kab/kota: Banyuwangi

  • Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Juni 2025

    Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi Surabaya 13 Juni 2025

    Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Sebuah video perpisahan milik
    SMP Negeri 3 Muncar
    ,
    Banyuwangi
    , Jawa Timur menjadi perbincangan di media sosial karena mengusung konsep yang unik.
    Dalam video berdurasi sekitar empat menit,
    SMPN 3 Muncar
    menyelipkan tarian kebanggaan warga Bumi Blambangan, yaitu
    tari gandrung
    .
    Dalam gelapnya malam, diterangi cahaya senter ponsel para siswa, sang penari gandrung tampak menari dengan luwes.
    Pengonsep video ini adalah guru seni budaya di sekolah tersebut, Ike Dian Susanti bersama seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK), Yunus dengan dibantu delapan siswa dari kelas 9, serta sepuluh siswa dari OSIS.
    Mereka bersama-sama menyusun agenda video perpisahan itu.
    “Saya dibantu satu teman guru, namanya Pak Yunus yang memang sangat akrab dengan para siswa, kami bersama-sama mematangkan konsepnya,” kata Ike, Jumat (13/6/2025).
    Ide menghadirkan tarian gandrung tercetus ketika Ike mendengar sebuah musik milik grup band kenamaan, Kotak yang berkolaborasi dengan maestro gandrung Banyuwangi, Temu Misti serta maestro biola, Pak Buang.
    Penari yang tampil pun diambil dari seorang siswi kelas 7 yang tengah berlatih tari pada hari H pembuatan video, dan saat itu juga diajak untuk berpartisipasi.
    “Sebetulnya, di kelas 9 ada penari terbaik juara se Kabupaten Banyuwangi, tapi kami libatkan siswa kelas 7 agar siswa kelas 9 dapat duduk manis mengikuti konsep agenda,” tuturnya.
    Konsep gandrung ditekankan karena ia ingin mengingatkan kepada para siswa yang berbahagia dengan kelulusannya untuk tak melupakan unsur Banyuwangi yang ada di dalam diri mereka.
    Proses pembuatan koreografi pun sangat cepat. Sang penari yang memiliki bakat dasar tari itu hanya perlu latihan selama lima menit sebelum video diambil.
    Untuk kostum, pihaknya mendapatkan dukungan dari sanggar tari Kuwung Wetan.
    Ike menceritakan, sekolahnya memang cukup eksis di bidang kesenian dan sering keluar sebagai juara tingkat kabupaten hingga nasional.
    “Kami juara 1 penari terbaik tingkat Kabupaten Banyuwangi berturut-turut. Pada pemilihan gandrung gurit Mangir di Cluring juga kami juara 1 terbaik tingkat kabupaten. Kami juga juara tari FLS3N (Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional),” tuturnya. 
    Tak hanya tari, sekolah tersebut berprestasi di bidang kesenian lainnya, seperti musik ensambel, musik tradisional, dan musik pantomim.
    Ike menceritakan, saat proses pembuatan video tari gandrung yang menggandeng tim fotografer dari Kecamatan Songgon, sebanyak 273 siswa dari 7 kelas itu hanya butuh pengambilan video sebanyak dua kali.
    “Hanya dua kali
    take
    , anak-anak manut dan semuanya ingin yang terbaik,” tuturnya.
    Dengan ramainya perbincangan terkait konsep video perpisahan yang menyelipkan tarian gandrung itu, Ike mengaku sekolahnya panen apresiasi dari berbagai pihak.
    Ike dengan gembira menceritakan bahwa dua hari lalu ia mendapatkan telepon dari sang kepala sekolah yang mendapatkan apresiasi dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.
    “Video kami juga dipakai
    story
    oleh Ibu Bupati, itu yang membuat kami terharu,” ucapnya dengan suara bergetar.
    Apresiasi dalam bentuk lain pun diterima SMPN 3 Muncar, yaitu dengan makin banyaknya calon siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut. Tak hanya dari Muncar, siswa bahkan datang dari kecamatan lain.
    Kini, Ike yang telah mengabdi selama empat tahun di sekolah itu pun berharap sekolahnya dapat kian berprestasi, baik dari sisi akademik maupun non-akademik.
    “Semoga seni dan olahraga semakin menonjol. Dan yang terpenting semoga sekolah kami semakin berprestasi, lebih baik lagi,” kata dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Produksi Beras Banyuwangi Surplus 159 Ribu Ton Pertengahan 2025

    Produksi Beras Banyuwangi Surplus 159 Ribu Ton Pertengahan 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Produksi beras di Kabupaten Banyuwangi mencatatkan surplus signifikan pada pertengahan tahun 2025, yakni sebesar 159.320 ton. Capaian ini menunjukkan kontribusi nyata Banyuwangi dalam mendukung program swasembada pangan nasional yang tengah digalakkan Presiden Prabowo Subianto.

    Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi hingga Mei 2025, produksi beras mencapai 228.309,72 ton. Jumlah ini dihasilkan dari panen padi seluas 47.568 hektare. Sementara itu, kebutuhan konsumsi beras masyarakat Banyuwangi per bulan berkisar antara 12.500 hingga 14.400 ton. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa, kebutuhan beras hingga Mei 2025 tercatat sebesar 68.989 ton.

    “Artinya, Banyuwangi masih surplus 159.320 ton beras,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Ipuk menyebutkan bahwa surplus beras ini menjadi indikator positif dalam mendukung swasembada pangan nasional. Menurutnya, program ini diukur melalui dua indikator utama, yaitu luas tanam padi (LTT) dan volume serapan gabah oleh Bulog.

    “Program ini dilaksanakan dengan dua indikator, yakni LTT atau luas tanam padi dan jumlah gabah yang diserap oleh Bulog,” ujar Ipuk.

    Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menjelaskan bahwa luas tanam padi di Banyuwangi telah mencapai 63.457 hektare. Jumlah tersebut setara 50,6 persen dari target tanam 125.000 hektare pada tahun 2025.

    Sementara itu, serapan gabah oleh Bulog telah mencapai 94,11 persen dari target 49.100 ton setara beras. Ilham menegaskan bahwa jumlah itu sudah sangat memadai untuk cadangan beras pemerintah di wilayah setempat.

    “Beras cadangan pemerintah yang ada di gudang Bulog sudah cukup bahkan lebih,” kata Ilham.

    Ilham menambahkan, proses produksi beras tak lepas dari tantangan, termasuk serangan hama di beberapa lahan. Namun, dengan sisa waktu enam bulan ke depan, pihaknya optimis target swasembada pangan bisa tercapai di akhir tahun.

    “Masih ada sisa waktu 6 bulan lagi untuk mencapai target tersebut. Kita optimis target swasembada pangan akan tercapai. Karena capaian tersebut di atas terealisasi dalam semester pertama tahun ini,” bebernya. [alr/beq]

  • Prevalensi Stunting di Banyuwangi Turun Jadi 2% Berkat Program Keroyokan

    Prevalensi Stunting di Banyuwangi Turun Jadi 2% Berkat Program Keroyokan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berhasil menurunkan prevalensi stunting secara signifikan hingga tersisa dua persen. Capaian ini merupakan hasil kerja keroyokan dari berbagai pihak, mulai dari tenaga kesehatan, kader posyandu, hingga masyarakat, dengan pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, stunting menjadi fokus utama pembangunan kesehatan daerah yang harus diselesaikan bersama.

    “Hal ini sesuai dengan komitmen pemkab agar tidak ada bayi baru yang lahir stunting. Jangan ada pula bayi dan balita stunting yang tidak tertangani,” kata Ipuk.

    Ipuk menjelaskan, penanganan stunting dilakukan lintas sektor. Bukan hanya menyasar sisi medis, tetapi juga menyentuh aspek lingkungan, pola asuh, hingga edukasi gizi secara menyeluruh.

    “Di sisi kesehatan, kami lakukan perbaikan gizi pada remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, hingga pendampingan kesehatan dan gizi pada balita,” urainya.

    Program penanganan tersebut digerakkan secara kolaboratif oleh pemerintah daerah bersama berbagai elemen, seperti petugas kesehatan, kader posyandu, serta elemen masyarakat lainnya. Upaya tersebut menunjukkan hasil nyata dari tahun ke tahun berdasarkan data EPPBGM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

    Tercatat, prevalensi stunting pada tahun 2021 sebesar 8,64 persen (4.730 kasus), kemudian turun menjadi 3,95 persen (2.704 kasus) pada tahun 2022. Angka ini terus menurun pada tahun 2023 menjadi 3,53 persen (2.555 kasus), dan kembali turun menjadi 2,44 persen (2.269 kasus) pada tahun 2024.

    Salah satu program andalan Banyuwangi dalam penanganan stunting adalah Banyuwangi Tanggap Stunting, yang memberikan intervensi nutrisi bagi ibu hamil risiko tinggi dan baduta dari keluarga miskin. Program ini melibatkan pedagang sayur keliling atau mlijoan sebagai bagian dari jejaring pemantauan.

    “Pedagang sayur kita edukasi tentang bumil risti dan balita stunting, sehingga saat keliling menjajakan sayur dan menjumpai warga yang suspek, mereka bisa menginformasikan kepada kader posyandu maupun puskesmas setempat,” jelasnya.

    Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga meluncurkan program charity Hari Belanja yang digelar setiap bulan pada tanggal cantik seperti 1/1, 2/2, dan seterusnya. Hasil kegiatan disalurkan kepada warga pra sejahtera, termasuk keluarga yang memiliki balita stunting dan ibu hamil risiko tinggi.

    “Dari sisi preventif, pemkab bekerja sama dengan Pengadilan Agama dalam upaya pencegahan perkawinan anak. Di setiap sekolah SMP dan SMA, juga dibentuk Duta Pencegahan Perkawinan Anak yang telah dibekali berbagai pengetahuan tentang resiko perkawinan anak agar memberikan edukasi kepada teman-temannya,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Diduga Terlibat KDRT, Anggota DPRD Banyuwangi Resmi Jadi Tersangka

    Diduga Terlibat KDRT, Anggota DPRD Banyuwangi Resmi Jadi Tersangka

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi berinisial SA memasuki babak baru. Terduga pelaku KDRT yakni seorang anggota DPRD Banyuwangi, berinisial SA, 39 diketahui telah dilaporkan ke polisi oleh istrinya yang berinisial KR, 34, warga Desa Purwoasri, Kecamatan Tegaldlimo.

    Kasat Reskirm Polresta Banyuwangi, Kompol Komang Yogi Arya Wiguna, mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian gelar penyidikan dan juga telah dilakukan gelar perkara terhadap perkara dugaan KDRT yang dilakukan oleh SA. “Kami lakukan penyidikan dan gelar perkara minggu lalu dengan melibatkan fungsi internal. Hasil kesimpulan bahwa memang ada peningkatan status yang bersangkutan terlapor dari saksi menjadi tersangka,” ujarnya, Kamis (12/6/2025).

    Kompol Komang mengungkapkan, terkait masalah tersebut pihaknya telah melakukan pemeriksaan kepada sekitar 12 orang termasuk beberapa saksi ahli untuk pendalaman. “Berdasarkan gelar perkara dengan proses penyidikan kami sudah mendapatkan minimal dua alat bukti yang sudah kami kantongi sehingga kami pada saat proses gelar perkara peningkatan status ini dapat diputuskan melalui forum gelar perkara tersebut,” jelasnya.

    Kompol komang menambahkan, dari alat bukti yang sudah didapat oleh penyidik salah satunya visum yang memang menyatakan ada luka. “Iya, kaitan dengan hal tersebut mungkin nanti akan dibuka lebih jelas di pengadilan,” jelasnya.

    Selanjutnya, Komang menambahkan, setelah ditetapkan sebagau tersangka, pihaknya akan panggil yang bersangkutan melalui surat panggilan untuk pengambilan keterangan. “Untuk pemanggilan mungkin dalam pekan ini, nanti kita informasikan terkait dengan pemanggilannya. Terkait jeratan hukum, pasal yang dikenakan yaitu pasal 44 ayat 1 atau ayat 4, pasal 5 huruf A, udang-udang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan KDRT,” pungkasnya.

  • Ustaz di Sumberjambe Berikan Saran kepada BPBD Jember Soal Gunung Raung

    Ustaz di Sumberjambe Berikan Saran kepada BPBD Jember Soal Gunung Raung

    Jember (beritajatim.com) – Gunung Raung yang terletak di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur, mengalami erupsi, Rabu (11/6/2025) pagi. Muzammil, seorang ustaz yang tinggal di Desa Gunung Malang, Kecamatan Sumberjambe, memberikan saran kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

    “Ustaz Muzammil menyarankan agar pos pantau dipinjami handy talky untuk mempercepat komunikasi, karena biasanya jika tanda – tanda alam dari Gunung Raung sudah muncul, jaringan handphone sering hilang,” kata Kepala BPPD Jember Widodo Yulianto, Kamis (12/6/2025).

    Selain itu BPBD Jember diminta melatih relawan Desa Gunung Malang, memasang spanduk sebagai tanda posko pantau, dan memantau secara berkala perkembangan erupsi Gunung Raung.

    Muzammil bukan sembarang ustaz. Dia adalah Ketua Desa Tanggap Bencana (Destana) Gunung Malang. Jarak titik rumahnya ke kawah Raung kurang lebih 16 kilometer. Destana adalah program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam menghadapi dan mengatasi berbagai jenis bencana.

    Erupi kembali terjadi pada pukul 04.41 WIB, Kamis (12/6/2025) dengan ketinggian kolom abu teramati kurang lebih seribu meter di atas puncak atau kurang lebih 4.332 meter di atas permukaan laut. “Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah selatan,” kata Widodo.

    Menurut Widodo, erupsi berlangsung menerus. Rekaman seismik didominasi Tremor menerus dengan amplitudo maksimum 4 milimeter. Status Gunung Raung sendiri pada Level II atau waspada). “Masyarakat dan pengunjung/wisatawan dilarang mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius tiga kilometer dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah,” katanya.

    BPBD Jember sudah berkoordinasi dengan BPBD Banyuwangi dan Bondowoso. “Hari ini kita kirim tim pantau ke pos pantau di Songgon Banyuwangi untuk berkoordinasi dengan petugas pengamat,” kata Widodo.

    “Sejauh ini semua masih aman terkendali. Masyarakat diimbau tidak panik. Mohon informasikan kepada BPBD bila ada dampak aktifitas Gunung Raung terhadap masyarakat,” kata Widodo. [wir]

  • Daftar Aset Kekayaan FP Hasil Menyanyi, Ayahnya Terjerat Kasus Judi Online

    Daftar Aset Kekayaan FP Hasil Menyanyi, Ayahnya Terjerat Kasus Judi Online

    GELORA.CO  – Setelah ramai penangkapan ayah dari penyanyi remaja FP yang pernah diundang Presiden Jokowi di HUT RI, kini disorot daftar kekayaannya. 

    Sosok FP yang kini sudah duduk dibangku SMP,  kembali jadi sorotan setelah nasib miris menimpa keluarganya.

    Ayah kandungnya berinisial JS ditangkap polisi atas kasus judi online.

    Joko diamankan Polresta Banyuwangi pada Selasa (10/6/2025) dan langsung ditetapkan sebagai tersangka kasus judol.

    Saat Joko ditangkap, ibunda FP juga sempat ikut diamankan.

    Namun ibunda FP, Siti tak diproses hukum karena yang ternyata terlibat judi online hanya Joko Suyoto.

    “Hasil pendalaman mengindikasikan kuat bahwa yang bermain judi online adalah JS,” kata Kompol Komang Yogi Arya Wiguna, dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jatim.

    Terkait kasus judol tersebut, penyidik menyita ponsel ayah FP.

    Ponsel itulah yang diduga jadi alat Joko melakukan transaksi judi online.

    Joko Suyoto pun terancam dijerat Pasal 303 tentang perjudian dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

    Kekayaan FP 

    Ditangkap polisi di tengah karir cemerlang putranya, ayah FP sempat mengaku orang tak punya.

    Sebelum karir FP meroket hingga diundang Jokowi ke istana, Joko Suyoto hanyalah seorang pengamen jalanan.

    Joko kerap mengajak FP mengamen di Banyuwangi hingga diupah seadanya.

    Saat FP mulai masuk sekolah, Joko pun bekerja serabutan termasuk menjadi pengepul buah pinang.

    Namun kehidupan Joko Suyoto berubah drastis di tahun 2022.

    Kala itu FP diminta secara khusus oleh Iriana Jokowi untuk tampil di HUT Kemerdekaan R1 tanggal 17 Agustus tahun 2022.

    Penampilan FP yang ceria dan bernyanyi merdu sontak membuatnya menjadi sosok viral.

    FP akhirnya banyak mendapatkan tawaran pekerjaan mulai dari syuting, membuat single hingga membintangi iklan dan sinetron.

    Dalam waktu dua tahun, FP yang tadinya tinggal di rumah sederhana berubah jadi sosok kaya raya.

    FP saat mengobrol dengen Presiden Jokowi terkait kesuksesannya jangan sampai meninggalkan sekolah. 

    Hal itu terbukti dengan banyaknya aset yang dibeli oleh FP dan keluarganya di kampung.

    Untuk diketahui, FP berasal dari Dusun Sumberejo,  Banyuwangi, Jawa Timur.

    Dalam vlog tetangga FP, terkuak daftar aset kekayaan yang dimiliki sang penyanyi cilik itu.

    Hampir tiga tahun berkarir di dunia entertainment, FP ternyata sudah menghasilkan banyak pundi-pundi uang dalam bentuk aset bergerak maupun tak bergerak.

    “Alhamdulillah bisa beli rumah, beli mobil, beli sapi ada tiga, sama kambing,” ujar FP dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Insert Live.

    Tetangga FP, Septi pada 2024 lalu pun sempat merekam video guna memperlihatkan aset apa saja yang dibeli oleh keluarga FP.

    Diungkap Septi, perekonomian keluarga FP meningkat setelah remaja usia 15 tahun itu terkenal.

    Bahkan FP kini bisa membeli tiga rumah berdekatan di kampungnya.

    Tak cuma rumah, FP juga mampu membangun warung makan untuk sang ibu berjualan.

    “Mas FP itu beli rumah tetangganya, rumahnya sudah jadi sudah ada bangunannya. Jadi bu Siti biasanya tinggalnya kalau enggak di rumah belakang, biasanya di sini. Rumahnya depannya ini ada warung. Dulu sebelum dibeli keluarga mas Farel, dulu warungnya buka,” kata Septi dalam video Youtube-nya.

    “Masya Allah banget mas FP itu membawa keberkahan bagi keluarga dan juga lingkungan sekitar, sampai bisa beli rumah tetangganya, masya Allah,” sambungnya.

    Selain rumah dan warung, FP juga memiliki harta lainnya yang tak kalah mentereng.

    “Tanah yang sangat luas ini, sudah beli rumah, beli tanah, bisa belikan sepeda motor, mobil, masya Allah mas Farel rezekinya luar biasa,” pungkas Septi.

    Berikut adalah daftar aset kekayaan FP usai viral:

    1.3 Rumah

    2. Tanah

    3. Kolam ikan tempat pemancingan

    4. Warung

    5. Ruko

    6. Tempat biliard

    7. Sapi

    8. Kambing

    9. Mobil

    10. Sepeda motor

  • Farel Prayoga Jenguk Ayahnya yang Jadi Tersangka Judi Online di Banyuwangi

    Farel Prayoga Jenguk Ayahnya yang Jadi Tersangka Judi Online di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Penyanyi cilik Farel Prayoga mendatangi Mapolresta Banyuwangi, Kamis (12/6/2025), untuk menjenguk ayahnya, Joko Sutoyo, yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus judi online. Farel datang bersama manajernya, Muhammad Rais, serta kuasa hukum Joko Sutoyo.

    Joko Sutoyo ditangkap oleh Satreskrim Polresta Banyuwangi pada Selasa (10/6/2025) di sebuah toko kelontong miliknya di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono. Saat itu, ia kedapatan bermain judi online jenis Mahjong melalui ponselnya. Polisi juga menemukan bukti transaksi dan percakapan terkait aktivitas perjudian tersebut.

    “Alasannya untuk mengisi waktu luang ketika menjaga toko kelontong,” ungkap Kasatreskrim Kompol Komang Yogi Arya Wiguna.

    Manajer Farel, Muhammad Rais, menyatakan bahwa pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran penting bagi Joko Sutoyo. “Semoga setelah mendapat hukuman, beliau bisa berubah dan merenungi kesalahan-kesalahannya,” kata Rais.

    Rais juga menyampaikan bahwa Farel selama ini fokus berkarya di Jakarta. Setelah mendapat kabar soal penangkapan sang ayah, Farel memutuskan pulang ke Banyuwangi untuk menjenguk dan sekaligus menyelesaikan beberapa proyek yang sedang dijalani di kampung halamannya.

    Meski diterpa masalah keluarga, Rais memastikan kondisi mental Farel tetap stabil. “Farel ini kan mentalnya sudah kuat. Dari kecil mengamen, artinya mentalnya sudah teruji. Saya gak melihat mentalnya down, itu enggak sih,” jelasnya.

    Selain aktif bernyanyi, Farel juga terlibat dalam produksi sinetron dan sejumlah proyek film layar lebar yang sedang digarap. [alr/beq]

  • Perjuangan Penyanyi Cilik FP, dari Ngamen Bersama Sang Ayah Sejak SD hingga Manggung di Istana 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        12 Juni 2025

    Perjuangan Penyanyi Cilik FP, dari Ngamen Bersama Sang Ayah Sejak SD hingga Manggung di Istana Surabaya 12 Juni 2025

    Perjuangan Penyanyi Cilik FP, dari Ngamen Bersama Sang Ayah Sejak SD hingga Manggung di Istana
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Penyanyi cilik asal Banyuwangi, Jawa Timur,
    FP
    tengah menjadi sorotan karena ayahnya mendekam di tahanan Mapolresta Banyuwangi setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus judi
    online
    (
    judol
    ).
    Ayah FP yang berinisial JS ditangkap di rumahnya di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono setelah polisi melakukan pendalaman terkait kasus tersebut.
    FP yang kini tinggal Jakarta langsung terbang ke Banyuwangi saat mendengar kabar penangkapan ayahnya.
    Dia juga datang langsung ke Mapolresta Banyuwangi untuk menjenguk ayahnya.
    Meski hanya diam, penyanyi yang terkenal dengan tembang “Ojo Dibandingke” itu tampak kuat ditemani manajer serta penasihat hukumnya.
    “Dia (FP) sangat kuat. Masih bisa fokus berkarya,” kata manajer FP, Rais pada Kamis (12/6/2025).
    Rais menyampaikan, mental anak ketiga dari empat bersaudara itu sudah terbentuk karena ia memiliki kehidupan yang tak mudah.
    Sejak kecil, FP hidup sebagai pengamen bersama sang ayah.
    Sejak duduk di kelas 2 SD, setiap harinya seusai pulang sekolah, FP menyusuri jalanan hingga pasar untuk mengamen dari satu tempat ke tempat lainnya.
    “Dari kecil mengamen, artinya mentalnya sudah teruji,” ujar Rais.
    Karena memiliki suara yang khas, sesekali FP mendapatkan orderan manggung di kampung-kampung untuk mengisi hajatan warga.
    Waktu-waktu berlalu, hingga keberuntungan datang. FP yang tak lagi mengamen karena sedang fokus menyelesaikan pendidikan kelas 6 SD, mendapatkan sebuah kabar dari Istana Negara.
    Ia diundang untuk menampilkan suara emasnya pada peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di hadapan Presiden Joko Widodo dan para tamu negara.
    Namanya meroket, wajahnya ada di mana-mana, namanya jadi perbincangan karena menuai kagum atas bakat menyanyi yang dimilikinya, bahkan dia mendapatkan gelar Duta Kekayaan Intelektual Pelajar Bidang Seni dan Budaya Tahun 2022 oleh Kemenkumham RI.
    Pintu berkarier di ibu kota Jakarta telah terbuka. FP perlahan menapaki dunia hiburan serta menjadi figur yang cukup memiliki ketenaran.
    “Selain sibuk bernyanyi, (FP) kini juga sibuk striping sinetron dan beberapa proyek film layar lebar,” tutur Rais.
    Merintis karier di Jakarta, Farel menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di Banyuwangi. Ia menjadi tulang punggung keluarganya.
    Keluarganya memiliki hidup yang terbilang nyaman, bahkan sang ayah sehari-harinya kini tak lagi turun ke jalan untuk mengamen, melainkan mengelola sebuah toko kelontong.
    Namun, tanpa Farel ketahui, di samping upayanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik, sang ayah justru bermain judol hingga akhirnya ditangkap polisi pada Selasa (10/6/2025).
    Dengan kasus yang menimpa ayahnya, Farel berharap sang ayah dapat berubah dan merenungi kesalahan yang telah diperbuat.
    “Semoga setelah mendapat hukuman beliau (JS) bisa berubah dan merenungi kesalahan-kesalahannya,” ucap Rais.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dina Lorenza Ajak Kolaborasi Daerah Tapal Kuda demi Majukan UMKM

    Dina Lorenza Ajak Kolaborasi Daerah Tapal Kuda demi Majukan UMKM

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis sekaligus Anggota Komisi VII DPR, Dina Lorenza, mendorong seluruh pemangku kepentingan pariwisata di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur yang meliputi Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso untuk berkolaborasi dalam memperkuat daya saing usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tingkat nasional maupun internasional agar bisa menarik perhatian para wisatawan.

    “Untuk meningkatkan daya saing UMKM di Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso, kita harus berkolaborasi agar pariwisata regional bisa berkembang dan dilirik wisatawan dan ini harus melibatkan semua pihak,” kata Dina, dikutip dari akun Instagram pribadinya, @dinalorenza1975, Kamis (12/6/2025).

    Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat itu menilai, penguatan daya tarik wisata regional akan membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk tumbuh dan naik kelas. Ia mencontohkan potensi produk unggulan daerah seperti kopi, batik, dan olahan laut yang perlu mendapatkan panggung lebih luas melalui jalur wisata terintegrasi.

    “Salah satu caranya mungkin membuat paket wisata, seperti Banyuwangi ke Pulau Merah, lalu Baluran di Situbondo dan Kawah Ijen di Bondowoso. Kalau semua bekerja sama insyaallah pariwisata akan lebih berkembang,” jelasnya.  

    Sebagai wakil rakyat dari daerah Tapal Kuda, ia mengaku berkomitmen untuk terus mendorong keterlibatan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif dalam mempromosikan potensi pariwisata wilayah timur Pulau Jawa tersebut.

    “Saya akan terus mendorong pemerintah pusat untuk memberikan dukungan konkret agar kolaborasi ini berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur,” pungkas Dina.

  • Pengelolaan Sampah Banyuwangi Jadi Rujukan Nasional, DPD RI Tinjau Langsung ke Lokasi

    Pengelolaan Sampah Banyuwangi Jadi Rujukan Nasional, DPD RI Tinjau Langsung ke Lokasi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pengelolaan sampah secara sirkular yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapat perhatian dari Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Praktik baik yang telah dijalankan Banyuwangi itu menjadi acuan dalam perumusan kebijakan persampahan nasional.

    Deputi Bidang Persidangan DPD RI, Oni Choituddin, menyebut Banyuwangi berhasil mengelola sampah secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga sektor swasta.

    “Praktik baik dari Banyuwangi ini layak menjadi contoh bagi daerah lain. Inilah pertimbangan kami menggelar FGD di sini untuk mendapatkan masukan yang lebih komprehensif terkait tata kelola persampahan,” ujar Oni saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) terkait pengelolaan persampahan di Banyuwangi.

    Ia menegaskan, hasil diskusi yang digelar di Banyuwangi akan dilaporkan ke pimpinan DPD RI dan dibawa ke masa sidang berikutnya untuk dijadikan dasar kebijakan nasional di bidang persampahan.

    “Praktik-praktik yang ada di Banyuwangi akan kami laporkan ke pimpinan dan akan dibahas pada masa sidang berikutnya,” tambah Oni.

    Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono menjelaskan bahwa penanganan sampah menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. Pemkab telah membangun sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir melalui berbagai program strategis.

    “Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah, seperti Norwegia, Austria dan Uni Emirat Arab,” terang Mujiono.

    Ia menambahkan, sejak tahun 2018, Banyuwangi telah menjalankan Project Stop di Kecamatan Muncar yang mendirikan dua Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), masing-masing berkapasitas 8 dan 10 ton per hari. Kedua TPS ini menjangkau 10 desa dan telah meraih Plakat Adipura sebagai TPS 3R Terbaik Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

    Selain itu, terdapat TPS 3R di Desa Balak, Kecamatan Songgon dengan kapasitas 84 ton per hari yang melayani 46 desa dari tujuh kecamatan sekitar. Bahkan saat ini, Pemkab Banyuwangi sedang membangun TPS 3R baru di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, dengan kapasitas 160 ton per hari yang akan menjangkau 37 desa.

    “Selain juga akan dibangun dua terminal sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA),” imbuh Mujiono. [alr/beq]