kab/kota: Banyuwangi

  • Banyuwangi Perluas Program Sampah Sirkular, Gandeng Austria dan UEA

    Banyuwangi Perluas Program Sampah Sirkular, Gandeng Austria dan UEA

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Setelah sukses di Kecamatan Muncar dan Songgon, Pemkab Banyuwangi memperluas program pengelolaan sampah sirkular ke seluruh wilayah kabupaten. Fasilitas pengolahan sampah baru ini merupakan bagian dari program Banyuwangi Hijau yang berkolaborasi dengan Borealis Austria dan Clean Rivers Uni Emirat Arab (UEA).

    Program tersebut resmi diluncurkan di Pendopo Banyuwangi, Kamis (22/5/2025), oleh Bupati Ipuk Fiestiandani bersama Anthony Berthold dari Borealis dan Deborah Baccus dari Clean Rivers UEA. Acara juga dihadiri oleh Deputi Kemenko Pangan Nani Hendiarti dan Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra.

    “Penanganan sampah ramah lingkungan ini bagian dari Banyuwangi Hijau Fase 2 dan Fase 3,” ujar Bupati Ipuk. Ia mengapresiasi dukungan dari pemerintah pusat, mitra internasional, Project Stop, serta Perhutani Selatan yang telah menyediakan lahan.

    Peluncuran ini sekaligus menjadi momen peletakan batu pertama pembangunan TPS 3R di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. Fasilitas ini akan menjangkau 37 desa di delapan kecamatan dan mampu mengolah hingga 160 ton sampah per hari.

    Program pengelolaan sampah sirkular Banyuwangi telah dimulai sejak 2018 melalui kerja sama dengan Project Stop. Dua TPS 3R awal di Muncar telah melayani 90.000 jiwa dan mengelola lebih dari 116.000 ton sampah. Pada 2022, program diperluas ke Songgon melalui Banyuwangi Hijau Fase 1, melayani 60.000 jiwa di enam kecamatan.

    Selain TPS di Purwoharjo, dua terminal sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) juga akan dibangun di bawah Banyuwangi Hijau Fase 3, masing-masing berkapasitas 50 ton per hari. Total kapasitas pengolahan akan mencapai 260 ton per hari.

    Deborah Baccus dari UEA menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. “Banyuwangi menjadi contoh baik pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang berdampak secara ekonomi, sosial, dan lingkungan,” katanya.

    Sementara Anthony Berthold dari Borealis Austria menambahkan, “Kami bangga kembali mendukung Banyuwangi yang memiliki visi transformasi lingkungan yang kuat.” [alr/beq]

  • Sempat Hilang Kontak, Nahkoda dan ABK KM Sumber Sukses Muncar Banyuwangi Ditemukan Selamat

    Sempat Hilang Kontak, Nahkoda dan ABK KM Sumber Sukses Muncar Banyuwangi Ditemukan Selamat

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kapal Motor (KM) Sumber Sukses yang membawa nahkoda dan tiga anak buah kapal (ABK) asal Kecamatan Muncar, Banyuwangi, sempat hilang kontak di perairan Selat Bali. Beruntung, keempat kru tersebut berhasil ditemukan dalam kondisi selamat pada Kamis (22/5/2025).

    Dan Pos AL Muncar, Lettu Laut (T) Pungky Pradita, mengungkapkan bahwa kecelakaan laut ini terjadi di sekitar perairan Tanjung Pasir Selatan, Bali. “Keempat kru dinyatakan selamat, terdiri dari satu nahkoda dan tiga ABK,” ujarnya.

    Menurut Pungky, posisi kapal diperkirakan berada di bibir Pantai Plengkung yang masuk kawasan Taman Nasional (TN) Alas Purwo. Informasi keberadaan kru kapal ini diperoleh dari petugas TN Alas Purwo yang melaporkan bahwa keempat orang ditemukan selamat di lokasi tersebut.

    Pungky menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pos Basarnas dan Satpolairud Polresta Banyuwangi untuk menindaklanjuti laporan tersebut. “Kami sudah berangkat menuju lokasi ditemukannya keempat kru kapal,” tuturnya.

    KM Sumber Sukses berangkat dari Pelabuhan Muncar menuju perairan Tanjung Pasir Selat Bali pada Rabu (21/5/2025). Kapal jenis jukung tersebut membawa nahkoda bernama Durahman dan tiga ABK yaitu Hamidi, Moh. Sholeh, dan Purwanto.

    Sebelumnya, sejak Kamis pagi keluarga tidak dapat menghubungi kru kapal melalui telepon maupun WhatsApp, sehingga melapor ke Pos AL Muncar. “Hingga Kamis pagi, kapal belum sandar dan keluarga tidak bisa mengontak kru kapal, sehingga kami menerima laporan,” pungkas Pungky. [alr/beq]

  • Banyuwangi dan PT KAI Kolaborasi Majukan Wisata, Revitalisasi Stasiun Jadi Sorotan

    Banyuwangi dan PT KAI Kolaborasi Majukan Wisata, Revitalisasi Stasiun Jadi Sorotan

    Jakarta (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan nasional. Saat libur panjang awal Mei 2025, jalur kereta api tujuan Banyuwangi tercatat sebagai salah satu dari tiga rute terpadat di Indonesia, menjadi bukti tingginya minat wisatawan.

    Menyikapi tren positif tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menjalin kolaborasi strategis dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Pertemuan penting berlangsung di Jakarta pada Rabu (21/5/2025), menghadirkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani secara daring, serta jajaran Pemkab dan Wakil Bupati Mujiono secara langsung.

    Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan pesat pariwisata Banyuwangi. “Banyuwangi sangat menginspirasi. Kami siap berkolaborasi untuk meningkatkan penumpang ke Banyuwangi,” ujar Didiek dalam pertemuan tersebut.

    Dalam kerja sama ini, PT KAI akan menggandeng Pemkab Banyuwangi untuk menghadirkan atraksi wisata menarik serta memberdayakan pelaku UMKM lokal. “Nanti kita akan melibatkan UMKM lokal untuk mengangkat ekonomi rakyat. Karena memang prinsip kami adalah Hidup dan Menghidupkan,” tambah Didiek.

    Didiek juga menekankan pentingnya membangun sistem transportasi yang terintegrasi melalui sinergi dengan pemerintah daerah. Ia mencontohkan keberhasilan renovasi Stasiun Banyuwangi Kota yang mengusung arsitektur khas budaya Osing sebagai acuan pengembangan stasiun lainnya.

    Ke depan, PT KAI berencana melakukan revitalisasi Stasiun Ketapang dan Stasiun Kalisetail dengan sentuhan kearifan lokal dan desain ramah lingkungan. “Kami senang dengan ide-ide Banyuwangi di mana ruangan publiknya mengangkat arsitek khas lokal dan bangunan yang ramah lingkungan,” kata Didiek.

    Bupati Ipuk Fiestiandani menyambut baik dukungan dari PT KAI. Menurutnya, transportasi publik kini berfungsi lebih dari sekadar mobilitas, tetapi juga menjadi ruang publik yang menghidupkan aktivitas ekonomi dan budaya.

    “Dengan ini ketika orang tiba di Banyuwangi dengan kereta, mereka langsung bisa merasakan suasana lokal baik dari desain stasiunnya, hingga kuliner dan kebudayaan yang disuguhkan,” ujar Ipuk. [alr/beq]

  • Sekretariat DPRD Kabupaten Banyuwangi Kembali Raih Penghargaan Terbaik JDIH Award Jatim 2025

    Sekretariat DPRD Kabupaten Banyuwangi Kembali Raih Penghargaan Terbaik JDIH Award Jatim 2025

    Banyuwangi (betitajatim.com) – Sekretariat DPRD Banyuwangi Kembali mendapat prestasi kinerjanya dalam pengelolaan informasi hukum. Dalam ajang JDIH Award 2025, untuk kedua kalinya Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Sekretariat DPRD Banyuwangi dinobatkan sebagai Pengelola JDIH terbaik II kategori Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.

    Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga meraih penghargaan sebagai Pengelola JDIH terbaik I tingkat kabupaten/kota se-Jatim tahun 2025.

    Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

    Penghargaan JDIH Terbaik se-Jatim kategori Kabupaten/Kota diterima oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono. Sedangkan penghargaan JDIH Terbaik kategori Sekretariat DPRD diterima oleh Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono.

    Ruliyono menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas dedikasi seluruh anggota dan jajaran Sekretariat dewan dalam mewujudkan layanan dokumentasi hukum yang transparan dan mudah diakses oleh masyarakat.

    ” Terima kasih kepada semua pihak, penghargaan ini merupakan wujud komitmen kita untuk terus menjaga akuntabilitas dan keterbukaan informasi hukum di lingkungan DPRD Banyuwangi,” ucap Ruliyono.

    Ruliyono mengatakan, Sekretariat DPRD Banyuwangi mampu mempertahankan penghargaan JDIH terbaik berkat keberadaan inovasi Sistem Informasi Pembentukan Peraturan Daerah (SIPRADA). SIPRADA memungkinkan masyarakat untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan daerah.

    ”Siprada ini digunakan untuk memberikan pelayanan informasi pembentukan Raperda yang sedang dikerjakan/dibahas oleh DPRD bersama dengan pemerintah daerah dengan memberikan keleluasaan kepada masyarakat (keterbukaan publik) untuk ikut berperan serta memberikan masukan, kritik dan saran terhadap Rancangan Peraturan Daerah yang sedang di bahas,” ucap Ketua DPD Partai Golkar Banyuwangi ini.

    Sementara itu, Sekretaris DPRD Kabupaten Banyuwangi, Alief Rahman Kartiono, menyatakan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja kolektif, inovasi berkelanjutan, dan sinergi antar bagian di lingkungan Sekretariat DPRD.

    ” Sekretariat DPRD mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan dukungan pimpinan serta anggota dewan, penghargaan JDIH terbaik dapat kita pertahankan,” ucapnya.

    Alief menjelaskan, SIPRADA dirancang sebagai solusi digital untuk mempermudah koordinasi, pengawasan, dan dokumentasi dalam proses pembentukan peraturan daerah.

    ”Dengan aplikasi SIPRADA, pengguna dapat mengakses informasi terkait rancangan peraturan daerah (Raperda), hingga dokumen-dokumen pendukung secara cepat dan akurat,” ucap Alief Rahman Kartiono.

    Melalui aplikasi ini, semua Raperda yang akan dibahas dewan akan diunggah ke situs resmi DPRD Banyuwangi, yakni dprd.banyuwangikab.go.id. Selanjutnya, masyarakat dapat memberikan tanggapan atau masukan terhadap rancangan produk hukum tertinggi daerah tersebut.

    ”Aplikasi SIPRADA menawarkan sejumlah fitur unggulan, seperti: Usulan Raperda, Detail Informasi dan Progres Raperda, Tambah Aspirasi, Konsultasi dan Berita kinerja pimpinan dan anggota dewan,” jelasnya.

    ”Dengan hadirnya SIPRADA ini masyarakat kabupaten Banyuwangi bakal bisa berperan secara aktif dengan memberikan masukan tentang Raperda yang dibahas oleh DPRD dan Pemkab Banyuwangi,” tambahnya.

    Dalam penggunaannya, SIPRADA diharapkan tidak hanya mempermudah pemerintah daerah, tetapi juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembentukan peraturan daerah.

    Selain itu, aplikasi ini sejalan dengan upaya Pemkab Banyuwangi dalam mempercepat transformasi digital di sektor pelayanan publik.
    Masyarakat yang ingin mencoba aplikasi SIPRADA dapat langsung mengunduh melalui Playstore dengan kata kunci “SMART KAMPUNG BANYUWANGI”. Aplikasi SIPRADA ada pada menu E-Gov di dalam aplikasi Smart Kampung.

    ”Pemkab Banyuwangi optimis, dengan pemanfaatan teknologi ini, kualitas regulasi di tingkat daerah akan semakin baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Alief. [tar/ian]

  • Berkedok Besuk Napi, Hendrik Tertangkap Selundupkan Sabu dalam Lontong

    Berkedok Besuk Napi, Hendrik Tertangkap Selundupkan Sabu dalam Lontong

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tersangka kasus percobaan penyelundupam sabu-sabu ke dalam Lapas Kelas IIA, Hendrik Rudi (35) yang menggunakan moduk lontong merupakan seorang residivis. Melalui catatan kepolisian, ternyata dua pernah ditahan karena kasus narkoba.

    “Tersangka pernah ditangkap tahun 2009, keluar dari penjara dalam kasus yang sama, yaitu kasus sabu-sabu,” kata Kasatreskoba Polresta Banyuwangi AKP Nanang Sugiyono, Rabu (21/5/2025).

    Dalam kasus terbaru ini, tersangka Hendrik diketahui menyelundupkan belasan paket sabu-sabu dalam sebuah lontong. Paket itu rencananya ditujukan kepada AL, narapidana kasus narkotika di Lapas Banyuwangi.

    Pihak lapas mendapati sebanyak 12 paket narkoba dalam potongan lontong ia tersangka bawa. Ternyata, paket itu bukan hanya berisi sabu-sabu. “Untuk sabu-sabu, ada di sepuluh poket dengan berat keseluruhan kurang lebih 7,91 gram. Selain itu, ada juga dua poket berisi pil yang masing-masing berisi 5 butir,” lanjut Nanang.

    Polisi juga masih mendalami asal muasal barang haram tersebut. Tersangka kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Banyuwangi. “Kalau nanti bisa mengembang, kami akan kembangkan,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, tersangka Hendrik berupaya menyelundupkan sabu-sabu ke Lapas Kelas IIA Banyuwangi saat jam besuk narapidana, Selasa (20/5/2025). Modusnya, Hendrik menyelipkan paket sabu-sabu di dalam lontong yang telah dipotong-potong.

    Upaya penyelundupan itu berhasil digagalkan oleh petugas jaga lapas. Petugas lapas menyerahkan Hendrik ke Satreskoba Polresta Banyuwangi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Kalapas Banyuwangi I Wayan Nurasta Wibawa menjelaskan, Hendrik datang ke Lapas Banyuwangi sekitar pukul 10.00 WIB, saat ramai-ramainnya layanan penitipan barang dan makanan serta jam besuk.

    Hendrik datang untuk menitipkan barang dan makanan untuk salah satu narapidana narkotika berinisial AL (51). Ia membawa beberapa jenis makanan yang ditempatkan dalam keresek. Di antaranya dua wadah lontong.

    Untuk mengelabuhi penjaga, ia sengaja telah mengiris-iris lontong tersebut. Paket kecil sabu-sabu ditempatkan di dalam beberapa potongan lontong. “Sesuai dengan prosedur yang berlaku, setiap barang maupun makanan yang akan dikirimkan kepada warga binaan harus melewati proses pemeriksaan dan penggeledahan oleh petugas,” kata Wayan.

    Saat masuk pos pemeriksaan, gelagat Hendrik mencurigakan. Ia terkesan tidak tenang dan buru-buru ingin meninggalkan lapas. Gelagat itu membuat para petugas makin curiga dan secara detail memeriksa makanan yang ia bawa. “Saat dilakukan penggeledahan, petugas mendapati satu paket kecil berisi serbuk kristal putih yang telah diselipkan dalam lontong, setelah diteliti lebih lanjut ditemukan total 12 paket yang diduga berisi sabu,” jelasnya. [kun]

  • City Branding Banyuwangi: dari Kota Santet ke Destinasi Wisata Unggulan

    City Branding Banyuwangi: dari Kota Santet ke Destinasi Wisata Unggulan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dalam rangka menyegarkan kembali semangat kerja dan meningkatkan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN), Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menghadirkan pakar marketing nasional, Yuswohadi, untuk memberikan wawasan tentang pentingnya city branding bagi kemajuan daerah.

    “Semangat kita untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat harus terus dijaga dan ditingkatkan. Untuk merecharge-nya, perlu disuntik dengan ilmu dan wawasan baru agar ada kesamaan persepsi sehingga lahir inovasi,” kata Ipuk.

    Kegiatan yang diikuti oleh Sekretaris Daerah, Kepala Dinas, Kepala Bidang, hingga para camat ini bertujuan menciptakan persepsi yang selaras dalam menjalankan visi Banyuwangi, khususnya dalam merawat dan mengembangkan citra daerah.

    Ipuk menegaskan bahwa city branding memiliki peranan penting karena selama ini Banyuwangi telah berhasil mentransformasi citranya dari kota santet menjadi destinasi pariwisata unggulan di Indonesia.

    “Namun citra ini akan hilang jika tidak dirawat dan terus diperbaharui dengan benar,” kata Ipuk.

    Lebih lanjut, Ipuk menekankan bahwa city branding tidak hanya soal citra, tetapi juga menyangkut identitas daerah yang berdampak pada peningkatan potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

    “Apabila potensi daerah akan dikenal luas, maka akan berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakatnya,” tambahnya.

    Sementara itu, Yuswohadi menjelaskan bahwa city branding memiliki tujuan yang terangkum dalam rumusan TTTI (Tourist, Trade, Talent, Investor). Ia memaparkan bahwa branding yang tepat akan mengundang wisatawan (tourist), yang kemudian mendorong aktivitas perdagangan (trade), menarik investasi (investor), serta mendatangkan talenta (talent) yang berkontribusi pada pengembangan daerah.

    dia menekankan bahwa keempat elemen ini saling berpengaruh dan menghasilkan imbal balik yang menggerakkan pembangunan serta mendorong kesejahteraan masyarakat.

    “Empat hal tersebut bisa saling mempengaruhi satu sama lain yang nantinya akan saling menghasilkan imbal balik. Dengan terwujudnya empat hal inilah, maka pembangunan daerah akan bergerak maju dan melahirkan kesejahteraan,” terang penulis buku ‘Global Chaser’ itu.

    Menurut Yuswohadi, penentuan city branding harus berangkat dari potensi dan kondisi nyata yang dimiliki daerah. Ia menyampaikan pentingnya positioning suatu daerah. Positioning tersebut diambil dari kondidi dan potensi daerah yang ada.

    “Banyuwangi mengambil positioning sebagai kota pariwisata hari ini, adalah keputusan yang tepat. Ada beragam potensi pariwisata yang layak untuk dijual. Dan saat ini telah terbukti laku dijual,” paparnya.

    Namun demikian, ia mengingatkan bahwa city branding bukan sesuatu yang dapat berjalan otomatis tanpa perawatan. Perlu ada penguatan terus-menerus agar branding tersebut dapat berkembang secara alami dan melekat kuat.

    “Membangun city branding itu sulit, tapi lebih sulit lagi untuk merawat dan mempertahankan branding yang telah melekat,” tegasnya.

    Yuswohadi pun menutup paparannya dengan menegaskan pentingnya peran ASN sebagai ujung tombak pemerintahan daerah dalam menjaga dan merawat branding yang telah terbentuk.

    “ASN sebagai motor penggerak kebijakan Pemkab Banyuwangi yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat branding ini,” pungkasnya. [alr/aje]

  • DLH Soroti Hotel Ketapang Indah Diduga Buang Sampah Sembarangan

    DLH Soroti Hotel Ketapang Indah Diduga Buang Sampah Sembarangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Hotel Ketapang Indah di Banyuwangi tengah menjadi sorotan publik usai adanya dugaan pembuangan sampah secara sembarangan. Dugaan ini mencuat setelah komunitas pemerhati lingkungan, Sungai Watch, menemukan ribuan limbah berupa sandal hotel yang berada di lahan terbuka.

    Temuan tersebut terjadi di lahan seluas 20 x 25 meter yang berada sangat dekat dengan permukiman warga di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro. Penemuan ini tentu memunculkan kekhawatiran akan dampak lingkungan yang bisa ditimbulkan dari praktik pembuangan sampah yang tidak sesuai aturan.

    Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah melakukan upaya pencegahan sejak lama. DLH Banyuwangi telah mengadakan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah kepada sejumlah pelaku usaha, termasuk bidang perhotelan salah satunya Hotel Ketapang Indah.

    “Kami sudah melakukan sosialisasi saat TPST Balak memulai operasional. Kami juga pernah mengajak pihak terkait untuk mengikuti sosialisasi sampah pada 2023 dan awal 2024 termasuk mendatangkan Hotel Ketapang Indah untuk bisa berlangganan layanan ke TPST Balak namun tidak ada respo ,” kata Dwi.

    Namun, ajakan kerja sama tersebut ditolak oleh pihak hotel dengan alasan mereka telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan sampah. Selain itu, pihak hotel juga mengklaim bahwa limbah sampah mereka secara rutin diangkut oleh “pasukan kuning” untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bulusan.

    Pernyataan ini lantas ditepis oleh Dwi yang menyebutkan bahwa “TPA Bulusan tahun 2018 sudah tutup. Tentu tidak bisa membuang sampah ke sana. Kami sudah menekankan tidak masalah jika tidak bekerja sama, namun harusnya penanganan sampah tidak boleh sembarangan,” tuturnya.

    Dengan temuan ini, DLH Banyuwangi telah meminta pihak Hotel Ketapang Indah untuk segera melakukan pengecekan ulang terhadap proses pembuangan limbah mereka agar tidak menyalahi aturan yang berlaku.

    Lebih lanjut, Dwi juga menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak segan-segan memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang terbukti melanggar aturan pengelolaan sampah. Ia menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang sesuai dengan ketentuan demi mencegah pencemaran lingkungan yang lebih luas.

    “Penting saya ingatkan kembali bahwa sampah tidak hanya ditumpuk, ditimbun, atau dibakar saja. Namun harus ada pengelolaannya. Kalau hanya seperti itu, kami akan tertibkan kembali. Karena pastinya akan menyebabkan pencemaran,” pungkasnya.

    Kasus ini menjadi pengingat penting bagi pelaku industri perhotelan dan usaha lainnya untuk lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah dan menjaga lingkungan hidup. [tar/ian]

  • Kemenpar Dorong Konektivitas Wisata 3B: Banyuwangi–Bali Barat–Bali Utara

    Kemenpar Dorong Konektivitas Wisata 3B: Banyuwangi–Bali Barat–Bali Utara

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kementerian Pariwisata terus mendorong percepatan program konektivitas pariwisata 3B yang menghubungkan Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara. Upaya ini bertujuan mendistribusikan arus wisatawan secara merata, sekaligus memperkuat potensi pariwisata antarwilayah.

    Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyampaikan hal tersebut dalam rapat teknis bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang digelar secara daring. “Banyuwangi sudah ada nama dan juga promosi yang kuat selama ini. Dengan kondisi Bali Selatan yang sudah over kapasitas wisatawan, perlu ada distribusi wisatawan ke wilayah lainnya. Kami harap kedua daerah ini bisa saling sharing untuk bisa saling menguatkan pariwisata Banyuwangi-Bali,” ujarnya.

    Program 3B akan mengedepankan konektivitas antardaerah melalui pengembangan paket wisata lintas destinasi dan optimalisasi jalur transportasi laut. Salah satu langkah konkret yang tengah disiapkan adalah pengoperasian kapal cepat rute Banyuwangi–Buleleng (Bali Utara). “Adanya kapal cepat bisa mempersingkat jarak tempuh sehingga diharapkan semakin menarik wisatawan,” kata Wamenpar.

    Ni Luh juga menekankan pentingnya percepatan eksekusi program dengan pendekatan lebih agresif. “Pembahasan di rapat kali ini sudah sampai tataran teknis. Kami ingin lebih agresif lagi terkait pelaksanaan program pariwisata 3B ini,” imbuhnya.

    Menanggapi hal ini, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan kesiapan daerahnya untuk terlibat aktif dalam konektivitas wisata 3B. “Kami berharap paket wisata 3B bisa semakin memajukan pariwisata masing-masing wilayah. Bisa mendistribusikan wisatawan dari Banyuwangi ke wilayah Bali Utara dan Bali Barat dan begitu juga sebaliknya,” kata Ipuk.

    Ipuk optimistis bahwa sinergi antarwilayah akan memberikan dampak ekonomi positif, terutama bagi pelaku wisata dan UMKM lokal. “Banyuwangi sudah siap, bandara, pelabuhan, hotel dan homestay kami sudah memadai, serta agenda di Banyuwangi, bahkan juga sudah cukup banyak. Kulinernya juga menarik dan beragam,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Viral Pelaku Jaranan Tak Senonoh, Disbudpar Banyuwangi Ingatkan Jaga Marwah Kesenian

    Viral Pelaku Jaranan Tak Senonoh, Disbudpar Banyuwangi Ingatkan Jaga Marwah Kesenian

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama Dewan Kesenian Blambangan menggelar pertemuan dengan para ketua kelompok kesenian jaranan dan barong se-Banyuwangi, Senin sore (19/5/2025). Pertemuan ini menjadi respons atas viralnya aksi tak senonoh dalam sebuah pertunjukan jaranan beberapa waktu lalu.

    Berlokasi di Pendopo Pelinggihan Disbudpar, forum ini digelar sebagai bentuk evaluasi menyeluruh dan edukasi kepada seluruh pelaku seni jaranan di Banyuwangi. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, menyebut awalnya hanya dua kelompok yang diundang, namun akhirnya diperluas untuk seluruh kelompok jaranan.

    “Sebenarnya awalnya kami hanya mengundang dua kelompok kesenian yang terlibat. Namun, pimpinan memutuskan untuk mengundang seluruh kelompok jaranan di Banyuwangi agar evaluasi ini lebih menyeluruh dan dapat menjadi pembelajaran bersama,” ujar Dewa Alit.

    Dewa Alit menekankan bahwa peristiwa ini harus menjadi momentum bersama untuk menjaga nama baik kesenian tradisional, apalagi saat ini Kementerian Kebudayaan tengah mengusulkan Jaranan sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

    “Kami berharap para pelaku seni jaranan dan konten kreator dapat share hal-hal yang baik. Kita jaga bersama supaya nama jaranan Banyuwangi semakin baik,” katanya.

    Ketua Dewan Kesenian Blambangan, Hasan Basri, menyebut forum ini penting sebagai ruang refleksi dan perbaikan bersama. “Kami melihat hikmah dari kejadian ini. Dengan mendengar masukan dari para pelaku seni, kita bisa mengetahui persoalan yang mereka hadapi dan harapan mereka ke depan,” ujarnya.

    Dua kelompok kesenian yang sempat viral juga hadir dan menyatakan komitmen memperbaiki diri. Ketua Sanggar Barong Lintang Joyo Kusumo, Asis Marsuki, menyampaikan permintaan maaf dan siap mendukung surat kesepakatan bersama. Ketua Sanggar Jaranan Arum Sari, Sucipto Hadi, juga mengaku siap berbenah dan mematuhi aturan yang disepakati.

    Dalam forum tersebut, seluruh ketua kelompok menandatangani Surat Kesepakatan Bersama yang memuat enam poin penting. Di antaranya adalah kewajiban menjaga etika dan estetika pertunjukan, larangan terhadap unsur pornoaksi, SARA, pelanggaran hukum, serta komitmen menjaga ketertiban dan kerukunan antar kelompok.

    Kesepakatan tersebut akan menjadi pedoman bersama, dan setiap pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku. Sebagai tindak lanjut, para pelaku seni akan menggelar diskusi lanjutan guna menyusun pakem pertunjukan jaranan Banyuwangi secara lebih komprehensif. [alr/beq]

  • Operasi Pekat Semeru II 2025 Banyuwangi: Ungkap 25 Kasus dan Amankan 37 Tersangka

    Operasi Pekat Semeru II 2025 Banyuwangi: Ungkap 25 Kasus dan Amankan 37 Tersangka

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Polresta Banyuwangi berhasil mengungkap 25 laporan polisi dalam Operasi Pekat Semeru II 2025 yang digelar selama dua pekan, mulai 1 hingga 14 Mei 2025. Operasi yang difokuskan pada pemberantasan kejahatan dengan unsur kekerasan dan praktik premanisme ini mencatatkan penangkapan terhadap 37 tersangka dari berbagai kasus kriminal yang meresahkan masyarakat.

    Kasus-kasus yang berhasil diungkap meliputi penganiayaan, pemerasan, bentrokan antar perguruan silat, intimidasi oleh oknum debt collector, hingga kekerasan kelompok.

    Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menekankan bahwa peningkatan angka kekerasan di wilayahnya menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Ia menyampaikan bahwa patroli dan penegakan hukum akan terus ditingkatkan demi menjaga keamanan lingkungan.

    “Kami berkomitmen memberantas segala bentuk kekerasan dan premanisme. Operasi ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga kondusivitas wilayah,” ujar Kombes Pol Rama.

    Berbagai barang bukti turut diamankan dalam operasi ini, mulai dari kendaraan bermotor, senjata tajam, hingga barang elektronik milik korban. Keberhasilan operasi ini mencerminkan keseriusan aparat dalam merespons keresahan masyarakat terhadap berbagai tindak kriminal yang kian marak.

    Salah satu kasus menonjol yang diungkap selama pelaksanaan operasi adalah pencurian dengan kekerasan yang terjadi pada April 2025. Kasus ini menyita perhatian publik lantaran pelaku menggunakan modus menyamar sebagai anggota polisi. Pelaku utama berhasil diamankan pada 12 Mei 2025 di wilayah Bekasi, setelah sempat melarikan diri ke luar kota.

    Dalam menjalankan aksinya, pelaku mengenakan atribut polisi palsu secara lengkap, termasuk membawa airsoft gun yang menyerupai senjata api. Ia mendatangi rumah korban, memaksa masuk, dan membawa kabur barang-barang berharga seperti laptop, ponsel, kendaraan, serta uang tunai. Total kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

    Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku memiliki hubungan pribadi dengan korban dan termotivasi oleh dendam akibat kegagalan investasi kripto yang pernah mereka jalani bersama. Rasa kecewa tersebut mendorong pelaku untuk melakukan aksi perampokan sebagai bentuk pelampiasan.

    Kombes Pol Rama Samtama Putra menegaskan bahwa pelaku utama telah diamankan dan proses hukum sedang berjalan. Penyelidikan masih terus dikembangkan untuk mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap kejahatan yang menggunakan kedok aparat.

    Polresta Banyuwangi menegaskan komitmennya untuk terus melakukan penindakan dan pencegahan guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi seluruh warga. Masyarakat juga diimbau agar segera melapor kepada pihak berwajib apabila menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar. [alr/aje]