kab/kota: Banyuwangi

  • Awas TPPO! Jangan Kerja ke Kamboja, Thailand, Myanmar!

    Awas TPPO! Jangan Kerja ke Kamboja, Thailand, Myanmar!

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap tawaran kerja ke Kamboja, Thailand, dan Myanmar yang disebarkan melalui media sosial karena berpotensi terjadinya tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

    Ia menekankan, Pemerintah Indonesia saat ini tidak memiliki kerja sama resmi penempatan tenaga kerja dengan ketiga negara tersebut.

    “Indonesia belum menjalin kerja sama penempatan pekerja dengan Kamboja, Thailand, dan Myanmar,” ujar Menteri Karding dalam konferensi pers di kantor Kementerian P2MI, Jakarta, Kamis (17/4/2025).

    Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah kasus kematian pekerja migran Indonesia yang berangkat secara nonprosedural ke Kamboja.

    Karding mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati jika mendapat tawaran bekerja di negara-negara tersebut.

    “Kalau ada tawaran pekerjaan dari tiga negara ini, mohon lebih waspada. Sudah banyak kasus perdagangan orang (TPPO) yang terjadi,” tegasnya.

    Ia juga menyatakan bahwa kementeriannya sangat serius dalam menangani persoalan kematian pekerja migran yang tidak melalui jalur resmi, terutama yang terjadi di Kamboja dan Myanmar.

    Karding berharap masyarakat ikut membantu menyebarkan informasi dan melaporkan jika ada kerabat atau tetangga yang menerima tawaran kerja ke tiga negara itu.

    “Harap bantu untuk menyadarkan mereka. Sudah banyak contoh kasus yang bisa dijadikan pelajaran,” tambahnya.

    “Kami sangat mengharapkan partisipasi aktif masyarakat agar tidak ada lagi korban jiwa karena terjebak pekerjaan sebagai penipu daring (online scammer) di luar negeri,” sambungnya.

    Belum lama ini, dua pekerja migran asal Indonesia, Ihwan Sahab dari Kota Bekasi dan Rizal Sampurna dari Banyuwangi, Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia setelah diketahui bekerja secara nonprosedural di Kamboja.

    Sistem Siskop2MI tidak mencatat nama keduanya dalam data penempatan resmi, yang mengindikasikan mereka berangkat tanpa melalui prosedur sah dan tanpa perlindungan hukum.

    Tim BP3MI Jawa Timur telah mengunjungi keluarga Rizal di Banyuwangi dan ditemukan bahwa kepergiannya tidak diketahui oleh pihak keluarga.

    Diketahui Rizal memasuki wilayah Kamboja melalui jalur laut dari Malaysia pada Oktober 2024. Ia sempat menghubungi keluarganya pada Januari 2025 dan menyampaikan bahwa ia sedang bekerja di Kamboja.

    Pada 13 Maret, Rizal kembali menghubungi keluarga dan mengungkapkan dirinya bekerja sebagai scammer, bahkan mengirim foto dengan kondisi tangan diborgol.

    Kemudian pada 6 April 2025, seseorang bernama Ihwan mengabari keluarga Rizal telah meninggal dunia, tetapi tidak disertai bukti dokumen atau foto jenazah karena disebut sudah diserahkan kepada pihak Kepolisian Kamboja.

    “Kementerian P2MI sudah melakukan koordinasi dengan KBRI di Phnom Penh untuk proses pemulangan jenazah Rizal,” jelas Menteri Karding.

    Sementara itu, Ihwan Sahab disebut mengalami kecelakaan dan dirawat di RS Kratie, Kamboja, pada 5 April 2025, dan dinyatakan meninggal dunia pada 14 April 2025.

    Namun, pihak KBRI Phnom Penh belum dapat mengidentifikasi tempat Ihwan bekerja, sehingga menyulitkan proses pertanggungjawaban dari pihak perusahaan.

    Menurut hasil pemeriksaan medis RS Kratie pada 17 April, Ihwan diduga mengalami trauma di bagian kepala dan kemungkinan terjadi pendarahan di otak. Setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga, Ihwan akhirnya dimakamkan di Kamboja dengan bantuan penuh dari Kementerian P2MI dan KBRI Phnom Penh.

    Atas dasar itulah menteri P2MI mengimbau kepada warga Indonesia untuk mewaspadai tawaran kerja ke tiga negara tersebut karena berpotensi terjadinya TPPO.

  • Pekerjaan Pasutri yang Habiskan Rp50 Juta demi Pesta Ultah Kucing Selama 2 Hari, Undang 12 Biduan – Halaman all

    Pekerjaan Pasutri yang Habiskan Rp50 Juta demi Pesta Ultah Kucing Selama 2 Hari, Undang 12 Biduan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasangan suami istri (pasutri) di Banyuwangi, Jawa Timur, rela merogoh kocek hingga Rp50 juta demi ulang tahun (ultah) kucing peliharaan.

    Pesta itu berlangsung meriah selama dua hari di Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu dan Minggu (12-13 April 2025).

    Pasutri yang menggelar pesta untuk kucing peliharaannya itu yakni Indrawati dan Bokiyanto.

    Mereka mendatangkan orkes dangdut dengan 12 biduan, arak-arakan, dan kesenian jaranan.

    Sang suami diketahui bekerja sebagai pedagang.

    Meski bukan tergolong kaya raya, pasangan tersebut termasuk keluarga mampu di lingkungan tempat tinggalnya.

    Adapun tiga kucing yang berulang tahun itu diberi nama Cipak, Cipung, dan Ciko.

    “Kisarannya Rp50 juta,” kata Indrawati kepada SuryaMalang.com.

    Uang itu dipakai untuk arak-arakan kucing saat awal pesta pada Sabtu pagi.

    Selain itu, juga untuk menggelar elektone dan mengundang para penyanyi lokal hingga Surabaya yang dilaksanakan Sabtu malam.

    Terakhir, mereka menggelar pertunjukkan jaranan pada Minggu pagi.

    Indrawati mengatakan, pesta ulang tahun tersebut merupakan nazarnya ketika pertama kali bertemu dengan ketiga kucing itu.

    “Saya menemukan kucing ini dari bayi, di depan rumah saya. Saya ambil pagi-pagi.”

    “Saat itu saya nazar, kalau kucingnya laki semua, saya akan sunatkan (kebiri) dan saya tanggapin pesta ulang tahun sampai usia 2 tahun,” terangnya.

    Indrawati menuturkan, alasan kuatnya menggelar pesta lantaran teramat sayang dengan binatang peliharaannya itu.

    “Saya sayang mereka, sayang sekali sama kucing-kucing ini,” terangnya.

    Agar pesta ini semakin meriah, Indrawati dan suami membuat poster pesta yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk datang dan menyaksikan pesta tersebut.

    Tak pelak, pesta itu diserbu masyarakat yang antusias menikmati berbagai pertunjukan dalam pesta selama dua hari.

    Dia berharap, pesta yang digelar keluarganya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di desanya, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    “Harapan saya desa juga maju, tetangga dapat pemasukan dagang kecil-kecilan.

    Lebih dari itu, ia juga berharap ketiga kucingnya merasa bahagia dengan pesta yang ia gelar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Sosok Pasutri di Banyuwangi Rela Habiskan Rp 50 Juta untuk Gelar Pesta Ulang Tahun Kucing-kucingnya

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Aflahul Abidin)

  • Polresta Banyuwangi Gerebek Kos di Muncar, 4 Pengedar Sabu Ditangkap

    Polresta Banyuwangi Gerebek Kos di Muncar, 4 Pengedar Sabu Ditangkap

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Polresta Banyuwangi kembali menunjukkan komitmennya dalam memberantas peredaran narkoba. Kali ini, empat tersangka pengedar sabu berhasil diamankan dalam penggerebekan di sebuah rumah kos di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Senin (14/4/2025).

    Empat tersangka yang ditangkap adalah ARA (31), FDS (30), LSS (36), dan YAG (19). Dari lokasi kejadian, polisi menyita 29 paket sabu dengan total berat kotor 49,26 gram dan berat bersih 46,10 gram. Selain itu, turut diamankan barang bukti lain seperti timbangan digital, alat hisap sabu, plastik klip, uang tunai, dan beberapa unit ponsel.

    Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., menyebut pengungkapan ini sebagai bentuk nyata perang terhadap narkoba di wilayah Banyuwangi.

    “Dengan pengungkapan ini, kami telah menyelamatkan puluhan ribu korban yang berpotensi terjerat penyalahgunaan narkoba,” tegas Kapolresta, Rabu (16/4/2025).

    Ia juga menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program Jawa Timur Bersih Narkoba yang tengah digencarkan.

    Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Banyuwangi, AKP Nanang Sugiyono, S.H., M.H., menjelaskan bahwa kasus ini terungkap berkat laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi langsung menggerebek dan menangkap para tersangka.

    “Kasus ini masih kami kembangkan untuk mengungkap jaringan lain yang terlibat,” ujarnya.

    Para pelaku dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka kini ditahan untuk proses hukum lebih lanjut. [alr/beq]

  • Mencari Solusi Indonesia Defisit Dokter Gigi

    Mencari Solusi Indonesia Defisit Dokter Gigi

    Jakarta

    Baru-baru ini dunia kesehatan, khususnya kedokteran gigi dibuat geger. Pasalnya, menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut jika masalah kekurangan jumlah dokter gigi di Indonesia bisa diatasi dengan menarik tukang gigi ke Puskesmas. Kekurangan jumlah tenaga kesehatan gigi memang bukanlah masalah baru. Beberapa daerah khususnya wilayah pelosok memiliki prevalensi penyakit gigi dan mulut lebih tinggi di kawasan perkotaan.

    Pernyataan ini dikuatkan dari temuan Kemenkes dari hasil penyelenggaraan cek kesehatan gratis. Diketahui, lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Hal ini kongruen dengan data yang dimiliki Kemenkes yang menyebutkan bila sekitar dua ribu Puskesmas utamanya yang berada di kawasan Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) tidak memiliki dokter gigi.

    Hal inilah yang mula-mula membuat Menteri BGS menyebut solusi tersebut. Meski beberapa waktu kemudian, Kementerian Kesehatan mengklarifikasinya. Disebutkan jika yang dimaksud sebagai tukang gigi adalah Tenaga terapis gigi dan mulut (TGM) yang telah mengantongi pendidikan formal.

    “Pernyataan Menkes yang akan mendidik tukang gigi agar bisa ditingkatkan skill-nya merupakan kesalahan istilah. Yang beliau maksud adalah terapis gigi dan mulut (TGM),” demikian klasifikasi yang dirilis Kemenkes RI, Selasa (15/4/2025).

    Merangkum detikHealth, gap kebutuhan dokter gigi di level nasional saat ini mencapai lebih dari 10 ribu orang. Jika dibandingkan dengan jumlah lulusan dokter gigi dalam setahun, maka kebutuhan tersebut baru dapat akan dicukupi dalam waktu 4 tahun.

    Untuk mendorong jumlah dokter gigi yang baru menyumbang lulusan sekitar 2.600 orang per tahun, muncullah wacana pemberdayaan tenaga kesehatan lain, dalam hal ini TGM untuk diatur pemberian kompetensi tambahan, sesuai dengan Permenkes No. 19 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Puskesmas.

    Menyoal pernyataan pertama Menkes soal menarik tukang gigi ke Puskesmas, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) terang-terangan menolak hal tersebut. Menurut Ketua Umum PDGI, Usman Sumantri, hal tersebut tidak menjamin masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai standar.

    Lalu bagaimana tanggapan PDGI soal penarikan TGM untuk menutup kebutuhan dokter gigi di wilayah-wilayah 3T? Adakah solusi lain yang dimiliki PDGI untuk memperbaiki kondisi ini? Menghadirkan Usman Sumantri, Ketua Umum PDGI, temukan jawabannya dalam Editorial Review.

    Beralih ke Banyuwangi, detikSore akan bergabung dengan Jurnalis detikJatim untuk mengulas lebih dalam peristiwa unik yang terjadi di sana. Seperti diberitakan detikJatim sebelumnya, 3 ekor kucing di Banyuwangi memperoleh hadiah istimewa dari majikannya, yaitu pesta ulang tahun meriah. Layaknya pesta, acara ini juga menyuguhkan pentas music serta makan bersama yang dihadiri sejumlah warga. Siapa pemilik kucing-kucing itu? detikSore akan menghadirkannya untuk anda.

    Sunsetalk hari ini akan mengulas strategi untuk bertahan di saat ekonomi sedang dalam situasi sulit. Seperti diketahui, kebijakan Donald Trump memberi dampak signifikan ke market Indonesia. Meski demikian, ada sejumlah peluang yang dapat digunakan di masa-masa sulit seperti itu. Dengan sedikit kejelian, masyarakat dapat mampu membalik keadaan. Benarkah saat sulit bisa menjadi peluang menambang berkah? Ikuti diskusinya dalam Sunsetalk bersama Mirna Elok Anggarini, Perencana Finansial dari Mega Capital.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • Mobil Sayur Menumpuk di Malam Hari, Pasar Induk Bondowoso Macet Parah

    Mobil Sayur Menumpuk di Malam Hari, Pasar Induk Bondowoso Macet Parah

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Kemacetan sempat terjadi di sekitar Pasar Induk Bondowoso pada malam hari akibat antrean kendaraan pengangkut sayur.

    Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP dan Damkar Bondowoso, Nanang Dwi Hariyanto, menyebut penyebab utama karena parkir kendaraan yang tidak sesuai kesepakatan.

    “Itu (kegiatan malam) kemarin cuma menata parkir. Karena parkir ada di dua sisi. Kesepakatan bulan-bulan lalu, harusnya di kanan semua, tapi ternyata ada yang di kiri. Akhirnya macet. Ada yang keluar dari pasar, membuat mobilitas ke jalur Situbondo akhirnya terhambat,” kata Nanang pada BeritaJatim.com, Rabu (16/4/2025).

    Menurut data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, setiap malam terdapat sekitar 50 hingga 70 mobil dari luar kota yang datang untuk berdagang sayur.

    Mereka berdagang khususnya antara pukul 19.00 hingga 00.00 WIB. Kemacetan paling parah terjadi antara pukul 19.00 hingga 20.00 WIB.

    Meski demikian, Nanang menyebut seluruh pedagang sayur sangat kooperatif dan bahkan mengusulkan pembentukan paguyuban. Struktur organisasi dengan ketua dan sekretaris pun tengah disiapkan.

    “Alhamdulillah, pedagang sayur semua kooperatif bahkan minta dibentuk paguyuban. Banyak yang mendukung. Mereka datang dari Lumajang, Jember, Banyuwangi, dan Ijen,” jelasnya.

    Untuk mencegah kemacetan terulang, Satpol PP bersama Diskoperindag dan Satuan Lalu Lintas Polres Bondowoso akan rutin melakukan patroli lintas instansi ke depannya. [awi/aje]

  • Cerita Keluarga Rizal Sampurna, Pekerja Migran yang Diduga Meninggal di Kamboja

    Cerita Keluarga Rizal Sampurna, Pekerja Migran yang Diduga Meninggal di Kamboja

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Cerita Rizal Sampurna, salah satu pekerja migran Banyuwangi yang dikabarkan meninggal di Kamboja, bermula saat informasi tersebut disampaikan oleh pria tak dikenal pada 5 April lalu kepada keluarga.

    Ibu Rizal, Sulastri (51) warga Kelurahan Kalipuro mengaku, seorang pria paruh baya datang menyampaikan kabar duka tersebut sambil menunjukkan data diri Rizal dan meminta data pribadi dari orang tua yang bersangkutan.

    Usai menyampaikan kabar tersebut, pria paruh baya mengatakan, selanjutnya akan ada yang menghubungi pihak keluarga untuk menyampaikan kabar duka tersebut.

    Esok harinya pada 6 April 2025, Sulastri menerima panggilan dari nomor Kamboja. Orang tersebut mengaku sebagai petugas berwajib yang mana mengabarkan bahwa sang putra Rizal telah meninggal.

    Usai menerima kabar tersebut Sulastri yang kaget dan tak percaya bahwa anak tunggalnya telah meninggal lalu meminta bukti kepada pemberi kabar. Namun, hingga saat ini tak ada informasi valid yang diterima.

    Usai menerima informasi, Sulastri pun mengabarkan informasi itu kepada suaminya dan keluarga dekat. Termasuk kepada sepupu Rizal, Saputri (25).

    Untuk membantu mencari informasi lebih dalam, Saputri mencoba menghubungi penelepon Sulastri untuk mendapat kejelasan soal kematian Rizal. Tapi yang didapat hanya foto pasport milik Rizal.

    “Dia juga bilang kalau jenazah Mas Rizal ada di Yim Undertaker Phnom Penh. Tapi setelah ditelusuri, informasinya tidak ada di sana. Jadi belum ada kejelasan,” ujarnya.

    Merasa belum puas, Saputri mencoba mendesak untuk mendapatkan informasi lebih dalam terkait Rizal. Tapi nomor teleponnya justru diblokir.

    Sulastri menyebut, keberangkatan Rizal ke Kamboja tidak diketahui keluarga. Ia hanya sempat pamit bekerja pada Oktober 2024. Tapi sang putra tidak menyampaikan bakal kerja ke mana dan tujuan jelas.

    Meski keberangkatannya bekerja tanpa kejelasan pasti, sesekali Rizal sempat berkomunikasi dengan keluarga dan Saputri. Diakui, kabar terakhir dari Rizal diterima pada 16 Maret 2025.

    “Dia bilang ingin kirim uang ke orang tuanya untuk Lebaran. Tapi tidak bisa caranya,” ucapnya.

    Usai menerima kabar terakhir sang ibu menjelaskan selanjutnya tak ada lagi kabar dari Rizal. Hingga akhirnya kabar meninggalnya sang putra diterima dari orang tak dikenal.

    Merasa informasi soal meninggalnya Rizal belum pasti, Sulastri berharap anaknya masih hidup. Doa selalu dilantunkan demi keselamatan sang anak.

    “Kalaupun informasi dia sudah meninggal itu benar, harapan kami pemerintah bisa membantu memulangkan jenazah anak kami,” pungkasnya. [tar/ian]

  • Sempat Berkabar dengan Rekan, Rizal Terlihat Bekerja Sambil Tangan Diborgol

    Sempat Berkabar dengan Rekan, Rizal Terlihat Bekerja Sambil Tangan Diborgol

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Rizal Sampurna (30) seorang pekerja migran asal Banyuwangi yang dikabarkan meninggal dunia di Kamboja, diduga bekerja sebagai operator judi online (Judol).

    Melalui keterangan dari kerabat, Rizal sempat mengirim foto dan melakukan panggilan video kepada keluarga setelah beberapa bulan di Kamboja.

    Selain itu, salah satu teman Rizal yang sering ia kontak adalah Anies Zulkarnain. Anies adalah teman akrab Rizal di Banyuwangi. Meski tak menyampaikan kabar apa pun kepada pihak keluarga ketika berangkat ke Kamboja, Anies adalah salah satu orang yang menerima informasi saat korban akan pergi ke luar negeri.

    “Dia mengabari saya berangkat ke Kamboja dari Medan ramai-ramai, mungkin sekitar 20 orang lainnya turut pergi ke Kamboja saat itu,” kata Anies, Selasa (15/4/2025).

    Anies mengaku, sebelum di Medan, Rizal sempat memberinya kabar ketika bekerja di Bali dan pergi ke Jakarta. “Di Medan katanya berangkat naik kapal,” lanjutnya.

    Bahkan Anies mengatakan, Rizal sempat mengaku bahwa dirinya bekerja sebagai scamer judol di Kamboja.

    “Saya sempat tanya ke dia di sana kerja apa, si Rizqi ketawa-ketawa,” kata Anies.

    Sewaktu ketika, Rizal mengaku, sempat menghubungi Anies ketika ia sedang bekerja. Melalui panggilan tersebut, di sana Rizal bekerja di depan komputer, namun tangannya terlihat diborgol.

    Menurut Rizal, pekerjaan yang dilakoninya memang seperti itu, yakni dengan cara diborgol seperti itu. Anies menjelaskan, terakhir kali berkomunikasi dengan Rizal pada 9 Maret. Saat itu, Rizal meminta doa agar targetnya terpenuhi.

    “Rizal mengaku akan dipindah ke Myanmar atau Vietnam apabila targetnya tak terpenuhi,” kata dia.

    Anies menambahkan, Rizal juga sempat bercerita bahwa ia dijanjikan gaji 800 Dolar AS. Namun ketika sudah bekerja, gaji yang ia terima hanya 300 Dolar AS.

    “Setelah lama tidak ada kabar dan informasi saya sempat menghubungi Rizal pada 26 Maret. Tapi teleponnya sudah tidak aktif. Tentu kaget sekali mendapat kabar Rizal meninggal,” tandasnya. [tar/ian]

  • Usai Survei, Dishub Banyuwangi Bakal Pasang Jaring Pengaman di Jalur Tengkorak Kawah Ijen

    Usai Survei, Dishub Banyuwangi Bakal Pasang Jaring Pengaman di Jalur Tengkorak Kawah Ijen

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi kembali melakukan survei keamanan jalan Sengkan Slamet jalur menuju TWA Kawah Ijen Banyuwangi.

    Hasil dari survei yang dilakukan, Dishub Banyuwangi berencana bakal memasang jaring pengaman di turunan Sengkan Slamet yang dikenal sebagai jalur tengkorak di kawasan wisata tersebut dalam waktu dekat.

    Sengkan Slamet yang merupakan jalur menuju TWA Kawah Ijen Banyuwangi, diketahui sempat kembali memakan korban jiwa. Terbaru pada Senin (7/4/2025) lalu yakni siswi asal Kecamatan Muncar tewas setelah terlibat kecelakaan tunggal di sana.

    “Lokasi ini memang berbahaya, pemasangan nantinya akan dilakukan di titik tersebut. Akan ada dua jaring yang dipasang yaitu berukuran 3×8 meter dan 4×8 meter,” kata Plt Kepala Dishub Banyuwangi, I Komang Sudira Atmaja.

    Rencananya, jaring akan dipasang melebar karena titik pemasangan di lokasi tikungan tajam, dan nantinya akan ada sekam di bawah jaring untuk lebih mengamankan pengendara.

    Tujuan pemasangan jaring tersebug dilakukan agar saat pengendara motor yang tidak mampu mengendalikan kendaraannya dan terlempar, dapat ditangkap jaring tersebut dan jatuh di atas sekam, sehingga harapamnya fatalitas kecelakaan bisa diminimalisir.

    “Tidak lama lagi, di bulan ini akan kita pasang. Sambil menata ban-ban yang ada juga agar bisa meredam benturan yang terjadi,” terang Komang.

    Selain itu, Komang menambahkan, sebagai solusi jangka panjang, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (DPU CKPP) Banyuwangi juga berencana akan membangun kolam pasir sebagai jalur evakuasi.

    Rencana tersebut, menjadi bagian dari upaya Pemkab Banyuwangi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata yang terkenal dengan blue fire-nya itu.

    Nantinya, kendaraan yang turun dari TWA Kawah Ijen, dalam keadaan darurat dapat melakukan pemberhentian di kolam tersebut. Kedepan, secara teknis akan disurvei kembali.

    Dan untuk merealisasikan hal tersebut Pemkab Banyuwangi akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait yaitu Perhutani agar jalur evakuasi dapat dibangun dengan baik.

    “Secara teknis akan disurvei lebih matang, bagaimana teknik membangun supaya kendaraan tidak turun mendadak, supaya kendaraan mengalir dan perlahan berhenti,” jelasnya. [alr/aje]

  • P4MI Banyuwangi Benarkan Meninggalnya TKI di Kamboja, KBRI Belum Temukan Titik Terang

    P4MI Banyuwangi Benarkan Meninggalnya TKI di Kamboja, KBRI Belum Temukan Titik Terang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabar tentang kematian Rizal Sampurna, TKI Banyuwangi di Kamboja yang sempat menyebar dibenarkan oleh Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi. Namun, diakui berita tersebut diakui masih sangat minim informasi.

    Kepala P4MI Banyuwangi, Fery Meryanto mengaku telah mendapat kabar meninggalnya Rizal Sampurno sejak 7 April lalu. Kabar didapat dari kantor BP2MI pusat setelah menerima informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja.

    Bahkan, sehari berselang Fery juga telah mendapat informasi dari salah satu pegiat PMI dengan informasi serupa, tanpa kejelasan lebih dalam. Bahkan jenazah pria berumur 30 tahun masih belum diketahui dimana keberadaanya.

    “Kami mendapat kabar dari kantor kami di pusat setelah mendapat kabar dari KBRI. Memang benar ada PMI dari Banyuwangi atas nama Rizal Sampurna yang meninggal di Kamboja. Tapi dokumen yang kami terima masih minim hanya pasport. Kami masih menunggu info lengkap dari KBRI,” ujarnya.

    Fery menjelaskan, terkait proses pemulangan jenazah, pihaknya memang sudah dilakukan pengajuan. Namun pihaknya menyebut proses tersebut masih menunggu keputusan dari KBRI.

    Sebab kini KBRI di Kamboja masih melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap pihak yang mempekerjakan Rizal. Pihak bersangkutan tersebut nantinya yang bakal dimintai pertanggungjawaban salah satunya proses pemulangan jenazah.

    “KBRI akan meminta pertanggungjawaban kepada yang mempekerjakan atau perusahaan untuk proses pemulangannya. Ini masih dalam penyelidikan,” tegasnya.

    Fery mengungkapkan, jika kasus yang dialami TKI Banyuwangi bernama Rizal kali ini, terbilang cukup pelik sebab data yang ada masih sangat minim. Karena menurutnya, korba diduga berangkat jadi TKI melalui jalur gelap alias unprosedural.

    “Kasus Rizal ini informasinya masih minim, hal itu yang masih diselidiki oleh KBRI. Statusnya unprosedural. Disana bekerja sebagai apa dan apa sebab meninggalnya, dimana jenazahnya, kami belum bisa pastikan karena belum ada pernyataan pasti dari KBRI,” terangnya.

    Fery menambahkan, kasus PMI Banyuwangi Kamboja bukan kali pertama. Sebelumnya juga sempat ada yang ditangani P4MI, namun saat itu korban tidak meninggal dunia dan hanya dilakukan pemulangan.

    Berdasarkan PMI yang bekerja disana, mereka dipekerjakan sebagai scamer judi online. Mereka berangkat lewat jalur unprosedural dan kepincut gara-gara iming-iming gaji yang cukup tinggi.

    “Karena unprosedural jumlahnya yang berangkat kesana tidak bisa diperkirakan. Selain Kamboja juga ada Thailand dan Myanmar. PMI yang bekerja di tiga negara ini kebanyakan unprosedural. Menurut keterangan mereka disana ya mereka bekerja jadi scammer,” pungkasnya. [alr/aje]

  • Angkutan Lebaran 2025 Tuntas, 200 Ribu Orang Gunakan Kereta Api di Daop 9 Jember

    Angkutan Lebaran 2025 Tuntas, 200 Ribu Orang Gunakan Kereta Api di Daop 9 Jember

    Liputan6.com, Jember – Masa Angkutan Lebaran 2025 yang digelar selama 22 hari resmi selesai pada Jumat (11/4/2025), total pelanggan yang menggunakan kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 9 Jember selama arus mudik dan balik sebanyak 223.209 penumpang.

    Jumlah tersebut mengalami peningkatan 14% dari Angkutan Lebaran 2024 yang mengangkut 208.798 penumpang pada periode yang sama. Untuk penumpang yang tiba di wilayah Daop 9 Jember mencapai 231.078 penumpang tumbuh 15 % dari Angkutan Lebaran 2024.

    “Masa Angkutan Lebaran 2025 telah selesai, KAI Daop 9 Jember sukses mengantarkan 223.209 penumpang untuk mudik maupun balik menggunakan kereta api mulai dari Pasuruan sampai Banyuwangi,” kata Manager Hukum dan Humasda KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro Minggu (13/4/2025)

    Tingginya jumlah penumpang pada angkutan lebaran kali ini tidak terlepas dari beroperasinya KA Ijen Ekspres relasi Ketapang – Malang PP, KA Mutiara Timur yang melayani relasi Stasiun Ketapang – Surabaya Pasar Turi PP secara reguler dan terdapat kereta api tambahan KA Mutiara Timur Tambahan relasi Ketapang – Surabaya Gubeng PP yang membawa kereta jenis panoramic.

    Hadirnya kereta panoramic pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2025 membawa nuansa yang berbeda, dimana penumpang dapat menikmati pengalaman perjalanan yang lebih eksklusif dengan keindahan alam dari Pasuruan hingga Banyuwangi.

    Respons masyarakat sangat positif menggunakan kereta api panoramic, tercatat 1.102 penumpang menggunakan kereta api dari dan menuju wilayah Daop 9 Jember. Bahkan untuk masa arus balik dari tanggal 1-11 April, rata-rata okupansi melonjak mencapai 117% dengan memberangkatkan 524 penumpang keberangkatan dari wilayah Daop 9 Jember selama periode tersebut.

    Selain sukses mengantarkan ratusan ribu penumpang selama arus mudik dan balik, KAI Daop 9 Jember juga sukses menjaga operasional kereta api tetap aman, lancar dan terkendali. Selama 22 hari tersebut, dari 572 perjalanan kereta api yang beroperasi, tingkat ketepatan waktu keberangkatan mencapai 100 persen dan untuk kedatangan mencapai lebih dari 99 persen, serta tidak terdapat gangguan yang berarti baik gangguan operasional maupun gangguan kamtib di stasiun dan di jalur.

    “KAI Daop 9 menyampaikan apresiasi kepada pelanggan KAI atas kepercayaannya menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pilihan untuk mudik dan balik pada libur lebaran tahun ini dengan selamat, aman, nyaman, dan sehat sampai tujuan. Serta apresiasi yang setinggi-tingginya KAI sampaikan untuk seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah mendukung suksesnya penyelenggaraan angkutan lebaran 2025,” tutup Cahyo.

     

    Kondisi Wanita yang Tertabrak Kuda Balap di Kebumen