kab/kota: Banyuwangi

  • Santri Banyuwangi Meninggal, Pelaku Terancam Hukuman Berat

    Santri Banyuwangi Meninggal, Pelaku Terancam Hukuman Berat

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kepolisian Resort Kota (Polresta) Banyuwangi menetapkan enam tersangka diduga pelaku pengeroyokan terhadap santri juniornya. Pelaku merupakan senior di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

    Kapolresta Banyuwangi, Kombes Rama Samtama Putra mengatakan, enam tersangka tersebut di antaranya, berinisial HR (17), WA (15), IJ (18), MR (19), S (18), dan Z (18). Dua dari diduga pelaku merupakan anak-anak yang juga menimba ilmu di ponpes tersebut.

    Sementara korban adalah AR (14) asal Kabupaten Buleleng, Bali. Korban kini meninggal dunia usai menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    “Kematian AR tidak menghentikan proses hukum. Tapi, ada perubahan di penentuan pasal yang disangkakan kepada para pelaku,” ungkap Kapolresta, Kamis (2/1/2025).

    Perubahan itu, kata Rama, lantaran sebelumnya kondisi korban masih dalam kondisi hidup. Sedangkan, saat ini korban telah meninggal dunia.

    “Proses hukum masih berjalan. Kami sudah tetapkan tersangka dan juga dilakukan penahanan. Karena yang tadinya korban masih hidup, sekarang dinyatakan meninggal, maka agak berubah konstruksi hukumnya,” terangnya.

    Polisi menetapkan tersangka dengan jeratan Pasal 170 KUHP dengan dalih pengeroyokan yang mengakibatkan luka berat. Namun, jeratan hukum meningkat lantaran pengeroyokan menyebabkan korban meninggal dunia.

    “Ancaman hukuman terhadap keenam senior korban yang telah ditetapkan tersangka juga meningkat. Mereka sebelumnya terancam pidana penjara paling lama sembilan tahun. Kini, ancaman hukuman mereka bertambah menjadi maksimal 12 tahun,” tegasnya.

    Kini, kata Rama, Polresta Banyuwangi menyatakan kelengkapan alat bukti tercukupi. Sehingga, selanjutnya proses tidak melakukan autopsi terhadap jenazah. “Jenazah AR akan langsung dibawa pulang ke rumah duka di Buleleng, Bali,” pungkasnya. (rin/kun)

  • Santri Korban Pengeroyokan Senior di Banyuwangi Meninggal Dunia

    Santri Korban Pengeroyokan Senior di Banyuwangi Meninggal Dunia

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Santri AR asal Buleleng, Bali menghembuskan nafas terakhir usai menjalani perawatan di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Dia diduga merupakan korban pengeroyokan oleh kawanan senior di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Wongsorejo.

    Korban, meninggal setelah mendapat perawatan selama enam hari di rumah sakit. Sebelumnya, dia mendapat perawatan intensif karena mengalami sejumlah luka di sekujur tubuhnya hingga kritis.

    “Korbannya seorang santri di bawah umur. Untuk terduga pelaku ada enam orang, dua diantaranya masih anak-anak, semuanya santri senior,” ungkap Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Rama Samtama Putra, Kamis (2/1/2025).

    Polisi telah mengantongi sejumlah nama diduga pelaku. Masing-masing berinisial HR (17), WA (15), IJ (18), MR (19), S (18), dan Z (18). Dua dari diduga pelaku merupakan anak-anak yang juga menimba ilmu di ponpes tersebut. “Diduga terjadi di lingkungan pondok pada (27/12/2024) sekitar pukul 22.00 WIB,” katanya.

    Saat ini, kata Rama, pihaknya memeriksa sejumlah pelaku tersebut untuk mengetahui motif di balik pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. “Proses pemeriksaan, pendalaman untuk mengetahui motif dan apakah pihak pesantren mengetahui kejadian tersebut,” terangnya.

    Hingga kini, Polresta Banyuwangi telah menetapkan sejumah nama tersebut menjadi tersangka. Bahkan, pihaknya telah menyatakan kelengkapan bukti atas kasus tersebut

    “Kematian korban tidak merubah proses hukum para pelaku. Hanya saja pasal yang ditetapkan akan berubah, karena kemarin korban masih mengalami perawatan, kini kondisinya sudah meninggal,” terangnya. (rin/kun)

  • Capaian Positif Pemkot Kediri Diapresiasi

    Capaian Positif Pemkot Kediri Diapresiasi

    Kediri (beritajatim.com) – Beberapa capaian positif diraih oleh Pemkot Kediri selama 2024 Pertama, nilai A- dari hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik (PEKPPP) Kemenpan RB tahun 2024. Nilai PEKPPP Kota Kediri mengalami kenaikan dari 2,9 (C-) tahun 2023 menjadi 4,2 (A-) pada tahun 2024.

    Lalu, Indeks Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik dari Ombudsman, juga mengalami peningkatan. Di tahun 2024 sebesar 93,84 naik dari tahun 2023 sebesar 80,13. Selanjutnya disusul Indeks BERAKHLAK 2024 sebesar 72,3 persen atau cukup sehat, yang berhasil melampaui Indeks BERAKHLAK Nasional sebesar 68,1 persen.

    Pj Wali Kota Kediri Zanariah mengapresiasi berbagai capaian yang telah diraih oleh Pemerintah Kota Kediri. Terutama telah berhasil melakukan perbaikan pada pelayanan untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari penilaian pemerintah pusat terhadap pelayanan di Kota Kediri.

    “Alhamdulillah berkat kerja bersama semua OPD beberapa capaian berhasil kita raih. Terima kasih Pak Sekda telah memantau terus pelayanan-pelayanan yang diberikan Pemerintah Kota Kediri. Hingga berbagai upaya yang kita lakukan mendapat penilaian positif dari pemerintah pusat,” ujarnya, Kamis (2/1/2024).

    Tak hanya itu, Zanariah juga memberikan apresiasi penilaian Indeks BERAKHLAK. Bahkan nilainya melebihi capaian nasional. Hal ini membuktikan bahwa dalam bekerja ASN Pemerintah Kota Kediri menjunjung tinggi core value BERAKHLAK.

    “Alhamdulillah ini juga meningkat. Saya harap hal ini dipertahankan bahkan ditingkatkan. Untuk ASN selalu junjung tinggi core value ini,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Bagian Organisasi Herwin Zakiyah menjelaskan capaian-capaian tersebut berhasil diraih berkat komitmen yang kuat dari pimpinan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Untuk PEKPPP ada 6 indikator yang dinilai.

    Yakni, kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana prasarana, SIPP, konsultasi pengaduan, dan inovasi. Penilaian tahun ini ada tiga lokus, yakni Dinas Sosial, RSUD Gambiran, dan Dispendukcapil.

    Pemkot Kediri melalui Bagian Organisasi terus melakukan pendampingan di lokus yang menjadi penilaian. Dari hasil evaluasi tahun 2023, Pemkot Kediri melakukan perbaikan-perbaikan lebih awal sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat semakin baik dan sesuai rambu-rambu pelayanan. Sehigga di tahun 2024 berhasil melakukan peningkatan yang signifikan.

    Pemkot Kediri juga melakukan study banding melalui zoom kepada Pemkab Banyuwangi. Sebab Pemkab Banyuwangi meraih predikat terbaik nasional. Lalu juga melakukan study di Pemkot Madiun. Hasil-hasil yang didapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan yang ada di Kota Kediri.

    “Ibu Pj Wali Kota dan Bapak Sekda juga langsung turun memantau agar pelayanan sesuai apa yang diatur oleh Kemenpan RB. Endingnya masyarakat ini mendapat pelayanan prima. Ke depan kita akan terus perbaiki sehingga bisa meraih nilai A,” jelasnya.

    Lalu untuk Indeks BERAKHLAK, masuk dalam kategori cukup sehat yang artinya ASN telah mengimplementasikan nilai-nilai BERAKHLAK dalam perilaku kerja sehari-hari dengan baik. Untuk peningkatan berhasil dilakukan berkat kolaborasi OPD-OPD yang ada di Pemerintah Kota Kediri.

    Seperti Harmoni Belajar, lalu memperbanyak publikasi dengan konten-konten yang menghayati BERAKHLAK dengan cara kekinian. Lalu Bagian Organisasi juga melakukan internalisasi dan aktivasi budaya kerja ASN BERAKHLAK.

    “Untuk poin yang masih harus diperbaiki adalah Adaptif. Ke depan kita akan kampanyekan agar ASN ini tidak takut untuk berubah dan menjadikan belajar sebagai gaya hidup. Karena saat ini perubahan-perubahan di dunia juga terjadi begitu cepat,” pungkasnya. [nm/suf]

  • 6 Hari Koma, Santri Korban Pengeroyokan di Banyuwangi Meninggal, Polisi Tetapkan Enam Tersangka

    6 Hari Koma, Santri Korban Pengeroyokan di Banyuwangi Meninggal, Polisi Tetapkan Enam Tersangka

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – AR (14), santri Ponpes Nurul Abror Al-Rohbaniyin Banyuwangi, Jawa Timur, yang menjadi korban pengeroyokan teman sesama santri, meninggal dunia, Kamis (2/1/2025).

    AR meninggal setelah enam hari koma di ruang ICU RSUD Blambangan Banyuwangi.

    Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra menjelaskan, korban meninggal pukul 13.30 WIB.

    Jenazah korban akan dipulangkan ke Kabupaten Buleleng, Bali.

    “Setelah menjalani perawatan selama enam hari, korban hari ini dinyatakan meninggal dunia,” kata Kombes Pol Rama Samtama Putra di RSUD Blambangan.

    Kombes Pol Rama Samtama Putra sempat menemui keluarga korban sesaat setelah korban dinyatakan meninggal dunia.

    Kepada keluarga korban, Kombes Pol Rama Samtama Putra memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.

    Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan enam orang tersangka yang merupakan senior korban.

    Mereka adalah HR (17), IJ (18), MR (19), S (18), WA (15), dan Z (18).

    “Seluruhnya sudah kami tahan,” ujarnya.

    Dengan meninggalnya korban, konstruksi hukum dalam kasus tersebut juga akan berubah.

    Para tersangka akan dikenalkan pasal 170 tentang Pengeroyokan yang Menyebabkan Korban Meninggal Dunia.

    Sebelum meninggal, korban AR sempat dirawat secara intensif di RSUD Blambangan.

    Korban diketahui mengalami mati batang otak. 

    Pihak rumah sakit segera melakukan tindakan operasi emergency sesaat setelah korban tiba di rumah sakit.

    Setelahnya, korban dirawat di ICU hingga meninggal dunia.

    Selama di ruang ICU, korban bertahan hidup dengan bantuan alat pernapasan dan alat-alat lainnya.

    Pihak Ponpes Buka Suara

    Pihak Ponpes Nurul Abror Al-Rohbaniyin Banyuwangi memberi pernyataan terkait insiden pengeroyokan yang menyebabkan seorang santrinya berinisial AR (14) mengalami koma, dan meninggal dunia.

    Penyataan pihak ponpes disampaikan melalui siaran terulis yang diserahkan ke media, Kamis (2/1/2025).

    Dalam pernyataan itu, pihak ponpes mengakui bahwa perundungan memang terjadi pada Jumat (27/12/2024).

    Perundungan dilakukan kelompok santri kepada sesama santri.

    “Dengan ini, kami atas nama pengurus pusat Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin Alasbuluh, akan memberikan pernyataan, bahwa benar telah terjadi perundungan kelompok santri kepada sesama santri yang terjadi pada Jumat tanggal 27 Desember 2024,” tulis Mohammad Muhlis, Ketua Umum Ponpes Nurul Abror Al-Rohbaniyin Banyuwangi.

    Ia melanjutkan, pihak pesantren telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terdekat, yakni Polsek Wongsorejo setelah kejadian tersebut.

    “Dan terhitung mulai hari Ahad (Minggu) tanggal 29 Desember 2024, kasusnya sudah ditangani oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah Polsek Wongsorejo,” lanjutnya.

    Kasus itu Kemudian ditarik oleh Polresta Banyuwangi. 

    “Oleh karena itu, pihak pondok pesantren telah memasrahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak yang berwenang,” terangnya.

    Ia meminta, pihak-pihak yang ingin mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang kasus itu untuk menghubungi pihak kepolisian.

    Diberitakan sebelumnya, seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, dalam kondisi kritis dan dirawat di RSUD Blambangan Banyuwangi.

    Korban adalah AR (14) asal Kabupaten Buleleng, Bali.

    Ia dianiaya oleh para senior di ponpes, dalam sebuah kegiatan di luar pembelajaran ponpes.

    Kasus tersebut terungkap setelah pihak keluarga korban melaporkan kejadian itu ke kepolisian.

    Informasinya, korban dalam kondisi kritis sejak usai dianiaya.

    Saat diketahui, kondisi AR tak sadar usai dianiaya para senior, pihak pondok langsung melarikannya ke rumah sakit.

    “Luka-lukanya di sekujur badan. Di muka ada lebam dan lainnya. Nanti kami masih menunggu kesimpulan dari hasil visum dokter,” kata Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, Rabu (1/1/2025).

    Ia menjelaskan, korban dikeroyok oleh enam orang seniornya.

    Empat di antara mereka berusia dewasa dan dua lainnya anak-anak.

    Mereka adalah HR (17), IJ (18), MR (19), S (18), WA (15), dan Z (18).

    Seluruhnya telah diamankan oleh kepolisian untuk menjalani proses hukum.

    “Seluruhnya telah kami tetapkan sebagai tersangka,” kata Rama.

    Polisi juga masih mendalami peran masing-masing tersangka. Termasuk ada tidaknya keterlibatan pihak pondok pesantren dalam kasus tersebut.

    “Apakah pihak pesantren mengetahui atau bisa dimintai pertanggungjawaban, itu masih pendalaman,” katanya.

    Selain itu, polisi juga masih mendalami motif para tersangka menganiaya korban.

    Jika pemeriksaan telah lengkap, pihaknya berjanji untuk mengungkap detail kasusnya ke publik.

  • Kawanan Santri di Banyuwangi Keroyok Junior Hingga Kritis

    Kawanan Santri di Banyuwangi Keroyok Junior Hingga Kritis

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kawanan santri dari salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi diduga melakukan pengeroyokan kepada juniornya. Para pelaku kini tengah diperiksa oleh pihak Polresta Banyuwangi.

    Mereka adalah HR (17), WA (15), IJ (18), MR (19), S (18), dan Z (18). Dua dari diduga pelaku merupakan anak-anak yang juga menimba ilmu di ponpes tersebut.

    Diketahui korban berinisial AR (14), warga Buleleng, Bali. Dia menderita sejumlah luka hingga mengalami kritis dan dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    “Korbannya seorang santri di bawah umur. Untuk terduga pelaku ada enam orang, dua diantaranya masih anak-anak, semuanya santri senior,” ungkap Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Rama Samtama Putra, Kamis (2/1/2025).

    Peristwanya, kata Rama, diduga terjadi di lingkungan pondok pada (27/12/2024) sekitar pukul 22.00 WIB. “Sekarang ini masih dalam proses pemeriksaan, pendalaman untuk mengetahui motif dan apakah pihak pesantren mengetahui kejadian tersebut, masih kita dalami lagi,” kata Rama.

    Kondisi korban, lanjut Rama, masih dalam keadaan kritis dengan luka pada muka dan lebam di beberapa bagian tubuh. Polisi terus memantau kondisi korban di RSUD Blambangan.

    “Korban kondisinya kritis dan masih menjalani perawatan di rumah sakit. Di muka di badan ada luka lebam,” pungkas Rama. [rin/suf]

  • UMK 2025 Resmi Berlaku, Simak 5 Upah Terendah dan Tertinggi Kota dan Kabupaten di Jawa Timur

    UMK 2025 Resmi Berlaku, Simak 5 Upah Terendah dan Tertinggi Kota dan Kabupaten di Jawa Timur

    TRIBUNJATIM.COM – Upah Minimum Kabupaten/Kota atau UMK 2025 sudah berlaku sejak tanggal 1 Januari 2025.

    Simak besaran UMK 2025 di masing-masing kabupaten dan kota yang mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen.

    Cek juga urutan UMK 2025 dari 5 tertinggi dan 5 terendah.

    Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan, sebelum penetapan UMK, pihaknya telah menggelar rapat bersama unsur pengusaha maupun pekerja, serta menerima usulan dari seluruh kabupaten/kota.

    “Penetapan UMK tahun 2025 diberlakukan di seluruh daerah di Jatim dan berlaku mulai 1 Januari 2025 mendatang,” ujarnya, dilansir dari Kompas TV, Kamis (19/12/2024).

    Kota Surabaya masih menjadi daerah dengan UMK tertinggi di Jawa Timur dengan Rp 4.961.753,00.

    Kabupaten Gresik menempati posisi kedua sebagai UMK tertinggi di Jatim, yakni sebesar Rp 4.874.133,00. 

    Sementara, Kabupaten Bondowoso menjadi daerah dengan UMK terendah se-Jatim, yakni sebesar Rp 2.347.359,00, disusul Kabupaten Sampang sebesar Rp 2.335.661,00, dan Kabupaten Situbondo sebesar Rp 2.335.209,00.

    5 UMK Terendah di Jawa Timur:

    Kabupaten Situbondo: Rp 2.335.209,00

    Kabupaten Sampang: Rp 2.335.661,00

    Kabupaten Bondowoso: Rp 2.347.359,00

    Kabupaten Pacitan: Rp 2.364.287,00

    Kabupaten Pamekasan: Rp 2.376.614,00

    5 UMK Tertinggi di Jawa Timur:

    Kota Surabaya: Rp 4.961.753,00

    Kabupaten Gresik: Rp 4.874.133,00

    Kabupaten Sidoarjo: Rp 4.870.511,00

    Kabupaten Pasuruan: Rp 4.866.890,00

    Kabupaten Mojokerto: Rp 4.856.026,00

     

    Daftar lengkap UMK di seluruh Jawa Timur 2025

    Berikut besaran UMK 2025 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, dikutip dari Kompas.com.

    Kota Surabaya: Rp 4.961.753,00
    Kabupaten Gresik: Rp 4.874.133,00
    Kabupaten Sidoarjo: Rp 4.870.511,00
    Kabupaten Pasuruan: Rp 4.866.890,00
    Kabupaten Mojokerto: Rp 4.856.026,00
    Kabupaten Malang: Rp 3.553.530,00
    Kota Malang: Rp 3.507.693,00
    Kota Batu: Rp 3.360.466,00
    Kota Pasuruan: Rp 3.358.557,00
    Kabupaten Jombang: Rp 3.137.004,00
    Kabupaten Tuban: Rp 3.050.400,00
    Kota Mojokerto: Rp 3.031.000,00
    Kabupaten Lamongan: Rp 3.012.164,00
    Kabupaten Probolinggo: Rp 2.989.407,00
    Kota Probolinggo: Rp 2.876.657,00
    Kabupaten Jember: Rp 2.838.642,00
    Kabupaten Banyuwangi: Rp 2.810.139,00
    Kota Kediri: Rp 2.572.361,00
    Kabupaten Bojonegoro: Rp 2.525.132,00
    Kabupaten Kediri: Rp 2.492.811,00
    Kota Blitar: Rp 2.481.450,00
    Kabupaten Tulungagung: Rp 2.470.800,00
    Kabupaten Lumajang: Rp 2.429.764,00
    Kota Madiun: Rp 2.422.105,00
    Kabupaten Blitar: Rp 2.413.974,00
    Kabupaten Magetan: Rp 2.406.719,00
    Kabupaten Sumenep: Rp 2.406.551,00
    Kabupaten Nganjuk: Rp 2.405.255,00
    Kabupaten Ponorogo: Rp 2.402.959,00
    Kabupaten Madiun: Rp 2.400.321,00
    Kabupaten Ngawi: Rp 2.397.928,00
    Kabupaten Bangkalan: Rp 2.397.550,00
    Kabupaten Trenggalek: Rp 2.378.784,00
    Kabupaten Pamekasan: Rp 2.376.614,00
    Kabupaten Pacitan: Rp 2.364.287,00
    Kabupaten Bondowoso: Rp 2.347.359,00
    Kabupaten Sampang: Rp 2.335.661,00
    Kabupaten Situbondo: Rp 2.335.209,00.

    Itulah daftar lengkap UMK 2025 di Jawa Timur yang akan mulai diterapkan pada 1 Januari mendatang.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • PNM dan MES Gelar Pelatihan Sertifikasi Halal bagi UMKM di Banyuwangi

    PNM dan MES Gelar Pelatihan Sertifikasi Halal bagi UMKM di Banyuwangi

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menggelar Pelatihan dan Program Penerbitan Sertifikat Halal Self Declare pada 7-8 Desember 2024 di Gedung Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan, Kota Banyuwangi, Jawa Timur yang diikuti 100 nasabah PNM cabang Banyuwangi.

    Adapun pelatihan bertujuan meningkatkan pemahaman praktis nasabah PNM terkait kualitas produk dan proses sertifikasi halal. Peserta mendapatkan berbagai materi, termasuk pengetahuan bahan, praktik pengisian daftar bahan, dan simulasi pengajuan sertifikasi halal.

    Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengungkapkan bahwa program ini penting sebagai bagian dari upaya mendukung UMKM dan kebijakan pemerintah, sehingga UMKM dapat menghasilkan produk yang berstandar halal, sekaligus memperkuat daya saing di pasar lokal dan internasional.

    “Kami percaya bahwa pelatihan dan sertifikasi halal ini bukan hanya memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga menjadi nilai tambah bagi para nasabah PNM. Dengan adanya program ini, kami berharap UMKM dapat tumbuh lebih kuat, berdaya saing, dan mampu memenuhi permintaan pasar halal global yang terus berkembang,” ujar Arief.

    Arief menambahkan, program pelatihan ini juga sejalan dengan inisiatif BPJPH dan visi Kementerian BUMN untuk memberdayakan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

    Sebagai bentuk apresiasi, perwakilan dari Cabang Bangka Belitung, Garut, dan Tasikmalaya pada kegiatan yang sama menyerahkan sertifikat halal secara simbolis kepada para nasabah PNM dari masing-masing cabang yang telah berhasil menyelesaikan proses sertifikasi, serta kepada peserta dari Cabang Banyuwangi yang tengah menjalani pelatihan.

    Menurut Arief, kegiatan pelatihan yang merupakan sinergi antara PNM, MES, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk mempercepat penerbitan sertifikat halal ini juga menjadi dukungan terhadap upaya Kementerian BUMN memberdayakan UMKM.

    “Dengan terus menggelar pelatihan seperti ini, PNM berharap dapat menciptakan ekosistem usaha yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada nilai-nilai syariah,” katanya.

    Sebelumnya, PNM telah konsisten melaksanakan program serupa di berbagai wilayah. Hingga saat ini, sebanyak 108 sertifikat halal berhasil diterbitkan dari total 345 kuota yang terdaftar melalui BPJPH. Program ini tidak hanya memberikan dampak langsung kepada para pengusaha UMKM, tetapi juga memperkuat ekosistem produk halal di Indonesia.

    (rea/rir)

    [Gambas:Video CNN]

  • Koma Berhari-hari, Santri di Banyuwangi yang Dikeroyok 6 Senior Ponpes Alami Pendarahan Otak – Halaman all

    Koma Berhari-hari, Santri di Banyuwangi yang Dikeroyok 6 Senior Ponpes Alami Pendarahan Otak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – AR (14), santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami luka serius hingga kritis setelah menjadi korban pengeroyokan.

    Ironisnya, AR dianiaya oleh enam orang seniornya sendiri di lingkungan ponpes sampai mengalami pendarahan otak.

    Setelah ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri, santri asal Kabupaten Buleleng, Bali, itu pun dilarikan ke RSUD Blambangan pada Sabtu (28/12/2024).

    Koordinator Pelayanan Medis RSUD Blambangan dr. Ayyub Erdiyanto mengungkapkan bahwa korban tiba di rumah sakit sekitar pukul 03.00 WIB.

    Korban yang datang dengan kondisi penurunan kesadaran itu pun langsung dikonsultasikan dengan dokter bedah syaraf.

    “Karena ada beberapa luka (di kepala), langsung dilakukan CT scan dan ditemukan ada pendarahan otak,” ujar Ayyub, Rabu (1/12/2025).

    Pihak rumah sakit langsung melaksanakan tindakan operasi darurat terhadap korban.

    Dalam operasi itu, didapati pendarahan otak terjadi pada kepala korban sisi kiri, mulai dari bagian depan hingga belakang.

    Selain itu, otak korban dalam kondisi bengkak.

    Setelah dioperasi, korban dipindahkan ke Ruang ICU.

    Hingga hari kelima, korban tak sadarkan diri. Tingkat kesadaran terbilang buruk.

    “Jadi ini masih masa kritis. Mohon didoakan semoga pasien mampu untuk semakin membaik,” katanya.

    Selain luka di kepala, korban juga mengalami lebam di beberapa bagian tubuh, seperti di lengan dan dada.

    Ayyub menerangkan bahwa visum juga telah dijalankan untuk korban. Penjelasan soal visum menjadi kewenangan pihak kepolisian.

    Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol. Rama Samtama Putra mengatakan bahwa di sekujur badan korban terdapat luka-luka.

    Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra ((TribunJatim-Timur.com/Aflahul Abidin))

    “Luka-lukanya di sekujur badan. Di muka ada lebam dan lainnya. Nanti kami masih menunggu kesimpulan dari hasil visum dokter,” kata Rama, Rabu (1/1/2025).

    Rama juga menjelaskan bahwa korban dikeroyok oleh enam orang seniornya.

    Empat pelaku di antara mereka berusia dewasa dan dua lainnya masih kategori usia anak-anak.

    Mereka adalah HR (17), IJ (18), MR (19), S (18), WA (15), dan Z (18).

    Keenam pelaku kini telah berstatus sebagai tersangka dan telah diamankan oleh kepolisian untuk menjalani proses hukum.

    “Seluruhnya telah kami tetapkan sebagai tersangka,” ungkap Rama.

    Polisi juga masih mendalami peran masing-masing tersangka. Termasuk ada tidaknya keterlibatan pihak pondok pesantren dalam kasus pengeroyokan ini.

    “Apakah pihak pesantren mengetahui atau bisa dimintai pertanggung jawaban, itu masih pendalaman,” ujarnya.

    Polisi juga masih mendalami motif para tersangka menganiaya korban. Jika pemeriksaan telah lengkap, kepolisian berjanji untuk mengungkap detail kasusnya ke publik.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi Santri Korban Pengeroyokan di Banyuwangi Alami Pendarahan Otak, Koma Selama 5 Hari dan Santri di Banyuwangi Kritis Usai Dianiaya 6 Seniornya, Kini Dirawat di RSUD Blambangan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Aflahul Abidin)

  • Satu Keluarga Selamat Usai Mobilnya Tertabrak Kereta, Sang Anak Sempat Terlempar Keluar dari Mobil – Halaman all

    Satu Keluarga Selamat Usai Mobilnya Tertabrak Kereta, Sang Anak Sempat Terlempar Keluar dari Mobil – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI – Satu keluarga yang menumpang mobil minibus Toyota Innova mengalami luka-luka usai mobil yang ditumpanginya tertabrak kereta api di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (1/1/2025) sekitar pukul 12.40 WIB.

    Tiga penumpang mobil bernopol P 1838 YP itu hanya mengalami luka-luka akibat peristiwa itu.

    Mobil yang mengalami kecelakaan berisi satu keluarga asal Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, terdiri dari pasangan suami istri dan seorang anaknya.

    Pasangan suami istri duduk di bagian depan, masing-masing adalah Budiyanto (56) dan Dwi Raffianie (46). 

    Sementara kursi belakang diduduki oleh anak mereka Aisyah (22). 

    “Penumpang yang ada di belakang sempat terlempar hingga keluar mobil saat kecelakaan,” kata salah satu saksi mata, Firdaus.

    Kecelakaan bermula saat mobil hendak menyeberang rel kereta api di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi. 

    Kondisi jalan menuju rel yang menanjak diduga membuat pengemudi mobil tak mengetahui adanya kereta Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya yang hendak melintas.

    “Bagian belakang mobil tertabrak kereta hingga terlempar. Setelah itu, mobil kembali menabrak tiang pembatas dan terlempar kembali,” kata Firdaus.

    Kondisi mobil mengalami rusak parah di bagian belakang. 

    Beberapa sisi lain juga penyok akibat terlempar usai tertabrak kereta api.

    Firadaus menyebut, ketiga penumpang mengalami luka-luka. Ketiganya kemudian dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.

    “Informasinya, mereka hendak pergi ke kafe,” lanjut dia.

    Kapolsek Kalipuro AKP Satrio Wibowo menjelaskan, pihaknya masih berfokus untuk menangani para korban di rumah sakit. 

    Kondisi Toyota Innova tertabrak kereta api di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (1/1/2025) sekitar pukul 12.40 WIB.

    Para korban masih menjalani perawatan pasca tabrakan.

    “Saya saat ini masih di rumah sakit (tempat korban dirawat),” lanjutnya.

    Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro menjelaskan, kecelakaan terjadi di perlintasan tidak terjaga yang berada di kilometer 16+5 petak jalan antara Stasiun Argopuro – Stasiun Ketapang.

    Akibat dari insiden tersebut, KA Probowangi sempat berhenti untuk diperiksa lokomotifnya untuk memastikan tidak ada kerusakan. 

    Setelah dinyatakan aman, kereta kembali berangkat menuju stasiun tujuan terakhir.

    “Informasi dari masinis, sebelum melewati lokasi kejadian masinis sudah membunyikan suling lokomotif berulang-ulang. Pada saat bersamaan ada kendaraan yang melintas tanpa mengurangi kecepatan ataupun berhenti terlebih dahulu, karena posisi sudah terlalu dekat maka insiden tidak terhindarkan,” kata dia.

  • Tingkat keterisian hotel Banyuwangi capai 98 persen pada libur Nataru

    Tingkat keterisian hotel Banyuwangi capai 98 persen pada libur Nataru

    Banyuwangi (ANTARA) – Tingkat keterisian hotel di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, selama masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 mencapai 98 persen.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam keterangannya di Banyuwangi, Rabu, mengatakan bahwa Banyuwangi tetap menjadi salah satu tujuan wisata selama masa libur Nataru, dan terbukti hotel banyak pengunjung sejak awal musim libur Natal 2024 hingga awal tahun 2025.

    “Alhamdulillah, Banyuwangi kembali menjadi jujukan wisatawan menghabiskan masa liburan. Ini menjadi berkah tersendiri bagi Banyuwangi,” ujarnya.

    Sementara itu, General Manager Secretary & Public Relations Santika Banyuwangi Janes Adi menyampaikan rata-rata okupansi hotel di Banyuwangi selama Nataru antara 95-98 persen, bahkan pada malam tahun baru okupansi hotel di Banyuwangi mencapai 100 persen.

    “Okupansi bagus, bahkan pada tanggal 25-30 Desember 2024 tingkat keterisian sampai 100 persen. Untuk tamu yang datang, mayoritas dari luar kota seperti Jakarta dan Surabaya,” katanya.

    Janes Adi mengatakan, sebagian besar tamu bercerita bahwa mereka menginap untuk sepenuhnya berwisata di Banyuwangi dan tidak hanya sekadar transit ke daerah lain.

    Ada beberapa destinasi wisata yang menjadi tujuan utama para tamu hotel di Banyuwangi, di antaranya Taman Wisata Alam Kawah Ijen dan Hutan De Djawatan.

    Menurut Janes, lonjakan pengunjung sudah terlihat sejak pertengahan Desember 2024, pesanan kamar hotel di Santika Banyuwangi juga telah padat hingga awal tahun 2025.

    “Kalau kami estimasi sampai dengan tanggal 6-7 Januari 2025 masih akan padat,” katanya.

    Tingginya kunjungan tamu di hotel-hotel Banyuwangi merupakan tren tahunan saat libur panjang Nataru untuk berwisata ke sejumlah destinasi di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

    Pewarta: Novi Husdinariyanto
    Editor: Bambang Sutopo Hadi
    Copyright © ANTARA 2025