kab/kota: Banyuwangi

  • Hindari Macet, Dishub Jatim Sarankan Pemudik Lewat Jalur Alternatif

    Hindari Macet, Dishub Jatim Sarankan Pemudik Lewat Jalur Alternatif

    Surabaya (beritajatim.com) – Dishub Jatim menyarankan kepada para pemudik agar menggunakan jalur alternatif. Ini karena saat masa angkutan lebaran terjadi volume peningkatan sangat tinggi.

    “Ini karena bercampurnya arus pemudik luar kota yang juga masuk ke Jatim. Ini untuk menghindari titik-titik kemacetan, pasar tumpah dan pusat perbelanjaan,” kata Kabid Lalu Lintas Jalan Dishub Provinsi Jatim, Farid Susanto kepada beritajatim.com.

    Dia menjelaskan, ada beberapa ruas jalan yang mengalami kemacetan untuk arus mudik lebaran tahun ini. Yakni, Surabaya-Lamongan (ruas Jaksa Agung Suprapto-Panglima Sudirman Lamongan), Surabaya-Madura lewat selatan, Surabaya-Jember, Surabaya-Banyuwangi (Pelabuhan Ketapang), Surabaya-Malang (Pasar Singosari dan Pasar Lawang), Surabaya-Madiun (Nganjuk), Probolinggo-Paiton, Karanglo-Batas Kota Batu (Pasar Karangploso), Jampirogo-Mlirip Mojokerto, ruas Kertosono-Batas Kota Kediri, Widang Tuban-Babat Lamongan, ruas Batas Kota Nganjuk-Kertosono.

    Farid juga mengungkapkan, ada beberapa gerbang ruas tol yang mengalami kemacetan. Yakni, pintu tol Gate Sidoarjo II, Jembatan Gunungsari (Tol Surabaya-Gempol), Gate Tol Kejapanan Utama, KM 763 Tol Porong-Sidoarjo, exit Tol Pandaan, exit Tol Singosari dan exit Tol Bandarkedungmulyo Jombang. [tok/beq]

  • Barong Ider Bumi 2025 di Banyuwangi, Ritual Sakral Digelar Khidmat di Tengah Hujan

    Barong Ider Bumi 2025 di Banyuwangi, Ritual Sakral Digelar Khidmat di Tengah Hujan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ritual adat Barong Ider Bumi 2025 kembali digelar dengan khidmat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (1/4/2025). Meski diguyur hujan, tradisi yang rutin dilaksanakan setiap 2 Syawal ini tetap ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menyaksikan prosesi sakral tersebut.

    Sebagai bagian dari perayaan Lebaran di Banyuwangi, Barong Ider Bumi menjadi daya tarik utama bagi warga setempat maupun wisatawan. Ritual ini diyakini memiliki kekuatan untuk menolak bala dan telah dijalankan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Kemiren.

    Tokoh masyarakat adat Desa Kemiren, Suhaimi, menjelaskan bahwa ritual Barong Ider Bumi pertama kali dilakukan sekitar tahun 1840-an. Kala itu, Desa Kemiren dilanda wabah yang menyebabkan banyak korban jiwa serta gagal panen akibat serangan hama. Dalam menghadapi situasi sulit tersebut, sesepuh desa meminta petunjuk kepada leluhur mereka, Mbah Buyut Cili. Dalam mimpinya, Mbah Buyut Cili mendapat petunjuk agar warga mengadakan arak-arakan Barong keliling kampung sebagai upaya penolak bala.

    “Ritual diawali dengan doa yang dipanjatkan oleh para tokoh pelestari Barong di petilasan Buyut Cili,” ungkap Suhaimi. Barong dalam tradisi ini digambarkan sebagai sosok makhluk bermahkota dengan sayap yang dipercaya mampu melindungi desa dari marabahaya.

    Kepala Desa Kemiren, Arifin, mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya ritual tahun ini meskipun dalam kondisi hujan. “Meski dalam kondisi hujan, kami tetap bersyukur karena hujan juga anugerah dari Yang Maha Kuasa,” ujarnya.

    Saat gamelan mulai dimainkan, barong siap diarak keliling desa dengan iringan masyarakat yang mengenakan pakaian adat. Arak-arakan dimulai dari sisi timur Desa Kemiren menuju bagian barat, menempuh jarak sekitar 2 km. Sepanjang perjalanan, tokoh adat melakukan tradisi sembur uthik-uthik, yaitu menebarkan sekitar 999 koin logam yang dicampur dengan beras kuning dan berbagai macam bunga sebagai simbol penolak bala.

    Sebagai penutup rangkaian ritual, masyarakat menggelar selamatan kampung dengan menyajikan kuliner tradisional khas Banyuwangi, tumpeng pecel pitik. Hidangan ini dibuat dari ayam kampung muda yang dipanggang utuh, kemudian disuwir dan dicampur dengan bumbu khas yang terdiri dari cabai rawit, terasi, daun jeruk, gula, serta parutan kelapa muda.

    “Keunikan dan nilai budaya yang terkandung dalam ritual Barong Ider Bumi menjadikannya warisan leluhur yang terus dipertahankan. Selain sebagai bagian dari tradisi, acara ini juga menjadi magnet wisata yang memperkaya keberagaman budaya Banyuwangi,” jelas Arifin.

    Wisatawan asal Surabaya, Dian Eka Putri Nasution (25), mengaku atmosfer kekeluargaan dalam ritual tersebut sangat terasa. “Yang paling saya suka adalah kendurinya. Semua duduk bersama, makan bersama di jalanan desa. Rasanya hangat dan sangat membumi. Ini pengalaman yang tidak bisa saya temukan di kota,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Unik, Ratusan Warga Desa Bunder Banyuwangi Gelar Lebaran Kuburan

    Unik, Ratusan Warga Desa Bunder Banyuwangi Gelar Lebaran Kuburan

    Liputan6.com, Banyuwangi – Warga Dusun Krajan, Desa Bunder, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, punya tradisi unik yang dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Idul Fitri. Setiap 2 Syawal kalender Hijriah atau hari kedua Lebaran, mereka menggelar selamatan di pemakaman umum setempat.

    Warga setempat menyebut tradisi itu dengan “Selamatan Kuburan”. Ada pula yang menyebut “Lebaran Kuburan”. Kegiatan ini adalah ziarah ke makam orang tua atau kerabat. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun ini masih lestari kini.

    Mulai pagi hari warga setempat sudah mempersiapkan selamatan dengan cara membawa ancak yang berisi nasi, lauk pauk, dan tikar sebagai alas. Selanjutnya, warga menunggu komando yang dikumandangkan dari pengeras suara untuk berkumpul di perempatan jalan desa dan berangkat bersama-sama menuju pemakaman umum desa setempat.

    Setelah sampai di area pemakaman, warga pun menggelar selamatan serta doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa setempat.

    Salah satu warga, Tatang mengatakan, di hari pertama Idul Fitri, dirinya bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangga.

    “Kalau Lebaran kuburan ini semacam silaturahmi kepada keluarga yang sudah meninggal dunia dan mengirimkan doa untuk ahli kubur,” ujarnya.

    Setelah berdoa bersama, warga menikmati nasi ancak ataupun tumpeng yang dibawa dari rumah masing-masing. Sebelum meninggalkan area pemakaman warga juga saling berjabat tangan untuk saling bermaaf-maafan sekaligus mempererat persaudaraan antar sesama.

     

  • Di Bawah Rintik Hujan, Ritual Barong Ider Bumi 2025 Berlangsung Khidmat dan Meriah

    Di Bawah Rintik Hujan, Ritual Barong Ider Bumi 2025 Berlangsung Khidmat dan Meriah

    Liputan6.com, Banyuwangi Ritual adat Barong Ider Bumi 2025 kembali digelar dengan khidmat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (1/4/2025). Meski diguyur hujan, acara yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 2 Syawal ini tetap ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menyaksikan tradisi sakral tersebut.

    Sebagai bagian dari perayaan Lebaran di Banyuwangi, Barong Ider Bumi menjadi daya tarik utama bagi warga setempat maupun wisatawan. Ritual ini diyakini memiliki kekuatan untuk menolak bala dan telah dijalankan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Kemiren.

    Tokoh masyarakat adat Desa Kemiren, Suhaimi, menjelaskan bahwa ritual Barong Ider Bumi pertama kali dilakukan sekitar tahun 1840-an. Kala itu, Desa Kemiren dilanda wabah yang menyebabkan banyak korban jiwa serta gagal panen akibat serangan hama. Keadaan semakin sulit dengan masa paceklik yang berkepanjangan.

    “Sesepuh desa saat itu meminta saran kepada Mbah Buyut Cili, leluhur Desa Kemiren. Dalam mimpi, beliau mendapat petunjuk agar warga mengadakan arak-arakan Barong keliling kampung sebagai upaya penolak bala,” ungkap Suhaimi, Selasa (1/4/2025)

    Barong dalam tradisi ini digambarkan sebagai sosok makhluk bermahkota dengan sayap yang dipercaya mampu melindungi desa dari marabahaya.

    “Ritual diawali dengan doa yang dipanjatkan oleh para tokoh pelestari Barong di petilasan Buyut Cili,” tambah Suhaimi.

    Kepala Desa Kemiren, Arifin, mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya ritual tahun ini meskipun dalam kondisi hujan.

    “Kita tetap bersyukur karena hujan adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa,” ujarnya.

  • Begini situasi arus mudik di Palabuhan Ketapang, Banyuwangi

    Begini situasi arus mudik di Palabuhan Ketapang, Banyuwangi

    Minggu, 23 Maret 2025 19:37 WIB

    Penumpang berlindung di bawah terpal mobil pikap di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (23/3/2025). PT ASDP mencatat jumlah penumpang pada masa arus mudik Idul Fitri 1446 H dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mulai Sabtu (22/3) pukul 08.00 Wib hingga Minggu (23/3) pukul 08.00 Wib tercatat sebanyak 44.662 penumpang, sedangkan dari arah sebaliknya tercatat 24.594 penumpang. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

    Penumpang berjalan di dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (23/3/2025). PT ASDP mencatat jumlah penumpang pada masa arus mudik Idul Fitri 1446 H dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mulai Sabtu (22/3) pukul 08.00 Wib hingga Minggu (23/3) pukul 08.00 Wib tercatat sebanyak 44.662 penumpang, sedangkan dari arah sebaliknya tercatat 24.594 penumpang. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

    Sejumlah truk antre memasuki kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (23/3/2025). PT ASDP mencatat jumlah penumpang pada masa arus mudik Idul Fitri 1446 H dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang mulai Sabtu (22/3) pukul 08.00 Wib hingga Minggu (23/3) pukul 08.00 Wib tercatat sebanyak 44.662 penumpang, sedangkan dari arah sebaliknya tercatat 24.594 penumpang. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

  • Vidoe: Peternak: RI Butuh Impor 1 Juta Sapi Perah Demi Swasembada Susu

    Vidoe: Peternak: RI Butuh Impor 1 Juta Sapi Perah Demi Swasembada Susu

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian berhasil mendatangkan 1.250 ekor sapi perah impor jenis frisian holstein (FH) bunting dengan usia kebuntingan 3-5 bulan tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Ahad, 9 Maret 2025.

    Langkah pemerintah mendatangkan sapi perah bunting yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis produk susu dinilai Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), Agus Warsito bisa meningkatkan produksi susu nasional.

    Namun angka impor sapi perah ini dinilai masih kecil mengingat RI butuh tambahan 1-1,5 juta ekor sapi perah untuk menuju swasembada susu. Dari 1.250 sapi perah impor hanya dapat sedikit produksi susu per tahun sehingga butuh tambahan untuk mencukupi kebutuhan nasional

    Seperti apa peternak menilai urgensi impor sapi perah? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), Agus Warsito dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 20/03/2025)a

  • 16 Juta Orang Mudik ke Jawa Timur, Gubernur Khofifah Ingatkan Destinasi Wisata Beri Layanan Terbaik

    16 Juta Orang Mudik ke Jawa Timur, Gubernur Khofifah Ingatkan Destinasi Wisata Beri Layanan Terbaik

    Liputan6.com, Banyuwangi – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan agar pihak-pihak yang berkaitan dengan kepariwisataan menyiapkan diri untuk memberi pelayanan terbaik jelang libur Lebaran 2025.

    Khofifah menyebut, Jawa Timur tetap menjadi salah satu daerah tujuan wisata secara nasional. Jatim berada di urutan kedua di bawah Jawa Tengah.

    “Jadi semua harus bersiap-siap memberikan layanan terbaik,” kata Khofifah saat meninjau arus mudik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jumat (28/3/2025).

    Khofifah menyebut, jumlah pemudik yang keluar dari Jatim berjumlah sekitar 14,2 juta orang. Sementara pemudik yang masuk ke Jatim sebanyak 16,8 juta orang.

    “Sehingga ada tambahan 2,6 juta orang yang ada di Jatim,” sambungnya.

    Khofifah berharap, wisata di Jatim selama libur Lebaran akan berlangsung aman dan nyaman. Maka dari itu, ia mewanti-wanti agar setiap pengelola destinasi dan pihak terkait lainnya menaati peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    “Pokoknya berangkat bahagia, pulang bahagia. Kalau kata Pak Kapolda, berangkat selamat, pulang selamat. semua harus bersama-sama membangun kewaspadaan,” tuturnya.

    Sebelumnya Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani telah memerintahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak terkait untuk memfasilitasi dan memperlancar para pemudik serta wisatawan saat berkunjung ke Banyuwangi. 

    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan pengelola wisata telah diinstruksikan untuk memantau kesiapan seluruh tempat wisata.

    “Kami berharap semua pemudik maupun wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi ini merasa nyaman dan senang selama di Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.

    Selain itu, pemkab telah melengkapi sejumlah destinasi dengan pos pengamanan terpadu. Seperti di Pantai Grand Watudodol yang dilengkapi gabungan personel dari TNI Polri, pemkab hingga pengelola destinasi. Mulai tim pengamanan, kesehatan, dan pokdarwis terlibat dalam pos tersebut. 

    Di Grand Watudosol juga ada stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) PLN untuk mengisi daya baterai kendaraan listrik. Ada tiga soket tersedia di GWD6.

    “Karenanya kami ingin semua pengelola wisata di Banyuwangi benar-benar mempersiapkan dengan baik mulai fasilitas penunjangnya, kebersihan dan keamanan pengunjung agar wisatawan merasa aman dan nyaman juga mendapatkan pengalaman terbaik saat berlibur di Banyuwangi,” kata Ipuk. 

     

    Heboh Embun Es Muncul pada Musim Penghujan, Pertanda Apa

  • Daop 8 catat 32.551 penumpang lakukan perjalanan pada hari Lebaran

    Daop 8 catat 32.551 penumpang lakukan perjalanan pada hari Lebaran

    Surabaya (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya, Jawa Timur, mencatat sebanyak 32.551 orang melakukan perjalanan pada hari Lebaran pada Senin (31/3), melalui stasiun yang ada di wilayah operasional.

    “Jumlah penumpang yang menggunakan moda kereta api pada hari ini sebanyak 32.551 penumpang di seluruh stasiun di wilayah Daop 8 Surabaya,” kata Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif di Surabaya, Minggu.

    Luqman menjelaskan dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 18.599 penumpang yang berangkat dan 13.952 penumpang turun melalui seluruh stasiun yang ada di wilayah Daop 8 Surabaya.

    Berdasarkan data hari ini, Luqman menuturkan Stasiun Gubeng, Stasiun Pasar Turi dan Stasiun Malang menjadi tiga stasiun dengan jumlah penumpang terbanyak.

    Tercatat, di Stasiun Gubeng terdapat penumpang yang berangkat sebanyak 6.582 orang dan penumpang tiba sebanyak 2.734 orang pada hari ini.

    Sedangkan di Stasiun Pasar Turi, tercatat penumpang yang diberangkatkan sebanyak 5.065 orang dan penumpang turun sebanyak 4.040 orang.

    Kemudian di Stasiun Malang diketahui penumpang yang berangkat sebanyak 2.002 sedangkan penumpang yang tiba sebanyak 2.128 orang.

    Berdasarkan data Daop 8 Surabaya selama 10 hari pelaksanaan masa Angkutan Lebaran mulai 21 Maret 2025 hingga hari ini, Luqman menyebutkan pihaknya telah melayani sebanyak 440.052 penumpang.

    Dari jumlah tersebut, sebanyak 240.153 penumpang diberangkatkan dan 199.899 penumpang tiba di seluruh stasiun di wilayah Daop 8 Surabaya.

    “Selama periode Angkutan Lebaran ini, kami mencatat penumpang terbanyak memiliki tujuan menuju Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Banyuwangi,” ujar Luqman.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Selepas Shalat Idul Fitri, Piknik di Ancol Jadi Pilihan

    Selepas Shalat Idul Fitri, Piknik di Ancol Jadi Pilihan

    Selepas Shalat Idul Fitri, Piknik di Ancol Jadi Pilihan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Piknik di
    Ancol
    menjadi pilihan setelah melakukan
    shalat Idul Fitri
    pada Senin (31/3/2025).
    Susilawati (61) misalnya, warga Jakarta Timur yang membawa berbagai makanan berat maupun ringan untuk dinikmati bersama delapan orang keluarganya untuk piknik di Ancol.
    Dia membawa masakan rendang, sop, kerupuk, hingga makanan ringan yang sudah dimasak sejak pukul 03.30 WIB pagi tadi.
    “Anak-anak, cucu, kan penginnya di sini, biar sekalian main ke pantai. Jadi nanti enggak langsung pulang, main dulu,” katanya saat ditemui di Ancol, Senin (31/3/2025).
    Ancol menjadi pilihan bagi Susilawati karena cucu dan anak-anaknya menginginkannya ke sana. Terlebih lagi, keluarganya yang dari Banyuwangi datang ke Jakarta untuk bermain di Ancol.
    Oleh karenanya, selain melakukan shalat Idul Fitri, mereka juga dapat menikmati pemandangan pantai di Ancol.
    “Tahun kemarin sih anak saya ke sini. Tapi, saya di rumah sama bapak. Saya baru tahun ini ikut di sini, main aja. Sebagian keluarga saya dari Banyuwangi kan dateng,” ujarnya.
    Demikian juga, Riki (47), warga Jakarta Utara juga tidak ingin melewatkan momen menikmati pantai di Ancol.
    Dia telah mempersiapkan berbagai makanan berat dan ringan untuk dinikmati bersama 13 orang anggota keluarganya di Ancol.
    Makanan itu antara lain nastar,
    snack
    , ketupat, uli, sambal goreng, semur, hingga rendang. Akan tetapi, beberapa makanan berat justru tertinggal di rumah.
    “Iya cuma
    snack-snack
    aja lah sama nastar, padahal saya selalu nyiapin makanan di rumah. Tapi ketinggalan, saya kesiangan bangun,” katanya.
    Akan tetapi, kondisi itu tidak membuat Riki mengubah rencananya menikmati suasana Ancol.
    “Karena ya gini, setelah shalat, bubarannya anak-anak bisa main di pantau, kita juga bisa sambil duduk-duduk dulu. Ya banyak hiburannya lah,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Warga Jaktim Tempuh 24 Km untuk Shalat Idul Fitri di Ancol

    Cerita Warga Jaktim Tempuh 24 Km untuk Shalat Idul Fitri di Ancol

    Cerita Warga Jaktim Tempuh 24 Km untuk Shalat Idul Fitri di Ancol
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Susilawati (61), menempuh jarak sekitar 24 kilometer untuk menunaikan ibadah shalat
    Idul Fitri
    di
    Ancol
    , Jakarta Utara, Senin (31/3/2025).
    Dia bersama delapan orang keluarganya sepakat untuk melaksanakan
    shalat Idul Fitri
    di Ancol sembari menikmati suasana pantai.
    Alhasil, dia harus menempuh jarak yang jauh dari Pondok Kelapa, Jakarta Timur, menuju ke Ancol, Jakarta Utara.
    “Saya berangkat dari Jakarta Timur, Pondok Kelapa. Ke Ancol main aja, sebagian keluarga saya dari Banyuwangi kan dateng juga,” kata dia saat ditemui di Ancol, Senin (31/3/2025).
    Biasanya, Susilawati hanya melaksanakan shalat Idul Fitri di sekitar rumahnya bersama sang suami.
    Karena rayuan sang cucu dan anak, dia akhirnya mengikuti kemauan mereka melaksanakan shalat Idul Fitri di Ancol.
    “Ya, tahun kemarin sih anak saya ke Ancol, tapi saya di rumah sama Bapak. Sekarang anak, cucu, kan penginnya di sini, biar sekalian main ke pantai,” kata dia.
    Untuk itu, dia telah mempersiapkan semuanya dengan matang. Berbagai makanan berat seperti rendang, sop, atau kerupuk sudah dia siapkan untuk piknik di Ancol.
    Dia bahkan telah memasak makanan itu sejak pukul 03.30 WIB pagi tadi dan berangkat ke Ancol sekitar pukul 05.00 WIB.
    “Saya bawa rendang, sop, kerupuk, bawa cemilan yang sudah dimasak dari semalam, jam 03.30 WIB. Saya bawa banyak makanan berat,” tambah dia.
    Susilawati menikmati acara tersebut. Dia bahkan menggelar tikar dan makan-makan bersama keluarganya di Ancol selepas shalat Idul Fitri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.