kab/kota: Banyuwangi

  • Banyuwangi Ijen Geopark Downhill Diikuti Ratusan Pembalap dari 7 Negara

    Banyuwangi Ijen Geopark Downhill Diikuti Ratusan Pembalap dari 7 Negara

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali menghelat kejuaraan sepeda internasional Banyuwangi Ijen Geopark Downhill, di Gantasan Bike Park, Kecamatan Licin, Banyuwangi, 20-21 September 2025.

    Kejuaraan yang masuk agenda resmi Union Cycliste Internationale (UCI/Federasi Balap Sepeda Internasional) ini diikuti 313 pembalap dari 7 negara.

    Selain pembalap dari berbagai daerah di tanah air, kejuaraan ini diikuti pembalap Australia, Filipina, Malaysia, Rusia, Singapura, dan Timor Leste.

    Setelah pada hari pertama para pembalap mengikuti babak kualifikasi untuk menentukan pole position, hari kedua ratusan pembalap memasuki putaran final, Minggu 21 September 2025.

    Trek yang basah dan licin usai diguyur hujan, membuat putaran final berlangsung sengit, bahkan membuat sejumlah pembalap terjungkal. Para pembalap harus ekstra hati-hati menaklukkan lintasan dengan rute sulit.

    “Treknya menantang, jalurnya berlumpur sangat licin. Terutama trek bebatuannya. Jadi, trek di sini berbeda dari trek di Indonesia yang pernah saya ikuti sebelumnya,” ujar pembalap kategori men junior dari Singapura Luke.

    Hal yang sama dilontarkan Stephen Girys, pembalap asal Australia.

    “Top section track itu susah sekali. Di luar itu, saya suka dengan Banyuwangi, tempatnya bagus dan indah,” kata Stephen.

    Para pembalap harus melintasi trek sepanjang 2,3 kilometer. Mulai dari jalur tanjakan, menurun, tikungan tajam, bebatuan, drop pohon, wallret kayu, super bowll, hingga big drop.

    Rendy Varera Sanjaya dari team XTR menjadi yang tercepat untuk kategori men elite dengan catatan waktu 4 menit 08,442 detik. Pandu Satrio Perkasa (Sego Anget Racing Team Banyuwangi) berada di posisi kedua, dan tempat ketiga diamankan Andy Prayoga (Polair DH Team).

     

    Seorang warga Banyuwangi Jawa Timur menangguk untuk dari budi daya tanaman Kaktus di lahan yang sempit di kediamannya. Omset usahanya ini mencapai puluhan juta rupiah.

  • Awal Mula Temuan Pencairan Bansos Rp 17 T Tak Tepat Sasaran

    Awal Mula Temuan Pencairan Bansos Rp 17 T Tak Tepat Sasaran

    Jakarta

    Puluhan triliun rupiah bantuan sosial (bansos) yang dialokasikan pemerintah terindikasi salah sasaran. Setidaknya ada sekitar 1,9 juta penerima bansos yang seharusnya tak layak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

    Dari unggahan di akun Instagram resmi Badan Komunikasi Pemerintah, dikutip Minggu (21/9/2025), diperkirakan ada 45% bantuan sosial PKH dan sembako yang diberikan dengan tidak tepat sasaran. Bila dirupiahkan bantuan yang tidak tepat sasaran itu bisa mencapai Rp 14-17 triliun.

    Data ini ditemukan setelah pemerintah melakukan pemutakhiran data kemiskinan lewat Data Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dilakukan BPS dan Kementerian Sosial. Tercatat sekitar 616.367 keluarga penerima manfaat bantuan PKH tidak layak untuk menerima bantuan itu lagi.

    Sementara itu untuk program bantuan sembako ada sekitar 1.286.066 keluarga penerima manfaat yang tidak layak menerima bantuan. Totalnya ada sekitar 1.902.433 keluarga yang menerima paket bansos salah sasaran.

    Hal ini juga sudah dilaporkan Menteri Sosial Saifullah Yusuf kepada Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jumat 19 September 2025 yang lalu.

    Pihaknya melakukan ground check terhadap 12 juta keluarga penerima manfaat bantuan sosial untuk memverifikasi siapa saja yang masih berhak mendapatkan bantuan sosial. Hal ini dilakukan usai Prabowo merilis Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang penggunaan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

    “Dari hasil ground check yang dilakukan oleh Kementerian Sosial lewat pendamping-pendamping yang kami miliki dengan sumber daya yang dimiliki oleh BPS (Badan Pusat Statistik), ditemukan 1,9 juta yang dinyatakan tidak memenuhi syarat lagi untuk menerima bansos dan untuk itu kita alihkan kepada mereka yang lebih berhak,” jelas pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut.

    Solusi Bansos Tepat Sasaran

    Dari publikasi Badan Komunikasi Pemerintah, Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung pengentasan kemiskinan. Salah satunya untuk membuat penyaluran bantuan jadi jauh lebih tepat sasaran.

    “Masih banyaknya penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran menjadi alasan utama pemerintah untuk segera membenahi sistem yang ada,” tulis Badan Komunikasi Pemerintah dalam publikasinya.

    Proyek uji coba digitalisasi perlindungan sosial akan dimulai pada Kabupaten Banyuwangi. Ini menjadi langkah awal pemerintah untuk memastikan setiap bantuan sosial tersalurkan dengan tepat.

    Digitalisasi dilakukan melalui aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) pada keluarga penerima manfaat. Hal ini membuat keluarga yang berhak dapat terverifikasi dengan jelas sekaligus dapat terpantau penyaluran bansosnya secara transparan, aman, dan akuntabel.

    Tentunya digitalisasi pemberian bansos akan dilakukan sesuai dengan data DTSEN, menggantikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang sebelumnya digunakan oleh Kementerian Sosial. Data baru ini telah diverifikasi, divalidasi, dan diperingkat dari desil 1 hingga desil 10, sehingga memungkinkan penyaluran bansos lebih terarah dan tepat sasaran.

    Tonton juga video “Luhut Beberkan Rencana Penyaluran Bansos via Aplikasi Digital” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (hal/ara)

  • 66 PPPK di Banyuwangi Resmi Terima SK, Bupati Ipuk Ingatkan Kinerja Harus Inovatif

    66 PPPK di Banyuwangi Resmi Terima SK, Bupati Ipuk Ingatkan Kinerja Harus Inovatif

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebanyak 66 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Banyuwangi resmi menerima surat keputusan (SK) pengangkatan. Mereka terdiri dari tenaga kesehatan dan teknis yang lolos seleksi PPPK tahap II tahun 2024.

    “Seluruh PPPK harus punya peran besar terhadap pembangunan daerah. Setelah resmi jadi ASN, kinerja harus semakin ditingkatkan,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Jumat (19/9/2025).

    Kepada para penerima SK, Ipuk menegaskan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam menjalankan tugas. Ia mendorong agar setiap pegawai mampu mendukung percepatan program pembangunan daerah.

    “PPPK harus inovatif. Semuanya harus bekerja sesuai prioritas,” pesan Ipuk.

    Ia juga meminta seluruh pegawai tidak berhenti meningkatkan kompetensi di era digital. “Tingkatkan terus kompetensi dan kualitas diri kalian. Manfaatkan digitalisasi untuk mengakselerasi kinerja,” tambahnya.

    Bupati Ipuk menyebut, selain 66 PPPK yang telah diangkat, Banyuwangi juga tengah memproses pengangkatan ribuan tenaga honorer. “Ada 4.909 honorer yang kita usulkan menjadi PPPK paruh waktu. Saat ini mereka tengah melakukan pemberkasan untuk pengusulan penetapan Nomor Induk ke BKN,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Banyuwangi, Ilzam Nuzuli, merinci bahwa 66 PPPK yang mendapatkan SK terdiri atas 55 tenaga kesehatan dan 11 tenaga teknis. Mereka adalah peserta yang lolos pada seleksi penerimaan PPPK periode kedua formasi tahun 2024.

    “Untuk tahap dua ini tidak ada formasi guru. Karena formasi guru sudah terpenuhi pada tahap I lalu,” ungkap Ilzam.

    Adapun total pendaftar pada seleksi PPPK tahap II lalu mencapai 2.179 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 66 peserta yang dinyatakan lolos dan resmi menerima SK pengangkatan sebagai ASN PPPK. [tar/ian]

  • Agen Travel Minta Pemprov Jatim Bangun Jalur Penyelamatan di Gunung Bromo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 September 2025

    Agen Travel Minta Pemprov Jatim Bangun Jalur Penyelamatan di Gunung Bromo Surabaya 19 September 2025

    Agen Travel Minta Pemprov Jatim Bangun Jalur Penyelamatan di Gunung Bromo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Astana Pariwisata Tapal Kuda (Asparta) mendukung usulan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenai pembuatan jalur penyelamatan menuju Bromo.
    Bagi banyak agen travel atau perjalanan terutama sopir-sopir bus pariwisata, jalur penyelamatan itu sangat dibutuhkan dalam keadaan darurat sehingga bisa mengantisipasi banyak korban kecelakaan.
    Ketua Asparta Ahmad Imron Rosyadi berharap Pemerintah Provinsi Jatim terus mengawal hal tersebut.
    Bila menjadi wewenang pemerintah pusat, tambahnya, gagasan itu diharapkan bisa segere terealisasi.
    “Jalur penyelamatan darurat di Bromo sangat dibutuhkan,” kata Imron usai melakukan tahlilan di rumahnya di Kelurahan Kebon Agung Kecamatan Kaliwates, Jember, Jumat (19/8/2025).
    Ahmad menyebut, Dieng di Wonosobo telah memiliki jalur alternatif tersebut.
    “Kenapa di Bromo tidak ada?,” tanyanya.
    Namun, pihaknya berharap tak hanya di jalur Bromo nantinya yang dibangun jalan alternatif untuk penyelamatan.
    Tapi juga jalur-jalur lain terutama daerah wisata yang sangat ekstrem dan curam.
    Seperti jalur Kawah Ijen di Bondowoso dan Banyuwangi, Piket Nol Lumajang, hingga Arak-arak Situbondo.
    Di Jember, tambahnya, destinasi wisata yang perlu dibangun jalur penyelamatan ialah Tanjung Papuma dan Rembangan.
    Menurutnya, jalur alternatif itu sangat membantu para pengguna jalan tak hanya bus pariwisata, tetapi juga truk dan mobil pribadi.
    “Kami hampir tahu persis di lapangan, ini sangat penting. Mohon pemerintah turun mewujudkan betul jalur alternatif,” tegasnya.
    Pemilik agen perjalanan di Jember itu menyampaikan duka cita mendalamnya atas kecelakaan bus di jalur Bromo yang menewaskan 9 orang pada Minggu (14/9/2025) lalu.
    Ahmad bersama belasan anggota Asparta menggelar tahlilan dan do’a bersama untuk para korban kecelakaan maut itu.
    “Kami sangat peduli sebagai sesama pelaku pariwisata, semoga korban yang meninggal diterima oleh Allah, yang sakit disembuhkan, serta keluarga yang ditinggalkan bersabar,” katanya.
    Acara tahlil itu diikuti oleh perwakilan agen perjalanan wisata, PO bus, dan tour leader dari Jember, Banyuwangi, hingga Bondowoso, Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • World Cleanup Day, Bupati Ipuk Bersama Ratusan Warga Bersihkan Sampah di Pantai Seranite

    World Cleanup Day, Bupati Ipuk Bersama Ratusan Warga Bersihkan Sampah di Pantai Seranite

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Momentum hari bersih-bersih sedunia atau World Cleanup Day, Pemkab Banyuwangi bersama ratusan warga melakukan gerakan aksi bersih lingkungan di Pantai Seranite, Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi, Jumat pagi (19/9/2025).

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tampak ikut membaur bersama relawan membersihkan sampah di sepanjang garis pantai kawasan tersebut.

    Gerakan ini merupakan aksi gotong royong diikuti jajaran TNI-Polri, nelayan, pelajar, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), hingga belasan relawan lingkungan. Di antaranya dari Emfitrust, yayasan Rijig Pradana Wetan, Eco Enzyme Nusantara, Osoji Club, termasuk Sungai Watch organisasi yang berfokus pada pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem sungai.

    Para peserta tampak bersemangat menyisir setiap sudut pantai membersihkan sampah-sampah yang tercecer. Mereka juga membawa kantong plastik besar untuk menampung sampah yang dipungut lalu dikumpulkan jadi satu.

    “Gerakan bersih pantai ini bukan sekedar seremonial hari ini saja, tapi harus berkelanjutan dan menjadi budaya bagi kita semua agar membuang sampah pada tempatnya,” kata Ipuk.

    Ipuk menyebut, Pantai Seranite merupakan area destinasi wisata yang cukup ramai dikunjungi wisatawan. Dengan menjaga kebersihan pantai bisa membuat para wisatawan nyaman dan betah berlama-lama. Sehingga otomatis ekonomi warga sekitar ikut terangkat.

    “Melalui gerakan ini kami berharap masyarakat semakin sadar menjaga lingkungan di wilayah masing-masing,” ujarnya.

    Ditambahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani, gerakan bersih lingkungan ini sudah dimulai sejak 15 September dan akan terus berlanjut hingga 15 Oktober. Sementara aksi hari ini dilakukan serentak di Banyuwangi.

    Khusus aksi bersih-bersih di Pantai Seranite, mereka menghasilkan 327 kilogram sampah yang didominasi sampah anorganik yakni plastik. Sampah-sampah tersebut akan diangkut ke tempat pengelolaan sampah di TPS 3R Balak, Kecamatan Songgon untuk didaur ulang.

    “Kami banyak menemukan sampah jenis styrofoam yang tidak bisa diolah sama sekali. Sampah jenis ini merupakan limbah residu yang sulit terurai. Jadi kami harap masyarakat lebih bijak lagi memilih kemasan makanan yang mungkin lebih bisa terurai dengan cepat,” ucap Yani.

    Prasetyo Ibnu Toat perwakilan Banyuwangi Hijau yang menjadi inisiator gerakan ini mengatakan jika ada sekitar 15-20 relawan yang dilibatkan. Selama kurang lebih sebulan pelaksanaan kegiatan ini, pihaknya menargetkan Banyuwangi bisa bersih dari sampah.

    “Untuk mencapai target tersebut, keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan. Bukan hanya kami relawan persampahan. Karena setiap orang menghasilkan sampah, maka setiap orang harus bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan,” kata Deputi Program Manager Banyuwangi Hijau itu. [tar/ian]

  • Digitalisasi Bansos di Banyuwangi, Bupati Ipuk: Pendaftaran Cepat dan Sederhana

    Digitalisasi Bansos di Banyuwangi, Bupati Ipuk: Pendaftaran Cepat dan Sederhana

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi ditunjuk sebagai pilot project digitalisasi bansos nasional. Uji coba pendaftaran telah dimulai sejak Kamis (18/9/2025), di dua desa/kelurahan, yakni Desa Kemiren, Kecamatan Glagah dan Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi.

    Proses pendaftaran cepat dan lebih sederhana melalui smartphone untuk satu orang sangat singkat, tak sampai 5 menit langsung selesai.

    Untuk warga yang tidak punya handphone atau tidak familiar dengan teknologi, bisa mendaftarkan diri dengan bantuan operator desa/kelurahan. Agen Perlindungan Sosial (Perlinsos) juga telah terjun membantu warga yang tak memiliki telepon genggam untuk mendaftarkan diri sebagai calon penerima program.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani datang langsung meninjau proses uji coba di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

    “Alhamdulillah tidak ada kendala berarti dan berjalan dengan lancar. Pendaftaran cepat dan lebih sederhana. Masyarakat juga sangat antusias dengan pendaftaran digitalisasi bansos ini,” kata Ipuk,

    Uji coba digitalisasi bansos di Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi.

    Ipuk mengatakan, Pemkab Banyuwangi juga akan terus mengedukasi masyarakat terkait pendaftaran digitalisasi bansos, sehingga masyarakat paham mereka yang nantinya terpilih sebagai penerima bansos merupakan hasil dari verifikasi pemerintah pusat dengan data-data yang bisa dipertanggungjawabkan.

    “Kami bersyukur program ini dimulai di Banyuwangi. Ini bagian dari perubahan perilaku di masyarakat, perubahan perilaku juga dalam birokrasi tentunya, menggunakan digital untuk lebih tepat sasaran, dan tepat manfaat,” lanjutnya.

    Hadir dalam ujicoba awal di Banyuwangi tersebut antara lain Dirjen Kependudukan dan Capil, Kemendagri Teguh Setyabudi; Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono; Direktur Eksekutif Bidang Sinkronisasi Kebijakan Program Prioritas dari Dewan Ekonomi Nasional Tubagus Nugraha. Juga hadir Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kemensos, Joko Widiarto; Direktur Aplikasi Pemerintah Digital Kementerian Komdigi Yessi Arnaz Ferari; Asisten Deputi Keterpaduan Layanan Digital PAN RB, Adi Nugroho.

    Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kemensos, Joko Widiarto, berharap agar masyarakat yang membutuhkan bansos bisa segera mendaftar. “Baik warga yang memang membutuhkan bansos, baik mereka yang sudah pernah mendapat bansos, atau yang belum pernah mendapatkan bansos,” kata Joko.

    Joko mengatakan proses pendaftaran cepat dan mudah.

    Hal ini juga dirasakan Agen Perlinsos yang juga Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kemiren, Ratna Purnamadewi, mengatakan, proses pendaftaran digitalisasi tak sulit.

    Tata cara yang sederhana membuat agen bisa maksimal untuk mendaftarkan sebanyak mungkin warga yang merasa membutuhkan bansos.

    “Saya mulai dengan mendaftarkan warga yang selama ini menerima bantuan. Setelah itu, dilanjutkan ke warga-warga lain,” kata Ratna.

    Dalam beberapa hari ke depan, Ratna akan memaksimalkan waktu untuk menemui kelompok warga, terutama warga yang memang layak dapat bantuan namun belum tersentuh bantuan.

    “Jika tak ada hambatan, ia yakin proses pendataan bisa rampung dalam sekitar sepekan,” kata Ratna.

    Kepala Desa Kemiren M Arifin membenarkan, pendaftaran digitalisasi bansos di desanya berjalan lancar. Warga antusias untuk mendaftarkan diri dengan berbagai metode yang tersedia.

    Menurutnya, pendaftaran digitalisasi bansos juga tak ribet. Warga bisa mendaftar langsung melalui handphone. Sementara yang tak punya handphone, tinggal menyiapkan nomor NIK dan akan dibantu pendamping PKH, TKSK, dan operator desa.

    “Tadi mulai jam 10 pendataftaran di balai desa. Jam 12 siang sudah banyak sekali yang sudah terdaftar,” imbuhnya.

    Arifin menyebut, desanya memiliki 1.147 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut, 400 kepala keluarga merupakan penerima bantuan sosial dengan metode pendataan konfensional.

    “Dengan adanya digitalisasi bansos, siapapun warga yang merasa membutuhkan, bisa mendaftarkan diri. Semoga dengan digitalisasi, mereka yang benar-benar membutuhkan dan selama ini belum mendapatkan bantuan, bisa mendapatkan,” pungkasnya. [alr/but]

     

  • Banyuwangi Tak Terlibat di Selingkar Ijen, Ini Klarifikasi Sekda Bondowoso

    Banyuwangi Tak Terlibat di Selingkar Ijen, Ini Klarifikasi Sekda Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Fathur Rozi, menegaskan bahwa tidak benar jika Kabupaten Banyuwangi tidak dilibatkan dalam kerja sama kawasan Selingkar Ijen. Ia memastikan komunikasi intensif sudah dilakukan, termasuk langsung dengan Sekda Banyuwangi.

    “Enggak (bukan gak diajak). Saya sudah komunikasi secara langsung by phone dengan Pak Sekda Banyuwangi. Bahkan dengan Pak Azwar Anas (suami Bupati Banyuwangi) saya juga sering ngobrol. Jadi bukan persoalan diajak atau tidak,” jelas Fathur pada Beritajatim.com, Jumat (19/9/2025).

    Menurutnya, kerja sama Selingkar Ijen memang difokuskan terlebih dahulu pada tiga daerah, yakni Bondowoso, Situbondo, dan Jember. Hal ini bukan berarti Banyuwangi ditinggalkan, melainkan sebagai tahap awal untuk memperkuat pondasi kolaborasi lintas kabupaten.

    “Logikanya begini, Banyuwangi itu sudah di depan. Kita harus akui, dari berbagai sektor mereka lebih maju. Justru kita ingin belajar dari Banyuwangi. Jadi konsepnya bukan meninggalkan, tapi kita yang ngejar,” tegasnya.

    Fathur menambahkan, Selingkar Ijen bukan arena kompetisi, melainkan upaya tumbuh bersama melalui sinergi pembangunan ekonomi dan pariwisata. Kolaborasi ini diarahkan untuk percepatan pembangunan kawasan, sebelum kemudian diperluas ke sektor wisata.

    “Yang menghubungkan potensi antar daerah, mulai dari Ijen hingga Bali,” ujarnya.

    Ia menilai pengembangan pariwisata tidak bisa dilakukan secara parsial, sebab setiap destinasi saling terkait. Karena itu, sinergi tiga kabupaten di tahap awal akan menjadi pijakan memperkuat konektivitas antarwilayah.

    Lebih jauh, Fathur menegaskan perlunya kebersamaan semua pihak agar kolaborasi ini benar-benar memberi dampak nyata.

    “Tidak cukup hanya formal kerja sama antar daerah. Masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah harus bergerak bersama. Kita dorong semua elemen untuk berani berinovasi dan berkreasi,” pungkasnya. [awi/beq]

  • Uji Coba Digitalisasi Bansos Mulai Berjalan di Banyuwangi, Sistem Baru Dinilai Lebih Efektif

    Uji Coba Digitalisasi Bansos Mulai Berjalan di Banyuwangi, Sistem Baru Dinilai Lebih Efektif

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi resmi ditunjuk sebagai pilot project nasional digitalisasi bantuan sosial (bansos), sebuah program mandat Presiden Prabowo untuk memastikan ketepatsasaran penerima. Warga Banyuwangi menyambut antusias uji coba ini karena optimis sistem baru lebih mudah diakses dan adil bagi masyarakat yang membutuhkan.

    Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah bersama Pemkab Banyuwangi memulai uji coba pendaftaran di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, dan Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi. Kepala Desa Kemiren, M Arifin, menyebut warganya bersemangat mendaftarkan diri dengan berbagai metode yang tersedia.

    “Dengan adanya sistem digitalisasi bansos, siapapun warga yang merasa membutuhkan, bisa mendaftarkan diri. Semoga dengan program ini, mereka yang benar-benar membutuhkan dan selama ini belum mendapatkan bantuan, bisa mendapatkan,” kata Arifin yang menyebut desanya memiliki 1.147 kepala keluarga, dengan 400 di antaranya penerima bansos.

    Kepala Desa Olehsari Kecamatan Glagah, Joko Mukhlis, menambahkan program ini akan mempermudah kerja desa sekaligus membantu masyarakat. “Dengan program ini, akan lebih tepat sasaran dan lebih fleksibel. Karena selama ini ada warga yang sudah tidak kami ajukan dari daftar penerima, tapi tetap saja dapat bantuan. Saya optimis dengan program ini, mereka yang telah meningkat taraf hidupnya pasti akan tercoret dari daftar,” ujarnya.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir dalam uji coba menyampaikan optimisme serupa. “Alhamdulillah semua berjalan lancar. Warga terlihat antusias mencoba, ada yang mendaftar mandiri juga ada yang dibantu oleh agen perlinsos. Kita semua berharap cara baru ini akan lebih tepat sasaran, semua warga bisa daftar sehingga tidak ada warga yang tertinggal untuk bisa didaftarkan,” kata Ipuk.

    Dukungan juga datang dari Ketua Badan Musyawarah Keagamaan (Bamag), Pendeta Anang. Menurutnya, digitalisasi akan mengurangi penyimpangan dan kesalahan pendataan. “Kami sangat mengapresiasi karena dengan digitalisasi ini akan menghindari penyimpangan dan kesalahan pendataan. Semoga bisa segera membenahi sehingga penyalurannya tidak meleset,” ungkapnya.

    Maryati (60), buruh tani asal Desa Kemiren, mengaku baru pertama kali berkesempatan mendaftar. “Saya ini kan buruh tani, anak saya juga buruh tani tapi tidak pernah dapat bantuan. Tidak tahu kenapa. Semoga dengan langsung didaftarkan ke pemerintah, saya bisa dapat bansos,” harapnya.

    Dalam uji coba awal ini hadir Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono, Kepala Pusdatin Kesejahteraan Sosial Kemensos Joko Widiarto, Direktur Aplikasi Pemerintah Digital Kementerian Komdigi Yessi Arnaz Ferari, dan Asisten Deputi Keterpaduan Layanan Digital PANRB Adi Nugroho.

    Masyarakat bisa mendaftar bansos dengan dua cara. Pertama, secara mandiri melalui aplikasi Portal Perlinsos (Perlindungan Sosial) dengan syarat memiliki Identitas Kependudukan Digital (IKD). Kedua, melalui agen perlinsos yang telah dilatih, berjumlah sekitar 500 orang di Banyuwangi, terdiri dari pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), serta operator desa dan kelurahan.

    Tubagus Nugraha, Direktur Eksekutif Bidang Sinkronisasi Kebijakan Program Prioritas Dewan Ekonomi Nasional, menjelaskan pendaftaran digitalisasi bansos di Banyuwangi secara menyeluruh akan dimulai Oktober 2025. Data hasil digitalisasi ini akan dipakai dalam penyaluran PKH dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) tahun 2026.

    “Selanjutnya, jika sudah ada hasil yang sekiranya dirasa lebih akurat maka warga akan menerima pemberitahuan apakah layak atau tidak menerima disertai sejumlah alasan. Apabila tidak puas dengan hasil verifikasi, di portal tersebut disediakan kolom Sanggahan,” jelas Tubagus. [alr/beq]

  • Pencuri Emas 1,5 Kg di Rumah Bidan di Blitar Pakai Modus Ngaku dari Kementerian

    Pencuri Emas 1,5 Kg di Rumah Bidan di Blitar Pakai Modus Ngaku dari Kementerian

    Blitar (beritajatim.com) – Rumah bidan senior di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar disatroni komplotan maling pada tanggal 12 Agustus 2025 lalu. Diketahui para pelaku menggasak emas seberat 1,5 kilogram senilai kurang lebih Rp2 miliar.

    Selain emas, komplotan maling juga membawa kabur uang tunai senilai Rp20 juta. Kuat dugaan pelaku pencurian ini merupakan sindikat atau komplotan spesialis pencurian dan perampokan.

    Pasalnya sebelum kejadian, ada dua orang terduga pelaku yang menyamar sebagai petugas dari kementerian. Mereka mendatangi rumah bidan tersebut dan mengajak berbicara sang pembantu dan suami dari korban yang sedang sakit.

    “Para pelaku ini mengaku dari petugas kementerian dia ngakunya ASN lagi survei dan mau menyalurkan bantuan pot bunga dari program presiden,” ucap B (74), pemilik rumah pada Jumat (19/9/2025).

    Saat sang pembantu dan suaminya sedang asyik ngobrol, pelaku lain diduga masuk ke rumah melalui pintu samping. Dalam hitungan menit uang 20 juta serta emas 1,5 kilogram yang disimpan di lemari pun raib digondol pelaku.

    Kedua terduga pelaku yang menyamar sebagai petugas dari kementerian itu pun kemudian pergi sesaat setelah aksi bisa dilancarkan.

    “Mereka ini seperti sudah ahli, langsung masuk kamar utama tanpa mengacak ngacak kamar yang lain, bahkan emas yang saya simpan di pojokan lemari juga digondol,” imbuhnya.

    Aksi pencurian bernilai fantastis tersebut, terjadi saat pemilik rumah yang merupakan bidan senior di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar sedang berkunjung ke Banyuwangi. Saat ditinggal itu, di rumah hanya ada sang suami dan pembantu.

    “Saat itu yang dirumah suami saya yang sedang sakit dan seorang pembantu, pelaku itu seperti sudah tahu dan langsung mencongkel pintu kamar utama tempat dimana emas dan uang saya simpan,” ungkap B (74), pemilik rumah saat dikonfirmasi pada Kamis (18/9/2025).

    Diketahui emas yang dicuri oleh para komplotan maling ini merupakan tabungan dan investasi dari sang bidan. Emas tersebut ditabung oleh sang bidan sejak tahun 1991 yang kemudian terkumpul hingga sekarang.

    Namun setelah terkumpul, emas dan perhiasan sekitar 1,5 kilogram tersebut justru raib usai digondol oleh komplotan maling. Kini kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Kesamben.

    “Uang tunainya sekitar Rp20 juta saya simpan di kresek, kemudian emas dan perhiasan seberat 1,5 kilogram,” imbuhnya.

    Menurut sang bidan, sebelum aksi pencurian itu, ada seorang pria yang datang ke rumahnya. Pria tersebut berpura-pura menanyakan lingkungan. Diduga pria tersebut sengaja mengalihkan perhatian sang pembantu yang ada di rumah agar komplotan tersebut bisa masuk.

    “Suami saya yang mau kencing juga ditemui sama satu lagi pelaku disitu sang pelaku juga bertanya-tanya dan mengalihkan perhatian,” tegasnya.

    Kini sang bidan berharap kasus ini bisa segera diungkap oleh polisi. Pasalnya emas dan uang tersebut merupakan tabungan masa tuanya.

    “Sebetulnya sudah ditindaklanjuti oleh polisi tapi saya berharap ini bisa segera diselesaikan,” tegasnya. [owi/beq]

  • Rumah Bidan di Blitar Disatroni Maling, Emas 1,5 Kg Senilai Rp2 Miliar Raib

    Rumah Bidan di Blitar Disatroni Maling, Emas 1,5 Kg Senilai Rp2 Miliar Raib

    Blitar (beritajatim.com) – Rumah bidan senior di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar disatroni komplotan maling pada Jumat, 12 Agustus 2025 lalu. Diketahui para pelaku menggasak emas seberat 1,5 kilogram senilai kurang lebih Rp2 miliar.

    Selain emas senilai kurang lebih 2 miliar, komplotan maling juga membawa kabur uang tunai senilai Rp.20 juta. Aksi pencurian bernilai fantastis tersebut, terjadi saat pemilik rumah yang merupakan bidan senior di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar sedang berkunjung ke Banyuwangi.

    “Saat itu yang dirumah suami saya yang sedang sakit dan seorang pembantu, pelaku itu seperti sudah tahu dan langsung mencongkel pintu kamar utama tempat dimana emas dan uang saya simpan,” ungkap B (74), pemilik rumah saat dikonfirmasi pada Kamis (18/9/2025).

    Diketahui emas yang dicuri oleh para komplotan maling ini merupakan tabungan dan investasi dari sang bidan. Emas tersebut ditabung oleh sang bidan sejak tahun 1991 yang kemudian terkumpul hingga sekarang.

    Namun setelah terkumpul, emas dan perhiasan sekitar 1,5 kilogram tersebut justru raib usai digondol oleh komplotan maling. Kini kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Kesamben.

    “Uang tunainya sekitar Rp20 juta saya simpan di kresek, kemudian emas dan perhiasan seberat 1,5 kilogram,” imbuhnya.

    Menurut sang bidan, sebelum aksi pencurian itu, ada seorang pria yang datang ke rumahnya. Pria tersebut berpura-pura menanyakan lingkungan. Diduga pria tersebut sengaja mengalihkan perhatian sang pembantu yang ada di rumah agar komplotan tersebut bisa masuk.

    “Suami saya yang mau kencing juga ditemui sama satu lagi pelaku. Di situ sang pelaku juga bertanya-tanya dan mengalihkan perhatian,” tegasnya.

    Kini sang bidan berharap kasus ini bisa segera diungkap oleh polisi. Pasalnya emas dan uang tersebut merupakan tabungan masa tuanya.

    “Sebetulnya sudah ditindaklanjuti oleh polisi tapi saya berharap ini bisa segera diselesaikan,” tegasnya. [owi/beq]