kab/kota: Banyuwangi

  • Hasil Liga 4 Jatim Grup AA: Persebo 1964 Bondowoso dan Persid Jember Berbagi Poin

    Hasil Liga 4 Jatim Grup AA: Persebo 1964 Bondowoso dan Persid Jember Berbagi Poin

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI– Persebo 1964 Bondowoso bermain imbang saat melawan Persid Jember dalam lanjutan Liga 4 Jatim grup AA. Kedua tim bermain imbang dengan skor akhir 1-1.

    Bermain di Stadion Diponegoro Banyuwangi, Senin (20/1/2025), kedua tim bermain saling menyerang sejak awal pertandingan.

    Persid membuka keunggulan melalui tembakan Rafli Ramadhan pada menit ke-19. Memanfaatkan bola rebound, tendangan pemain bernomor punggung 9 itu berhasil menjebol gawang lawan.

    Tertinggal 1-0 membuat Persebo tampil makin menyerang. Kesebelasan tersebut akhirnya berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-37 lewat sundulan Yesa Wahyu Prasetia.

    Yesa mampu memanfaatkan umpan lambung rekannya untuk menyamakan skor.

    Menjelang turun minum, yakni saat injury time, seorang pemain Persebo harus keluar dari lapangan usai mendapat akumulasi dua kartu kuning.

    Akibatnya, Persebo harus bermain dengan sepuluh orang sepanjang babak kedua. Unggul jumlah pemain, Persid tampak lebih dominan dan lebih banyak menyerang.

    Laga Persebo 1964 Bondowoso vs Persid Jember di Stadion Diponegoro, Senin (20/1/2025). (TribunJatim.com/Aflahul Abidin)

    Sayangnya, tak ada gol tercipta sepanjang paruh kedua. Persebo dan Persid harus puas berbagi satu poin pada laga awal babak penyisihan 32 besar itu.

    Pelatih Persibo 1964 Bondowoso Sabit Fahmi mengaku puas dengan hasil imbang. Setidaknya, anak asuhnya mampu menahan serangan lawan sepanjang babak kedua.

    “Ini awal yang baik untuk evakuasi kami pada laga berikutnya,” kata dia.

    Sementara Pelatih Persid Jember Ahmad Sulaiman menyesalkan tak adanya gol selama babak kedua. Ia akan memperbaiki performa tim untuk pertandingan berikutnya.

    “Banyak peluang, tapi kami belum beruntung,” katanya.

    Pada laga kedua, Persebo akan menghadapi Persesa Sampang. Sementara Persid bakal bertarung melawan tuan rumah Persewangi Banyuwangi.

     

  • Cakupan TPS 3R Balak Banyuwangi Kian Meluas, Kini Mengcover 37 Desa di Enam Kecamatan

    Cakupan TPS 3R Balak Banyuwangi Kian Meluas, Kini Mengcover 37 Desa di Enam Kecamatan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI– Cakupan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon, kian meluas. Dari yang sebelumnya melayani 14 desa, kini meluas cakupannya hingga 37 desa di enam kecamatan, yakni Songgon, Sempu, Genteng, Singojuruh, Rogojampi dan Kabat.

    “Kapasitas TPS Balak terus kami optimalkan. Target kami bisa mengcover 44 desa di 6 kecamatan sekitar,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin (20/1/2025).

    Ipuk mengatakan, TPS Balak memiliki peran strategis dalam mendukung pengelolaan sampah secara sirkular di Banyuwangi.

    “Keberadaan TPS Balak tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian warga sekitar. Terbukti, semua pekerjanya merupakan warga di sekitar TPS,” ujar Ipuk.

    TPS Balak merupakan implementasi program Banyuwangi Hijau. Pembangunan fasilitas ini melibatkan PT Systemiq Lestari Indonesia dan didukung penuh oleh Pemerintah Norwegia, Borealis, USAID, serta lembaga pendonor lainnya.

    TPS Balak menjadi pusat pengolahan sampah sikukar modern yang dilengkapi teknologi canggih. Kapasitas harian TPS ini mencapai 84 ton.

    Di TPS ini mengolah sampah organik diolah menjadi kompos berkualitas, sementara sampah anorganik akan dipilah menjadi plastik daur ulang.  

    “Kami terus mendorong pengolahan sampah secara sirkular. Kini di Banyuwangi sudah ada 26 TPS 3R. Pengolahan sampah ini harus sudah menjadi pilihan kita, dimulai dari lini keluarga dengan memilah sampah,” kata Ipuk. 

    Ditambahkan Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani, bahwa TPS Balak saat ini telah melayani sebanyak 11.313 pelanggan (rumah) atau setara dengan 49.777 jiwa.

    “Untuk rata-rata sampah yang masuk mencapai 18,8 ton per hari. Jika ditotal hingga saat ini, jumlah sampah yang telah diolah sebanyak 483,2 ton. Baik sampah organik maupun non-organik,” ujar Yani. 

  • Diapresiasi Prabowo hingga Gibran, Kades Buwang Kini Punya Julukan yang Berbeda, Karya Sudah 60 Buah

    Diapresiasi Prabowo hingga Gibran, Kades Buwang Kini Punya Julukan yang Berbeda, Karya Sudah 60 Buah

    TRIBUNJATIM.COM – Kades bernama Buwang memiliki bakat terpendam yang membuatnya mendapat apresiasi dari Presiden Prabowo.

    Kini, Buwang bukan lagi disebut Pak Kades namun sudah sebagai pencipta lagu.

    Bakat terpendam tersebut berkaitan dengan lagu yang ia ciptakan khusus untuk Prabowo dan Gibran.

    Tanpa disangka, Buwang yang mengaku tak suka bernyanyi itu, kini sudah menciptakan 60 lagu.

    Ke-60 lagunya itu, diciptakan dalam waktu tujuh bulan dan dikerjakan di rumah produksinya, Muziku Indonesia.

    Itu rumah cukup sederhana dengan berukuran 7×12 meter, dan berada di ujung salah satu gang di desanya.

    Rumah itu disulap jadi studio mini, dengan dilengkapi keyboard, dan perangkat digital untuk kebutuhan tim konten kreator-nya, Novi Anggara.

    Buwang Suharjah, Kades Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang sudah ‘masuk’ ke Istana.

    Pasalnya, Buwang Suharjah telah menciptakan lagu khusus untuk Presiden Prabowo Subianto, yang berjudul “Presidenku”.

    Lagu Itu diviralkan sehari sebelum Prabowo Subianto dilantik menggantikan Jokowi.

    Yang menyanyikan lagu itu adalah Eika Safitri, penyanyi remaja besutan Buwang Suharjah yang saat ini namanya meroket.

    “Iya, dapat apresiasi dari Pak Prabowo atas lagu itu,” ujar Buwang Suharjah kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (19/01/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Senin (20/1/2025).

    Viralnya lagu “Presidenku” itu, bukan cuma diapreasi oleh Presiden Prabowo Subianto, namun juga sudah dilihat jutaan orang.

    Itu berarti Buwang dengan sendiri juga bisa terbantu untuk mempromosikan desanya, Sitirejo.

    Sebab, video klip lagu itu berisi landscape atau bentang alam desanya dan lifescape atau bentang hidup warganya.

    “Itu berisi harapan warga buat Pak Presiden Prabowo yang didukung rakyat, agar bisa mensejahterahkan rakyat Indonesia.”

    “Bahkan, lagu Presidenku itu juga dipakai mengisi TikTok tim Gibran saat pelantikan Pak Presiden Prabowo, dan juga ada gambarnya Pak Jokowi,” ungkapnya, bangga.

    Kades yang berhasil membuat Prabowo dan Gibran kagum (Suryamalang.com)

    “Hasil dari menciptakan lagu itu, saya sudah dapat royalti, dan kami bagi bertiga, dengan penyanyi dan tim kreator.”

    “Uang dari royalti saya itu buat membantu kegiatan saya sebagai Kades dan juga buat sewa rumah ini, serta beli peralatan di studio ini juga,” tutur pria berusia 49 tahun, yang kelahiran Desa Sitirejo.

    Luar biasa talenta Buwang itu. Meski, bukan penyanyi, bahkan mengaku tak bisa menyanyi, namun semua lagu ciptaannya itu kini viral dan diminati pasar.

    “Tak semua pelatih sepak bola hebat itu berawal dari jadi pemain top.”

    “Bahkan, ada pemain sepak bola hebat, ya tak bisa jadi pelatih top,” ujarnya berkelakar.

    Mengapa lagu ciptaannya langsung diminati pasar, menurut Buwang, karena jenis musiknya dibikin untuk selera anak jaman now.

    Yakni musiknya jenis ambyar atau campur-campur, ada pop keroncong, yang diarasmen dengan orkestra, akuistik, bahkan juga agak berbau ke-Banyuwangi-an. Itu seperti lagu Mars Desa, “Nyawiji Bangun Deso”.

    Menurut Buwang, itu lagu jingle desa yang ada pertama kali di Indonesia, namun langsung booming.

    Isinya sangat sufistik, yakni manunggalnya antara kawulo atau rakyat dengan pimpinan.

    Makanya, jika didengarkan, pikiran orang bisa mengembara ke langit sap tujuh karena tak ada lagi hamba dan Sang Kholik, yang ada adalah nyawiji atau menyatunya antara ciptaan dan Sang Pencipta.

    “Nggak menyangka saya, lagu mars desa, Nyawiji Bangun Deso itu viral.”

    “Itu saya buat saat sudah hampir pagi. Saya nongkrong di desa orang, dengan menatap ke arah persawahan, tiba-tiba muncul inspirasi lirik lagu itu,” tuturnya.

     Setelah liriknya jadi, Buwang menyuruh Eika Safitri, pelajar SMK 11 Kota Malang, yang sedang PKL (praktik kerja lapangan) di desanya, untuk menyanyikannya.

    Menurutnya, tiga bulan lalu, Eika, yang gadis asal Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang itu belum jadi penyanyi terkenal seperti sekarang.

    Saat itu, dia cuma suka menyanyi, sehingga harus dipoles dulu. Akhirnya, Eika kini jadi penyanyi yang cukup punya nama.

    Bahkan, saat ini Buwang dan timnya, bukan lagi yang mencari sponsor.

    Sebab, banyak perusahaan besar dan ternama di negeri ini, yang menawari endorse buat mempromosikan produk.

    Seperti perusahaan jamu untuk orang masuk angin, dan produk kecantikan seperti skincare.

    Dari royaltinya itu, tak semuanya dimasukkan saku celana kainnya, namun sebagian besar juga buat membantu kegiatannya sebagai Kades yang ingin memajukan desanya.

    Kades di Malang.

    Termasuk, banyak produk UMKM warganya, juga di-endorse-nya.

    “Untuk menambah trust Pak Buwang, sebagai song writer, kini kami sudah dapat label atau lisensi internasional, di London,” tutur Anggara, tim konten kreator Buwang.

    Sementara, Achmad Andi SH, anggota dewan empat periode dari Nasdem mengaku kenal baik dengan Buwang.

    Sosoknya asyik dan menyenangkan karena orangnya tulus dan tanpa pamrih, serta sangat sederhana.

    Menurutnya, bahkan mungkin satu-satunya kades yang kemana-mana naik sepeda motor yang asapnya sudah menghitam karena memang tak ada mobil di rumahnya.

    “Wes, dia itu sudah selesai dengan hidupnya. Dia itu orang hebat, bisa apa saja, dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit karena jago akupunktur (terapi pengobatan tradisional).”

    “Top dia itu. Pak Bupati (Muhammad Sanusi) harus mengapresiasinya, dengan  diberi penghargaan khusus.”

    “Misalnya, sebagai kades yang punya banyak talenta dan patut ditiru kades lain,” tutur Andi, yang tak henti-hentinya memuji kesederhanaan dan ketulusan Buwang.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Sambut Libur Panjang Akhir Januari, KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan 126.000 Tempat Duduk

    Sambut Libur Panjang Akhir Januari, KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan 126.000 Tempat Duduk

    Yogyakarta, Beritasatu.com – PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta menyediakan sebanyak 126.940 tempat duduk untuk libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan libur Tahun Baru Imlek hingga Isra Miraj pada minggu keempat Januari 2025. 

    Jumlah tersebut merupakan total tempat duduk untuk kereta api jarak jauh keberangkatan awal dari sejumlah stasiun di wilayah Daop 6 Yogyakarta selama tujuh hari, mulai 24-30 Januari 2025. Per hari Senin (20/1/ 2025) dari jumlah tersebut okupansinya mencapai 59% atau terjual sebanyak 75.414 tempat duduk.

    “Setiap harinya rata-rata kami menyediakan sebanyak 18.134 tempat duduk KA keberangkatan awal Daop 6 Yogyakarta yang bisa dipesan. KA tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menuju ke berbagai tujuan favorit seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banyuwangi, dan lainnya,” kata Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro kepada Beritasatu.com, Senin (20/1/2025).

    Menurutnya, jumlah tempat duduk harian tersebut meningkat 19,2% dari hari biasa yang hanya tersedia 15.207 tempat duduk karena KAI Daop 6 Yogyakarta juga meluncurkan KA tambahan.

    KAI Daop 6 Yogyakarta meluncurkan enam KA tambahan keberangkatan dari Stasiun Solo Balapan, Klaten, Yogyakarta, Lempuyangan, dan Wates sebagai berikut:

    Keberangkatan 23-29 Januari 2025
    – KA 7003B tambahan YK GMR (Yogyakarta-Gambir) berangkat 18.20 WIB-datang 02.10 WIB
    – KA 7015B tambahan SLO GMR (Solo Balapan-Gambir) berangkat 21.50 WIB- datang 06.48WIB
    – KA 7023C tambahan SLO BD (Solo Balapan-Bandung) berangkat 20.40 WIB-datang 05.05 WIB

    Keberangkatan 23-30 Januari 2025
    – KA 10907 tambahan LPN PSE (Lempuyangan-Pasarsenen) berangkat 06.00 WIB-datang 13.55 WIB

    Keberangkatan 24-30 Januari 2025
    – KA 7001B tambahan YK GMR (Yogyakarta-Gambir) berangkat 05.50 WIB-datang 13.17 WIB

    Keberangkatan 25, 26, 29 & 30 Januari 2025
    – KA 7021D tambahan SLO BD (Solo Balapan-Bandung) berangkat 09.10 WIB- datang 19.03 WIB

    Krisbiyantoro mengungkapkan KA Progo dari Stasiun Lempuyangan tujuan Stasiun Pasar Senen menjadi KA komersial favorit dan telah terjual 4.239 tiket untuk tujuh hari keberangkatan. Rata-rata per hari, tiket KA Progo sudah terjual sebanyak 605 tiket dan angka itu merupakan 105% dari kapasitas harian yang tersedia sebanyak 4032 tempat duduk.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanannya dengan kereta api jauh-jauh hari, sehingga dapat memilih kereta api dan tanggal keberangkatan yang diinginkan dan tidak kehabisan tiket kereta,” papar Krisbiyantoro.

    Apabila tiket pada tanggal keberangkatan maupun KA yang diinginkan telah habis, lanjut dia, masyarakat dapat menggunakan KA yang lain atau memanfaatkan fitur connecting train yang tersedia pada aplikasi Access by KAI.

    “Fitur itu akan mengombinasikan jadwal kereta api yang bersifat persambungan, sehingga penumpang tetap bisa menggunakan KA pada tanggal yang diinginkan dengan keberangkatan dari Daop 6 Yogyakarta,” pungkas Krisbiyantoro.

  • 12 Tahun Jualan Jambu, Rina Nangis Diberi Amplop Isi Uang Tunai, Baru Pertama Kali Dapat Bantuan

    12 Tahun Jualan Jambu, Rina Nangis Diberi Amplop Isi Uang Tunai, Baru Pertama Kali Dapat Bantuan

    TRIBUNJATIM.COM – Tangis Rina (49) penjual jambu pecah saat diberi amplop isi uang tunai.

    Ia tak menyangka mendapat bantuan dari orang.

    Ia mengaku baru pertama kali mendapat bantuan selama 12 tahun berjualan jambu.

    Rina sendiri tiap hari jualan jambu di Jalan Gub H Bastari, Jakabaring, Palembang.

    Di tengah keramaian jalan, Rina tidak menyangka hari itu ia akan menerima sebuah bantuan yang mengubah hidupnya.

    Pada Selasa (14/1/2025), di tengah kesibukan berjualan jambu, Rina dikejutkan oleh seorang perempuan yang datang menghampirinya.

    Perempuan tersebut mengenakan rompi bertuliskan #AR7, yang langsung memberikan sembako dan amplop berisi uang tunai.

    Rina terkejut dan tidak bisa menahan air mata.

    Ia yang selama ini harus berjuang keras untuk menghidupi anak-anaknya, tidak menyangka akan mendapatkan keberkahan berupa bantuan tersebut.

    “Bantuan ini saya terima dengan hati yang penuh haru. Ini pertama kalinya saya mendapatkan bantuan sebesar ini. Saya belum pernah menerima bantuan dari siapa pun sebelumnya,” ujar Rina, sembari menahan tangis.

    Rina menceritakan, dirinya berjualan jambu dan makanan ringan sejak lebih dari satu dekade lalu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

    Sebelumnya, suaminya bekerja sebagai sopir truk.

    Rina, penjual Jambu di Jalan Gubernur HA Bastari menangis haru terima bantuan dari Polwan Polda Sumsel. (Dokumen Polisi via Sripoku)

    Namun sejak mengalami sakit katarak dan menjalani operasi dua tahun lalu, suaminya hanya bisa beristirahat di rumah.

    Dengan keempat anaknya yang masih bersekolah dan lima anak lainnya yang sudah berkeluarga, Rina harus berusaha keras agar ekonomi keluarga tetap bertahan.

    Sejak suaminya sakit, Rina merasa beban hidup semakin berat.

    “Kadang saya jualan jambu, kadang juga jualan kerupuk keliling, kadang-kadang ada cucu saya yang menemani,” ujar Rina dengan wajah yang lelah namun penuh semangat.

    Meski begitu, harapan hidupnya tetap tinggi.

    Ia berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

    Tiba-tiba, keajaiban datang saat dirinya tidak mengharapkannya.

    Seorang anggota Polwan Polda Sumsel datang memberikan bantuan yang sangat berarti baginya.

    Rina tidak bisa menahan air mata haru ketika menerima bantuan yang diberikan oleh perempuan tersebut.

    “Saya sangat berterima kasih atas bantuan ini. Ini sangat berarti buat saya dan keluarga. Uang yang saya terima ini akan saya gunakan untuk modal usaha,” kata Rina dengan wajah penuh syukur.

    Menurut Rina, ia merasa sangat terbantu dengan adanya program AR7 yang dilaksanakan oleh Polda Sumsel ini. 

    “Saya berharap agar rezeki yang saya terima ini bisa berkah dan bermanfaat untuk keluarga saya,” tambahnya.

    Rina kini lebih optimis untuk melanjutkan usahanya.

    Ia mengungkapkan, bantuan tersebut tidak hanya membantu secara ekonomi, tetapi juga memberikan semangat baru untuk berjuang.

    “Mudah-mudahan, bantuan ini bisa menjadi awal yang baik untuk kehidupan kami ke depan,” ujar Rina dengan penuh harap.

    Di balik bantuan yang diterima Rina, ada sebuah pesan moral yang tersirat.

    Terkadang, sebuah kebaikan datang di waktu yang tepat, mengubah hidup seseorang dan memberikan harapan baru.

    Seperti yang terjadi pada Rina, yang tak pernah menduga akan mendapatkan keberkahan melalui tangan-tangan baik dari polisi dan program AR7 yang dilaksanakan oleh Polda Sumsel.

    Dengan bantuan ini, Rina merasa sedikit lebih ringan dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan.

    Ia berharap kisahnya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, bahwa di tengah kesulitan, ada selalu harapan yang datang dalam bentuk yang tak terduga.

    Hal serupa juga dialami lansia penjual jamu gendong bernama Mbah Parmi jualan jamu di Taman Blambangan, Banyuwangi.

    Wanita berusia 70 tahun ini sudah 56 tahun jualan jamu gendong.

    Dari inilah, Mbah Parmi bisa menghidupi dirinya sendiri.

    Langkah lambat Mbah Parmi tampak kontras dengan lalu lalang kendaraan yang lewat sekitar Taman Blambangan.

    Ia menyusuri jalanan sambil menggendong tenggok atau keranjang jamu gendong.

    Isinya lima botol besar jamu, satu termos air, dan gelas-gelas kecil.

    Mbah Parmi juga menenteng ember kecil.

    “Ini buatan saya sendiri, gulanya pakai gula Jawa asli, mau nduk?” tanya Parmi kepada pembeli yang tampak tertarik pada dagangannya tersebut.

    Ketika pembeli mengangguk tanda setuju, dengan hati-hati tangannya yang sudah dipenuhi garis-garis keriput melepas tali gendongan dengan cekatan dan segera menurunkan keranjang jamu.

    “Ada macam-macam jamunya. Kunyit asam, beras kencur, kunci suruh, ada banyak,” urainya dengan suara lirih.

    Parmi mendengarkan permasalahan tubuh yang dihadapi pembeli.

    Ia kemudian meracik segelas jamu yang dinikmati pembeli.

    Tak lupa dengan perasan jeruk nipis di bagian akhir, jamu yang dijualnya Rp5.000 per gelas ini pun siap disajikan.

    “Saya persiapan mulai jam 3 pagi, setelah turun (usai) subuh saya keliling, sampai rumah lagi biasanya jam 11 atau 12 siang,” cerita Parmi.

    Dia berangkat sendiri, pulang pun sendiri.

    Pada masa senjanya, warga Lingkungan Karangbaru, Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi, ini masih melakukan semuanya sendiri.

    “Anak saya lima sudah keluar (mandiri) semua. Saya sendiri tidak apa, tidak ingin merepotkan,” tuturnya.

    Berjualan jamu sejak tahun 1969, Parmi memperoleh penghasilan bersih rata-rata sehari Rp50.000 yang dia gunakan untuk biaya hidup sehari-hari.

    “Uangnya untuk makan sehari-hari,” ujarnya sambil tersenyum.

    Bertahun-tahun mencari nafkah dengan menyusuri jalanan bukan hal yang mudah bagi Parmi, terlebih dia adalah seorang wanita. 

    “Pernah hilang uang,” katanya singkat dan enggan meneruskan lebih jauh karena ingin segera sampai rumah untuk mengistirahatkan badan. 

    Parmi juga mengaku tak punya harapan khusus.

    Baginya, mendapatkan penghasilan dari jerih payahnya sendiri sudah disyukurinya.

    Terkadang ia juga diringankan dengan bantuan yang didapat dari tetangga. 

    “Tidak ada (harapan khusus), (semoga) sehat terus supaya bisa jualan buat makan,” pungkas Mbah Parmi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Puluhan Ribu Jemaah Hadiri Pengajian Gus Iqdam di Banyuwangi

    Puluhan Ribu Jemaah Hadiri Pengajian Gus Iqdam di Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi – Ribuan jemaah dari berbagai daerah memadati acara pengajian yang diisi oleh KH. Muhammad Iqdam atau yang akrab disapa Gus Iqdam di Desa Sumbersewu, Muncar, Banyuwangi, Sabtu Malam (18/1/2025). Areal pesawahan seluas 8 hektar yang disulap menjadi lokasi pengajian, tampak penuh sesak oleh jamaah yang antusias mendengarkan tausiah dari tokoh agama muda yang tengah digandrungi ini.

    Antusiasme masyarakat untuk mengikuti pengajian sudah terlihat sejak pagi hari. Jamaah sengaja datang lebih awal demi mendapatkan tempat di bagian depan panggung. Meski acara baru dimulai pada malam hari, mereka rela menunggu berjam-jam sambil bersholawat dan berzikir.

    Gus Iqdam mengapresiasi antusiasme masyarakat Banyuwangi yang hadir, dan menyebutnya sebagai cerminan persaudaraan yang patut dijaga dan dilestarikan.

    “Masya Allah, luar biasa! Inilah bukti keberkahan persaudaraan. Sama seperti dawuh kiai saya, masyarakat Banyuwangi bersaudara dengan baik, tercermin dalam acara malam ini. InsyaAllah keberkahan hadir di Banyuwangi,” kata Gus Iqdam.

    Gus Iqdam menyampaikan kehadiran ribuan jemaah ini bukan hanya karena ingin mendengarkan pengajian, tetapi juga sebagai wujud kecintaan kepada ilmu.

    “Ternyata ini kunci kemajuan Banyuwangi. Masyarakatnya gemar mengaji, bahkan rela datang dari pagi. Masya Allah, iki namane ST (Sabilu Taubah) kentel (paten),” ujar Gus Iqdam.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendukung kegiatan keagamaan seperti ini sebagai bagian dari penguatan spiritual dan sosial masyarakat.  

    “Kami sangat mengharapkan bimbingan dan wejangan Gus Iqdam. Kita butuh dekengan Pusat (Allah SWT) untuk membangun Banyuwangi,” tutur Ipuk secara virtual.

  • Tipu Muslihat Istri di Jember Palsukan Kematian Suami Demi Lepas dari Kredit Bank Ratusan Juta

    Tipu Muslihat Istri di Jember Palsukan Kematian Suami Demi Lepas dari Kredit Bank Ratusan Juta

    Liputan6.com, Jember – Polres Jember menangkap pasangan suami istri asal Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, terkait pemalsuan dokumen kematian. Kasus ini sempat menjadi perhatian masyarakat karena modus yang cukup unik, yakni menggunakan foto batu nisan untuk menghindari kewajiban pembayaran kredit. 

    Kapolres Jember AKBP Bayu Gabunagi menjelaskan, pemalsuan yang dilakukan dimulai dari penggunaan KTP, Kartu Keluarga (KK) dan buku nikah oleh pasutri tersebut demi untuk mendapatkan kredit sebesar Rp 750 juta dari Bank Jatim cabang Balung, Jember. 

    “Sang suami yang bernama Rahmat Habibi (41 tahun) menggunakan KTP palsu dengan nama Ahmad Hidayat. Ia dibantu atau turut serta dibantu oleh istrinya, Indah Suryaningsih (39 tahun) yang juga menggunakan KTP palsu atas nama Suryani,” ujar Bayu Senin (20/1/2025)

    Kepada polisi, kedua tersangka mengaku membuat sendiri KTP palsu menggunakan alat cetak yang kini diamankan sebagai barang bukti. 

    Berbekal dokumen kependudukan palsu tersebut, Rahmat berhasil mendapatkan kredit sebesar Rp 750 juta dari Bank Jatim pada awal 2024.

    Sebelum membuat laporan kematian, pasutri ini juga telah mendapatkan surat peringatan dari Bank Jatim karena menunggak angsuran. 

    Namun laporan kematian kreditur itu tidak langsung di percaya pihak bank. Notaris rekanan Bank Jatim menaruh curiga atas laporan kematian yang disebut terjadi di Banyuwangi tersebut. 

    Notaris tersebut kemudian melapor ke polisi soal dugaan penipuan yang dilakukan pasutri muda ini. 

    Polisi yang menggeledah rumah pasutri Rahmat Habibi dan Indah Surya Ningsih ini kemudian menemukan sejumlah dokumen kependudukan dan dokumen negara lain, yang dibuat tersangka di rumahnya dengan printer khusus. 

    “Ada beberapa KTP elektronik palsu. Juga dokumen SHM dengan logo Badan Pertanahan Negara (BPN). Ini yang nanti akan kita kembangkan pada kasus-kasus lain,” ujar Bayu. 

    Dari penggeledahan yang dilakukan polisi itu juga diketahui, sertifikat tanah dan rumah yang dijadikan jaminan tersangka saat untuk pengajuan kredit ke Bank Jatim, ternyata diduga palsu. 

  • Berwisata ke Teluk Hijau, Surga Tersembunyi di Banyuwangi

    Berwisata ke Teluk Hijau, Surga Tersembunyi di Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi – Pantai Teluk Hijau atau Green Bay berlokasi di kawasan Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur. Destinasi wisata ini menawarkan keindahan panorama sekaligus pengalaman yang menguji adrenalin.

    Untuk sampai ke sini, wisatawan harus melewati akses yang cukup menantang. Lokasi pantai ini berada di Sarongan, Pesanggaran. Jaraknya sekitar 84 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi.

    Menuju ke pantai, wisatawan akan melewati jalan yang sebagian besar merupakan kawasan hutan. Wisatawan membutuhkan kendaraan yang kondisinya prima untuk menuju Teluk Hijau.

    Mengutip dari indonesia.go.id, saat ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya meningkatkan aksesibilitas ke Teluk Hijau. Salah satunya upayanya melalui pembangunan infrastruktur jalan.

    Setelah melewati akses yang cukup menantang, rasa lelah para wisatawan akan terobati begitu sampai di tujuan. Pasalnya, Teluk Hijau memiliki daya tarik yang tak dimiliki pantai lainnya.

    Sesuai namanya, destinasi wisata ini memiliki air laut berwarna hijau. Fenomena unik ini terjadi karena terdapat alga di dasar perairan Teluk Hijau. Hal itu membuat warna hijau pada alga memantul ke permukaan laut.

    Menariknya lagi, warna hijau tersebut berpadu sempurna dengan keindahan pasir putih yang lembut. Kontras warna keduanya pun menciptakan keunikan tersendiri di Teluk Hijau.

    Bukan itu saja, pantai ini juga dikelilingi batuan karang alami dan pepohonan hijau. Tak heran jika kawasan ini terasa asri dan sejuk.

    Namun perlu diketahui, Teluk Hijau berada di kawasan Samudera Hindia yang terkenal dengan ombaknya yang besar. Oleh karena itu, wisatawan harus mematuhi peraturan terkait larangan berenang.

    Sebagai gantinya, wisatawan masih bisa menikmati keindahan wisata air di Teluk Hijau melalui snorkeling di tepi pantai. Hanya saja, wisatawan tetap diimbau untuk berhati-hati dan waspada.

    Selain Teluk Hijau, wisatawan juga bisa menikmati pesona lain di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Kawasan ini memang dikenal menyimpan keindahan alam hutan tropis yang masih alami, flora dan fauna yang beragam, serta suasana yang tenang.

     

    Penulis: Resla

  • Aksi Penyelundupan Ponsel dalam Roti Dipergokli Petugas Lapas Banyuwangi, Sanksi Berat bagi si Napi

    Aksi Penyelundupan Ponsel dalam Roti Dipergokli Petugas Lapas Banyuwangi, Sanksi Berat bagi si Napi

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Seorang penjenguk narapidana di Lapas Kelas IIA Banyuwangi berinisial B nekad menyelundupkan telepon genggam.

    Modusnya, B menyelundupkan handphone di dalam roti pada Sabtu (8/1/2025).

    B rencananya akan menyerahkan handphone itu kepada narapidana kasus narkotika berinisial AL. Akan tetapi, upaya penyelundupan digagalkan petugas Lapas.

    Kepala Lapas Banyuwangi, Agus Wahono menyebut, penyelundupan ponsel itu dilakukan oleh saudara kandung narapidana.

    “AL sendiri merupakan saudara kandung dari B,” kata dia.

    Ia menjelaskan, handphone ditemukan saat petugas pada pos pengawasan dan pemeriksaan (wasrik) melakukan pemeriksaan terhadap barang yang dibawa oleh B. 

    “Awalnya tidak ada hal yang mencurigakan, namun ketika petugas membelah roti yang dibawa oleh B terdapat barang yang mengganjal, petugas lantas merobek roti tersebut dan terdapat handphone di dalamnya,” ujarnya. 

    Agus menjelaskan, atas temuan tersebut petugas mengamankan B dan memanggil napi AL untuk diinterogasi dan dimintai keterangan. 

    “Keduanya tak bisa mengelak dan mengakui bahwa B akan menyelundupkan handphone tersebut kepada AL yang tidak lain adalah saudaranya,” ungkapnya

    Menurutnya, tindakan yang dilakukan petugas pada pos wasrik itu sudah sesuai dengan SOP, yakni memeriksa setiap barang maupun makanan yang akan masuk ke dalam Lapas.

    Hal itu guna meminimalisir masuknya barang terlarang kedalam Lapas yang dapat menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban (kamtib). 

    “Dalam beberapa kesempatan sering kami himbau agar petugas selalu waspada dan teliti terhadap barang yang akan masuk ke dalam Lapas, para warga binaan pun selalu kami wanti-wanti untuk tidak mencoba memasukkan barang terlarang,” imbuhnya. 

    Tindakan itu, lanjut Agus, juga sebagai langkah untuk mewujudkan Lapas Banyuwangi yang bebas dari peredaran handphone, pungli dan narkoba. 

    “Kami akan menindak tegas bagi siapapun yang terbukti melanggar setiap aturan yang ada,” tegasnya. 

    Kini, AL diberi sanksi dengan ditempatkan pada staft sel dan akan dicabut hak-haknya selama beberapa waktu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

    “Untuk B selaku pengirim barang akan kami berikan sanksi larangan untuk melakukan kunjungan ke Lapas, baik untuk sekedar menitipkan barang dan makanan maupun melakukan kunjungan tatap muka,” pungkasnya.

  • Penjual Singkong Nelangsa Uang Rp1 Juta Ditukar Beras, Ngaku Tak Bisa Bohong: Dia Kasihan Sama Saya

    Penjual Singkong Nelangsa Uang Rp1 Juta Ditukar Beras, Ngaku Tak Bisa Bohong: Dia Kasihan Sama Saya

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah kisah Mail, penjual singkong berusia 80 tahun.

    Saat berjualan, Mail beberapa kali terkena musibah.

    Di antaranya, uang Rp 1 juta penjual singkong itu pernah ditukar beras oleh orang yang ngaku kasihan padanya.

    Mail mengaku tak bisa berbohong.

    Diketahui, Mail tiap harinya berjalan menyusuri jalanan Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

    Kakek Mail berjualan puluhan kilogram singkong mentah, ia membawanya dengan gerobak pasir. 

    Namun saat berjualan ia tidak berteriak menawarkan dagangannya.

    Saat berbicara pun dia sudah terbata-bata.

    Meski begitu, di jalan yang telah puluhan tahun dia susuri iu, warga sudah tahu kesehariannya dan anak menghampirinya saat tertarik membeli dagangan yang dia bawa.

    “Saya setiap hari bawa 60-70 kilogram, ambil dari orang,” kata Mail, dikutip dari Kompas.com.

    Dari 60 kilogram itu, Mail mulai berangkat berdagang pukul 6 pagi menyusuri jalan kecil hingga besar di Kecamatan Kalipuro hingga Kelurahan Pengantingan, Kecamatan Banyuwangi.

    Dua kecamatan ini masih cukup berdekatan. Namun sangat jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. 

    “Kalau habis saya pulang, setiap hari selalu habis,” ujarnya dengan yakin.  

    Apabila singkong-singkong yang dijual Rp 4.000 perkilogram itu terjual habis, dari 60 kilogram penjualan, dia akan menerima upah Rp 65.000 sementara jika terjual 70 kilogram, dia akan memperoleh Rp 75.000. 

    “Uangnya buat makan sehari-hari, saya tinggal berdua sama istri. 6 anak sudah ke luar kota semua,” tuturnya. 

    Apabila tidak musim singkong, Mail akan berdagang jenis sayuran atau buah lainnya seperti terong, pisang, hingga nangka, tergantung musim.

    “Jual apa saja, untuk makan sehari-hari,” ujarnya. 

    Puluhan tahun hidup menyusuri jalan yang ia sendiri bahkan tidak ingat mulai kapan, bukan hal yang mudah baginya.

    Namun dalam ingatannya masih jelas betul bagaimana dia dua kali menjadi korban penipuan.

    “Pertama dulu pas saya jualan, ada orang datang menghampiri bilang kasihan sama saya karena sudah tua masih jualan,” kata Mail memulai ceritanya. 

    Penipu itu pun menawari membonceng Mail menggunakan motor untuk diajak ke rumah Mail dan mendapatkan sambutan yang baik dari istrinya yang membuatkan teh untuk pria tersebut.

    Setelah lama berbincang, pria itu mengatakan bahwa ia akan memberikan bantuan beras secara cuma-cuma dan akan memberikan bantuan-bantuan lainnya karena terkesan dengan kegigigan Mail.

    Namun, pria itu juga menanyakan Mail memiliki tabungan atau tidak.

    “Waktu itu dia tanya saya punya tabungan berapa, saya jawab Rp 1 juta karena saya tidak bisa bohong. Saya perlihatkan uangnya,” urai Mail.  

    Uang sudah di meja, Mail dijanjikan bisa mendapatkan lebih banyak uang di masa depan apabila menuruti kata orang tersebut.

    Tapi bukannya untung, dia malah diperdaya.  

    Mail menerima sekantong beras, namun uang hasil jerih payahnya yang dia kumpulkan bertahun-tahun raib dibawa penipu.  

    Kisah sedih Mail belum berhenti, kepolosannya masih dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, seperti yang baru saja terjadi sekitar 8 bulan lalu.  

    “Saya saat di Jalan Argopuro, ada orang dekati saya katanya kehabisan bensin. Tanya bawa uang berapa,” kata Mail.  

    Baru berangkat berdagang pukul 6 pagi, dia dengan jujur mengatakan bahwa di kantongnya ada yang Rp 167.000. 

    Dan seorang pria yang dikiranya warga sekitar tersebut, meminjam uang Rp 100.000.  

    “Sudah saya beri. Awalnya jalan pelan-pelan seperti betul kehabisan bensin, agak jauh langsung ngebut,” tuturnya.  

    Belum sadar telah ditipu, dia menunggu pria tersebut kembali dari pukul 6 hingga 10 pagi, dia kemudian memutuskan untuk lanjut berdagang meski dengan perasaan yang amat sedih.  

    Ke depan, Mail hanya berharap dapat bekerja dengan tenang dan tak lagi bertemu orang jahat yang ingin mengambil keuntungan darinya.  

    “Semoga tidak lagi ketemu orang-orang jahat. Saya ini jualan keliling kok masih dijahati,” tandasnya. 

    Sebelumnya juga viral seorang penjual cilung nangis dibayar pakai uang palsu Rp 50 ribu.

    Apalagi ia telanjur memberi kembalian Rp 45 ribu.

    Penjual cilung di Kabupaten Bandung Barat itu bernama Pak Didin.

    Kisahnya dibagikan akun Instagram @sayaphati, Senin (28/10/2024).

    Dalam video yang diunggah @sayaphati, memperlihatkan Pak Didin memperlihatkan uang palsu yang didapatnya.

    Dengan wajah lesu, Pak Didin hanya bisa menunduk dan pasrah.

    Dalam keterangan, kabar Pak Didin mendapat musibah diduga ditipu pembeli tersebut dari RW setempat.

    Sehari-hari Pak Didin mencari nafkah dengan berjualan cilung.

    Untuk menjajakan dagangannya, Pak Didin mendorong gerobak hingga berjalan berlasan kilometer.

    Dari penjualan cilung tersebut sehari Pak Didin hanya mendapat keuntungan 20 ribu.

    Nahas, di tengah perjuangan mencari nafkah tersebut Pak Didin malah ditipu pembeli.

    Peristiwa itu terjadi pada suatu sore, Pak Didin hendak berjalan pulang berjualan.

    Lalu, ada perempuan berboncengan memanggilnya untuk membeli.

    Karena adonannya masih tersisa, Pak Didin pun melayani pembeli tersebut.

    Dalam keterangan disebutkan pembeli jajan cilung Rp 5 ribu, melansir dari TribunJabar.

    Namun, uang yang diberikan pembeli tersebut Rp 50 ribu sehingga Pak Didin memberikan kembalian Rp 45 ribu.

    Saat transaksi tersebut, Pak Didin tak menaruh curiga, lantas langsung pulang.

    Hingga akhirnya ia baru sadar keesokan harinya saat ia belanja di warung untuk membuat adonan cilung.

    Saat belanja, betapa syoknya Pak Didin karena menurut penjaga warung uang yang dibawanya itu uang palsu.

    “Pas subuh abah belanja ke warung buat beli aci telor dll. Ternyata kata orang warung itu uang palsu,” ungkap narasi pengunggah.

    Sontak hal itu membuat Pak Didin kaget.

    Namun, ia mencoba hendak membelanjakan uang tersebut ke pasar dan warung lain untuk memastikan kembali.

    Namun, lagi-lagi orang di pasar dan warung lain pun menyebut hal serupa.

    Saat itu Pak Didin pun menangis sampai jatuh sakit 3 hari.

    Diketahui uang Rp 50 ribu tersebut jadi modal dagangan Pak Didin.

    Namun karena musibah tersebut, uang Pak Didin untuk modal dagangnya raib karena ditukar uang palsu.

    Sementara Pak Didin harus melanjutkan usahanya demi mencari nafkah.

    Diketahui Pak Didin tidak memiliki anak, namun ia harus menafkahi istrinya di rumah.

    Pak Didin hanya tinggal berdua dengan istrinya.

    Selain berjuang mencari nafkah, Pak Didin juga bertahan hidup dengan penyakit di kakinya.

    Di usianya yang sudah menuai, dengan kaki bengkak, ia berjalan tertatih untuk mencari nafkah mendorong gerobak berjualan cilung.

    Kini, video kisah pilu Pak Didin pedagang cilung di Kabupaten Bandung Barat ini viral dan menyita perhatian warganet.

    Tak sedikit warganet yang merasa iba atas musibah dan nasib pilu yang dialami Pak Didin.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com