kab/kota: Banyuwangi

  • Masak Dekat Jerigen Pertalite, Toko Sembako di Banyuwangi Ludes Terbakar

    Masak Dekat Jerigen Pertalite, Toko Sembako di Banyuwangi Ludes Terbakar

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebuah toko sembako di Dusun Sumberwadung, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, hangus dilalap api, pada Sabtu (4/10/2025). Tidak hanya menghabiskan bangunan toko, namun insiden tersebut juga menyebabkan istri pemilik toko mengalami luka bakar.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan menyampaikan, kebakaran terjadi pukul 06.30 WIB menimpa sebuah toko sembako milik Suwandi (56) dan membuat istri pemilik mengalami luka bakar.

    “Atas kejadian ini istri dari pemilik toko sembako Waginah (49) tahun mengalami luka bakar pada telapak tangan dan kaki, dan pemiliknya mengalami syok,” kata Yopi.

    Sebelum kebakaran terjadi, lanjut Yoppy, Waginah sedang memasak di toko. Bersamaan dengan itu, suaminya Suwandi, tengah memindahkan bahan bakar jenis Pertalite dari jerigen ke botol di ruangan yang sama. Aktivitas inilah yang diduga membuat api tersulut, sehingga menyebabkan kebakaran dengan cepat melahap seisi warung.

    “Hasil asesmen sementara diduga karena aktivitas memasak yang berdekatan dengan pemindahan BBM. Dimana uap bensin yang menguap kemudian tersulut api kompor hingga menyebabkan kebakaran,” tuturnya.

    Kebakaran itu menyebabkan seluruh bangunan toko beserta isi didalamnya hangus dilalap api. Termasuk peralatan elektronik seperti, Kulkas, TV, sembako, barang dagangan toko dan uang dalam laci hangus terbakar.

    “Seluruhnya habis dilahap api. Pemilik tak sempat menyelamatkan barang karena berupaya menyelamatkan diri, dan kerugian yang diterima ditaksir mencapai Rp 100 Juta,” jelas Yoppy.

    Warga sekitar sempat mencoba memadamkan api dengan alat seadanya sebelum satu unit mobil pemadam kebakaran datang sekitar 25 menit setelah laporan pertama diterima dari menantu pemilik warung, Irawan Nur Efendi. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 07.24 WIB. “Setibanya di lokasi kami lakukan upaya pemadaman dan pendinginan. Mematikan titik api agar tak muncul kembali,” pungkas Yopi. [kun]

  • Serahkan Helm dan Jaket Ke Ojek, Mensos Apresiasi Program Banyuwangi Berbagi

    Serahkan Helm dan Jaket Ke Ojek, Mensos Apresiasi Program Banyuwangi Berbagi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi selama dua hari, Kamis – Jumat (2-3 Oktober 2025). Selain meninjau pelaksanaan digitalisasi bantuan sosial, Mensos juga menyerahkan bantuan Banyuwangi Berbagi kepada sejumlah ojek Banyuwangi.

    Gerakan Banyuwangi Berbagi merupakan upaya penanganan kemiskinan Banyuwangi yang melibatkan ribuan ASN hingga pegawai BUMN/swasta sejak tahun 2021. Di gerakan ini setiap orang memberikan bantuan setiap bulannya kepada warga miskin by name by adress yang datanya tersedia di aplikasi “Smart Kampung”.

    Tidak hanya sembako dan makanan, namun untuk momen tertentu misalnya tahun ajaran baru Banyuwangi Berbagi juga memberikan peralatan sekolah kepada anak-anak dari warga miskin. Sembako juga rutin diberikan kepada keluarga yang ada anak stuntingnya.

    Pada bulan, gerakan ini diarahkan untuk memberikan bantuan kepada ojek berupa helm dan jaket.

    Mensos yang akrab disapa Gus Ipul tersebut menyerahkan langsung helm dan jaket kepada ojek Banyuwangi bersama Ketua Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah (KPTDP) Luhut Binsar Panjaitan di Kopi Lego, Kampung Kopi Desa Gombengsari, Banyuwangi didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Sebelumnya Banyuwangi juga mencanangkan gerakan naik ojek online dan angkutan umum di setiap hari Jumat. Gerakan ini ditujukan bagi para ASN Banyuwangi yang akan berangkat maupun pulang kerja di setiap hari Jumat sebagai upaya meningkatkan pendapatan para pengemudi ojek dan angkutan umum.

    “Ini gerakan yang sangat baik dan perlu didukung,” kata Gus Ipul.

    Bupati Ipuk mengatakan, Banyuwangi Berbagi akan terus digerakkan pemkab Banywuangi melengkapi program bantuan sosial lain dari pemerintah.

    “Kali ini Banyuwangi Berbagi memberikan bantuan helm dan jaket kepada penarik ojek baik ojek online maupun ojek pangkalan untuk mendukung pekerjaan mereka,” kata Bupati Ipuk.

    Ipuk mengaku dengan diberikan helm dan jaket baru diharapkan bisa meningkatkan keselamatan dan juga kualitas layanan para pengemudi ojek. “Dengan helm dan jaket yang memenuhi standar tentunya pelanggan ojek akan merasa lebih aman dan nyaman, sehingga semakin senang untuk naik ojek” kata Bupati Ipuk.

    Sementara itu salah satu pengemudi ojek yang menerima bantuan adalah Herna Fidiyanti. Herna sudah dua tahun jadi driver ojek online. Ia merasa senang menapatkan bantuan helm dan jaket tersebut.

    “Kebetulan helm yang untuk pelanggan sudah lama, dengan helm baru ini semoga pelanggan saya semakin nyaman,” jelasnya. [tar/ian]

  • Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

    Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

    Morfologi wilayah di sekitar pusat gempa bumi Sumenep bervariasi mulai dari dataran aluvial di daerah pantai hingga perbukitan bergelombang di wilayah tengah Pulau Sapudi dan Pulau Madura.

    Kondisi morfologi di sekitar sumber gempa memperlihatkan kondisi umur batuan di sekitar sumber gempa bumi. Keberadaan batuan muda serta sedimen permukaan yang telah mengalami pelapukan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi, sehingga intensitas guncangan di permukaan dapat lebih besar dibandingkan di daerah dengan batuan kompak.

    “Kekerasan batuan di wilayah Sumenep dipengaruhi oleh umur dan litologi, batuan yang lebih muda atau telah mengalami pelapukan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan batuan tua dan kompak,” sebut Wafid.

    Berdasarkan kondisi geologi dan geoteknik, wilayah sekitar pusat gempa bumi di Sumenep dapat diklasifikasikan ke dalam kelas tanah D (tanah sedang) dan E (tanah lunak) berdasarkan nilai Vs30, sehingga variasi tingkat amplifikasi guncangan gempa bumi sangat bergantung pada kondisi setempat.

    Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity) V-VI MMI di Pulau Sapudi, IV MMI di Sumenep, III-IV MMI di Pamekasan, Situbondo, Sampang, dan Surabaya, III MMI di Tuban dan Gianyar, II-III MMI di Tabanan, Probolinggo, Denpasar, Buleleng, Lumajang, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Jember, Sidoarjo, dan Mojokerto, serta II MMI di Lombok Tengah, Lombok Utara, Blitar, Bondowoso, dan Malang.

    “Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, daerah yang berada dekat dengan sumber gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah hingga menengah,” ujar Wafid.

     

  • Berkunjung Ke Banyuwangi, Menteri sosial Bertemu Camat dan Kades untuk Bersama Sukseskan Digitalisasi Bansos

    Berkunjung Ke Banyuwangi, Menteri sosial Bertemu Camat dan Kades untuk Bersama Sukseskan Digitalisasi Bansos

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Di sela kunjungan kerjanya ke Banyuwangi, 2-3 Oktober 2025, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf bertemu dengan para camat, lurah, dan kepala desa di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan.

    Dalam kesempatan itu, Mensos mengajak mereka untuk berpartisipasi menyukseskan program digitalisasi bansos yang saat ini sedang diujicobakan di Banyuwangi.

    “Ayo semua dukung program ini. Camat, kades, dan lurah, ayo ajak warganya yang kurang mampu untuk segera mendaftar. Dampingi dan bantu mereka agar nantinya bisa menikmati bantuan dari pemerintah,” kata Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu.

    Pertemuan tersebut diikuti para camat, lurah dan kades se-Banyuwangi. Turut hadir Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Anggota Komisi 8 DPR RI Ina Ammania, serta segenap jajaran Pemkab Banyuwangi.

    Digitalisasi bansos merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, agar penyalurannya lebih cepat, transparan, dan tepat sasaran.

    Banyuwangi dipilih sebagai pilot project dan telah melakukan uji coba sejak dua pekan lalu. Saat ini jumlah warga Banyuwangi yang telah mendaftar program bansos digital tersebut sebanyak 259 ribu orang.

    Pendaftaran dilakukan melalui dua mekanisme, yakni via aplikasi Perlinsos maupun melalui agen Perlinsos yang terdiri dari Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan tenaga sosial kesejahteraan kecamatan (TKSK).

    Selain mereka, Pemkab juga mengerahkan kader Dasawisma, Lurah, serta Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi agen Perlinsos.

    “Saya senang Banyuwangi melibatkan ASN-nya untuk membantu pendataan digitalisasi bansos. Kolaborasi seperti ini sangat diperlukan agar program ini bisa sukses,” ujar Gus Ipul.

    Dalam pertemuan tersebut, Gus Ipul juga menyinggung tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Data ini terus dimutakhirkan secara berkala dan wajib menjadi acuan seluruh program lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

    “Tidak boleh ada intervensi bansos yang menggunakan data lain, kecuali DTSEN. Kalau mau membuat program harus menggunakan DTSEN,” kata dia.

    Ia pun mengajak semua elemen di Banyuwangi untuk bersama-sama memastikan pemutakhiran DTSEN lebih sempurna. Sehingga masyarakat miskin bisa merasakan bantuan lebih banyak dari pemerintah.

    “Saya ingin bagi-bagi tugas untuk melakukan ground check (pemutakhiran). Kami minta para lurah melakukan ground check. Siapa saja warganya yang masuk dalam desil 1 – 10. Sehingga nanti di kelurahan bisa ketemu by name by address-nya,” jelas Gus Ipul.

    Mensos juga membahas pentingnya kolaborasi Sekolah Rakyat dengan pemerintah daerah. Setelah Sekolah Rakyat rintisan dimulai, selanjutnya akan dibangun gedung permanen.

    “Di Banyuwangi kita bangun tahun depan. Ibu Bupati sudah menyiapkan lahannya, kita juga sudah siapkan anggarannya. Karena ini di lahan pemkab, nantinya sekolah ini hanya menampung anak-anak kurang mampu dari Banyuwangi,” ungkapnya.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat kepada Banyuwangi. “Kami berkomitmen akan menyukseskan setiap program prioritas pemerintah pusat,” kata Ipuk. [tar/ian]

  • Pemkab Siapkan Lahan Seluas 7 Ha untuk Sekolah Rakyat Secara Permanen

    Pemkab Siapkan Lahan Seluas 7 Ha untuk Sekolah Rakyat Secara Permanen

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan bahwa bangunan permanen Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Banyuwangi termasuk salah satu prioritas yang akan dibangun. Pemkab Banyuwangi turut mendukung dengan menyiapkan lahan seluas sekitar 6-7 hektare di wilayah Kecamatan Muncar.

    Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu menjelaskan, gedung SR akan memiliki beberapa fasilitas. Antara lain asrama siswa, asrama guru, aula, area bermain, sarana olahraga, hingga tempat ekstrakurikuler.

    “Mudah-mudahan tahun ini bisa dibangun dan tahun depan selesai. Jadi anak-anak akan pindah dari tempat sekarang ke gedung baru nantinya,” kata Gus Ipul, saat berdialog dengan siswa dan guru di yang bertempat di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Muncar, Jumat (3/10/2025).

    Gus Ipul melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi selama dua hari, (2-3 Oktober 2025). Selain meninjau progres pelaksanaan piloting digitalisasi bantuan sosial di Banyuwangi, Mensos juga meninjau dua sekolah rakyat yang ada di Banyuwangi.

    Sehari sebelumnya, Gus Ipul juga meninjau SR Terintegrasi 2 Banyuwangi di Kecamatan Licin, pada Kamis (2/10/2025). SR Licin beroperasi sejak Juli 2025 dan bertempat di Balai Diklat Banyuwangi. SR ini memilik jumlah siswa sebanyak 250 orang pada jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

    Menteri Gus Ipul bersama Bupati Ipuk saat mengunjungi sekolah rakyat.

    Sekolah Rakyat di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Muncar mulai proses pembelajaran pada September lalu dengan jumlah siswa 73 anak.

    Gus Ipul menyebut, tempat SR yang beroperasi saat ini hanya bersifat sementara. Jika gedung SR telah terbangun dan siap ditempat, sekolah siswa akan berpindah ke gedung yang baru.

    Selain nantinya tinggal di tempat baru, masing-masing siswa juga akan mendapat total delapan seragam dan laptop untuk pembelajaran.

    “Sekolah Rakyat Ini memberi kesempatan untuk memberi anak dari keluarga kurang mampu untuk belajar, agar punya masa depan yang lebih baik,” sambung Gus Ipul.

    Ia menjelaskan, SR rintisan saat ini berjumlah 165 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Rinciannya 63 SR mulai kegiatan belajar mengajar pada Juli, 37 SR pada Agustus, dan 64 SR pada Sepember dan awal Oktober.

    Dari jumlah tersebut, Gus Ipul memprakirakan sekitar 100 bangunan permanen SR bisa dibangun tahun ini dan siap beroperasi tahun depan. Kemensos telah menyiapkan dua desain bangunan permanen SR.

    Desain yang akan digunakan bergantung dengan luasan lahan yang disediakan pemerintah daerah. Pembangunan SR diprakirakan memakan anggaran pemerintah pusat sebesar Rp 200 miliar untuk satu titik lokasi.

    “Banyuwangi termasuk yang menjadi prioritas untuk dibangun tahun ini. Yang penting lahannya clean and clear,” ucapnya.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menambahkan, pihaknya mendaftarkan lahan milik pemkab untuk dijadikan lokasi pembangunan gedung SR.

    Ipuk bersyukur apabila gedung SR di Banyuwangi bisa dibangun tahun ini, seperti yang diharapkan Mensos Gus Ipul. Dengan demikian, para siswa SR di dua tempat yang sudah ada bisa berada di satu lokasi yang lebih akan menunjang kegiatan mereka sehari-hari.

    “Yang kami daftarkan ke Kementerian Sosial, insyaallah rencananya di Kecamatan Muncar. Itu menggunakan lahan pemerintah daerah. Insya Allah nanti kita hibahkan untuk sekolah rakyat,” jelas Ipuk. [ayu/but]

     

  • Sekolah Rakyat Banyuwangi Bikin Haru, Orang Tua Murid Menangis Bahagia di Hadapan Mensos

    Sekolah Rakyat Banyuwangi Bikin Haru, Orang Tua Murid Menangis Bahagia di Hadapan Mensos

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kedatangan Menteri Sosial Saifullah Yusuf ke Banyuwangi juga tak luput untuk mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi 46 yang berada di kompleks Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kecamatan Muncar, Jumat (3/10/2025).

    Dalam momen tersebut, nampak Menteri yang akrap disapa Gus Ipul tersebut terlihat bahagia dan haru. Tidak hanya bercengkrama dengan para murid, Gus Ipul juga berdialog dengan para orang tua siswa Sekolah Rakyat.

    Kehadiran Gus Ipul untuk melihat langsung proses pembelajaran di SR yang baru tiga hari berjalan sejak diresmikan pada 30 September kemarin turut mendampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Di depan 73 wali murid tersebut, Gus Ipul menyampaikan berbagai fasilitas yang akan didapatkan oleh para siswa selama di Sekolah Rakyat. Mulai dari pembelajaran akademik, penguatan kedisiplinan dan pendidikan karakter, talent mapping untuk mengetahui bakat siswa, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

    Selama di sekolah rakyat para siswa juga mendapatkan fasilitas makan tiga kali sehari dan Snack dua kali sehari. Mereka juga mendapatkan perlengkapan sekolah seperti seragam sebanyak delapan pasang, peralatan tulis hingga laptop.

    Gus Ipul juga menjelaskan bahwa ada lebih dari 4 juta anak usia sekolah di Indonesia tidak bersekolah. Mulai dari tidak bisa sekolah, belum sekolah, hingga putus sekolah karena alasan ekonomi.

    Hadirnya Sekolah Rakyat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mendapatkan kesempatan dan lingkungan yang baik untuk mendukung pendidikannya.

    “Mereka bisa konsentrasi penuh belajar tanpa harus memikirkan masalah ekonomi dan beban lainnya. Sekolah rakyat ini menjawab isu masalah akses pendidikan bagi warga kurang mampu. Harapan Presiden dan kita semua, dengan pendidikan yang baik adalah cara untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik,” Kata Gus Ipul.

    Salah satu orang tua siswa Komariyah, mengaku sangat bahagia sekaligus terharu setelah mendengar penjelasan dari Gus Ipul. Dia semakin lega dan lebih bersyukur karena mengetahui jika putrinya yang masuk SR di jenjang SMA bakal mendapatkan pendidikan yang baik.

    “Saya single parent, selama ini menghidupi keluarga dengan berjualan sayur mayur. Alhamdulillah, lega anak saya bisa masuk SR. Semoga dengan bekal ilmu yang didapatkan anak saya bisa memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari saya,” ujarnya terharu.

    Begitu juga Nur Wahidah (50), ibu tunanetra yang anaknya masuk jenjang kelas 5 di SR Muncar. Ia secara khusus menyampaikan terimakasihnya kepada Presiden Prabowo yang telah membuat program Sekolah Rakyat sehingga putranya, Rehan Meizi berkesempatan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

    “Dengan adanya Sekolah Rakyat ini, saya merasa sangat terbantu. Semoga anak saya bisa maju, berkembang, dan menjadi orang yang sukses kelak. Harus lebih dari dia,” kata Nur Wahidah sambil terisak di hadapan Gus Ipul. Isakan ibu ini diikuti tangis Rehan pula.

    Sementara itu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan Pemkab berkomitmen mendukung penuh keberlangsungan Sekolah Rakyat. Salah satunya Pemkab telah menyiapkan lahan seluas 6-7 hektar untuk pembangunan sekolah rakyat permanen yang akan dibangun tahun ini.

    “Pak Mensos sudah menyampaikan kalau SR permanen di Banyuwangi menjadi prioritas pembangunan tahun depan. Kami sudah menyiapkan lahannya dan sudah kami ajukan ke Kemensos untuk ditindak lanjuti,” kata Ipuk.

    “Yang kami daftarkan ke Kementerian Sosial, insyaallah rencananya di Kecamatan Muncar. Itu menggunakan lahan pemerintah daerah. Insya Allah nanti kita hibahkan untuk sekolah rakyat,” pungkas Ipuk. [kun]

  • Distribusi bansos tak merata, Luhut tegaskan urgensi digitalisasi

    Distribusi bansos tak merata, Luhut tegaskan urgensi digitalisasi

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan urgensi digitalisasi pada program bantuan sosial (bansos) usai menemukan bahwa penyaluran bansos di Banyuwangi, Jawa Timur, tak terdistribusi dengan merata.

    “Saya menemukan fakta menarik; ada warga yang tercatat menerima tiga program sekaligus, sementara ada yang sama sekali tak tersentuh bantuan meski sangat membutuhkan. Inilah mengapa transformasi digital penting dan perlu segera diimplementasikan,” kata Luhut dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan di Jakarta, Jumat.

    Tinjauannya itu dilakukan di Desa Suko, Kalipuro, Banyuwangi. Mayoritas warganya bekerja sebagai petani kopi yang tinggal di kawasan hutan, jauh dari kota, dengan akses sinyal terbatas.

    Luhut berpendapat desa tersebut merupakan potret nyata sekaligus laboratorium hidup bagi masa depan program sosial Indonesia.

    Ketua DEN mencatat uji coba (pilot project) di Banyuwangi sudah menjangkau 257 ribu pendaftar dengan dukungan 2.000 pendamping lapangan.

    Dari 680 ribu kepala keluarga, baru 148 ribu yang tercatat sebagai penerima bansos.

    “Masih banyak ruang perbaikan agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan adil bagi yang membutuhkan,” ujar Luhut.

    Dia pun mengapresiasi sinergi lintas kementerian/lembaga (K/L) dalam mendukung pilot project ini, dalam konteks ini, Kementerian Sosial dan pemerintah kabupaten. Pasalnya, menurut Luhut, ego sektoral sering menghambat integrasi data.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Digitalisasi Penerima Bansos Segera Diterapkan Secara Nasional

    Digitalisasi Penerima Bansos Segera Diterapkan Secara Nasional

    Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini juga mengapresiasi upaya Pemkab Banyuwangi, yang turut menjadikan Aparatur Sipil Negara, Kepala OPD, Lurah, operator desa, Kepala Desa, hingga Dasawisma menjadi agen Perlinsos untuk memperluas jangkauan pendaftaran masyarakat yang membutuhkan.

    Hasilnya warga Banyuwangi yang telah mendaftar program bansos digital sebanyak 259 ribu orang. Baik mendaftar secara mandiri maupun melalui agen Perlinsos. Selanjutnya pemerintah pusat akan mengolah data yang telah hasil pendaftaran. Hasil pengolahan data akan dijadikan pijakan dalam penyerahan bantuan sosial untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun depan.

    Hasil dari proses uji coba di Banyuwang ini, akan dievaluasi dan direplikasi ke seluruh wilayah di Indonesia.

    “Kami uji coba di sana (Desa Gombengsari), orang daftar sebentar langsung bisa masuk. Dua menit prosesnya selesai,” kata Gus Ipul.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh pemerintah pusat. “Kami berkomitmen untuk menyukseskan setiap program prioritas pemerintah pusat, termasuk pelaksanaan bansos digital,” kata Ipuk. 

    Ipuk menyebut apabila program bansos digital ini berhasil, masyarakat akan sangat diuntungkan.

    “Karena bansos ini akan lebih tepat sasaran dan ankutabilitasnya juga terjaga,” ucapnya.

  • Banyuwangi Menjadi Pilot Project Digitalisasi Bansos, 259 Ribu Warga Terdaftar

    Banyuwangi Menjadi Pilot Project Digitalisasi Bansos, 259 Ribu Warga Terdaftar

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Banyuwangi, Jawa Timur, kini menjadi sorotan nasional setelah berhasil terpilih sebagai daerah pilot project digitalisasi bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah pusat.

    Sejak dimulainya uji coba pendaftaran bansos pada 18 September 2025, jumlah warga yang terdaftar melalui portal perlindungan sosial (Perlinsos) telah mencapai 259 ribu orang. Ini menjadi pencapaian signifikan yang mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa digitalisasi bansos merupakan program prioritas dari Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya adalah untuk memastikan penyaluran bantuan sosial lebih cepat, transparan, dan tepat sasaran.

    “Kami sudah melihat sendiri bagaimana progresnya. Sudah lancar, lebih dari target progres yang ditetapkan. Tidak salah kami pilih Banyuwangi sebagai pilot project. Selain karena infrastruktur digitalisasi sudah memadai, pemerintahannya terbiasa dengan sistem digital,” jelas Gus Ipul saat kunjungan ke Banyuwangi pada Kamis, 2 Oktober 2025.

    Selain Gus Ipul, rombongan yang turut hadir dalam kunjungan ini meliputi Ketua Komite Percepatan Transformasi Digital Luhut B Panjaitan, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, Wakil Menteri PANRB Purwadi Arianto, Wakil Menteri Bappenas Febrian A Ruddyard, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, serta perwakilan 20 lembaga negara lainnya.

    Kunjungan tersebut bertujuan untuk mematangkan implementasi program bansos digital di Banyuwangi, sekaligus mengevaluasi proses pendaftaran yang sudah berjalan.

    Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Dusun Suko Sumbermanis di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Di sana, para pejabat mengamati langsung proses pendaftaran bansos yang berlangsung cepat dan mudah. Gus Ipul menambahkan, “Kami uji coba di Desa Gombengsari, orang daftar sebentar langsung bisa masuk. Dua menit prosesnya selesai.”

    Pemkab Banyuwangi juga mendapat apresiasi karena melibatkan berbagai lapisan masyarakat dalam memperluas jangkauan pendaftaran. Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Lurah, operator desa, Kepala Desa, hingga Dasawisma ikut berperan sebagai agen Perlinsos. Dengan cara ini, diharapkan lebih banyak warga yang mendapatkan kesempatan untuk mendaftar dan menerima bantuan sosial.

    Mensos Saifullah Yusuf saat di Banyuwangi

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyambut baik apresiasi yang diberikan oleh pemerintah pusat. “Kami berkomitmen untuk menyukseskan setiap program prioritas pemerintah pusat, termasuk pelaksanaan bansos digital,” ujar Ipuk.

    Ia juga menambahkan bahwa jika program ini berhasil, masyarakat akan sangat diuntungkan karena bansos dapat disalurkan dengan lebih tepat sasaran dan akuntabilitas yang terjaga.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengungkapkan bahwa Banyuwangi dipilih sebagai lokasi uji coba karena komitmen tinggi dari pemimpinnya. “Dan karena ini bisa dipastikan Insyaallah berhasil maka bisa menginspirasi daerah lain. Kami berharap Ibu Bupati berbagi pengalaman ke daerah, nanti kami undang ke Kemendagri,” kata Bima Arya.

    Program digitalisasi bansos ini juga melibatkan Kementerian PAN-RB dalam upaya kolaborasi antar kementerian dan lembaga, serta daerah, untuk menciptakan satu data terpadu dalam rangka memastikan bantuan sosial tepat sasaran. Wamen PANRB Purwadi Arianto menjelaskan,

    “Kami berusaha mengkolaborasikan peran masing-masing kementerian, lembaga, dan daerah dalam rangka satu data untuk aplikasi transformasi digital.”

    Dengan data yang terkumpul, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengelola dan mengolahnya melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang menjadi dasar dalam penyaluran bantuan sosial di masa depan. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menekankan pentingnya program ini untuk memodernisasi pemutahiran dan pengelolaan data sosial. [les/suf]

  • Luhut Tinjau ‘Laboratorium’ Bansos Digital di Banyuwangi

    Luhut Tinjau ‘Laboratorium’ Bansos Digital di Banyuwangi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan peninjauan pilot project penyaluran bantuan sosial atau bansos digital di Desa Suko, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur.

    Adapun, uji coba penyaluran bansos secara digital di Banyuwangi sudah menjangkau 257 ribu pendaftar dengan dukungan 2.000 pendamping lapangan. Dari 680 ribu kepala keluarga, baru 148 ribu yang tercatat sebagai penerima bansos.

    “Masih banyak ruang perbaikan agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan adil bagi yang membutuhkan,” tulis Luhut di postingan video Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis (2/10/2025).

    Kendati demikian, dia mengaku menemukan fakta mengejutkan soal penerima bantuan sosial. Ada warga yang tercatat menerima tiga program sekaligus, sementara ada yang sama sekali tidak tersentuh bantuan meski sangat membutuhkan.

    “Inilah mengapa transformasi digital penting dan perlu segera diimplementasikan,” tegasnya.

    Dia juga bercerita bahwa dirinya melihat langsung bagaimana agen Kementerian Sosial dan Pemkab membantu warga mendaftar bansos.

    Di Desa Suko yang mayoritas warganya merupakan petani kopi, Luhut melihat banyak warga yang tak memiliki ponsel. Bahkan, di wilayah ini, Luhut mengatakan akses sinyal masih terbatas.

    Kendati demikian, mereka kini tetap bisa masuk sistem. Bedanya, kalau dulu masyarakat pasif menunggu, sekarang mereka bisa mengusulkan diri atau tetangga. Sistem inilah yang akan memutuskan siapa yang berhak menerima bantuan, kata Luhut.

    “Tempat ini adalah potret nyata sekaligus laboratorium hidup bagi masa depan program sosial Indonesia,” ujarnya.

    Luhut mengaku bersyukur seluruh kementerian/lembaga yang telah membuktikan kolaborasi yang terintegrasi mampu menghadirkan solusi nyata di masyarakat. Dia pun memastikan pemerintah akan menjaga setiap rupiah yang disalurkan di dalam bansos sampat tepat diterima oleh pihak yang paling membutuhkan agar manfaatnya dapat menggerakan ekonomi dari tingkat terbawah dan memperkuat perekonomian.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]