kab/kota: Batang

  • KKP selidiki soal pagar laut di Bekasi

    KKP selidiki soal pagar laut di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan segera melakukan peninjauan ke lapangan guna mengecek informasi soal adanya pagar laut di perairan Bekasi, Jawa Barat, seperti halnya yang terjadi di Tangerang, Banten.

    “Pasti (peninjauan ke lapangan),” kata Direktur Jenderal PSDKP KKP Pung Nugroho Saksono saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa

    Ia mengatakan pemanfaatan ruang laut, termasuk pagar laut, harus memiliki Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL).

    Meski begitu, ia belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai adanya pemagaran di perairan Bekasi tersebut, namun pihaknya menegaskan bila tidak memiliki PKKPRL, maka KKP siap melakukan penyegelan.

    Sebelumnya, marak pemberitaan adanya pemagaran di laut berbahan bambu di perairan pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Di pagar laut tersebut nampak ribuan batang bambu yang terpancang secara rapi di wilayah perairan tersebut. Terlihat dua deretan bambu yang menopang gundukan tanah di atas susunan pagar bambu.

    Jejeran bambu tersebut membentuk garis panjang menyerupai tanggul, dengan hamparan perairan di tengahnya yang mirip sungai.

    Meski begitu, hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak yang berwenang terkait hal tersebut.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mengayam matras bambu untuk tol tanggul laut Semarang-Demak

    Mengayam matras bambu untuk tol tanggul laut Semarang-Demak

    Semarang (ANTARA) – Pekerjaan konstruksi jalan Tol Semarang-Demak Seksi I yang menghubungkan Kota Semarang hingga Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terus dikebut.

    Konstruksi jalan tol di pesisir yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa tersebut sudah mulai dihubungkan dengan ruas tol dalam Kota Semarang yang berujung di sekitar Jalan Kaligawe yang merupakan jalur utama pantura.

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mencatat hingga Januari 2025, ruas tol seksi I sepanjang 10,6 km tersebut sudah mencapai 28,7 persen.

    Seksi I sendiri terbagi dalam tiga paket pekerjaan, salah satu paket yang menarik untuk dinanti adalah paket B sepanjang 6,7 km.

    Pada pekerjaan paket B tersebut, konstruksi yang dibangun bukan hanya untuk jalan tol, namun juga berfungsi sebagai tanggul laut.

    Banjir limpasan air laut yang masuk ke darat atau rob menjadi salah satu bencana alam yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.

    Tidak hanya menggenangi kawasan permukiman maupun kawasan industri, banjir rob juga secara berkala menggenangi jalur pantura di wilayah Sayung, Kabupaten Demak.

    Posisi konstruksi jalan tol yang persis berada di tepi laut menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembangunannya.

    Kondisi tanah yang lunak memerlukan timbunan yang solid sebagai konstruksi jalan tol yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut.

    Karena itu, pelaksana proyek menggunakan metode matras bambu sebagai konstruksi jalan yang akan dibangun di atasnya.

    Dari sekitar 6,7 km panjang jalan tol di pekerjaan paket B tersebut, sekitar 6,2 km di antaranya membutuhkan konstruksi matras bambu

    Teknik yang digunakan, tujuh batang bambu diikat menjadi satu dengan menggunakan tali nilon.

    Anyaman bambu kemudian di susun di struktur tanah yang lunak di tepian laut hingga 13 lapisan. Susunan tersebut kemudian diuruk dengan tanah untuk dipadatkan.

    Proses tersebut dilakukan hingga beberapa kali, sampai struktur tersebut mengeras dan kuat untuk selanjutnya dibangun jalan di atasnya.

    Direktur Jalan Bebas Hambatan Kementerian Pekerjaan Umum Wilan Oktavian menyebut memerlukan waktu 425 hari untuk menyelesaikan konstruksi dengan metode matras bambu tersebut. Misalnya satu lapisan matras bambu kemudian ditimbun tanah. Di butuhkan waktu sekitar 45 hari untuk pemadatan.

    Proses pelapisan matras bambu kembali dilakukan di atasnya dan dibutuhkan waktu untuk memastikan kepadatannya.

    Pemadatan paling lama dilakukan pada lapisan terakhir yang membutuhkan waktu lebih dari 100 hari. Untuk keperluan metode matras bambu ini, setidaknya membutuhkan 7,3 juta batang bambu.

    Bambu-bambu itu sendiri didatangkan dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Barat.

    Dari panjang konstruksi 6,2 km yang harus dibangun dengan matras bambu, kini tinggal menyisakan 1 km lagi untuk penyelesaiannya.

    Dampak ekonomi

    Teknik matras bambu yang merupakan inovasi anak bangsa tersebut membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam pengerjaannya.

    Oleh karena itu, seksi I Tol Semarang-Demak tersebut masuk dalam proyek padat karya yang membutuhkan banyak pekerja.

    Pelaksana proyek mempekerjakan sekitar 3.400 tenaga kerja, khususnya untuk pekerjaan di paket B yang nantinya akan menjadi tanggul laut itu.

    Para pekerja didatangkan tidak hanya dari wilayah Jawa Tengah, namun juga Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Kalimantan.

    Tol Semarang-Demak Seksi I yang dibiayai dengan APBN dengan nilai sekitar Rp10,8 triliun itu sendiri diperkirakan selesai pada April 2027.

    Tersambungnya jalan tol dari Kota Semarang hingga Kabupaten Demak tersebut akan menambah nilai tambah perekonomian bagi kedua wilayah.

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menyebut tersambungnya Tol Semarang-Demak akan meningkatkan mobilitas barang maupun manusia antarkedua wilayah. Karena itu, kebutuhan sosial kemasyarakatan juga harus didukung.

    Tol Semarang-Demak mampu mengurangi waktu tempuh hingga biaya transportasi jika dibanding harus melewati jalan konvensional di jalur pantura.

    Kendaraan bermotor yang di waktu normal membutuhkan 30 menit dan 60 menit jika terjadi kemacetan di jalur pantura akan dipangkas hanya menjadi 10 menit jika menggunakan jalan tol.

    Kondisi tersebut juga berdampak terhadap pengurangan biaya transportasi hingga hanya menjadi seperlimanya saja. Dengan demikian, jika biaya per trip biasanya Rp25 ribu, bisa ditekan menjadi Rp5 ribu.

    Kondisi tersebut akan menciptakan produktivitas di bidang transportasi logistik. Pengintegrasian jalan tol dengan fungsi sebagai tanggul laut juga berdampak terhadap nilai ekonomi.

    Sebagai tanggul laut, ruas tol tersebut akan mengatasi banjir rob di kawasan pesisir Semarang dan Demak.

    Keberadaan tanggul laut tersebut juga akan didukung dengan dua kolam retensi yang pembangunannya menjadi satu bagian dari proyek jalan tol tersebut.

    Tanggul laut akan membantu sekitar 576 ha lahan di pesisir utara yang menjadi langganan banjir rob tersebut mengering. Kondisi itu diharapkan akan kembali meningkatkan nilai ekonomi tanah di kawasan yang sering dilanda rob.

    Dengan demikian, proses pembangunan jalan tol di pesisir Semarang dan Demak tersebut harus dipastikan terselesaikan dengan baik.

    Proses pengerjaan dengan teknik yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian tersebut diharapkan dapat selesau sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

    Perkembangan pelaksanaan pembebasan tanah hingga akhir 2024 tercatat sudah mencapai 85,4 persen.

    Meski belum terbebas seluruhnya, kondisi tersebut tidak akan mengganggu pelaksanaan pembangunan konstruksi.

    Upaya pembebasan lahan akan beriringan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tak Hanya di Tangerang, Pagar Laut Juga Ada di Bekasi, Sama-Sama dari Bambu, Ada sejak 6 Bulan Lalu – Halaman all

    Tak Hanya di Tangerang, Pagar Laut Juga Ada di Bekasi, Sama-Sama dari Bambu, Ada sejak 6 Bulan Lalu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Setelah ramai soal pagar laut misterius di Tangerang, Banten, kini ditemukan lagi pagar laut misterius di perairan pesisir Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di wilayah Tarumajaya.

    Hal ini diketahui setelah tersebarnya video berdurasi 45 detik yang memperlihatkan ribuan batang bambu yang tersusun rapi di dua sudut wilayah Tarumajaya.

    Terlihat juga di tengah susunan bambu itu ada gundukan tanah di atasnya.

    Susunan bambu itu pun membentuk garis panjang menyerupai tanggul dengan hamparan perairan di tengahnya yang mirip sungai.

    Nelayan setempat, Tayum, membenarkan keberadaan pagar laut di Bekasi tersebut.

    Menurut Tayum pagar laut ini sudah ada sejak enam bulan lalu di Bekasi.

    “Iya, sudah enam bulan belakangan ini (keberadaan bambu misterius tersebut),” kata Tayum dilansir Kompas.com, Selasa (14/1/2025).

    Tayum menuturkan tanah yang ada di atas susunan bambu itu berasal dari tanah laut.

    Hal ini diketahuinya karena ada pengerukan tanah dengan menggunakan tiga alat berat ekskavator yang beroperasi sepanjang siang dan malam.

    Kemudian tanah laut yang dikeruk itu pun diuruk ke sela-sela susunan bambu dan membentuk struktur menyerupai tanggul di laut.

    Tayum mengungkapkan kini pagar laut itu sudah terbentang sepanjang delapan kilometer.

    “Setelah sekian lama, akhirnya mereka merambah sampai delapan kilometer menguruknya,” ungkap Tayum.

    Ketika ditanya soal fungsi pagar laut itu, Tayum mengaku tak bisa menjelaskannya.

    Keberadaan pagar laut ini juga masih menjadi pertanyaan baginya dan warga setempat.

    Dijaga Pria Berbadan Tegap

    Seorang warga bernama Abdul Haris menyebut bahwa keberadaan pagar laut misterius juga ditemukan di Pantai Pondok Dua Babelan dan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.

    “Di Pantai Pondok Dua juga ada,” ujar Abdul, Selasa(14/1/2025).

    Sementara itu, akun media sosial X bernama @Jumianto_RK juga mengunggah video saat beberapa nelayan di Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat menginterogasi seorang pria berbadan tegap menggunakan topi hitam.

    Dari video tersebut terlihat pria berbadan tegap itu berada tepat di depan ekskavator ponton. Pria itu dicecar pertanyaan oleh beberapa orang nelayan.

    “Waah rusak ini semuanya,” kata salah seorang nelayan dalam video tersebut.

    “Ini yang nyuruh siapa, yang nyuruh,” kata nelayan lainnya.

    “David, David,” ujar pria berbadan tegap tersebut.

    “David siapa? itu kan pasti ada pelaksananya,” kata nelayan lagi.

    “Main bongkar-bongkar saja, nih, hancur sudah semua, nih,” ujar nelayan lainnya lagi.

    Hingga berita ini ditulis belum ada keterangan resmi dari pihak berwajib dalam hal ini kepolisian mengenai keberadaan pagar laut misterius di Bekasi.

    Komisi IV DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Pemasangan Pagar Laut di Tangerang

    Pagar laut misterius yang berada di pesisir Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2025). Pagar tersebut adalah bagian dari pagar laut sepanjang 30,16 Kilometer di perairan Tangerang. (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

    Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan, mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas pemasangan pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer di laut Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang, Banten. 

    Menurutnya, pemasangan pagar tersebut mengganggu aktivitas nelayan dan melanggar aturan pemanfaatan ruang laut.

    “Aneh memang ini bisa sampai terjadi. Ini harus menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam memastikan pemanfaatan ruang laut sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Daniel, saat dihubungi Tribunnews.com pada Senin (13/1/2025).

    Daniel menegaskan, langkah tegas diperlukan untuk membongkar pihak yang bertanggung jawab di balik pemasangan pagar tersebut. 

    “Apalagi dari Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) sudah menyatakan melanggar aturan maka segera dibereskan pagar yang mengganggu aktivitas nelayan,” ujarnya.

    Dia mewanti-wanti agar tidak ada pihak yang menguasai ruang laut tanpa mengantongi izin yang jelas.

    “Jangan sampai ada pihak-pihak yang mencoba menguasai ruang laut tanpa adanya izin yang jelas,” ucap Daniel.

    Komisi IV DPR RI, kata Daniel, akan segera memanggil KKP untuk meminta penjelasan terkait masalah ini. 

    Dia menekankan pentingnya ketegasan pemerintah dalam menertibkan praktik-praktik yang berpotensi melanggar hukum.

    “Komisi IV mendorong agar pemerintah tegas menertibkan hal-hal semacam ini, agar tidak ada pihak-pihak yang merasa berkuasa di atas hukum yang berlaku,” tegas Daniel.

    Daniel juga mengusulkan adanya kerja sama antara nelayan, aparat penegak hukum, dinas kelautan dan perikanan setempat, serta KKP. 

    “Kalau ada backing oknum tertentu harus ditindak tegas juga,” ungkapnya.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fersianus Waku)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

    Baca berita lainnya terkait Pagar Laut 30 Km di Tangerang.

  • Satpol PP Cilacap Sukses Tangani Ribuan Kasus di 2024, Penertiban APK Hingga Operasi Penertiban PSK

    Satpol PP Cilacap Sukses Tangani Ribuan Kasus di 2024, Penertiban APK Hingga Operasi Penertiban PSK

    TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Cilacap telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah Kabupaten Cilacap.

    Bahkan tercatat di sepanjang tahun 2024 Satpol PP Cilacap telah menangani ribuan kasus.

    Kepala Satpol PP Cilacap, Sadmoko Danardono mengungkapkan untuk Bidang Tibum Tramas Satpol PP Cilacap melaksanakan 656 kegiatan dengan hasil total 1689 kasus. 

    “Kami melakukan pengawalan pejabat sebanyak 26 kali, pengamanan acara seremonial 316 kali, penanganan unjuk rasa 4 kali, dan patroli wilayah 117 kali,” kata Sadmoko kepada Tribunbanyumas.com

    Satpol PP Cilacap diketahui juga telah melakukan 55 operasi penertiban dengan 81 kasus, 40 operasi penertiban dengan 1392 kasus, 24 operasi penertiban PKL dengan 99 kasus dan 4 operasi penertiban pelajar dengan 47 kasus.

    “Di tahun 2024 kami juga telah melakukan operasi penertiban PSK sebanyak 1 kali dengan 1 kasus, kemudian juga ada 69 operasi penertiban ODGJ dengan 69 kasus,” tambahnya.

    Sementara itu dalam Bidang Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah (P3D), Satpol PP Cilacap telah menggelar persidangan tindak pidana ringan (tipiring) dengan melibatkan 29 pelanggar yang menghasilkan total denda Rp7.300.0000

    “Kami juga berhasil menyita 27.640 batang rokok ilegal dalam operasi pemberantasan barang kena cukai ilegal,” terang Sadmoko.

    Selain aktif melakukan upaya penegakan hukum, Satpol PP Cilacap juga aktif dalam pengamanan pemilihan kepala daerah di 15 desa/kelurahan dengan melibatkan 13.616 orang, serta pembinaan linmas sebanyak 92 kegiatan dengan 2460 peserta. 

    Penjagaan lokasi strategis seperti kantor Satpol PP, rumah dinas bupati, rumah dinas wakil bupati, dan rumah pribadi bupati terpilih juga dilakukan selama 24 jam.

    Di bidang pemadam kebakaran dan penyelamatan, tercatat ada 114 kejadian kebakaran dengan rata-rata respon time 12,5 menit, serta 492 kegiatan penyelamatan yang meliputi animal rescue, pemotongan cincin, bencana alam, dan evakuasi lainnya. 

    “Kami juga telah melaksanakan 193 kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan 19.284 peserta,” jelas Sadmoko.

    Diungkapkan Sadmoko bahwa untuk tahun 2025, Satpol PP Cilacap merencanakan 3 program dengan 12 kegiatan dan 30 sub kegiatan, dengan pagu anggaran Rp17,8 miliar. 

    Program tersebut meliputi program penunjang urusan pemerintahan daerah sebesar Rp13,8 miliar atau 77,43 persen, program peningkatan ketertiban dan ketenteraman umum sebesar Rp1,83 miliar atau 10,26 persen, serta program pencegahan penanggulangan dan penyelamatan kebakaran dan penyelamatan non kebakaran sebesar Rp2,19 miliar atau 12,29 persen. (pnk)

  • Airlangga sebut KEK jadi sektor prioritas guna capai ICOR 4 persen

    Airlangga sebut KEK jadi sektor prioritas guna capai ICOR 4 persen

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Airlangga sebut KEK jadi sektor prioritas guna capai ICOR 4 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 13 Januari 2025 – 23:46 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai perlunya pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) sebagai sektor prioritas guna mencapai target Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di level 4 persen.

    “Presiden kita mau ICOR menjadi 4 persen. Tentu itu perlu program lebih panjang karena ICOR kan terkait investasi jadi enggak bisa instan. Jadi ICOR ke 4 persen itu target kita dalam 3-4 tahun ke depan,” kata Airlangga saat menyampaikan pidato kunci dalam acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1).

    ICOR merupakan salah satu parameter yang menjadi penentu tingkat efisiensi investasi di suatu negara.

    Semakin tinggi angka ICOR, maka semakin rendah efisiensi pemanfaatan modal. Sementara, saat ini ICOR Indonesia masih berada di kisaran 6 persen.

    Airlangga memandang KEK perlu terus untuk dikembangkan agar mampu mengejar target ICOR 4 persen.

    “Dalam pengembangan ekonomi, KEK memiliki potensi besar, seperti KEK Galang Batang yang dikembangkan tidak hanya untuk mineral kritis tetapi juga manufaktur strategis. Di Weda Bay, misalnya, investasi sebesar 16 miliar dolar AS telah dilakukan selama enam tahun terakhir, dengan ekspor tahunan sebesar 8 miliar dolar AS. Hal ini membuat ICOR di KEK sangat efisien, yaitu sekitar 2–3 (persen),” jelasnya.

    Ia menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki KEK terbesar seperti di Gresik, Kendal, Galang Batang yang tak hanya mencakup pengembangan mineral saja, namun juga manufaktur.

    KEK tersebut per tahunnya mampu menghasilkan nilai ekspor sebesar 8 miliar dolar AS, sehingga dengan penurunan ICOR menjadi 4 persen akan mampu mengembangkan lebih banyak lagi KEK di Indonesia.

    “Saya contohkan misalnya di (KEK) Weda Bay, itu ICOR-nya bahkan cuma 2 (persen). Nah kalau kita punya daerah semua seefisien itu, itu jadi world class benchmark,” terang Airlangga.

    Adapun KEK telah menghimpun investasi hingga Rp82,6 triliun serta menyerap 42.930 orang sepanjang 2024.

    Secara kumulatif mulai dari 2012 sampai dengan 2024, KEK telah mencatat capaian investasi sebesar Rp256,7 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 156.208 orang dan melibatkan sebanyak 394 pelaku usaha.

    KEK di Indonesia telah mengalami perkembangan yang begitu pesat sejak awal ditetapkan.

    Adapun saat ini telah terdapat 24 KEK di berbagai sektor, termasuk sektor manufaktur, ekonomi digital, kesehatan, pendidikan, serta juga kegiatan dalam bentuk maintenance, repair dan overhaul untuk pesawat.

    Sumber : Antara

  • Kabupaten Batang Diguyur Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Selasa 14 Januari 2025

    Kabupaten Batang Diguyur Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Selasa 14 Januari 2025

    TRIBUNJATENG.COM, BATANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Kabupaten Batang, Selasa (14 /1/2025).

    BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Kabupaten Batang akan diguyur hujan hari ini.

    Suasana pagi ini cuaca di Kabupaten Batang terpantau berawan tebal, suhu 26 Derajat Celcius dengan kelembapan udara 85 persen.

    Sedangkan, cuaca siang hari ini di wilayah Kabupaten Batang diprediksi diguyur hujan ringan dengan suhu udara 29 Derajat Celcius, kelembapan udara 75 persen.

    Untuk sore hari, cuaca di wilayah Kabupaten Batang diguyur hujan , dengan suhu 28 Derajat Celcius dan kelembapan udara 81 persen.

    Pada malam hari cuaca diprediksi berawan, dengan suhu udara 26 Derajat Celcius dan kelembapan udara 88 persen.

    Informasi prakiraan cuaca ini dihimpun berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada laman resminya. (din)

  • 4
                    
                        Setelah Tangerang, Pagar Misterius Sepanjang 8 Km Muncul di Laut Bekasi
                        Megapolitan

    4 Setelah Tangerang, Pagar Misterius Sepanjang 8 Km Muncul di Laut Bekasi Megapolitan

    Setelah Tangerang, Pagar Misterius Sepanjang 8 Km Muncul di Laut Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan keberadaan
    pagar misterius
    berbahan bambu di perairan pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
    Video berdurasi 45 detik tersebut memperlihatkan ribuan batang bambu yang terpancang secara rapi di dua sudut wilayah Tarumajaya.
    Dalam video itu, terlihat dua deretan bambu yang menopang gundukan tanah.
    Jejeran bambu tersebut membentuk garis panjang menyerupai tanggul, dengan hamparan perairan di tengahnya yang mirip sungai.
    Seorang nelayan setempat, Tayum, membenarkan keberadaan struktur tersebut.
    “Iya, sudah enam bulan belakangan ini (keberadaan bambu misterius tersebut),” ujar Tayum saat dihubungi
    Kompas.com
    pada Senin (13/1/2025).
    Tayum menjelaskan, tanah yang berada di antara sekat bambu tersebut berasal dari tanah laut.
    Pengerukan tanah laut dilakukan dengan menggunakan tiga alat berat ekskavator yang beroperasi sepanjang siang dan malam.
    Tanah yang berhasil dikeruk kemudian diuruk ke sela-sela dua sudut bambu yang terpancang sehingga membentuk struktur menyerupai tanggul.
    “Setelah sekian lama, akhirnya mereka merambah sampai delapan kilometer menguruknya,” ungkap Tayum.
    Namun, Tayum mengaku belum bisa menjelaskan secara pasti peruntukan dari keberadaan deretan bambu tersebut.
    Keberadaan struktur ini masih menyisakan tanda tanya bagi masyarakat setempat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Singapura-Malaysia Bangun Zona Ekonomi Khusus, Menko Airlangga: Mereka Ingin Menjiplak – Halaman all

    Singapura-Malaysia Bangun Zona Ekonomi Khusus, Menko Airlangga: Mereka Ingin Menjiplak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memandang keputusan Malaysia dan Singapura membangun zona ekonomi khusus (Special Economic Zone/SEZ) bersama di Johor, Malaysia, karena ingin mengikuti keberhasilan Indonesia.

    Menurut dia, Malaysia dan Singapura melihat Indonesia berhasil mengembangkan zona ekonomi khusus, sehingga ingin memiliki hal serupa.

    “Ya kan mereka sudah melihat kita membangun beberapa special economic zone dan mereka melihat, terutama Malaysia, bahwa itu menjadi salah satu keberhasilan Indonesia [salah satunya dalam] mengembangkan critical minerals,” kata Airlangga ketika ditemui di sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Ia mengatakan, Singapura dan Malaysia ingin mengembangkan zona ekonomi khusus di bidang inovasi digital seperti dalam hal kecerdasan buatan (Artificital Intelligence/AI).

    Airlangga menyebut pemerintah RI tak bisa melarang jika ada negara lain yang meng-copy atau mengikuti langkah Indonesia dalam mengembangkan zona ekonomi khusus.

    Maka dari itu, hal yang bisa dilakukan pemerintah, kata Airalngga, adalah bersaing dengan zona ekonomi khusus milik negara lain tersebut.

    “Mereka ingin meng-copy untuk bidang inovasi digital, termasuk untuk AI dan cloud computing dan yang lain, termasuk dengan kuantum,” ujar Airlangga.

    Indonesia disebut sudah memiliki modal untuk bersaing dengan zona ekonomi khusus milik Malaysia dan Singapura, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam.

    Beberapa KEK yang ada di Batam antara lain adalah Batam Aero Technic, KEK Nongsa, KEK Tanjung Sauh, dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam.

    Ada juga KEK yang dekat Batam, yaitu KEK Galang Batang di Bintan.

    Contohnya di KEK Nongsa, di situ merupakan kawasan terintegrasi yang sesuai untuk pengembangan bisnis digital, pusat data, dan fasilitas perumahan.

    “Nah, oleh karena itu kita punya itu di Batam. Tentu kita kan enggak bisa melarang negara lain meng-copy, ya kita tentu harus bersaing saja,” pungkas Airlangga.

    Sebagaimana diketahui, Malaysia dan Singapura mengumumkan kesepakatan untuk membangun zona ekonomi khusus (special economic zone/SEZ) di Johor, Malaysia.

    Proyek ini bertujuan mendukung investasi dan mempermudah pergerakan barang serta orang antara kedua negara.

    Kedua negara Asia Tenggara ini pertama kali menyepakati pengembangan SEZ secara prinsip pada tahun lalu.

    Kesepakatan tersebut diumumkan Selasa (7/1/2025) dalam kunjungan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dan para menteri senior kabinet ke Malaysia.

    “Ini adalah proyek penting. Kami bisa menjadi lebih kompetitif, meningkatkan nilai tambah, dan menarik lebih banyak investasi bersama,” ujar Wong dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dikutip dari Kompas.com yang melansir Reuters.

    Wong menjelaskan, kedua negara melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam negosiasi agar SEZ dapat mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

    Anwar menyebut proyek ini sebagai inisiatif unik karena jarang ada dua negara yang bekerja sama dalam satu proyek besar seperti ini.

    Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli menambahkan, SEZ tersebut akan fokus menarik investasi bernilai tinggi di sektor manufaktur, logistik, pariwisata, hingga transisi energi.

    “Target kami adalah 50 proyek dalam lima tahun pertama sejak SEZ diluncurkan, serta penciptaan 20.000 lapangan kerja terampil,” kata Rafizi kepada wartawan.

    Malaysia akan membentuk dan mengelola dana infrastruktur untuk mendukung perusahaan yang ingin berinvestasi di SEZ Johor.

    Sementara itu, Singapura akan membuat dana tersendiri untuk memfasilitasi investasi dan mendukung perusahaan Singapura yang beroperasi di Johor.

    Saat ini, ribuan warga Malaysia setiap hari bepergian ke Singapura untuk bekerja dan belajar, menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalur lintas batas yang merupakan salah satu perbatasan tersibuk di dunia.

     

  • Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Minibus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Jalinsum

    Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Minibus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Jalinsum

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan sebuah minibus ringsek setelah tertimpa pohon tumbang di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Lampung Selatan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, meskipun kondisi minibus rusak parah akibat tertimpa pohon.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu malam (11/1/2024) sekitar pukul 20.51 WIB di Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Sebuah pohon besar yang berada di pinggir Jalinsum tumbang akibat hujan deras dan angin kencang, menimpa sebuah minibus yang tengah melintas.

    Dari informasi yang dihimpun, minibus dengan pelat nomor polisi (nopol) BG 1020 ZD tersebut sedang melaju dari arah Bandar Lampung menuju Pelabuhan Bakauheni saat kejadian. 

    Meskipun pohon besar tersebut roboh ke arah Jalinsum dan menimpa minibus, beruntung tidak ada korban jiwa. Sopir minibus selamat, meskipun kendaraan yang dikendarainya mengalami kerusakan parah.

    Petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan (Damkartan) Lampung Selatan yang tiba di lokasi kejadian segera melakukan pembersihan ranting dan batang pohon yang roboh di badan jalan, serta mengevakuasi minibus yang tertimpa pohon. Proses evakuasi dilakukan di bawah guyuran hujan deras, namun petugas tetap sigap membersihkan jalan agar arus lalu lintas dapat kembali normal.

    Setelah minibus yang tertimpa pohon akibat hujan lebat berhasil dievakuasi, petugas Damkartan bersama polisi dan warga memindahkan kendaraan yang ringsek parah dari lokasi kejadian dengan cara didorong.

    Kepala Bidang Damkartan Lampung Selatan, Rully Fikriansyah mengatakan, pihaknya menerima laporan tentang pohon tumbang di Jalinsum Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, sekitar pukul 20.51 WIB. 

    “Sekitar pukul 20.51 WIB, kami mendapat laporan adanya pohon tumbang yang menimpa mobil Calya,” kata Rully kepada wartawan, Sabtu (11/1/2025).

    Rully menjelaskan, dari informasi yang diterima, minibus Calya berwarna putih tersebut melaju dari arah Kalianda menuju Bakauheni dan tiba-tiba tertimpa pohon hingga mengalami kerusakan parah.

    “Proses evakuasi selesai sekitar pukul 21.30 WIB. Mobil tersebut berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan dari Dinas Damkartan, BPBD, dan kepolisian. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” ujar Rully. “Sopir hanya mengalami luka lecet pada lengan.”

    Selain menyebabkan minibus ringsek, robohnya pohon karena hujan deras juga mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di Jalinsum Kalianda sepanjang 1 kilometer. Damkartan Lampung Selatan mengimbau kepada para pengendara untuk lebih waspada dan berhati-hati saat melintasi jalan raya, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem.

  • Menghapus Jejak Hitam Industri di Perairan Semarang

    Menghapus Jejak Hitam Industri di Perairan Semarang

    Bisnis.com, SEMARANG – Aktivitas industri di kawasan pesisir menjadi kontributor utama dari pencemaran logam berat di wilayah perairan Teluk Semarang. Tudingan itu disampaikan sejumlah peneliti dalam laporan yang dipublikasikan oleh Yayasan Amerta Air Indonesia pada Desember 2024 lalu.

    “Teluk Semarang itu tercemar kandungan logam berat, itu sangat memengaruhi resiliensi masyarakat nelayan di wilayah tersebut karena pencemaran itu memengaruhi pendapatan mereka. Selain itu, biaya hidup mereka juga semakin tinggi,” jelas Syukron Salam, peneliti di Yayasan Amerta Air Indonesia, saat ditemui Bisnis pada Jumat (10/1/2025).

    Syukron menyampaikan bahwa pencemaran logam berat itu telah berdampak pada harga jual kerang hijau yang diproduksi masyarakat di pesisir Semarang. Di kawasan itu, harga kerang hijau hanya dibandrol sekitar Rp4.000/kg. Jauh lebih rendah dibanding wilayah lainnya, seperti di sekitar perairan Kendal, dimana nelayan bisa menjual kerang hijau dengan harga Rp10.000-12.000/kg.

    Masyarakat juga mesti menanggung beban biaya hidup yang lebih tinggi dari dampak pencemaran tersebut. Sebagai contoh, Syukron menuturkan pengalaman masyarakat di Kampung Nelayan Tambakrejo yang lebih sering membeli seragam sekolah buat anak-anaknya. “Itu mudah menguning karena dicuci dengan air yang mengandung logam berat,” ucapnya.

    Dalam penelitian yang dilakukan Syukron Dkk, ditemukan setidaknya 9 partikel logam berat yang dapat ditemui di kawasan perairan Semarang. Kesembilan partikel tersebut antara lain arsenik, besi, kadmium, kobalt, kromium, tembaga, mangan, timbal, juga seng. Masifnya pembangunan dan aktivitas industri di kawasan pesisir ditengarai menjadi penyumbang utama dari fenomena pencemaran tersebut.

    “Pertimbangan itu didasari bahwa pabrik-pabrik tersebut berpotensi mencemari melalui limbah yang dialirkan melalui pipa-pipa pembuangan ke arah laut. Setelah berada di laut, limbah logam berat dapat terbawa arus, baik itu ke arah barat atau timur, ke perairan di sekitar Kampung Tambakrejo,” jelasnya.

    Aktivitas industri tersebut berpusat di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas. Setidaknya, ada tiga kawasan industri yang beroperasi di wilayah tersebut, seperti Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Bugangan, serta Kawasan Industri Lamicitra yang berada di dalam Pelabuhan Tanjung Emas.

    Syukron menyebut, pengembangan kota mandiri yang berada di sebelah timur Pelabuhan Tanjung Emas juga dikhawatirkan bakal memberikan dampak serupa. Tanpa pengelolaan limbah cair yang memadai, keberadaan perumahan elit beserta kawasan komersial di pesisir Kota Semarang justru berpotensi memperparah cemaran limbah domestik di perairan.

    Selain aktivitas industri, pencemaran perairan juga dapat dipengaruhi oleh pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seperti yang terjadi di Kabupaten Batang dan Jepara. Syukron menjelaskan bahwa batubara yang dipindahkan dari kapal ke pembangkit berpotensi mencemari laut.

    “Selama dia menggunakan batubara, maka dia [juga akan] mendinginkan turbin dengan air laut. Sisa endapan yang dibuang juga berpotensi mencemari laut,” lanjutnya.

    Syukron bersama peneliti lainnya memberikan rekomendasi yang menyoroti peran pemerintah daerah dalam melakukan audit lingkungan, khususnya bagi industri yang beroperasi di wilayah pesisir.

    “Industri juga perlu berhenti membuang limbahnya ke Teluk Semarang, bagaimana caranya mengolah limbah dan tidak mencemari perairan. Mereka harus punya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sendiri agar tidak mencemari Teluk Semarang,” lanjutnya.

    Pelaku Industri Tangkis Tudingan Peneliti

    Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah, Frans Kongi, menangkis tudingan yang menyudutkan aktivitas industri di pesisir Semarang. Frans yakin betul bahwa pelaku usaha tak akan sembrono dalam membuang limbahnya. Pasalnya, selain diikat oleh aturan perundang-undangan, pelaku usaha juga enggan kehilangan konsumen mancanegara lantaran tidak memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dalam proses produksinya.

    “Buyer hari ini mempersyaratkan banyak hal, termasuk pengolahan limbah. Itu mereka teliti betul. Dalam perusahaan, kami paling sedikit 3-6 bulan sekali pasti melakukan pemeriksaan rutin. Itu wajib dilakukan, untuk memastikan air limbah yang keluar sudah netral dan tidak mencemari lingkungan,” jelas Frans.

    Disinggung soal rekomendasi yang disampaikan Syukron dkk, Frans mengaku siap untuk membuka hasil audit lingkungan terlebih dari perusahaan yang telah menjadi anggota Apindo.

    “Bagi kami tidak masalah, tetapi kami tidak akan publikasi sendiri, itu sudah tugas Dinas Lingkungan Hidup. Tetapi kalau kami dituduh macam-macam, kami bisa buktikan bahwa kami punya laporannya, lengkap,” tegasnya.

    Komitmen tersebut tak jauh berbeda dengan rencana Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) yang berbatasan dengan perairan Semarang bagian barat. Ahmad Fauzie Nur, Direktur Utama KIW, mengungkapkan rencana pembangunan instalasi daur ulang limbah cair di dalam kawasan tersebut.

    “Ini implementasi dari circular economy karena selama ini, hasil Water Treatment Plant (WTP) kami salurkan ke tenant dan setelahnya masuk ke Waste Water Treatment Plant (WWTP) lalu dibuang. Kalau nanti WWTP itu bisa didaur ulang, outputnya bisa digunakan lagi sebagai raw material WTP, jadi betul-betul secara harfiah berputar. Ini yang kami coba terapkan di KIW sebagai bentuk pengejawantahan industri hijau,” jelasnya saat ditemui wartawan pada Rabu (8/1/2025) silam.