kab/kota: Banyuwangi

  • Emilia Contessa Meninggal, Reza Artamevia: Beliau Panutan Saya

    Emilia Contessa Meninggal, Reza Artamevia: Beliau Panutan Saya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar kepergian selebritas senior Nur Indah Citra Sukma Munsyi atau Emilia Contessa untuk selamanya membawa duka bagi kerabatnya. Tak terkecuali, bagi musisi ternama Reza Artamevia.

    “Telah berpulang ke Rahmatullah penyanyi legendaris Indonesia, Ibu Hajah Emilia Contessa dengan penilik nama lengkap Ibu Hajah Nur Indah Cintra Sukma Munsyi, kelahiran Banyuwangi 27 September 1957. Beliau adalah Ibunda dari penyanyi ternama Denada,” kata Reza Artamevia dikutip dari Instagram miliknya, Senin (27/1/2025).

    “Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga almarhumah husnul khotimah,” jelasnya.

    Mertua Thariq Halilintar itu mengatakan, semasa hidupnya ia kerap menjadikan Emilia Contessa sebagai panutannya dalam bermusik.

    “Beliau adalah salah satu idola dan panutan saya dalam bermusik,” tuturnya lagi.

    Bagi Reza Artamevia, meski Emilia Contessa telah berpulang ke pangkuan Sang Pencipta tetapi tidak akan membuat karya-karyanya dilupakan.

    “Karya-karyanya akan selalu dikenang sepanjang masa,” lanjutnya.

    “Selamat jalan tante Emil sayang, semoga Allah Swt memberikan tempat yang indah di sana. Diampuni dari segala dosa dan diterima seluruh amal ibadah tante Emil,” tutup Reza Artamevia yang menyebut Emilia Contessa sebagai panutannya.

  • Sebelum Meninggal, Emilia Contessa Sempat Berkomunikasi dengan Denada

    Sebelum Meninggal, Emilia Contessa Sempat Berkomunikasi dengan Denada

    Jakarta, Beritasatu.com – Manajer Denada, Risna Ories mengaku, Nur Indah Citra Sukma Munsyi atau Emilia Contessa sempat berkomunikasi dengan putrinya, Denada sebelum mengembuskan nafas terakhir.

    “Sore tadi Beliau (Emilia Contessa) masih sempat telepon-teleponan dengan Denada karena beliau masih di rumahnya di sana (Banyuwangi),” jelas manajer Denada, Risna Ories kepada awak media melalui Zoom, Senin (27/1/2025).

    Risna Ories mengatakan, setelah berkomunikasi dengan Denada ternyata putrinya mendapat kabar apabila ibunda tercintanya, Emilia Contessa dilarikan ke rumah sakit.

    “Kita tahunya sekira pukul 17.00 WIB mendapat kabar kalau Beliau dibawa ke rumah sakit,” lanjutnya.

    “Enggak lama kemudian, dikabarin Beliau sudah meninggal pukul 18.00 WIB,” ungkapnya.

    Hingga kini, Risna Ories belum bisa menerangkan penyebab pasti dari meninggalnya Emilia Contessa itu.

    “Kami belum tahu apakah itu penyebab beliau meninggalnya itu karena apa,” tutup manajer Emilia Contessa, Risna Ories yang menyebut Emilia Contessa sempat berkomunikasi dengan Denada sebelum meninggal dunia.

  • Emilia Contessa Meninggal Gagal Jantung, Kenali Bedanya dengan Serangan Jantung

    Emilia Contessa Meninggal Gagal Jantung, Kenali Bedanya dengan Serangan Jantung

    Jakarta

    Artis senior Emilia Contessa meninggal dunia pada Senin (27/1/2025). Ibunda penyanyi Denada ini disebut mengalami gagal jantung dalam perawatan di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    Koordinator pelayanan publik RSUD Blambangan Ayyub Erdianto menebut Emilia sudah beberapa kali menjalani perawatan akibat sakit sejak Senin siang. Ia mendapat perawatan dari dokter spesialis jantung.

    “Dilakukan penanganan oleh dokter Nelly Mulyaningsih, dokter spesialis jantung kami dan dinyatakan pasien tengah mengalami gagal jantung akut dan diberikan obat-obatan emergency. Kondisinya sempat membaik namun beberapa saat kemudian kembali memberat. Keluhannya sesaknya,” kata Ayyub, dikutip dari detikJatim.

    Meski sama-sama bisa berdampak fatal jika tidak tertangani, gagal jantung atau heart failure sebenarnya berbeda dengan serangan jantung atau heart attack. Ada beberapa perbedaan di antara keduanya.

    Serangan jantung

    Serangan jantung terjadi ketika aliran darah menuju area jantung terhambat, yang artinya jaringan di area tersebut tidak mendapat suplai oksigen. Jika tidak tertangani, jaringan jantung rusak dan perlahan mengalami kematian.

    Istilah medis untuk serangan jantung adalah myocardial infarction. Dikutip dari WebMD, kondisi ini terjadi secara mendadak ketika salah satu pembuluh darah arteri tersumbat.

    Gagal jantung

    Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif ke organ tubuh. Kondisi ini dapat berkembang secara gradual, dan membuat otot jantung makin melemah.

    Serangan jantung dapat memicu gagal jantung jika berdampak pada kemampuan jantung untuk memompa darah. Kadang, gagal jantung juga bisa muncul mendadak setelah serangan jantung. Kondisi ini disebut gagal jantung akut.

    (up/up)

  • Emilia Contessa Meninggal, Denada Langsung Terbang ke Banyuwangi

    Emilia Contessa Meninggal, Denada Langsung Terbang ke Banyuwangi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepergian ibunda tercinta, Emilia Contessa untuk selamanya, membuat selebritas Denada langsung terbang ke Banyuwangi. Hal itu diutarakan oleh manajer Denada, Risna Ories.

    “Innalillahi wa inna Ilaihi rojiun. Telah meninggal dunia ibu Nur Indah Citra Sukma Munsyi atau Emilia Contessa (ibunda dari artis kami Denada Elizabeth Tambunan) pada sore hari ini, Senin tanggal 27 Januari 2025 pukul 18.00 WIB di Banyuwangi,” ungkap manajer Denada, Risna Ories di Instagram miliknya, Senin (27/1/2025).

    Dalam unggahannya, ia meminta doa agar arwah almarhumah diterima di sisi Tuhan YME.

    “Mohon kirimkan doa Alfatihah untuk ibunda Emilia Contessa ya. Terima kasih atas kemurahan hati-nya untuk mengirimkan doa untuk beliau,” tegasnya.

    Risna Ories menyebut, kini Denada bersiap untuk berangkat ke Banyuwangi.

    “Saat ini beliau (Denada) tengah berangkat ke Banyuwangi menggunakan pesawat Udara ke Surabaya dilanjutkan perjalanan darat ke Banyuwangi,” pungkas manajer Emilia Contessa, Risna Ories terkait Denada langsung terbang ke Banyuwangi.

  • Babak 16 Besar Liga 4 Jatim, Persewangi Banyuwangi Kembali Jadi Tuan Rumah

    Babak 16 Besar Liga 4 Jatim, Persewangi Banyuwangi Kembali Jadi Tuan Rumah

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

    TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Persewangi Banyuwangi kembali menjadi tuan rumah dalam babak 16 besar Liga 4 Jatim yang akan digelar 31 Januari hingga 4 April 2025.

    Persewangi akan kembali menggunakan Stadion Diponegoro untuk seluruh laga grup.

    Dalam putaran 16 besar, Laskar Blambangan tergabung dalam grup II bersama tiga tim lainnya, yakni Mitra Surabaya, Persedikab Kediri, dan Persenga Nganjuk.

    Keputusan Persewangi menjadi tuan rumah tertuang dalam surat yang dikeluarkan Asprov PSSI Jatim bernomor 034/B/PSSI-Jatim/I/2025 yang dikeluarkan Minggu (26/1/2025).

    Dengan penetapan itu, Persewangi telah tiga kali menjadi tuan rumah sejak awal penyisihan Liga 4 Jatim tahun ini. Sebelumnya, Persewangi juga menjadi tuan rumah untuk putaran 64 dan 32 besar.

    Humas Persewangi Rudi Latif menjelaskan, posisi sebagai tuan rumah akan menjadi nilai plus bagi tim. Kesebelasan akan bertanding dengan dukungan penuh para suporter yang hadir ke stadion.

    Ia berharap, hal ini akan dimanfaatkan secara optimal oleh Anies Mujiono dkk. untuk tampil maksimal dan meraih poin penuh sepanjang laga putaran 16 besar.

    “Sehingga target naik kasta ke Liga 3 bisa tetap terjaga,” kata Rudi, Senin (27/1/2025).

    Rudi menjelaskan, dipilihnya Persewangi sebagai tuan rumah kembali tak lepas dari dukungan seluruh pihak. Terutama pemerintah kabupaten, aparat kepolisian, dan stakeholder terkait lainnya.

    “Termasuk dukungan suporter dan warga Banyuwangi sehingga setiap pertandingan bisa digelar dengan lancar dan aman,” ujarnya.

    Bagi penyelenggara liga, kata Rudi, Persewangi juga dianggap sukses dalam menggelar laga di setiap babak yang telah terlewati.

    “Hal tersebut juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi penyelenggara untuk memilih Persewangi kembali sebagai tuan rumah,” katanya

  • 17 Wilayah Jatim Diprediksi Hujan Petir Besok Senin, 27 Januari 2025, Sejak Pagi hingga Malam

    17 Wilayah Jatim Diprediksi Hujan Petir Besok Senin, 27 Januari 2025, Sejak Pagi hingga Malam

    TRIBUNJATIM.COM – Belasan wilayah di Jawa Timur akan hujan besok Senin, 27 Januari 2025.

    Waktu guyuran hujan ini terjadi pagi, siang, sore, atau pun malam.

    Intensitas hujan adalah ringan hingga lebat disertai petir.

    Informasi ini berdasarkan pada laporan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG).

    Hujan ini akan turun sejak pukul 06.00 WIB, yaitu di Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Malang, Situbondo, dan Trenggalek.

    Hujan tetap berlanjut pada pukul 09.00 WIB di Probolinggo, Pasuruan, Nganjuk, Malang, Kota Batu, Kediri, Jombang,Jember, dan Bondowoso.

    Sementara siang, sekira pukul 12.00 WIB, hujan petir mengguyur Pamekasan, sementara wilayah lain akan hujan ringan.

    Cuaca serupa juga terjadi di Tulungagung, Malang, Madiun, Kediri, Banyuwangi, dan Bangkalan.

    Sementara saat malam, hujan akan turun di Bangkalan, Banyuwangi, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep.

    Selain hujan petir, hujan ringan juga cenderung turun saat siang dan sore.

    Cuaca berawan juga mendominasi wilayah yang tak hujan sepanjang hari.

    Informasi lengkap mengenai ramalan cuaca Jatim besok ini dapat diakses melalui tautan ini: KLIK.

    Sebab cuaca akan hujan, warga diharapkan membawa jas hujan atau payung sebelum beraktivitas ke luar ruangan.

    Para pengguna jalan juga diimbau berhati-hati sebab jalanan licin.

    Selamat beraktivitas!

    —–

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Pembangunan Ruas Terakhir Tol Trans Jawa Dikebut, Begini Progresnya

    Pembangunan Ruas Terakhir Tol Trans Jawa Dikebut, Begini Progresnya

    Jakarta

    Jalan Tol Trans Jawa (JTTJ) masih belum tersambung penuh. Untuk menyambungkannya dari Merak hingga Banyuwangi, saat ini masih terus dikebut penyelesaian pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 176,40 Km.

    Dikutip dari laman Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Minggu (26/1/2025), Tol Probolinggo-Banyuwangi memiliki 176,40 Km. Di era pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi), ruas tol ini masuk ke dalam jajaran Proyek Strategis Nasional (PSN).

    Pekerjaan tol ini terbagi ke dalam 2 tahap konstruksi, dengan nilai investasi sekitar Rp 23,39 triliun. Rinciannya, tahap 1 yakni ruas Gending-Besuki sepanjang 49,7 Km, dan tahap 2 Besuki-Banyuwangi sepanjang 126,72 Km. Saat ini proses pembangunan baru berjalan pada konstruksi tahap 1.

    Konstruksi tahap 1 sendiri terbagi menjadi beberapa seksi. Berdasarkan data per Januari 2025, pekerjaan Seksi 1 Gending-Kraksaan (12,88 km) mencatatkan progres pembebasan lahan 100% dan konstruksi 15,01%. Ditargetkan seksi ini selesai konstruksi pada kuartal I 2025.

    Lebih lanjut ada Seksi 2 Kraksaan-Paiton (11,20 km) dengan progres pembebasan lahan 97,4% dan konstruksi 69,6%. Ditargetkan seksi ini bisa selesai konstruksi pada kuartal II 2025.

    Berikutnya, ada Seksi 3 Paiton-Besuki (25,6 km) yang terbagi ke dalam dua paket pekerjaan. Pertama, paket pekerjaan Paiton-Banyuglugur (9,40 km) dengan progres pembebasan lahan 100% dan konstruksi 56,1%.

    Lalu, ada paket pekerjaan Banyuglugur-Besuki (16,20 km) dengan progres pembebasan lahan 98,9% dan konstruksi 56,1%. Ditargetkan Seksi 3 secara keseluruhan selesai konstruksi kuartal III 2025.

    Sementara untuk pembangunan tahap 2 ruas Besuki-Banyuwangi sepanjang 126,72 km, saat ini belum memasuki tahap konstruksi maupun pembebasan lahan. Ditargetkan konstruksinya baru akan selesai setelah tahun 2025.

    Ruas Besuki-Banyuwangi ini terdiri dari beberapa seksi, antara lain Seksi 4 Besuki-Situbondo (43,30 km), Seksi 5 Situbondo-Asembagus (16,76 km), Seksi 6 Asembagus-Bajulmati (37,45 km) dan Seksi 7 Bajulmati-Banyuwangi/Ketapang (29,21 km).

    Tonton juga Video: Libur Panjang, Lalin Tol Jagorawi Arah Puncak Ramai Lancar

    (acd/acd)

  • Tol Trans Jawa Belum Tersambung Penuh, Masih Ada Sisa Ruas Ini

    Tol Trans Jawa Belum Tersambung Penuh, Masih Ada Sisa Ruas Ini

    Jakarta

    Jalan Tol Trans Jawa (JTTJ) menjadi salah satu jalur andalan para pemudik untuk pulang kampung di setiap tahunnya. Memiliki panjang keseluruhan hingga 1.232,78 kilometer (km), jalan tersebut akan membentang dari Merak, Banten, hingga Banyuwangi, Jawa Timur.

    Berdasarkan catatan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang dihimpun detikcom, ditulis Minggu (26/1/2025), penyelenggaraan ruas jalan tol ini telah berjalan cukup lama sejak tahun 1975. Hingga kini, Tol Trans Jawa yang telah beroperasi sepanjang 1.056 km.

    Adapun ruas Tol Trans Jawa yang telah beroperasi saat ini mencapai sekitar 20 ruas. Untuk menyambungkan Tol Trans Jawa secara penuh, pemerintah masih perlu menyelesaikan ruas paling ujung timur yakni Tol Probolinggo-Banyuwangi.

    BPJT Kementerian PU mencatat, Tol Probolinggo Banyuwangi digarap oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB). Di era pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi), ruas tol ini masuk ke dalam jajaran Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diproyeksikan memiliki panjang sekitar 176,40 km.

    Pekerjaan tol ini terbagi ke dalam 2 tahap konstruksi, di mana konstruksi baru berjalan pada pembangunan tahap 1. Adapun pembagian pekerjaan tahap 1 ruas Gending-Besuki terdiri atas Seksi 1 Gending-Kraksaan (12,88 km), Seksi 2 Kraksaan-Paiton (11,20 km), dan Seksi 3 Paiton-Besuki (25,6 km). Ruas ini ditargetkan bisa mulai beroperasi secara bertahap di tahun 2025 ini.

    Sedangkan tahap 2 ruas Besuki-Banyuwangi terdiri atas Seksi 4 Besuki-Situbondo (43,30 km), Seksi 5 Situbondo-Asembagus (16,76 km), Seksi 6 Asembagus-Bajulmati (37,45 km) dan Seksi 7 Bajulmati-Ketapang (29,21 km). BPJT mencatat, ruas tahap 2 ini baru mulai beroperasi setelah tahun 2025.

    Berikut daftar ruas Tol Trans Jawa 1.056,38 km yang sudah beroperasi hingga saat ini:

    Tangerang-Merak 73 km
    Jakarta-Tangerang 33 Km
    Jakarta-Cikampek 83 Km
    Jalan Layang MBZ 38 Km
    Cikopo-Palimanan 116,75 Km
    Palimanan-Kanci 26,3 Km
    Kanci-Pejagan 35 Km
    Pejagan-Pemalang 57,5 Km
    Pemalang-Batang 39,2 Km
    Batang-Semarang 75 Km
    Semarang ABC 24,75 Km
    Semarang-Solo 72,95 Km
    Solo-Ngawi 90,12 Km
    Ngawi-Kertosono 87,05 Km
    Kertosono-Mojokerto 40,23 Km
    Mojokerto-Surabaya 36,27 Km
    Surabaya-Gempol 48,85 Km
    Gempol-Pasuruan (Grati) 34,5 Km
    Gempol-Pandaan 13,61 Km
    Pasuruan (Grati)-Gending 31,3 Km

    Berikut daftar ruas Tol Trans Jawa 176,40 km yang belum beroperasi:

    Gending – Besuki 49,7 Km (Proses Konstruksi)
    Besuki – Banyuwangi 126,72 Km (Proses Konstruksi)

    (acd/acd)

  • Program Makan Bergizi Gratis di Banyuwangi, Bupati Tunggu Intruksi Pusat

    Program Makan Bergizi Gratis di Banyuwangi, Bupati Tunggu Intruksi Pusat

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kemenenterian Dalam Negeri berharap partisipasi pemerintah daerah dalam mendukung suksesnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui APBD. Menanggapi hal itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, lebih memilih menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait hal itu. “Kita masih menunggu arahan dari pemerintah pusat, khususnya dari Kemendagri dan Kementerian Keuangan, terkait dengan patungan MBG itu,”ujar Ipuk, Kamis (23/1/2025)

    Kata Ipuk, selain Kemendagri dan Kemenkeu pihaknya juga masih menunggu koordinasi dengan Badan Gizi Nasional. “Kita saat ini juga masih menunggu Badan Gizi Nasional bagaimana prosedurnya,”katanya

    Dia menjelaskan, hingga saat ini pemerintah daerah masih belum bisa mencairkan anggaran karena penyesuaian aturan atau kebijakan yang baru.“Sampai  saat ini pemerintah daerah masih belum bisa mencairkan anggaran karena ada aturan yang belum terselesaikan atau mungkin ada kebijakan baru dari pemerintah,” paparnya

    Sebelumnya, pemerintah daerah diminta partisipasinya untuk ikut mendanai program MBG, namun demikian Kemendagri menyatakan hal tersebut tidak wajib. “Tidak wajib tetapi sangat sesuai. Sangat tergantung kepada kapasitas fiskal di daerah,” kata Wamendagri Bima Arya.

    Bima Arya mengatakan, rencana patungan MBG oleh pemerintah daerah kini masih dalam tahap sinkronisasi. “Tentunya ini kan proses sinkronisasi lagi. Namanya anggaran akan ada pergeseran dan lain-lain, ini dalam proses semua,” tuturnya.

  • Pabrik Gula Sukowidi, Saksi Bisu Perjalanan Industri Banyuwangi Era Kolonial

    Pabrik Gula Sukowidi, Saksi Bisu Perjalanan Industri Banyuwangi Era Kolonial

    Liputan6.com, Banyuwangi Setetes air tebu bagai emas yang bernilai tinggi di era kolonial Hindia Belanda. Dan bangunan Pabrik Gula Sukowidi yang kini berusia 130 tahun, menjadi salah satu saksi bisu perjalanan industri gula di Banyuwangi. Pabrik gula Sukowidi yang berada di Kecamatan Kalipuro itu, berada di bawah kepemilikan N.V Cultuur Maatschappij de Maas dari Rotterdam dan Hindia Belanda yang diwakili oleh Firma Anemaent & Co yang dibangun pada tahun 1895. Di tahun itu pula penanaman tebu pertamanya.

    Dijelaskan oleh Koordinator Arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi (Disbudpar Banyuwangi), Bayu Ari Wibowo, pendirian pabrik gula tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, yang pertama karena kebutuhan gula yang meningkat dan menjadi komoditas perkebunan dengan harga tinggi di Hindia Belanda termasuk perkembangan pabrik gula Sukowidi pada 1895-1930 dapat dikatakan cukup baik. “Bahkan dikatakan hasil produksi per hektare tidak jauh berbeda dengan rata-rata produksi pada pabrik gula di grup Situbondo,” kata Bayu, Kamis (23/1/2025).

    Dalam perjalanan industri komoditas dengan rasa manis itu, pabrik gula Sukowidi pernah mengalami beberapa insiden. Pada bulan Januari-Juni 1902 perkebunan tebu di wilayah Sukowidi pernah terbakar beberapa kali. Seorang pemuda bernama J.F Hagenstein, yang tinggal di Desa Bahungan, Banyuwangi dituduh membakar alang-alang sehingga menyebabkan perkebunan tebu tersebut terbakar. “Dari sumber penelitian, mengatakan sudah tiga kali ini J.F Hagenstein dituduh. Sebelumnya, juga dituduh sengaja membakar kebun tebu dengan menggunakan media korek api dan kulit kelapa,” ujar Bayu.

    Setelah kurang lebih 35 tahun beroperasi, pabrik gula Sukowidi terancam ditutup karena krisis ekonomi yang mulai menyeruak ke permukaan. Kala itu, hanya 920 bau dari 1.150 bau area kebun tebu milik pabrik yang ditanami. Itu pun tidak penuh atau hanya sekitar 20 persen dari kapasitas produksi. 

    Ketika krisis ekonomi di tahun 1930 itu, termasuk masa krisis malaise sampai 1937. Pabrik gula Sukowidi ini mengalami kesulitan untuk bangkit. Hal ini tentu terjadi akibat harga gula di pasar internasional turun drastis dan banyaknya penyakit tebu. “Ditambah lagi dengan kurang cakapnya manajemen kepegawaiannya, yang banyak sekali pergantian pekerja,” papar Bayu.

    Namun muncul kabar, pemerintahan saat itu memutuskan bahwa Pabrik Gula Sukowidi tidak akan ditutup dan penanaman tebu untuk tahun 1933 sudah dapat direncanakan. Tentu berita itu sangat menggembirakan, tak hanya bagi karyawan tetapi juga bagi pemerintah wilayah. Mengingat, Sukowidi merupakan pabrik gula satu-satunya yang masih berdiri di Banyuwangi yang kontribusinya sangat besar bagi kemakmuran masyarakat.