kab/kota: Banyuwangi

  • Ribuan Pengunjung Nikmati Kehangatan Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2025

    Ribuan Pengunjung Nikmati Kehangatan Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi Regional 9 November 2025

    Ribuan Pengunjung Nikmati Kehangatan Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –
    Suasana hangat terasa di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu malam (8/11/2025).
    Ribuan warga dan wisatawan, termasuk turis mancanegara, memadati desa adat yang dihuni masyarakat Osing itu untuk menikmati Festival Ngopi Sepuluh Ewu (Ngopi Sewu). Tradisi minum sepuluh ribu kopi ini telah berlangsung selama 12 tahun.
    Sejak pertama kali digelar pada 2014, festival tersebut menjadi salah satu agenda tahunan paling dinanti wisatawan. Sepanjang jalan utama Desa Kemiren disulap menjadi warung kopi dadakan.
    Deretan rumah warga berubah menjadi tempat ngopi yang ramai, lengkap dengan meja, kursi, hingga lesehan, serta ditemani kudapan khas Banyuwangi.
    Warga Osing menyambut pengunjung dengan ramah sembari menyuguhkan kopi robusta khas Banyuwangi dalam cangkir-cangkir warisan turun-temurun.
    Tak hanya kopi, pengunjung juga disuguhi aneka camilan tradisional, seperti kucur, tape ketan dalam bungkus daun kemiri, hingga pisang goreng hangat. Semuanya disajikan dengan penuh keakraban.
    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut hadir dan berbaur bersama warga serta menikmati kopi serta berbincang santai dengan para pengunjung.
    “Momentum malam ini, selain mengenalkan kopi Banyuwangi yang telah dikenal luas hingga ke luar negeri, juga menjadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antarwarga Banyuwangi,” ujar Ipuk, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (9/11/2025).
    Ia juga mengapresiasi capaian Desa Kemiren yang tahun ini meraih dua penghargaan internasional, yakni The 5th ASEAN Homestay Award dan The Best Tourism Villages Upgrade Programme 2025 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Tourism).
    “Pemerintah daerah selalu mendukung semua warga Banyuwangi untuk bisa menjaga budaya secara bersama-sama,” tambahnya.
    Suasana akrab terasa di antara pengunjung. Sepasang wisatawan asal Republik Ceko, Adela dan Ardek, tampak menikmati secangkir kopi sembari berbincang dengan warga.
    “Kami disambut sangat ramah. Kopinya enak sekali dan semuanya diberikan gratis,” kata Adela tersenyum.
    Ia juga mengaku jatuh cinta pada kuliner tradisional.
    “Kue kucur di sini rasanya manis dan nikmat, apalagi dimakan hangat bersama kopi,” ujarnya.
    “Banyuwangi sangat ramah. Banyak festival menarik seperti ini. Saya pasti merekomendasikan teman-teman saya datang ke sini,” imbuh Ardek.
    Tak hanya wisatawan, selebgram Winona Araminta juga turut hadir bersama keluarganya. Ia mengaku baru pertama kali menikmati suasana Ngopi Sepuluh Ewu karena kesibukannya di Jakarta.

    Vibes
    -nya menyenangkan, ramai banget, enggak
    nyangka
    . Terus makanannya enak-enak dan murah-murah,” ujarnya.
    Kepala Desa Kemiren M Arifin menjelaskan, keberlangsungan festival ini selama 12 tahun tak terlepas dari kekompakan warga. Ia menyebut tradisi tersebut berakar dari filosofi masyarakat Osing, yakni “
    suguh, gupuh, lungguh
    ”, dalam menerima tamu.

    Suguh
    berarti suguhan atau hidangan,
    gupuh
    artinya antusias, dan
    lungguh
    bermakna menyiapkan tempat terbaik bagi tamu. Ngopi Sepuluh Ewu adalah wujud nyata dari nilai-nilai itu,” ujar Arifin.
    Festival tersebut, lanjutnya, bukan sekadar ajang wisata budaya, melainkan juga sarana pemberdayaan ekonomi warga serta bentuk pelestarian warisan leluhur masyarakat Osing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Car Free Day Banyuwangi, Wujudkan Gaya Hidup Sehat dan Layanan Publik di Tengah Keramaian

    Car Free Day Banyuwangi, Wujudkan Gaya Hidup Sehat dan Layanan Publik di Tengah Keramaian

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Setiap Minggu pagi, Jalan A. Yani di Banyuwangi berubah menjadi pusat aktivitas yang penuh semangat. Car Free Day (CFD) yang digelar rutin setiap akhir pekan, kini tidak hanya menjadi ajang rekreasi, tetapi juga wadah untuk memperkenalkan gaya hidup sehat serta layanan publik yang bermanfaat bagi masyarakat.

    Kegiatan yang berlangsung di depan Kantor Pemkab Banyuwangi ini semakin ramai dikunjungi oleh warga. Tak hanya menjadi tempat yang cocok untuk berolahraga atau menikmati kuliner, CFD juga menjadi sarana edukasi kesehatan yang penting.

    Dalam gelaran CFD Minggu (9/11/2025), Pemkab Banyuwangi mengadakan kampanye kesehatan dengan fokus pada penyakit Tuberkulosis (TBC), sebuah penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati dengan deteksi dini.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengajak masyarakat untuk tidak takut melakukan screening TBC. “Bapak dan Ibu sekalian, TBC adalah penyakit menular namun bisa dicegah dan diobati. Jangan takut melakukan screening, bila terdeteksi bisa segera ditindaklanjuti,” ujar Ipuk dengan tegas.

    Kampanye ini juga menyediakan layanan screening TBC gratis bagi pengunjung yang ingin melakukan pengecekan kesehatan.

    Selain edukasi tentang TBC, Dinas Kesehatan Banyuwangi juga merencanakan berbagai kegiatan edukasi lainnya di setiap CFD, termasuk skrining penyakit stroke dalam rangka memperingati World Stroke Day yang akan datang.

    Bagi pengunjung yang tertarik dengan cek kesehatan lainnya, berbagai layanan kesehatan dasar seperti cek gula darah, kolesterol, dan tekanan darah tersedia secara cuma-cuma.

    Salah seorang pengunjung, Dwi Haryanto, menilai CFD Banyuwangi sebagai tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. “Jalan-jalan di sini sangat menyenangkan bersama keluarga. Bisa belanja makanan sekaligus bisa cek kesehatan. Bahkan juga bisa urus dokumen kependudukan,” ungkap Dwi dengan antusias.

    Tak hanya itu, layanan publik lainnya juga bisa ditemukan di CFD. Misalnya, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menyediakan pelayanan administrasi kependudukan, sementara Badan Pendapatan Daerah memfasilitasi masyarakat untuk melakukan konsultasi pembayaran PBB.

    Selain itu, berbagai komunitas seperti komunitas lari, senam, dan sepatu roda turut meramaikan CFD, menjadikan acara ini lebih berwarna.

    Tak ketinggalan, puluhan stan kuliner yang menawarkan berbagai macam makanan, mulai dari yang khas Banyuwangi hingga makanan luar daerah, menambah semarak suasana CFD. “Di sini kulinernya lengkap, mau cari yang khas Banyuwangi atau lainnya ada, baik buat anak-anak dan dewasa semuanya lengkap, makanya saya sering ajak keluarga ke sini,” ujar Satria, salah seorang pengunjung yang tak ingin melewatkan acara ini.

    CFD Banyuwangi tak hanya sekadar tempat untuk berolahraga atau menikmati makanan. Lebih dari itu, acara ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi kesehatan dan layanan publik yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Banyuwangi.

    Aktivitas positif seperti ini patut diapresiasi dan diikuti oleh kota-kota lain sebagai contoh dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan peduli dengan kesejahteraan umum. [alr/suf]

  • Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Banyuwangi dipadati ribuan warga

    Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Banyuwangi dipadati ribuan warga

    Banyuwangi (ANTARA) – Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Jalan Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu (8/11) malam, dipadati ribuan warga dari berbagai daerah dalam agenda.

    Ngopi Sepuluh Ewu (minum kopi sepuluh ribu) yang sudah berlangsung sejak 2014 itu menjadi salah satu agenda tahunan yang dinanti oleh wisatawan dari berbagai daerah maupun wisatawan mancanegara.

    “Momentum ini selain mengenalkan kopi Banyuwangi yang telah dikenal luas hingga ke luar negeri, juga menjadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antarwarga,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Ipuk mengapresiasi Desa Kemiren yang tahun ini meraih dua penghargaan bergengsi di tingkat dunia, yaitu Internasional The 5th ASEAN Homestay Award dan salah satu desa wisata terbaik dunia The Best Tourism Villages Upgrade Programme 2025 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Tourism (UN Tourism).

    “Pemerintah daerah selalu mendukung untuk bisa menjaga budaya Banyuwangi secara bersama-sama,” katanya.

    Kepala Desa Kemiren M Arifin mengatakan festival itu telah berlangsung selama 12 tahun berkat dukungan dan kekompakan warga desa setempat.

    Ia mengatakan kegiatan itu tak lepas dari filosofi yang dipegang masyarakat Osing yakni suguh, gupuh lungguh dalam menerima tamu.

    Suguh berarti suguhan atau hidangan, gupuh artinya antusias dalam menerima tamu, dan lungguh (duduk) memiliki filosofi menyiapkan tempat sebaik-baiknya bagi setiap tamu yang datang.

    “Ngopi sepuluh ewu ini adalah bentuk nyata dari suguh, gupuh, lungguh masyarakat Osing dalam menerima tamu. Kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi warga, sekaligus menjaga warisan budaya,” kata Kades Arifin.

    Sepanjang jalan utama desa adat itu diubah menjadi warung kopi dadakan, dan deretan depan rumah warga diubah jadi tempat ngopi, disediakan meja kursi hingga lesehan beserta kudapan dan menu utama kopi khas Banyuwangi.

    Dan di sepanjang jalan itu pula, warga Osing Kemiren menyambut para pengunjung dengan ramah sembari menyuguhkan kopi robusta khas Banyuwangi dalam wadah cangkir yang telah diwariskan secara turun-temurun.

    Selain kopi gratis, pengunjung juga disuguhi aneka kudapan tradisional masyarakat Osing seperti kucur, tape ketan yang dibungkus daun kemiri, hingga pisang goreng yang disajikan dengan penuh keakraban.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut hadir menikmati kopi bersama warga dan tampak berbaur tanpa sekat, mengobrol santai bersama pengunjung dan warga setempat.

    Festival Ngopi Sepuluh Sewu tahun ini juga dihadiri selebgram Winona Araminta yang datang bersama keluarganya.

    Pewarta: Novi Husdinariyanto
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ribuan Pengunjung Nikmati Hangatnya Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi

    Ribuan Pengunjung Nikmati Hangatnya Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi – Selama 12 tahun sejak pertama digelar pada 2014, Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi) telah menjadi salah satu agenda tahunan yang paling ditunggu wisatawan.

    Seperti Sabtu malam 8 November 2025, ribuan pengunjung dari berbagai kota dan turis asing terlihat menikmati suasana Ngopi Sewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

    Setiap tahun ribuan orang memadati Desa Adat Kemiren yang banyak dihuni warga Osing, untuk menikmati suasana hangat sambil menyeruput kopi khas Banyuwangi.

    Sepanjang jalan utama desa adat disulap menjadi warung kopi dadakan. Deretan depan rumah warga berubah jadi tempat ngopi, disediakan meja kursi hingga lesehan beserta kudapan dan menu utama kopi khas Banyuwangi.

    Di sepanjang jalan itu, warga Osing Kemiren menyambut para pengunjung dengan ramah sembari menyuguhkan kopi robusta khas Banyuwangi dalam wadah cangkir yang telah diwariskan secara turun-temurun.

    Selain kopi gratis, pengunjung juga disuguhi aneka kudapan tradisional masyarakat Using seperti kucur, tape ketan yang dibungkus daun kemiri, hingga pisang goreng yang disajikan dengan penuh keakraban.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut hadir menikmati kopi bersama warga. Ia tampak berbaur tanpa sekat, mengobrol santai bersama pengunjung dan warga setempat.

    “Momentum malam ini selain mengenalkan kopi Banyuwangi yang telah dikenal luas hingga ke luar negeri, juga jadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antar warga Banyuwangi,” ujar Ipuk, Sabtu 8 November 2025.

     

    Bagi para pencinta minuman manis, deretan minuman manis, seperti segelas teh boba, segelas kopi susu, atau sebotol minuman bersoda mungkin bukan hanya melegakan dahaga, tapi juga menambah semangat. Namun, tahukah Anda, kenikmatan yang didapat terlalu…

  • Daftar Tol Masuk Proyek Strategis Nasional Era Prabowo

    Daftar Tol Masuk Proyek Strategis Nasional Era Prabowo

    Jakarta

    Sebanyak 50 tol telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025 tentang Perubahan Daftar PSN.

    Regulasi yang ditandatangani Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada 24 September 2025 itu mencantumkan proyek yang masih disiapkan, sedang dikerjakan, hingga yang telah selesai dan sudah beroperasi.

    Dikutip dari salinan Permenko tersebut, Sabtu (8/11/2025), secara keseluruhan tercatat ada sebanyak 228 PSN yang ditetapkan melalui Permenko 16/2025, di mana PSN tersebut dikelompokan ke dalam 14 kelompok.

    Di kelompok jalan dan jembatan, tercatat ada sebanyak 50 PSN, mulai dari pembangunan jalan bebas hambatan di Jaringan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) hingga Jaringan Jalan Tol Trans Jawa (JTTJ). Beberapa di antaranya, ada PSN warisan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang hingga kini belum dibangun.

    Salah satu warisan tersebut ialah Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci). Dalam catatan detikcom, Tol Getaci telah masuk PSN sejak 2020 silam. Setelah sebelumnya sempat beberapa kali gagal lelang, proyek ini tengah dalam tahap riviu untuk kemudian dilelang kembali.

    Selain Tol Getaci, Tol Gilimanuk – Mengwi di Bali menjadi salah satu warisan PSN Jokowi lainnya yang kini masuk ke proyek strategis Prabowo. Mirip seperti Tol Getaci, Tol ini juga telah beberapa kali gagal lelang.

    Berdasarkan kajian sebelumnya, tol sepanjang 96,84 kilometer itu membutuhkan investasi senilai Rp 25,4 triliun. Saat ini Tol Gilimanuk-Mengwi masih dalam tahap riviu ulang, sebelum akhirnya dilelangkan.

    “KPBU kita belum ada yang mau lelang kan ya. Kita lagi siapin semuanya kayak Getaci, Gilimanuk-Mengwi, sedang kita siapkan semuanya,” ujar Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra, ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

    Berikut 50 Proyek Jalan Tol yang Masuk Daftar PSN Prabowo:

    1. Jalan Tol Serang – Panimbang Provinsi Banten

    2. Jalan Tol Pandaan – Malang Provinsi Jawa Timur

    3. Jalan Tol Manado – Bitung Provinsi Sulawesi Utara

    4. Jalan Tol Balikpapan – Samarinda Provinsi Kalimantan Timur

    5. Jalan Tol Medan – Binjai – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Utara

    6. Jalan Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Riau

    7. Jalan Tol Kisaran – Tebing Tinggi – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Utara

    8. Jalan Tol Sigli – Banda Aceh – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Aceh

    9. Jalan Tol Binjai – Langsa – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Aceh dan Sumatera Utara

    10. Jalan Tol Bukittinggi – Padang Panjang – Lubuk Alung – Padang – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Barat

    11. Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang – Payakumbuh – Bukittinggi – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau

    12. Jalan Tol Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Prapat – Tarutung – Sibolga – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Utara

    13. Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan

    14. Jalan Tol Jambi – Rengat – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Jambi dan Riau

    15. Jalan Tol Rengat – Pekanbaru – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Riau

    16. Jalan Tol Simpang Indralaya – Muara Enim – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Selatan

    17. Jalan Tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu – bagian dari Trans Sumatera Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu

    18. Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Provinsi Sumatera Selatan

    19. Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan Provinsi Jawa Barat

    20. Jalan Tol Ciawi – Sukabumi – Ciranjang – Padalarang Provinsi Jawa Barat

    21. Jalan Tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Banten

    22. Jalan Tol Serpong – Cinere Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat

    23. Jalan Tol Cinere – Jagorawi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Jawa Barat

    24. Jalan Tol Cimanggis – Cibitung Provinsi Jawa Barat

    25. Jalan Tol Cibitung – Cilincing Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Jawa Barat

    26. Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Jawa Barat

    27. Jalan Tol Serpong – Balaraja Provinsi Banten

    28. Jalan Tol Semanan – Sunter – bagian dari 6 ruas tol Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    29. Jalan Tol Sunter – Pulo Gebang – bagian dari 6 ruas tol Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    30. Jalan Tol Duri Pulo – Kampung Melayu – bagian dari 6 ruas tol Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    31. Jalan Tol Kemayoran – Kampung Melayu -bagian dari 6 ruas tol Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    32. Jalan Tol Ulujami – Tanah Abang – bagian dari 6 ruas tol Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    33. Jalan Tol Pasar Minggu – Casablanca – bagian dari 6 ruas tol Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    34. Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo Provinsi Jawa Timur

    35. Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Provinsi Jawa Timur

    36. Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar Provinsi Jawa Timur

    37. Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Sisi Selatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Jawa Barat

    38. Jalan Tol Semarang – Demak Provinsi Jawa Tengah

    39. Jalan Tol Yogyakarta – Bawen Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah

    40. Pembangunan Fly Over dari dan Menuju Terminal Teluk Lamong Provinsi Jawa Timur

    41. Jalan Tol Ngawi – Kertosono – Kediri Provinsi Jawa Timur

    42. Jalan Tol Depok – Antasari (termasuk Bojonggede – Salabenda) Provinsi Jawa Barat

    43. Jalan Tol Solo – Yogyakarta – Kulon Progo Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    44. Jalan Tol Bogor Ring Road (termasuk Caringin – Salabenda) Provinsi Jawa Barat

    45. Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah

    46. Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat

    47. Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Negara – Pekutatan – Soka – Mengwi Provinsi Bali

    48. Pembangunan Akses Pelabuhan Tanjung Priok Timur Baru/New Priok Eastern Access (NPEA) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    49. Pengembangan Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, M.Sc. Section Harbour Road II (Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated))Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    50. Pengembangan Jalan Tol Dalam Kota Bandung: a. North – South Link Bandung; dan b. Bandung Inter Urban Toll Road Provinsi Jawa Barat

    (ily/hns)

  • BMKG Juanda: Siaga Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur

    BMKG Juanda: Siaga Bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan siaga cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Timur. Prakiraan cuaca menunjukkan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai masyarakat mulai 6 hingga 12 November 2025.

    Bencana hidrometeorologi merupakan bencana alam yang dipicu oleh faktor cuaca dan iklim ekstrem. Jenis-jenis bencana hidrometeorologi meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, gelombang pasang, badai, serta abrasi.

    Berdasarkan data nasional, jenis bencana ini menempati urutan pertama dalam frekuensi kejadian di Indonesia setiap tahunnya. Dampaknya tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi, gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan, hingga hilangnya korban jiwa.

    Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, memprediksi bahwa cuaca ekstrem berpotensi melanda 34 wilayah kabupaten dan kota di Jawa Timur, di antaranya: Surabaya, Malang, Blitar, Kediri, Jember, Banyuwangi, Sidoarjo, Pasuruan, Lamongan, Bojonegoro, dan Sumenep. Kondisi ini juga berpotensi terjadi di wilayah pegunungan dan pesisir seperti Kota Batu, Lumajang, Trenggalek, dan Situbondo, yang rawan longsor serta banjir bandang.

    “Peningkatan intensitas hujan dan angin yang terjadi di beberapa daerah karena diakibatkan adanya aktivitas gelombang atmosfer Equatorial Rossby serta gangguan atmosfer Low Frequency,” terangnya.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam dua hari ke depan.

    “Masyarakat dihimbau untuk waspada potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang selama dua hari ke depan. Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini,” ujarnya. (fyi)

  • Digelar Malam Ini, Keramahtamahan Suku Osing Diwujudkan Melalui Event Ngopi Sepuluh Ewu

    Digelar Malam Ini, Keramahtamahan Suku Osing Diwujudkan Melalui Event Ngopi Sepuluh Ewu

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Festival Ngopi Sepuluh Ewu dihelat kembali oleh Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, malam ini (8/11/2025). Event tahunan ini, tak semata menyajikan bercangkir-cangkir kopi bagi para pengunjung yang datang. Namun, ngopi sewu ini menggambarkan bentuk keramahtamahan masyarakat Suku Osing.

    Diketahui, Desa Kemiren merupakan desa adat Suku Osing yang masih kental dalam memegang teguh adat dan ajaran leluhur. Salah satu ajaran tersebut adalah menyambut para tamu dengan ramah tamah dan sebaik-baiknya.

    “Kita diajarkan suguh, gupuh, lungguh dalam menerima tamu,” ungkap Suhaimi, Ketua Adat Osing di Desa Kemiren.

    Suhaimi menjelaskan, suguh, gupuh, lungguh adalah etika yang harus dimiliki oleh masyarakat Osing dalam menerima tamu. Suguh berarti suguhan atau hidangan. Setiap tamu yang datang tak elok jika tak mendapat suguhan, walau sekadar minuman.

    Sedangkan gupuh yang secara literatur berarti tergopoh-gopoh, memiliki makna antusias dalam menerima tamu. Pantangan bagi masyarakat Osing menerima tamu dengan ogah-ogahan. Adapun lungguh (duduk) memiliki filosofi menyiapkan tempat sebaik-baiknya bagi setiap tamu yang datang.

    “Ngopi sepuluh ewu ini adalah bentuk nyata dari suguh, gupuh, lungguh masyarakat Osing dalam menerima tamu. Kearifan ini perlu kita rawat dan kita wariskan ke anak cucu,” jelas pria yang akrab disapa Mbah Imik itu.

    Ketua Panitia Festival Ngopi Sepuluh Ewu M. Edy saputro mengatakan, festival Ngopi Sepuluh Ewu yang digelar tiap tahun tersebut, berangkat dari filosofi tersebut.

    Meskipun Desa Kemiren bukan daerah penghasil kopi, namun berkat kegiatan tersebut, menjadikan Kemiren menjadi destinasi ngopi yang paling didambakan oleh para pengunjung.

    Ada banyak gerai kopi tradisional di Desa Kemiren. Setiap harinya dikunjungi oleh para penikmat kopi dari berbagai daerah.

    “Untuk acara Festival Ngopi Sepuluh Ewu tahun ini, kami menyiapkan satu kuintal kopi robusta asli Banyuwangi,” ungkap Edy.

    Bubuk kopi tersebut nantinya akan didistribusikan ke warga Kemiren yang rumahnya berada di ruas utama desa. Masing-masing rumah nantinya akan menyiapkan tempat duduk (lungguh) dan hidangan (suguh), bagi setiap orang yang datang.

    “Kopinya disajikan di cangkir khusus yang telah diwariskan secara turun temurun di kalangan warga Kemiren. Bentuknya khas. Sehingga menambah eksotisnya ngopi sepuluh ewu,” ujar Edy.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebutkan jika Festival Ngopi Sepuluh Ewu tersebut merupakan bentuk nyata bagaimana memadukan unsur tradisi dan pengembangan pariwisata.

    “Ini adalah triger untuk mengenalkan kearifin tradisi Osing di Desa Kemiren. Kemudian berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik,” terang Ipuk.

    Untuk itu, Pemkab Banyuwangi terus mendorong berbagai bentuk pelestarian budaya dan pengembangan potensi lokal. Dengan berbagai kreasi tersebut, akan memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi setempat.

    “Saya kira tidak hanya di Kemiren. Inisiatif positif ini, perlu terus didorong di berbagai desa atau tempat lain di Banyuwangi,” pungkas Ipuk. [tar/ian]

  • Eduardo Perez Beberkan Alasan Diego Mauricio Belum Jadi Starter di Persebaya Surabaya

    Eduardo Perez Beberkan Alasan Diego Mauricio Belum Jadi Starter di Persebaya Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Perez, menjelaskan alasan mengapa penyerang asing Diego Mauricio belum diturunkan sebagai starter hingga pekan ke-10 BRI Super League 2025. Menurutnya, keputusan itu bukan karena masalah fisik atau performa, melainkan hasil pertimbangan taktis dan kesiapan pemain untuk tiap pertandingan.

    Eduardo menegaskan bahwa setiap keputusan pemilihan pemain didasarkan pada kebutuhan tim dan kesiapan individu dalam sesi latihan. “Saya tidak ada masalah, tapi sebagai pelatih saya perlu memutuskan siapa yang bermain atau tidak,” ujar Edu, Sabtu (8/11/2025).

    Ia mencontohkan keputusan menurunkan pemain muda asal Banyuwangi, Risky Dwi, saat laga melawan Persik Kediri. Meskipun baru dimainkan pada menit ke-88, performa mantan pemain PSIS Semarang itu dinilai cukup membantu lini depan Bajol Ijo. “Misal seperti Risky, saya memutuskan bahwa dia bermain berarti dia sudah siap. Risky berlatih sangat keras setiap hari dan dia mulai bermain. Risky ideal untuk situasi seperti ini,” jelasnya.

    Eduardo menambahkan bahwa kondisi Diego Mauricio saat ini sebenarnya prima dan ia berlatih dengan baik. Namun, sama seperti pemain lain yang belum mendapat menit bermain, keputusan menurunkannya sangat tergantung pada situasi pertandingan dan strategi yang diterapkan.

    “Kemarin saya bilang mungkin dimainkan, karena mungkin memainkan pemain mana pun yang ada di skuad bisa langsung bermain kembali. Tapi situasi dalam pertandingan terkadang terjadi karena saya memutuskan untuk memasukkan profil pemain lain,” kata pelatih asal Spanyol itu.

    Sebagai informasi, Diego Mauricio merupakan pemain berusia 34 tahun yang pernah membela Timnas Brasil U-20 dengan catatan 11 caps dan 3 gol. Di level klub, ia memiliki rekam jejak panjang bersama tim-tim seperti Flamengo, Bragantino, Ratchaburi FC, Gangwon FC, Mumbai City, hingga Odisha FC di India, dengan torehan 57 gol dan 19 assist dari 110 pertandingan. [way/beq]

  • BPBD Banyuwangi Pastikan EWS Terus Berfungsi, Untuk Pantau Kesiapsiagaan Warga dari Bencana

    BPBD Banyuwangi Pastikan EWS Terus Berfungsi, Untuk Pantau Kesiapsiagaan Warga dari Bencana

    Banyuwangi (beritajatim.com) -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi terus memperkuat kesiapsiagaan terhadap potensi kebencanaan demi keselamatan.

    Salah satunya dengan memastikan Sistem Deteksi Dini Bencana atau Early Warning System (EWS) terus siaga. EWS yang telah terpasang di seluruh titik pesisir, baik utara maupun selatan Banyuwangi, terus dipantau agar berfungsi optimal oldh petugas BPBD Banyuwangi secara rutin.

    Perlu diketahui, Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang 175 Km sehingga dinilai berpotensi terjadi tsunami. Berdasarkan catatan sejarah, Banyuwangi pernah dilanda tsunami pada 2 Juni 1994 lalu.

    Gempa bumi yang diikuti tsunami setinggi 13 meter menghantam pesisir selatan Banyuwangi. Peristiwa tersebut mengakibatkan 200 orang korban meninggal dunia.

    Kalaksa BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, melalui anggota Pusdalops, Ismanto menjelaskan bahwa pengecekan dilakukan secara berkala. Guna memastikan EWS berfungsi optimal. Selain mengecek keseluruhan perangkat, juga dilakukan pengujian fungsi alat.

    “Setiap bulan pada tanggal 26, pukul 10.00 WIB kita melakukan pembunyian, sebagai cara untuk mengecek kondisi EWS,” katanya, Jumat (7/11/2025).

    Pengecekan tak hanya fokus pada sistem utama, tapi juga mencakup peralatan penunjang seperti kelistrikan dan jaringan internet.

    “Alat ini bergantung pada daya listrik dan koneksi wifi. Jadi semua komponen itu juga kami cek agar dalam kondisi aktif,” terangnya.

    Menurut Ismanto, perangkat EWS memiliki kemampuan mendeteksi dini potensi tsunami hingga dua jam sebelum gelombang mencapai daratan. Saat sistem aktif, sirine akan berbunyi dengan nada keras selama satu jam tanpa henti.

    “Dengan begitu, warga punya waktu untuk segera menyelamatkan diri jika benar-benar terjadi tsunami. Karena itu, perawatan rutin jadi hal wajib,” tuturnya.

    Diketahui, saat ini terdapat tiga titik utama di pesisir Selatan Banyuwangi yang sudah dilengkapi EWS, yakni di Pelabuhan Muncar, Pantai Grajagan, dan Pantai Rajegwesi, Kecamatan Pesanggaran.

    Selain di wilayah selatan, perangkat serupa juga terpasang di sepanjang garis pantai Banyuwangi bagian utara seperti wilayah Pantai Blimbingsari, Kampung Mandar, hingga pantai di Wongsorejo. Beberapa di antaranya merupakan milik BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Adapun perangkat EWS yang terpasang di Banyuwangi beberapa merupakan milik BPBD Provinsi Jawa Timur. Sehingga untuk teknisi perawatannya berasal dari Surabaya.

    “Teknisi alat ini dari Surabaya karena perangkatnya milik BPBD Provinsi. Jadi kalau ada gangguan, mereka yang datang ke lokasi. Tidak tentu waktunya karena operatornya bukan dari Banyuwangi,” kata Ismanto.

    BPBD juga memastikan warga di kawasan rawan bencana sudah dibekali informasi terkait fungsi dan bunyi sirine tersebut.

    “Kami sudah sosialisasikan kepada penduduk pesisir, terutama di wilayah selatan yang rawan tsunami. Sosialisasi dilakukan langsung dengan bantuan pemerintah desa,” tandas Ismanto. [alr/suf]

  • Banyuwangi Sukses Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Industri RDF

    Banyuwangi Sukses Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Industri RDF

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Banyuwangi berhasil mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif Refuse Derived Fuel (RDF). Puluhan ton RDF hasil olahan sampah non-organik tersebut telah dikirim untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri.

    RDF diproduksi melalui proses pencacahan, pengeringan, dan pemadatan sampah plastik, sehingga limbah yang sebelumnya tidak bernilai ekonomis menjadi sumber energi baru yang ramah lingkungan.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi keberhasilan TPS3R dalam mengelola sampah secara berkelanjutan. “Ada sampah plastik yang bernilai ekonomis dan tidak. Yang tidak biasanya menjadi limbah. Limbah inilah yang kemudian diubah menjadi RDF di TPS3R Banyuwangi,” ujar Ipuk, Kamis (7/11/2025).

    Bupati Ipuk terus mendorong pengembangan TPS3R di Banyuwangi sebagai bagian dari pembangunan ramah lingkungan. Saat ini terdapat 26 TPS3R di Banyuwangi, termasuk TPS3R Tembokrejo di Kecamatan Muncar yang berhasil meraih Plakat Adipura sebagai TPS3R Terbaik Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

    “Ini merupakan bentuk nyata penerapan prinsip ekonomi sirkular. Limbah tidak lagi dibuang, tetapi diolah kembali menjadi produk bernilai guna. Langkah ini juga akan mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA),” imbuhnya.

    Dua TPS3R yang telah berhasil mengolah sampah plastik menjadi RDF adalah TPS3R Balak di Kecamatan Songgon dan TPS3R Tembokrejo di Kecamatan Muncar. Total RDF yang diproduksi dan dikirim ke industri oleh kedua TPS3R ini mencapai 60 ton, dengan rincian 20 ton dari Balak dan 40 ton dari Tembokrejo.

    Bupati Ipuk menjelaskan, pengiriman RDF ke industri dilakukan melalui kerja sama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), perusahaan semen yang menerapkan konsep co-processing. Konsep ini memanfaatkan limbah sebagai bahan bakar pengganti batu bara dalam proses produksi semen.

    “Kami telah bekerja sama untuk menyerap RDF dari seluruh TPS3R di Banyuwangi. Ini akan menciptakan sistem berkelanjutan dan mendorong TPS3R untuk terus berproduksi,” jelasnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menambahkan RDF yang dikirim telah memenuhi kriteria standar industri, seperti kandungan nilai kalor, ukuran, bentuk, kadar air, sulfur, dan klorin.

    “Kami kirim ke SBI pada Oktober 2025 lalu,” pungkasnya. [alr/beq]