fdl/fdl)