kab/kota: Banyuwangi

  • Seret Nama Khofifah Terlibat Korupsi Dana Hibah Jatim, MAKI Jatim Pasang Badan

    Seret Nama Khofifah Terlibat Korupsi Dana Hibah Jatim, MAKI Jatim Pasang Badan

    Heru menjelaskan dalam tahapan akhir sebelum dana dicairkan, dilakukan penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) yang telah diverifikasi Inspektorat.

    Selain itu, penerima hibah juga diminta menandatangani pakta integritas dan surat pertanggungjawaban mutlak.

    “Apabila ada pihak yang nakal maka itu ulah dari pokmas atau oknum aspirator. Gubernur Jatim tidak punya keterlibatan langsung maupun tidak langsung,” kata dia.

    Heru pun menyebut kasus ini dipicu praktik ijon atau jual beli proyek hibah oleh oknum DPRD dengan pokmas, yang dilakukan tanpa sepengetahuan Gubernur, Wakil Gubernur, maupun Sekdaprov.

    Heru mengatakan MAKI Jatim telah menyiapkan tim hukum untuk mengambil langkah terhadap dugaan pencemaran nama baik Gubernur Khofifah, serta pelecehan terhadap kehormatan Pemprov Jatim.

    “Framing negatif yang menggambarkan seolah-olah Ibu Khofifah sengaja mangkir dari panggilan KPK itu adalah hoaks. Bu Khofifah telah menyampaikan surat penundaan karena menghadiri wisuda putranya di Peking University, China,” jelas Heru.

    Terkait panggilan kedua, kata dia, Khofifah telah menyampaikan alasan ketidakhadiran karena mendampingi Wakil Presiden dalam kunjungan kerja di Banyuwangi dan Bondowoso.

    Namun, Khofifah menyatakan kesiapannya hadir apabila telah dijadwal ulang. Heru menyatakan pemanggilan kepala daerah sebagai saksi adalah hal wajar dalam proses penyidikan karena posisinya sebagai penanggung jawab anggaran.

    “Saksi hanya dimintai keterangan, tidak berarti yang bersangkutan terlibat. Kami berharap publik tidak terjebak dalam narasi yang menyesatkan,” pungkasnya. (fajar)

  • 5
                    
                        Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
                        Denpasar

    5 Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Denpasar

    Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
    Tim Redaksi
    JEMBRANA, KOMPAS.com
    – Belum genap dua minggu menyandang status sebagai suami,
    Febriani
    (27) harus merelakan kepergian istri tercintanya,
    Cahyani
    (30).
    Pasangan suami istri itu menjadi korban tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di perairan Selat
    Bali
    .
    Dalam peristiwa Rabu (2/7/2025) malam itu, Febriani selamat.
    Namun, istrinya, Cahyani, ditemukan meninggal dunia.
    Febriani dan Cahyani sebelumnya pulang ke kampung halaman mereka di Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk melangsungkan pernikahan pada 20 Juni 2025.
    Setelah 12 hari, mereka kembali merantau ke Bali untuk bekerja pada Rabu (2/7/2025) malam.
    Keduanya menumpangi jasa travel dengan tujuan Kota Denpasar.
    Mereka tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, sekitar pukul 22.30 WIB.
    “Kami berangkat pukul 22.00, sampai Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.30 dan langsung naik kapal,” tutur Febriani saat ditemui di Posko Pelabuhan Gilimanuk,
    Jembrana
    , Bali, Kamis (3/7/2025).
    Mobil travel yang ditumpangi pasangan muda ini kemudian naik ke KMP Tunu Pratama Jaya untuk menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
    Di tengah laut
    Selat Bali
    , keduanya merasakan kapal bergoyang.
    Sebagai penumpang yang terbiasa bolak-balik menyeberang ke Bali, Febriani awalnya mengira kapal hanya goyang karena arus laut biasa.
    Namun, situasi dengan cepat berubah ketika kapal mulai miring ke kiri.
    Kepanikan mulai menyebar.
    Para penumpang berlarian mencari pelampung dan berusaha menyelamatkan diri.
    Menurut Febriani, tidak ada peringatan bahaya atau panduan keselamatan dari awak kapal. “Kami semua menyelamatkan diri sendiri, ambil pelampung sendiri,” katanya.
    Ia melihat lampu dan mesin kapal sudah dalam kondisi mati atau
    blackout.
    Dalam kekacauan itu, Febriani meminta istrinya yang tidak bisa berenang untuk memeluk erat tubuhnya.
    Keduanya lalu memutuskan untuk melompat ke laut sebelum kapal tenggelam.
    Namun, gelombang besar yang tercipta setelah kapal terbalik dan tenggelam memisahkan mereka. “Pada saat itulah pelukan istri saya terlepas,” ucap Febriani lirih.
    Setelah berhasil berenang ke permukaan, ia segera berusaha mencari sang istri.
    Ia berteriak memanggil nama sang istri sambil menyisir lautan yang gelap.
    Namun, tidak ada jawaban. Hatinya diliputi perasaan putus asa.
    Dalam keadaan lemas, ia diselamatkan oleh penumpang lain dan ditarik naik ke perahu karet bersama 11 orang selamat lainnya.
    “Saya akhirnya dibantu orang-orang naik ke kapal karet. Saat itu masih coba memanggil istri saya. Tapi tetap tidak ada jawaban,” katanya.
    Febriani dan belasan penumpang lain terombang-ambing di laut hingga fajar menyingsing.
    Sekitar pukul 07.00 Wita, sebuah kapal nelayan melintas dan langsung memberi pertolongan.
    Karena kapasitasnya terbatas, nelayan itu hanya mampu mengangkut separuh penumpang, dan sisanya dijemput kemudian.
    Setibanya di darat, Febriani langsung dibawa ke Posko Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 09.30 Wita.
    Di sana, ia mendapat kabar yang membuatnya sedih. Istrinya, Cahyani, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
    Pada Kamis petang, lima ambulans yang membawa jenazah enam orang korban
    tenggelamnya KMP Tunu Pratama
    Jaya tiba di Pelabuhan Gilimanuk.
    Para korban tersebut akan dipulangkan ke rumah duka di sejumlah daerah di Kabupaten Banyuwangi dan Kota Probolinggo.
    Febriani kemudian diberi kesempatan terakhir untuk melihat wajah sang istri yang ada di mobil ambulans tersebut.
    Begitu kantong jenazah dibuka, tangis Febriani pecah tak terbendung.
    Ia langsung dipeluk dan ditenangkan oleh kerabatnya yang ikut mendampingi.
    Sebelumnya,
    KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam
    saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, pada Rabu (2/7/2025) malam.
    Dari total 65 penumpang dan awak kapal, hingga Kamis malam sebanyak 35 orang telah ditemukan, terdiri dari 29 korban selamat dan 6 meninggal dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya: Ayah Jangan Pergi, di Sini Saja…
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Juli 2025

    Tangis Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya: Ayah Jangan Pergi, di Sini Saja… Surabaya 3 Juli 2025

    Tangis Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya: Ayah Jangan Pergi, di Sini Saja…
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Insiden tenggelamnya kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya pada Rabu (2/7/2025) meninggalkan kisah pilu dari keluarga penumpang yang ditinggalkan.
    Salah satunya keluarga Muhammad Hawaludin (28) yang membawa dua keponakannya, Novan Hardiansyah dan awal Nurhafizah untuk bertemu dengan ayah mereka yang sedang bekerja di Bali dengan menaiki kapal tersebut.
    “Dua keponakannya mau liburan ke Bali ketemu bapaknya,” kata ibu Hawaludin, Lasmiati, Kamis (3/7/2025).
    Dalam perjalanannya, pria asal Kecamatan Singojuruh itu terakhir mengabari istrinya, Lia Sinta Dewi pada 23.02 WIB, sementara whatsapp Hawaludin terakhir online pada pukul 23.08 WIB.
    Saat mengabari istrinya melalui video call, Hawaludin menceritakan, kapal yang ditumpanginya sedang menghadapi kerasnya ombak di Selat Bali.
    Istri Hawaludin mencoba membesarkan hati suaminya yang gundah, terlebih sebelumnya anak mereka tak mengizinkan ayahnya itu pergi.
    “Anaknya umur tiga tahun bilang ayah jangan pergi, di sini saja sama aku, ayah jangan pergi. Anaknya nangis, padahal tidak pernah seperti itu,” urai Sulasmi.
    Pada pagi hari, karena Hawaludin tak dapat dihubungi, Lasmiati kemudian mencari informasi dengan mendatangi langsung pusat informasi di Pelabuhan Ketapang.
    Lasmiati gusar, nama anak beserta keponakannya yang berangkat menumpang travel itu tak ada dalam daftar manifest kapal.
    “Tadi ketemu yang punya travel namanya Pak Agus, bilang kalau benar sopir travel namanya Pak Aziz mengangkut tiga penumpang, satu dewasa dan dua anak-anak dari Singojuruh,” tuturnya.
    Kini, Lasmiati dan keluarganya masih terus menunggu di Pelabuhan Ketapang untuk mendapatkan update informasi terkait keluarganya.
    Sementara itu, pencarian korban tenggelamnya kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam dibayang-bayangi cuaca buruk.
    Pada Kamis (3/7/2025) dini hari, tim SAR gabungan yang berangkat pada 00.18 WIB terkendala gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter.
    Bahkan saat pencarian, berdasarkan video yang dibagikan Pos SAR Banyuwangi, petugas melakukan penyisiran di Selat Bali dalam keadaan hujan.
    Cuaca membaik pada pagi hari hingga siang hari.
    Meski sempat dilanda hujan ringan yang hanya sebentar, matahari kembali bersinar dan cuaca di perairan Bali kembali cerah.
    Namun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mewanti-wanti proses pencarian berpotensi kembali terkendala cuaca.
    “Cuaca di perairan Bali berpotensi berawan tebal dan hujan ringan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 kilometer per jam,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi adalah Teguh Tri Susanto.
    Untuk kondisi arus laut saat ini menuju ke arah selatan dengan intensitas ombak relatif sedang hingga tinggi.
    BMKG Banyuwangi meminta seluruh petugas untuk memperhatikan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG untuk menjadi acuan dalam proses pencarian korban.
    “Harus diperhatikan kondisi cuaca untuk koordinasi, termasuk jika ada situasi yang harus ditunda dulu,” pesannya.
    Terkini, 31 orang dari total 65 orang yang menumpang kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam ditemukan selamat.
    Dari data yang dipaparkan papan informasi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, terdapat 4 nama dari total 12 kru kapal yang tenggelam tersebut.
    Pada data terbaru, dari insiden tersebut, sebanyak empat orang dikonfirmasi meninggal dunia, yaitu Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), serta Cahyani (45).
    Untuk diketahui,
    KMP Tunu Pratama Jaya
    tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam hanya 24 menit setelah bertolak dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.
    Kapal tersebut membawa 65 orang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal.
    Kini pencarian terus dilakukan.
    Untuk keluarga penumpang yang mencari informasi terkait perkembangan terbaru, dapat menghubungi dua nomor telepon yang menjadi pusat layanan informasi.
    Yaitu di nomor 081234429667 dan 082360703299, dan bisa langsung ke Pelabuhan Ketapang, di pusat informasi di monitoring room serta ruang tunggu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya: Ayah Jangan Pergi, di Sini Saja…
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Juli 2025

    Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya: Ayah Jangan Pergi Surabaya 3 Juli 2025

    Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya: Ayah Jangan Pergi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Insiden tenggelamnya kapal motor penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya pada Rabu (2/7/2025) malam menyisakan duka mendalam bagi keluarga penumpang yang hilang.
    Salah satu keluarga yang terdampak adalah Muhammad Hawaludin (28), yang membawa dua keponakannya, Novan Hardiansyah dan Nurhafizah, untuk bertemu dengan ayah mereka yang bekerja di Bali.
    “Dua keponakannya mau liburan ke Bali ketemu bapaknya,” ungkap Lasmiati, ibu Hawaludin, Kamis (3/7/2025).
    Dalam perjalanan tersebut, Hawaludin sempat menghubungi istrinya, Lia Sinta Dewi, pada pukul 23.02 WIB.
    Di saat yang sama, WhatsApp Hawaludin terakhir online pada pukul 23.08 WIB.
    Dalam video call, ia melaporkan bahwa kapal yang ditumpanginya sedang menghadapi ombak besar di
    Selat Bali
    .
    Istri Hawaludin berusaha memberikan semangat kepada suaminya, meskipun anak mereka yang berusia tiga tahun sempat menangis dan meminta ayahnya tidak pergi.
    “Anaknya bilang, ayah jangan pergi, di sini saja sama aku,” cerita Sulasmi, yang merupakan anggota keluarga lainnya.
    Kekhawatiran semakin meningkat saat pada pagi hari Hawaludin tidak dapat dihubungi.
    Lasmiati berinisiatif mendatangi pusat informasi di Pelabuhan Ketapang untuk mencari informasi lebih lanjut.
    Ia merasa gusar ketika mendapati bahwa nama Hawaludin dan dua keponakannya tidak terdaftar dalam manifest kapal.
    “Tadi ketemu yang punya travel, Pak Agus, bilang kalau sopir travel, Pak Aziz, mengangkut tiga penumpang, satu dewasa dan dua anak-anak dari Singojuruh,” tuturnya.
    Sementara itu,
    pencarian korban
    tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    yang terjadi pada Rabu malam terhambat oleh kondisi
    cuaca buruk
    .
    Tim SAR gabungan yang berangkat pada Kamis (3/7/2025) dini hari pukul 00.18 WIB mengalami kendala akibat gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter.
    Dalam video yang dibagikan Pos SAR Banyuwangi, petugas melakukan penyisiran di Selat Bali di tengah hujan.
    Cuaca mulai membaik pada pagi hingga siang hari, meskipun sempat dilanda hujan ringan.
    Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengingatkan bahwa proses pencarian masih dapat terhambat cuaca.
    “Cuaca di perairan Bali berpotensi berawan tebal dan hujan ringan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 kilometer per jam,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi, Teguh Tri Susanto.
    Hingga saat ini, dari total 65 orang yang berada di kapal, 31 orang telah ditemukan selamat.
    Data terbaru menunjukkan bahwa empat orang dari 12 kru kapal telah dikonfirmasi meninggal dunia, yaitu Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), dan Cahyani (45).
    KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam hanya 24 menit setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang.
    Keluarga penumpang yang mencari informasi lebih lanjut mengenai perkembangan pencarian dapat menghubungi pusat layanan informasi di nomor 081234429667 dan 082360703299, atau langsung datang ke Pelabuhan Ketapang di ruang monitoring room dan ruang tunggu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo instruksikan penyelamatan korban KMP Tunu Pratama Jaya

    Prabowo instruksikan penyelamatan korban KMP Tunu Pratama Jaya

    Keluarga menunjukkan panggilan video dengan anaknya yang menjadi korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di posko pengaduan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Timsar gabungan berhasil menemukan 14 korban selamat dari total manifest sebanyak 53 penumpang dan 12 kru kapal. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

    Seskab: Prabowo instruksikan penyelamatan korban KMP Tunu Pratama Jaya
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 03 Juli 2025 – 12:07 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan untuk mengutamakan penyelamatan korban insiden tenggelamnya kapal penumpang KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, Rabu (2/7).

    “Bapak Presiden mendapat laporan dan informasi dari Tanah Air bahwa telah terjadi kecelakaan tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali karena cuaca buruk, Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada Rabu malam,” ujar Teddy dalam keterangannya dari Makkah, Kamis.

    Seskab Teddy menjelaskan meskipun sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci, Presiden tetap sigap merespons perkembangan situasi di dalam negeri. Beliau langsung memberikan instruksi kepada seluruh jajaran terkait untuk mengutamakan penyelamatan para korban.

    “Dari Tanah Suci, Beliau langsung memerintahkan kepada jajaran Basarnas dan badan terkait untuk segera melakukan tanggap darurat penyelamatan para penumpang dan kru secepat mungkin,” ucap Teddy.

    KMP Tunu Pratama Jaya diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, sebelum mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menyatakan KMP Tunu Pratama Jaya membawa sebanyak 53 orang penumpang dan 12 kru atau ABK kapal. Empat orang berhasil selamat, sementara sebanyak 61 penumpang masih dinyatakan hilang.

    Berdasarkan data Kantor SAR Surabaya, sebanyak empat penumpang tersebut berhasil menyelamatkan diri menggunakan sekoci. Mereka ditemukan di Perairan Cekik, Bali, pada Kamis pukul 05.15 WITA.

    Keempat korban selamat tersebut yakni Saroji (47), Mansur (40), dan Romi Alga Hidayat, yang semuanya berasal dari Blimbingsari, Banyuwangi, serta Sandi (44) asal Genteng, Banyuwangi. Saat ini, mereka tengah dimintai keterangan oleh petugas di Kantor BPTD Gilimanuk.

    Sementara itu, Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit menyampaikan bahwa pihaknya mengerahkan kapal SAR untuk mendukung operasi pencarian.

    “KN SAR 249 Permadi dengan kru sebanyak 13 orang diberangkatkan pada Kamis pagi dari Dermaga Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya menuju Selat Bali,” ujarnya.

    Ia menyebut kapal tersebut bertolak pada pukul 05.30 WIB dan diperkirakan tiba di lokasi pencarian pada pukul 14.30 WIB.

    Sumber : Antara

  • 80 Prajurit TNI Dikerahkan Cari Korban KMP Tunu di Selat Bali

    80 Prajurit TNI Dikerahkan Cari Korban KMP Tunu di Selat Bali

    Denpasar, Beritasatu.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan 80 prajurit dari Kodim 1617/Jembrana untuk mempercepat pencarian dan evakuasi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang karam di tengah jalur pelayaran Ketapang-Gilimanuk, Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.

    Komandan Kodim 1617/Jembrana, Letkol Inf M Adriansyah menjelaskan, para prajurit telah ditempatkan di sejumlah titik strategis sepanjang garis pantai dan bersinergi dengan tim Basarnas serta Satpolairud setempat.

    “Saya sudah perintahkan para babinsa menyisir sepanjang garis pantai, khususnya di wilayah yang diperkirakan menjadi lokasi korban terbawa arus,” ujar Adriansyah dalam keterangannya di Denpasar, Kamis (3/7/2025).

    Dalam operasi tanggap darurat ini, Kodim 1617/Jembrana menurunkan kekuatan penuh di lokasi pesisir yang rawan menjadi titik kumpul serpihan kapal atau korban terbawa arus.

    “Kami berharap korban lainnya segera ditemukan dalam keadaan selamat. Semua stakeholder sudah berjuang maksimal dan Kodim 1617 akan terus siap mendukung hingga operasi SAR selesai,” tegasnya.

    Dukungan moral juga datang dari Kodam IX/Udayana yang menyampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam terhadap keluarga korban.

    Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Kolonel Inf Candra menyampaikan apresiasi atas kekompakan lintas sektor dalam upaya pencarian korban tenggelamnya kapal penumpang tersebut.

    “Kami mengapresiasi sinergi TNI, Polri, pemda, hingga relawan yang tanpa lelah berupaya menemukan korban. Kami akan terus dukung penuh hingga semua korban ditemukan,” ungkap Candra.

    Ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang kini makin sering terjadi di jalur pelayaran padat seperti Selat Bali.

    Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

    KMP Tunu Pratama Jaya diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali, pada Rabu (2/7/2025) pukul 22.56 WIB.

    Namun, hanya 44 menit kemudian, kapal dikabarkan tenggelam akibat kebocoran pada ruang mesin, tepatnya pukul 23.35 WIB.

    Kapal mengangkut 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 unit kendaraan.

    Kepala Pos Basarnas Banyuwangi Wahyu Setiabudi menyatakan, kapal sempat mengalami insiden pada pukul 23.20 WIB sebelum akhirnya tenggelam 15 menit kemudian.

    Hingga berita ini diturunkan, 29 orang ditemukan selamat, empat dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pencarian intensif oleh tim SAR gabungan dan personel TNI.

  • Harga Beras Diklaim Bisa Capai Rp 50.000 per Kg jika Zero ODOL Diterapkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Juli 2025

    Harga Beras Diklaim Bisa Capai Rp 50.000 per Kg jika Zero ODOL Diterapkan Megapolitan 3 Juli 2025

    Harga Beras Diklaim Bisa Capai Rp 50.000 per Kg jika Zero ODOL Diterapkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pengurus Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI) Farid Hidayat mengatakan, rencana pemerintah menerapkan aturan
    Zero Over Dimension Over Loading
    (ODOL) pada 2026 akan mengakibatkan kenaikan harga semua kebutuhan masyarakat.
    Bahkan, penerapan
    Zero ODOL
    tanpa penetapan batasan tarif bakal berdampak pada lonjakan harga sembako, termasuk beras yang bisa menembus Rp 50.000 per kilogram.
    “Benar (
    harga beras
    bisa Rp 50.000 per kilogram jika Zero ODOL ditetapkan),” jelas Farid saat dihubungi
    Kompas.com
    , Kamis (3/7/2025).
    Farid berujar, ancaman harga beras melonjak jika aturan Zero ODOL diberlakukan sudah ia sampaikan ke Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aan Suhanan.
    “Kemarin saya juga sudah sampaikan di depan Bapak Dirjen Perhubungan (Aan) bahsa Over Loading yang dianggap melanggar UU
    Zero Odol
    salah satu yang menjaga kestabilan harga kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
    Farid mencontohkan, ongkos kirim beras dari Banyuwangi ke Lombok saat ini adalah Rp 500.000 per ton.
    Namun, dengan pembatasan muatan maksimal hanya 4 ton, sopir truk hanya bisa mengangkut barang senilai Rp 2 juta per perjalanan.
    Padahal, biaya penyeberangan saja telah mencapai Rp 2,15 juta, yang mana ini belum termasuk pembelian bahan bakar dan pungutan liar (pungli) yang kerap mereka hadapi di jalan.
    Sebelumnya, kata Farid, para sopir truk biasanya membawa beras hingga 15 ton sekali jalan dengan ongkos kirim Rp 7,5 juta.
    Melihat berbagai dampak tersebut, asosiasi sopir truk di seluruh Indonesia meminta pemerintah menunda penerapan kebijakan Zero ODOL.
    Mereka juga mendesak adanya ruang dialog yang lebih komprehensif serta kajian bersama sebelum kebijakan diberlakukan.
    Di sisi lain, para sopir juga menuntut komitmen pemerintah untuk memberantas pungli dan premanisme di jalan.
    Mereka mendorong adanya kesepakatan untuk mendukung rancangan undang-undang yang menjamin perlindungan hukum bagi para pengemudi di Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polri Sampaikan Duka atas Tenggelamnya KM Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

    Polri Sampaikan Duka atas Tenggelamnya KM Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

    Polri Sampaikan Duka atas Tenggelamnya KM Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol
    Trunoyudo Wisnu Andiko
    , menyampaikan duka cita atas insiden tenggelamnya Kapal Motor (KM) Tunu Pratama Jaya di perairan
    Selat Bali
    .
    “Polri berkomitmen untuk hadir dalam setiap peristiwa yang menyangkut keselamatan masyarakat. Kami terus bersinergi dengan Basarnas, TNI AL, dan instansi terkait dalam upaya pencarian dan penyelamatan korban kapal
    KM Tunu Pratama Jaya
    di Selat Bali. Doa dan empati kami menyertai seluruh keluarga korban,” ujar Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
    KM Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam pada Rabu (2/7/2025), sekitar pukul 23.15 WIB, saat dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
    Kapal tersebut membawa 53 penumpang, 12 anak buah kapal (ABK), dan 22 unit kendaraan berbagai jenis.
    Peristiwa berawal saat KM Tunu Pratama Jaya melakukan bongkar muat di Pelabuhan LCM Ketapang pada pukul 22.28 WIB, lalu bertolak menuju Gilimanuk pada pukul 22.56 WIB.
    Sekitar 20 menit kemudian, kapal dilaporkan hilang kontak dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan kemudian dikonfirmasi tenggelam.
    Cuaca buruk diduga menjadi salah satu penyebab insiden ini.
    Saat kejadian, arus laut tercatat mencapai 2 meter per detik, gelombang setinggi 2,5 meter, dan kecepatan angin mencapai 9 knot.
    Hingga Kamis pagi, sebanyak 23 orang dilaporkan berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.
    Sementara itu, 4 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
    Upaya pencarian terhadap korban lainnya masih terus dilakukan.
    “Pencarian masih terus dilakukan, dan update akan disampaikan secara berkala kepada publik,” tutur Trunoyudo.
    Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto juga turun langsung ke lokasi kejadian di Selat Bali untuk memantau proses evakuasi dan memastikan pencarian berjalan maksimal.
    Direktorat Polairud Polda Jawa Timur juga telah mengerahkan empat unit kapal untuk membantu proses pencarian dan penyelamatan.
    Tim gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polri, dan unsur terkait lainnya masih menyisir area lokasi tenggelamnya kapal.
    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

    Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

    Kamis, 3 Juli 2025 11:13 WIB

    Warga melihat proses pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sejumlah Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KSOP hingga nelayan sekitar melakukan pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.19 WITA setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan laporan manifest 53 orang penumpang dan 12 orang kru kapal. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

    Kapal Patroli TNI AL melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sejumlah Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KSOP hingga nelayan sekitar melakukan pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.19 WITA setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan laporan manifest 53 orang penumpang dan 12 orang kru kapal. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

    Timsar gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sejumlah Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KSOP hingga nelayan sekitar melakukan pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.19 WITA setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan laporan manifest 53 orang penumpang dan 12 orang kru kapal. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Update Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali: 30 Orang Selamat, 4 Meninggal Dunia

    Update Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali: 30 Orang Selamat, 4 Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Banyuwangi – Satu persatu korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali mulai ditemukan. Kabar terbaru hingga pukul 10.03 WIB, dari data di Posko Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi, sebanyak 34 korban sudah ditemukan, yang terdiri dari 30 orang selamat dan 4 meninggal dunia.

     

    Keluarga, saudara dan kerabat penumpang dan kru KMP Tunu Pratama Jaya juga terus berdatangan ke Command Center atau Posko di Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang Banyuwangi.

    Hal itu, untuk memastikan dan melihat langsung data nama para korban penumpang dan kru kapal yang selamat dan meninggal dunia. 

    Salah satu Keluarga Korban, Teguh mengaku sangat terkejut ketika mendapatkan kabar kaka iparnya meninggal dunia dalam kecelakaan tenggelamnya KMP Tunu Pratama tersebut.

    “Kaka ipar saya ini baru saja kerja di kapal sebagai penjaga kantin. Dan ternyata kapal yang ditupanginya tenggelam,”ujar Teguh kamis (3/7/2025).

    Kata teguh, korban ditemukan di wilayah Banyubiru, Gilimanuk Bali. Dan jenazah masih dalam penanganan medis.

    “Kami masih menunggu jenazah kakak ipar saya. Katanya tadi ditemukan di Banyu Biru,”paparnya