kab/kota: Banyuwangi

  • Pemkab Banyuwangi Uji Coba Pompa Air Tenaga Surya

    Pemkab Banyuwangi Uji Coba Pompa Air Tenaga Surya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi serius mengembangkan pertanian berbasis teknologi modern yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan melakukan uji coba pemanfaatan pompa air tenaga surya. Teknologi ini digunakan untuk mengairi lahan pertanian tanpa bergantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun listrik konvensional.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa pemanfaatan pompa tenaga surya ini merupakan bagian dari strategi mendukung program swasembada pangan sekaligus mengadopsi teknologi ramah lingkungan kepada petani.

    “Kita dorong petani untuk mulai memanfaatkan sumber energi yang bersih, hemat, dan terbarukan. Pompa tenaga surya ini salah satu contohnya. Ini menjadi bagian dari mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Selain efisiensi energi, pompa surya juga dinilai ramah lingkungan dan berumur panjang,” ujarnya.

    Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Ilham Juanda menerangkan uji coba pompa tenaga surya dilakukan pada lahan milik Kelompok Tani Katelas di Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, bekerja sama dengan produsen pompa air tenaga surya.

    “Kalau ini berhasil, kita akan ajukan usulan perluasan ke kelompok tani lain di Wongsorejo, bahkan ke kecamatan lain,” tambahnya.

    Teknologi pompa tenaga surya memberikan opsi baru bagi petani untuk bertani secara mandiri, terutama di musim kemarau yang selama ini sulit karena keterbatasan air. Ilham berharap uji coba ini dapat meningkatkan indeks pertanaman dari tiga kali menjadi empat hingga lima kali tanam per tahun dengan sistem pengairan yang lebih mudah.

    “Ini diharapkan dapat menambah indeks pertanaman dan meningkatkan pendapatan petani,” katanya.

    Pompa tenaga surya dipasang secara permanen di lahan kelompok tani dan telah diuji coba selama beberapa pekan. Air dipompa dari sumur dangkal kemudian dialirkan ke petak sawah menggunakan sistem irigasi sederhana. Penyuluh pertanian juga dilibatkan dalam sosialisasi penggunaan dan perawatan alat agar dapat beroperasi optimal dan berkelanjutan.

    Para anggota Kelompok Tani Katelas menyambut antusias teknologi ini, terutama di musim kemarau. Salah satu petani, Susanto, menyatakan bahwa pompa tenaga surya sangat membantu efisiensi pengairan.

    “Biasanya kami harus menyalakan pompa diesel yang boros bahan bakar. Untuk tanaman jagung membutuhkan biaya sekitar 4 juta atau setara 600 liter. Tapi sekarang cukup dengan energi matahari, air bisa naik ke lahan. Biaya operasional jadi turun drastis,” ujarnya. [alr/beq]

  • Peredaran Narkoba Senilai Rp 2 Miliar Diungkap Polresta Banyuwangi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        28 Mei 2025

    Peredaran Narkoba Senilai Rp 2 Miliar Diungkap Polresta Banyuwangi Surabaya 28 Mei 2025

    Peredaran Narkoba Senilai Rp 2 Miliar Diungkap Polresta Banyuwangi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Peredaran gelap narkoba di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, dengan nilai sekitar Rp 2 miliar berhasil diungkap
    Polresta Banyuwangi
    .
    Dala konferensi pers, Rabu (28/5/2025), polisi mengungkap penangkapan selama satu bulan pada Mei. Sebanyak 16 kasus diungkap dengan total 17 tersangka.
    “Total barang bukti yang diamankan mencakup sabu-sabu seberat 1.969,66 gram, ganja sebanyak 32,53 gram, dan ekstasi sebanyak 10 butir,” ujar Kapolresta Banyuwangi, Kombes Rama Samtama Putra.
    Selain itu, polisi menyita uang tunai sebesar Rp 2,4 juta, tiga sepeda motor, 17
    handphone,
    dan 13 timbangan yang menunjukkan bahwa para tersangka juga bekerja sebagai pengedar.
    Dari 17 tersangka yang diamankan, dua tersangka dengan kasus paling menonjol adalah dua pria berinisial AS, warga Bangorejo, Banyuwangi, dan RM, warga Jember.
    Rama menyampaikan, penangkapan keduanya berawal dari laporan masyarakat melalui layanan Wadul Kapolresta yang ditindaklanjuti dan dilakukan penangkapan AS pada 25 Mei 2025.
    “Di kediaman AS, kami lakukan penggeledahan dan ditemukan 15 paket sabu dengan berat 969,66 gram,” kata Rama.
    Dari penangkapan tersebut, polisi kemudian melakukan pemeriksaan dan pengembangan terhadap siapa yang memberikan barang haram tersebut.
    Penyelidikan polisi bergerak ke Jember dan menangkap RM di Desa Tempurejo, Jember, dan mendapati 104,7 gram sabu.
    “Hingga saat ini tim masih melakukan pengembangan hingga ke Jakarta. Para tersangka mendapatkan barang (narkoba) sekitar seminggu lalu di Bekasi dan Ragunan (Jakarta),” kata Rama.
    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kedua tersangka utama yaitu AS dan RM dijerat dengan Pasal 114 Ayat (2) subsider Pasal 112 Ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
    “AS merupakan residivis yang baru saja bebas pada tahun 2024 dan kembali melakukan peredaran narkoba. Saat ini kami masih melakukan pendalaman lebih lanjut, termasuk kemungkinan penerapan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU),” tutur Rama.
    Polresta Banyuwangi juga menyatakan bahwa upaya pemberantasan narkoba tidak hanya dilakukan secara represif, tetapi juga preventif.
    Mereka telah memetakan wilayah rawan dan terus bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyuwangi dalam edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat.
    Kapolresta juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus aktif melaporkan segala bentuk aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan narkoba.
    “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Peran serta masyarakat sangat penting dalam memutus rantai peredaran barang haram ini,” katanya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kuota SMP dan SMA Terpenuhi, Sekolah Rakyat Banyuwangi Siap Dibuka

    Kuota SMP dan SMA Terpenuhi, Sekolah Rakyat Banyuwangi Siap Dibuka

    Liputan6.com, Banyuwangi – Program pendidikan gratis berbasis asrama untuk keluarga miskin yang digagas Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Rakyat siap dibuka di Banyuwangi. Saat ini, kuota siswa untuk rombongan belajar tingkat SMP dan SMA sudah terpenuhi, tinggal tingkat SD yang masih dibuka pendaftaran.  

    “Alhamdulillah kuota siswa untuk tingkat SMP dan SMA sudah terpenuhi. Mereka akan memulai sekolah secara resmi pada tahun ajaran 2025/2026,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Selasa (27/5/2025)

    Para siswa tingkat SMP dan SMA yang diterima telah dibuatkan SK Bupati. Kuota Sekolah Rakyat Banyuwangi untuk tingkat SD sebanyak satu rombel, serta tingkat SMP dan SMA masing-masing sebanyak dua rombel. Tiap rombel diisi oleh 25 siswa.

    Untuk kuota rombel tingkat SMP dan SMA saat sudah terpenuhi, sementara tingkat SD masih dibuka pendaftaran. Salah satu upayanya dilakukan melalui penjaringan oleh koordinator wilayah kecamatan bidang pendidikan.

    “Karena ini sekolah dengan konsep asrama, bisa dimaklumi jika orangtua mungkin belum tega melepas anak-anaknya ke asrama sejak usia awal SD. Kami juga berkoordinasi dengan Kemensos agar untuk tingkat SD bisa dimulai dari kelas empat atau lima, tidak harus dari kelas satu,” jelas Ipuk.

    Ditambahkan Kepala Dinas Sosial Henik Setyorini, siswa berasal dari keluarga miskin yang berasal dari desil satu dan dua Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kementerian Sosial (Kemensos).

    “Program ini diperuntukkan bagi warga tidak mampu. Bagi yang akan mendaftar silakan menghubungi pendamping keluarga harapan (PKH) di wilayah masing-masing. Jika tidak tahu siapa pendampingnya, bisa melapor ke desa/kelurahan, nanti akan dihubungkan,” terang Henik.

    Untuk pendaftar tingkat SD, lanjut Henik, kuota 25 orang siswa dengan rentang usia sembilan sampai sebelas tahun.

    Untuk proses pembelajarannya, kata Henik, akan dilaksanakan di Gedung Diklat PNS di Kecamatan Licin. Saat ini gedung tersebut masih dalam tahap renovasi.

    “Targetnya renovasi bisa selesai bulan Juni dan bisa difungsikan saat ajaran baru dimulai pada bulan Juli,” tambah Henik.

     

  • Kampung Mandar Salah Satu Lokasi Banjir Rob di Banyuwangi, Berikut Upaya Penanganan BPBD

    Kampung Mandar Salah Satu Lokasi Banjir Rob di Banyuwangi, Berikut Upaya Penanganan BPBD

    Banyuwangi (beritajati.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi tengah mengupayakan solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir rob yang melanda wilayah Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi.

    Diketahui Banjir yang mulai terjadi sejak Senin (26/5) ini telah menggenangi sekitar dua rukun tetangga (RT) dan berlangsung beberapa jam dalam sehari, terutama saat air yang berada di pinggir plengsengan pasang.

    Pada hari kedua kejadian, banjir rob mulai masuk ke rumah warga dengan ketinggian air mencapai sekitar 40 sentimeter. Air laut masuk melalui saluran gorong-gorong di pinggir jalan plengsengan sejak pukul 07.00 WIB dan bertahan hingga tiga jam sebelum surut.

    Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang tengah dipertimbangkan adalah pemasangan klep buka-tutup di ujung saluran gorong-gorong.

    “Kami sudah cek ke lokasi untuk antisipasi agar ke depan banjir rob ini tidak berulang. Kami akan berkoordinasi dengan Dinas PU Pengairan dan kami akan usulkan untuk pemasangan klep,” kata Danang.

    Di wilayah Kampung Mandar terdapat empat titik gorong-gorong pembuangan yang langsung terhubung ke laut. Menurut Danang, karena jumlah titik pembuangan tidak terlalu banyak, anggaran yang dibutuhkan untuk pemasangan klep buka-tutup juga tidak akan terlalu besar. Namun, pemasangan sistem ini perlu mempertimbangkan beberapa aspek teknis.

    Ia menambahkan, sistem klep ini harus dikombinasikan dengan pompa air, terutama saat terjadi pasang laut yang berbarengan dengan hujan deras. Hal ini bertujuan agar air hujan tidak terjebak di dalam lingkungan padat penduduk tersebut.

    “Tentu kami akan lakukan analisa lagi di beberapa hal agar solusi yang ada bisa optimal,” pungkas Danang. [tar/ian]

  • Tim SAR Temukan Satu ABK KM Sumber Wangi yang Tenggelam di Banyuwangi

    Tim SAR Temukan Satu ABK KM Sumber Wangi yang Tenggelam di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan berhasil menemukan satu orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Sumber Wangi yang tenggelam di perairan Pantai Sembulungan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia terapung tak jauh dari titik lokasi kapal tenggelam, Selasa (27/5/2025).

    Koordinator Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setyabudi, menyatakan bahwa korban yang ditemukan bernama Pairin (50), asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono.

    “Alhamdulillah, satu orang berhasil kami temukan dan teridentifikasi bernama Pairin, ABK KM Sumber Wangi asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono,” ujar Wahyu, Selasa (27/5).

    Wahyu menjelaskan bahwa tubuh korban ditemukan terapung di perairan dekat lokasi tenggelamnya KM Sumber Wangi, tepatnya di Pantai Sembulungan sekitar pukul 10.30 WIB.

    “Korban ditemukan di titik lokasi tenggelamnya kapal. Kami langsung melakukan proses evakuasi pada pukul 11.30 WIB menggunakan perahu karet,” tambahnya.

    Dengan ditemukannya Pairin, masih tersisa satu ABK KM Sumber Wangi yang belum ditemukan hingga saat ini, yaitu Harry (54), asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Pencarian masih terus dilakukan oleh seluruh unsur SAR yang terdiri dari Pos Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan nelayan setempat.

    Diketahui, KM Sumber Wangi tenggelam setelah diterpa ombak besar di Pantai Sembulungan saat kapal dalam perjalanan pulang dari melaut di Perairan Senggrong. Kapal yang bermesin gardan itu membawa 29 ABK dan hendak bersandar di Pelabuhan Muncar saat insiden terjadi. [alr/beq]

  • Bikin Resah Warga, Damkarmat Banyuwangi Evakuasi Sarang Tawon Vespa di SD Model Sobo

    Bikin Resah Warga, Damkarmat Banyuwangi Evakuasi Sarang Tawon Vespa di SD Model Sobo

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sarang tawon vespa berukuran besar yang bersarang di aula Gedung SD Model Sobo, Kelurahan Sobo, Banyuwangi, berhasil dievakuasi oleh tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Senin malam (26/5/2025). Keberadaan sarang tawon tersebut sempat meresahkan warga dan mengancam keselamatan anak-anak yang beraktivitas di lingkungan sekolah.

    Evakuasi dilakukan oleh tim rescue Brama 3 setelah menerima laporan dari masyarakat. Menurut Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan melalui Humas Damkarmat, Muammar Kadhafi, sarang tawon itu sudah lama bersarang dan berukuran cukup besar. “Kalau tawonnya sangat besar dan ternyata sudah lama bersarang di situ. Laporan kami terima dari tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata karena gedung itu mau dipakai untuk latihan BEC,” jelasnya.

    Proses evakuasi berlangsung hati-hati dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) khusus, sarung tangan, senter, mobil rescue, serta alat pendukung seperti Ayaxx. Sarang yang berhasil diamankan diketahui memiliki diameter sekitar 40 cm.

    Kadhafi menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan malam hari untuk menghindari risiko serangan tawon yang dikenal sangat agresif di siang hari. “Kami melakukan evakuasi malam hari untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Karena kalau siang hari juga masih banyak orang, takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

    Tindakan cepat Damkarmat ini mendapat apresiasi dari masyarakat, mengingat lokasi sarang berada di area sekolah yang sering digunakan untuk kegiatan anak-anak. Evakuasi ini juga penting dalam rangka mendukung persiapan latihan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang akan dilaksanakan di gedung tersebut. [alr/beq]

  • 60 Ribu Lebih NIB Diterbitkan, Pemkab Banyuwangi Perkuat Legalitas UMKM

    60 Ribu Lebih NIB Diterbitkan, Pemkab Banyuwangi Perkuat Legalitas UMKM

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) terus menunjukkan komitmen dalam memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga akhir 2024, tercatat sebanyak 60.409 Nomor Induk Berusaha (NIB) telah diterbitkan, mayoritas untuk pelaku UMKM.

    “60.409 NIB itu, sebagian besar milik pelaku UMKM,” ujar Kepala Diskopumdag Banyuwangi, Hj. RR. Nanin Oktaviantie.

    Kesuksesan ini tidak lepas dari strategi jemput bola yang dilakukan Diskopumdag. Tim secara aktif mendatangi titik-titik lokasi UMKM, bahkan hingga pelosok desa, untuk membantu proses penerbitan NIB secara gratis. Pendekatan ini terbukti efektif memangkas birokrasi dan memudahkan pelaku usaha kecil dalam mengakses legalitas.

    “Kami juga mengimbau pelaku UMKM terutama di sektor pangan, untuk mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) secara gratis,” tambah Nanin.

    Selain itu, Diskopumdag juga gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai pentingnya legalitas usaha dan tata cara pengurusan izin melalui sistem Online Single Submission (OSS). Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan UMKM dapat naik kelas dan berkembang secara berkelanjutan.

    “Intinya kami terus mendorong serta mendampingi pelaku UMKM untuk mengurus izin, agar pelaku usaha dapat berkembang serta UMKM dapat naik kelas,” ujar Nanin.

    Dengan legalitas yang jelas, pelaku UMKM di Banyuwangi kini bisa mengakses program pemberdayaan, permodalan, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. “Diskopumdag Banyuwangi berharap agar UMKM di Banyuwangi dapat terus berkembang, naik kelas dengan legalitas usaha yang jelas, serta memiliki semangat kemandirian dan inovasi dalam mengembangkan usahanya,” pungkas Nanin. [alr/beq]

  • Banyuwangi Raih Penghargaan Nasional atas Komitmen Revitalisasi Bahasa Using

    Banyuwangi Raih Penghargaan Nasional atas Komitmen Revitalisasi Bahasa Using

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FBIN) 2025 yang digelar di Jakarta pada Senin (26/5/2025), Banyuwangi dianugerahi penghargaan bergengsi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

    Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas komitmen dan konsistensi Banyuwangi dalam merevitalisasi bahasa daerah, khususnya bahasa Using. Ini menjadi kali kedua Banyuwangi meraih penghargaan serupa, membuktikan upaya berkelanjutan pemerintah daerah dalam menjaga kekayaan budaya lokal.

    Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Dikdasmen Atip Latipulhayat dan disaksikan oleh Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti. Dalam keterangannya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus menjaga dan mengembangkan bahasa Using.

    “Bahasa Using merupakan salah satu identitas Banyuwangi yang terus kami jaga. Penghargaan ini, sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi untuk terus mengembangkannya,” kata Ipuk Fiestiandani.

    Ipuk juga menegaskan bahwa upaya pelestarian bahasa daerah sejalan dengan visi pembangunan kebudayaan yang telah lama dijalankan di Banyuwangi. Melalui Peta Jalan Kebudayaan, Kabupaten Banyuwangi mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan secara menyeluruh.

    “Kami melakukan perencanaan, penganggaran hingga mengimplementasikannya dalam berbagai kebijakan,” terang Ipuk.

    Penghargaan serupa tahun ini juga diberikan kepada 44 kepala daerah lainnya di Indonesia. Program revitalisasi bahasa daerah yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen ini menargetkan pemulihan 114 bahasa dan dialek daerah di 38 provinsi sepanjang tahun 2025.

    Mewakili Bupati, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno hadir menerima penghargaan. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan Banyuwangi tak lepas dari rekomendasi Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. “Banyuwangi memenuhi tiga indikator utama penilaian yang telah ditentukan,” ujar Suratno.

    Tiga indikator utama tersebut meliputi regulasi, penganggaran, dan penerapan program. Selain menyusun Peta Jalan Pemajuan Kebudayaan, Banyuwangi telah menetapkan Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2003 yang mewajibkan muatan lokal Bahasa Osing di jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP).

    “Para guru di Banyuwangi juga dilatih dengan kegiatan master trainer bahasa Using. Beberapa festival juga diselenggarakan untuk mendukung. Seperti Festival Literasi Bahasa Using, Festival Padang Ulanan, Festival Gendhing Using dan lain sebagainya,” pungkas Suratno.

    Pengakuan ini semakin memperkuat posisi Banyuwangi sebagai daerah yang tidak hanya menjaga eksistensi bahasa Using, tetapi juga menjadi teladan nasional dalam pelestarian bahasa daerah dan warisan budaya. [alr/suf]

  • DPRD Desak Pemkab Bondowoso Proaktif Dukung Komunitas Waste To Energy

    DPRD Desak Pemkab Bondowoso Proaktif Dukung Komunitas Waste To Energy

    Bondowoso (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad, mendesak Pemerintah Kabupaten Bondowoso agar lebih proaktif dalam mendukung gerakan masyarakat yang mampu mengolah sampah plastik menjadi energi.

    Salah satu komunitas yang dinilai berhasil menjalankan program waste to energy tersebut adalah Sarka Space, yang setiap hari memproduksi solar dari limbah plastik.

    “Pemerintah tidak perlu bingung soal bagaimana menyelesaikan masalah sampah. Komunitas Sarka Space sudah membuktikan bahwa jika dikelola dengan serius, sampah bisa menjadi energi yang bermanfaat, khususnya bagi petani yang menggunakan solar dalam kesehariannya,” kata Sinung pada BeritaJatim.com, Senin (26/5/2025).

    Menurut legislator PDIP asal Kelurahan Nangkaan ini, langkah komunitas Sarka Space seharusnya segera mendapat perhatian lebih dari eksekutif.

    Sebab, potensi pengolahan limbah menjadi bahan bakar ini merupakan solusi nyata bagi persoalan klasik tata kelola sampah di daerah.

    “Ini bukan lagi soal sebatas wacana atau omongan, tapi bukti nyata dari masyarakat. Maka tugas pemerintah adalah memfasilitasi,” tegasnya.

    Sinung mengungkapkan, saat ini ada sejumlah alat yang sudah dijanjikan akan dipinjamkan ke komunitas, termasuk kendaraan roda tiga.

    Namun hingga kini, armada tersebut belum juga dikirim karena disebut masih dalam perbaikan. Padahal, Sarka Space yang juga punya ilmu dasar perbengkelan, tidak masalah menerima armada bekas sekalipun.

    “Nanti saya akan segera komunikasi dengan kepala dinas terkait agar armada itu segera diupayakan,” ujarnya.

    Ia juga menepis isu yang menyebutkan bahwa pemerintah enggan memberikan bantuan karena khawatir komunitas akan bubar di tengah jalan.

    “Itu kekhawatiran yang tidak berdasar. Teman-teman Sarka Space sudah berjalan cukup lama dan sangat serius. Kita tidak bisa mendahului kehendak Tuhan. Kalau ada masyarakat bergerak dan serius, ya pemerintah harus hadir,” tandasnya.

    Lebih lanjut, Sinung mendorong agar tata kelola sampah melibatkan banyak OPD, bukan hanya DLH yang mengampu persoalan lingkungan.

    Menurutnya, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DPMD, Dispar hingga Bappeda (BP4D) harus bersinergi dalam membangun kesadaran pengelolaan sampah sejak dini.

    “Kita ini hanya butuh anak-anak sejak SD sudah tahu pentingnya memilah sampah. Edukasi sederhana seperti itu yang seharusnya didorong lewat kurikulum dan gerakan sosial bersama komunitas,” katanya.

    Dalam waktu dekat, Sinung dan beberapa anggota komunitas berencana melakukan kunjungan ke Banyuwangi untuk melihat pola pengelolaan sampah plastik di daerah tersebut.

    “Jangan terpaku pada APBD. Mari kita optimalkan potensi yang sudah ada dan bangun sinergi nyata,” pungkasnya. (awi/but)

  • Bus Transjatim Koridor VI Beroperasi, Diresmikan Gubernur di Terminal Mojosari

    Bus Transjatim Koridor VI Beroperasi, Diresmikan Gubernur di Terminal Mojosari

    Mojokerto (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meresmikan pengoperasian Bus Transjatim Koridor VI di Terminal Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Dengan peluncuran Koridor VI ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berharap dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat, khususnya di wilayah Mojokerto dan Sidoarjo.

    Layanan ini menghubungkan Terminal Porong di Sidoarjo dengan Terminal Kertajaya di Mojokerto, melalui jalur strategis yang melintasi kawasan industri dan permukiman padat seperti Kejapanan, Ngoro, dan Mojosari. Rute ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Jawa Timur, khususnya bagi pekerja dan pelajar yang beraktivitas di kawasan industri sepanjang rute tersebut.

    Koridor VI memiliki panjang rute sekitar 35–40 km, waktu tempuh 45 menit dan dilengkapi dengan 63 titik halte di kedua sisi jalan. Sebanyak 15 unit bus disiapkan, terdiri dari 14 unit operasional dan satu unit cadangan dengan jam operasional setiap hari mulai pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB, dengan headway (jarak antarbus) sekitar 20–25 menit.

    Tarif untuk penumpang umum sebesar Rp5 ribu dan pelajar sebesar Rp2.500. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai, melalui QRIS, atau menggunakan Kartu Uang Elektronik (KUE) seperti e-money, Brizzi, dan Flazz. Koridor VI mengusung tema branding ‘Gajah Mada’ sebagai penghormatan terhadap tokoh besar Kerajaan Majapahit. Koridor VI resmi beroperasi mulai tanggal 27 Mei 2025 dan gratis selama satu minggu.

    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur, Nyono mengatakan, peluncuran Koridor VI sesuai dengan misi Nawa Bhakti Satya Gubernur Jawa Timur ketiga yakni Jatim Akses. “Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan langsung Program Jatim Akses Ibu Gubernur. Karena layanan transportasi yang tepat waktu, murah, aman, nyaman dan bisa diandalkan,” ungkapnya.

    Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meresmikan pengoperasian Bus Transjatim Koridor VI di Terminal Mojosari, Kabupaten Mojokerto. [Foto : Misti/beritajatim.com]
    Masih kata Nyono, Transjatim sudah melayani penumpang di Jawa Timur setelah lima koridor sebanyak 4,7 juta orang per tahun atau sekitar 18 ribu orang per hari. Transjatim mampu memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp21 miliar kepada Pemprov Jawa Timur. Menurutnya, multiplayer efek yang ditimbulkan dapat mengurangi angka kecelakaan, mengurangi angka kemacetan.

    “Mengurangi emisi gas buang, pertumbuhan ekonomi signifikan bagi koridor-koridor yang dilayani Transjatim, ini memberikan manfaat yang luar biasa. Transjatim juga sudah direplikasi beberapa kabupaten/kota diantaranya, Trans Donggala, Trans Palu, Trans Batam, Trans Banten dan saat ini dalam proses realisasi adalah Trans Kaltim, Trans Samarinda, Trans Toli-toli, Trans Manado dan Trans Kota Badung Bali,” jelasnya.

    Program Transjatim memberikan manfaat luar biasa bagi masyarakat di Jawa Timur. Hasil survey dari program tersebut masyarakat bisa menghemat uang transportasi sekira 20 persen sehingga diharapkan Program Jatim Akses bisa menghemat pengeluaran masyarakat, buruh pabrik dan para pekerja. Dalam bus Transjatim Koridor VI bisa mengendalikan kebakaran dari konsleting listrik.

    Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jawa Timur. “Semoga Bus Transjatim Koridor VI membawa manfaat bagi kita semua, khususnya untuk Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan dan sekitarnya. Kami Pemerintah Kabupaten Mojokerto menyambut baik hadirnya layanan Transjatim Koridor VI,” ujarnya.

    Masih kata Gus Barra (sapaan akrab, red), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto siap mendukung optimalisasi pelayanan, kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi kunci dalam membangun sistem transportasi massal yang modern dan berkelanjutan. Layanan angkutan penumpang umum menjadi urat nadi perekonomian dan percepatan pembangunan daerah.

    “Rute yang dilewati sebagai besar merupakan kawasan perdagangan, perkantoran, rumah sakit, industri, sekolahan hingga pasar tradisional yang merupakan sentra bisnis sehingga diharapkan dapat menjadi faktor pengungkit perekonomian dari angkutan pribadi menggunakan layanan angkutan penumpang ini. Kami Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Gubernur,” tuturnya.

    Di Kabupaten Mojokerto, lanjutnya, ada tiga koridor. Koridor II Surabaya-Surabata, Koridor III Mojokerto-Gresik dan Koridor VI Mojokerto-Sidoarjo. Pihaknya berharap ada tambahan koridor yang meliputi daerah yang memiliki banyak tempat wisata seperti Pacet dan Trawas. Hadirnya Transjatim menjadi kebanggaan dan sangat dirasakan masyarakat Kabupaten Mojokerto.

    Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Bus Transjatim Koridor VI diharapkan bisa menjawab harapan masyarakat yang bekerja di kawasan Ngoro Industri Persada (NIP). “Mereka beberapa kali menyampaikan harapannya Transjatim bisa melayani area industri Ngoro dan ini jawabanya. Mudah-mudahan bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” harapnya.

    Masih kata Gubernur, dalam satu minggu operasional Bus Transjatim Koridor VI promo gratis. Tanggal 29 Mei diperingati sebagai Hari Lansia, pihaknya berharap semua lansia yang menggunakan Bus Transjatim di tanggal tersebut gratis. Selain itu, di tanggal 1 Juni peringatan Hari Lahirnya Pancasila, semua masyarakat yang menggunakan layanan Bus Transjatim gratis mulai pukul 05.00 WIB sampai 21.00 WIB.

    “Ini sedang proses (Trans Laut), kita melihat sendiri titik-titik terutama yang di Pantai Boom dan Ketapang di Banyuwangi mudah-mudahan bisa mendapat percepatan izin. Yang Boom, kita melayani sampai Denpasar. Yang Ketapang, kita izin sampai Balikpapan sehingga nanti bisa tembus di IKN (Ibu Kota Nusantara),” tegasnya. [tin/but]