kab/kota: Banyuwangi

  • 4 Ribu Ayam Mati Hangus saat Kandang di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Rp500 Juta

    4 Ribu Ayam Mati Hangus saat Kandang di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Rp500 Juta

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kebakaran hebat menghanguskan satu bangunan kandang ayam,  di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025).

    Dari kejadian tersebut, sebanyak 4.000 ekor ayam mati terpanggang. Akibatnya, pemilik ternak harus menelan kerugian yang ditaksir hingga mencapai setengah miliar rupiah.

    Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, Kamis (25/9/2025) menjelaskan, sang pemilik usaha ternak ayam Qomarudin (55) sempat lemas melihat usahanya ludes terbakar. Peristiwa itu bahkan diketahui langsung oleh sang pemilik pada sekitar pukul 04:07 WIB usai melaksanakan shalat shubuh di musholla.

    Lebih menyedihkan lagi, bahwa sejumlah ayamnya yang terpanggang dalam kobaran api itu adalah bibit ayam yang baru saja datang pada, Selasa (23/9/2025) lalu dan sedang dilakukan treatment berupa dimasukkan oven penghangat suhu.

    Apalagi, kandang ayam itu ternyata dijaga oleh Qomarudin hingga pukul 03.00 WIB saat peristiwa terjadi.

    “Ayamnya berjumlah 8500 ekor dan ayam yang mati terbakar sejumlah 4.000 ekor. Bersyukur ayam yang berhasil di selamatkan berisi 4500 ekor,” kata Yoppy.

    Dari hasil asessement sementara tim Damkarmat Banyuwangi mengaku, kebakaran diduga dari mesin oven atau pemanas yang overheat di salah satu kandang. Untuk diketahui, bahwasannya TKP kebakaran terdapat dua buah bangunan kandang ayam yang berjajar berdekatan.

    “Saat petugas datang satu kandang sudah terbakar habis dan sudah mulai merambat ke kandang sebelahnya. Tidak lama petugas dapat memutus dan memadamkan api di kandang yang akan terbakar,” jelas Yoppy.

    Yoppy menjelaskan, awalnya api sudah terlihat membakar bagian pojok kandang dan dengan cepat melalap atap. Tak tinggal diam, Qomarudin dibantu warga yang juga baru pulang dari Mushalla, memadamkan api dengan peralatan seadanya, seperti selang air, gayung, dan timba, mereka berjuang keras melawan kobaran api yang semakin membesar.

    “Setelah petugas Damkarmat datang, tak berselang lama api berhasil padam. Meskipun tidak menelan korban jiwa, namun total kerugian ditaksir mencapai Rp.500 Juta. Satu kandang ludes terbakar dan 4.000 ekor ayam mati terpanggang atas insiden kebakaran itu,” tandasnya. [ayu/but]

     

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • Bupati Ipuk Panen Padi Bersama Petani Banyuwangi dalam Peringatan Hari Tani Nasional

    Bupati Ipuk Panen Padi Bersama Petani Banyuwangi dalam Peringatan Hari Tani Nasional

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, turut serta dalam panen padi bersama petani di Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Rabu (24/9/2025). Acara ini menjadi ajang apresiasi kepada petani yang telah berperan penting dalam menunjang produksi pangan daerah.

    Bupati Ipuk tak hanya menyaksikan panen, namun juga merasakan pengalaman menaiki mesin combat yang digunakan untuk memanen padi di lahan seluas 8.000 meter persegi. Dalam kesempatan tersebut, Ipuk menyampaikan rasa terima kasih kepada petani atas kontribusinya terhadap ketahanan pangan di Banyuwangi.

    “Petani ini sangat berharga, Banyuwangi bisa surplus ini juga berkat beliau para petani. Oleh karenanya saya ucapkan banyak-banyak terimakasih,” ungkap Ipuk.

    Selepas panen, Ipuk meluangkan waktu untuk duduk bersama petani, mendengarkan keluhan, serta memberikan apresiasi atas kerja keras mereka.

    Dalam dialog tersebut, Bupati Ipuk mengungkapkan bahwa berkat kerja keras petani, Banyuwangi tetap bertengger sebagai salah satu dari lima daerah penghasil pertanian terbesar di Jawa Timur. “Tahun ini, selain padi, produksi hortikultura di Banyuwangi juga sangat memuaskan,” lanjut Ipuk.

    Sebagai bagian dari upaya mendukung petani, dalam dialog tersebut, beberapa usulan pun disampaikan oleh para petani. Salah satu permintaan utama adalah penambahan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) untuk mempercepat proses panen.

    Tanggapi permintaan tersebut, Ipuk berjanji akan berupaya merealisasikan lewat berbagai skema, baik melalui koordinasi dengan pemerintah pusat ataupun pencarian dukungan melalui program CSR dari perusahaan-perusahaan di Banyuwangi.

    Saat ini, Banyuwangi memiliki lima mesin combat, namun Ipuk menyatakan bahwa jumlah tersebut masih kurang mengingat luas lahan yang cukup besar. “Semoga bisa kita penuhi dengan dukungan dari pemerintah pusat ataupun CSR,” ujar Ipuk.

    Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Banyuwangi, Ilham Juanda, mengungkapkan bahwa produksi pertanian, terutama padi, menunjukkan tren positif dibandingkan tahun lalu. Dari Januari hingga September 2025, luas lahan padi di Banyuwangi mencapai 101.023 hektare, naik seribu hektare dibandingkan tahun sebelumnya.

    Dengan rata-rata produksi 6 ton per hektare, Banyuwangi berpotensi menghasilkan sekitar 600 ribu ton gabah. “Selain itu, harga gabah yang stabil dan cukup tinggi, sekitar Rp6.500 per kilogram, juga turut mendorong semangat para petani untuk terus bertani,” kata Ilham.

    Ilham juga menyampaikan bahwa dukungan pemerintah melalui program intensifikasi pertanian, distribusi pupuk, serta pendampingan dari penyuluh lapangan telah berperan penting dalam menjaga produktivitas pertanian.

    “Meskipun hujan turun, petani tetap melanjutkan penanaman padi, yang menunjukkan bahwa siklus tanam dapat berjalan lebih intensif dan produktif,” tambahnya. [les/suf]

  • Banyuwangi Catat 2.574 Kasus Positif TBC, Gencarkan Skrining Kesehatan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 September 2025

    Banyuwangi Catat 2.574 Kasus Positif TBC, Gencarkan Skrining Kesehatan Surabaya 24 September 2025

    Banyuwangi Catat 2.574 Kasus Positif TBC, Gencarkan Skrining Kesehatan
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Kasus tuberkulosis atau TBC di Banyuwangi, Jawa Timur, masih tinggi. Pemkab menggencarkan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi penyakit itu sejak dini.
    “Total suspek TBC per minggu kedua September tahun 2025 sebanyak 20.220 orang,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, Selasa (23/9/2025).
    Sementara, total kasus TBC terkonfirmasi positif pada tahun 2025 sebanyak 2.574 kasus.
    Artinya, dari setiap 100 suspek yang diperiksa, sekitar 12,7 persen terkonfirmasi TBC.
    Rasio tersebut, dikatakan Amir, masih relatif sesuai dengan proporsi nasional antara 10–15 persen.
    Sebaran kasus tertinggi di Banyuwangi Kota sebanyak 606 kasus, Kecamatan Gambiran 251 kasus, Kecamatan Genteng 209 kasus, Kecamatan Muncar 120 kasus, dan Kecamatan Rogojampi 125 kasus.
    “Untuk tren tahunan, pada tahun 2023 suspek 24.933 positif 3.064 orang, tahun 2024 suspek 25.885 positif 3.255 orang, dan per September suspek 20.220 positif 2.574 orang,” urai Amir.
    Peningkatan suspek, disebut Amir, karena pihaknya terus melakukan surveilans atau pengumpulan data untuk meneliti kontak erat dengan pasien positif, sebab penyakit berisiko menular.
    Pihaknya pun terus melakukan upaya skrining aktif secara intensif, berbasis komunitas yaitu ACF (active case finding) di beberapa titik, misalnya lembaga pemasyarakatan, pondok pesantren, dan perkampungan padat.
    “Kami juga melakukan penguatan jejaring layanan dengan pelibatan klinik swasta, dokter praktik, dan rumah sakit swasta dalam pelaporan TBC,” tambahnya.
    Untuk pengendalian faktor risiko, Dinas Kesehatan Banyuwangi terus berupaya memberi edukasi masyarakat tentang ventilasi rumah, gizi, serta skrining kontak serumah pasien TBC.
    Target 2025-2026 terdapat peningkatan capaian penemuan kasus hingga minimal 90 persen dari estimasi beban kasus WHO, agar eliminasi TBC 2030 bisa tercapai.
    Penyakit yang menyerang paru-paru akibat bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini sedang menjadi atensi nasional. 
    Seperti yang terwujud dalam Gerakan Indonesia Akhiri TBC dengan target eliminasi TBC pada tahun 2030 melalui Perpres No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gus Ipul Klaim 330.000 Keluarga Penerima Bansos Naik Kelas Setiap Tahun
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 September 2025

    Gus Ipul Klaim 330.000 Keluarga Penerima Bansos Naik Kelas Setiap Tahun Nasional 23 September 2025

    Gus Ipul Klaim 330.000 Keluarga Penerima Bansos Naik Kelas Setiap Tahun
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengklaim, sekitar 330.000 keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial di seluruh Tanah Air naik kelas setiap tahun menjadi keluarga yang mandiri dan berdaya.
    “Ada sekitar 33.000 pendamping bagi KPM se-tanah air. Kalau satu pendamping mendampingi 10 KPM, maka setiap tahun ada 330.000 keluarga yang naik kelas,” kata Mensos Saifullah melansir Antara, Selasa (23/9/2025).
    Dari penerima bansos, Gus Ipul menyebut, KPM akan menjadi keluarga berdaya seperti pesan Presiden Prabowo.
    “Tujuan utama bansos adalah mendorong graduasi KPM menuju kemandirian, jelas ya,” ujar Mensos.
    Setelah lulus dari bansos, kata dia, KPM akan mendapat akses program pemberdayaan berupa bantuan modal, akses pasar, dan dukungan dari kementerian maupun lembaga lain.
    Gus Ipul menuturkan bahwa saat ini Kemensos bersama Dewan Ekonomi Nasional sedang menyiapkan mekanisme digitalisasi penyaluran bansos, yang mana uji coba telah dilakukan di Banyuwangi, Jawa Timur.
    Ke depan, ia berharap penyaluran bansos bisa sepenuhnya menggunakan sistem digital di berbagai daerah, menggunakan mesin yang sudah dirancang dengan baik akan memilah penerima sehingga lebih transparan dan akuntabel.
    “Apa yang sudah dirancang Presiden Prabowo di Kementerian Sosial, harus ditindaklanjuti di daerah demi meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Mensos Saifullah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penerbangan Surabaya-Banyuwangi jadi pilihan perjalanan wisatawan

    Penerbangan Surabaya-Banyuwangi jadi pilihan perjalanan wisatawan

    Banyuwangi (ANTARA) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan beroperasinya kembali penerbangan rute Surabaya-Banyuwangi akan semakin melengkapi pilihan perjalanan bagi pelaku bisnis dan wisatawan karena waktu tempuh lebih cepat ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

    Mulai Rabu, 24 September 2025, penerbangan rute Banyuwangi-Surabaya nantinya dilayani oleh Maskapai Wings Air dengan menggunakan pesawat ATR 72 dengan kapasitas 72 orang penumpang.

    “Aksesibilitas semakin bertambah, makin banyak pilihan ke Banyuwangi, dan Bandara Banyuwangi tidak hanya melayani rute Jakarta-Banyuwangi tiap hari, tapi mulai besok kembali melayani Surabaya-Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk di Banyuwangi, Selasa.

    Menurutnya, sejak pandemi COVID-19 penerbangan rute Banyuwangi-Surabaya sempat terhenti, dan mulai Rabu (24/9) Maskapai Wings Air kembali beroperasi.

    “Alhamdulillah sudah banyak yang pesan tiket secara daring. Kami apresiasi Maskapai Wings Air yang kembali membuka rute ini, tentunya ini akan berdampak bagus untuk Banyuwangi, dan perekonomian daerah,” kata Ipuk.

    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi Komang Sudira Atmaja menambahkan, saat ini tiket pesawat sudah bisa dipesan secara daring, dan harganya pun cukup bersaing, yakni sekitar Rp700.000.

    Ia menyampaikan untuk sementara penerbangan rute Surabaya-Banyuwangi memang baru dua kali dalam sepekan, dan jika terus berkembang, pihak maskapai akan melakukan penyesuaian.

    Jadwal penerbangan rute Surabaya-Banyuwangi, beroperasi dua kali dalam sepekan, yakni pada Rabu dan Minggu, dengan waktu tempuh 50 menit. Pesawat berangkat dari Surabaya pukul 12.10 WIB, dan tiba di Bandara Banyuwangi pukul 13.00 WIB, dari Banyuwangi pesawat bertolak pukul 13.20 WIB dan tiba di Surabaya pukul 14.05 WIB.

    “Selain melalui udara, jalur Banyuwangi-Surabaya juga dilayani kereta api, dan transportasi kereta api Banyuwangi – Surabaya merupakan salah satu rute terpadat,” kata Komang.

    “Di Banyuwangi juga tersedia kapal cepat yang menghubungkan Banyuwangi dan Denpasar (Bali), waktu tempuhnya hanya 2,5 jam, dan penumpang sudah bisa sampai ke Denpasar,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Novi Husdinariyanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tepuk Sakinah Viral di TikTok, Calon Pengantin Harus Tahu Jika Ingin Menikah dalam Waktu Dekat!

    Tepuk Sakinah Viral di TikTok, Calon Pengantin Harus Tahu Jika Ingin Menikah dalam Waktu Dekat!

    GELORA.CO –  Tren unik kembali lahir dari TikTok. Kali ini bukan soal dance challenge atau tren hiburan biasa, melainkan sesuatu yang erat kaitannya dengan dunia pernikahan: Tepuk Sakinah.

    Fenomena ini bermula dari berbagai unggahan akun resmi Kantor Urusan Agama (KUA), salah satunya dari KUA Pagu Kediri dan KUA Wongsorejo, Banyuwangi.

    Video tersebut menampilkan para calon pengantin yang diajak untuk melakukan yel-yel Tepuk Sakinah saat bimbingan pra nikah.

    Metode ini langsung mencuri perhatian netizen. Ada yang menilai lucu, ada juga yang merasa terhibur, bahkan banyak yang mencoba mempraktikkannya bersama pasangan.

    Dari Ice Breaking Jadi Viral di TikTok

    Menurut unggahan KUA Beji Depok, Tepuk Sakinah awalnya hanyalah metode ice breaking atau penyemangat ketika bimbingan perkawinan.

    Tujuannya sederhana: mencairkan suasana, membuat peserta lebih rileks, dan menanamkan semangat membangun rumah tangga yang harmonis.

    Gerakan ini dilakukan dengan berdiri tegak, tepukan tangan, serta diiringi nyanyian bertema keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah.

    Bahkan ada lirik khas yang digunakan, seperti:

    Berpasangan 3x (prok prok prok)

    Janji Kokoh 3x (prok prok prok)

    Saling Cinta, Saling Hormat, Saling Jaga, Saling Ridho,

    Musyawarah untuk sakinah.

    Tak heran jika netizen ramai menanggapi dengan beragam komentar lucu:

    “Info KUA yg ga ada tepuk sakinahnyaa???”

    “Udah umur segini males²an nikah malah ada tepuk sakinah ???.”

    “Gue ngakak bgt kalo disuruh begini ???.”Lima Pilar Keluarga Sakinah dalam Satu Tepukan

    Di KUA Wongsorejo, metode ini diperkenalkan oleh penyuluh Lulu Atin Mustafida atau akrab disapa Bunda Lulu.

    Ia menjelaskan bahwa Tepuk Sakinah tidak hanya hiburan, tapi merangkum lima pilar penting keluarga sakinah yang wajib diingat calon pengantin:

    1. Berpasangan – fondasi utama rumah tangga.

    2. Janji kokoh – menjaga komitmen pernikahan.

    3. Saling cinta, hormat, dan jaga – memperlakukan pasangan dengan baik.

    4. Musyawarah – mencari solusi bersama ketika ada masalah.

    5. Saling ridho – menerima kekurangan dan kelebihan pasangan.

    Menurutnya, cara sederhana ini lebih mudah diingat generasi muda ketimbang ceramah panjang.

    Bahkan, saat terjadi konflik rumah tangga, mengingat tepukan ini bisa membuat pasangan tersenyum kembali.

    Cocok untuk Generasi Muda yang Akan Menikah

    Awalnya Tepuk Sakinah hanya ada di kelas bimbingan perkawinan.

    Namun kini, berkat media sosial, metode ini viral dan dinilai cocok untuk calon pengantin muda yang lebih akrab dengan gaya belajar interaktif.

    Selain memberi hiburan, yel-yel ini juga mengingatkan bahwa membangun rumah tangga bukan hanya soal cinta, tapi juga tanggung jawab, komunikasi, dan kebersamaan.

    Jadi, kalau kamu dan pasangan berencana menikah dalam waktu dekat, jangan kaget kalau KUA mengajakmu ikut Tepuk Sakinah. Bisa jadi momen lucu, tapi juga penuh makna untuk perjalanan rumah tangga ke depan.

  • Penerbangan Surabaya–Banyuwangi Kembali Dibuka Besok, Wings Air Layani Dua Kali Sepekan

    Penerbangan Surabaya–Banyuwangi Kembali Dibuka Besok, Wings Air Layani Dua Kali Sepekan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Penerbangan rute Surabaya–Banyuwangi kembali beroperasi mulai Rabu (24/9/2025) setelah sempat terhenti sejak pandemi Covid-19. Maskapai Wings Air melayani rute ini menggunakan pesawat ATR 72 dengan kapasitas 72 penumpang.

    “Setelah sempat terhenti selama covid, Wings Air kembali buka rute Surabaya – Banyuwangi. Mulai besok Rabu 24 September 2025. Alhamdulillah sudah banyak yang pesan di online,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Selasa (23/9/2025).

    Ipuk menyebut hadirnya kembali rute penerbangan ini akan semakin melengkapi pilihan perjalanan ke Banyuwangi, baik bagi pelaku bisnis, wisatawan, maupun masyarakat umum karena waktu tempuhnya yang lebih singkat.

    “Bandara Banyuwangi tidak hanya layani rute Jakarta – Banyuwangi tiap hari, namun kini kembali layani Surabaya – Banyuwangi. Kami mengapresiasi Maskapai Wings Air yang kembali membuka rute ini, tentunya ini akan berdampak bagus untuk Banyuwangi. Mendorong perekonomian daerah,” ujarnya.

    Plt. Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja menjelaskan jadwal penerbangan rute ini akan beroperasi dua kali sepekan, yakni setiap Rabu dan Minggu dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Pesawat berangkat dari Surabaya pukul 12.10 WIB dan tiba di Bandara Banyuwangi pukul 13.00 WIB. Dari Banyuwangi, pesawat lepas landas pukul 13.20 WIB dan tiba di Surabaya pukul 14.05 WIB.

    Menurut Komang, tiket penerbangan sudah bisa dipesan secara online dengan harga sekitar Rp700 ribuan. “Saat ini tiket sudah bisa dipesan online. Harganya juga cukup bersaing Rp. 700 ribuan,” ujarnya.

    Ia menambahkan, hingga kini tercatat 32 penumpang telah membeli tiket untuk perjalanan Banyuwangi–Surabaya, sementara 37 penumpang sudah memiliki tiket untuk rute Surabaya–Banyuwangi.

    “Sekarang penerbangan memang baru dua kali dalam sepekan. Seiring jumlah penumpang yang akan terus berkembang, pihak maskapai akan melakukan penyesuaian,” jelas Komang.

    Selain jalur udara, perjalanan Banyuwangi–Surabaya juga dilayani enam rangkaian kereta api setiap harinya. Sementara itu, opsi transportasi lain tersedia melalui kapal cepat yang menghubungkan Banyuwangi dengan Denpasar, Bali, dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam.

    “Penumpang bisa beli tiket di aplikasi Express Bahari,” kata Komang. [alr/beq]

  • Cara Daftar Bansos Lewat Agen Perlinsos, Simak Tahapannya!

    Cara Daftar Bansos Lewat Agen Perlinsos, Simak Tahapannya!

    Jakarta

    Pemerintah mempersiapkan uji coba digitalisasi bantuan sosial (bansos) melalui Portal Perlindungan Sosial (Perlinsos) khusus masyarakat Banyuwangi. Lewat Perlinsos, masyarakat dapat mendaftar bansos, mengecek status pendaftaran, menautkan rekening, hingga mengajukan sanggahan secara lebih mudah dan transparan.

    Selain daftar mandiri, masyarakat Banyuwangi dapat mendaftar bansos lewat Agen Perlinsos melalui Portal Pendamping. Berikut caranya.

    Bersumber dari Indonesiabaik, Portal Perlinsos merupakan simulasi layanan masyarakat untuk:

    Mendaftar program bantuan sosial (PKH, BPNT)Menautkan/menominasikan rekening bank untuk menerima bantuanCek status pendaftaran dan verifikasi secara real timeMengajukan sanggahan jika ditolak dengan menyertakan bukti pendukungMengakses bantuan Resolution Center (WhatsApp, Portal Perlinsos, dan Pendamping PKH).

    Masyarakat dapat mengakses secara self service maupun lewat agen Perlinsos di area domisili masyarakat (Pendamping PKH, TKSK, dan Operator Desa/Kelurahan masing-masing).

    Pendaftaran bansos bisa dibantu oleh agen Perlinsos lewat sistem digital bernama Portal Perlinsos khusus Pendamping atau Portal Pendamping. Ini tahapannya.

    Pendamping memasukkan NIK calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ke kolom NIK untuk dilakukan pengecekanPendamping lalu melakukan verifikasi wajah calon KPMSelanjutnya, pendamping memastikan identitas calon KPMPendamping memilih jenis bantuan sesuai permohonan calon KPMKemudian, pendamping membacakan konsen bahwa data calon KPM akan diprosesPendamping melakukan verifikasi wajah calon KPMBerikutnya, pendamping menginformasikan bahwa proses pendaftaram telah selesai (masuk proses verifikasi).

    Catatan:

    Bansos yang tercakup dalam digitalisasi berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)KPM = Keluarga Penerima ManfaatAgen Perlinsos = mencakup pendamping PKH, TKSK, dan Operator Desa masing-masing.Jadwal Uji Coba Portal Perlinsos

    Masyarakat Banyuwangi dapat mengikuti uji coba Portal Perlinsos untuk mendaftar bansos. Tahap simulasi/uji coba awal di Desa Kemiran dan Kel. Lateng, Banyuwangi mulai tanggal 18 September 2025 kemarin.

    Berikut jadwal pelaksanaan uji coba portal Perlinsos.

    September: Pelatihan Pendamping PKH dan uji coba skala kecilSeptember – Oktober: Periode registrasi bagi masyarakatOktober – November: Periode seleksi oleh pemerintahNovember (akhir): Pengumuman hasil seleksi kepada pendaftarDesember: Periode sanggah bagi yang tidak lolos dan evaluasi keseluruhan

    *Setelah uji coba awal, Portal Perlinsos dapat diakses oleh seluruh masyarakat Banyuwangi.

    (kny/imk)

  • Lantik Sekda di Tempat Pengolahan Sampah, Bupati Ipuk: ASN Itu Melayani Bukan Dilayani

    Lantik Sekda di Tempat Pengolahan Sampah, Bupati Ipuk: ASN Itu Melayani Bukan Dilayani

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melantik Sekretaris Daerah (Sekda), Guntur Priambodo, di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), Desa Balak, Kecamatan Songgon. Pelantikan merupakan moment unik karena baru pertama kalinya pelantikan pejabat dilakukan di tempat pengolahan sampah.

    Proses pelantikan digelar di halaman gedung pengolahan sampah. Meski berbaur dengan aroma kurang sedap tak membuat proses pelantikan terganggu. Prosesi itu tetap berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

    Selain dihadiri oleh seluruh pejabat Pemkab Banyuwangi, pelantikan juga dihadiri puluhan pegawai TPS3R sebagai tamu. Mereka turut mengikuti prosesi mulai awal hingga akhir.

    “Ini bagian dari sebuah pelantikan yang “istimewa”. Karena selain tempatnya, juga dihadiri oleh para karyawan dari TPS3R Balak,” kata Ipuk, Senin (22/9/2025).

    Pemilihan TPS3R sebagai lokasi pelantikan bukan tanpa alasan. Dengan cara itu, Ipuk mengingatkan agar para pejabat di lingkup Pemkab Banyuwangi sesering mungkin turun ke lapangan.

    “Bahwa tugas pemerintah daerah itu tidak hanya merancang kebijakan. Tetapi juga harus mampu menyelesaikan secara konkret permasalahan yang ada di masyarakat dengan turun langsung ke lapangan,” imbuh Ipuk.

    Kepada Guntur, Ipuk mengingatkan tugas sekda adalah pusat dari kendali birokrasi. Maka, dia meminta agar sekda mampu mengendalikan birokrasi juga bisa menghubungkan visi kepala daerah dengan eksekusinya dalam program-program kerja.

    Ipuk turut menjabarkan berbagai hal pokok yang harus dicapai untuk membawa Banyuwangi sebagai daerah yang berdaya saing. Tugas-tugas itu antara lain menurunkan angka kemiskinan, menciptakan inovasi yang berdampak, hingga mendorong sumber daya manusia yang unggul.

    “Kepada sekda yang baru, saya titipkan amanah, saya minta membangun birokrasi yang melayani, bukan dilayani. Saya minta kepada semua pejabat untuk turun ke lapangan, lihat kondisi di bawah,” ucapnya.

    Sementara Guntur menyatakan siap untuk mengemban berbagai tugas dari Bupati Banyuwangi. Termasuk untuk mendukung visi-misi kepala daerah dalam program-program pemerintah.

    “Tugas-tugas pokok dari sekda adalah menyambungkan, menghubungkan, mengkoordinasikan, mengkarakterasi program kerja di OPD (Organisasi Perangkat Daerah),” katanya.

    Guntur merupakan salah satu ASN berpengalaman di Lingkungan Pemkab Banyuwangi. Sebelum dilantik menjadi Sekda, Guntur pernah menjabat sebagai Plh Sekda, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Asisten Administrasi Umum, Kepala Dinas PU Pengairan Pengairan, dan sejumlah jabatan lainnya.

    Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Banyuwangi, Ilzam Nuzuli menambahkan, mekanisme pengangkatan sekda telah melalui tahapan sesuai PP 11 Tahun 2017, sebagaimana diubah dengan PP 17 Tahun 2020 tentang Manajemen PNS.

    Seluruh proses pelaksanaan di bawah pengawasan Deputi Pengawasan dan Pengendalian Badan Kepegawaian Negara.

    Pemkab Banyuwangi juga telah membuka pendaftaran jabatan Sekda melalui website resmi asnkarier.bkn.go.id, dan telah menyosialisasikan ke BKPP lingkungan Pemprov Jatim.

    “Mulai dari dibukanya seleksi terbuka selama 15 hari kalender, dan perpanjangan seleksi terbuka sebanyak 15 hari kalender tidak ada PNS yang mendaftar,” kata Ilzam.

    Karena tidak ada yang mendaftar selanjutnya Menpan RB telah memberikan pertimbangan pengisian Sekda melalui mekanisme mutasi/rotasi dengan uji kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di lingkup Pemkab Banyuwangi, termasuk usia di atas 58 tahun.

    Hasil uji kompetensi JPT Pratama telah mendapatkan Rekomendasi dari Kepala BKN sebagai dasar, untuk penetapan dan pengangkatan JPT Pratama Sekda dari Pejabat yang terpilih.

    Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan persetujuan Gubernur Jatim melalui surat tertanggal 22 September 2025 tentang Koordinasi Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekda Banyuwangi, selanjutnya menetapkan dan melantik Sekda Banyuwangi melalui mekanisme rotasi dan mutasi. [tar/ian]