kab/kota: Banyuwangi

  • Getaran Terasa di Blitar, Bali hingga Lombok

    Getaran Terasa di Blitar, Bali hingga Lombok

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi sejumlah gempa susulan usai gempa magnitudo (M) 6,5 yang mengguncang Sumenep, Madura, Jawa Timur. Getaran gempa M 6,5 terasa hingga ke wilayah Bali dan Lombok.

    “Gempa susulan sebanyak empat kali ini, terjadi hingga pukul 00.29 WIB, Rabu pagi, dari kejadian awal pada pukul 23.49 WIB pada Selasa (30/9) malam, dengan magnitudo terbesar 4,4,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dilansir Antara, Rabu (1/10/2025).

    Pusat gempa yang terjadi di kabupaten paling timur Pulau Madura tersebut berada pada koordinat 7,25 LS, 114,22 BT, dengan episenter gempa berada di laut 50 Km tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, Sumenep, di kedalaman 11 Km.

    Menurut Daryono, jenis gempa bumi yang terjadi di Sumenep itu adalah gempa tektonik, yakni gempa dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut.

    “Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Pulau Sapudi V-VI MMI (Semua orang merasakan getaran dan terjadi kerusakan ringan), daerah Sumenep, Pamekasan dan Surabaya dengan skala intensitas III-IV MMI, Getaran dirasakan nyata dalam rumah,” katanya.

    Getaran gempa juga dirasakan di daerah Tuban, Denpasar, dan Gianyar dengan skala intensitas III MMI, daerah Tabanan, Buleleng, Kuta dan Banyuwangi dengan skala intensitas II-III MMI.

    Daerah lain yang terpantau juga merasakan getaran gempa di Sumenep dan Pulau Sapudi itu adalah Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Tengah, Malang dan Blitar dengan skala intensitas II MMI.

    “Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya, menjelaskan.

    Pihak BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga terdampak juga diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

    “Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/rfs)

  • Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Bisnis.com, JAKARTA— Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep, Jawa Timur yang terasa hingga Lumajang.

    Melalui akun X resminya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep. Dia menyebut bahwa gempa bumi di Sumenep memiliki magnitudo 6 dan dirasakan hingga ke beberapa wilayah dengan kekuatan gempa berbeda. 

    Dari data yang disampaikan, gempa dengan kategori lemah terasa di Bali, yakni Tabanan, Buleleng, Kuta, Denpasar, dan Gianyar Lalu, gempa lemah juga terasa di Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, dan Tuban. 

    Gempa lemah hingga sedang dirasakan di Situbondo, Sampang, Pamekasan dan Surabaya. Sementara itu, gempa dengan kekuatan sedang dan kuat terasa di Sumenep dan Pulau Sapudi.

    Dia menyebut bahwa gempa bumi yang terjadi adalah jenis gempa tektonik, dangkal akibat aktivitas sesar aktif di bawah laut. Gempa ini terjadi pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB dengan kedalaman 12 km yang berlokasi di laut pada jarak 58 km Sumenep. 

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujarnya. 

    Gempa ini bukanlah satu-satunya yang terjadi. Daryono mencatat ada empat gempa susulan yang terjadi pada rentang waktu yang berdekatan.

    “Hingga (Rabu, 1 Oktober 2025) pukul 00.29 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Madura-Pulau Sapudi M6 menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,4,” katanya.

  • Bupati Bondowoso Dorong Pembayaran Pajak dan Retribusi Daerah Secara Digital

    Bupati Bondowoso Dorong Pembayaran Pajak dan Retribusi Daerah Secara Digital

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi transaksi pajak serta retribusi daerah.

    Langkah ini ditegaskan melalui Surat Edaran (SE) Bupati Bondowoso Nomor 273 Tahun 2025 tentang percepatan pembayaran pajak dan retribusi secara digital.

    Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, dalam SE tertanggal 9 September 2025 itu mengimbau seluruh wajib pajak dan wajib retribusi untuk memanfaatkan kanal pembayaran digital, baik melalui QRIS, internet banking, mobile banking, electronic data capture (EDC), maupun mesin ATM.

    Tujuannya untuk mendukung pencapaian indeks digitalisasi pemerintah daerah sekaligus mempermudah masyarakat dalam bertransaksi.

    Menindaklanjuti SE tersebut, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bondowoso, Dodik Siregar, menyampaikan pihaknya akan fokus mengoptimalkan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun ini.

    “Apalagi nilai ETPD (Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah) kita masih yang terendah se-Sekarkijang, yakni wilayah eks Karesidenan Besuki dan Lumajang yang meliputi Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi,” ungkap Dodik, Selasa (30/9/2025).

    Menurutnya, ke depan digitalisasi pembayaran juga mencakup Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) yang diterbitkan Pemkab Bondowoso akan dilengkapi dengan barcode dan nomor rekening kas daerah.

    Dengan begitu, wajib pajak bisa langsung melakukan pembayaran menggunakan QRIS atau transfer melalui telepon genggam tanpa harus datang dan membayar tunai di kantor.

    “Ini bukan hanya soal kemudahan, tapi juga upaya mencegah kebocoran PAD, terutama dari sektor PBB,” tegasnya.

    Digitalisasi transaksi ini diharapkan mampu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah, serta memperluas partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan Bondowoso. (awi/ted)

  • Lapas Banyuwangi Intensifkan Pengecekan, Fokus Deteksi Dini Gangguan Keamanan

    Lapas Banyuwangi Intensifkan Pengecekan, Fokus Deteksi Dini Gangguan Keamanan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas. Upaya ini ditunjukkan melalui pengecekan menyeluruh di seluruh area, menyusul kegiatan penggeledahan kamar hunian yang dilakukan sebelumnya pada Senin (29/9/2025) malam.

    Kegiatan intensif tersebut bertujuan untuk memetakan potensi kerawanan gangguan keamanan dan ketertiban (Kamtib) yang bisa muncul kapan saja. Pengecekan dilakukan secara detail, tidak hanya sekadar pengawasan sepintas.

    Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menjelaskan bahwa pemeriksaan kali ini difokuskan pada dua aspek utama. Pertama, evaluasi kelayakan sarana dan prasarana. Kedua, identifikasi benda-benda yang berpotensi dimanfaatkan penghuni untuk menimbulkan gangguan Kamtib.

    “Pengecekan dilakukan secara merata, baik di dalam seluruh blok bangunan hunian maupun di lingkungan luar sekitar Lapas untuk memastikan tidak ada area yang terlewat,” ujarnya.

    Menurut Wayan, langkah proaktif ini merupakan bagian integral dari sistem deteksi dini. Dengan deteksi dini, potensi gangguan bisa diminimalisir sejak awal sebelum berkembang menjadi masalah besar.

    “Melalui deteksi dini, setiap hal yang dikhawatirkan akan menjerumus pada gangguan Kamtib dapat diminimalisir sejak dini,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, inspeksi mendadak maupun rutin diharapkan dapat terus memastikan kondisi Lapas tetap aman dan kondusif. Dengan terpetakannya titik rawan serta terkendalinya benda-benda yang berisiko, pembinaan terhadap warga binaan dapat berjalan lebih optimal.

    “Pembinaan akan berjalan dengan baik jika lingkungan Lapas selalu berada dalam kondisi yang aman dan kondusif,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Festival Musik Tepi Sawah Banyuwangi Suguhkan Harmoni Alam dan Promosi Wisata Ijen

    Festival Musik Tepi Sawah Banyuwangi Suguhkan Harmoni Alam dan Promosi Wisata Ijen

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Perhelatan Musik Tepi Sawah yang digelar di halaman penginapan Teras Ijen, Kecamatan Licin, Banyuwangi pada Minggu (29/9/2025) berlangsung meriah dengan panorama persawahan hijau dan latar megah Gunung Ijen. Meski sempat diguyur hujan ringan, antusias penonton dari berbagai kota tetap tinggi untuk menikmati salah satu agenda musik rutin Banyuwangi.

    Ratusan pengunjung menikmati konser di tengah hamparan sawah dengan suasana terasiring khas kaki gunung. Mereka duduk di kursi maupun lesehan di bawah pohon cengkeh dan kelapa, sambil merasakan kesejukan angin pegunungan. Dari sore hari, penonton sudah berdatangan, disambut pemandangan sawah hijau, semilir angin, dan matahari senja yang perlahan tenggelam.

    Alunan musik akustik pembuka hingga kolaborasi musik etnik Banyuwangi berpadu dengan tiupan saxophone menemani sore di kaki Ijen. Banyak pengunjung mengabadikan momen langka itu dengan latar sawah dan gunung. “Vibes-nya keren sekali. Menikmati musik sambil memandang gunung dan banyak areal persawahan. Nafas berlimpah oksigen di sini,” ujar Ayik, pengunjung asal Surabaya.

    Saat malam tiba, suasana kian semarak dengan lampu-lampu kecil di area persawahan. Neo Jibles lebih dulu mengguncang panggung sebelum giliran Letto yang paling ditunggu tampil memukau ribuan penonton.

    Festival Musik Tepi Sawah bukan sekadar konser, melainkan juga sarana untuk mengangkat kearifan lokal dan hidden gem kawasan Ijen. Selain musik, pengunjung dapat menjelajahi wisata alam, kuliner lokal, hingga homestay artistik di pedesaan.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan festival ini dirancang sebagai pemicu promosi potensi wisata kawasan Ijen. “Musik Tepi Sawah ini sebenarnya hanyalah triger. Sejatinya kita sedang mempromosikan berbagai potensi wisata yang berkembang pesat di sekitar kaki Gunung Ijen, khususnya di Kecamatan Ijen dan sekitarnya,” terangnya, Senin (29/9/2025).

    Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga meluncurkan paket wisata Hot Deals 3D2N dan Ijen Golden Route. Inisiatif ini merupakan kolaborasi pelaku wisata untuk menghadirkan pengalaman lengkap mulai dari penginapan, destinasi, atraksi seni, hingga kuliner.

    “Dalam Golden Route ini wisatawan bisa menikmati pengalaman lengkap, mulai hotelnya, destinasinya, atraksi seninya, hingga kulinernya, semua dalam satu paket perjalanan. Harapannya dapat meningkatkan perekonomian warga setempat,” jelas Ipuk. [alr/beq]

  • Rajin Upload Struk Belanja ke Smart Kampung Banyuwangi, Gadis Asal Bajulmati Dapat Hadiah

    Rajin Upload Struk Belanja ke Smart Kampung Banyuwangi, Gadis Asal Bajulmati Dapat Hadiah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Perasaan kaget dan gembira dirasakan Diah Ayu Prestia Putri saat mengetahui sebagai pemenang sepeda motor undian Sipundi Wangi. Hadiah tersebut diberikan langsung dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu (28/9/2025).

    Nama Diah keluar sebagai pemenang Undian Sipundiwangi (Sistem Pelaksanaan Undian Pajak Daerah di Banyuwangi) tahap I yang diumumkan di area Community and Food Day (CFD).

    “Selamat, Diah berhasil mendapatkan hadiah utama sepeda motor pada pengundian perdana program Sipundiwangi,” imbuh Ipuk.

    Ipuk menjelaskan, Sipundiwangi adalah program yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat dan pelaku usaha yang tertib administrasi.

    Masyarakat yang makan di resto, rumah makan, depot, kafe, warung kopi, dan tempat kuliner lainnya di Banyuwangi bisa mendapat undian berhadiah. Terdapat 83 tempat kulineran yang pelanggannya bisa mengikuti undian berhadiah untuk pelanggan mereka.

    Puluhan tempat kulineran tersebut yang telah memasang alat perekam transaksi Tax Mapper, Sijakawangi (Sistem Informasi Pajak Daerah Kabupaten Banyuwangi).

    Selain kulineran, masyarakat yang telah membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), juga secara otomatis menjadi peserta undian berhadiah.

    Saat mengetahui namanya keluar sebagai pemenang, Diah mengakui selama ini rutin mengupload struk belanja kuliner ke aplikasi Smart Kampung sejak dia mengetahui ada program Sipundiwangi (Sistem Pelaksanaan Undian Pajak Daerah di Banyuwangi) yang dimulai pertengahan Juli lalu.

    “Alhamdulillah, tidak disangka dapat hadiah utama,” jawab gadis asal Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo.

    Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah Banyuwangi Samsudin menambahkan, undian tahap pertama ini berlaku bagi masyarakat yang telah mengupload struk belanjanya pada periode 1 Juli – 24 September 2025. Berikutnya, tahap kedua akan diundi saat peringatan Hari Jadi Banyuwangi pada 18 Desember 2025 mendatang.

    “Pada tahap kedua nanti sasarannya lebih luas. Selain kulineran dan PBB, juga akan menyasar konsumen perhotelan dan wajib pajak kendaraan bermotor,” ungkapnya.

    Samsudin menambahkan, Pemkab akan menggulirkan sejumlah program stimulus. Di antaranya, penghapusan sanksi denda pajak PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) sebagai bentuk keringanan kepada para wajib pajak yang mengalami keterlambatan pembayaran.

    “Juga ada insentif pajak barang dan jasa tertentu sebesar 10 persen,” tandasnya. [alr/aje]

  • Bupati Ipuk Ajak Tokoh Agama Bersama Saling Jaga Kerukunan di Banyuwangi

    Bupati Ipuk Ajak Tokoh Agama Bersama Saling Jaga Kerukunan di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak para tokoh agama untuk terus menguatkan ketahanan keluarga serta menjaga kerukunan di tengah masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyuwangi di Pendopo Shaba Swagata Blambangan.

    Hadir dalam rakor tersebut para tokoh agama dari lintas iman. Tampak di antaranya Ketua FKUB Banyuwangi, Ketua Bamag Banyuwangi, Ketua LDII Banyuwangi dan sejumlah tokoh agama lainnya.

    “Pada kesempatan ini, kami mengajak para tokoh agama sekalian, untuk bersama-sama memperkuat kehidupan keluarga di tengah masyarakat. Keluarga yang harmonis adalah awal dari semua kebaikan,” ungkap Ipuk, Senin (29/9/2025).

    Ketahanan keluarga tersebut, imbuh Ipuk, akan menjadi ketahanan secara luas. Karena banyak persoalan sosial yang terjadi di tengah masyarakat dipicu terlebih dahulu dari kehidupan keluarga yang tidak harmonis. Dari permasalahan kriminal hingga korupsi.

    “Dalam khutbah-khutbahnya, selipkan pesan-pesan penguatan keluarga. Sampaikan tentang parenting, finansial planing dan pesan-pesan lain yang bisa membuat harmonis,” terangnya.

    Selain itu, Ipuk juga mengharapkan peran para tokoh agama untuk menjaga kondusivitas lingkungan. Berbagai potensi yang bisa mengancam kerukunan, khususnya di kalangan umat beragama, harus dimitigasi lebih awal.

    “Apalagi saat ini, daerah harus menghadapi tantangan efisiensi. Akan ada banyak program kemasyarakatan yang berkurang. Ini perlu pendekatan yang tepat agar tidak menimbulkan gejolak sosial,” ungkap Ipuk.

    Pemkab Banyuwangi sendiri, lanjut Ipuk, terus berupaya untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Dengan berbagai program inovatif diharapkan perekonomian dapat tumbuh dengan baik, lapangan kerja bisa tersedia, sehingga masyarakat dapat hidup dengan baik. Dengan kesejahteraan yang terjamin, akan memberikan bantalan sosial yang kokoh untuk menjaga kerukunan.

    “Kami akan terus berinovasi untuk melahirkan program yang berdampak besar. Dengan anggaran yang efisien, tapi outcome yang didapat harus optimal,” pungkasnya. [alr/aje]

  • Tol RI Tambah Panjang Lagi 308,7 Km Tahun Depan, Tembus Yogya & Kediri

    Tol RI Tambah Panjang Lagi 308,7 Km Tahun Depan, Tembus Yogya & Kediri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Panjang tol di Indonesia akan bertambah lagi tahun depan. Sejumlah proyek tol akan rampung pengerjaannya dan siap dioperasikan pada 2026 mendatang.

    Menurut data Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), sejumlah ruas tol yang akan beres pengerjaannya seperti Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo dengan panjang 14,73 Km. Jalan tol ini menghubungkan pusat kota Solo dan Yogyakarta hingga ke bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA). Selain itu, jalan tol ini juga terkoneksi dengan Tol Trans Jawa.

    Kemudian ada juga Tol Kediri-Tulungagung sepanjang 6,82 Km. Proyek yang digarap lini bisnis PT Gudang Garam Tbk ini akan mempermudah akses menuju Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur.

    Kemudian ada juga tol di ujung timur Jawa yaitu Tol Probolinggo-Banyuwangi atau Probowangi. Tol Probowongi sudah menembus Gending Besuki sepanjang 38,48 Km. Lalu di ujung barat Jawa ada Tol Serang-Panimbang sepanjang 41,63 Km.

    Foto: Tol Yogya-Solo dibuka lagi secara gratis saat momen arus balik Lebaran 2024. (Dok. Jasa Marga)
    Tol Yogya-Solo dibuka lagi secara gratis saat momen arus balik Lebaran 2024. (Dok. Jasa Marga)

    Berikut daftar lengkapnya tol baru yang beroperasi pada 2026:

    Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo 14,73 Km
    Tol Kediri-Tulungagung 6,82 Km
    Tol Probolinggo-Banyuwangi seksi Gending-Suko dan Banyuglugur-Besuki 38,48 Km
    Tol Ciawi-Sukabumi 13,7 Km
    Tol Kayu Agung-Palembang-Betung 69,19 Km
    Tol Jakarta-Cikampek II Selatan 54,75 Km
    Tol Serang-Panimbang 41,63 Km
    Tol Yogyakarta-Bawen 15,10 Km
    Tol Betung-Tempino-Jambi 54,30 Km

    Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, sampai dengan Agustus 2025, tercatat Indonesia sudah memiliki jaringan tol sepanjang 3.092,7 Km.

    Rinciannya yakni sepanjang 1.838,06 km di Pulau Jawa, 1.085,93 km atau 16 ruas di Pulau Sumatera, 97,27 km atau satu ruas di Pulau Kalimantan, 61,45 km atau tiga ruas di Pulau Sulawesi, dan 10,07 km atau satu ruas di Pulau Bali.

    Untuk di Pulau Jawa sendiri, rincian tol yang sudah beroperasi yakni sepanjang 379,84 km atau 22 ruas di Jabodetabek, 1.065,49 km atau 20 ruas yang termasuk dalam Tol Trans Jawa, dan 392,73 km atau 12 ruas pada tol non-Trans Jawa dan non-Jabodetabek.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BNPB: Layanan Kesehatan Siaga 24 Jam untuk Warga Terdampak Gempa Situbondo – Page 3

    BNPB: Layanan Kesehatan Siaga 24 Jam untuk Warga Terdampak Gempa Situbondo – Page 3

    Lokasi pusat gempa bumi berada di laut, dengan morfologi wilayah terdekat berupa dataran, berombak, bergelombang, perbukitan, pegunungan.

    Kondisi batuan (litologi) penyusun wilayah ini terdiri atas batuan terobosan granit berumur Miosen, Formasi Batu Ampar selang seling batupasir dengan sisipan tuf yang berumur Oligo-Miosen, batuan sedimen berumur Resen, serta aluvium di wilayah pesisir.

    “Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi,” jelas Wafid.

    Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

    Wilayah Banyuwangi dan sekitarnya termasuk dalam kelas tanah C (tanah sangat padat dan batuan lunak), D (tanah sedang), dan sedikit kelas tanah E (tanah lunak).

    Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7,82 derajat LS – 114,47 derajat BT, berjarak 46 km timurlaut Banyuwangi, Jawa Timur, dengan magnitudo M5,7 pada kedalaman 12 km.

    Sedangkan menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,948 derajat LS – 114,504 derajat BT, dengan magnitudo M4,9 pada kedalaman 10 km.

    Berdasarkan GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 8,02 derajat LS – 114,53 derajat BT dengan magnitudo Mb 5,4 pada kedalaman 10 km.

  • Cerita Dwi Soetjipto, Menulis Ulang Hidup di Atas Sadel Menuju Puncak Ijen

    Cerita Dwi Soetjipto, Menulis Ulang Hidup di Atas Sadel Menuju Puncak Ijen

    Liputan6.com, Jakarta Di usianya yang hampir tujuh dekade, ketika banyak orang mulai mengurangi aktivitas fisik dan memilih hidup tenang, Dwi Soetjipto justru menantang dirinya untuk menaklukan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025.

    Etape terakhir Trilogy Main sepeda seri balap sepeda tanjakan yang paling bergengsi di Indonesia. Mantan Direktur Utama Pertamina dan Kepala SKK Migas ini berhasil finish pada dua seri sebelumnya.

    Bromo KOM sudah ia lalui, Kediri Dholo KOM dengan gradien 24 persen juga ia taklukkan, dan tantangan terbesarnya di Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM berjarak 86,9 Kilometer.

    Pria kelahiran 1956 ini turun di kategori Man Age 60+. Ia mengenakan nomor 919 dengan roadbike Bastion berbahan karbon dan titanium yang selalu menjadi andalannya.

    Sepedanya itu ia kayuh untuk menaklukan tanjakan super ekstrem jalur Hors Categorie (HC) dengan gradiens puncaknya 34 persen, dengan total elevasi mencapai 1.708 meter yang ada pada rute Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM.

    Dwi mengakui dengan gradien mencapai 34 persen, jalur ini menguji tidak hanya kekuatan fisik, tetapi juga mental. Apalagi ini adalah pengalaman pertamanya menjajal track Banyuwangi.

    Dwi sadar seri terakhir ini adalah yang paling berat. Makanya ia melakukan persiapan serius. Ia berlatih di Bogor dengan rute menanjak seperti Kebo, Cipanas, hingga Puncak, sebulan penuh sebelum berangkat ke Banyuwangi.

    Ia dan enam rekannya juga sudah menjajal jalur menuju Djawatan Banyuwangi sebagai pemanasan.

    “Ini jalur terberat dari trilogi Mainsepeda,” kata pria yang kini berusia 69 tahun tersebut, Sabtu (27/09/2025)

    Dwi memang tidak menargetkan podium. Baginya, garis finish hanyalah simbol. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi, menaklukkan diri sendiri, dan membagi semangat bersepeda kepada orang lain.

    “Usia memang handicap, tapi kalau keinginan sudah kuat, saya yakin bisa. Karena pada akhirnya, hidup ini bukan soal menang atau kalah, melainkan bagaimana kita tetap bergerak maju,” kata pria kelahiran 1956 tersebut.

    Tapi siapa sangka, berangkat tanpa target upayanya justru berakhir manis. Ia berhasil finish sekira pukul 13.00 WIB atau setengah jam sebelum cut of time. Prestasi membanggakan mengingat usianya yang tak lagi muda.

    Dengan hasil tersebut, Dwi memperoleh medali Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM untuk melengkapi medali dari dua seri sebelumnya yang bisa dirangkai menjadi piramida prestisius dan menjadi bukti keberhasilannya dalam Mainsepeda Thrilogy.

    Bagi Dwi Soetjipto, ini bukan hanya lomba, melainkan babak baru dalam menulis ulang kisah hidupnya, satu kilometer demi satu kilometer. Bersepeda seolah menjadi jalan baginya untuk kembali merasa muda.

    Awalnya, sekitar tahun 2005, Dwi hanya mengayuh sepeda gunung untuk sekadar menjajal medan ekstrem Bukit Kapur Gresik. Lama kelamaan, rutinitas itu berubah menjadi kebiasaan yang lebih serius.

    Dari sekadar menempuh jalan menuju kantor bersama karyawan sambil berbagi kegiatan sosial, hobinya bertransformasi menjadi sebuah ritus baru, menjaga kesehatan, membangun disiplin, dan menemukan kedekatan batin dengan orang-orang terdekat.

    Tahun 2020, ia beralih ke roadbike, dan sejak itu intensitasnya makin teratur. Tiga kali dalam sepekan, Dwi memutar pedal, dengan jarak tempuh rata-rata 60 kilometer setiap kali berlatih.

    Baginya, tantangan sesungguhnya bukan hanya di lintasan menanjak, melainkan di dalam diri sendiri.

    “Yang terberat itu bukan melawan usia, tapi membiasakan diri bangun pagi. Makanya saya selalu minta teman untuk menjemput, agar saya terdorong keluar rumah. Setelah itu, tubuh justru merasa lebih segar,” ujarnya.

    Filosofi ini ia wujudkan dalam komunitas yang ia dirikan yakni MOBCC, Mind Over Body Cycling Club, dengan keyakinan bahwa tubuh sesungguhnya digerakkan oleh kekuatan pikiran.

    Keseriusannya bersepeda membuat namanya tercatat dalam berbagai ajang, dari Gran Fondo New York (GFNY) Bali, hingga masuk dalam jajaran 110 pesepeda tercepat dunia di event internasional.