kab/kota: Banyuwangi

  • Bupati Ipuk Ajak Warga Ikawangi Perkuat Solidaritas Bangun Banyuwangi

    Bupati Ipuk Ajak Warga Ikawangi Perkuat Solidaritas Bangun Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menghadiri kegiatan Halal Bihalal Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Pusat di Gedung Djuang 45, Kabupaten Bekasi, Minggu (27/4/2025). Dalam kesempatan tersebut, Ipuk mengajak seluruh anggota Ikawangi untuk memperkuat soliditas dalam membangun kampung halaman.

    Halal bihalal Ikawangi Pusat merupakan acara tahunan yang selalu berlangsung meriah. Sejumlah tokoh nasional berdarah Banyuwangi juga hadir, seperti Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2022-2024 Abdullah Azwar Anas, Menteri Pariwisata 2014-2019 Arief Yahya, sesepuh Ikawangi Bambang Sugiyono, Komjen Pol Susno Duadji (Kabareskrim RI 2008-2009), dan beberapa tokoh lainnya.

    Kemeriahan acara semakin terasa dengan berbagai tampilan seni tradisi Banyuwangi seperti tari gandrung, jaran goyang, jaranan butho, hingga kuntulan. Aneka kuliner khas Banyuwangi seperti rujak soto, pecel rawon, dan berbagai kudapan juga disajikan kepada para pengunjung.

    Ipuk menyampaikan pentingnya kebersamaan seluruh komponen dalam membangun daerah di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. “Mungkin ini rezeki saya. Di periode pertama ada Covid 19, di periode kedua ini ada efisiensi anggaran dan ekonomi global yang tidak menentu. Untuk bisa mengatasi ini semua, tidak lain harus jalin solidaritas,” ujarnya.

    Menurut Ipuk, solidaritas dengan kampung halaman dapat diwujudkan dengan berbagai cara, termasuk mempromosikan Banyuwangi di daerah perantauan. “Terima kasih telah menjadi influencer untuk mempromosikan Banyuwangi dengan penuh kebanggaan,” ungkap Ipuk di hadapan ratusan warga Banyuwangi yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.

    Ipuk juga menegaskan bahwa dengan filosofi Ikawangi “seduluran selawase”, warga Banyuwangi mampu membawa nama harum daerahnya di seluruh Indonesia. “DNA masyarakat Banyuwangi ini adalah kreativitas. Jadi, saat tinggal dimanapun, pasti mereka bisa hidup dan mengambil peran,” ungkapnya.

    Perwakilan sesepuh Ikawangi, Arief Yahya, menambahkan bahwa solidaritas dan kekompakan antara warga Banyuwangi di perantauan dengan pemerintah daerah akan membawa dampak positif. “Jika Banyuwangi semakin maju dan keren, kami yang di sini akan semakin bangga. Berbagai capaian dan prestasi yang diraih Banyuwangi adalah kebanggaan bagi warga Banyuwangi dimanapun,” ungkap Arief Yahya.

    Arief juga menambahkan bahwa Pemkab Banyuwangi menjadi daerah dengan kinerja terbaik berdasarkan penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) oleh Kementerian Dalam Negeri. [alr/beq]

  • Top 3 News: Bunda Iffet Meninggal Dunia, Pramono Anung Titip Pesan Slank Tetap Bersatu – Page 3

    Top 3 News: Bunda Iffet Meninggal Dunia, Pramono Anung Titip Pesan Slank Tetap Bersatu – Page 3

    Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sowan atau bersilaturahim dalam rangka Halal Bihalal ke sejumlah Pondok Pesantren di Banyuwangi, Situbondo dan Jember, Sabtu 26 April 2025.

    Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin secara khusus memperkenalkan Anggota DPR RI Fraksi PKB, Ahmad Iman Sukri yang akan ditunjuk menahkodai DPW PKB Provinsi Bali.

    “Saya ke sini juga bareng Ahmad Iman Kiai, anggota DPR RI. Insyaallah sebentar lagi akan menjadi Ketua DPW PKB Bali. Pak Iman ini alumni Ponpes Nurul Jadid Paiton Kiai. Mohon doa dan arahannya,” ujar Cak Imin di depan Pengasuh Ponpes Nurul Abror Arrabbaniyin, KH. Fadlurrahman Zaini, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu 26 April 2025.

    Hal senada juga disampaikan Cak Imin saat sowan ke pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR Azaim Ibrahimy dan Nyai Hj. Juwairiyah Fawaid.

     

    Selengkapnya…

  • VIDEO: Mantan Kades Banyuwangi Ditangkap Polisi Diduga Korupsi Rp1,3 Miliar

    VIDEO: Mantan Kades Banyuwangi Ditangkap Polisi Diduga Korupsi Rp1,3 Miliar

    Mantan Kepala Desa di Banyuwangi, Jawa Timur, ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan korupsi dana desa dan alokasi dana desa dengan kerugian negara Rp 1,3 miliar.

    Ringkasan

  • Awalnya Tukang Kebun, Pria Ini Banting Setir Bisnis Buah Omzet Puluhan Juta

    Awalnya Tukang Kebun, Pria Ini Banting Setir Bisnis Buah Omzet Puluhan Juta

    Jakarta

    Banyak cara untuk menaklukkan Jakarta, setiap tahunnya warga dari beragam daerah mengadu nasib di Ibu Kota, salah satunya Sucipno asal Wonosobo. Berbekal ijazah Sekolah Dasar, ia memulai petualangannya saat memberanikan diri merantau meski sebagai pembantu rumah tangga.

    Saat itu Sucipno muda tergabung dalam sebuah Yayasan yang menyalurkannya ke beragam pilihan pekerjaan di Jakarta, kesempatan itu ia ambil dan terjadilah pekerjaan pertamanya sebagai tukang kebun sekaligus pembantu rumah tangga di salah satu kompleks mewah dan bertahan selama tiga tahun.

    “Saya ke Jakarta tahun 1992, saya langsung kerja dulu masuk yayasan, ada yang bawa dulu setelah tamat SD, di kampung masih susah SMP saat itu, kalo yayasan penampung tenaga kerja masuk ke sana untuk disalurkan. Tiba di Jakarta waktu itu pekerjaan rumah tangga sebagai tukang kebun di rumah mewah cukup lama ada 3 tahunan,” ujar Sucipno saat ditemui detikcom di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (14/4/2025).

    Usai mendapatkan pengalaman, Sucipno kembali ke kampungnya mencoba mencari peruntungan baru dengan beternak kambing, menjadi kuli bangunan dan akhirnya memutuskan kembali ke Jakarta.

    Di Jakarta ia langsung bekerja di Pasar Induk Kramat Jati membantu saudaranya dalam berbisnis buah, melihat peluang yang besar ia memberanikan diri untuk menabung dan meminta izin kepada saudaranya untuk membuka kios baru.

    Dalam satu bulan Sucipno harus menyiapkan uang sebesar Rp 25 juta untuk membayar kios, namun usaha jual beli buah itu mendulang omzet yang besar hingga membuatnya bertahan sampai saat ini.

    “Kios ini kita bulanan mas, 1 bulan 25 juta ini ukuran 5×5 meter, alhamdulillah ketutup karena sudah sekolah 3 tahun di kios saudara,” lanjut Sucipno.

    Modal saling percaya dengan para petani, Sucipno mampu mendatangkan ratusan peti buah dari Banyuwangi dan Wonosobo. Di kios berukuran 5×5 meter itu ia beserta tiga karyawannya sibuk membongkar muat peti buah dari truk, tak lama berselang para pelanggan datang ia dan karyawannya memindahkan buah itu ke pelanggan.

    Pasar Induk Kramat Jati memang menjadi tempat transit bagi kebutuhan pangan warga di Jabodetabek, masyarakat yang ingin berbisnis ataupun membeli kebutuhan dengan harga yang lebih murah kerap datang ke pasar ini. Sucipno selaku pedagang buah menjadi perpanjangan tangan petani untuk menjangkau masyarakat.

    Dalam sehari petani di Banyuwangi mengantarkan hingga 100 peti atau sekitar 260 kilogram buah naga, sementara salak yang dikirim dari Wonosobo mencapai 3 ton. Diketahui saat ini harga – harga pangan termasuk buah sedang stabil, harga yang tidak mahal dari petani turut membuat para pembeli senang karena tak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

    “Kita perhari bisa kalo lagi ramai turun 100 peti bisa habis, para pembeli memang buat dijual lagi sudah langganan mereka, biasanya dijual untuk di sekitar Jabodetabek,” ujar Sucipno.

    Jaga Kepercayaan Petani, Bayar Cepat Pakai BRIMO

    Sebagai perpanjangan tangan dari petani ke pelanggan, Sucipno mengaku senang karena bisa membantu para petani di kampungnya untuk menemukan pembeli di Jakarta. Selain itu omzetnya pun tembus Rp 10 juta sehari, perputaran uang yang cukup besar itu harus dilaksanakan secara cepat agar kepercayaan dengan para petani tak redup.

    Sucipno kerap mengandalkan BRIMO untuk mentransferkan biaya pengiriman buah kepada petani di kampung dengan depat, sebelum mengenal BRIMO ia rutin datang ke Agen BRILink atau ke Kantor BRI Unit Kramat Jati. Namun hal itu membuatnya tak cukup cepat, saat ke kantor BRI ia minta diajarkan cara penggunaan BRIMO oleh petugas Bank BRI.

    “Untuk mengirim uang ke petani saya transfer pakai BRIMO, saya pakai BRIMO sekitar 1 tahun. Kita instal di sini saya bikin sendiri, terus datang ke kantor dan langsung diajari sama petugasnya. Sekarang BRIMO untuk transfer ke petani,” ucap Sucipno.

    Memang untuk mengirim uang ke petani sudah dimudahkan dengan BRIMO, namun para pembeli masih ada juga yang membayarkan buah menggunakan cash. Sucipno bahkan pernah mendapatkan uang palsu sebesar Rp 300 ribu karena kurang teliti, uang itu ketahuan saat akan menyetorkan melalui Agen BRILink di dekat kiosnya.

    Mendapat pengalaman itu, sekarang Sucipno lebih berhati-hati ia juga lebih menyarankan pembeli untuk bertransaksi melalui transfer atau QRIS agar lebih aman. Di sisi lain Pimpinan KC BRI Kramat Jati menyatakan komitmennya dalam mendigitalkan pasar untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi.

    “BRI mengedukasi pedagang untuk menggunakan BRIMO, BRI tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga berperan dalam mencegah peredaran uang palsu. Dengan digitalisasi transaksi, pelacakan menjadi lebih efektif dan risiko beredarnya uang palsu di pasar dapat diminimalkan,” ujar Pimpinan KC BRI Kramat Jati Indra Bayu Wira Permana.

    Diketahui BRI Kramat Jati rutin mengadakan acara di Pasar Induk Kramat Jati untuk memperkenalkan aplikasi BRIMO kepada nasabah yang sebelumnya kurang familiar dengan teknologi. Mantri BRI berkeliling pasar untuk memberikan edukasi langsung kepada pedagang mengenai cara menggunakan BRIMO, termasuk melakukan transaksi digital seperti transfer gratis.

    (hns/hns)

  • Tata Kelola Pemerintahan Banyuwangi Raih Predikat “Kinerja Tinggi” dari Kemendagri – Page 3

    Tata Kelola Pemerintahan Banyuwangi Raih Predikat “Kinerja Tinggi” dari Kemendagri – Page 3

    Liputan6.com, Banyuwangi Berkat kinerja yang terukur dan tata kelola pemerintah yang baik, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan dengan status “Kinerja Tinggi” dalam penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). 

    Penilaian LPPD merupakan mekanisme tahunan dari Kemendagri untuk mengukur akuntabilitas dan efektivitas kinerja pemerintah daerah. Cakupan evaluasi mencakup beragam aspek, mulai dari pengentasan kemiskinan, pembangunan daerah, layanan pendidikan dan kesehatan, transparansi keuangan, pelestarian lingkungan hidup, hingga inovasi daerah yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

    Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam penyerahan hasil evaluasi LPPD di Balikpapan Sports and Convention Centre (BSCC), Kalimantan Timur, Jumat (25/4/2025).

    “Hasil penilaian ini menjadi motivasi kami untuk terus melakukan perbaikan ke depan. Terima kasih kepada pemerintah pusat, Kemendagri, dan Pemprov Jatim, yang terus memberikan bimbingan kepada Banyuwangi dalam menjalankan program-program pembangunan,” ujar Bupati Ipuk.

    Menurut Ipuk program pembangunan di Banyuwangi dirancang agar selaras dengan agenda nasional dan kebijakan pemerintah provinsi. Hal ini dilakukan untuk memastikan program kerja berdampak pada masyarakat, serta berkesinambungan dalam pembangunan jangka panjang.

    “Seperti pengentasan kemiskinan yang menjadi prioritas utama Banyuwangi, dan juga menjadi prioritas Bapak Presiden Prabowo,” kata Ipuk.

    Pengentasan kemiskinan dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga kemiskinan di Banyuwangi bisa terus ditekan. 

    Seperti program “Kanggo Riko” bantuan modal usaha rumah tangga miskin terutama untuk perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Ada juga bantuan alat usaha, perbaikan warung rakyat, bedah rumah, beasiswa untuk anak dari keluarga tidak mampu, dan berbagai program lainnya. 

    Hasilnya persentase penduduk miskin di Banyuwangi turun dari 7,34 persen pada 2023 menjadi 6,54 persen pada 2024. Bahkan, angka kemiskinan ekstrem berhasil ditekan dari 0,43 persen menjadi 0,29 persen dalam kurun waktu yang sama.

    Tak hanya itu, sejumlah indikator makro pembangunan lainnya juga menunjukkan tren positif. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi pada 2024 tercatat sebesar 74,30, meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di angka 73,79.

    “Kita juga mencatat penurunan Indeks Gini sebagai indikator ketimpangan, dari 0,351 pada 2023 menjadi 0,312 pada 2024,” kata Ipuk.

     

    (*)

  • Terjerat Kasus Korupsi DD dan ADD, Mantan Kades Aliyan AS Ditangkap

    Terjerat Kasus Korupsi DD dan ADD, Mantan Kades Aliyan AS Ditangkap

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Penangkapan Mantan Kepala Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, berinisial AS dilakukan, usai ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan korupsi terkait Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).

    Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi menemukan dua alat bukti yang kuat untuk menjerat AS. Kali ini kasus terjadi dalam praktik penyelewengan anggaran desa selama menjabat dari tahun 2018 hingga 2023.

    “Telah ada penetapan tersangka korupsi DD serta ADD yang dilakukan oleh mantan Kepala Desa Aliyan, dan hari ini juga langsung dilakukan penahanan di Lapas,” kata Kasi Intelijen Kejari Banyuwangi, Rizky Septa Kurniadi.

    Tersangka AS diektahui telah menjalani pemeriksaan kurang lebih lima jam akhirnya keluar dengan tangan terborgol dan mengenakan rompi tahanan. Tersangka tampak tenang sambil tersenyum saat digiring masuk ke mobil tahanan Kejari Banyuwangi.

    Kasi Pidsus Kejari Banyuwangi, Rustamaji Yudica Adi Nugraha mengungkapkan, modus korupsi yang dilakukan AS cukup beragam. Pihaknya menyebut, kasusnya terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat terkait beberapa keluhan.

    “Banyak honor pegawai, seperti petugas kebersihan, kader posyandu, dan lainnya, tidak dibayarkan. Ada juga beberapa kegiatan fisik yang memang tidak sesuai,” jelasnya.

    Rustamaji mengatakan, kerugian negara hasil korupsi yang dilakukan cukup fantastis. Berdasarkan hasil audit Inspektorat yakni mencapai Rp 1.3 miliar. Praktik korupsi ini diduga dilakukan AS selama menjabat sebagai kades dari mulai tahun 2018 hingga 2023.

    Selain itu AS diduga bersekongkol dengan bendahara desa berinisial M yang saat ini berstatus DPO dan masih dalam penyelidikan oleh oleh Unit Tipikor Polresta Banyuwangi.

    Diketahui, dalam kasus AS kali ini Kejaksaan Banyuwangi juga telah memeriksa 20 orang saksi. Akibat perkara tersebut, AS dijerat dengan Pasal 2 dan 3 UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jo Pasal 64 dan 55 KUHP.

    “Sesuai ketetapan hukum mantan Kades Aliyan itu terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun serta denda Rp 200 juta,” jelasnya.

    Sedangkan kuasa Hukum AS, Eko Sutrisno mengaku, menerima dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Pihaknya pun menghargai proses hukum, serta berupaya tertip dalam mengikuti tahapan pemeriksaan yang kedepannya masih berlanjut.

    “Kita ikuti proses hukumnya, karena nanti masih ada pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan,” ujarnya.

    Eko menambahlan, menurut kliennya AS dana desa (DD) yang menbuatnya terjerat hukum itu justru digelapkan oleh bendahara desa yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena melarikan diri.

    “Kita masih pelajari dulu terkait dengan masalahnya, serta langkah-langkah hukum selanjutnya. Tapi yang jelas untuk persiapan-persiapan upaya hukum itu sedang kita susun,” tandasnya.

  • Dapat Pasokan dari Madura, Oknum Perangkat Desa di Banyuwangi Jadi Pengedar Sabu

    Dapat Pasokan dari Madura, Oknum Perangkat Desa di Banyuwangi Jadi Pengedar Sabu

    Liputan6.com, Banyuwangi – Seorang oknum perangkat desa di Banyuwangi, berhasil dibekuk pihak kepolisian setelah kedapatan menjadi pengedar narkotika jenis sabu yang didapatkannya dari Madura. Pengedar barang haram dengan inisial AR, (33), warga Dusun Terongan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru itu, berhasil ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polresta Banyuwangi pada, Sabtu (19/4/2025) sekira pukul 22.00 WIB di pinggir jalan, Jl. Malangsari, Dusun Krajan, Desa Kalibaru Kulon.

    Dari tangan tersangka, personel kepolisian berhasil mengamankan barang bukti berupa satu paket sabu seberat 50 gram, satu unit timbangan elektronik, dua unit handphone, serta berbagai perlengkapan pengemasan. Menurut pengakuan AR dari hasil interogasi, dirinya mendapat pasokan utama sabu dari pengedar lain asal Madura. 

    Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra menegaskan bahwa, pihaknya akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut untuk mengungkap jaringan yang lebih besar, termasuk pemasok utama sabu asal Madura yang disebut oleh tersangka. “Kami tidak akan berhenti di satu tersangka. Tim kami sudah bergerak melakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lain yang terlibat dalam jaringan ini,” katanya, Kamis (24/4/2024).

    Kapolresta Banyuwangi juga memberikan pernyataan tegas mengenai komitmen kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah hukumnya. “Penangkapan ini merupakan bagian dari upaya kami dalam menekan dan memutus mata rantai peredaran narkoba di Banyuwangi. Tidak ada toleransi bagi pelaku narkotika, siapapun mereka,” tegas Kombes Pol. Rama.

    Lebih lanjut Rama juga mengapresiasi peran serta masyarakat yang aktif memberikan informasi kepada pihak kepolisian. “Peran aktif masyarakat sangat penting. Informasi awal yang kami terima dari warga menjadi pintu masuk untuk melakukan penyelidikan dan penindakan. Ini bukti bahwa sinergi antara masyarakat dan polisi sangat efektif dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” terangnya.

  • DKI jadwalkan kegiatan budaya setiap bulan yang dimulai Juni 2025

    DKI jadwalkan kegiatan budaya setiap bulan yang dimulai Juni 2025

    Arsip foto – Vokalis grup band Kahitna Hedi Yunus (kanan) dan Mario Ginanjar (kiri) bernyanyi pada acara pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (19/5/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso

    DKI jadwalkan kegiatan budaya setiap bulan yang dimulai Juni 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 25 April 2025 – 17:15 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menjadwalkan kegiatan budaya di area kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta setiap bulan yang akan dimulai  Juni 2025 lewat pertunjukan pencak silat.

    “2.000 atlet pencak silat akan ada di sekitar air mancur Bundaran HI, sekitar Monas. Kami akan buat semacam flash mob (berkumpul pada waktu dan tempat yang ditetapkan). Tapi semua konsepnya silat,” ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno di Jakarta, Jumat.

    Tak hanya pencak silat, kegiatan budaya lain seperti pertunjukan tari Betawi dan tari Bali juga akan ditampilkan di area HBKB.

    “Jadi kalau Banyuwangi ada Gandrung Sewu, Jakarta akan kami mulai setiap bulan akan ada kegiatan budaya di Car Free Day. Artinya kami akan tampilkan kebudayaan yang ada di Jakarta hingga menuju tahun 2027,” kata Rano.

    Jakarta, sambung dia, akan berusia 500 tahun atau lima abad pada tahun 2027 dan kota ini memiliki panggung besar yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan kebudayaan.

    “Panjangnya luar biasa dari mulai GBK sampai ke Monas,” kata dia.

    Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Moch. Miftahulloh Tamary mengatakan pada Juni mendatang. Sekitar 1.000 orang akan tampil dalam pergelaran kolosal dan tradisional.

    Dia menambahkan Jakarta saat ini menuju usia 500 tahun atau lima abad dan Pemprov DKI Jakarta menginginkan budaya Betawi menjadi tuan rumah di Jakarta.

    Menurut Miftahulloh akan ada banyak kegiatan ataupun tampilan yang akan diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Cegah Kecelakaan di Jalur Tengkorak Ijen, Dishub Banyuwangi Pasang Jaring Pengaman dan Karung Sekam

    Cegah Kecelakaan di Jalur Tengkorak Ijen, Dishub Banyuwangi Pasang Jaring Pengaman dan Karung Sekam

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mulai memasang jaring pengaman dan karung sekam di jalur rawan kecelakaan Sengkan Slamet. Langkah ini dilakukan usai peninjauan langsung ke salah satu titik maut yang kerap menelan korban jiwa di jalur menuju Taman Wisata Alam (TWA) Ijen.

    Kepala Dishub Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja, menyebut Sengkan Slamet—dulu dikenal sebagai Sengkan Mayit—merupakan kawasan yang sangat rawan kecelakaan, terutama bagi pengendara motor yang menuruni jalur curam dan tikungan tajam.

    Pemasangan jaring dan karung sekam dilakukan bersama aparat kepolisian serta sejumlah stakeholder terkait, sebagai bagian dari hasil survei dan evaluasi kondisi jalan di kawasan tersebut.

    “Setelah melalui survei, Kamis, (24/4/2025) lalu kami mulai mengeksekusi pemasangan dua jaring pengaman berukuran 8×4 meter dan 8×4 meter di titik-titik tikungan tajam. Di bawah jaring, kami tambahkan karung sekam sebagai bantalan untuk mengurangi dampak benturan,” ujarnya.

    Komang menjelaskan, sistem ini ditujukan untuk mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan, terutama bagi pengendara yang kehilangan kendali. Jaring akan menahan tubuh pengendara, sementara karung sekam memberikan pendaratan yang lebih aman.

    “Dengan sistem ini, pengendara yang terjatuh bisa tertahan oleh jaring dan mendarat lebih aman di atas sekam,” tuturnya.

    Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (DPU CKPP) Banyuwangi juga tengah mengkaji rencana pembangunan kolam pasir di jalur tersebut sebagai pengaman tambahan.

    Terkait wacana pembangunan rest area oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tamansari, Komang menyebut hal itu masih dalam tahap koordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Perhutani selaku pemegang hak kelola lahan.

    “Dengan peningatakan pengamanan ini, kami berharap wisatawan dapat aman dan nyaman ketika hendak berkunjung ke kawah Ijen. Misal terjadi kecelakaan, fatalitasnya pun dapat diminimalisir,” tandas Komang. [alr/beq]

  • Keluarga Hingga Teman PMI Asal Banyuwangi Korban TPPO Diteror Nomor Tak Dikenal

    Keluarga Hingga Teman PMI Asal Banyuwangi Korban TPPO Diteror Nomor Tak Dikenal

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kasus kematian tragis Rizal Sampurna, pekerja migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja, kini diwarnai teror misterius. Tak hanya keluarga, teman-teman almarhum juga turut dihubungi oleh nomor tak dikenal yang meminta data diri hingga nomor rekening dengan dalih memberikan santunan.

    Sepupu Rizal, Putri, mengungkap bahwa sejak beberapa hari terakhir, keluarga menerima panggilan mencurigakan dari dua nomor berbeda yang mengatasnamakan diri sebagai pihak yang peduli.

    “Awal itu telpon dua hari lalu ke nomor ibunya Mas Rizal, telponnya sekitar jam setengah 12 malam. Mereka tanya-tanya soal keluarga. Dia juga minta data diri dan rekening, katanya untuk santunan,” ujarnya.

    Menurut Putri, setelah panggilan pertama, nomor lain kembali menghubungi. Nomor tersebut memakai foto profil perempuan dan mengaku sebagai teman kerja Rizal. Namun suara penelepon saat diangkat adalah laki-laki yang memberi informasi soal kematian Rizal dan keberadaan jenazahnya.

    “Foto profilnya perempuan tapi saat telpon suaranya laki-laki. Ngakunya sebagai teman mas Rizal. Dia cerita panjang soal meninggalnya mas Rizal. Katanya mas Rizal memang meninggal karena sakit dan tidak diapa-apakan. Dia juga memberitahu rumah sakit tempat jenazah. Tapi saat ditanya tanggal meninggalnya, penelpon malah bingung. Ditanyai identitasnya nggak mau jawab,” kata Putri.

    Teror tidak berhenti di keluarga. Beberapa teman Rizal di Banyuwangi juga mendapat pesan dari nomor yang sama. Nomor tersebut mengaku sebagai pacar Rizal dan mencoba memberikan klarifikasi soal penyebab kematiannya.

    “Tadi ada teman mas Rizal yang datang memberitahu dihubungi nomor baru katanya pacarnya. Nomor itu klarifikasi bila Rizal ini benar meninggal karena sakit. Ini kan aneh dapat dari mana nomor teman mas Rizal, terus kok ngakunya pacar, ngapain harus klarifikasi,” jelasnya.

    Putri menduga kuat bahwa ponsel Rizal kini berada di tangan sindikat TPPO atau scammer yang berupaya mengecoh dan mengakses informasi pribadi korban dan keluarganya. Aktivitas akun Facebook Rizal yang sempat aktif juga menjadi salah satu indikator mencurigakan.

    “Padahal keterangan orang-orang yang sebelumnya ngaku temannya mas Rizal itu mereka tidak tahu keberadaan hpnya mas,” bebernya.

    Hingga kini, keluarga masih menunggu tindak lanjut dari kuasa hukum korban. Informasi terakhir yang diterima menyebutkan bahwa surat keterangan kematian Rizal sudah terbit dan pihak KBRI telah mengetahui keberadaan jenazahnya. Namun pihak keluarga belum menerima bukti dokumentasi apapun.

    “Tapi keluarga belum mendapat dokumen apapun. Dokumentasinya tidak ada. Kami keluarga berharap segera kepastian. Makanya saya berharap kepada KBRI, Pemkab Banyuwangi dan semua pihak membantu supaya segera ada kejelasan,” pungkasnya. [alr/beq]