kab/kota: Batang

  • Video Viral Polsek Muara Batang Gadis Sumut Dibakar Warga

    Video Viral Polsek Muara Batang Gadis Sumut Dibakar Warga

    Viral di media sosial warga membakar kantor Polsek Muara Batang Gadis, di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Sabtu (20/12). Pemicunya karena warga menduga polisi melepaskan seorang bandar narkoba.

    Seorang bandar tersebut diketahui sebelumnya ditangkap oleh warga.

  • Libur Natar Bawa Mobil Listrik? Catat! Ini Daftar SPKLU di Tol Trans Jawa

    Libur Natar Bawa Mobil Listrik? Catat! Ini Daftar SPKLU di Tol Trans Jawa

    Jakarta

    Perjalanan libur Natal dan Tahun Baru menggunakan mobil listrik kini semakin realistis.

    Infrastruktur pengecasan atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di jalur tol Trans Jawa telah tersebar merata dan bisa diandalkan saat melakukan perjalanan jarak jauh.

    Jasa Marga menyebutkan sudah ada SPKLU di puluhan titik rest area Jasa Marga Group yang dapat digunakan selama melakukan perjalanan melintasi Tol Trans Jawa.

    Berikut daftar SPKLU di Tol Trans Jawa yang dapat detikers jadikan acuan saat melakukan perjalanan di momen libur Nataru dengan mobil listrik.

    SPKLU Ruas Tol Jabodetabek

    – Jagorawi Rest Area KM 10A
    – Jagorawi Rest Area KM 21B
    – Jagorawi Rest Area KM 38B
    – Jagorawi Rest Area KM 45A

    – Jakarta-Tangerang Rest Area 13A
    – Jakarta-Tangerang Rest Area 14B

    – Jakarta-Cikampek Rest Area 6B
    – Jakarta-Cikampek Rest Area 19A
    – Jakarta-Cikampek Rest Area 19B
    – Jakarta-Cikampek Rest Area 39A
    – Jakarta-Cikampek Rest Area 42B
    – Jakarta-Cikampek Rest Area 57A
    – Jakarta-Cikampek Rest Area 62B

    SPKLU Ruas Cipularang dan Padaleunyi

    – Cipularang Rest Area KM 72A
    – Cipularang Rest Area KM 72B
    – Cipularang Travoy Rest KM 88A
    – Cipularang Travoy Rest KM 88B
    – Cipularang Rest Area KM 97B
    – Cipularang Rest Area KM 125B

    – Padaleunyi Rest Area KM 147A
    – Padaleunyi Rest Area KM 149B

    SPKLU Ruas Palikanci dan Semarang-Batang

    – Palikanci Travoy Rest KM 207A
    – Palikanci Rest Area KM 208B

    – Semarang-Batang Travoy Rest KM 360B
    – Semarang-Batang Travoy Rest KM 379A
    – Semarang-Batang Travoy Rest KM 389B
    – Semarang-Batang Travoy Rest KM 391A

    SPKLU Ruas Semarang Seksi A, B, C dan Semarang-Solo

    – Semarang Seksi A, B, C Rest Area KM 424B

    – Semarang-Solo Rest Area KM 429A
    – Semarang-Solo Rest Area KM 439A
    – Semarang-Solo Rest Area KM 444B
    – Semarang-Solo Rest Area KM 456B
    – Semarang-Solo Rest Area KM 487A
    – Semarang-Solo Rest Area KM 487B

    SPKLU Ruas Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo dan Solo-Ngawi Kertosono

    – Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Rest Area KM 19A

    – Solo-Ngawi Travoy Rest Area KM 519A
    – Solo-Ngawi Travoy Rest Area KM 519B
    – Solo-Ngawi Travoy Rest Area KM 538A
    – Solo-Ngawi Travoy Rest Area KM 538B
    – Solo-Ngawi Travoy Rest Area KM 575A
    – Solo-Ngawi Travoy Rest Area KM 575B

    – Ngawi Kertosono Travoy Rest KM 597A
    – Ngawi Kertosono Travoy Rest KM 597B
    – Ngawi Kertosono Travoy Rest KM 626A
    – Ngawi Kertosono Travoy Rest KM 626B

    SPKLU Ruas Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Gempol, Pandaan-Malang, dan Gempol-Pasuruan

    – Surabaya-Mojokerto Travoy Rest KM 725A
    – Surabaya-Mojokerto Rest Area KM 726B

    – Surabaya-Gempol Rest Area KM 753B
    – Surabaya-Gempol Rest Area KM 754A

    – Pandaan-Malang Travoy Rest KM 66A
    – Pandaan-Malang Travoy Rest KM 66B
    – Pandaan-Malang Travoy Rest KM 84A
    – Pandaan-Malang Rest Area KM 84B

    – Gempol-Pasuruan Travoy Rest KM 792A
    – Gempol-Pasuruan Travoy Rest KM 792B

    (mhg/rgr)

  • HKSN 2025, Wamensos Agus Jabo Ajak Peserta Maraton di Magelang Bantu Korban Bencana Sumatra

    HKSN 2025, Wamensos Agus Jabo Ajak Peserta Maraton di Magelang Bantu Korban Bencana Sumatra

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono secara resmi membuka Event Maraton Solidaritas untuk Sumatra yang digelar Kementerian Sosial (Kemensos) di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (21/12/2025).

    Kegiatan yang diikuti sekitar 7.000 pelari dari berbagai daerah ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2025.

    Maraton bertajuk Desemberun itu mengambil titik start di halaman Candi Borobudur, salah satu ikon wisata dunia. Ribuan peserta tampak antusias mengikuti kegiatan lari yang tidak hanya mengusung semangat olahraga, tetapi juga solidaritas sosial.

    “Ini adalah kegiatan maraton untuk solidaritas saudara-saudara kita yang ada di Sumatra,” kata Agus Jabo.

    Dia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian sosial masyarakat terhadap sesama, khususnya bagi korban bencana di tiga provinsi di Sumatra. Dukungan dari masyarakat di Magelang diharapkan dapat menjadi penyemangat bagi para korban.

    “Semoga mereka segera bangkit, semoga mereka bisa hidup normal kembali seperti sedia kala. Selamat berlari, semangat,” ucap Agus Jabo.

    Pada kesempatan ini, kegiatan maraton diawali dengan doa bersama lintas agama dari Islam hingga Hindu. Doa berisi permohonan dan permintaan kepada Tuhan agar korban terdampak Sumatra dapat segera pulih.

    Sebagai bentuk dukungan konkret, Kemensos juga menyediakan kode batang atau QR code yang dapat diakses para peserta maraton untuk menyalurkan donasi. Donasi tersebut ditujukan bagi masyarakat yang terdampak bencana di sejumlah wilayah di Sumatra.

    Kegiatan ini pun mendapat sambutan positif dari para peserta yang menilai kegiatan tersebut mampu menggabungkan olahraga, wisata, dan aksi sosial dalam satu momentum yang bermakna.

    Salah satunya diungkapkan oleh Peserta Maraton asal Jakarta, Adi. Dia mengikuti maraton 5K atau 5 kilometer.

    “Walaupun ini kegiatan lari, saya biasanya juga hobi tapi ini ada nilai solidaritasnya bisa bantu korban dan saudara-saudara kita di Sumatra,” ucap Adi.

  • Mutasi 1.086 Personel Polri, Kapolri Tempatkan Banyak Polwan di PPA dan TPPO

    Mutasi 1.086 Personel Polri, Kapolri Tempatkan Banyak Polwan di PPA dan TPPO

    Mutasi 1.086 Personel Polri, Kapolri Tempatkan Banyak Polwan di PPA dan TPPO
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi terhadap 1.086 personel Polri, termasuk penempatan polisi wanita (
    polwan
    ) di posisi strategis, sebagai upaya menjawab harapan masyarakat dan masukan dari Komisi Reformasi Polri.
    “Saya kira secara rutin institusi Polri melaksanakan kegiatan rotasi ataupun mutasi. Apalagi kalau kaitannya dengan ada yang kemudian berakhir masa dinasnya, kemudian kita harus melakukan pergantian,” ujar Sigit di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (20/12/2025).
    Mutasi kali ini memberi fokus khusus kepada polwan. Banyak dari mereka ditempatkan pada Direktorat Reserse Perlindungan Perempuan dan Anak (Dirres PPA) serta Pemberantasan Perdagangan Orang (TPPO) di berbagai polda.
    “Kami mengisi posisi-posisi jabatan Direktorat PPA dan TPPO yang kami isi secara spesifik dari teman-teman dari anggota Polwan ya,” ucap Sigit.
    Menurut Kapolri, penempatan polwan di satuan PPA dan TPPO sekaligus menjawab harapan masyarakat terkait layanan khusus.
    “Dan ini mudah-mudahan juga bisa menjawab terkait dengan harapan dari masyarakat yang memang harus diberikan layanan khusus. Dan ini hanya bisa dilakukan oleh Polwan,” tuturnya.
    Selain itu, polwan juga menempati sejumlah posisi strategis, salah satunya Brigjen Pol Sulastiana yang dipercaya menjabat Wakapolda Papua Barat.
    “Dan ada juga posisi Wakapolda yang kami isi dengan Polwan juga. Ke depan kita akan terus lakukan perbaikan,” jelas Sigit.
    Jenderal bintang empat ini menambahkan, penempatan polwan ini juga mengakomodasi masukan dari Komisi Reformasi Polri dan aspirasi masyarakat.
    “Tentunya masukan-masukan selama kami diskusi dengan tim reformasi, bagaimana kita juga harus memperhatikan masalah gender, masalah hal-hal yang memang selama ini menjadi perhatian publik,” katanya.
    Mutasi sebanyak 1.086 personel tercantum dalam lima Surat Telegram (ST) yang diterbitkan pada 15 Desember 2025.
    Dari jumlah tersebut, 35 polwan mendapatkan promosi. Selain Brigjen Pol Sulastiana, enam polwan juga dipercaya menjabat sebagai kapolres di berbagai daerah, termasuk Karimun, Majalengka, Batang, Tebing Tinggi, Purbalingga, dan Samosir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menhut Mulai Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial

    Menhut Mulai Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial

    Menhut Mulai Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Kehutanan,
    Raja Juli Antoni
    , memulai relokasi warga yang tinggal di kawasan
    Taman Nasional Tesso Nilo
    (TNTN), Riau, sebagai bagian dari upaya penataan kawasan dan pemulihan ekosistem hutan konservasi.
    Relokasi ini mencakup 228 keluarga ke lahan
    perhutanan sosial
    seluas total 635,83 hektare, di Desa Bagan Limau, Kabupaten Pelalawan, yang menjadi bagian dari target penataan kawasan seluas 2.569 hektare.
    “Hari ini saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama pada masyarakat Desa Bagan Limau, bapak ibu adalah uswah hasanah adalah contoh teladan, dimana dialog sebagai rekonsiliasi, sebagai upaya menjadi win win solution, kemenangan bersama. Atas kebesaran hati bapak ibu sekalian dapat terselesaikan,” ujar Raja Juli dalam keterangannya, Sabtu (20/12/2025).
    Raja Juli menegaskan relokasi ini bukan sebagai bentuk permusuhan, melainkan langkah awal pemerintah untuk menyeimbangkan kepentingan perlindungan lingkungan dan keadilan sosial bagi masyarakat.
    Dengan cara damai dan dialog, masyarakat mendapatkan kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit baru di luar Taman Nasional.
    “Ini bukan hari tanda permusuhan karena bapak ibu sekalian digusur dari Taman Nasional, tapi hari bahagia karena dengan cara damai, persuasif, dialog bersama bapak ibu sudah memiliki kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit baru di luar Taman Nasional Tesso Nilo. Saat ini masih dalam bentuk SK Hutan Kemasyarakatan karena awalnya relokasi PBPH HTI, supaya prosesnya cepat saya pakai Hkm,” ucapnya.
    Sebagai lahan pengganti, pemerintah menyiapkan area eks PT PSJ di Desa Gondai, Kabupaten Pelalawan seluas 234,51 hektare, serta kawasan eks PTPN di Desa Batu Rizal, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Desa Pesikaian, Kabupaten Kuantan Singingi dengan total luasan 647,61 hektare.
    Kelompok masyarakat penerima SK Hutan Kemasyarakatan dibagi menjadi: KTH Gondai Prima Sejahtera (47 KK), KTH Mitra Jaya Lestari (109 KK), dan KTH Mitra Jaya Mandiri (72 KK).
    Raja Juli menambahkan, SK Hutan Kemasyarakatan yang diterima masyarakat akan menjadi dasar pengajuan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di bawah Kementerian ATR/BPN.
    “Kita jadi TORA, sehingga bapak ibu punya sertifikat yang akan dipastikan pemberiannya oleh Wamen ATR/BPN,” ucap Raja Juli.
    Ia menekankan bahwa relokasi ini menjadi simbol rekonsiliasi dan kehadiran negara tanpa kekerasan, sehingga hutan tetap aman bagi satwa seperti gajah Tesso Nilo, sementara masyarakat memiliki kepastian hukum.
    “Karena bapak ibu adalah teladan berharap pada masyarakat lain dapat mengikuti teladan dari desa ini. Ini adalah simbol rekonsiliasi, simbol kehadiran negara, tidak dengan kekerasan tapi menjadi kemenangan bersama. Taman Nasional kita jadi rumah yang aman dan nyaman bagi gajah Domang dan kawan-kawan, tapi pada saat yang sama masyarakat punya kepastian hukum,” sambungnya.
    Sebagai bagian dari restorasi ekosistem Taman Nasional Tesso Nilo, Menteri Kehutanan melakukan aksi simbolis menebang pohon sawit dan menanam bibit pohon Kulim.
    Selain itu, Kementerian Kehutanan mengalokasikan sekitar 74.000 bibit pohon untuk seluruh kawasan TNTN, terdiri atas Mahoni (30.000 batang), Trembesi (15.000 batang), Sengon (15.000 batang), Jengkol (9.000 batang), dan Kaliandra (5.000 batang).
    “Kalau secara simbolik ada pemusnahan sawit, bukan berarti ada permusuhan pada masyarakat, tapi kita kembalikan Taman Nasional pada fungsinya sebagai Taman Nasional konservasi,” jelas Raja Juli.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Malah Ada yang Koar Suruh Tanam Sawit

    Malah Ada yang Koar Suruh Tanam Sawit

    GELORA.CO –  Fenomena menyeramkan kembali jadi sorotan publik. Belum reda kemarahan warganet setelah ribuan kayu gelondongan terseret banjir di Sumatera, kini kejadian serupa terulang di Papua.

    Kejadiannya berlangsung pada Rabu (17/12/2025) di Distrik Keerom, Papua, dan langsung menggegerkan media sosial.

    Banjir bandang yang dipicu curah hujan tinggi di wilayah hulu membuat aliran Sungai Pas berubah.

    Menjadi arus ganas yang menyeret ribuan batang kayu gelondongan berukuran besar.

    Tumpukan kayu itu meluncur deras mengikuti luapan sungai dan mengarah langsung ke permukiman warga.

    Pemandangan itu bukan hanya mengejutkan, tetapi juga menimbulkan rasa ngeri.

    Sungai yang biasanya tenang tiba-tiba dipenuhi batang pohon raksasa yang saling menghantam di arus deras.

    Dampaknya tak main-main. Jembatan yang membentang di atas Sungai Pas dilaporkan putus total setelah dihantam derasnya air dan kayu-kayu yang bergerak tak terkendali.

    Warga yang mengenal jembatan itu sebagai jalur vital pun terpaksa mencari akses alternatif karena struktur yang menjadi penghubung utama itu sudah tak bisa dilewati lagi.

    Banyak warga yang berada di lokasi memotret momen saat gelondongan kayu itu hanyut dan bertumpuk seperti lautan batang pohon.

    Unggahan-unggahan itu memancing kemarahan publik. Tidak sedikit yang menilai bahwa fenomena ini bukan sekadar “bencana alam biasa”.

    Warganet bertanya-tanya dari mana asal ribuan kayu itu?

    Mengapa jumlahnya bisa sebesar itu? Papua selama ini dikenal memiliki hutan yang masih sangat alami.

    Maka wajar jika publik curiga ada aktivitas pembalakan liar yang selama ini tak terdeteksi atau sengaja dibiarkan.

    Kecurigaan itu makin membesar ketika publik mengaitkannya dengan pernyataan Presiden Prabowo.

    Yang beberapa hari sebelumnya menyebut Papua sebagai wilayah yang cocok ditanami kelapa sawit untuk produksi bahan bakar nabati (BBM).

    “Papuaa banjir,malah ada yg koar koar suruh tanam sawit,singkong,tebu. Diaa ituu sarjana pertanian kah😭 katanya mari jaga lingkungan,baru ngmg hari ini besoknya bedaa lg,ya alloh capek kaliiii tiap lihat beritaa”, tulis seorang netizen di x.

    Komentar itu memicu perdebatan panjang dan membuat isu soal eksploitasi hutan Papua kembali memanas.

    Bagi sebagian orang, kejadian banjir bercampur gelondongan kayu ini terasa seperti “alarm keras” bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

    Fenomena hanyutnya kayu gelondongan bukan hal sepele.

    Dalam banyak kasus di wilayah Indonesia, tumpukan kayu yang terbawa arus sering kali berkaitan dengan penggundulan hutan di daerah hulu.

    Saat hujan deras turun, tanah yang kehilangan vegetasi tidak lagi mampu menahan laju air.

    Alhasil, banjir terjadi dan material yang tersisa di hutan termasuk batang pohon hasil penebangan ikut tercabut dan turun ke hilir.

    Di Papua, hal seperti ini mestinya tidak terjadi bila hutan masih utuh. Karena itulah kejadian di Keerom menjadi peringatan keras bagi semua pihak.

    Bukan hanya soal kerusakan lingkungan, tetapi juga soal keselamatan masyarakat di wilayah hilir yang sewaktu-waktu bisa menjadi korban.

    Warganet kini menuntut pemerintah daerah dan pusat untuk mengungkap asal-usul kayu gelondongan itu secara transparan.

    Mereka meminta investigasi menyeluruh, terutama terkait kemungkinan praktik penebangan ilegal yang telah lama dikeluhkan masyarakat lokal namun tak kunjung ditindak tegas.

    Banjir bisa saja dianggap sebagai bencana alam, tetapi ribuan kayu yang ikut hanyut mustahil muncul begitu saja tanpa sebab.

    Kejadian di Keerom menjadi gambaran jelas bahwa ketika hutan dirusak, alam akan “membalas” dengan cara yang menyentuh langsung kehidupan warga.

    Aerusak akses jalan, mengancam rumah, bahkan mengancam nyawa.

    Fenomena ini bukan lagi sekadar viral. Ini adalah sinyal bahaya yang tidak boleh diabaikan.***

  • Ratusan Emak-Emak di Sumut Ngamuk Bakar Rumah Bandar Narkoba, Kecewa Polisi Lambat Bergerak

    Ratusan Emak-Emak di Sumut Ngamuk Bakar Rumah Bandar Narkoba, Kecewa Polisi Lambat Bergerak

    Liputan6.com, Jakarta – Ratusan ibu-ibu di Desa Tabuyung, Muara Batang Gadis, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut) membakar sejumlah rumah yang diduga milik bandar narkoba pada Kamis (17/12/2025). Aksi ini dipicu oleh rasa frustrasi warga karena pihak kepolisian dianggap tidak serius memberantas peredaran narkotika di wilayah tersebut.

    Kemarahan warga memuncak setelah acara pengajian dan doa bersama. Tanpa komando, massa yang didominasi kaum ibu ini langsung bergerak menuju lokasi-lokasi yang disinyalir menjadi sarang peredaran narkoba.

    Plt Kepala Desa Tabuyung, Iskandar Muda Tanjung, mengonfirmasi aksi tersebut merupakan reaksi spontanitas. Ia menyebut warga sudah sangat resah melihat generasi muda di desa rusak akibat barang haram tersebut.

    “Setelah acara pengajian dan doa bersama, ibu-ibu ini langsung bergerak ke rumah yang diduga bandar narkoba. Di lokasi, mereka mengamuk, melempari bangunan dengan batu, hingga melakukan pembakaran,” ujar Iskandar kepada wartawan, Jumat (19/12/2025).

    Pihak desa sebenarnya telah berupaya melakukan pencegahan agar warga tidak main hakim sendiri, namun kemarahan warga sudah tidak terbendung.

    Menurut Iskandar, ini bukan kali pertama warga mengeluh, namun peredaran narkoba tetap saja eksis seolah tak tersentuh hukum.

  • Update Korban Banjir Aceh Sumatra (18/12): 1.068 Korban Jiwa, 196 Orang Masih Hilang

    Update Korban Banjir Aceh Sumatra (18/12): 1.068 Korban Jiwa, 196 Orang Masih Hilang

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data korban jiwa menjadi 1.068, hilang 190 orang, dan 537.185 jiwa pengungsi per Kamis (18/12/2025).

    Kepada Pusdatin BNPB Abdul Muhari mengatakan terdapat penambahan 9 korban jiwa, di mana hari sebelumnya Rabu (17/12/2025), korban jiwa sebanyak 1.059. Penambahan korban jiwa ditemukan di beberapa titik lokasi bencana.

    “3 di Aceh Utara, 2 di Aceh Timur, 1 di Tapanuli Selatan, 1 Langkat, 1 di Agam, dan 1 di Pariaman,” kata Abdul dalam konferensi pers, dikutip dari akun YouTube @BNPB Indonesia.

    Dari data yang dipaparkan, operasi SAR masih terus berlangsung di sejumlah titik dan sedangkan di 4 sektor di Sumatra Utara akan berakhir pada 22 Desember 2025, yakni:

    1. Tapanuli Tengah: Kec. Sukabangun dan Aloban Bair (41 hilang)

    2. Tapanuli Selatan: Desa Garoga, Kec. Batang Toru (30 hilang)

    3. Kota Sibolga: Pancuran Gerobak, Kec. Sibolga Kota (1 hilang)

    Di Sumatra Barat dan Aceh masih belum dilakukan pembahasan batas waktu pengakhiran pencarian. Kemudian total distribusi logistik di Aceh sebanyak 22,04 ton atau 11 sorti di kirim melalui jalur udara. 

    Lalu, progres perbaikan jembatan bailey di Teupin Reudeup mencapai 99%; jembatan Teupin Mane 100%; jembatan Kutablang 60%; dan jembatan Jeumpa 89%

    Di Sumatra Utara, distribusi logistik sebanyak 5,5 ton, di mana 1,8 ton melalui jalur udara dan 3,7 ton melalui jalur darat. Untuk Sumatra Barat, total logistik yang tersalurkan sebanyak 35,38 ton melalui jalur darat.

    Abdul menjelaskan progres pembangunan jembatan bailey di jembatan Sikabau, jembatan Bawah Kubang, dan jembatan Supayang mencapai 100%. 

    Adapun sampai saat ini, pemerintah dan petugas masih melakukan pencarian korban jiwa maupun hilang dan menyalurkan bantuan logistik baik makanan maupun pakaian atau fasilitas lainnya yang dibutuhkan pengungsi.

  • Gencar Razia, Hampir Sulit Disogok!

    Gencar Razia, Hampir Sulit Disogok!

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kini sudah hampir sulit disogok. Hal itu tercermin dari semakin banyaknya penindakan atau razia yang dilakukan.

    “Bea Cukai sekarang lebih aktif melakukan razia-razia dan pemeriksaan. Mereka sudah hampir sulit disogok lagi, jadi penangkapannya semakin besar dan semakin besar,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

    Baru-baru ini pada 11 Desember 2025, Bea Cukai melakukan penindakan 11 juta batang rokok ilegal. Dalam kasus ini, tiga warga negara asing (WNA) China ditangkap di Boarding Lounge keberangkatan luar negeri Bandara Soekarno-Hatta saat akan meninggalkan Indonesia.

    “Saat ini ketiga tersangka telah dilakukan penahanan di Rutan Salemba cabang Kantor Pusat DJBC, serta telah dilakukan koordinasi dengan kedutaan besar negaranya di Indonesia,” ungkap Purbaya.

    Total barang bukti kurang lebih senilai Rp 23 miliar atau mencapai 11 juta batang rokok ilegal yang bertuliskan Marlboro dan dilekati pita cukai palsu. Adapun potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan diperkirakan sebesar Rp 12,5 miliar.

    Rokok ilegal tersebut diketahui berasal dari Dili, Timor Leste. Barang diselundupkan ke wilayah Indonesia melalui jalur tidak resmi (jalur tikus) secara bertahap, kemudian ditimbun di wilayah Atambua sebelum diedarkan lebih lanjut.

    “Penindakan ini merupakan hasil kerja intelijen dan tindak lanjut atas informasi masyarakat terkait dugaan peredaran rokok ilegal di wilayah perbatasan. Jadi ke depan hal-hal seperti ini akan semakin ditingkatkan dan saya yakin hasilnya akan semakin besar lagi,” imbuhnya.

    (aid/hns)

  • Kronologi Lengkap Terbongkarnya Kebun Ganja di Jombang dan Munculnya Empat Tersangka

    Kronologi Lengkap Terbongkarnya Kebun Ganja di Jombang dan Munculnya Empat Tersangka

    Jombang (beritajatim.com) – Kronologi lengkap terbongkarnya kebun ganja di rumah kontrakan Desa Mojongapit Kecamatan/Kabupaten Jombang diungkap secara gambling oleh Sat Resnarkoba Polres Jombang. Termasuk munculnya empat tersangka dalam kasus ini.

    Kasat Resnarkoba Polres Jombang Iptu Bowo Tri Kuncoro menjelaskan bahwa kasus tersebut berawal dari adanya informasi dari warga pada akhir November 2025 terkait adanya penanaman pohon ganja di sebuah rumah di Desa Mojongapit.

    Korps berseragam coklat kemudian melakukan penyelidikan terkait informasi tersebut dan sudah mendapatkan data-data TO (target operasi). Hanya saja, polisi belum bisa memastikan perkembangan pertumbuhan penanaman ganja tersebut.

    Selanjutnya pada awal Desember 2025 tim dari Sat Resnarkoba kembali mendapatkan informasi terkait peredaran biji/benih ganja. Penyelidikan Kembali diperdalam secara intens. Walhasil, pada Minggu 14 Desember, polisi membekuk YV (35) di Desa Cukir Kecamatan Diwek.

    “Dari penangkapan ini, kami berhasil menyita biji ganja dengan berat kotor 10,77 gram dan berat bersih 2,77 gram. Selain itu, kami juga menyita ponsel dan uang sisa upah memlihara tanaman ganja sebesar Rp500 ribu,” ujar Bowo saat merilis kasus itu, Kamis (18/12/2025).

    Kepada petugas, YV mengaku bahwa bibit tersebut hendak dikirim kepada R (43), warga Surabaya yang mengontrak rumah di Desa Mojongapit. Tak ingin membuang kesempatan, tim Sat Resnarkoba menggerebek rumah kontrakan tersebut pada Senin 15 Desember 2025.

    Dalam penggerebekan itu, polisi juga menangkap R. Penggeledahan pun dilakukan. Dari situ polisi tersengang karea rumah kontrakan dipenuhi tanaman ganja berbagai ukuran. Ladang ganja milik R menggunakan teknik modern greenhouse.

    Polisi menyita tanaman ganja dalam polybag (kantung plastik) sebanyak 156 batang, ganja kering 29,62 gram, ganja basah 5,16 gram, satu pack kertas rokok, serta lima buah toples berisi baceman atau fermentasi daun ganja dan alkohol.

    “Dari kontrakan R, kami juga mengamankan tiga unit tenda, enam buah lampu UV, tiga buah alat blower beserta pipanya, tujuh kipas angin, tiga thermometer, enam unit AC portable, serta timbangan elektronik,” jelasnya.

    Dari pemeriksaan terhadap YV dan R, tim melakukan pengembangan hingga muncul pasangan suami istri (pasutri) yang bertugas mendanai penanaman ganja. Mereka adalah PR (48), warga Bantul DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan istrinya, ID (40), warga Buduran Sidoarjo.

    Pasutri ini mengontrak rumah di Kota Jombang. Dalam penggerebekan rumah kontrakan PR, polisi menemukan ganja kering sebanyak 32,67 gram. “Kedua tersangka ini (suami istri) berperan sebagai otak atau pendana dari semua rangkaian proses penanaman ganja,” ungkap Bowo.

    Sang istri, lanjut Bowo, juga berperan membayar setiap ada pembelian segala macam keperluan hingga peralatan untuk penanaman ganja dan segala macam kebutuhan lainnya.

    Atas perbuatannya, ketiga tersangka (YV, R dan PR), dijerat pasal 114 ayat (1) dan (2) Jo pasal 111 ayat (1) & (2) Jo.132 UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. “Ancaman hukumannya penjara seumur hidup atau pidana penjara 5 tahun dan paling lama 20 tahun,” pungkas Bowo. [suf]