kab/kota: Banyuwangi

  • Ibu Muda di Banyuwangi Kubur Bayi karena Malu 3 Kali Nikah Punya Anak Terus

    Ibu Muda di Banyuwangi Kubur Bayi karena Malu 3 Kali Nikah Punya Anak Terus

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Seorang ibu berinisial S (33) warga Dusun Krajan 1, Desa Alasbulu, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi, tega kubur bayi kandungnya sendiri usai dilahirkan.

    Kejadian tersebut nekat dilakukan lantaran adanya tekanan oleh nyinyiran tetangga. Peristiwa tragis ini diungkap oleh Polsek Wongsorejo setelah menerima laporan dari masyarakat setempat, pada Senin (3/11/2025).

    Kapolsek Wongsorejo, AKP Eko Darmawan, S.H., menerangkan bahwa kasus ini bermula dari kecurigaan Nini Aniye (56), warga setempat sekaligus kerabat dekat dari terduga pelaku.

    AKP Eko mengatakan, kecurigaan Nini muncul setelah dirinya mendengar pertanyaan dari tetangganya mengenai suami terduga pelaku berinisial M yang terlihat membuang kantong plastik (kresek) berlumuran darah ke sungai.

    “Sekitar pukul 09.00 WIB, Nini selaki saksi didatangi tetangganya yang kebetulan sedang dalam perjalanan mengantar makanan ke sawah. Tetangga itu kemudian bertanya kepada saksi apakah keponakannya selaku korban baru saja melahirkan, karena suami terduga pelaku ini membawa plastis berlumur darah,” kata AKP Eko, Selasa (4/11/2025).

    Karena ada yang janggal, Saksi memastikanya sendiri dengan menuju ke halaman belakang rumah pelaku berinisial S tersebut. Selanjutnya, sekitar pukul 16.00 WIB bibi dari terduga pelaku menemukan sebuah keset yang sebagian terpendam ke tanah.

    Usai diangkat, para tetangga sangat kaget mendapati ada kepala bayi dengan sebagian tubuh terpendam tanah. “Saat itu saksi berteriak dan meminta pertolongan warga sekitar. Barulah ada laporan masuk kepada kami,” kata AKP Eko.

    Sesampainya di TKP, pihak kepolisian pun datang dan kemudian membawa jasad bayi perempuan tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan guna dilakukan tindakan otopsi.

    “Kami telah mengamankan terduga pelaku dan barang bukti, selanjutnya kami berkoordinasi dengan Satreskrim Polresta Banyuwangi guna proses sidik tuntas,” terang AKP Eko.

    Berdasarkan pengakuanya pelaku kepada polisi. Dia mengubur bayi perempuannya tersebut karena malu dan tidak menginginkan kehamilanya itu diketahui oleh tetangga sekitar.

    Sebab si pelaku sudah memiliki 4 anak dari 3 kali pernikahan. Bayi yang dikubur tersebut merupakan anak kelimanya.

    Karena hal itu pelaku (S) tertekan, dan selalu menjadi bahan pembicaraan warga. Pada akhirnya dirinya tega mengubur bayi kandungnya sendiri.

    Dalam perkara ini, pelaku dijerat Pasal 305 KUHP dan atau Pasal 306 Ayat (2) KUHP dan atau 307 KUHP.

    “Terduga pelaku merasa malu dan merasa jadi omongan karena selalu mempunyai anak di setiap pernikahanya,” jelas AKP Eko. [ayu/but]

     

     

  • Prabowo Umumkan Kereta Cepat Whoosh akan Diperpanjang sampai Banyuwangi

    Prabowo Umumkan Kereta Cepat Whoosh akan Diperpanjang sampai Banyuwangi

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengatakan dirinya ingin proyek kereta cepat Whoosh tidak hanya sampai Bandung dan Surabaya saja. Prabowo mendukung apabila rute Whoosh diperpanjang dari Jakarta sampai Banyuwangi, Jawa Timur.

    “Saya minta tidak hanya (sampai) Surabaya. Banyuwangi. Banyuwangi (Kereta Cepat sampai Banyuwangi) Ya. Banyuwangi. Surabaya itu zaman dulu. Sekarang Banyuwangi,” kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).

    Terkait utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh, Prabowo meminta masyarakat tenang dan khawatir. Prabowo menegaskan dirinya akan bertanggung jawab atas penyelesaian utang Whoosh senilai Rp116 triliun.

    “Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut, Kita mampu. Dan kita kuat,” jelasnya.

    Prabowo menuturkan, semua transportasi publik jangan dihitung untung dan rugi, termasuk Whoosh. Dia menyampaikan seluruh dunia memakai skema Public Service Obligation (PSO) dalam pelayanan publik dan transportasi umum.

    “Kita layani rakyat kita, kita berjuang untuk rakyat kita. Teknologi semua sarana itu tanggung jawab bersama dan itu diujungnya tanggung jawab Presiden RI. Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh,” tutur Prabowo.

  • Perkins International Gelar Pelatihan Fisioterapi untuk Guru dan Orang Tua Anak Disabilitas di Banyuwangi

    Perkins International Gelar Pelatihan Fisioterapi untuk Guru dan Orang Tua Anak Disabilitas di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bersama Perkins International, organisasi pendidikan global berbasis di Boston, Amerika Serikat, terus memperkuat layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kolaborasi ini kembali diwujudkan melalui program pelatihan fisioterapi bagi guru dan orang tua yang memiliki anak dengan hambatan fisik.

    Direktur Program Perkins wilayah Asia Pasifik, Ami Tango Limketkai, menyampaikan bahwa Banyuwangi menjadi salah satu wilayah yang dinilai memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan pendidikan inklusif. “Banyuwangi ini spesial karena masyarakat dan pemimpinnya sama-sama punya pola pikir yang inklusif. Komunitas di sini juga sangat kuat. Lintas sektor bisa bekerja secara terintegrasi dan terkoordinasi sehingga anak-anak disabilitas dapat terlayani dengan baik,” ujarnya, Selasa (3/11/2025).

    Ami hadir bersama sejumlah pejabat Perkins Asia Pacific lainnya, antara lain Program Manager Paige Klotzman, Educational Specialist Chenmin Perera, dan tim pendidikan kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, pelatihan fisioterapi akan digelar pada 17 November mendatang, dan dibuka untuk guru serta orang tua yang memiliki anak-anak dengan hambatan fisik.

    “Kami hadirkan langsung doktor fisioterapi dari India untuk mengajarkan bagaimana maintenance ke anak-anak dengan hambatan fisik agar mereka bisa mencapai potensi yang maksimal,” jelas Ami.

    Program ini dirancang agar para peserta memahami teknik fisioterapi dasar untuk mencegah kekakuan otot dan meningkatkan kemampuan gerak anak. “Jika orang tua memiliki kemampuan ini, setidaknya mereka bisa memberikan treatment dasar kepada anak mereka agar kondisinya tidak semakin memburuk,” tambahnya.

    Selama ini, Perkins International telah konsisten mendukung program inklusivitas di Banyuwangi melalui berbagai pelatihan bagi guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan orang tua penyandang disabilitas. Bersama Pemkab Banyuwangi, mereka juga menjalankan program Sekolah Model, yang melatih sekitar 170 guru SLB tentang strategi mengajar, manajemen kelas, bahasa isyarat, penanganan anak autis, hingga dasar-dasar fisioterapi.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari Perkins International dalam memperluas akses pendidikan bagi anak-anak disabilitas. “Kami sangat berterima kasih atas komitmen Perkins mendukung peningkatan kapasitas guru dan orang tua di Banyuwangi. Dengan pendampingan ini, layanan pendidikan bagi siswa disabilitas akan semakin berkualitas,” ujarnya.

    Ipuk menegaskan bahwa program ini melengkapi berbagai kebijakan pro-disabilitas yang telah dijalankan Pemkab Banyuwangi. “Kami berharap kapasitas guru-guru SLB maupun sekolah umum semakin baik, agar anak-anak disabilitas bisa belajar dengan aman, nyaman, dan terus berprestasi,” tandasnya. [ayu/beq]

  • Takut jadi Omongan Tetangga, Seorang Ibu di Banyuwangi Kubur Bayi yang Baru Dilahirkan di Belakang Rumahnya

    Takut jadi Omongan Tetangga, Seorang Ibu di Banyuwangi Kubur Bayi yang Baru Dilahirkan di Belakang Rumahnya

    Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, digegerkan temuan jasad bayi yang dikubur di belakang rumah oleh ibu kandungnya sendiri.  Bayi malang itu baru saja dilahirkan oleh SL (33), seorang ibu rumah tangga.

    Perbuatan itu dilakukan karena pelaku mengaku takut dihujat warga karena kembali hamil dan melahirkan, sementara dirinya sudah memiliki empat anak dari tiga kali pernikahan.

    Kapolsek Wongsorejo AKP Eko Darmawan mengatakan, peristiwa itu terungkap sekitar pukul 15.30 WIB setelah NA (56), bibi pelaku, merasa curiga dengan gerak-gerik keponakannya.

    “Saksi awalnya mendapat informasi dari warga bahwa keponakanya itu diduga baru melahirkan. Warga melihat suami pelaku, M, sempat membuang kantong plastik berisi darah ke sungai,” ujar Eko, Selasa (4/11/2025).

    Rasa penasaran membuat NA datang ke rumah SL. Saat memeriksa halaman belakang, dia mendapati keset yang tertimbun tanah. Ketika dibuka, NA terkejut karena menemukan bagian kepala bayi di bawahnya.

    “Saksi langsung berteriak minta tolong dan melapor ke polisi. Setelah kami tiba di lokasi, bayi sudah dalam keadaan meninggal dunia,” kata Eko.

  • Pemkab Banyuwangi Fasilitasi Pondok Pesantren Urus PBG dan SLF demi Lingkungan Belajar Aman

    Pemkab Banyuwangi Fasilitasi Pondok Pesantren Urus PBG dan SLF demi Lingkungan Belajar Aman

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU CKPP) Banyuwangi siap memfasilitasi pengelola pondok pesantren dalam pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Langkah ini merupakan tindak lanjut dari pencanangan program Pesantren Aman yang diluncurkan saat kick off Hari Santri Nasional di Pendopo Sabha Swagata Blambangan pada 20 Oktober 2025 lalu.

    “Pemkab telah menggelar sosialisasi tentang regulasi dan prosedur pembangunan serta penggunaan bangunan yang sesuai standar. Karena kami, pemerintah ikut berkewajiban memastikan lingkungan belajar santri aman dan layak. Salah satunya dengan menjamin fasilitas infrastruktur baik gedung belajar maupun asrama yang aman dan sesuai standar,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (4/11/2025).

    Sosialisasi tersebut diikuti oleh 70 pengurus pondok pesantren se-Banyuwangi, dipimpin langsung oleh Asisten Administrasi dan Pembangunan Choiril Ustadi, serta dihadiri perwakilan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan para camat se-Banyuwangi.

    Ipuk menjelaskan bahwa pendampingan pemerintah sangat diperlukan agar setiap bangunan di wilayah Banyuwangi, khususnya pondok pesantren, dibangun dan digunakan sesuai ketentuan keselamatan. “Pemkab siap memfasilitasi pengurusan PBG dan SLF. Dinas terkait akan siap membantu pengurusannya. Silakan berkonsultasi dengan Dinas PU,” tegasnya.

    Plt Kepala Dinas PU CKPP Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo, menambahkan bahwa PBG merupakan dokumen wajib sebelum pembangunan gedung dimulai, sedangkan SLF berfungsi memastikan gedung yang telah selesai dibangun memenuhi standar keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.

    “Kedua dokumen ini saling melengkapi dan penting untuk legalitas serta keamanan suatu bangunan,” jelas Suyanto yang akrab disapa Yayan.

    Menurutnya, Dinas PU CKPP Banyuwangi membuka layanan konsultasi bagi pondok pesantren yang ingin memeriksa kelayakan bangunan atau mengurus dokumen PBG dan SLF. Pemkab akan memberikan pendampingan penuh agar seluruh proses berjalan mudah dan transparan.

    “Masyarakat dan pengelola ponpes bisa datang langsung ke Dinas PU atau Mall Pelayanan Publik untuk berkonsultasi lebih lanjut. Kami siap memberikan pendampingan setiap saat. Ini adalah bentuk tanggung jawab bersama agar santri bisa belajar dengan aman dan orang tua pun tenang,” pungkasnya. [alr/beq]

  • BPBD Banyuwangi Peringatkan Ancaman Bencana Angin Kencang hingga Pancaroba

    BPBD Banyuwangi Peringatkan Ancaman Bencana Angin Kencang hingga Pancaroba

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mulai berikan peringatan dini terkait potensi peningkatan ancaman bencana angin kencang. Hal tersebut dikhawatirkan terjadi mengingat saat ini telah memasuki musim peralihan kemarau ke penghujan.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengimbau, memasuki musim peralihan, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap adanya potensi bencana hidrometeorologi.

    “Kita imbau untuk agar masyarakat lebih berhati-hati, baik ketika di luar rumah maupun dilingkungan rumah, karena musim peralihan dan potensi bencananya,” katanya, Senin (3/11/2025).

    Untuk antisipasi bemcana lebih awal, saat ini BPBD Banyuwangi telah melakukan mitigasi adanya potensi bencana hidrometeorologi sebelum masuk musim peralihan.

    Salah satunya dengan melalukan pemotongan dahan pohon yang tinggi, tentu saja hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kejadian pohon tumbang akibat hujan yang disertai angin kencang.

    “Kita telah memaksimalkan mitigasi seperti perampasan pohon, hingga pemeliharaan drainase agar mencegah banjir terjadi,” kata Danang.

    Upaya mitigasi akan terus dilakukan dan dimaksimalkan, mengingat bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang telah terjadi di Banyuwangi. Akibatnya sejumlah rumah di tiga kecamatan seperti Siliragung, Pesanggaran dan Glenmore rusak berat hingga ringan.

    Berdasarkan data dari BPBD ada 24 rumah rusak di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, lalu 2 rumah rusak di Pesanggaran, dan 1 rumah rusak di Glenmore akibat hujan deras disertai angin kencang. Total sementara 27 rumah rusak berat hingga ringan karena bencana tersebut.

    Kerusakan parah terjadi di Kecamatan Siliragung hingga membuat atap rumah ambruk tak bersisa. Melihat itu BPBD Banyuwangi telah menyalurkan bantuan kebutuhan dasar kepada warga terdampak.

    “Pada Senin (3/11/2025) kita telah mengirimkan bantuan kebutuhan dasar berupa sembako, paket kebersihan, family kit dan terpal kepada semua korban. Sementara masih kebutuhan dasar, nanti petugas yang terjun akan bertanya kebutuhan lainya seperti kebutuhan material, seperti asbes dan lainya,” jelasnya. [tar/ian]

  • Banyuwangi Gelar Festival Literasi Using untuk Lestarikan Bahasa Daerah

    Banyuwangi Gelar Festival Literasi Using untuk Lestarikan Bahasa Daerah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi terus menunjukkan komitmen tinggi dalam pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Using, dengan menggelar Festival Literasi Using yang rutin dilaksanakan setiap tahun.

    Pada 1 November 2025, sebanyak 400 pelajar tingkat SD hingga SMP se-Banyuwangi berpartisipasi dalam acara yang telah memasuki tahun kelima ini.

    Festival yang bertujuan memperkenalkan dan menguatkan penggunaan bahasa Using di kalangan generasi muda ini semakin mendapat perhatian positif dari siswa. Seperti yang diungkapkan Ahmad Syauqi Ghifari, pelajar SDN 1 Kalibaru Wetan yang mengikuti lomba puisi.

    “Saya berlatih selama dua minggu bersama guru. Agak susah, tapi senang saja karena menambah kaya kemampuan bahasa saya. Anak sekarang tidak boleh hanya bisa Bahasa Inggris, tapi perlu juga belajar bahasa daerah, bahasa asli kita,” kata Ahmad Syauqi.

    Siswa kelas 5 ini juga menambahkan, meski di lingkungan sekitarnya mayoritas berbicara dalam bahasa Jawa, ia merasa senang bisa belajar bahasa Using yang merupakan bahasa asli Banyuwangi. Hal ini menunjukkan antusiasme pelajar Banyuwangi dalam mempelajari bahasa daerah mereka meski bahasa nasional dan asing semakin mendominasi percakapan sehari-hari.

    Festival Literasi Using kali ini terdiri dari tujuh kategori lomba, yaitu menulis aksara Using, menulis cerpen, membaca puisi (moco geguritan), menyanyi (nembang), stand-up comedy (ngewer), mendongeng (ndongeng), dan satu kategori tambahan untuk tingkat SD, yaitu bermain sandiwara (memengan sandiworo).

    Para peserta lomba mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan literasi mereka melalui berbagai format yang menyenangkan.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa pelestarian bahasa Using merupakan bagian dari kekayaan budaya Suku Using yang perlu dijaga.

    Festival literasi using

    “Pelestarian bahasa sejak dini dengan melibatkan pelajar menjadi sangat penting untuk membangkitkan kembali kebiasaan dan kebanggaan terhadap bahasa lokal,” ujar Ipuk. Ia juga mengapresiasi peran guru dan orang tua yang telah mendampingi anak-anak dalam kegiatan ini.

    Festival Literasi Using bukan hanya sekadar acara perlombaan, namun juga merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk membangun literasi anak-anak Banyuwangi yang lebih berkualitas. “Lewat festival Literasi Using kita tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga memupuk masa depan anak-anak yang lebih cemerlang,” kata Ipuk.

    Banyuwangi sebelumnya telah menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) atas konsistensinya dalam melestarikan bahasa Using. Penghargaan tersebut diterima pada Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FBIN) pada tahun 2024 dan 2025.

    Graceylla Alleynadyne Claudya Pesik, siswi SMPN 5 Banyuwangi, berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Mendongeng tingkat SMP dengan cerita ‘Arak-arakan Kembang Ndog’ yang menggambarkan tradisi perayaan Maulid Nabi Suku Using. “Syukur bisa menang. Keren juga menang lomba Bahasa Using,” ungkap Graceylla dengan semangat.

    Sebagai kelanjutan dari festival ini, para juara akan dikirim untuk mewakili Banyuwangi dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Timur. “Sejak tahun 2023, perwakilan Banyuwangi selalu menang dan mewakili Provinsi Jawa Timur di tingkat nasional,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Suratno. [alr/suf]

  • Hujan Angin Kencang Rusak Puluhan Rumah di Siliragung Banyuwangi

    Hujan Angin Kencang Rusak Puluhan Rumah di Siliragung Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Puluhan rumah warga di Desa Seneporejo Kecamatan Siliragung porak-poranda akibat bencana hujan dan angin kencang. Kapolsek Siliragung, AKP Yaman Adinata mengatakan, peristiwa kebencanaan itu terjadi sekira pukul 15.00 WIB.

    Hujan deras yang disertai angin kencang itu, membuat sejumlah atap rumah warga di Dusun Krajan dan Dusun Silirkrombang terbang hingga ambruk.

    “Sebanyak 24 rumah atap rumah warga mengalami kerusakan, terutama bagian asbes yang pecah dan genteng yang runtuh,” katanya Senin (3/10/2025).

    Meski puluhan rumah mengalami kerusakan, dari data yang tercatat tidak ada korban jiwa akibat bencana cuaca ektrem itu.

    Sejak hari ini, AKP Yaman mengatakan, warga tengah bergotong royong membersihkan puing atap dan memperbaikinya secara mandiri.

    “Pemerintah Desa Seneporejo juga telah berkoordinasi dengan BPBD Banyuwangi untuk pengajuan bantuan perbaikan kepada warga,” ujarnya.

    Dari data yang dihimpun pihak kepolisian, terdapat 9 rumah warga rusak berat karena angin kencang di Dusun Krajan antara lain rumah milik Sutikono, M. Dowi, Ponidi, Wagiran, hingga Purnomo. Sedangkan di Dusun Silirkrombang ada 8 rumah rusak berat seperti milik Bukori, Suparmi, Sriman hingga Paijan.

    Untuk sisanya, diketahui rumah hanya mengalami kerusakan ringan seperti genteng jatuh, sampai asbes pecah karena diterpa angin.

    “Saat ini kondisi sudah aman dan kondusif. Kami bersama perangkat desa terus memantau situasi dan membantu warga yang terdampak,” tutur AKP Yaman.

    “Kami mengimbau agar masyarakat mempersiapkan diri dan selalu memantau perkembanhan cuaca melalui BMKG, karena telah masuk musim peralihan,” imbuhnya.

    Diwaktu yang sama, BPBD Banyuwangi juga mencatat 2 rumah di Kecamatan Pesanggaran dan 1 rumah di Kecamatan Glenmore yang rusak akibat hujan yang disertai angin kencang. Jadi total 27 rumah mengalami kerusakan. [ayu/but]

     

  • Meningkat 7,6 Persen, Perputaran Ekonomi Even Gandrung Sewu Banyuwangi Tembus Rp8,5 Miliar

    Meningkat 7,6 Persen, Perputaran Ekonomi Even Gandrung Sewu Banyuwangi Tembus Rp8,5 Miliar

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Festival Gandrung Sewu 2025 yang digelar pada Sabtu (25/10/2025) lalu tak hanya sukses memukau ribuan penonton, namun juga berdampak pada pemutaran ekonomi yang fantastis.

    Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, total perputaran ekonomi selama rangkaian kegiatan akbar ini mencapai Rp. 8,5 miliar.

    Angka ini menunjukkan lonjakan yang signifikan, yaitu naik 7,6 persen dari perputaran ekonomi penyelenggaraan tahun 2024 lalu yang tercatat sebesar Rp. 7,9 miliar.

    Kenaikan yang signifikan ini didorong oleh tingginya transaksi di sektor riil, terutama dari belanja pengunjung.

    Dengan total sekitar 50.000 pengunjung selama tiga hari pelaksanaan yakmni 23-25 Oktober. Putaran angka dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sektor penyumbang terbesar.

    Keterlibatan 200 UMKM di lokasi utama dan sekitarnya menghasilkan estimasi transaksi belanja mencapai angka impresif Rp 2,880 miliar.

    Sektor akomodasi juga mendapatkan berkah besar. Tingkat hunian (okupansi) hotel dan homestay dilaporkan mencapai hingga 100 persen dengan estimasi transaksi senilai Rp. 2,175 miliar.

    Sales Executive Illira Hotel Banyuwangi, Suwito menyatakan, Dampak event sangat terasa. Okupansi hunian hotel di tempatnya meningkat hingga 90 persen pada tanggal 23-24 Oktober.

    “Namun, yang paling luar biasa, pada hari pelaksanaan event utama, tingkat hunian mencapai 100 persen,” ujarnya.

    Hal serupa juga disampaikan ole Assistant Sales Manager Kokoon Hotel Banyuwangi Ahmad Junaidi, dia sangat berterima kasih dan mengapresiasi atas terselenggaranya event tersebut sehingga dapat menarik wisatawan datang ke Banyuwangi.

    “Terima kasih kepada Pemkab Banyuwangi yang telah konsisten menggelar event spektakuler yang memiliki efek multisektoral ini. Selama pelaksanaan Gandrung Sewu, okupansi di hotel kami mencapai 100 persen,” jelasnya.

    Selain itu, sektor kuliner dan pusat oleh-oleh turut mengalami peningkatan omzet luar biasa. Rata-rata 80 persen hingga 100 persen, menyumbang estimasi total transaksi sebesar Rp 750 Juta.

    Manajer Pusat Oleh-Oleh Osing Deles Edwin Junianto mengungkapkan, selama event berlangsung oendapatan toko alami oeningkatan cukup tinggi.

    “Pendapatan kami meningkat sebesar 40 persen di hari pelaksanaan Gandrung Sewu. Event ini benar-benar membawa berkah, pengunjung memborong produk khas Banyuwangi untuk dijadikan buah tangan,” kata Edwi.

    Sedangkan, Penanggungjawab Ajeg Resto dan Langgeng Kitchen, Ari Santi Marhaeni, juga melaporkan adanya kenaikan jumlah pengunjung hingga 40 persen berkat acara Gandrung Sewu. Ia menjelaskan adanya perbedaan pola kunjungan di kedua resto tersebut.

    “Kalau di resto kami, setelah Gandrung Sewu banyak tamu luar kota yang datang. Kenaikan okupansi mulai terlihat bahkan sebelum acara gladi resik,” ujarnya.

    Dampak ekonomi Gandrung Sewu tidak hanya dirasakan oleh pengusaha besar, tetapi juga menyentuh langsung ribuan pekerja seni dan masyarakat.

    Tercatat, total sebanyam 2.500 orang pelaku seni dan tenaga kerja terlibat langsung dalam event ini. Selain itu, kegiatan ini mencatatkan anggaran produksi Event sebesar Rp 870 juta dan didukung oleh Swadaya Peserta yang mencapai Rp 1,147 miliar, menunjukkan tingginya partisipasi Masyarakat.

    Di sektor penunjang, pemasukan juga tercatat stabil. Penerimaan dari Parkir Roda 2 & 4 diperkirakan mencapai Rp 50 – 80 juta, sedangkan tiket masuk Pantai Marina Boom menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 121 juta.

    Dengan total perputaran ekonomi sebesar Rp 8,5 Miliar dan tingkat pertumbuhan yang positif, Festival Gandrung Sewu 2025 membuktikan sebagai agenda budaya unggulan yang strategis. [alr/aje]

  • Metro Sepekan: Cerita Warga di Depok Tidak Sadar Tawarkan Bantuan Dorong Truk Mogok Hasil Curian

    Metro Sepekan: Cerita Warga di Depok Tidak Sadar Tawarkan Bantuan Dorong Truk Mogok Hasil Curian

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah mobil boks berpelat nomor B 9060 JZP terparkir di pinggir Jalan Raya Muchtar, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Diduga mobil itu sempat dikendarai tersangka pencurian, dan ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan.

    Salah seorang warga sekitar, Deni mengatakan, warga sekitar tidak ada yang mengira truk boks berkelir putih merupakan hasil curian. Saat itu, sekira pukul 05.30 WIB, Deni melihat warga berkerumun di depan gang Enggram di Jalan Raya Muchtar, Sawangan.

    Deni mencoba mendekati truk boks putih sambil bertanya dengan rekannya yang sudah berada terlebih dahulu di lokasi truk. Menurut temannya, ada seseorang yang pergi begitu saja meninggalkan truk.

    Sementara itu, sosok wanita berinisial B yang ditangkap bersama Onadio Leonardo alias Onad, terungkap. Dia adalah Beby Prisillia Gustiansyah, yang tak lain adalah istri dari Onad.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi membenarkan, istrinya Onad itu turut ditangkap terkait penyalahgunaan narkoba. Ade Ary menerangkan, penangkapan bermula dari penggerebekan di Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu malam (29/10/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.

    Dari lokasi pertama itu, satu orang diamankan. Kasus itu kemudian dikembangkan ke Trevista West Rempoa, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Di sanalah Onad dan seorang wanita ditangkap.

    Berita lain yang terpopuler dalam sepekan terakhir dalam sub kanal Megapolitan, News Liputan6.com adalah terkait Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku mengenal secara pribadi pengemudi mobil Lexus yang tewas tertimpa pohon tumbang di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Jakarta Selatan. Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 26 Oktober 2025.

    Korban bernama Harry Danardojo (50). Pramono menyampaikan duka cita mendalam secara langsung kepada keluarga korban.

    Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menawarkan bantuan pemakaman kepada keluarga korban. Selain itu, seluruh proses terkait asuransi juga akan dipermudah oleh pemerintah daerah.

    Berikut deretan berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com dalam sepekan terakhir:

    Mogok saat melewati perlintasan kereta api, sebuah truk di Banyuwangi, Jawa Timur, terguling ditabrak kereta api yang melintas. Imbas kecelakaan, lokomotif kereta api rusak dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.