kab/kota: Banyuwangi

  • Andrean Kembali Usung Musik Koplo lewat Kolaborasi dengan Syahiba Saufa di Single Ono Sing Duwe

    Andrean Kembali Usung Musik Koplo lewat Kolaborasi dengan Syahiba Saufa di Single Ono Sing Duwe

    JAKARTA – Andrean memperkenalkan single terbaru yang berjudul “Ono Sing Duwe”. Tidak sendirian, lagu yang mengusung genre koplo ini dibawakan dengan konsep duet bersama Syahiba Saufa.

    Mengusung genre koplo jadi cara Andrean mengeksplorasi diri. Penyanyi yang sebelumnya lebih dikenal dengan karakter musik pop ini merasa dirinya harus mencoba jenis musik lain yang tepat untuknya.

    “Jujur, aku sedang mencari jati diriku yang sebenarnya ada di mana, apakah ada di pop atau melayu atau musik ambyar (koplo). Kalau kedepannya di ambyar diterima, ya saya harus fokus di situ,” kata Andrean saat jumpa pers di Cinere, Depok baru-baru ini.

    Pada rilisan sebelumnya, saat membawakan ulang lagu Goliath berjudul “Cinta Monyet”, yang diaransemen menjadi koplo, Andrean menyebut jalan musiknya mulai semakin terlihat cerah.

    “Setiap kali saya menyanyikan lagu koplo di panggung, respon penonton selalu luar biasa. Bahkan ketika tampil di Jeddah, Arab Saudi, antusiasme mereka terhadap lagu koplo sangat besar. Ini yang membuat saya semakin yakin untuk memperbanyak lagu-lagu bergenre koplo,” ujarnya.

    Adapun, “Oni Sing Duwe” ditulis oleh vokalis Goliath, Ary Irawan. Awalnya, lirik lagu ini menggunakan dalam bahasa Indonesia, namun akhirnya diputuskan diubah menjadi bahasa Jawa, setelah diputus untuk dibawakan Andrean dan Syahiba Saufa.

    “Saya bukan asli Jawa, saya bikin lagunya pakai bahasa Indonesia, judulnya ‘Ada Yang Punya’. Pas bikin demo, saya memang pengin koplo, terus kita berpikir kayaknya enak kalau dibikin ke bahasa Jawa, akhirnya ya jadi ‘Ono Sing Duwe’,” tutur Ary.

    Selain nama-nama di atas, produser musik Bimo Maxim juga berperan aktif dalam perilisan lagu ini. Dia adalah sosok yang memilih Syahiba sebagai teman duet baru Andrean.

    “Proses produksinya aku kawal dari awal, termasuk pencarian teman duet. Kenapa kita pilih Syahiba? Karena dia dari Jawa Timur dan dia itu top 10 di Banyuwangi. Kita mau Syahiba menemani perjalanan Andrean di koplo ini,” ujar Bimo.

    Adapun, “Ono Sing Duwe” dari Andrean dan Syahiba Saufa sudah dapat dinikmati bersamaan dengan video musik di kanal YouTube Andrean Official. Proses syuting video musik dilakukan di beberapa lokasi di Yogyakarta, dengan Bimo yang juga bertindak sebagai sutradara.

    Dengan karyanya yang baru, Andrean berharap lagunya bisa diterima, begitu juga dirinya sebagai penyanyi.

    “Yang pasti saya pengin berkarier terus dan saya minta untuk terus di-support. Harapannya juga lagu ini bisa diterima, dan aku sendiri, Andrean, bisa diterima di kancah musik Indonesia,” pungkas Andrean.

  • Kiat Para Pemuda Osing Jaga Seni Budaya Asli Banyuwangi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Januari 2025

    Kiat Para Pemuda Osing Jaga Seni Budaya Asli Banyuwangi Surabaya 30 Januari 2025

    Kiat Para Pemuda Osing Jaga Seni Budaya Asli Banyuwangi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Banyuwangi tersohor sebagai wilayah di ujung timur Pulau Jawa yang memiliki ragam budaya kuat yang dijaga dengan baik oleh masyarakat aslinya,
    Suku Osing
    .
    Suku Osing terus teguh berdiri di tengah arus globalisasi, seperti yang dilakukan Dedy Wahyu Hernanda, pemuda Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, bersama rekan-rekan pemuda lainnya di desa itu.
    “Kami punya tim penyusun dokumen dan pokok pemikiran kemajuan kebudayaan desa. Isinya elemen anak muda dan stakeholder terkait, termasuk pemerintah desa dari lembaga adat,” terang Dedy, Kamis (30/1/2025).
    Diurai Dedy, mereka dituntut untuk bisa menjaga dan merawat adat, tradisi, serta weluri atau penghormatan kepada adat istiadat Suku Osing yang telah diturunkan dari leluhur.
    Setiap tahun, mereka menyusun rencana kerja untuk rencana aksi menargetkan pengembangan potensi wilayah.
    Salah satu hasilnya, Banyuwangi lolos Anugerah Kebudayaan Indonesia dari pemerintah berkat sinergi yang mereka jalin bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur.
    Mereka mengajukan Mbah Temu yang merupakan maestro
    Tari Gandrung
    Banyuwangi, Mbah Siami perajin tenun tradisional Banyuwangi, dan Mbah Senari yang merupakan penyalin kitab lontar.

    Mindset
    -nya adalah bagaimana peran anak muda bisa optimal. Karena generasi tua dari segi teknologi informasi kurang, jadi di sini peran milenial yang harus kita tonjolkan,” ujar Dedy.
    Untuk mendukung hal tersebut, upaya yang dilakukan, selain peningkatan kelembagaan, adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dari para pemuda Desa Kemiren itu sendiri.
    Dikatakan Dedy, dua faktor tersebut penting sebagai fondasi, sehingga masing-masing pemuda dapat berperan optimal sesuai kapasitas dan bidangnya.
    “Kita berusaha meningkatkan kemampuan orang sesuai kapasitasnya,” ujarnya.
    Dedy sendiri, misalnya, memiliki semangat di bidang batik. Kini dia mengembangkan kapasitasnya dengan syiar batik.
    Dia membuka galeri batik yang juga berisi edukasi bagi masyarakat luas untuk mengenal batik Banyuwangi lebih jauh.
    Dedy juga mencontohkan pemuda lainnya yang bergerak di bidang kuliner, bagaimana teman-temannya mengambil peran masing-masing sesuai tupoksi untuk mengangkat citra makanan khas Banyuwangi hingga mensolidkan pedagang dengan berbagai karakter yang berbeda.
    “Desa Kemiren mendapat juara 2 tata kelola kelembagaan dan SDM, itu berkat sinergi pemuda, pemdes, masyarakat adat, dan tokoh adat. Semua elemen sinkron. Satu desa satu pemikiran,” tuturnya.
    Kini, segala upaya yang mereka lakukan juga berdampak baik untuk desanya, yaitu meningkatnya Pendapatan Asli Desa (PADes) melalui sharing profit usaha masyarakat dengan BUMDes, yang juga akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Kemiren sendiri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ribuan Penumpang di Stasiun Klakah Lumajang Membludak

    Ribuan Penumpang di Stasiun Klakah Lumajang Membludak

    Lumajang (beritajatim.com) – Mobilitas penumpang di Stasiun Klakah, Kabupaten Lumajang, mengalami peningkatan signifikan selama libur panjang Isra’ Mi’raj dan Tahun Baru Imlek 2025.

    Tercatat sebanyak 2.843 penumpang naik dan turun di stasiun ini sejak Jumat (24/1) hingga Rabu (29/1).

    Kepala Stasiun KA Klakah, Faisal mengungkapkan, penumpang kereta api kelas Eksekutif yang naik selama periode tersebut mencapai 261 orang, sedangkan yang turun sebanyak 236 orang. Total penumpang kelas Eksekutif di Stasiun Klakah dalam enam hari terakhir mencapai 497 orang.

    “Untuk kelas Eksekutif, penumpang yang naik mencapai 261 orang dan 236 orang turun dari kereta api di Stasiun Klakah” papar Faisal, Rabu (29/1/2025).

    Sementara itu, penumpang kereta kelas Ekonomi mendominasi dengan jumlah mencapai 2.346 orang. Sebanyak 1.146 penumpang naik, sementara 1.200 lainnya turun di stasiun tersebut.

    “Masyarakat cenderung memilih KA Ekonomi, terbukti dari jumlah penumpang yang jauh lebih tinggi dibandingkan kelas Eksekutif,” ujar Faisal.

    Secara keseluruhan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember mencatat telah melayani 123.447 penumpang selama enam hari periode liburan ini.

    Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menjelaskan bahwa jumlah tersebut terdiri dari 61.671 penumpang yang berangkat dan 61.776 penumpang yang tiba di sejumlah stasiun di bawah naungan Daop 9 Jember, termasuk Stasiun Klakah, Kabupaten Lumajang.

    “Jumlah penumpang ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api sebagai moda transportasi utama,” kata Cahyo.

    Pada hari terakhir liburan, Rabu (29/1), sebanyak 10.925 penumpang menggunakan layanan kereta api untuk berbagai tujuan, baik dalam wilayah Daop 9 Jember yang meliputi Pasuruan hingga Banyuwangi, maupun ke luar kota.

    Sebagian besar penumpang kembali ke perantauan atau kota asal mereka menjelang dimulainya kembali aktivitas kerja dan sekolah pada Kamis (30/1/2025) hari ini. (vid/ted)

  • Kisah Unik Petugas Damkar Banyuwangi, dari Evakuasi Ular hingga Potong Cincin Pakai Benang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 Januari 2025

    Kisah Unik Petugas Damkar Banyuwangi, dari Evakuasi Ular hingga Potong Cincin Pakai Benang Surabaya 29 Januari 2025

    Kisah Unik Petugas Damkar Banyuwangi, dari Evakuasi Ular hingga Potong Cincin Pakai Benang
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com

    Tugas pemadam kebakaran
    tak hanya memadamkan api.
    Nyatanya banyak tugas lainnya yang tak kalah darurat, mulai dari aksi evakuasi binatang hingga penyelamatan.
    Seperti yang dialami Asnan, staf pemadaman dan penyelamatan di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat)
    Banyuwangi
    , Jawa Timur.
    Asnan mengaku sering mendapatkan panggilan dari masyarakat dengan beragam hal, mulai dari mengevakuasi ular hingga memotong cincin yang tersangkut.
    Diceritakan Asnan, pernah ada warga yang berupaya datang ke Kantor Damkarmat Banyuwangi yang berlokasi di Jalan Tiga Berlian, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi untuk meminta pertolongan karena cincinnya tersangkut di jari dan tak bisa dilepaskan.
    “Pernah ada korban kecelakaan, tangan luka berat, tangannya bengkak ada cincinnya. Rumah sakit angkat tangan. Menurut penuturan korban, pihak rumah sakit menyarankan rujukan ke kantor damkar,” kata Asnan, Rabu (29/1/2025).
    Korban pun kemudian mencari-cari kantor damkar dan sempat tak menemukan karena saat itu kantor damkar telah berpindah dari tempat yang lama.
    Sehingga kemudian, setelah mendapatkan laporan, petugas yang memang memiliki keahlian dan alat untuk memotong cincin, melakukan evakuasi di rumah korban yang ada di Kecamatan Blimbingsari.
    “Kami potong pakai gerinda. Lha kok listrik mati, sementara penggerak gerinda ini kan listrik,” ujar Asnan seraya tertawa mengenang kembali kisah tersebut.
    Namun tak pendek akal, dengan teknik yang dikuasai, Asnan bersama timnya kemudian berupaya memotong cincin yang sudah setengah perjalanan tersebut menggunakan benang.


    KOMPAS.com/ FITRI ANGGIAWATI Petugas damkar Banyuwangi menunjukkan peralatan evakuasi, Rabu (29/1/2025)
    Teknik tersebut memang dimiliki petugas damkar untuk diterapkan sebagai rencana cadangan jika ada kendala pada rencana utama proses penyelamatan.
    “Setelah pertengahan pakai benang, ada tekniknya sendiri pakai benang. Alhamdulillah bisa kena (dipotong),” kata dia.
    Asnan mengatakan, rata-rata masyarakat yang datang meminta pertolongan potong cincin adalah karena luka di tangan yang menyebabkan bengkak, hingga ukuran cincin yang terlalu kecil.
    Seperti yang dialami wisatawan asal Jakarta yang datang ke kantor Damkarmat Banyuwangi untuk meminta pertolongan sebab cincin kawinnya terlalu kecil.
    “Tamu dari Jakarta di sini bulan madu. Cincin terlalu kecil dipaksakan, sampai di Banyuwangi bengkak,” kenangnya.
    Asnan mengatakan, dasar petugas damkar adalah kemanusiaan, baginya hal tersebut menjadi landasan sehingga mereka dapat melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kadar Gula Darah Emilia Contessa Sempat Lampaui 500 Sebelum Wafat, Ini Bahayanya

    Kadar Gula Darah Emilia Contessa Sempat Lampaui 500 Sebelum Wafat, Ini Bahayanya

    Jakarta

    Penyanyi senior Indonesia Emilia Contessa meninggal dunia pada Senin (27/1/2024) pukul 18.00 WIB. Sebelum meninggal, ibunda Denada itu sempat dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    Hal ini karena gula darahnya sempat melampaui angka 500 sebelum meninggal dunia. Hal ini disampaikan oleh adik kandung Emilia, Dino Rosano Hansa.

    “Tadi pagi diabetesnya naik. Naik sampai 450, lalu sampai 500 lebih. Pagi-pagi kami rujuk ke RSUD Blambangan. Memang langsung ditangani tim dokter dan perawat,” tutur Dino kepada wartawan, Senin (28/1).

    “Tapi bertambah jam, bertambah jam, itu staminanya atau fisiknya terus menurun. Menurun, menurun, hingga tadi jam 18.00 WIB, Bu Emil nggak ada,” sambungnya.

    Apa bahaya kadar gula darah 500 mg/dL ke tubuh?

    Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan di dalam aliran darah. Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) pada kondisi normal, kadar gula darah manusia berada pada 70-100 mg/dL.

    Seseorang akan didiagnosis dengan diabetes saat nilai gula darah puasa mencapai 126 mg/dL atau lebih. Jika kadar gula darah mencapai 500 mg/dL termasuk kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia yang ekstrem, dan perlu segera ditangani.

    Umumnya, penyebab kadar gula darah bisa mencapai 500 mg/dL adalah diabetes yang tidak terkontrol. Dikutip dari Live Strong, ini dapat terjadi saat seseorang terus mengkonsumsi makanan yang mungkin tinggi gula atau karbohidrat, yang membuat kadar gula darahnya meningkat melebihi kadar normal.

    Jika tubuhnya tidak mengeluarkan insulin untuk menurunkan kadar atau mempertahankannya antara 85 mg dan 100 mg, glukosa akan terus meningkat. Bahkan jika tubuh memproduksi insulin dalam jumlah minimal, itu mungkin tidak cukup untuk menurunkan kadar kembali ke kisaran yang sehat, bahkan ketika orang tersebut tidak makan.

    Kadar glukosa dapat meningkat pada penderita diabetes, jika mereka sakit atau memiliki penyakit lain yang mendasarinya. Saat kadar gula darah mencapai 500 mg/dL tentunya dapat merusak tubuh.

    Jika tidak segera diobati dengan benar melalui diet, olahraga, serta pengobatan melalui oral atau insulin, diabetes dapat mulai mempengaruhi tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti:

    Penyakit jantungStrokeKebutaanHipertensiNeuropati diabetikKerusakan sarafDepresiKomplikasi pada kakiPenyakit ginjalAmputasi anggota tubuh

    Ada beberapa tanda yang dapat terjadi saat kadar gula darah terlalu tinggi. Gejala-gejala tersebut meliputi:

    Rasa haus yang berlebihanSering buang air kecilMudah lelahPusingPenglihatan kaburKebingunganNapas cepat

    (sao/naf)

  • Ikuti Saran Guru Agama, Denada Tidak Hadir di Penguburan Emilia Contessa

    Ikuti Saran Guru Agama, Denada Tidak Hadir di Penguburan Emilia Contessa

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi Denada membuka alasan mengapa tidak hadir di pemakaman ibundanya yang telah meninggal dunia, Emilia Contessa. Diketahui Emilia Contessa dikuburkan di Kompleks Pemakamam Pemda Banyuwangi, Selasa (28/1/2025).

    Denada sebenarnya sudah hadir di Banyuwangi begitu mendengar ibunya meninggal dunia pada Senin (27/1/2025). Ia masih sempat melihat ibunya untuk terakhir kali sebelum dikuburkan.

    Penyanyi kelahiran 19 Desember 1978 itu bahkan ikut memandikan dan mengafani jenazah Emilia Contessa sebelum dikubur pada Selasa (28/1/2025). Hanya saja untuk alasan tertentu, Denanda tidak hadir dalam proses penguburan.

    “Pada saat penguburan saya tidak tidak di sini karena ya saya cuma berusaha mengikuti anjuran dan saran yang disampaikan ke saya dari guru-guru yang mempunyai ilmu agama. Sebaiknya saya sebagai perempuan tidak hadir dalam penguburan,” ucap Denada dikutip dari kanal YouTube, Rabu (29/1/2025).  

    Penyanyi Denada saat pemakaman ibunya, Emilia Contessa, di TPU Karangbaru, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, 28 Januari 2025. – (Beritasatu.com/Rizky Hidayat)

    Baru , usai penguburan selesai, Denada menyempatkan diri berziarah ke makam Emilia Contessa. Ia langsung berdoa untuk ibunya yang ia puji telah menjadi orang tua yang sangat baik untuk anak-anak dan cucu.

    “Alhamdulillah dapat kesempatan untuk ziarah,” terangnya.

    Denada melanjutkan tidak ada tanda-tanda khusus sebelum ibunya meninggal dunia. Ia hanya mengungkap anaknya Aisyah pernah menghubungi neneknya itu karena rindu dan ingin sekadar mengobrol.

    “Uti, Aisyah kangen sama uti, anytime kalau uti mau ngobrol-ngobrol just call me ya, anytime boleh,” ucap Denada mengulang pesan sang putri untuk Emilia Contessa.

    “Aisyah tuh enggak pernah ngomong kayak begitu. Jadi, waktu mama dapat WA begitu, mama langsung forward ke aku, dengan pertanyaan ‘Ini kenapa?’” lanjutnya.

    Denada mengaku, saat itu dirinya tak memiliki firasat apa pun mengenai kepergian Emilia. “Saat itu kita enggak punya firasat apa pun,” pungkas Denada yang tidak hadir pada penguburan Emilia Contessa. 
     

  • Sebelum Meninggal, Emilia Contessa dan Denada Sering Berkirim Pesan Romantis

    Sebelum Meninggal, Emilia Contessa dan Denada Sering Berkirim Pesan Romantis

    Banyuwangi, Beritasatu.com – Penyanyi Denada mengungkapkan momen-momen terakhir bersama Emilia Contessa sebelum ibunya itu meninggal dunia. Disampaikan Denada, dirinya sempat berkomunikasi dengan ibunya melalui telepon dan WhatsApp dan saling berkirim pesan bernada romantis. Ketika itu, ia juga sempat menyampaikan pesan kepada sang ibu untuk menjaga makan.

    “Enggak tahu kenapa, akhir-akhir ini bisa dibilang saya sedang romantis-romantisnya sama mama,” kata Denada saat acara pemakaman Emilia Contessa di Banyuwangi, Selasa (28/1/2025).

    Denada juga mengungkapkan, anaknya sering kali menunjukkan kerinduannya terhadap sang nenek.

    “Anak saya juga sedang rindu-rindunya dengan mama. Dia sering diam-diam mengirim pesan suara untuk mama,” ungkap Denada.

    Jenazah penyanyi senior sekaligus politikus Emilia Contessa telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Karangbaru, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (28/1/2025) pukul 15.00 WIB.

    Sebelum meninggal dunia dan dimakamkan di TPU Karangbaru, Banyuwangi, Emilia Contessa sempat menjalani perawatan di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur.

  • Curahan Hati Denada yang Ditinggal Emilia Contessa untuk Selamanya

    Curahan Hati Denada yang Ditinggal Emilia Contessa untuk Selamanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Duka mendalam masih dirasakan selebritas Denada setelah kehilangan ibunda tercintanya, Emilia Contessa yang mengembuskan napas terakhir di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Denada pun mencurahkan isi hatinya melalui Instagram miliknya.

    “Ibuku, jantung hatiku @emiliacontessa57 @senator_emiliacontessa,” kata Denada, Selasa (28/1/2025).

    Denada juga menunggah sebuah tulisan dari Emilia Contessa yang memberikan pesan kepadanya saat dirinya lahir ke dunia.

    “Setelah kamu lahir itulah hari yang penuh dengan kebahagiaan buat mama. Mama tidak pernah berhenti untuk mengucap syukur kepada Allah Swt karena telah menitipkan dan memercayakan kamu kepada mama,” tulis Emilia Contessa yang diunggah ulang Denada.

    Emilia Contessa berharap agar putrinya, Denada bisa tumbuh menjadi anak yang membanggakan buat orang tuanya.

    “Mama tidak akan berhenti mendoakan kamu setiap hari, setiap malam. Mama selalu mohon kepada Allah semoga kamu dijadikan orang yang soleha, kuat iman Islamnya, diberikan kesehatan, selamat dunia akhirat, panjang umur, diangkat derajatnya, dikabulkan segala doa dan cita-citamu,” tulisnya lagi.

    “Dilimpahkan rezeki yang berkah berlimpah di sepanjang hidupmu. Kamu juga diberikan selamat dunia akhirat, semoga Allah memberikan seorang jodoh yang terbaik, terbaik, terbaik dan sesuai dengan kamu idamkan ya anakku. Mama sayang kamu Denada Tambunan, putriku, jantung hatiku,” tulisnya.

  • Mengenang Emilia Contessa Sang Legenda Musik “Singa Panggung Asia”

    Mengenang Emilia Contessa Sang Legenda Musik “Singa Panggung Asia”

    JABAR EKSPRES – Dunia hiburan Tanah Air harus kehilangan kembali seorang penyanyi terkenal di era 1970an, Emilia Contessa yang dikabarkan meninggal dunia pada Senin (27/1) di Banyuwangi, Jawa Timur.

    Emilia Contessa menghembuskan nafas terakhirnya di usia 67 tahun disebabkan oleh gagal jantung akut.

    Ibunda dari penyanyi Denada ini meninggal sekitar pukul 18.00 WIB setelah sempat dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi.

    BACA JUGA: 50 Link Twibbon Tahun Baru Imlek 2025 Gong Xi Fa Cai, Cocok Dibagikan ke WA, IG, FB, dan X

    Mengenang Sosok Emilia Contessa di Panggung Hiburan 

    Emilia lahir di Banyuwangi, Jawa Tiimur pada 27 Desember 1957 dengan nama asli Nur Indah Citra Sukma Hati. Ia merupakan putri sulung dari pasangan Hasan Ali dan RA Susiani.

    Emilia sudah menunjukan bakatnya dari sejak kecil di bidang tarik suara hingga membawanya berkarier sebagai seorang penyanyi di Kota Surabaya.

    Bahkan, ia juga sempat berkarier di Singapura setelah di ajak oleh pencari bakat Lee Kuan Yew yang terpukau dengan bakat menyanyinya.

    BACA JUGA: Rekomendasi Aplikasi Investasi Penghasil Uang Saham Terbaik Versi OJK Tahun 2025

    Setelah berkiprah satu tahun di Singapura, Emilia kembali ke Indonesia dan berkarier di Jakarta dengan nama baru yaitu Emilia Contessa.

    Pertama kali ia diperkenalkan lewat TV melalui acara hiburan di TVRI dan sejak saat itu karier Emilia melejit.

    Kualitas suara dan penampilan panggungnya saat itu sangat memukau sehingga membuat Emilia dijuluki sebagai “Singa Panggung Asia” oleh majalah Asia Week. Bahkan, tidak hanya Asia Week saja, majalah New York Time juga menobatkan dirinya sebagai satu dari lima artis terpopuler di dunia.

    BACA JUGA: Kawasan Puncak Bogor Diguyur Hujan Deras, Polisi Imbau Pengendara untuk Hati-Hati

    Kiprah Emiilia tidak hanya bersinar di Tanar Air saja namun ia terkenal ke kancah Internasional. Ia selalu tampi di berbagai negara mulai dari Eropa hingga Amerika.

    Beberapa lagu hits yang dipopulerkan Emilia selama masa kejayaannya antara lain, Penasaran, Kehancuran, Layu Sebelum Berkembang, Angin Malam, Angin Malam, Angin November, Flamboyan, Biarlah Sendiri, Bunga Mawar, Melati, Rindu, hingga Bunga Anggrek.

  • Diiringi Lantunan Doa, Jenazah Emilia Contessa Tinggalkan Rumah Duka

    Diiringi Lantunan Doa, Jenazah Emilia Contessa Tinggalkan Rumah Duka

    Diiringi Lantunan Doa, Jenazah Emilia Contessa Tinggalkan Rumah Duka
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Jenazah artis senior
    Emilia Contessa
    yang memiliki nama asli Nur Indah Citra Sukma Munsyi diberangkatkan dari rumah duka di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah,
    Banyuwangi
    , pada Selasa (28/1/2025) pukul 14.00 WIB.
    Emilia meninggal dunia di RSUD Blambangan pada Senin (27/1/2025) pukul 18.00 WIB.
    Jenazah diberangkatkan dengan diiringi lantunan doa dari pelayat yang memenuhi rumah duka, serta masyarakat sekitar yang turut menyaksikan pemberangkatannya.
    “Akan dishalatkan dulu di Masjid Al Hadi (Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi),” kata Dino Rosano, adik kandung
    Emilia Contessa
    .
    “Dimakamkan pukul 3 sore,” sambung dia.
    Sebelumnya, pemakaman direncanakan pukul 14.00 WIB, namun diundur menjadi pukul 15.00 WIB karena keputusan keluarga memberi waktu kepada anak Emilia, Enrico Tambunan, untuk melakukan perjalanan dari Australia.
    Sebelumnya, Enrico meminta agar pemakaman diundur agar dia, yang telah lama tak bertemu ibunya, dapat melihatnya untuk terakhir kalinya.
    “Nangis, minta ke saya diundur,” kata adik ipar Emilia, Ratih Puspitadewi.
    Diuraikan Ratih, Enrico melakukan penerbangan dari Australia menuju Bali untuk kemudian melakukan perjalanan darat menuju Banyuwangi.
    Setelah ditimbang-timbang, kemungkinan kecil jika menunggu kedatangan Enrico, sehingga kemudian keluarga, berdasarkan pertimbangan juga dari Denada, memutuskan untuk memundurkan pemakaman ke pukul 15.00 WIB.
    Emilia dimakamkan di area pemakaman Kantor Pemda Banyuwangi di Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.