kab/kota: Banyuwangi

  • Ribuan Santri Jombang Mudik Bareng ke Kampung Halaman

    Ribuan Santri Jombang Mudik Bareng ke Kampung Halaman

    Jombang (beritajatim.com) – Ribuan santri dari Kabupaten Jombang mudik secara bersama-sama ke kampung halaman, Sabtu (30/3/2024). Sedikitnya ada dua pesantren besar yang memberangkatkan santrinya ke kampung halaman.

    Pertama, Ponpes (Pondok Pesantren) Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang yang meberangkatkankan 4000 santri. Kedua, Ponpes Tebuireng Jombang yang juga memberangkatkan 4000 santri.

    Mereka mudik menggunakan moda transportasi bus yang sudah disiapkan oleh pesantren. Tentu saja di halaman Ponpes Gadingmangu yang berada di bawah naungan LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) tersebut kesibukan sudah nampak sejak pagi.

    Bus dengan aneka warna berjajar di halaman pesantren. Demikian juga dengan para santri. Mereka membawa tas besar. Wajah mereka sumringah karena hendak berlebaran di kampung halaman. Mereka bisa bertemu dengan keluarga masing-masing dan handai taulan.

    Kegembiraan itu salah satunya diungkapkan oleh santriwati Mahardina Ratu Malika, asal Banyuwangi. Layaknya orang mudik, dia membawa perbekalan yang cukup banyak. Namun itu sangat mudah, karena sudah ada bus yang disiapkan oleh pesantren.

    “Alhamdulillah bisa mudik bareng. Selama lebaran akan saya meanfaatkan itu berkumpul bersama keluarga. Juga silaturahmi dengan teman-teman sekolah di kampung halaman. Balik lagi ke pesantren pada 21 April mendatang,” kata Mahardina sembari memasuki bus.

    Pengurus Ponpes Gadingmangu Toto Raharjo menjelaskan bahwa peserta mudik bareng sebanyak 4000 santri. Mereka dikelompokkan sesuai dengan wilayah yang dituju. Di antaranya, sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta Jabodetabek.

    Bahkan ada juga yang mudik secara berombongan ke luar Jawa. Totok mengungkapkan, mudik bareng sengaja digelar untuk memudahkan santri menuju kampung halaman. “Di kota yang dituju, keluarga sudah siap menjemput.

    Suasana di halaman Ponpes Gadingmangu Kecamatan Perak Jombang, Sabtu (30/3/2024)

    “Selain kenyamanan, mudik bareng ini juga untuk menjamin keamanan santri selama perjalanan. Ketika sampai di kota yang dituju, mereka sudah dijemput keluarga. Karena kami sudah melakukan koordinasi dengan masing-masing wali santri,” ujar Toto.

    Gus Irfan Yusuf Lepas Santri Tebuireng

    Di lain lokasi, ribuan santri Tebuireng Jombang memadati lapangan parkir setempat. Kebanyakan dari mereka berpakaian putih. Puluhan armada bus juga berjajar di halaman parkir itu. Kebarangkatan santri ke kampung halaman ini dilepas oleh KH Irfan Yusuf, pengawas Ponpes Tebuireng.

    KH Irfan mengungkapkan ada 4000 santri yang mudik ke kampung halaman. Pihak pesantren menyiapkan 80 armada bus untuk kepentingan mudik bersama ini. Tentu saja, masing-masing santri dikelompokkan sesuai dengan tempat tujuannya.

    Sehingga memudahkan mereka menuju kampung halaman. “Sengaja kita gelar mudik bareng untuk memudahkan koordinasi. Hari ini 4000 santri yang mudik,” ujar Gus Irfan, panggilan akrab KH Irfan Yusuf.

    Selain seputar Jawa, santri terjauh adalah mudik ke pulau Sumatra. Nah, di kota yang dituju, mereka sudah dijemput oleh keluarganya masing-masing. “Mereka kembali ke pesantren Tebuireng pada 21 April 2024,” pungkas Gus Irfan. [suf]

  • Ada 5 PPPK Banyuwangi Putus Kontrak, Ini Alasannya

    Ada 5 PPPK Banyuwangi Putus Kontrak, Ini Alasannya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ribuan tenaga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Banyuwangi mendapatkan perpanjangan kontrak. Total, ada 2.131 PPPK bakal melanjutkan pengabdian sebagai aparatur sipil negara (ASN).

    Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Banyuwangi, Ilzam Nuzuli, mengatakan, sebenarnya jumlah PPPK yang lolos seleksi pada formasi 2021 sebanyak 2.136 orang. Namun yang mendapatkan SK perpanjangan kontrak hanya sebanyak 2.131 orang.

    “Ada 5 orang yang tidak kita perpanjang (kontraknya). Alasannya, satu orang meninggal dunia, dua orang pensiun, dan dua orang masih terlibat kasus hukum,” jelas Ilzam, Jumat (29/3/2024).

    Para penerima SK itu, kata Ilzam, adalah PPPK dari tenaga guru, teknis, dan kesehatan. Rata-rata sekitar 85 persen merupakan tenaga guru. Ribuan PPPK tersebut telah menjalani kontrak kerja selama 2 tahun, yang berakhir pada Februari 2023.

    “Saat ini kita perpanjang selama tiga tahun, berlaku hingga 2026 mendatang. Gajinya juga naik karena ada kenaikan gaji berkala yang per dua tahun,” ujar Ilzam.

    Bagi mereka yang mendapatkan perpanjangan kontrak kerja, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berpesan agar bersyukur dan bekerja keras. Termasuk, mampu menjadi bagian dalam percepatan program pembangunan di Banyuwangi.

    “Ke depan, PPPK kita libatkan dalam berbagai upaya penanganan kemiskinan. Dan itu akan menjadi penilaian perpanjangan kontrak,” terang Bupati Ipuk. [rin/suf]

  • Jelang Lebaran, Kontrak Kerja PPPK Banyuwangi Diperpanjang

    Jelang Lebaran, Kontrak Kerja PPPK Banyuwangi Diperpanjang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Menjelang lebaran, ribuan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Banyuwangi bisa bernafas lega. Mereka tersenyum lebar lantaran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi baru saja memperpanjang kontraknya.

    Tapi, ada syaratnya yaitu mereka kudu bekerja keras di masa perpanjangan kontrak berikutnya. Setidaknya ada 2.131 PPPK yang mendapatkan perpanjangan kontrak tersebut.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, pihaknya sengaja memberi perpanjangan kontrak PPPK, lantaran ingin pembangunan terus meningkat. Meskipun, keterbatasan fiskal daerah masih membekap.

    “Harapannya agar honorer yang telah diangkat PPPK bisa bekerja keras bersama kami menuntaskan masalah pembangunan,” kata Bupati Ipuk.

    Ribuan PPPK tersebut berasal dari formasi tahun 2021. Mereka mendapatkan perpanjangan kontrak setelah menjalani kontrak kerja selama 2 tahun. “Mereka akan diperpanjang kontrak selama 3 tahun ke depan,” ungkapnya.

    Langkah itu, kata Ipuk, diambil lantaran pihaknya ingin ASN membantu percepatan penanganan program Banyuwangi. Termasuk mengenai masalah pendidikan dan kesehatan.

    “Bapak ibu harus banyak bersyukur. Masih ada ribuan honorer yang belum diangkat. Untuk itu, kami berharap PPPK terus meningkatkan kerjanya,” ujarnya.

    Tak hanya itu, lanjut Ipuk, tenaga PPPK juga harus turut mendukung penuntasan kemiskinan. Program tersebut merupakan salah satu prioritas kerja utama Banyuwangi. “PPPK kita libatkan dalam berbagai upaya penanganan kemiskinan. Dan itu akan menjadi penilaian perpanjangan kontrak,” tegasnya.

    Banyuwangi telah menetapkan tujuh prioritas penanganan kemiskinan yang harus diselesaikan di level desa. Di antaranya adalah penuntasan anak miskin tidak/putus sekolah, penanganan bumil dan balita kurang gizi, penanganan warga miskin yang tidak bisa mengakses pengobatan, penanganan lansia sebatang kara dan penanganan rumah warga miskin tidak layak huni. [rin/suf]

  • Pertamina Balinus Andalkan PDS Antisipasi Pemudik Kehabisan BBM

    Pertamina Balinus Andalkan PDS Antisipasi Pemudik Kehabisan BBM

    Banyuwangi (beritajatim.com) – PT Pertamina (Persero) Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali Nusa Tenggara, menyiagakan kendaraan Pertamina Delivery Service (PDS). Kendaraan itu khusus untuk mengatasi dan memberikan layanan khusus kendaraan pemudik titik-titik kemacetan yang kehabisan BBM.

    “Jadi, misalnya ketika arus lalu lintas macet dan BBM pengendara habis, bisa langsung telepon call center 135, nanti akan ada kendaraan khusus dari SPBU terdekat meluncur membawa BBM,” ungkap Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat, Edward Adolof Kawi, Kamis (28/3/2024).

    Edwar menyebut, jumlah PDS ini yaitu 100 kendaraan yang tersebar di wilayah Jawa Timur. PDS ini nantinya akan menjadi andalan Pertamina terutama di jalur-jalur tertentu yang memiliki tingkat rawan kemacetan.

    “PDS akan jadi andalan karena lebih lincah, untuk melayani para pemudik yang kehabisan BBM di daerah rawan macet. Terutama di daerah wisata biasa terjadi penumpukan kendaraan sehingga mengantisipasi truk tangki yang sulit bergerak karena macet,” katanya.

    Termasuk, kata Edward, Pertamina juga menambah layanan ekstra lainnya selama arus mudik dan balik Lebaran. Pertamina juga menyiagakan mobile storage atau truk tangki berisi bahan bakar minyak (BBM) di beberapa SPBU. Tujuannya, untuk memangkas jarak suplai.

    Dengan demikian, kata Edward, jika ada SPBU yang kehabisan BBM tidak perlu menunggu suplai dari Pertamina Integreted di Banyuwangi.

    “Salah satunya truk tangki berisi BBM ditempatkan di SPBU Utama Raya di perbatasan Situbondo-Probolinggo. Ini untuk memangkas waktu jarak suplai dari Banyuwangi,” pungkasnya. (rin/ted)

  • Nuzulul Quran, Pemkab Banyuwangi Undang Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud

    Nuzulul Quran, Pemkab Banyuwangi Undang Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dai asal Probolinggo, bergelar Habib Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud mengisi tausyiah di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi. Kedatangannya tentu atas undangan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengisi rangkaian peringatan Nuzulul Quran.

    Hadir ratusan ASN dan juga puluhan hafidzah di acara tersebut. Rangkaian acara lainnya yakni khotmil Quran oleh para hafidzah sepanjang Rabu (27/3/2024) kemarin.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap kepada para ASN untuk bisa mengambil hikmah dari peringatan turunnya Al-Quran tersebut. Harapan lain, nantinya bisa meningkatkan kualitas kepribadian sekaligus menambah kualitas kinerjanya.

    “Mari kita ambil hikmah dari peringatan Nuzulul Quran ini, sehingga kita bisa lebih bersemangat lagi untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Al-Quran, kata Ipuk, merupakan kitab suci yang penuh inspirasi dan memberi berkah bagi setiap pembacanya. Begitu juga Banyuwangi, yang sukses meraih beragam keberhasilan, juga tak lepas dari berkah para pembaca Quran.

    “Berkat doa para hafidzah, para pembaca Quran, para kiai, habaib dan lain sebagainyalah yang menyempurnakan ikhtiar kita,” tegas Ipuk.

    Sementara itu, Habib Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud dalam tausyiah nya menyampaikan, ada banyak manfaat dan hikmah dari Al-Quran. Hikmah itu di antaranya adalah sebagai afdlalu-l-ibadah.

    “Saya rangkum ada 6, yaitu Ibadah sunnah yang utama, dikumpulkan para nabi, penolong dalam alam kubur, menjadi cahaya di langit, menjadi penenang hidup dan obat hati dari segala kegundahan,” pungkasnya.

    Di akhir ceramah, Habib Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud memberikan kuis kepada para jamaah dengan pertanyaan dari seputar materi tausiyahnya. Jamaah yang beruntung mendapat hadiah dari Bupati Ipuk Fiestiandani.

    Hadiahnya, ada sarung, kerudung dan uang tunai. Membuat suasana semakin riang.

    Acara kemudian ditutup dengan doa oleh KH. Suyuthi Thoha. Lantas dilanjutkan dengan buka puasa serta salat Magrib berjamaah. [rin/beq]

  • Bupati Banyuwangi Undang Hafidzah Peringati Nuzulul Quran

    Bupati Banyuwangi Undang Hafidzah Peringati Nuzulul Quran

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Khotmil Quran serentak saat peringatan Nuzulul Quran. Acaranya, mulai dari kelurahan, kecamatan, puskesmas, dinas hingga pendopo Shaba Swagata Blambangan

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut, kegiatan kali ini yakni turut mengagungkan turunnya kitab suci Al-Quran. Sehingga, tujuannya bermaksud untuk menjadi penyempurna ikhtiar untuk pembangunan daerah.

    “Kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar memohon keberkahan dari Allah. Dengan berkah turunnya Al-Qur’an dan doa dari orang-orang yang dekat dengan Allah harapannya Banyuwangi bisa melewati berbagai tantangan dan kondisi sulit dengan baik,” ungkap Ipuk.

    Secara khusus dalam pelaksanaan Khotmil Quran di Pendopo ini yakni bil-ghoib atau secara hafalan oleh para hafidzah (penghafal quran perempuan) yang tergabung di Jamiyah Qura’ wal Huffadz (JQH) NU Banyuwangi. Di antaranya dihadiri Nyai Hj. Saadatul Ukhrowiyah Askandar dari PP. Mambaul Ulum Sumberberas (Muncar), Nyai Nikmatur Rohmah (Ketua JQH Banyuwangi), Nyai Nasiroh, Nyai Kholifah, serta sejumlah ibu nyai lainnya.

    Bupati Ipuk juga tampak di antara para hafidzah yang sedang mengkhatamkan Quran. Ia terlihat khusyu menyimak bacaan para hafidzah tersebut. Dalam sehari itu, berhasil dikhatamkan sebanyak sepuluh kali.

    Sedangkan Khotmil Quran yang dilaksanakan di kantor pemerintah dilakukan oleh sebagian karyawan dan juga para ustaz. Mereka secara bersama-sama menghatamkan Quran mulai pukul 08.00 hingga menjelang sore.

    “Dengan berkah Khotmil Quran ini semoga Banyuwangi semakin maju dan sejahtera, senantiasa terjaga dan aman sentosa,” jelas Ipuk.

    Khotmil Quran ini akan dipuncaki dengan doa bersama yang dipusatkan di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan dengan dipimpin Habib Abdul Qodir Bin Zaid. Kegiatan juga dirangkai dengan sholat Magrib berjamaah, buka puasa dan sholat tarawih bersama. [rin/aje]

  • Potret Jumhari, Lansia Sebatang Kara di Banyuwangi

    Potret Jumhari, Lansia Sebatang Kara di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Jumhari, kakek berusia 84 tahun hidup sebatang kara di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Tak hanya hidup sendiri, dia juga dalam kondisi sakit.

    Kondisi itu, dia alami sejak istrinya meninggal 7 tahun lalu. Sejauh ini, ada keponakannya yang menemani meski tak menentu.

    Di situasi seperti ini, bagaimana anak-anaknya, keberadaannya dan mereka tinggal. Ya, Jumhari sebenarnya punya anak, tapi mereka tidak di Banyuwangi.

    Jumhari mengatakan, anak-anaknya tinggal luar Jawa. Saat ini, kondisinya sakit dan tak mampu bekerja lagi.

    Beruntung, kakek ini mendapat bantuan sembako dari pemerintah, pemerintah desa, dan masyarakat sekitar. Jumhari juga mendapat perawatan kesehatan rutin dari Puskesmas setempat.

    Tak hanya itu, keramahan Jumhari semasa sehat membawa berkah baginya. Karena, tetangganya pun tak segan membantu dalam kondisinya saat ini.

    “Kalau dapat bantuan sembako, yang masakkan ya tetangga-tetangga di sini. Yang bersihkan rumah saya juga tetangga. Mereka juga membantu saya kalau ada apa-apa, termasuk rutin mengantarkan saya berobat ke puskesmas,” kata Jumhari.

    Melihat kondisi itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang menjenguk Jumhari merasa tersentuh. Namun, di sisi lain dirinya bangga lantaran warga sekitar rukun dan pemerintah setempat cukup tanggap.

    “Saya sangat senang melihat kerukunan dan budaya saling bantu warga kampung sini. Terima kasih orang-orang baik,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sela kegiatan Safari Ramadan.

    Ipuk juga memberi pesan kepada Jumhari untuk terus semangat. Terutama dalam menjaga pola makan dan kesehatan.

    “Tetap semangat, kalau ada apa-apa bilang ke petugas Puskesmas” kata Ipuk.

    Puskesmas dan Kecamatan juga diminta agar rutin menjenguk Jumhari. Karena ini bagian dari usaha pemerintah untuk memastikan kondisi kesehatan lansia di Banyuwangi.

    Termasuk, program layanan Jemput Bola Rawat Warga di Banyuwangi terus digalakkan dalam melayani kesehatan serta pemeriksaan ke rumah-rumah warga secara rutin. Khususnya bagi lansia dan mereka yang tidak mampu berobat ke luar rumah.

    “Layanan kesehatan terus kami dorong, sekaligus mengintensifkan layanan keliling ke rumah-rumah warga,” kata Ipuk.

    Tak lupa, Ipuk juga mengapresiasi kepada masyarakat yang peka terhadap lingkungan sekitarnya. Apapun bentuk keluhan mengenai layanan masyarakat agar dapat lapor ke pemerintah setempat.

    “Kami minta apabila masyarakat menemukan lansia yang tinggal sebatang kara, atau ada anak putus sekolah melapor ke desa atau kecamatan, agar segera mendapat tindakan,” pungkasnya. [rin/beq]

  • Istri Gus Dur Buka Puasa Bareng di Pura Agung Blambangan Banyuwangi

    Istri Gus Dur Buka Puasa Bareng di Pura Agung Blambangan Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sinta Nuriyah Wahid atau kerap dikenal dengan Sinta Wahid, merupakan istri Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia datang ke Banyuwangi dalam lawatannya melakukan safari Ramadhan dan Sahur keliling.

    Di Banyuwangi, Sinta Wahid ngabuburit dan buka bersama dengan warga lintas agama di Pura Agung Blambangan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Saat tiba, sambutan meriah dari warga umat Hindu lengkap dengan musik baleganjur.

    Acara dirangkai dengan doa bersama lintas agama. Pesertanya, dari sejumlah perwakilan umat beragama di Banyuwangi.

    Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi, KH. Mohammad Yamien. Termasuk tokoh agama juga dari jajaran Fatayat dan Muslimah NU. Hadir pula dari perwakilan umat Kristiani.

    “Kegiatan buka bersama ini bagian dari safari Ramadan dan sahur keliling. Kami terus menggemakan pluralisme yang dahulu dimotori Gus Dur,” kata Sinta Nuriyah, Selasa (26/3/2024) sore.

    Sinta Wahid mengapresiasi atas kemajemukan di negeri ini. Utamanya, mereka yang hadir saat kegiatan buka bersama di Pura Agung, Blambangan.

    “Saya bangga, pluralisme tetap terjaga. Kita berkumpul di sini dari beragam suku dan agama,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi Sardiyanto menyebut sebuah kehormatan kedatangan tami Sinta Nuriyah Wahid. Pihaknya juga cukup bangga salah satu tokoh nasional tersebut singgah di tempatnya.

    ‘Kami merasa terhormat, Ibu Sinta Gus Dur bisa hadir dan menggelar buka puasa bersama di pura. Ini bagian dari menggemakan pluralisme di wilayah kita,” pungkasnya. [rin/aje]

  • Bupati Banyuwangi Respon Cepat Perkembangan Virus Seni Global

    Bupati Banyuwangi Respon Cepat Perkembangan Virus Seni Global

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Di tengah kuatnya komitmen masyarakat Banyuwangi dalam melestarikan seni budaya ada terselip perhatian lain yang harus direspon cepat. Secara khusus Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bahkan berpesan kepasa egenap seniman dan budayawan untuk senantiasa merespon perkembangan dunia seni global.

    Saat ini, kata Ipuk, adanya perkembangan seni kontemporer merupakan keniscayaan yang tak bisa dihindari. Namun, kondisi itu harus tetap dibina agar tak melenceng dari norma yang berlaku.

    “Karena virus budaya global sekarang sangat mudah diakses. Maka tugas kita semua untuk mengimbanginya dengan tetap mengenalkan dan menghadirkan seni, budaya dan adat istiadat lokal agar tidak hilang,” ungkap Bupati Ipuk, Selasa (26/3/2024).

    Meski, kata Ipuk, Banyuwangi khususnya seni dan kebudayaannya kini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dunia. Bahkan, kerap diundang dalam forum-forum kebudayaan di level internasional.

    Akan tetapi, Bupati Ipuk menekankan jangan sampai terlena. Kekompakan untuk tetap melestarikan seni budaya menjadi pondasi penting untuk menangkal virus seni global.

    “Seniman dan budayawan yang saling kompak, berkolaborasi bersama-sama pemerintah daerah untuk terus melestarikan dan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan,” ujarnya.

    Banyuwangi, kata Ipuk, harus kuat menjaga seni dan budayanya. Untuk itu, kolaborasi dan inovasi harus tetap memperhatikan nilai dari kebudayaan itu sendiri.

    “Anak-anak kita ini sekarang sedang tergerus oleh kecanggihan teknologi informasi, maka tanpa dukungan dari semuanya para pelaku seni dan budaya, anak-anak kita tidak akan mungkin mengenal lagi yang namanya tari gantung tidak akan mungkin mengenal lagi seni budaya yang lain,” pungkasnya. [rin/suf]

  • Karya Seniman dan Budayawan Banyuwangi Tersohor di Dunia

    Karya Seniman dan Budayawan Banyuwangi Tersohor di Dunia

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku mendapatkan banyak undangan dari berbagai negara untuk mendatangkan sejumlah kesenian maupun produk budaya daerahnya. Kondisi itu tak terlepas makin tersohornya kesenian, kebudayaan hingga pariwisata di mata dunia.

    Akan tetapi, ajakan itu justru belum bisa diterima semuanya lantaran ada persoalan yang masih membekap di Pemkab Banyuwangi. Permasalahan itu yakni mengenai anggaran yang terbatas sehingga belum dapat mengirim perwakilan dari daerah untuk datang ke sejumlah negara.

    “Jadi setiap negara ada Indonesia Event begitu, biasanya kedutaan besar itu mengundang hadirkan seni dan budaya daerah. Dan Banyuwangi ini sangat tersohor ya bagi duta besar,” ungkap Bupati Ipuk di sela pemberian tali asih bagi seniman, budayawan dan pelaku wisata, Selasa (26/3/2024).

    Banyuwangi, kata Ipuk, juga pernah menjadi tuan rumah festival budaya di Kemenlu, sehingga bukan tidak mungkin seni dan budaya Banyuwangi cukup dikenal oleh masyarakat dunia. “Sehingga, para duta besar menganggap Banyuwangi layak untuk diundang di sana,” katanya.

    Ipuk menjelaskan, untuk menyikapi banyaknya permintaan dan undangan itu, pihaknya bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Banyuwangi di luar negeri maupun perkumpulan mahasiswa untuk bisa memenuhi undangan tersebut.

    “Kita lakukan kordinasi dan kolaborasi dengan warga Banyuwangi di luar negeri untuk menghadirkan kesenian dan kebudayaan yang berasal dari mereka sendiri. Karena, di sana juga banyak pelaku seni dan budaya yang cukup kuat untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Banyuwangi,” pungkasnya. [rin/suf]