kab/kota: Banyumas

  • Ekonomi Kendal Tumbuh Pesat, Gubernur Luthfi Dorong Daerah Lain Tiru Model KEK Kendal – Page 3

    Ekonomi Kendal Tumbuh Pesat, Gubernur Luthfi Dorong Daerah Lain Tiru Model KEK Kendal – Page 3

    Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya terus menarik investor dari dalam negeri dan luar negeri, untuk berinvestasi di wilayahnya, yang didukung dengan adanya jaminan kemudahan perizinan, keamanan dan kondusivitas wilayah, tenaga kerja yang kompetitif, dan penambahan kawasan industri di berbagai daerah.

    Upaya Jateng tersebut, mendongkrak realisasi investasi. Sampai kuartal III – 2025, realisasi investasi sudah mencapai Rp57 triliun. Sebanyak 65% investasi didominasi oleh penanaman modal asing (PMA), sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri.

    “Ini akan menumbuhkembangkan ekonomi di Jateng,” kata dia.

    Terkait penambahan kawasan industri, Ahmad Luthfi sudah mendorong agar bupati dan wali kota mengajukan kawasan industri baru. Arahan itu sudah dilakukan sebelum adanya peraturan dari kementerian, terkait penambahan atau perluasan kawasan industri atau ekonomi khusus. Menurutnya, keberadaan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus akan memudahkan investor.

    “Sudah ada bupati yang mengajukan, contohnya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Demak, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang. Kami dorong karena adanya kawasan ekonomi khusus itu mereka akan terintegrasi, perizinan akan satu pintu, fasilitas terkait ekspor impor dipermudah, semua akan dipermudah dengan adanya kawasan industri,” jelasnya.

    Adapun dalam acara tersebut Gubernur Ahmad Luthfi juga menerima penghargaan Dharma Arthapraja Utama. Penghargaan tersebut diberikan karena dukungan Gubernur dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus Kendal.

    Selain penyerahan penghargaan, acara juga diisi dengan penandatanganan kerja sama antara Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah dengan lima perusahaan, yakni PT Royal Regent Indonesia, PT Polygroup Manufactur Indonesia, PT Borine Technology Indonesia, PT Sakura Indonesia, dan PT Eclat Textile.

    Kerja sama ini bertujuan memperkuat keterhubungan (link and match) antara dunia industri dan dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pelatihan tenaga kerja di Jawa Tengah.

  • Kesaksian ABK, Detik-detik Kapal Penangkap Ikan Asal Banyumas Meledak di Samudera Hindia

    Kesaksian ABK, Detik-detik Kapal Penangkap Ikan Asal Banyumas Meledak di Samudera Hindia

    Liputan6.com, Jakarta – Kapal penangkap ikan KM Anugerah Indah 18 asal Banyumas, Jawa Tengah yang membawa 25 anak buah kapal (ABK) meledak di Perairan Samudera Hindia. Sebelum kapal meledak, kapal lebih dahulu terbakar di bagian kamar mesin namun sempat berhasil dipadamkan. Saat asap habis, ledakan besar terjadi.

    “Ledakannya besar, kami kena api yang kena angin,” kata salah satu ABK yang selamat, Ilman Setiadi, Minggu (12/10/2025).

    Ledakan tersebut mengakibatkan delapan ABK mengalami luka bakar, dan seluruh ABK berhasil diselamatkan KM Victory yang juga tengah menangkap ikan di perairan Samudera Hindia.

    Pemuda 23 tahun yang merupakan ABK bagian cold storage itu mengungkap setelah ledakan, dan saat proses evakuasi berlangsung, api menjalar ke bagian depan kapal dan menenggelamkan kapal seluruhnya.

    Seluruh ABK termasuk delapan ABK yang mengalami luka bakar berat kemudian dievakuasi ke Perairan Muncar, selanjutnya dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi.

    Namun sesampainya di RSUD Blambangan, setelah pelayaran yang panjang dari Samudera Hindia ke Perairan Banyuwangi, salah satu ABK yang mengalami luka bakar berat akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

     

  • Korban Selamat KM Anugerah Insah 18 Dievakuasi, Jalani Perawatan di RSUD Blambangan

    Korban Selamat KM Anugerah Insah 18 Dievakuasi, Jalani Perawatan di RSUD Blambangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tragedi terbakarnya kapal ikan KM Anugerah Indah 18 di Samudra Hindia menelan korban jiwa. Satu orang anak buah kapal (ABK) dilaporkan meninggal dunia, sementara tujuh lainnya mengalami luka bakar serius dan kini menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan, Sabtu (11/10/2025).

    Koordinator Pelayanan Medis RSUD Blambangan, dr. Ayyub Erdiyanto, mengatakan tiga dari tujuh korban mengalami luka bakar lebih dari 50 persen, sedangkan empat lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan lebih ringan. “Untuk semua pasien luka, sudah kami tangani secara intensif,” ujarnya.

    Menurut Ayyub, pasien dengan luka bakar berat akan menjalani operasi debridement, sementara lainnya cukup menjalani pengobatan medikamentosa, perawatan luka, observasi, dan evaluasi lanjutan.

    Ia menjelaskan, lamanya proses penyembuhan sangat bergantung pada derajat luka dan kondisi fisik pasien. “Kalau sesuai panduan, derajat 1 memerlukan waktu hingga 1 minggu, derajat 2 hingga 2 bulan, dan derajat 3 bisa lebih dari 2 bulan,” jelasnya.

    Namun, Ayyub menambahkan, kondisi korban yang sempat tiga hari tanpa perawatan dan nutrisi cukup saat di laut dapat memperlambat proses pemulihan. Selama masa perawatan, pasien juga akan terus dipantau untuk mencegah komplikasi fatal.

    Sementara itu, salah satu ABK yang selamat, Doni Setiawan, menceritakan detik-detik saat kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 siang. Saat itu, kapal dalam kondisi diam dan seluruh kru tengah beristirahat. Tiba-tiba asap dan percikan api muncul dari ruang mesin di bagian bawah kapal.

    “Otomatis semua kru, 26 orang, serentak mendekati ruangan mesin yang timbul asap. Kami kerja tim melakukan penyiraman di ruangan yang ada percikan api,” ujarnya.

    Asap sempat mereda setelah pemadaman selama setengah jam. Namun, saat lima ABK masuk ke ruang mesin untuk mengecek kondisi, ledakan besar terjadi, menghantam beberapa ABK lainnya yang berdiri di dekat pintu masuk. “Totalnya ada delapan orang yang kena ledakan,” kata Doni, warga Banyumas, Jawa Tengah.

    Para ABK KM Anugerah Indah 18 mayoritas berasal dari Jawa Tengah, dengan korban ledakan terbanyak dari Kabupaten Batang. Mereka kemudian diselamatkan oleh kapal KM Victory Makmur yang kebetulan berlayar tak jauh dari lokasi.

    Sebelum meninggalkan kapal yang terbakar, awak KM Victory Makmur sempat berusaha memadamkan api, namun gagal. Api justru semakin membesar hingga menghanguskan seluruh badan kapal. “Akhirnya kami dibawa ke Pelabuhan Banyuwangi. Satu korban ledakan meninggal dunia,” tutur Doni. [kun]

  • Tragedi Laut Banyuwangi: Kapal Ikan KM Anugerah Indah 18 Meledak, Satu ABK Tewas, Delapan Luka

    Tragedi Laut Banyuwangi: Kapal Ikan KM Anugerah Indah 18 Meledak, Satu ABK Tewas, Delapan Luka

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebuah kapal ikan KM Anugerah Indah 18 terbakar di Perairan Samudera Hindia pada Rabu (8/10/2025) siang. Akibat kejadian tersebut, sejumlah anak buah kapal (ABK) dilaporkan meninggal dunia, sementara sebagian lainnya telah dievakuasi ke Banyuwangi, Sabtu (11/10/2025).

    Salah satu ABK yang selamat, Doni Setiawan, menceritakan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 siang. “Itu dalam kondisi kapal diam dan semua kru sedang beristirahat,” ujar Doni saat ditemui di RSUD Blambangan.

    Menurutnya, asap dan percikan api pertama kali muncul dari ruang mesin yang berada di bagian bawah kapal. “Otomatis semua kru yang berjumlah 26 orang serentak mendekati ruang mesin. Kami langsung bekerja sama melakukan penyiraman di ruangan yang muncul percikan api,” katanya.

    Kondisi di ruang mesin penuh asap dengan aroma menyengat yang diduga berasal dari kebocoran saluran freon di dekat mesin. Setelah sekitar setengah jam upaya pemadaman, asap sempat mereda.

    Namun saat tim teknis kapal melakukan pengecekan ulang, terjadi ledakan besar. Ledakan tersebut mengenai beberapa ABK yang berada di dalam dan di dekat pintu masuk ruang mesin.
    “Total korban ada delapan orang yang terkena ledakan,” jelas Doni, warga Banyumas, Jawa Tengah.

    Mayoritas ABK KM Anugerah Indah 18 berasal dari Jawa Tengah, sementara korban ledakan sebagian besar dari Kabupaten Batang.

    Setelah insiden itu, awak kapal meminta pertolongan kepada kapal lain di sekitar lokasi. Kebetulan, KM Victory Makmur tengah berlayar tak jauh dari tempat kejadian dan segera mengevakuasi seluruh kru kapal.

    Sebelum meninggalkan kapal yang terbakar, KM Victory Makmur sempat berupaya memadamkan api, namun gagal karena kobaran semakin besar hingga menghanguskan seluruh badan kapal.
    “Akhirnya kami semua dievakuasi ke Pelabuhan Banyuwangi. Satu orang dari korban ledakan meninggal dunia,” ungkap Doni.

    Sementara itu, Kasatpolairud Polresta Banyuwangi Kompol Muchammad Wahyudi mengatakan, kapal tersebut terbakar di koordinat lintang 11° dan bujur 118°, tepatnya di Samudera Hindia, jauh di selatan Pulau Sumbawa.

    “KM Anugerah Indah 18 membawa 25 ABK. Selain korban meninggal dan luka-luka, ABK lainnya dalam keadaan selamat,” ujarnya.

    Menurut Wahyudi, seluruh korban dan ABK dievakuasi oleh KM Victory Makmur dan dibawa ke Pelabuhan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Setibanya di pelabuhan, korban luka langsung dilarikan ke RSUD Blambangan untuk penanganan medis.

    Pantauan di RSUD Blambangan menunjukkan, korban meninggal dunia telah dibawa ke kamar jenazah, sedangkan korban luka dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Beberapa di antaranya mengalami luka bakar serius akibat ledakan di ruang mesin kapal. [kun]

  • Tekan Kecelakaan Penderes Nira, Pemkab Banyumas Akan Kembangkan Budidaya Pohon Kelapa Berukuran Pendek
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Oktober 2025

    Tekan Kecelakaan Penderes Nira, Pemkab Banyumas Akan Kembangkan Budidaya Pohon Kelapa Berukuran Pendek Regional 9 Oktober 2025

    Tekan Kecelakaan Penderes Nira, Pemkab Banyumas Akan Kembangkan Budidaya Pohon Kelapa Berukuran Pendek
    Tim Redaksi
    BANYUMAS, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kabupaten Banyumas tengah menyiapkan pengembangan budidaya pohon kelapa berukuran pendek, yaitu jenis genjah bali kuning.
    Program ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perkebunan sekaligus mengurangi risiko kecelakaan kerja yang selama ini sering dialami para penderes.
    Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, varietas unggul ini memiliki potensi besar untuk memperkuat industri gula kelapa Banyumas yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra nasional.
    “Kelapa genjah bali kuning mampu menghasilkan nira 8-10 kilogram per hari dengan masa panen hanya sekitar 2 tahun 4 bulan. Ini jauh lebih cepat dibanding varietas lain yang membutuhkan waktu 3 tahun,” ungkap Sadewo usai rapat koordinasi, Rabu (8/10/2025).
    Rapat koordinasi itu dilakukan antara Pemkab Banyumas, Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan (PPMPP), Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, dan pihak ketiga.
    Sadewo mengatakan, kelapa genjah bali kuning juga memiliki keunggulan karena batang tanaman yang pendek sehingga membuat penderesan lebih aman, bahkan bisa dilakukan oleh perempuan.
    Dari hasil pendataan Pemkab, pada semester satu tahun ini telah terjadi 71 kasus kecelakaan penderas yang terjatuh saat menyadap nira kelapa.
    “Selain memenuhi kebutuhan lokal, kami juga berencana mengembangkan produksi bibitnya untuk dijual. Skemanya nanti kerja sama antara Pemkab, pihak ketiga, dan perusahaan mitra,” jelas Sadewo.
    Kepala PPMPP I Ketut Kariyasa menyebut, inisiatif Banyumas sejalan dengan program nasional hilirisasi komoditas perkebunan. “Kami mendukung 100 persen karena ini bagian dari program presiden untuk hilirisasi. Kami akan bantu penyediaan benih dan bimbingan teknis pembibitan,” kata Ketut.
    Menurut Ketut, varietas kelapa genjah dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan karena penderes bisa memanjat lebih banyak pohon per hari dibanding kelapa biasa.
    “Jika saat ini rata-rata penderes menyadap 25 pohon dalam sehari, karena pendek nanti bisa meningkat, misal 100 pohon dalam sehari,” ujar Ketut.
    Sementara itu, Kepala Tim Kerja Pelayanan Informasi Pembenihan BBPPTP Surabaya Kriswidiatmo menjelaskan, usia tiga tahun kelapa genjah bali kuning mulai berbunga dan berbuah.
    “Kalau bibit yang untuk bantuan standarnya usia 8 sampai 12 bulan, nanti usia tanaman tiga tahun sudah mulai berbunga dan berbuah,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung Megapolitan 5 Oktober 2025

    Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak enam pria tertangkap basah meminta uang kepada warga dengan berpura-pura menjadi petugas kebersihan di kawasan RW 08, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
    Aksi keenam pria itu sempat direkam warga dan diunggah ke akun Instagram @lentengagungterkini hingga akhirnya viral.
    Mereka mendatangi rumah-rumah warga, menyapu halaman, dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
    Berdasarkan video yang beredar, terlihat seorang pria tengah mendatangi salah satu rumah warga.
    Saat ditanya asalnya, ia menjawab dengan santai bahwa dirinya sedang meminta sumbangan.
    “Ih viral gue ini mah. Minta uang ini, sumbangan,” jawab pria tersebut sambil menatap kamera.
    Perekam video kemudian menanyai asal organisasi dan izin mereka. “Bapak dari mana? Udah bilang ke pengurus RW belum?” tanya perekam.
    Pria itu lantas menyebut nama organisasi “Rempah” dan mengaku belum melapor.
    “Rempah. Belum bilang,” jawabnya.
    Dalam video lain, pria itu tampak memanggil rekannya yang lain agar ikut direkam.
    “Tuh, viral enggak nih? Sini, Yan, masuk TikTok, dah,” katanya sambil tertawa.
    Namun, ketika kamera beralih ke pria lain, salah satu di antaranya menolak direkam.
    “Saya enggak mau direkam. Privasi saja ini mah, privasi,” ujarnya.
    Aksi mereka pun mengundang perhatian warga setempat hingga akhirnya enam pria tersebut diamankan.
    Menurut Ketua RT 08 RW 08 Lenteng Agung, Dede, keenam pria itu mendatangi rumah-rumah warga dengan berpura-pura memungut sampah dan menyapu halaman. Mereka bahkan menggunakan sapu milik warga.
    “Enggak bawa sapu, ngambil saja yang ada, sambil bawa karung,” kata Dede.
    Setelah berpura-pura bekerja, mereka mengetuk pintu dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
    “Dia masuk rumah, ketok-ketok pintu, ‘Pak, saya petugas kebersihan. Tuh saya sudah bersih-bersih. Kasih saja pak, seikhlasnya.’ Nanti kalau enggak dikasih diulang terus saja sampai diusir,” jelas Dede.
    Dede, mengatakan keenam pria itu sebelumnya sudah menyisir tujuh RT di kawasan RW 08.
    Mereka baru berhenti setelah warga mengepung mereka di jalan buntu di perbatasan RW 08 dan RW 09.
    “Jadi dia jalan tuh ada tujuh RT mungkin, terus dia kan enggak tahu kalau ini jalan buntu. Jadi dia jalan terus sampai akhirnya dikepung warga,” ujar Dede kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
    Menurut Dede, para pria itu tampak linglung dan pasrah saat diamankan. Mereka diduga sedang dalam pengaruh obat-obatan.
    “Kayaknya sih memang mabuk dia. Enggak kecium bau alkohol, soalnya kayaknya mabuknya obat tuh dia,” ujar Dede.
    Setelah diamankan warga, Ketua RW 09, Karsim, menghubungi Babinsa dan Satpol PP setempat.
    “Saya enggak tahu kejadiannya gimana, tapi karena sudah masuk wilayah saya, kemaren saya yang telfon Babinsa-nya,” kata Karsim.
    Dede memastikan bahwa enam pria tersebut bukan warga Lenteng Agung. Saat diperiksa, KTP mereka menunjukkan alamat berbeda-beda.
    “Mereka itu kan bukan warga sini. Waktu dicek KTP-nya itu dari Jakarta Barat,” kata Dede.
    Beberapa di antaranya tercatat sebagai warga Tambora, satu dari Kalideres, satu dari Gambir, dan satu dari Banyumas, Jawa Tengah.
    Dede menduga karena bukan warga sekitar, mereka tidak mengetahui wilayah Lenteng Agung dengan baik. Bahkan, salah satu dari mereka sudah pernah tertangkap sebelumnya oleh Babinsa yang sama.
    “Mungkin ya namanya dia bukan orang sini ya. Sehingga dia enggak tahu ini ternyata masih satu kelurahan,” ujar Dede.
    Personel Babinsa yang menangkap mereka disebut sempat marah karena pelaku pernah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
    “Jadi dia itu sudah dua kali rupanya tuh ketangkepnya sama si Babinsa itu. Makanya Pak Babinsa itu marah banget,” ungkap Dede.
    Dari aksi itu, mereka mengumpulkan uang sekitar Rp152.000. Rata-rata warga memberikan Rp5.000.
    “Rata-rata ngasihnya Rp5.000,” kata Dede.
    Ketua RW 09, Karsim berharap para pelaku tak langsung dijatuhi hukuman penjara, melainkan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.
    “Nanti yang ada kalau sudah bebas, diulangi lagi. Makanya bagusnya diberi pelatihan, biar skill-nya terasah,” ujar Karsim.
    Senada, Dede menilai pembinaan dan pelatihan akan lebih efektif dibanding hukuman.
    “Memang dia pelaku. Tapi kalau dibantu, ada yang ajak mengembangkan diri dia mungkin mau. Nah itu tanggung jawab negara,” kata Dede.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DPC PPP Banyumas Tegas Tolak SK Kepengurusan Mardiono, Ini Alasannya

    DPC PPP Banyumas Tegas Tolak SK Kepengurusan Mardiono, Ini Alasannya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Penolakan untuk Surat Keputusan (SK) kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Muhammad Mardiono berdatangan.

    Kali ini yang melakukan penolakan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Banyumas.

    Penolakan ini dilayangkan oleh PPP cabang Banyumas melalui surat penolakan yang beredar.

    Terlihat surat penolakan itu ditanda tangani langsung oleh Balqis Fadillah, SHI., M. Pd. selaku Ketua DPC.

    Pihak PPP cabang Banyumas di surat itu menyatakan penolakan tegas SK kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Muhammad Mardiono

    Dalam surat pernyataan itu dibeberkan tiga alasan PPP cabang Banyumas melakukan penolakan.

    Untuk poin pertama terkait pengabaian seluruh fakta yang terjadi di Muktamar sebelumnya.

    Kemudian di poin kedua bahwa tidak adanya dan tidak pernah adanya aklamasi.

    Dan poin ketiga atau yang terakhir terkait soal Ketua Umum yang harus naik secara aklamasi adalah Agus Suparmanto.

    “Berikut Tiga Poin Penting Surat Penolakan PPP cabang Banyumas:

    Bahwa surat keputusan (SK) Menteri Hukum diatas mengabaikan seluruh fakta yang terjadi dalam Muktamar X PPP di Ancol Jakarta.

    Bahwa kami sebagai utusan atau Muktamirin menyaksikan sendiri secara langsung tidak ada dan tidak pernah ada aklamasi untuk Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum

    Bahwa yang melalui proses Muktamar secara lengkap sesuai dengan mekanisme dan tata tertib, dan telah melaksanakan Sidang Paripurna I sampai dengan Sidang Paripurna VIII adalah Muktamar yang menghasilkan Ketua Umum secara aklamasi yaitu sdr. Agus Suparmanto.,” tulis tiga poin di surat penolakan tersebut.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Meski Telah Disahkan, SK Kepemimpinan Mardiono Ditolak Sejumlah DPC-DPW PPP

    Meski Telah Disahkan, SK Kepemimpinan Mardiono Ditolak Sejumlah DPC-DPW PPP

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali terbelah. Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto saling mengklaim terpilih secara aklamasi menjadi ketua umum partai berlambang ka’bah periode 2025-2030 tersebut dalam Muktamar X.

    Politisi Senior PPP Muhammad Romahurmuziy berada di pihak Agus Suparmanto. Dia bahkan mendampinginya Agus dalam mendaftarkan hasil Muktamar X ke Kementerian Hukum (Kemenkum).

    Selain itu, di akun Threadsnya, Rommy mengunggah sejumlah Dewan Pengurus Wilayah PPP menolak SK Menkum yang sahkan kepengurusan Mardiono.

    Seperti halnya dari DPW PPP Jawa Timur. “DPW PPP Jatim menolak SK Menkum yang sahkan kepengurusan Mardiono. Mereka anggap keputusan tergesa-gesa dan cacat prosedur, mendukung Agus Suparmanto,” tulis Rommy, Jumat, (3/10/2025).

    Selain Jawa Timur, Rommy juga mengunggah bukti penolakan DPC PPP lain seperti Cilacap, Surabaya, Mojokerto, Banyumas, dan Purbalingga.

    Diketahui, Kementerian Hukum telah mengesahkan kepengurusan baru Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan atau DPP PPP dengan Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum. 

    Kepengurusan DPP PPP dengan Ketua Umum Mardiono itu disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum Supratman Andi Agtas yang diteken pada 1 Oktober 2025. 

    Surat Keputusan itu dikeluarkan setelah Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum meneliti Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP.

    Menkum Supratman Andi Agtas mengaku tidak mengetahui bahwa pihak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Agus Suparmanto telah mendaftarkan struktur kepengurusannya ke Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU). 

  • Sederet Kasus Keracunan MBG: Dari Ikan Hiu di Kalbar hingga Ribuan Siswa di Jabar

    Sederet Kasus Keracunan MBG: Dari Ikan Hiu di Kalbar hingga Ribuan Siswa di Jabar

    Jakarta

    Program makan bergizi gratis (MBG) menuai sorotan setelah kasus keracunan terus bermunculan di berbagai daerah. Rentetan kasus ini terjadi di banyak provinsi, dengan ratusan hingga ribuan pelajar harus mendapatkan perawatan medis.

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan evaluasi total program makan bergizi gratis setelah memicu ribuan anak keracunan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, meski tujuan MBG untuk meningkatkan nutrisi anak sekolah, insiden keracunan massal yang berulang tidak bisa terus dibiarkan.

    “Kami mengimbau dengan sangat pihak yang berwenang atau penyelenggara MBG supaya mengevaluasi menyeluruh dari berbagai tingkatannya supaya sudah cukup lah, enough is enough, berhenti sampai di sini keracunannya,” beber dr Piprim dalam konferensi pers, Kamis (25/9/2025).

    Berikut sederet kasus keracunan MBG dari berbagai daerah.

    1. Provinsi Jawa Barat

    Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus keracunan MBG terbanyak. Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat mengungkap bahwa penyebab utama kasus keracunan ini adalah makanan basi, pertumbuhan bakteri, serta kontaminasi silang dari dapur yang tidak higienis. Berikut beberapa di antaranya:

    Bandung Barat (Cipongkor dan Cihampelas)

    Kasus paling besar terjadi di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Cipongkor dan Cihampelas. Sebanyak 1.333 siswa mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG.

    Korban melaporkan gejala mual, muntah, dan sakit perut. Investigasi menyebutkan makanan dimasak terlalu dini sehingga saat dibagikan sudah dalam kondisi tidak layak konsumsi.

    Di Kabupaten Sumedang, sebanyak 164 siswa dilaporkan keracunan usai menyantap makanan MBG. Kasus ini membuat pemerintah daerah mengambil langkah investigasi tambahan terhadap dapur penyedia.

    Ratusan siswa di Yayasan Al Bayyinah 2, Kadungora, Garut juga mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG. Dinas Kesehatan menyebutkan sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

    2. Provinsi Jawa Tengah: Banyumas

    Kasus keracunan juga terjadi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ratusan siswa dari tingkat TK hingga SD dilaporkan mengalami mual, muntah, dan diare usai menyantap hidangan MBG di sekolah.

    Per 26 September, jumlah korban terus bertambah hingga mencapai lebih dari 115 siswa.

    3. Provinsi Sulawesi Tengah: Banggai Kepulauan

    Di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, tercatat 335 siswa mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG sampai tanggal 20 September 2025. Sebanyak 34 di antaranya masih harus menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan setempat. Beberapa gejala yang dikeluhkan mulai dari sesak napas hingga kram otot.

    Investigasi dari Balai POM setempat menyebutkan adanya masalah dalam kualitas bahan pangan serta kebersihan dapur penyedia MBG yang memicu insiden keracunan

    4. Kalimantan Barat: Kabupaten Ketapang

    Kasus yang paling menyita perhatian publik terjadi di Ketapang, Kalimantan Barat. Sebanyak 25 orang terdiri dari siswa dan guru SDN 12 Benua Kayong dilaporkan mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG. Menariknya, menu yang disajikan saat itu adalah ikan hiu goreng.

    Sebagian korban mengeluhkan gejala mual, muntah, hingga sesak napas. Beberapa siswa harus dirawat di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang. Menu ikan hiu ini memicu sorotan tajam, karena selain berisiko tinggi mengandung merkuri, pemilihan bahan pangan tersebut dianggap tidak tepat untuk anak-anak.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • Disdik Minta MBG Dihentikan Sementara usai Puluhan Siswa SD Keracunan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 September 2025

    Disdik Minta MBG Dihentikan Sementara usai Puluhan Siswa SD Keracunan Regional 25 September 2025

    Disdik Minta MBG Dihentikan Sementara usai Puluhan Siswa SD Keracunan
    Tim Redaksi
     
    BANYUMAS, KOMPAS.com
    – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banyumas meminta program makan bergizi gratis (MBG) untuk siswa SD di Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dihentikan sementara.
    Langkah itu diambil setelah puluhan siswa SD di desa tersebut diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi menu MBG.
    Kepala Bidang Pembinaan SD Dindik Banyumas, Taryono, mengatakan pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke Badan Gizi Nasional (BGN).
    “Kami laporkan ke BGN dan minta hentikan pengiriman dari SPPG Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bersangkutan sampai dilakukan evaluasi menyeluruh,” kata Taryono saat dihubungi, Kamis (25/9/2025) malam.
    Menurut Taryono, siang tadi juga telah digelar pertemuan antara Forkompimcam, kepala sekolah, Korwilcam Dindik, dan SPPG untuk menindaklanjuti masalah tersebut.
    “Tadi siang kepala sekolah se-Karanglewas sudah dikumpulkan. Sekolah juga meminta tidak untuk dikirimi dulu MBG sampai ada evaluasi,” ujarnya.
    Sebelumnya diberitakan, sekitar 70 siswa SD di Desa Pangebatan diduga mengalami keracunan.
    Mereka mengalami mual dan muntah sejak Selasa (23/9/2025) dan Rabu (24/9/2025), sehari setelah menyantap menu MBG.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.