kab/kota: Banyuwangi

  • Dapur MBG di Banyuwangi Ditutup Imbas Kasus Dugaan Keracunan di MAN 1: Banyak yang Tak Sesuai Standar

    Dapur MBG di Banyuwangi Ditutup Imbas Kasus Dugaan Keracunan di MAN 1: Banyak yang Tak Sesuai Standar

    Liputan6.com, Jawa Timur Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara dapur Makan Bergizi Gratis atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di jalan Kepiting, Banyuwangi, Jawa Timur, sejak Sabtu 25 Oktober 2025.

    Hal ini menyusul kasus dugaan keracunan yang dialami 112 siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi usai menyantap MBG berupa ayam bumbu merah.

    “Langsung dihentikan. Setelah ada informasi terjadi keracunan ini, kita lakukan investigasi, rectal swab dan segera kita feedback-kan hingga penghentian operasi sementara,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, Selasa (28/10/2025).

    Setelah dilakukan pemeriksaan di SPPG Kelurahan Kepiting, menurut dia, Dinkes Banyuwangi menemukan beberapa hal yang tidak sesuai standar dan perlu adanya perbaikan. Diantaranya seperti lubang pada pintu masuk vektor gudang penyimpanan.

    Tak hanya itu, masih kata Amir, berbagai temuan lain seluruhnya telah disampaikan ke BGN sebelum memutuskan penghentian sementara SPPG Kepiting. 

    “Penutupan tersebut bersifat sementara hingga SPPG melakukan perbaikan dan dinyatakan memenuhi syarat untuk beroperasi kembali,” cetusnya.

  • Usai Kasus Keracunan MBG, SPPG Tukang Kayu Banyuwangi Ditutup

    Usai Kasus Keracunan MBG, SPPG Tukang Kayu Banyuwangi Ditutup

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sejak Sabtu (25/10/2025) satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kelurahan Tukang Kayu, Kecamatan Banyuwangi resmi ditutup sementara oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

    Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut atas insiden dugaan keracunan yang menimpa 112 pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi, usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat membenarkan atas penutupan sementara SPPG di Kelurahan Tukang Kayu tersebut oleh BGN.

    Menurutnya, penutupan yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari kasus keracunan yang menimpa 112 pelajar MAN 1 Banyuwangi pada Kamis (23/10/2025) lalu usai menyantap menu Ayam Bumbu Merah.

    “SPPG langsung dihentikan. Setelah ada informasi terjadi keracunan ini, kita lakukan investigasi, rectal swab dan segera kita feedback-kan hingga penghentian operasi sementara,” kata Amir, Senin (27/10/2025).

    Setelah dilakukan pemeriksaan di SPPG Kelurahan Kepiting, Dinkes Banyuwangi menemukan beberapa hal yang tidak sesuai standar dan perlu adanya perbaikan. Di antaranya seperti lubang pada pintu masuk vektor gudang penyimpanan.

    Tak hanya itu, berbagai temuan lain seluruhnya telah disampaikan ke BGN sebelum memutuskan penghentian sementara SPPG Kepiting.

    “Penutupan tersebut bersifat sementara hingga SPPG melakukan perbaikan dan dinyatakan memenuhi syarat untuk beroperasi kembali,” jelasnya.

    Diberitakan sebelumnya, sebanyak 112 Siswa MAN 1 Banyuwangi keracunan MBG yang didistribusikan oleh SPPG Kepiting. Para siswa mengalami gejala seperti mual, demam, hingga diare.

    Berdasarkan hasil sementara yang telah ditemukan oleh Labkesda Banyuwangi, menu ayam bumbu merah tumbuh bakteri Streptococcus Porcinus. Bakteri yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, muntah, demam, dan dehidrasi.

    Sedangkan untuk menu makanan lain yakni tumis sawi putih dan wortel ditemukan tumbuh bakteri Klebsiella oxytoca. Bakteri ini diketahui bisa menyebabkan gejala gastrointestinal atau diare dan kram perut.

    Untuk diketahui, saat peristiwa keracunan di MAN 1 Banyuwangi, SPPG Kepiting masih dalam proses mendapatkan Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Artinya selama 33 hari melayani MAN 1 Banyuwangi SPPG tersebut belum mendapat SLHS. [tar/ian]

  • Terungkap Dua Macam Bakteri di Menu MBG Sebabkan 112 Pelajar Banyuwangi Keracunan

    Terungkap Dua Macam Bakteri di Menu MBG Sebabkan 112 Pelajar Banyuwangi Keracunan

    Liputan6.com, Jakarta Dugaan kasus keracunan yang menimpa 112 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai terungkap. Hasil pemeriksaan sementara dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) menunjukkan adanya identifikasi pertumbuhan dua bakteri di menu MBG.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat, menyatakan telah mengambil dan mengirimkan sampel makanan sejak Kamis (27/10/2025). Sampel yang diperiksa mencakup sejumlah menu, termasuk ayam bumbu merah dan tumis sawi putih wortel.

    Pemeriksaan sampel makanan dilakukan di tiga laboratorium (Lab) yakni Labkesda Banyuwangi, Balai Karantina Kesehatan dan Forensik Polda Jawa Timur (Jatim).

    “Untuk hasil Lab Balai Karantina Kesehatan dan Lab Forensik Polda Jatim hasilnya masih belum keluar,” kata Amir, Senin (27/10/2025).

    Berdasarkan hasil sementara yang telah ditemukan oleh Labkesda Banyuwangi, Amir mengungkap, menu ayam bumbu merah tumbuh bakteri Streptococcus Porcinus. Bakteri yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, muntah, demam dan dehidrasi.

    Sedangkan untuk menu makanan lain yakni tumis sawi putih dan wortel ditemukan tumbuh bakteri Klebsiella oxytoca. Bakteri ini diketahui bisa menyebabkan gejala gastrointestinal atau diare dan kram perut.

    “Namun hasil lain menyebut bakteri patogen seperti Salmonella, terus kemudian Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Listeria Monocytogenes itu negatif. Kalau bakteri patogen itu ada, biasanya kejadian keracunannya agak parah,” ungkap Amir.

    Sedangkan untuk kasus dugaan keracunan menu MBG di dua sekolah di Kecamatan Kalipuro yang melibatkan 10 pelajar dan 1 guru di SMA NU Gombengsari dan 20 pelajar SMPN 3 Kalipuro Telemung sedang dalam proses pemeriksaan di Labkesda.

    “Ada empat pelajar yang melakukan rawat jalan di rumah sakit, dan sembilan pelajar juga dirawat jalan di Puskesmas Kelir,” jelas Amir.

    Adapun itu, menurut analisis sementara Amir, bisa jadi karena intoleransi atau memang keracunan dari sumber yang sama.

    “kita juga sedang identifikasi apakah ada yang tidak ke faskes yang mengalami gejala (keracunan) yang sama. Jadi kami belum bisa menyimpulkan apakah itu karena dari sumber yang sama, yang dikonsumsi makanan (MBG) tersebut,” tuturnya.

  • Bupati Bondowoso Kagum dengan Kemegahan Gandrung Sewu 2025 di Banyuwangi

    Bupati Bondowoso Kagum dengan Kemegahan Gandrung Sewu 2025 di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Event Gandrung Sewu 2025 berhasil menarik perhatian banyak pihak. Tak terkecuali Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, yang turut hadir menyaksikan kemegahan pertunjukan tari kolosal Gandrung Sewu secara langsung di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Sabtu (25/10/2025).

    Bupati Bondowoso turut larut bersama ribuan penonton yang memadati area pantai. Momen tersebut semakin berkesan saat 1.400 penari dari Banyuwangi dan sejumlah daerah lainnya, bahkan dari Amerika, tampil memukau di atas pasir pantai berlatar pemandangan indah Selat Bali.

    Kabupaten Banyuwangi sendiri telah rutin menggelar Gandrung Sewu sejak 2012. Pagelaran kolosal tersebut diikuti ribuan penari mulai anak-anak hingga dewasa. Menariknya, tarian tersebut dibawakan secara serempak oleh 1.400 penari di Pantai Marina Boom, dan setiap tahunnya selalu memukau ribuan wisatawan dengan tema yang berbeda-beda.

    Abdul Hamid Wahid mengaku sangat terkesan dengan penyelenggaraan event budaya tahunan Banyuwangi yang selalu berhasil menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara.

    “Ini event pariwisata yang menarik. Memadukan budaya dan pesona alam,” ujar Hamid, panggilan akrab Bupati Bondowoso.

    Menurutnya, Banyuwangi terus konsisten menampilkan perpaduan antara seni dan pariwisata yang dimilikinya hingga mampu menyajikan pertunjukan yang mempesona pengunjung.

    “Saya salut, Banyuwangi bisa melakukan event ini secara rutin,” jelasnya. [alr/beq]

  • Cegah Kasus Keracunan MBG Terulang, Bupati Banyuwangi Tegur SPPG Soal SOP Higienitas

    Cegah Kasus Keracunan MBG Terulang, Bupati Banyuwangi Tegur SPPG Soal SOP Higienitas

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegur pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar lebih disiplin menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan menjaga higienitas dapur penyedia makanan program Makan Bergizi (MBG). Langkah ini dilakukan untuk mencegah kasus keracunan makanan kembali terulang di Banyuwangi.

    Penegasan itu disampaikan Ipuk saat meninjau langsung salah satu SPPG di Kecamatan Giri, Banyuwangi, Senin (27/10/2025). Ia meminta seluruh pihak memperketat proses pengolahan makanan MBG setelah dalam sepekan terakhir dua sekolah dilaporkan mengalami kasus keracunan yang diduga akibat konsumsi makanan dari program tersebut.

    “Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar teman-teman pengelola SPPG tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mungkin memang tidak disengaja, tapi kalau proses dan SOP-nya dijalankan dengan benar, bisa dihindari,” kata Ipuk.

    Dua sekolah yang siswanya mengalami keracunan mendapat suplai makanan dari dua SPPG berbeda. Satu di antaranya telah ditutup sementara, sementara satu lagi masih dalam proses pemeriksaan oleh tim gabungan.

    Bupati Ipuk menekankan pentingnya penerapan SOP yang ketat, termasuk pemilihan bahan baku, proses memasak, dan penyajian makanan. Ia juga meminta agar seluruh menu MBG disajikan dengan standar higienitas tinggi dan gizi seimbang.

    “Dengan demikian bisa dinikmati anak-anak dengan menu yang bervariasi. Mudah-mudahan program ini bisa terus berjalan dengan baik,” ujarnya.

    Selain memperkuat SOP, Pemkab Banyuwangi juga mendorong seluruh SPPG memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sesuai ketentuan terbaru Kementerian Kesehatan. Sertifikat ini menjadi syarat wajib bagi dapur penyedia makanan MBG agar dinyatakan layak dan aman.

    Ipuk juga meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meningkatkan koordinasi dengan pengelola SPPG dalam pengelolaan limbah dan sanitasi dapur. Menurutnya, upaya ini penting untuk menjaga kebersihan lingkungan sekaligus menjamin keamanan pangan.

    “Program MBG merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo untuk mendukung pemenuhan gizi anak dan siswa. Maka pelaksanaannya harus maksimal, agar anak-anak benar-benar merasakan manfaatnya tanpa ada lagi isu makanan sisa, makanan yang dibuang, atau bahkan keracunan,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menyebut, dua kasus keracunan yang terjadi telah ditindaklanjuti. SPPG yang terlibat telah dihentikan sementara sampai seluruh persyaratan keamanan pangan terpenuhi.

    “Dari 38 SPPG yang beroperasi, 12 di antaranya sudah menjalani proses sertifikasi SLHS dan siap diterbitkan sertifikatnya. Sisanya masih dalam tahap persiapan atau perbaikan sarana prasarana,” jelas Amir.

    Amir menjelaskan, ada tiga komponen utama yang wajib dipenuhi SPPG untuk memperoleh SLHS. Pertama, penjamah pangan harus mengikuti pelatihan keamanan pangan dan lulus uji kompetensi. Kedua, SPPG harus dinyatakan layak berdasarkan inspeksi sanitasi dan kesehatan lingkungan. Ketiga, dilakukan uji sampel makanan, alat, serta pemeriksaan kesehatan bagi penjamah makanan untuk memastikan tidak ada kontaminasi dalam proses pengolahan.

    “Pemkab terus memantau dan memfasilitasi pengurusan SLHS agar seluruh SPPG di Banyuwangi memenuhi standar keamanan pangan,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Cek SPPG, Bupati Banyuwangi Ingatkan SOP dan Higienitas Makanan MBG Cegah Keracunan

    Cek SPPG, Bupati Banyuwangi Ingatkan SOP dan Higienitas Makanan MBG Cegah Keracunan

    Menurut Ipuk, MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo untuk mendukung pemenuhan gizi para anak dan siswa. Maka dari itu, program tersebut harus didukung dengan pelaksanaan yang maksimal.

    “Semoga program MBG di Banyuwangi bisa berjalan lancar dan membawa manfaat. Anak-anak bisa menikmati menu-menu yang diberikan tanpa ada lagi isu terkait makanan sisa, makanan yang dibuang, atau bahkan kasus keracunan,” pungkas Bupati Ipuk.

    Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, dua kasus keracunan yang terjadi telah ditindaklanjuti. SPPG yang menyuplai MBG di dua sekolah yang keracunan telah dihentikan sementara oleh kordinator wilayah BGN, hingga seluruh prosedur dan fasilitas dipenuhi sesuai hasil investigasi.

    “Berikutnya, proses investigasi juga masih berlangsung di SPPG lain yang menyuplai sekolah tersebut,” ucap Amir.

    Dinas Kesehatan juga mendorong SPPG agar segera memenuhi SLHS. Pelatihan-pelatihan untuk penjamah pangan digelar sebagai salah satu syarat didapatkannya SLHS.

    “Dari 38 SPPG yang telah beroperasi, 12 SPPG sudah menjalani proses sertifikasi SLHS dan siap diterbitkan sertifikatnya. Sisanya masih dalam tahap persiapan atau perbaikan sarana prasarana,” ungkap Amir.

     

  • Bupati Ipuk Tegaskan Pentingnya Higienitas Dapur dan Penerapan SOP Program MBG di Banyuwangi  – Page 3

    Bupati Ipuk Tegaskan Pentingnya Higienitas Dapur dan Penerapan SOP Program MBG di Banyuwangi  – Page 3

    Liputan6.com, Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan higienitas dapur dalam program Makan Bergizi (MBG) di seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayahnya.

    Langkah ini diambil menyusul adanya dua kasus keracunan makanan yang diduga berasal dari menu MBG di dua sekolah berbeda dalam sepekan terakhir. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun langsung menutup sementara salah satu SPPG, sementara satu lainnya tengah dalam proses pemeriksaan.

    “Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar teman-teman pengelola SPPG tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mungkin memang tidak disengaja, tapi kalau proses dan SOP-nya dijalankan dengan benar, bisa dihindari,” kata Ipuk saat meninjau salah satu dapur SPPG di Kecamatan Giri, Senin (27/10/2025).

    Bupati Ipuk menegaskan bahwa seluruh pengelola SPPG wajib menjalankan SOP dengan maksimal agar makanan yang disajikan aman, sehat, dan layak konsumsi. Ia juga meminta agar variasi menu terus dijaga agar anak-anak tidak bosan menikmati hidangan MBG setiap harinya.

    “Dengan demikian bisa dinikmati anak-anak, dengan menu yang bervariasi. Mudah-mudahan program ini bisa terus berjalan dengan baik,” harap Ipuk. 

    Dorong Sertifikasi Higiene Sanitasi dan Pengelolaan Limbah 

     

    Pemkab Banyuwangi juga tengah mendorong seluruh dapur MBG memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sesuai ketentuan terbaru dari Kementerian Kesehatan. Sertifikat ini menjadi syarat wajib bagi dapur penyedia makanan MBG. Selain itu, Ipuk meminta agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkoordinasi dengan pengelola dapur terkait pengelolaan limbah agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

    “Semoga program MBG di Banyuwangi bisa berjalan lancar dan membawa manfaat. Anak-anak bisa menikmati menu-menu yang diberikan tanpa ada lagi isu terkait makanan sisa, makanan yang dibuang, atau bahkan kasus keracunan,” ujar Ipuk.

    Ia menambahkan, program MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan mendukung pemenuhan gizi anak-anak dan pelajar di seluruh Indonesia. Karena itu, pelaksanaannya harus dijalankan secara maksimal agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.

    12 dari 38 Dapur MBG Siap Diterbitkan Sertifikat SLHS 

    Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menjelaskan dua kasus keracunan yang terjadi telah ditindaklanjuti. Salah satu SPPG dihentikan sementara hingga memenuhi seluruh prosedur dan standar fasilitas sesuai hasil investigasi.

    “SPPG yang menyuplai MBG di dua sekolah yang keracunan telah dihentikan sementara oleh koordinator wilayah BGN, hingga seluruh prosedur dan fasilitas dipenuhi sesuai hasil investigasi,” jelas Amir.

    Amir menuturkan, Dinkes juga terus mendorong seluruh SPPG untuk segera mendapatkan SLHS. Hingga kini, dari 38 SPPG yang beroperasi, 12 SPPG sudah menjalani proses sertifikasi dan siap diterbitkan sertifikatnya, sementara sisanya masih dalam tahap perbaikan sarana prasarana.

    “Pemkab terus memantau dan memfasilitasi pengurusan SLHS,” tegas Amir.

    Untuk memperoleh sertifikat SLHS, setiap dapur SPPG wajib memenuhi tiga komponen utama. Pertama, penjamah pangan harus mengikuti pelatihan keamanan pangan dan lulus uji kompetensi. Kedua, SPPG harus layak hasil inspeksi sanitasi dan kesehatan lingkungan, mencakup kualitas air bersih, pengelolaan limbah, sirkulasi udara, dan kebersihan alat masak.

    Ketiga, dilakukan uji sampel dan pemeriksaan kesehatan terhadap makanan, alat, dan penjamah untuk memastikan tidak ada kontaminasi selama proses produksi.

    Langkah-langkah ini diharapkan dapat memastikan seluruh proses penyediaan makanan MBG berjalan higienis, aman, dan memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

  • Gandrung Sewu Banyuwangi: 13 Tahun Menari di Panggung Kolosal yang Kian Memukau

    Gandrung Sewu Banyuwangi: 13 Tahun Menari di Panggung Kolosal yang Kian Memukau

    Gandrung Sewu kali ini diikuti oleh 1.400 penari yang terdiri 1.200 penari berasal dari Banyuwangi termasuk para Kepala Desa yang ikut tampil sebagai Paju Gandrung, ditambah 200 para penari diaspora dari Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Probolinggo, Situbondo, Malang, Jakarta, Sumsel, Sulawesi Selatan hingga Papua dan Amerika.

    Gandrung dari berbagai usia, mulai 4 tahun hingga mahasiswa membawakan koreografi yang apik. Mengenakan pakaian dan selendang merah, mereka menampilkan berbagai formasi. Mulai dari bunga, GS 2025, hingga formasi apik lainnya.

    Tampak pula gandrung cilik usia 4 tahun menari dengan ceria memadukan gerakan tari Gandrung dengan gerakan velocity yang lagi nge-trend. Membuat para penonton sontak memanggil mereka “Gandrung Velocity”.

    “Ini bukti semangat sinergi dan kolaborasi untuk menjaga warisan budaya dengan cara kontemporer. Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas semua yang berpartisipasi,” ujar Ipuk.

    Suasana haru dan bahagia menyeruak saat para penari menyelesaikan pertunjukan Gandrung Sewu. Kerja keras menjalani latihan selama tiga bulan terbayar dengan meriahnya sambutan ribuan penonton.

    “Alhamdulillah pertunjukannya selesai. Kami terharu dan bahagia karena kerja keras dan kebersamaan selama menjalani bersama teman teman mendapatkan sambutan yang meriah,” kata Diaz, salah satu penari yang merupakan mahasiswi semester pertama Kampus ISI Banyuwangi.

    Gandrung Sewu kali ini dihadiri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Rini Widianti, Asdep Pemasaran Pariwisata Nusantara Erwita Dianti, Pimpinan Pemeriksa Keuangan VII BPK RI Slamet Edy Purnomo, Kepala BKSDN Yusharto Hontoyungo, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid. Juga dihadiri perwakilan Kementrian dan lembaga di antaranya LKPP RI, Kemendes RI, Kemen PU, Kementan, Kemendikbuddasmen, Kemenkop, Kemendagri dan lainnya.

  • Merasakan Haru dan Mistisnya Meras Gandrung Banyuwangi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 Oktober 2025

    Merasakan Haru dan Mistisnya Meras Gandrung Banyuwangi Surabaya 25 Oktober 2025

    Merasakan Haru dan Mistisnya Meras Gandrung Banyuwangi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Sehari sebelum pementasan kolosal Gandrung Sewu 2025, sebanyak 1.400 penari mengikuti prosesi sakral Meras Gandrung di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Jumat (24/10/2025).
    Tradisi tersebut menjadi tahapan penting yang harus dilalui sebelum ribuan penari tampil di ajang Gandrung Sewu yang akan diselenggarakan,Sabtu (25/10/2025).
    Prosesi ini dipimpin gandrung senior legendaris Banyuwangi dengan tokoh utama sang penari gandrung yang akan menjadi maskot untuk gelaran agung esok hari.
    Dia adalah Wimbi, seorang perempuan lulusan Politeknik Negeri Banyuwangi yang mengikuti tahapan demi tahapan Meras Gandrung.
    Langit mendung saat ia berjalan menuju altar sederhana berkain merah yang terletak di tengah hamparan pasir Pantai Marina Boom Banyuwangi.
    Secara perlahan, Wimbi mengikuti rangkaian prosesi. Ia dibaringkan, sembari sang maestro gandrung yang mendampinginya menyelipkan pesan-pesan kehidupan bahwa seorang penari gandrung harus menjadi pribadi yang baik dan rajin mendalami bakat tarinya.
    Langit semakin petang, angin berhembus semakin dingin saat para maestro gandrung melantunkan tembang-tembang Osing, dan bau dupa menyeruak terkena angin menambah sensasi merinding bagi siapa saja yang menontonnya secara langsung.
    “Aaaaaa…” Wimbi berteriak di tengah keheningan dan ia menangis.
    Ia dipeluk oleh para maestro gandrung yang mendampinginya, berupaya menenangkannya, membisikkan berbagai kalimat yang menenangkan.
    Semua orang masih hening, menunggu dan menelaah apa yang sebenarnya terjadi hingga ketika Wimbi bangkit dari altar, ia dipapah oleh sang maestro.
    Prosesi inti, saat omprog atau mahkota gandrung yang sempat dilepasnya sebelum menjalani prosesi, dipasang kembali oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang menandai berakhirnya prosesi Meras Gandrung.
    Semua orang larut dalam haru dan merinding yang bercampur jadi satu.
    Tepuk tangan kemudian terdengar meriah, seolah-olah semuanya memberi dukungan kepada Wimbi yang akan menjalankan mandatnya esok hari sebagai tokoh Gandrung Sewu 2025.
    “Tentunya saya sangat bangga, apalagi didampingi dua maestro gandrung kebanggaan Banyuwangi,” tuturnya.
    Wimbi menuturkan ia mulai menari gandrung sejak masih duduk di bangku TK. Ia menjadi peserta tari gandrung sejak awal gandrung sewu digelar.
    Setelah bertahun-tahun, Wimbi akhirnya menjadi tokoh utama gelaran sakral kebanggaan masyarakat Banyuwangi tersebut.
    Dia berharap, dengan kehadirannya sebagai tokoh di Gandrung Sewu 2025, dapat meninggalkan kesan baik dan hangat bagi seluruh masyarakat yang menyaksikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Temuan Baru Kasus Keracunan di 2 Sekolah di Banyuwangi, Diduga karena MBG  
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 Oktober 2025

    Temuan Baru Kasus Keracunan di 2 Sekolah di Banyuwangi, Diduga karena MBG Surabaya 25 Oktober 2025

    Temuan Baru Kasus Keracunan di 2 Sekolah di Banyuwangi, Diduga karena MBG
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com 
    – DPRD Banyuwangi mengungkap temuan baru dugaan keracunan disebabkan konsumsi makan bergizi gratis (MBG) di dua sekolah yang ada di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur.
    Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi, Zamroni usai melakukan inspeksi mendadak di dua sekolah yang diduga menjadi lokasi insiden keracunan, yaitu di SMA NU Gombengsari dan SMPN 3 Kalipuro.
    “Tadi mendadak ditelepon oleh ketua komisi mendengar informasi tersebut. Kita langsung merapat (ke sekolah) dan ternyata benar ada dugaan keracunan setelah makan MBG,” kata Zamroni, Sabtu (25/10/2025).
    Zamroni bersama anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi lainnya mendapatkan informasi bahwa para siswa mengalami gejala sakit perut hingga diare usai mengonsumsi MBG pada Jumat (24/10/2025).
    Zamroni mengurai, terdapat 11 korban dari SMA NU Gombengsari, terdiri 10 siswa dan satu guru. Sembilan di antaranya dilarikan ke Puskesmas Kelir, sementara satu siswa dan satu guru dilarikan ke RSUD Blambangan.
    “Sementara info dari Puskesmas kelir, siswa SMPN 3 Kalipuro banyak yang sakit perut, namun tidak teridentifikasi karena pulang sendiri-sendiri dan tidak dibawa ke Puskesmas,” ungkap dia.
    Setelah upaya konfirmasi, Ketua Fraksi Partai Nasdem itu mengatakan, menurut keterangan dari guru SMPN 3 Kalipuro terdapat 20 siswa yang mengalami gejala keracunan.
    Juga, ada dua guru, yang menyantap MBG jatah murid yang tidak masuk, lalu turut keracunan dan mengalami sakit perut.
    “Setelah sakit,
    Alhamdulillah
    bisa ngantor kembali. Tapi dia (salah satu guru) takut karena masih menyusui,” ujar Zamroni.
    Zamroni menyebut, insiden keracunan MBG dapat menjadi atensi serius untuk pihak-pihak terkait agar memperbaiki teknis pelayanan MBG, sehingga tidak lagi timbul korban lainnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.