kab/kota: Batang

  • Riset UI: Hilirisasi Tambang Jadi Prasyarat Sektor Industri Pengolahan Menuju Indonesia Emas 2045
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 Januari 2025

    Riset UI: Hilirisasi Tambang Jadi Prasyarat Sektor Industri Pengolahan Menuju Indonesia Emas 2045 Nasional 15 Januari 2025

    Riset UI: Hilirisasi Tambang Jadi Prasyarat Sektor Industri Pengolahan Menuju Indonesia Emas 2045
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Indonesia terus melangkah maju dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya melalui program Hilirisasi Industri Tambang.
    Hingga 2024, program tersebut telah menghasilkan dampak yang signifikan dalam membangun ekonomi berbasis nilai tambah, dengan fokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.
    Hilirisasi Industri Tambang bahkan menjadi prasyarat bagi sektor industri pengolahan untuk mendukung pencapaian
    Indonesia Emas 2045
    , jika dilakukan dan direalisasikan sesuai dengan rencana investasi yang dilakukan.
    Hilirisasi Industri Tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika awalnya dilakukan melalui pembangunan
    smelter
    tembaga dan bauksit, serta pengembangan produk berbahan baku pasir silika.
    Hal itu diungkapkan dalam riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dengan judul “Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika”.
    Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) FEB UI, Nur Kholis membenarkan hal tersebut.  Menurutnya penggunaan produk hasil dari pengolahan smelter menjadi syarat agar sektor industri pengolahan dapat mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 
    “(Produk pengolahan tersebut) dihilirisasi kembali sebagai input dalam pengembangan produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi lagi di dalam negeri sampai kepada produk akhir,” kata Nur Kholis, melalui keterangan tertulis.
    Nur Kholis mengatakan bahwa hilirisasi telah memungkinkan Indonesia untuk tidak lagi sekadar mengekspor bahan mentah.
    Menurutnya, produk bernilai tambah, seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika—kaca dan keramik, panel surya dan semikonduktor—kini mulai dihasilkan di dalam negeri. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru.
    “Kita tidak bisa terus bergantung pada ekspor bahan mentah dan juga impor barang dari luar negeri. Hilirisasi adalah jalan kita menuju kemandirian ekonomi,” katanya.
    “Dengan peningkatan investasi dalam rangka menghasilkan produk bernilai tambah di dalam negeri, kita menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memastikan sumber daya alam kita benar-benar memberikan manfaat maksimal untuk bangsa,” tambah Nur Kholis.
    Nur Kholis menjelaskan, dampak dari hilirisasi tembaga, bauksit, dan pasir silika ini telah mulai dirasakan di daerah-daerah seperti Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Batang (Jawa Tengah). Ini karena pembangunan smelter menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
    Selain meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan daerah, kebijakan ini juga menciptakan ribuan lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.
    “Kami juga menemukan bahwa, selain pendapatan negara, pendapatan daerah provinsi dan kabupaten/kota yang terkait juga meningkat melalui Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Nur Kholis yang juga Ketua Tim Pelaksana riset.
    Sebagai contoh, kata Nur Kholis, pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan, dan pajak penerangan jalan di daerah hilirisasi menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan.
    Pendapatan daerah tersebut dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur publik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
    Meski demikian, hilirisasi juga mendapat tantangan, seperti keterbatasan infrastuktur dan teknologi, masih terbatasnya tenaga kerja yang terampil, permintaan pasar yang fluktuatif, dan dampak negatif terhadap lingkungan.
    Nur Kholis mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah strategis dalam menghadapi tantangan tersebut. Misalnya pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan teknologi, penerapan teknologi ramah lingkungan, diversivikasi produk, dan penguatan kerjasama internasional.
    “Hilirisasi Industri Tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika juga perlu terus untuk didorong untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan di seluruh fasilitas pengolahan mineral tambang,” ujar Nur Kholis.
    Untuk itu, kata dia, pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi bagian yang terintegrasi dari pelaksanaan hilirisasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Riset UI ungkap Hilirisasi Kunci Industri Menuju Indonesia Emas 2045

    Riset UI ungkap Hilirisasi Kunci Industri Menuju Indonesia Emas 2045

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia terus melangkah maju dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya melalui program hilirisasi industri tambang. Hingga tahun 2024, program ini telah menghasilkan dampak yang signifikan dalam membangun ekonomi berbasis nilai tambah, dengan fokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.

    Hilirisasi bahkan menjadi prasyarat bagi sektor industri pengolahan untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 jika dilakukan dan direalisasikan sesuai dengan rencana investasi yang dilakukan. Hilirisasi industri tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika awalnya dilakukan melalui pembangunan smelter tembaga dan bauksit, serta pengembangan produk berbahan baku pasir silika.

    Hal itu diungkapkan dalam riset Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dengan judul “Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika”.

    “Sedangkan yang menjadi syarat cukupnya agar sektor industri pengolahan dapat mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 adalah penggunaan produk hasil dari pengolahan smelter, untuk dihilirisasi kembali sebagai input dalam pengembangan produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi lagi di dalam negeri sampai kepada produk akhir,” kata Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PEBS FEB UI), Nur Kholis, melalui keterangan tertulis.

    Nur Kholis mengatakan bahwa hilirisasi telah memungkinkan Indonesia untuk tidak lagi sekedar mengekspor bahan mentah. Produk bernilai tambah seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika—seperti kaca dan keramik, hingga ke depan adalah panel surya dan semikonduktor—kini mulai dihasilkan di dalam negeri. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru.

    “Kita tidak bisa terus bergantung pada ekspor bahan mentah dan juga impor barang antara dari luar negeri. Hilirisasi adalah jalan kita menuju kemandirian ekonomi. Dengan peningkatan investasi dalam rangka menghasilkan produk bernilai tambah di dalam negeri, kita menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memastikan sumber daya alam kita benar-benar memberikan manfaat maksimal untuk bangsa,” ujar Nur Kholis.

    Nur Kholis menjelaskan, dampak dari hilirisasi tembaga, bauksit, dan pasir silika ini telah mulai dirasakan di daerah-daerah seperti Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Batang (Jawa Tengah), di mana pembangunan smelter menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Selain meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan daerah, kebijakan ini juga menciptakan ribuan lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

    “Kami juga menemukan bahwa, selain pendapatan negara, pendapatan daerah provinsi dan kabupaten/kota yang terkait juga meningkat melalui Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebagai contoh, pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan, dan pajak penerangan jalan di daerah hilirisasi menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan daerah ini dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur publik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Nur Kholis yang juga Ketua Tim Pelaksana riset.

    Meski demikian, hilirisasi juga mendapat tantangan seperti keterbatasan infrastuktur dan teknologi, masih terbatasnya tenaga kerja yang terampil, permintaan pasar yang fluktuatif, dan dampak negatif terhadap lingkungan. Nur Kholis mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah strategis dalam menghadapi tantangan tersebut. Misalnya pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan teknologi, penerapan teknologi ramah lingkungan, diversivikasi produk, dan penguatan kerjasama internasional.

    “Hilirisasi industri tambang, khususnya tembaga, bauksit, dan pasir silika juga perlu terus untuk didorong untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan di seluruh fasilitas pengolahan mineral tambang. Pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi bagian yang terintegrasi dari pelaksanaan hilirisasi. ” katanya memaparkan.

  • KAI Daop 1 Jakarta ganti rel baru sepanjang 45.950 meter pada 2024

    KAI Daop 1 Jakarta ganti rel baru sepanjang 45.950 meter pada 2024

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta mengganti pergantian rel yang baru sepanjang 45.950 meter dan wesel (untuk memindahkan kereta api dari satu jalur ke jalur lain) pada tahun 2024.

    “KAI Daop 1 Jakarta telah mengganti rel baru sepanjang 45.950 meter dan melakukan penggantian 210 unit wesel baru dan 24 unit wesel cascading,” kata Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Wesel adalah komponen yang memungkinkan kereta api berpindah jalur dengan aman, sehingga penggantian ini menjadi langkah dalam meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasional.

    Selain itu, lanjut dia, KAI Daop 1 Jakarta juga memasang sebanyak 2.071 batang bantalan sintetis untuk memperkuat infrastruktur rel.

    Ixfan menjelaskan, penggantian material pada prasarana jalan rel untuk memastikan perjalanan kereta api yang lebih aman, efisien, dan andal. Di mana, penggantian rel dan wesel ini dilakukan dengan mematuhi standar keselamatan yang ketat dan prosedur operasi yang teruji.

    Hal tersebut dilakukan seiring dengan bertambahnya frekuensi perjalanan, percepatan kecepatan kereta api, dan peningkatan on-time performance (ketepatan waktu).

    Ixfan menambahkan perawatan prasarana yang berkelanjutan menjadi kunci utama dalam mendukung keselamatan operasional perjalanan kereta api.

    “Perawatan prasarana menjadi aspek strategis untuk memastikan keselamatan tetap terjaga di tengah upaya KAI memberikan layanan terbaik,” ujarnya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Amal Vokasi, kolaborasi Ruang Amal Indonesia

    Amal Vokasi, kolaborasi Ruang Amal Indonesia

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Amal Vokasi, kolaborasi Ruang Amal Indonesia – ZIS Indosat entaskan kemiskinan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 15 Januari 2025 – 13:23 WIB

    Elshinta.com – Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat menggelar kolaborasi program Amal Vokasi berupa pelatihan menjahit skema operator jahit sepatu dan pendampingan penempatan kerja di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Acara ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Batang, pada tanggal 14-19 Januari 2025 secara berturut-turut.

    Menurut Ketua Yayasan Ruang Amal Indonesia, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa dalam sambutannya mengatakan bahwa program amal vokasi merupakan kontribusi konkrit lembaga zakat melalui pemanfaatan dana ZIS dan CSR untuk pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pelatihan dan pendampingan penempatan industri. 

    Ia berharap, melalui program Amal Vokasi semakin banyak anak muda yang memiliki kompetensi sesuai standar yang dibutuhkan oleh industri, sehingga mereka akan menjadi pemain kunci di kawasan industri. 

    Deputi BAZNAS Imdadun Rahmat, dalam sambutannya memberikan apresiasi yang besar terhadap program ini. Menurutnya, program Amal Vokasi Ruang Amal Indonesia sangat inovatif, karena tidak hanya melatih tetapi sampai kepada pendampingan penempatan kerja di industri mitra. 

    “Ini sangat menarik, kalau hanya melatih banyak. Tapi yang melatih dan mendampingi penempatan kerja bahkan terintegrasi dengan industri ini saya kira sangat inovatif dan saya apresiasi,” ujar Imdadun Rahmat. 

    Selain itu, menurutnya program Amal Vokasi merupakan wujud konkrit hadirnya zakat untuk pengentasan kemiskinan. Hal ini karena adanya integrasi antara program pelatihan dan kebutuhan industri. 

    Sementara itu, CEO ZIS Indosat, Wakhid Efendi dalam sambutannya menyampaikan bahwa program Amal Vokasi sangat sesuai dengan apa yang menjadi visi dari perusahaan Indosat, yaitu empowering Indonesia. 

    “semoga kedepannya program ini dapat dinikmati oleh peserta dengan jumlah yang lebih banyak dengan penggunaan dana yang tidak hanya berasal dari dana zakat, infak, maupun sedekah yang dilakukan oleh Lembaga philantrophy, tetapi juga bisa menggerakkan korporasi-korporasi yang ada di Indonesia,” ujarnya.

    Seluruh peserta yang mengikuti program pelatihan ini sangat antusias mengikuti rangkaian demi rangkaian kegiatan. Ahmad Fais, salah satu peserta pelatihan menuturkan rasa terima kasih kepada Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat karena telah diberi kesempatan mengikuti pelatihan menjahit.

    “Terima kasih kepada Ruang Amal Indonesia dan kepada ZIS Indosat. Kami berdoa, semoga semua yang telah diberikan kepada kami, akan Allah gantikan dengan  balasan berlipat ganda,” ucapnya  

    Hadir dalam acara pembukaan Deputi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Imdadun Rahmat, Kepala Dinas Tenaga Kerja Batang Rahmat Nurul Fadhilah, Direktur Kelembagaan dan Humas PT Kawasan Industri Terpadu Batang M. Fakhur Rozi, Vice President Head of Account Payable Division PT. Indosat Ooredoo Hutchison Sukmananto, CEO Ruang Amal Indonesia Slamet, CEO ZIS Indosat Wakhid Efendi, Tim CSR KITB, Wakil Ketua KADIN Jawa Tengah, dan Pimpinan Bank Jateng. 

    Sebelum acara dibuka, Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli telah meninjau lokasi pelatihan didampingi Pj. Bupati Batang Lani Dwi Rejeki. Dalam kesempatan itu, keduanya memberikan apresiasi atas program kolaborasi Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Pagar Misterius di Laut Bekasi Sah, Disebut Hanya Terseret Isu Usai Viral di Tangerang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Pagar Misterius di Laut Bekasi Sah, Disebut Hanya Terseret Isu Usai Viral di Tangerang Megapolitan 15 Januari 2025

    Pagar Misterius di Laut Bekasi Sah, Disebut Hanya Terseret Isu Usai Viral di Tangerang
    Editor
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan, pagar misterius berbahan ribuan batang bambu di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, merupakan proyek legal.
    Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem pada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Ahman Kurniawan berujar, keberadaan bambu disoroti dan disebut sebagai pagar misterius hanya memanfaatkan momentum kasus viral yang terjadi di Tangerang.
    “Barangkali itu memanfaatkan momentum viralisasi (pagar misterius di laut Tangera),” kata Ahman saat meninjau keberadaan deretan pancangan bambu di Kampung Paljaya, Selasa (14/1/2025).
    Menurut Ahman, bambu yang terpancang di perairan Kampung Paljaya tak bisa disamakan dengan keberadaan bambu di wilayah perairan Tangerang, Banten.
    Keberadaan bambu tersebut merupakan proyek sah, kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dengan PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) dan PT Mega Agung Nusantara (MAN).
    “Ya misterius itu kan karena tidak tahu siapa pemiliknya. Kalau di sini memang jelas pemiliknya, tidak misterius. Ini DKP Jabar, kerjasama dengan perusahaan ini (TRPN), ini MAN, dan semuanya punya legalitas masing-masing,” kata Ahman.
    Ahman menjelaskan, keberadaan deretan bambu di perairan Kampung Paljaya tersebut diperuntukkan untuk pembangunan dua alur pelabuhan yang akan menjadi akses keluar dan masuknya kapal nelayan.
    Dua alur pelabuhan ini masing-masing dikerjakan oleh PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) pada sisi kiri dan PT Mega Agung Nusantara (MAN) pada bagian sisi kanan.
    Panjang alur pelabuhan ini membentang hingga lima kilometer, dengan kedalaman lima meter dan lebar 70 meter.
    “Untuk di pantai utara itu berkisar antara Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar tergantung situasi kondisi,” ungkap Ahman.
    Sebelumnya diberitakan, keberadaan pagar misterius di perairan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dipertanyakan nelayan setempat.
    Sejak dibangun enam bulan belakangan ini, nelayan tak mengetahui pasti tujuan sebenarnya pemasangan ribuan batang bambu tersebut.
    “Kita bertanya-tanya, dan apakah sudah mendapatkan izin atau belum,” ujar seorang nelayan setempat, Tayum kepada Kompas.com, Senin (13/1/2025).
    Adapun keberadaan pagar bambu di perairan utara Bekasi itu membentuk struktur layaknya sebuah tanggul.
    Berdasarkan video yang beredar di media sosial menunjukkan ribuan batang bambu yang terpancang secara rapi di dua sudut wilayah perairan Tarumajaya.
    Dalam video berdurasi 45 detik itu, terlihat dua deretan bambu yang menopang gundukan tanah.
    Jejeran bambu tersebut membentuk garis panjang menyerupai tanggul, dengan hamparan perairan di tengahnya yang mirip sungai.
    Tayum menjelaskan, tanah yang berada di antara sekat bambu tersebut berasal dari tanah laut sekitar.
    Proses pengerukan tanah laut dilakukan dengan menggunakan tiga alat berat ekskavator yang beroperasi sepanjang siang dan malam.
    Tanah yang berhasil dikeruk kemudian diuruk ke sela-sela dua sudut bambu yang terpancang, sehingga membentuk struktur menyerupai tanggul.
    “Setelah sekian lama, akhirnya mereka merambah sampai delapan kilometer menguruknya,” ungkap Tayum.
    (Reporter: Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov Jabar Klaim Telah Sosialisasi ke Nelayan Terkait Pagar Misterius di Laut Bekasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Pemprov Jabar Klaim Telah Sosialisasi ke Nelayan Terkait Pagar Misterius di Laut Bekasi Megapolitan 15 Januari 2025

    Pemprov Jabar Klaim Telah Sosialisasi ke Nelayan Terkait Pagar Misterius di Laut Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengeklaim telah melakukan sosialisasi ke nelayan terkait pemasangan ribuan batang bambu yang disebut sebagai pagar misterius di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
    Diketahui, keberadaan ribuan batang bambu di dua sisi perairan Kampung Paljaya dalam rangka pembangunan alur pelabuhan.
    “Pada tanggal 30 Oktober (2024) kita melakukan sosialisasi pertama. Kita undang tidak kurang dari 200 nelayan,” ujar Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem pada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Ahman Kurniawan di Bekasi, Selasa (14/1/2025).
    Ahman mengatakan, sosialisasi digelar pasca-penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dengan PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) pada Juni 2023.
    Dalam sosialisasi ini, pihaknya juga menjelaskan ihwal rencana penataan ulang kawasan Satuan Pelayanan (Satpel) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paljaya seluas 7,4 hektar.
    Penataan ulang tersebut sudah termasuk pembangunan alur pelabuhan sepanjang lima kilometer, kedalaman 5 meter, dan lebar 70 meter. Penataan ulang kawasan PPI ditargetkan rampung 2028.
    Ahman menyebut sosialisasi digelar agar kelompok nelayan kompak karena adanya investor yang menata ulang kawasan PPI Paljaya.
    “Kita harus bisa ikut bersaing dengan para investor di sini yang akan melakukan bisnisnya. Makanya nelayan harus kompak, saya bilang saat itu,” ungkap dia.
    Setelah melakukan sosialisasi, pihaknya kemudian membangun beberapa kios sebagai lini usaha warga sekitar.
    Kios diberikan kepada warga yang sebelumnya membuka tempat usaha di bangunan yang tak layak.
    “Kemudian di tahun ini kita juga akan tata halamannya, pedestriannya, drainasenya, kolam labuhnya, termasuk alurnya. Jadi kita simultan,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, keberadaan pagar misterius di perairan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dipertanyakan nelayan setempat.
    Sejak dibangun enam bulan belakangan ini, nelayan tak mengetahui pasti tujuan sebenarnya pemasangan ribuan batang bambu tersebut.
    “Kita bertanya-tanya, dan apakah sudah mendapatkan izin atau belum,” ujar seorang nelayan setempat, Tayum kepada
    Kompas.com
    , Senin (13/1/2025).
    Adapun keberadaan pagar bambu di perairan utara Bekasi itu membentuk struktur layaknya sebuah tanggul.
    Pihak Pemprov Jawa Barat menyebut deretan bambu itu milik PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) dan PT Mega Agung Nusantara (MAN).
    Keduanya saat ini tengah mengerjakan alur pelabuhan dengan bahan dasar ribuan batang bambu, hasil kerjasama dengan Pemprov Jawa Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beda Pagar Bambu di Laut Tangerang dan Bekasi…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Beda Pagar Bambu di Laut Tangerang dan Bekasi… Megapolitan 15 Januari 2025

    Beda Pagar Bambu di Laut Tangerang dan Bekasi…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di ujung pantai utara Tangerang, pagar bambu yang diperkirakan sepanjang 30 kilometer berdiri kokoh, seolah membelah lautan dengan kesunyian yang penuh makna.
    Dibangun dengan alasan melindungi garis pantai dari ancaman abrasi, pagar ini justru membawa gelombang protes dan pertanyaan dari para nelayan yang merasa hak hidup mereka dibatasi.
    Sementara itu, di perairan Bekasi, deretan bambu serupa menjelma menjadi tanda keteraturan, bagian dari proyek ambisius yang menjanjikan penataan kawasan pelabuhan.
    Anggota Komisi IV DPR, Riyono Caping, menyoroti dampak yang begitu luas dari pagar ini.
    “Menurut data DKP Provinsi Banten, ada 3.888 nelayan dan 502 pembudidaya di kawasan tersebut,” jelas Riyono, Kamis (9/1/2025).
    Jika dihitung dengan rata-rata jumlah anggota keluarga, maka ada sekitar 21.950 jiwa terkena dampak ekonomi akibat pemagaran laut ini.
    Dengan tumpuan hidup pada laut, para nelayan kini menghadapi hambatan besar dalam mencari nafkah.
    Tak hanya persoalan ekonomi, Riyono juga mengingatkan potensi kerusakan ekologis. Ia mengkritisi pembangunan tanpa izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL).
    “Jika nantinya ada reklamasi tanpa izin yang sah, maka kerugian ekologis akan semakin besar,” kata Riyono.
    Sementara itu, Ombudsman RI menemukan pagar laut ini bukan sekadar garis tunggal, melainkan berlapis membentuk labirin. Kondisi tersebut menambah lapisan misteri keberadaannya.
    “Ini bukan kawasan PSN, tetapi ada pagar yang membatasi ruang gerak nelayan,” tegas Yeka Hendra Fatika, anggota Ombudsman RI.
    Dengan kerugian nelayan mencapai Rp 8 miliar, Yeka mendesak agar pagar ini segera dicabut.
    Namun, pagar ini memiliki sisi lain yang mengundang simpati. Jaringan Rakyat Pantura (JRP) menyebut pagar laut di Tangerang dibangun swadaya oleh masyarakat setempat untuk mencegah abrasi.
    Humas JRP, Shandi Martha, mengatakan pagar laut tersebut bermanfaat bagi nelayan di sekitarnya karena menjadi habitat kerang yang dipanen oleh nelayan.
    “Ada lho ternyata di situ kerang hijau yang tumbuh, nah ini kan memberikan penghasilan,” kata Shandi.
    Karena manfaatnya itu, Shandi menyayangkan jika ada rencana pembongkaran oleh pemerintah.
    “Pagar dibuat sekitar empat dan lima bulan lalu,” kata Shandi.
    Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Banten, Eli Susanti, berujar, lokasi pagar laut di Pantai Utara, Kabupaten Tangerang, bukanlah daratan yang hilang akibat abrasi.
    “Karena (lahan daratan) hilang abrasi ya, enggak apa-apa (ada yang klaim) sepanjang mereka bisa membuktikan, karena semua orang bisa mengeklaim seperti itu. Tinggal kita sama-sama bagaimana bisa membuktikan,” ujarnya Eli.
    Pemerintah Provinsi Banten berpegang pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2023 yang menyatakan bahwa lokasi pagar laut tersebut adalah lautan.
    Dalam Perda itu disebutkan bahwa pagar laut terletak pada beberapa zona pemanfaatan umum.
    Zona itu mencakup zona perikanan tangkap, zona perikanan budidaya, zona pelabuhan perikanan, zona pelabuhan, dan zona pariwisata.
    Pemprov Banten telah memberikan waktu 20 hari untuk membongkar pagar yang dianggap merugikan aktivitas warga dan nelayan pesisir Kabupaten Tangerang.
    “Kemarin setelah tanggal 9 diberikan waktu 20 hari, kami masih menunggu sambil mengidentifikasi ini,” kata Eli.
    Tak hanya Tangerang, di pesisir utara Bekasi, pagar bambu lain berdiri dengan cerita yang berbeda.
    Video berdurasi 45 detik tersebut memperlihatkan ribuan batang bambu yang terpancang secara rapi di dua sudut wilayah Tarumajaya.
    Dalam video itu, terlihat dua deretan bambu yang menopang gundukan tanah. Jejeran bambu, dengan hamparan perairan di tengahnya yang mirip sungai.
    Tayum, seorang nelayan, menjelaskan bahwa bambu tersebut telah ada selama enam bulan terakhir.
    “Iya, sudah enam bulan belakangan ini (keberadaan bambu misterius tersebut),” ujar Tayum saat dihubungi Kompas.com pada Senin (13/1/2025).
    Namun, misteri keberadaan pagar laut tepat di Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi terjawab dengan pernyataan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
    Pemprov Jawa Barat memastikan bahwa pagar tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan alur pelabuhan yang bekerja sama dengan PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN).
    Proyek kerja sama yang dilakukan sejak Juni 2023 itu bertujuan untuk menata ulang kawasan pelabuhan perikanan di lokasi tersebut.
    Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem pada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Ahman Kurniawan, menjelaskan, selain PT TRPN, PT Mega Agung Nusantara (MAN) juga terlibat dalam proyek ini.
    “Dengan kesepakatan ini maka masing-masing kepentingan bisa berjalan. Kami dari DKP Jabar memiliki visi untuk penataan kawasan pelabuhannya,” ujar Ahman, Selasa (14/1/2025).
    PT TRPN bertanggung jawab atas pembuatan alur pelabuhan di sisi kiri kawasan, sementara sisi kanan dikerjakan oleh PT Mega Agung Nusantara (MAN).
    Dalam proyek ini, kawasan Satuan Pelayanan (Satpel) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paljaya yang seluas 7,4 hektar ditata ulang dengan anggaran sekitar Rp 200 miliar.
    Proyek pembangunan alur pelabuhan membentang sepanjang lima kilometer, dengan kedalaman alur sekitar lima meter dari permukaan air dan lebar 70 meter.
    Alur ini dirancang menjadi akses keluar-masuk kapal nelayan. Selain itu, dalam penataan ulang PPI Paljaya, terdapat tiga jenis fasilitas yang harus disediakan.
    Ketiga fasilitas itu antara lain fasilitas pokok, penunjang, dan fungsional. Fasilitas pokok meliputi alur pelabuhan, dermaga, dan mercusuar.
    Sementara untuk fasilitas penunjang meliputi perkantoran, fasilitas umum, kamar mandi, dan masjid.
    Sedangkan fasilitas fungsional meliputi tempat pelelangan ikan, pasar ikan, pengolahan ikan, dan area docking kapal.
    Dua pagar bambu ini berdiri di dua lokasi berbeda dengan cerita yang saling bertolak belakang.
    Di Tangerang, pagar menjadi polemik, menyisakan tanda tanya akan manfaat atau kerugiannya.
    Sementara di Bekasi, pagar ini menjadi bagian dari visi besar penataan kawasan perikanan.
    Namun, apa pun ceritanya, harapan nelayan di dua wilayah tetap sama, yakni kehidupan lebih baik dari hasil laut yang mereka andalkan.
    Lalu, apakah bambu-bambu ini akan menjadi penyelamat atau justru penghalang? Hanya waktu dan kebijakan yang mampu menjawabnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beda Pagar Bambu di Laut Tangerang dan Bekasi…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Siapa Pembangun Pagar Misterius di Laut Bekasi? Megapolitan 15 Januari 2025

    Siapa Pembangun Pagar Misterius di Laut Bekasi?
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Keberadaan pagar yang disebut misterius di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, dipersoalkan nelayan setempat.
    Pasalnya, pagar yang terbuat dari batang bambu dan terpancang di perairan sejauh lima kilometer itu membuat para nelayan merasa dirugikan.
    Ribuan pagar bambu yang terpancang secara presisi di dua sudut di perairan Kampung Paljaya telah ada sejak enam bulan terakhir.
    Sejak itu pula, hasil tangkapan nelayan setempat menurun drastis. Hal ini seperti yang dirasakan oleh Rodin (41), seorang nelayan asal Kampung Paljaya yang mengaku hasil tangkapannya menurun drastis sejak
    pagar misterius di laut Bekasi
    itu berdiri.
    Sebelum adanya pagar itu, Rodin bisa membawa pulang 40 kilogram ikan berbagai jenis setiap harinya, yang merupakan hasil menjaring ikan di pinggiran perairan.
    Namun, sejak pagar yang mirip tanggul itu membentang lima kilometer ke tengah laut, hasil tangkapannya kini paling banyak 5 kilogram.
    “Tadinya masih dapat Rp 450.000. (Sekarang) paling dapat cepe (Rp 100.000), buat bensin doang, buat bahan bakar doang,” kata Rodin saat ditemui
    Kompas.com
    di sela waktu istirahatnya, Selasa (14/1/2025).
    Rodin meyakini pendapatannya yang anjlok itu karena keberadaan pagar misterius di laut Bekasi. Sebab, keberadaan pagar itu membuat ikan yang berada di pinggir perairan kini menjauh.
    Di sisi lain, dia dan nelayan lainnya merasa tersekat. Sebab, bentangan pagar di dua sisi sepanjang lima kilometer itu membuat nelayan tak bisa leluasa mencari ikan di pinggir perairan.
    Mereka harus keluar dari pagar alur pelabuhan terlebih dahulu di tengah lautan agar bisa menangkap ikan.
    Hal ini pun membuatnya enggan memaksakan diri lantaran perahu kecilnya rawan rusak jika sewaktu-waktu dihantam ombak besar.
    “Tadinya ikan naik kemari.
    Dibarok
    (tanggul diuruk), ombaknya juga gede kalau nengah, enggak bisa, kan nelayan pinggir,” ungkap dia.
    Nelayan lain, Tayum mengaku, tak bisa leluasa menebar jaring setelah adanya pagar laut di Bekasi itu.
    “Udah enggak bisa lagi kayak dulu, pada saat akan buat acara tabur jaring, tidak bisa lagi karena sudah disekat oleh pagar bambu,” ungkap Tayum.
    Selain itu, limbah tanah bekas urukan tanggul juga berdampak terhadap kelangsungan ekologi habitat laut.
    “Limbah yang mereka tinggalkan meninbulkan kematian habitat laut, limbah tanah yang mereka gali,” pungkas Ayum.
    Belakangan diketahui bahwa keberadaan pagar bambu tersebut diperuntukkan untuk pembangunan alur pelabuhan.
    Pembangunan pagar laut di Bekasi ini merupakan hasil perjanjian kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dengan PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) pada Juni 2023 dan PT Mega Agung Nusantara (MAN).
    Adapun PT TRPN mengerjakan pembuatan alur pelabuhan pada sisi kiri. Sementara sisi kanan dikerjakan oleh PT Mega Agung Nusantara (MAN).
    “Dengan kesepakatan ini maka masing-masing kepentingan bisa berjalan. Kami dari DKP Jabar memiliki visi untuk penataan kawasan pelabuhannya,” ujar Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem pada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Ahman Kurniawan di Bekasi, Selasa.
    Dalam perjanjian kerja sama ini, PT TRPN menata ulang kawasan Satuan Pelayanan (Satpel) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paljaya seluas 7,4 hektar, dengan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 200 miliar.
    Luas PPI Paljaya itu sudah termasuk pembangunan alur pelabuhan yang membentang sepanjang lima kilometer.
    Sementara itu, kedalaman alur pelabuhan sekitar lima meter dari permukaan air. Sedangkan lebar alur pelabuhan sekitar 70 meter.
    Alur inilah yang akan menjadi akses keluar dan masuknya kapal nelayan. Selain itu, dalam penataan ulang PPI Paljaya terdapat tiga fasilitas yang harus dipenuhi.
    Pertama, fasilitas pokok berupa alur pelabuhan, dermaga, dan mercusuar. Kedua, fasilitas penunjang yang mencakup perkantoran, fasilitas umum, kamar mandi, dan masjid.
    Ketiga, fasilitas fungsional yang meliputi tempat pelelangan ikan, pasar ikan, pengolahan ikan, dan bongkar docking kapal
    “Tiga fasilitas inilah yang ada di dalam perjanjian kerja sama dengan swasta,” ungkap Ahman.
    Ahman membantah adanya pagar misterius berbahan ribuan batang bambu di perairan Kampung Paljaya.
    Ia menegaskan, bambu yang terpancang di perairan Kampung Paljaya tak bisa disamakan dengan keberadaan bambu di wilayah perairan Tangerang, Banten.
    Menurutnya, pemasangan bambu di perairan Kampung Paljaya legal karena hasil perjanjian kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dengan dua perusahaan.
    “Ya misterius itu kan karena tidak tahu siapa pemiliknya. Kalau di sini memang jelas pemiliknya, tidak misterius. Ini DKP Jabar, kerjasama dengan perusahaan ini (TRPN), ini MAN, dan semuanya punya legalitas masing-masing,” ucap Ahman.
    Ahman berujar, anggapan keberadaan bambu di perairan Kampung Paljaya sebagai pagar misterius hanya memanfaatkan momentum kasus viral yang terjadi di Tangerang.
    “Barangkali itu, apa namanya, memanfaatkan momentum viralisasi,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • [POPULER JABODETABEK] Setelah Tangerang, Pagar Misterius Sepanjang 8 Km Muncul di Laut Bekasi | Fakta-fakta Pembunuhan Sandy Permana, Pemeran Mak Lampir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    [POPULER JABODETABEK] Setelah Tangerang, Pagar Misterius Sepanjang 8 Km Muncul di Laut Bekasi | Fakta-fakta Pembunuhan Sandy Permana, Pemeran Mak Lampir Megapolitan 15 Januari 2025

    [POPULER JABODETABEK] Setelah Tangerang, Pagar Misterius Sepanjang 8 Km Muncul di Laut Bekasi | Fakta-fakta Pembunuhan Sandy Permana, Pemeran Mak Lampir
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Berita tentang kemunculan
    pagar misterius di laut Bekasi
    , setelah di Tangerang ramai dibaca di kanal Megapolitan Kompas.com pada Selasa (14/1/2025).
    Sementara itu, berita mengenai penjelasan ironi, taman di Jakarta yang dibangun untuk warga, tetapi justru dikuasi oleh preman juga banyak dibaca.
    Kemudian, berita tentang sederet fakta pembunuhan
    aktor Sandy Permana
    turut menarik perhatian dan banyak dibaca.
    Berikut ini adalah paparan dari tiga berita populer Jabodetabek yang disebutkan di atas:
    Sebuah video yang ramai diperbincangkan di media sosial menampilkan sebuah pagar misterius terbuat dari bambu yang terletak di perairan pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
    Dalam video berdurasi 45 detik tersebut, terlihat ribuan batang bambu ditata rapi di dua sisi wilayah Tarumajaya.
    Selain itu, tampak pula gundukan tanah yang disangga oleh dua barisan bambu tersebut.
    Susunan bambu tersebut membentuk garis panjang menyerupai tanggul, dengan aliran air di tengahnya yang tampak seperti sungai.
    Tayum, seorang nelayan setempat, mengonfirmasi keberadaan struktur tersebut.
    “Betul, pagar bambu itu sudah ada sekitar enam bulan terakhir,” ungkap Tayum saat dihubungi Kompas.com pada Senin (13/1/2025).
    Menurut Tayum, tanah yang mengisi ruang di antara pagar bambu itu diambil dari dasar laut.
    Proses pengerukan dilakukan dengan bantuan tiga alat berat ekskavator yang bekerja siang dan malam.
    Baca selengkapnya
    di sini
    .
    Di balik suasana tawa dan kebahagiaan yang seharusnya memenuhi taman-taman di Jakarta, ironi pahit justru terjadi.
    Taman-taman yang idealnya menjadi ruang terbuka untuk semua kalangan tanpa diskriminasi, kini berubah menjadi medan perebutan kekuasaan oleh pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan kelompok.
    Ruang publik, yang diharapkan menjadi tempat pelarian dari hiruk-pikuk kota, terancam kehilangan maknanya sebagai zona bebas dan malah jatuh ke tangan para penguasa liar.
    Salah satu contohnya adalah Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di Blok M, yang menjadi perhatian setelah sebuah video mengenai aktivitas tak pantas di ruang publik tersebut viral.
    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @jakartaselatan24jam, terlihat seorang pria mengenakan baju hitam dan topi merah mendekati sekelompok pemuda yang sedang membuat konten.
    “Anda izin ke siapa?” tanyanya seseorang itu.
    Baca selengkapnya
    di sini
    Dunia hiburan Indonesia dikejutkan oleh tragedi memilukan. Sandy Permana, aktor yang terkenal lewat perannya dalam serial “Mak Lampir”, ditemukan tewas mengenaskan tak jauh dari kediamannya di Jalan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Minggu (12/1/2025).
    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno, mengungkapkan bahwa jasad Sandy ditemukan dalam keadaan bersimbah darah sekitar pukul 08.00 WIB.
    “Saya belum bisa memastikan jumlahnya, tapi luka ada di leher, dada, dan perut,” ujar Onkoseno ketika dihubungi pada hari kejadian.
    Setelah dinyatakan meninggal, jenazah Sandy langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk menjalani otopsi. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya indikasi kekerasan.
    “Ditemukan luka akibat benda tajam dan tumpul,” terang Kombes Hery Wijatmoko, Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara, pada Senin (13/1/2025).
    Ia menjelaskan bahwa proses otopsi dimulai pada Minggu sore dan selesai malam harinya.
    “Jenazah masuk sekitar pukul 14.00 WIB dan sudah dibawa pulang sekitar pukul 21.00 WIB,” tambah Hery.
    Baca selengkapnya
    di sini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemenhut Tanam Pohon Buah-buahan di 37 Provinsi untuk Dukung Swasembada Pangan – Halaman all

    Kemenhut Tanam Pohon Buah-buahan di 37 Provinsi untuk Dukung Swasembada Pangan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melakukan penanaman pohon serentak di 37 provinsi dan 100 titik dengan jumlah 1 juta batang pohon, sebagai bagian dari program swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto, Selasa (14/1/2025). 

    Salah satu lokasi yang ditanami pohon yakni di Kecamatan Alak, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    Pohon yang ditanam dipilih jenis yang mendukung ketahanan pangan, energi, dan air. Seperti sukun, aren, nyamplung, dan ragam buah-buahan Multipurpose Tree Species (MPTS).

    Penanaman pohon ini sekaligus memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon yang diperingati setiap tanggal 10 Januari, di mana penggagas pertamanya adalah Presiden Soeharto pada tahun 1993.

    Penanaman pohon di NTT dilakukan oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi (Wamendikti Saintek) Prof Stella Christie, Wakil Ketua Komisi IV DPR Ahmad Yohan dan Walikota Terpilih Kupang Christian Widodo. 

    “Hari ini kita memperingati hari penanaman 1 juta pohon yang pernah diinisiasi sama Presiden Soeharto pada tahun 1993,” ujar Raja Juli dalam keterangannya, Selasa.

    “Ini terkait ketahanan air, bayangkan bagaimana cita-cita besar untuk swadembada pangan dan energi tercapai kalau sumber air kita terganggu, sumber air kita menjadi tercemar tidak berfungsi baik,” lanjut dia. 

    Kegiatan penanaman pohon ini juga jadi upaya pemerintah dalam merehabilitasi 12,7 juta hektare hutan dan lahan yang terdegradasi.

    Menhut menegaskan, hutan tidak boleh rusak demi ketahanan pangan. Di sisi lain, pembangunan harus terus berjalan, dan masyarakat juga perlu disejahterakan. 

    “Pembangunan tidak boleh berhenti, hutan tetap lestari, dan kesejahteraan masyarakat itu pasti.”

    “Ini adalah 3 pilar yang tidak boleh kita potong-potong, tidak boleh hutannya rusak demi ketahanan pangan, atau mendirikan sekolah kemudian merusak hutan, atau sebaliknya menjaga hutan tapi tidak memiliki implikasi pada kesejahreraan masyarakat,” jelas dia.