kab/kota: Banyumas

  • Sarif Abdillah: Medsos Bisa Jadi Sumber Konflik Jika Tak Digunakan dengan Bijak

    Sarif Abdillah: Medsos Bisa Jadi Sumber Konflik Jika Tak Digunakan dengan Bijak

    TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS – Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Kemudahan komunikasi yang ditawarkan membuat banyak orang semakin aktif menggunakannya.

    Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial dapat menjadi sumber konflik di tengah masyarakat. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng, Sarif Abdillah, mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya.

    Hal itu disampaikan Sarif dalam sosialisasi bersama Badan Kesbangpol Provinsi Jateng di Pendopo Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Kamis (30/1/2025).

    Sarif menekankan pentingnya kesadaran dalam berkomunikasi secara daring.

    “Semua orang memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat di media sosial, namun kebebasan yang tidak terkontrol bisa menimbulkan perselisihan dan bahkan perpecahan,” ujarnya.

    Menurutnya, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya interaksi tatap muka, meningkatnya pengaruh buruk dari pihak luar, serta rentannya masalah privasi.

    Sering kali, pengguna lebih fokus pada dunia maya hingga mengabaikan hubungan sosial di dunia nyata.

    Agar terhindar dari konflik, Sarif menyarankan masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar.

    Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain berdiskusi secara privat jika terjadi kesalahpahaman, memahami sudut pandang orang lain, serta menggunakan kata-kata yang lebih bijak dalam berkomunikasi.

    “Media sosial bisa menjadi sarana yang positif jika digunakan dengan baik. Komunikasi yang mudah dapat mempererat hubungan antar-komunitas dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup rukun,” tambahnya.

    Selain itu, Sarif juga mengingatkan bahwa konflik di media sosial bisa berujung pada tindakan hukum sesuai KUHP dan UU ITE Nomor 19 Tahun 2016.

    Ia berharap masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial agar dapat menciptakan lingkungan digital yang sehat dan harmonis.

  • Wanita asal Banyumas Jadi Korban Penipuan, Modus Ajak Ketemuan di Hotel Lalu Bawa Kabur Motor – Halaman all

    Wanita asal Banyumas Jadi Korban Penipuan, Modus Ajak Ketemuan di Hotel Lalu Bawa Kabur Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, CILACAP – Seorang pria berinisial WD (31) asal Banyumas ditangkap oleh Unit Reskrim Polsek Cilacap Tengah.

    Ia melakukan penipuan dengan membawa kabur sepeda motor milik NP (34), seorang perempuan asal Cilacap.

    Kejadian ini bermula dari perkenalan melalui aplikasi pertemanan.

    Kasi Humas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo mengatakan, perkenalan antara korban dan pelaku terjadi pada 10 Januari 2025.

    Setelah berkomunikasi melalui aplikasi, keduanya sepakat untuk bertemu di sebuah hotel di Cilacap Tengah.

    “Di pertemuan pertama, mereka sempat berbincang di dalam kamar hotel dan juga pergi ke Pantai Teluk Penyu,” ungkap Ipda Galih.

    Malam harinya, pelaku meminta izin untuk meminjam sepeda motor milik korban dengan alasan ingin mengambil barang di rumah temannya.

    Setelah korban menyerahkan kunci motor, WD pun meninggalkan hotel dan menghilang.

    Korban yang tidak dapat menghubungi pelaku karena nomor teleponnya sudah tidak aktif.

    Ia melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cilacap Tengah.

    Polisi segera melakukan penyelidikan dan menemukan pelaku yang sedang menginap di salah satu hotel di Cilacap.

    “Kami langsung bergerak dan menangkap pelaku di kamar hotel tersebut,” jelas Ipda Galih.

    Setelah ditangkap, WD mengakui bahwa aksi penipuan ini bukanlah yang pertama kalinya.

    Dia juga telah melakukan penipuan serupa di beberapa wilayah, termasuk Cilacap Utara, Sidareja, Wangon, dan Cilongok.

    Polisi menyita barang bukti berupa sepeda motor Yamaha Mio milik korban, BPKB, STNK, serta ponsel milik pelaku.

    WD dijerat dengan Pasal 378 dan/atau Pasal 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan.

    “Pelaku sudah kami amankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” tambah Ipda Galih.

     

  • Kisah Karsono Tuna Netra yang Hidup Sebatang Kara di Banyumas, Kini Dapat Bantuan Renovasi Rumah

    Kisah Karsono Tuna Netra yang Hidup Sebatang Kara di Banyumas, Kini Dapat Bantuan Renovasi Rumah

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Nasib pilu dirasakan oleh Karsono, warga RT 5 RW 6, Dusun Sabrang Kidul, Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas yang mengalami tuna netra dari lahir.

    Tak hanya tuna netra dua juga harus hidup seorang diri di rumah peninggalan orang tuanya. 

    Melihat kondisi tersebut, Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Dr. Ari Wibowo, memberikan bantuan sosial dan tali asih kepada Karsono. 

    Sejumlah anggota Polsek Cilongok Polresta Banyumas beserta anggota memberikan bantuan berupa bahan material dan sebagian sembako kepada Bapak Karsono. 

    Bahan bangunan ini digunakan untuk pembuatan kamar mandi dan wc.

    Bapak Karsono yang sudah direnovasi namun belum ada kamar mandi dan wc.

    “Diharapkan dengan adanya bantuan sosial dan tali asih ini dapat mewujudkan hubungan baik Polri dengan masyarakat, imbuh Kapolsek Cilongok,” kata Kapolresta, Selasa (28/1/2025) dalam rilis. 

    Sementara itu, perwakilan dari Bapak Karsono mengucapkan terimakasih kepada Polsek Cilongok atas bantuannya, semoga ditambahkan rejeki yang berkah oleh Allah SWT. (jti)

  • Prediksi Cuaca Ekstrem di Jateng 26-28 Januari, Ini Daftar Wilayah Terdampak
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        26 Januari 2025

    Prediksi Cuaca Ekstrem di Jateng 26-28 Januari, Ini Daftar Wilayah Terdampak Yogyakarta 26 Januari 2025

    Prediksi Cuaca Ekstrem di Jateng 26-28 Januari, Ini Daftar Wilayah Terdampak
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Stasiun Ahmad Yani memprediksi potensi terjadinya
    cuaca ekstrem
    di wilayah Jateng pada 26-28 Januari 2025.
    Kepala BMKG Stasiun Ahmad Yani Yoga Sambodo mengatakan, gangguan atmosfer menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jateng.
    “Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan awan konvektif (awan Cumulonimbus) yang berpotensi menyebabkan curah
    hujan lebat
    disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah
    Jawa Tengah
    ,” ujar Yoga dalam keterangan tertulis, Minggu (26/1/2025).
    Potensi tersebut tersebar di wilayah berikut:
    26 Januari 2025
    :
    Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kendal, Kebumen, Kudus, Kab./Kota Magelang, Pati, Kab. Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Salatiga, Kab. Semarang, Sragen, Kab. Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, dan sekitarnya.
    27 Januari 2025
    :
    Banjarnegara, Batang, Banyumas, Brebes, Blora, Boyolali, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal, Kudus, Kab./Kota Magelang, Pati, Kab./Kota Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Salatiga, Kab. Semarang, Sragen, Kab. Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, dan sekitarnya.
    28 Januari 2025
    :
    Banjarnegara, Batang, Banyumas, Brebes, Boyolali, Cilacap, Demak, Jepara, Karanganyar, Kendal, Kudus, Klaten, Pati, Kab./Kota Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Salatiga, Kab./Kota Semarang, Sragen, Sukoharjo, Surakarta, Kab. Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, dan sekitarnya.
    “Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana dihimbau untuk terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang,” imbau dia.
    Dia juga meminta masyarakat untuk selalu memperhatikan update informasi cuaca ekstrem dari Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang melalui website https://www.cuaca.
    bmkg
    .go.id, dan Instagram @cuaca_jateng, Twitter @cuacajateng, dan Facebook @Stasiun Meteorologi Ahmad Yani.
    Dia memaparkan adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di wilayah barat Sumatera menyebabkan pola belokan dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah.
    “Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini terpantau aktif pada fase 3 yang berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah Jawa Tengah. Hingga akhir Januari 2025, diprediksi berada pada fase 4 dan 5, masih berpengaruh untuk wilayah Jawa Tengah,” lanjut dia.
    Lalu, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketinggian Sampah di TPA Pakusari Jember 26 Meter, Lima Tahun Lagi Meluber

    Ketinggian Sampah di TPA Pakusari Jember 26 Meter, Lima Tahun Lagi Meluber

    Jember (beritajatim.com) – Lima tahun lagi tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tidak akan mampu lagi menampung sampah. Saat ini ketinggian sampah mencapai 26 meter.

    Luas TPA Pakusari 6,8 hektare, dan 4,5 hektare di antaranya digunakan untuk menampung sampah. “Tahun depan masih mampu. Cuma lima tahun ke depan sudah overload,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jember Sugiyarto, ditulis Minggu (26/1/2025).

    Menurut Sugiyarto, saat ini TPA Pakusari sudah berlebihan muatan. “Cuma kami ada zona penyangga, buffer zone, biar udara tersaring sebelum ke rumah warga. Jadi di situ kami kasih ruang terbuka hijau. Kami hanya memanfaatkan empat hektare di sana (untuk pembuangan sampah),” katanya.

    Saat ini gundukan sampah menggunung. Dinas Lingkungan Hidup tidak bisa mencegah gundukan sampah semakin meninggi. “Dengan luas lahan yang sempit, kami tumpuk ke atas,” kata Sugiyarto.

    “Solusinya kami beri tanah uruk. Ketika ketinggian satu meter, kami uruk, sehingga bisa kami naikkan berlapis terus. Kalau tidak, ban truk atau loader hanya akan berputar, karena sampah kita terbanyak adalah plastik,” kata Sugiyarto.

    Pemilahan sampah organik dan anorganik sebenarnya bisa dilakukan. Namun kapasitas sampah hasil pemilahan kecil, karena keterbatasan ruang hangar. “Kami memanfaatkan dua alat pemilah sama seperti di Kabupaten Banyumas. Sehari paling banyak enam ton,” kata Sugiyarto.

    Pemilahan sampah mencegah barang keras seperti batu tidak masuk ke mesin. “Di mesin langsung terpilah, yang organik menjadi bubur, sementara sampah plastik kami press. Kemudian sampah organik olahan kami jadikan tambahan pakan magot dan pupuk organik,” kata Sugiyarto.

    Sampah plastik tersebut kemudian dijual ke pihak lain. “Tapi nilainya kecil. Tidak ekonomis. Bagi kami yang penting sampah itu bisa keluar daripada menumpuk,” kata Sugiyarto.

    Sementara sampah organik olahan diberikan untuk pengelolaan magot oleh Koperasi Molindo. Pengelolaan ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Jember untuk mengedukasi masyarakat yang ingin berbudidaya magot.

    Menurut Sugiyarto, secara nasional, setiap orang di Indonesia menghasilkan setengah kilogram sampah per hari. “Dengan 2,6 juta orang penduduk di Jember, maka potensi timbunan sampah 1.300 ton. Saat ini yang bisa kami angkut, karena Dinas Lingkungan Hidup hanya bisa mengjangkau beberapa kecamatan atau desa, kami lebih berfokus pada perkotaan. Kami hanya bisa mengangkut 460 ton per hari,” katanya.

    Kondisi ini membutuhkan solusi berupa TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Dengan TPST, pengolahan sampah didesentralisasi. Mesin pengolahan tidak hanya ditempatkan di TPA Pakusari, namun di beberapa TPST.

    Rencananya, Dinas Lingkungan Hidup Jember akan membangun empat TPST, yakni di Kecamatan Tanggul, Balung, Kencong, dan Ambulu. Sugiyarto telah mengadakan empat unit mesin pemilah dan pengolah sampah pada 2024. “Tinggal butuh hangar saja. Mudah-mudahan pemerintahan yang baru bisa mengalokasikan anggaran untuk hangarnya,” katanya.

    Sugiyarto mengandaikan satu TPST bisa mengolah 30 ton sampah, maka ringgal menyelesaikan residu. “Residunya sekitar lima persen dari sampah yang ada, tinggal dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir),” katanya.

    Jika anggaran pembangunan hangar bisa dialokasikan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2025, maka TPST sudah bisa dioperasikan tahun berikutnya. Luas hangar tergantung kapasitas sampah yang diolah. Sugiyarto memperkirakan butuh alokasi anggaran Rp 2 miliar per lokasi.

    “Kalau misalkan 30-50 ton, hangarnya cukup 15 kali 30 meter. Hangar hanya untuk menempatkan mesin supaua tidak kehujanan dan menampung hasilnya sebelum dijual atau di-offtaker-kan. Kalau offtaker teman-teman komunitas sudah siap. Kami yang belum ready hanya hangar dan petugas pengelola,” kata Sugiyarto.

    Jumlah petugas Dinas Lingkungan Hidup Jember terbatas. “Kami dilarang mengangkat petugas baru, sedangkan petugas kami yang pensiun banyak. Kami mempertahankan cakupan sampah saja sudah kewalahan. Kalau ditambah TPST, maka kami perlu solusi lain untuk pengadaan tenaga kerja,” kata Sugiyarto. [wir]

  • Polisi tangkap pelaku penyiraman air keras ke personel Polsek

    Polisi tangkap pelaku penyiraman air keras ke personel Polsek

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian menangkap para terduga pelaku penyiraman air keras dan pengeroyokan terhadap personel Polsek Ciputat Timur di Jalan Cirendeu Raya,Tangerang Selatan, Kamis (16/1).

    “Kita berhasil mengamankan tiga tersangka pelaku utama, tepatnya pada 17 Januari 2025, yakni MH (19), HR (19) dan F (19),” kata Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.

    Ketiganya ditangkap di lokasi berbeda. MH diamankan di Pesanggrahan, HR ditangkap di Pagedangan dan F ditangkap di Kota Bekasi.

    “Dari ketiga tersangka ini, kemudian kita mendapatkan informasi dan bukti-bukti terkait tindak pidana terkait, kemudian ada satu tersangka yang melarikan diri, kita tetapkan sebagai DPO,” katanya.

    Selanjutnya, pada 21 Januari petugas berhasil menangkap pelaku berinisial R (18) di daerah Banyumas.

    Victor menambahkan, keempat pelaku tersebut memiliki peran yang berbeda-beda. MH dan HR berperan membeli cairan keras dan menyiram cairan ke personel Polsek Ciputat Timur.

    “Kemudian tersangka F perannya membawa senjata tajam dan melakukan penganiayaan dengan senjata tajam tersebut. Kemudian RA perannya melakukan pencurian kendaraan bermotor roda dua,” ujarnya.

    Terhadap para tersangka diterapkan pasal 214 KUHP dan/atau 365 KUHP dan/atau 170 KUHP dan/atau 351 KUHP dengan ancaman paling tinggi 9 (sembilan) tahun.

    Seorang personel Kepolisian Sektor Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, terkena siraman air keras yang dilakukan oleh orang tak dikenal saat hendak mencegah tawuran di kawasan Kota Tangerang Selatan.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (16/1) sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Awal mula peristiwa, saat tim operasional melakukan patroli siber melalui media sosial (Instagram) akan terjadi tawuran di Jalan Cirendeu Raya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/1).

    Kemudian korban, yaitu Briptu Fadel Ramos dan mitra polisi Dion Saputra bersama-sama dengan Tim Polsek Ciputat Timur, akan melakukan penyekatan di Jalan Cirendeu Raya untuk mencegah tawuran yang akan dilakukan oleh dua kubu, yaitu kubu SCBD Team dan kubu Pasundan.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Empat Penyiram Air Keras ke Polisi di Tangsel Ditangkap, Berawal Hendak Tawuran – Halaman all

    Empat Penyiram Air Keras ke Polisi di Tangsel Ditangkap, Berawal Hendak Tawuran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menangkap empat orang pelaku penyiraman air keras terhadap anggota Polsek Ciputat Timur, Briptu Fadel Ramos dan satu rekannya.

    Adapun keempat pelaku yakni berinisial MH alias H (19), HR (19), F (19), dan RA (18) yang ditangkap di lokasi dan waktu yang berbeda.

    “Pada saat 1×24 jam kita sudah bisa mengamankan tiga tersangka pelaku utama yang melakukan tindak pidana ini,” kata Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang di Polres Tangerang Selatan, Sabtu (25/1/2025).

    Victor mengatakan MH ditangkap di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, HR ditangkap di Pagedangan, Kabupaten Tangerang dan F ditangkap di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    Dari hasil pemeriksaan terhadap ketiganya, polisi menetapkan satu DPO, yakni tersangka RA (18). 

    Kemudian, polisi melakukan pengejaran dan berhasil menangkap RA di Banyumas, Jawa Tengah.

    “Dan kemudian kita berhasil menangkap pada 21 Januari 2025, yaitu 5×24 jam dari saat kejadian, kita menangkap tersangka terakhir,” ujarnya.

    Victor membeberkan peran para pelaku. MH alias H berperan membeli cairan kimia atau cairan air keras, kemudian memberikan senjata tajam jenis serurit kepada tersangka inisial F, lalu melakukan penyiraman kepada petugas kepolisian maupun mitra dari kepolisian.

    Kemudian, tersangka HR alias A alias K berperan melakukan penyiraman cairan kimia berbahaya atau air keras kepada petugas kepolisian atau mitra dari kepolisian.

    Selanjutnya, tersangka F berperan membawa senjata tajam jenis serurit, kemudian melakukan penganiayaan dengan melakukan senjata tajam tersebut kurang lebih sebanyak 2 kali.

    Terakhir, tersangka RA berperan yaitu melakukan pencurian kendaraan roda dua atau sepeda motor milik dari anggota kepolisian.

    Lebih lanjut, Victor menyebut para tersangka tergabung dalam anggota gangster ‘Serpong, Ciledug, Bintaro, dan Depok’.

    “Bahwa keempat tersangka ini adalah pelaku aktif yang melakukan tindak pidana yang telah kami terangkan,” ucapnya.

    Para pelaku sengaja membawa air keras yang digunakan untuk tawuran. Dia mengatakan followers geng ini mencapai lebih dari 5 ribu pengikut.

    “Anggota atau followers dari akun ini sudah sejumlah 5.695 dan isi dari kegiatan-kegiatan dari kelompok ini cukup meresahkan, di mana mereka terindikasi kuat melakukan beberapa kali melakukan tawuran di daerah Jakarta maupun di daerah Tanggerang,” ujarnya.

    Dia mengatakan para pelaku membeli air keras yang digunakan untuk menyiram Briptu Fadil di toko secara offline. 

    Selain menyiram, mereka juga melukai Briptu Fadil menggunakan senjata tajam dan merampas motornya.

    Sebelumnya, dua orang korban penyiraman air keras yang terjadi di perbatasan Jalan Cirendeu Raya dengan Jalan Cabe, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel). 

    Kedua korban itu diketahui berinisial FR (32), merupakan seorang polisi dan DS (26) mitra dari Polsek Ciputat Timur.

    “Kejadiannya Kamis 16 Januari 2025 pukul 05.00 WIB,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi. 

    Korban mengalami luka pada kedua mata akibat terkena siraman air keras. 

    Kemudian salah satu korban juga mengalami luka di lengan sebelah kanan akibat sabetan senjata tajam (sajam).

    Ade Ary menjelaskan, keduanya menjadi korban penyiraman air keras itu ketika hendak membubarkan kelompok pemuda
    dengan menggunakan motor berjumlah 30 unit yang berboncengan dan membawa senjata tajam. 

    Diduga hendak melakukan aksi tawuran.

    “Saat itu keduanya tengah bersama tim lainnya melakukan penghalauan gerombolan tersebut, tapi saat hendak dibubarkan, posisi kendaraan korban FR dan DS berada di depan langsung disiram dengan air keras sebanyak 2 botol oleh gerombolan itu dan korban juga sempat dikeroyok,” jelasnya.

    Dia menambahkan, motor yang dibawa oleh korban pun ikut dibawa kabur oleh para pelaku penyiraman air keras tersebut.

    “Melihat korban diserang, salah satu perwira yang hendak menolong pun diserang juga oleh pelaku. Motor dari perwira itu pun ditinggalkan untuk membantu korban lari dari TKP,” urainya.

     

  • 4 Remaja yang Siram Air Keras ke Polisi di Tangsel Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Januari 2025

    4 Remaja yang Siram Air Keras ke Polisi di Tangsel Ditangkap Megapolitan 25 Januari 2025

    4 Remaja yang Siram Air Keras ke Polisi di Tangsel Ditangkap
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Polisi menangkap empat tersangka penyiraman
    air keras
    terhadap polisi dan warga sipil, Jumat (17/1/2025).
    Mereka berinisial MH (19), HR (19), F (19), dan RA (18). 
    Tersangka yang tergabung dalam kelompok remaja SCBD (Serpong, Ciledug, Bintaro, Depok) itu ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.
    MH ditangkap di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Sementara HR ditangkap di Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
    “Selanjutnya tim kemudian bergerak untuk menangkap tersangka yang ketiga, yaitu F. Ini kita tangkap di daerah Kota Bekasi, tepatnya di Bekasi Utara, Jawa Barat,” ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang dalam konferensi pers di Kantor Polres Tangerang Selatan (Tangsel), Serpong, Tangsel, Sabtu (25/1/2025).
    Setelah menangkap tiga tersangka, polisi menemukan bahwa masih ada satu tersangka lain yang terlibat dalam kasus tersebut.
    Kemudian, polisi langsung mendatangi tempat tinggal tersangka keempat, yaitu RA, di Pondok Aren, Kota Tangsel. Namun, tersangka melarikan diri ke Banyumas, Jawa Tengah.
    Mengetahui kabar tersebut, polisi memburunya dan RA ditangkap empat hari kemudian.
    “Pada Selasa (21/1/2025), kami menangkap RA di daerah kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,” jelas dia.
    Keempat tersangka itu sengaja melawan polisi dan warga sipil dengan air keras serta senjata tajam.
    Tidak hanya itu, mereka juga merampas sebuah sepeda motor milik polisi.
    “Para pelaku sengaja melakukan perlawan kepada petugas saat dicegah dan dibubarkan ketika akan melakukan tawuran dengan melakukan penyiraman cairan kimia berbahaya dan melukai petugas dengan senjata tajam serta merampas kendaraan yang dikendarai oleh petugas,” jelas dia.
    Atas tindakannya itu, empat tersangka dijerat Pasal 214 KUHP dan/atau 365 KUHP dan/atau 170 KUHP dan/atau 351 KUHP dengan ancaman maksimal sembilan tahun penjara.
    Sebelumnya, anggota Polsek Ciputat Timur Briptu Fadel Ramos dan warga bernama Dion Saputra (25) menjadi korban penyiraman air keras pada Kamis (16/1/2025) pukul 04.00 WIB.
    Peristiwa ini terjadi di perbatasan wilayah, yakni Jalan Cirendeu Raya, Pisangan, Ciputat Timur, dengan Jalan Cabe I, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan.
    Awalnya, polisi menerima informasi dari media sosial bahwa dua kelompok akan melakukan tawuran di tempat kejadian perkara (TKP). Mendapatkan laporan tersebut, polisi berangkat menuju TKP.
    “Sekitar dua menit setelah tiba di TKP, anggota melihat segerombolan anak-anak menggunakan sepeda motor kurang lebih 30 unit,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, Jumat (17/1/2025).
    Gerombolan anak itu berboncengan motor menuju daerah Ciputat Timur sambil membawa senjata tajam berjenis golok dan celurit. Oleh karena itu, Fadel menghalau dan membubarkan mereka.
    Saat membubarkan kelompok yang hendak tawuran ke arah Jalan Cabe I, sepeda motor yang dikendarai Fadel dan ditumpangi Dion berada paling depan.
    “Mereka disiram dengan air keras sebanyak dua botol dan korban juga sempat dikeroyok,” kata Ade Ary.
    Namun, korban kabur dan meninggalkan motor Honda Beat Street hitam yang dibawa kabur oleh para pelaku.
    “Briptu FR luka pada kedua mata akibat siraman air keras dan luka memar pada lengan kanan. Korban SP luka pada kedua mata akibat siraman air keras,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap Asal-usul Air Keras Disiram Gangster Tawuran ke Polisi di Tangsel

    Terungkap Asal-usul Air Keras Disiram Gangster Tawuran ke Polisi di Tangsel

    Tangerang Selatan

    Air keras yang digunakan gengster tawuran untuk menyiram anggota Polsek Ciputat Timur, Briptu Fadel Ramos dan satu rekannya terungkap. Air keras itu ternyata dibeli langsung di toko bukan melalui online.

    “Jadi untuk sumber barang bukti berupa cairan kimia atau asam klorida ya, HCL ini, ini diduga dibeli oleh pelaku di toko. Jadi tidak melalui online,” Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang, di Polresta Tangerang Selatan, Sabtu (25/1/2025).

    Victor mengatakan pihaknya masih mendalami penjual air keras ke para pelaku. Dia mengatakan 4 pelaku yang ditangkap yakni MH (19), HR (19), F (19) dan RA (18).

    “Jadi tidak bisa kami sebutkan lagi untuk di mana dan lebih spesifik karena masih dalam proses pengembangan penyidikan,” ujar Victor.

    “Jadi kami akan, sementara masih proses penyelidikan dan kemudian kita akan terapkan pasal, pasal yang kemudian bersesuaian dengan peran dari pihak pihak yang menjual cairan air keras ini atau asam klorida ini. Masih dalam proses pengembangan,” tambahnya.

    Sebagai informasi, MH ditangkap di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, HR ditangkap di Pagedangan, Kabupaten Tangerang, F ditangkap di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, dan RA ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah. Puslabfor Bareskkrim Polri juga menyatakan air keras yang digunakan para pelaku positif mengandung asam klorida.

    “Awal mula peristiwa, Tim Opsnal melakukan pemantauan atau patroli siber melalui media sosial akan terjadi tawuran di Jalan Cirendeu Raya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, Jumat (17/1).

    Saat itu korban bersama anggota kepolisian yang lain kemudian bergerak dengan menggunakan satu mobil dan dua sepeda motor. Setiba di lokasi, polisi bertemu dengan gerombolan bermotor yang diduga akan tawuran.

    Gerombolan tersebut berboncengan dengan membawa senjata tajam jenis golok dan celurit. Mereka tengah menuju wilayah Cirendeu, Ciputat.

    “Kemudian, Tim Opsnal melakukan penghalauan gerombolan tersebut dengan menggunakan mobil,” jelasnya.

    Namun, saat sedang menghalau, sepeda motor korban berada di paling depan. Gerombolan tersebut kemudian menyiram korban menggunakan air keras sebanyak dua botol.

    “Korban juga sempat dikeroyok, namun korban berhasil kabur dan meninggalkan satu unit sepeda motor warna hitam milik korban dibawa kabur oleh para pelaku,” imbuhnya.

    (mib/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Update Korban Longsor Pekalongan: 21 Meninggal Dunia, 5 Hilang

    Update Korban Longsor Pekalongan: 21 Meninggal Dunia, 5 Hilang

    Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada tanggal 23-25 Januari 2025.

    “Sesuai dengan informasi yang dirilis BMKG Stamet (Stasiun Meteorologi) Ahmad Yani Semarang pagi ini (22/1) disebutkan bahwa saat ini wilayah Indonesia terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jateng,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu.

    Dalam hal ini, kata dia, berdasarkan  analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Kalimantan menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara dan belokan angin di Jateng.

    Selain itu aktifnya gelombang Ekuatorial Rossby di wilayah Jawa turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Jateng, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah, sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng.

    “Kondisi tersebut mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan awan konvektif atau awan Cumulonimbus (Cb) yang berpotensi menyebabkan curah hujan lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah Jateng,” katanya.

    Berdasarkan pantauan analisis dinamika atmosfer tersebut, lanjutnya, beberapa wilayah Jateng yang perlu diwaspadai memiliki potensi hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari Kamis (23/1) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sragen, Blora, Rembang, Grobogan, Demak, Jepara, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.

    Selanjutnya pada hari Jumat (24/1) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kebumen, Boyolali, Jepara, Rembang, Pati, Blora, Grobogan, Kudus, Sragen, Pemalang, Kota/Kabupaten Semarang, Demak, Kota Salatiga, Kabupaten Pekalongan, Batang, Kendal, Boyolali, Klaten, Kota Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.

    Sementara pada hari Sabtu (25/1) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Boyolali, Karanganyar, Temanggung, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Grobogan, Kendal, Rembang, Blora, Sragen, Batang, Pemalang, Jepara, Pati, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya.

    “Kami mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan siaga terutama saat terjadi hujan lebat guna mengantisipasi dampak yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang,” kata Teguh.