kab/kota: Banyumas

  • Akhir Pelarian Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Tambora, Sembunyi bak Gelandangan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Maret 2025

    Akhir Pelarian Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Tambora, Sembunyi bak Gelandangan Megapolitan 11 Maret 2025

    Akhir Pelarian Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Tambora, Sembunyi bak Gelandangan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Setelah dua hari menghilang, pelarian pembunuh sadis terhadap seorang ibu TSL (59) dan anak ES (35) yang jasadnya ditemukan dalam toren air rumah mereka di Tambora, Jakarta Barat, akhirnya terhenti.
    Pelaku ditangkap oleh tim gabungan dari Polres Metro Jakarta Barat dan jajaran Polsek Tambora di Banyumas, Jawa Tengah.
    “Alhamdulillah, puji Tuhan, berkat dukungan dari Pak Kapolres Metro Jakarta Barat, kami berhasil mengamankan pelaku yang diduga melakukan pembunuhan di Tambora,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan, dikantornya pada Senin (10/3/2025).
    AKBP Arfan menjelaskan, pelaku ditangkap di daerah dekat waduk di Banyumas pada Senin malam sekitar pukul 23.30 WIB.
    Ia ditemukan dalam keadaan berpenampilan seperti gelandangan saat bersembunyi.
    “Dia penampilannya seperti kayak gembel lah. Tapi, alhamdulillah kami mengenali dan teman-teman juga sudah melengkapi informasi sehingga bisa tertangkap,” ujar Arfan.
    Pengejaran dilakukan secara intens sejak laporan diterima. Penyidik mengantongi identitas pelaku berdasarkan pemeriksaan saksi, rekaman CCTV, serta data dari ponsel korban.
    Saat ditangkap, pelaku tidak melawan. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang diduga berkaitan dengan aksi pembunuhan tersebut.
    “Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada perlawanan dari pelaku. Di sana juga ada barang bukti seperti senapan angin, sepeda motor, dan barang-barang lain yang terkait kejahatan itu,” jelas Arfan.
    Barang bukti tersebut diduga telah digunakan oleh pelaku untuk menghabisi nyawa kedua korban.
    “Yang pasti untuk modus dan sebagainya itu, terkait untuk cara dia menghabisi ibu dan anak menggunakan benda tumpul,” lanjutnya.
    Meski polisi belum membeberkan seluruh rincian kasus, Wakasat Reskrim Polres Jakbar AKP Dimitri Mahendra menduga pelaku menghabisi korban menggunakan benda tumpul.
    “Dari hasil visum yang kami lakukan ke RS Polri, bahwa memang ditemukan tanda-tanda kekerasan benda tumpul di bagian tubuh korban,” kata Dimitri.
    Namun, ia juga menegaskan bahwa luka tersebut merupakan hasil visum sementara.
    Untuk mengetahui penyebab kematian, pihak kepolisian masih menunggu hasil dari proses otopsi yang sedang berlangsung di Rumah Sakit Polri.
    “Hasil ini masih bersifat visum sementara. Untuk hasil otopsi, sedang dilakukan oleh RS Polri,” jelasnya.
    TSL dan ES pertama kali dilaporkan hilang oleh anaknya, Ronny (32), pada Senin (3/3/2025). Dalam laporannya, Ronny mengaku tidak dapat menghubungi ibunya sejak Sabtu (1/3/2025).
    Setelah beberapa hari menunggu, Ronny kembali melaporkan ketidakberadaan ibu dan kakaknya ke Polres Metro Jakarta Barat pada Kamis (6/3/2025).
    Polisi kemudian memeriksa ulang di tempat kejadian perkara (TKP) yang melibatkan gabungan dari Polsek Tambora, Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat, dan Puslabfor Bareskrim Polri.
    “Kami ketahui bahwa Kamis (6/3/2025), tepatnya pukul 23.40 WIB, itu sudah didapati almarhum dalam keadaan meninggal dunia,” jelas Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Dimitri Mahendra, Senin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng 2025 Dibuka 14-15 Maret, Gunakan Moda Kereta Api dan Bus – Halaman all

    Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng 2025 Dibuka 14-15 Maret, Gunakan Moda Kereta Api dan Bus – Halaman all

    Pemprov Jateng adakan program balik rantau gratis menggunakan moda transportasi kereta api dan bus, pendaftaran dibuka 14-15 Maret 2025.

    Tayang: Selasa, 11 Maret 2025 07:57 WIB

    Instagram @perhubunganjtg

    BALIK RANTAU GRATIS – Grafis program balik rantau gratis Pemprov Jateng yang diambil dari Instagram @perhubunganjtg pada Selasa (11/3/2025). Pemprov Jateng adakan program balik rantau gratis menggunakan moda transportasi kereta api dan bus, pendaftaran dibuka 14-15 Maret 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyelenggarakan program balik rantau gratis Lebaran 2025. 

    Program balik rantau gratis Pemprov Jateng 2025 ini bakal dilaksanakan menggunakan moda transportasi kereta api dan bus. 

    Untuk moda kerepa api diberangkatkan dari Stasiun Tawang Semarang menuju Stasiun Pasar Senen Jakarta dengan Kereta Api Tawang Jaya Premium. 

    Sementara untuk moda bus diberangkatkan dari Terminal Tipe A Pekalongan dan Bulupitu Purwokerto serta Asrama Haji Donohudan Boyolali menuju Terminal Terpadu Pulo Gebang Jakarta. 

    Kuota peserta balik rantau gratis Pemprov Jateng 2025 untuk moda kereta yakni sebanyak 288 seat, sementara untuk bus disediakan 3.250 seat. 

    Periode pendaftaran balik rantau gratis Pemprov Jateng 2025 untuk kereta dibuka 14 Maret 2025 pukul 10.00 WIB.

    Sementara untuk moda bus dibuka sehari setelahnya yakni pada 15 Maret 2025 pukul 10.00 WIB.

    Pendaftaran dibuka secara online dan offline. 

    Selengkapnya, simak syarat, ketentuan, dan tata cara pendaftaran Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng 2025 di bawah ini.

    Tata Cara Pendaftaran Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng 2025

    1. Moda Kereta Api

    Pendaftaran: 14 Maret 2025 pukul 10.00 WIB
    Keberangkatan: 9 April 2025 pukul 14.00 WIB
    Titik keberangkatan: Stasiun Tawang Semarang
    Tujuan: Stasiun Pasar Senen Jakarta
    Rute: Semarang Tawang, Semarang Poncol, Weleri, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon
    Pendaftaran online melalui aplikasi PEDA MATENG (https://pedamateng.penghubung.jatengprov.go.id/)
    Pendaftaran offline melalui Perkumpulan Perantau Jateng

    2. Moda Bus

    Pendaftaran: 15 Maret 2025 pukul 10.00 WIB
    Keberangkatan: 10 April 2025 pukul 11.00 WIB
    Titik keberangkatan: Terminal Tipe A Pekalongan, Terminal Tipe A Bulupitu Purwokerto, Asrama Haji Donohudan Boyolali
    Tujuan: Terminal Terpadu Pulo Gebang Jakarta
    Pendaftaran offline melalui Paguyuban Jateng di tiap daerah
    Pendaftaran offline untuk disabilitas dan lansia dibuka 17-18 Maret 2025 di BPSPP WIlayah II Surakarta, BPSPP Wilayah V Banyumas, BPSPP Wilayah VI Pekalongan

    Syarat dan Ketentuan Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng 2025

    Diutamakan KTP Jawa Tengah/kelahiran Jawa Tengah
    Pendaftar satu keluarga/kelompok maksimal 4 orang
    Calon pemudik kereta yang telah terdaftar dihimbau melakukan perekaman scan wajah 
    Bekerja di sektor informal dan berpenghasilan rendah (Asisten Rumah Tangga, Pedagang kecil/Asongan, Buruh Pabrik, Buruh Bangunan. Pengemudi Bajaj/online, Penyandang Disabilitas)
    Pelajar/mahasiswa (melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kampus)

    Dokumen Pendaftaran 

    Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Identitas Anak (KIA)
    Kartu Keluarga (KK) bagi pendaftar satu keluarga/kelompok
    Bukti yang menunjukkan pekerjaan pendaftar sesuai dengan persyaratan (Contoh: foto di lokasi kerja, foto tanda pengenal/ID pekerja, foto akun ojek online, foto sedang berjualan, dll)
    Dokumen yang akan diunggah menggunakan fotmat jps/pdf dengan ukuran maksimal 5MB (harus dapat dibaca dengan jelas)

    (Tribunnews.com/Nurkhasanah)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Sosok Pembunuh Ibu dan Anak yang Jasadnya Ditemukan dalam Toren, Pelaku Bukan Keluarga Korban – Halaman all

    Sosok Pembunuh Ibu dan Anak yang Jasadnya Ditemukan dalam Toren, Pelaku Bukan Keluarga Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pembunuh seorang ibu berinisial TSL (59) dan anaknya berinisial ES (35) akhirnya berhasil diringkus oleh polisi.

    Diketahui, TSL dan ES merupakan korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan di dalam toren air di kawasan Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (6/3/2025).

    Sementara pelaku dibekuk oleh polisi di tempat persembunyiannya di Banyumas, Jawa Tengah pada Minggu (9/3/2025).

    “Kami menangkap sampai di daerah Waduk, di dekat di Banyumas tersebut,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, dikutip dari Tribun Jakarta, Selasa (11/3/2025).

    Arfan pun belum membeberkan identitas pelaku pembunuhan TSL dan ES. Hanya saja, dirinya memastikan pembunuh bukanlah keluarga korban ataupun anak yang membuat laporan kehilangan ke polisi.

    Di sisi lain, penangkapan terhadap pembunuh ibu dan anak itu dilakukan setelah polisi mengumpulkan berbagai barang bukti seperti keterangan saksi dan rekaman kamera CCTV yang terpasang di sekitar lokasi.

    “Sementara tidak ada (kaitan dengan anak korban), sementara ya karena otomatis kami sudah tersangka juga sudah kita sesuai dengan saksi mengatakan dan CCTV maupun terkait dengan handphone dan sebagainya sudah mengarah ke pelaku tersebut,” kata dia. 

    Arfan menuturkan, selama buron, pelaku menyamar sebagai gelandangan demi mengelabui polisi.

    Namun, cara tersebut tidak berhasil lantaran polisi telah terlanjur mengetahui identitasnya.

    “Jadi dia penampilannya seperti kayak gembel tapi Alhamdulillah kami sudah mengenali dan teman-teman juga mencari informasi begitu lengkap sehingga bisa tertangkap,” kata dia.

    Selain menangkap pelaku, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senapan angin yang diduga digunakan untuk membunuh korban.

    “Ya Alhamdulillah sampai sekarang tidak perlawanan dari pelaku untuk pada saat kami tangkap. Memang di sana ada salah satu barang bukti terkait senapan angin maupun sepeda motor ataupun barang-barang yang terkait dengan kejahatan tersebut,” tutur Arfan.

    Arfan juga belum membeberkan motif pembunuhan terhadap ibu dan anak tersebut.

    Dia mengatakan seluruh hasil pemeriksaan hingga motif akan disampaikan saat rilis pers.

    “Nanti kita jawab pada saat rilis ya. Pada saat ini kita hanya untuk berkaitan dengan penangkapan,” kata dia.

    Jasad Korban Ditemukan Anak Sendiri

    Sementara kronologi penemuan jasad korban berawal ketika mereka sempat dinyatakan hilang sejak awal Ramadan atau pada Sabtu (1/3/2025) lalu.

    Hal tersebut disampaikan oleh Ketua RT setempat, Sripriyanti ketika diberitahu oleh anak kedua TSL bernama Ronny (32).

    Bahkan, kata Sripriyanti, Ronny sudah mempunyai keinginan untuk membuat laporan orang hilang ke pihak kepolisian.

    “Sabtu sore itu masih ada, Malamnya itu ibu dan kakaknya udah gak keliatan. HP juga udah gak aktif,” kata Sripiyanty, Minggu (9/3/2025).

    Adapun Ronny baru melapor ke kepolisian pada Selasa (4/3/2025) karena sudah was-was ibu dan anaknya tidak kunjung pulang ke rumah.

    Namun, pada Kamis malam, Ronny-lah yang menemukan ibu dan kakaknya tersebut dalam kondisi tewas dalam toren air.

    Hal itu setelah tercium bau tak sedap dari toren di dalam rumahnya itu. Tak hanya Ronny, warga sekitar juga mencium aroma tak mengenakan itu.

    “Katanya sih, tetangga-tetangga ada nyium, bau-bau bangke, terus yang ngontrak juga kebauan, nah baunya itu makin lama makin ke atas baunya. Kan di lantai atas itu ada kontrakan,” tutur Sripriyanti.

    Hanya saja, jasad baru dievakuasi pada Jumat (7/3/2025) dini hari sekira pukul 04.00 WIB.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarte dengan judul “Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Ditangkap, Pelaku Berlagak Kayak Gelandangan”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Elga Hikari Putra/Bima Putra)

     

  • Terungkapnya Misteri Kematian Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Maret 2025

    Terungkapnya Misteri Kematian Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora… Megapolitan 11 Maret 2025

    Terungkapnya Misteri Kematian Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Misteri seorang ibu berinisial TSL (59) dan anaknya, ES (35), yang jasadnya ditemukan di dalam toren air rumah mereka di Tambora, Jakarta Barat, akhirnya terungkap.
    TSL dan ES ditemukan tewas pada Kamis (6/3/2025), dengan luka di kepala. Kondisi tubuh mereka semakin mengenaskan akibat terendam air dalam toren selama beberapa hari.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, mengungkapkan bahwa visum dari RS Polri Kramat Jati menunjukkan luka akibat benda tumpul pada kepala kedua korban.
    “Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati, secara fisik terlihat ada luka di kepala, dua-duanya. Benda tumpul lah,” ujar Arfan saat dihubungi, Minggu (9/3/2025).
    Polisi menduga ibu dan anak tersebut telah tewas selama empat hari sebelum jasad mereka ditemukan.
    Dugaan ini muncul berdasarkan kondisi tubuh korban yang sudah membusuk dan bau menyengat yang tercium oleh warga sekitar.
    “Kami perkirakan eksekusinya terjadi tiga sampai empat hari sebelum ditemukan. Makanya baunya menyengat, apalagi terendam air,” jelas Arfan.
    Ketua RT 05/RW 02, Yanti mengatakan, warga mulai mencium bau tak sedap sejak Selasa (4/3/2025).
    Awalnya, mereka mengira bau tersebut berasal dari bangkai tikus atau kucing yang sering ditemukan mati di sekitar lingkungan perumahan.
    “Dari hari Selasa, malam Rabu lah, sudah banyak yang nongkrong di sini, tapi enggak ada yang curiga. Di sini kan biasa ada tikus mati, jadi orang nganggepnya itu,” ujar Yanti.
    Namun, bau menyengat itu semakin kuat hingga akhirnya jenazah TSL dan ES ditemukan.
    “Memang sebelumnya warga ada yang nyium bau, saya juga. Tadinya pikir bau bangkai biasa, tapi lama-lama makin menyengat,” tambahnya.
    Sejak Sabtu (1/3/2025), para penyewa kontrakan di rumah TSL dan ES mengeluhkan air yang mati.
    Enam orang penyewa sudah berusaha menghubungi TSL untuk meminta air dinyalakan, tetapi tidak mendapat respons.
    “Pas kejadiannya Sabtu sore, para penyewa pulang kerja dan minta air dinyalain. Tapi WA (WhatsApp) enggak dibalas,” kata Yanti.
    Bahkan, para penyewa sempat meneriaki TSL agar menyalakan air, tetapi tetap tidak ada jawaban.
    “Berarti HP-nya udah enggak aktif sejak Sabtu sore. Katanya pesan enggak dibalas, diteriakin juga enggak dijawab,” tambahnya.
    Setelah melalui proses penyelidikan, polisi akhirnya memastikan bahwa TSL dan anaknya dibunuh oleh seseorang.
    Polisi kemudian menelusuri dan akhirnya menangkap pelaku di kawasan Waduk, Banyumas, Jawa Tengah pada Minggu (9/3/2025) malam.
    “Kami sudah mengamankan pelaku yang diduga melakukan pembunuhan terhadap ibu dan anak di Tambora,” ujar Arfan.
    Arfan menjelaskan, saat ditangkap, pelaku tampak lusuh seperti gelandangan.
    “Penampilannya seperti gembel. Tapi Alhamdulillah kami sudah mengenali dan memperoleh informasi lengkap, sehingga bisa menangkapnya,” ujar Arfan.
    Dalam penangkapan tersebut, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya senapan angin dan sepeda motor.
    “Pada saat kami tangkap, ada beberapa barang bukti yang terkait, yakni senapan angin, sepeda motor, serta barang-barang lain yang berhubungan dengan kejahatan tersebut,” jelasnya.
    Meskipun pelaku telah tertangkap, polisi masih mendalami motif di balik pembunuhan sadis ini.
    “Yang pasti, cara pelaku menghabisi korban adalah dengan menggunakan benda tumpul,” kata Arfan.
    Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa sejumlah saksi.
    Tiga orang saksi telah diperiksa, namun Arfan belum merinci siapa saja mereka.
    “Kami masih dalam tahap lidik, masih periksa saksi, sudah tiga orang yang diperiksa,” tambahnya.
    Kasus ini terus dikembangkan untuk mengungkap latar belakang pembunuhan tragis tersebut.
    Polisi berupaya memastikan apakah ada motif khusus di balik kejadian ini atau hanya tindakan kriminal acak.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi, I Putu Gede Rama Paramahamsa, Intan Afrida Rafni | Editor: Faieq Hidayat, Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Penemuan Jasad Ibu dan Anak Dalam Toren Air di Jakbar, Awalnya Tak Bisa Dihubungi – Halaman all

    Kronologi Penemuan Jasad Ibu dan Anak Dalam Toren Air di Jakbar, Awalnya Tak Bisa Dihubungi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kronologi penemuan jasad ibu TSL (59) dan anak ES (35) dalam toren air di wilayah Tambora, Jakarta Barat.

    Terkini, pelaku pembunuhan telah ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025) malam. 

    Hal tersebut, dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, di Kantor Polres Metro Jakarta Barat, Daan Mogot, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).

    “Kami kasatreskrim beserta jajaran dari Tambora maupun bantuan dari Polres Banyumas sudah mengamankan pelaku,” katanya, Senin, dilansir Kompas.com.

    Arfan Zulkan mengatakan, pelaku berpenampilan gelandangan ketika ditangkap petugas. 

    Selain itu, sejumlah barang bukti diamankan, termasuk senapan angin dan sepeda motor. 

    Kronologi Penemuan Jasad Ibu-Anak Dalam Toren

    Dikutip dari TribunJakarta.com, Ronny (32), selaku anak korban TSL (59) terakhir kali berkomunikasi dengan ibu dan kakaknya ES (35) pada Sabtu (1/3/2025). 

    Hal tersebut, diungkapkan Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra, menurut informasi dari Rony. 

    Dijelaskan, ibu dan kakak Rony sudah tak bisa dihubungi lagi sejak sore hari. 

    Karena ada yang janggal, Rony pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tambora pada Senin (3/3/2025).

    “Jadi sejak tanggal 1 itu si R ini berkomunikasi dengan ibunya. Kemudian pada saat sore hari tidak bisa dihubungi.”

    “Kemudian si R ini datang ke rumah dan tidak mendapati ibu dan kakaknya. Makanya kemudian tanggal 3 yang bersangkutan melaporkan ke Polsek,” kata Dimitri di Polres Metro Jakarta Barat, Senin.

    Lantas, Ronny kembali menghubungi polisi lantaran mencium bau busuk dari rumahnya pada Kamis (6/3/2025).

    “Setelahnya kami beserta dengan Polsek melakukan pengecekan lagi dan ditemukan yang bersangkutan (korban) sudah dalam keadaan menjauh dari bawah tempat penyimpanan air,” terang Dimitri.

    Dua jasad ibu dan anak tersebut berada di tempat penampungan air kediaman mereka pada Jumat (7/3/2025) pukul 01.30 WIB. 

    Korban diketahui berinisial TSL (59) dan ES (35). Diduga kedua korban merupakan korban pembunuhan.

    Beberapa waktu kemudian, pihak kepolisian sudah mulai menemukan titik terang terkait terduga pelaku yang menghilangkan nyawa ibu dan anaknya itu.

    “Dan sekarang kami sudah pantau inisial pelaku dan sedang dilakukan pengejaran oleh tim Jatantras, Resmob, dan unit reskrim Polsek Tambora, Jakarta Barat,” kata Dimitri.

    Sementara itu, sampai hari ini, sudah ada delapan saksi yang dimintai keterangannya.

    Terkini, pelaku pembunuhan TSL dan ES ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025) pukul 23.30 WIB.

    Hasil Visum

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan dari hasil visum ditemukan luka pada bagian kepala.

    Visum tersebut, dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati kita lihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala dua-duanya,” ucapnya kepada wartawan, Senin.

    Arfan mengatakan, luka itu kuat diduga akibat benda tumpul.

    “Kita belum bisa ambil final juga ya, karena visumnya kan dari dokter, tapi dari sisi fisiknya yang kita lihat luka di kepala gitu,” tambahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kronologi Penemuan Jasad Ibu dan Anak di Toren Air Versi Polisi, Bermula Korban Tak Balas Pesan

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Reynas Abdila, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

  • Cuma Menunduk, Ini Tampang Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora Jakarta Barat – Halaman all

    Cuma Menunduk, Ini Tampang Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora Jakarta Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pelaku pembunuh ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat, berhasil diringkus polisi.

    Korban yang berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) ditemukan tewas di penampungan air bawah tanah di rumahnya.

    Pihak kepolisian pun berhasil menangkap pelaku di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (9/3/2025).

    “Kami menangkap sampai di daerah Waduk, di dekat di Banyumas tersebut,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, Senin (10/3/2025).

    Meski Arfan belum bisa membeberkan identitasnya, namun pelaku bukanlah anak bungsu korban.

    Arfan menuturkan, pihaknya mengetahui identitas pelaku dari rekaman CCTV yang dipasang di lokasi.

    “Sementara tidak ada (kaitan dengan anak korban), sementara ya karena otomatis kami sudah tersangka juga sudah kita sesuai dengan saksi mengatakan dan CCTV maupun terkait dengan handphone dan sebagainya sudah mengarah ke pelaku tersebut,” urai dia. 

    Ia menuturkan, pelaku menyamar jadi gelandangan untuk mengelabui polisi.

    “Jadi dia penampilannya seperti kayak gembel, tapi Alhamdulillah kami sudah mengenali dan teman-teman juga mencari informasi begitu lengkap sehingga bisa tertangkap,” kata dia.

    Tak hanya pelaku, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti yang digunakan pelaku untuk menghabisi korbannya.

    “Ya Alhamdulillah sampai sekarang tidak perlawanan dari pelaku untuk pada saat kami tangkap.”

    “Memang di sana ada salah satu barang bukti terkait senapan angin maupun sepeda motor ataupun barang-barang yang terkait dengan kejahatan tersebut,” ungkap Arfan, dikutip dari TribunJakarta.com.

    Sebelumnya, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra, mengatakan pihaknya telah memeriksa delapan orang saksi terkait kasus ini, termasuk anak bungsu korban, Ronny (32).

    “Dari awal di TKP pada hari Kamis, kami melaksanakan pemeriksaan terhadap tiga saksi.”

    “Kemudian pada hari Jumat kami melaksanakan pemeriksaan juga dan total saksi sampai dengan hari Senin ini sudah delapan saksi yang kami periksa,” jelas Dimitri.

    Dari hasil visum, ditemukan ada luka di bagian kepala korban.

    “Yang pasti dari visum RS Polri Kramat Jati kita lihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala dua-duanya,” ungkap Arfan.

    Penyebab kematian korban masih didalami lantaran hasil autopsi belum keluar.

    “Kita belum bisa ambil final juga ya, karena visumnya kan dari dokter, tapi dari sisi fisiknya yang kita lihat luka di kepala gitu,” lanjutnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Ditangkap, Pelaku Berlagak Kayak Gelandangan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra)

  • Akhir Pelarian Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren, Pelaku Ditangkap di Banyumas, Apa Motifnya? – Halaman all

    Akhir Pelarian Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren, Pelaku Ditangkap di Banyumas, Apa Motifnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaku pembunuhan ibu rumah tangga berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) yang jasadnya ditemukan di dalam toren air berhasil ditangkap polisi.

    Pelaku ditangkap pada Minggu (9/3/2025) malam di kawasan Banyumas, Jawa Tengah. Pelaku tanpa perlawanan saat diringkus polisi.

    “Sementara untuk perlawanan tidak ada masalah. Kami sudah mengamankan pelaku hingga ke wilayah hukum Banyumas,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan di Kantor Polres Metro Jakarta Barat, Daan Mogot, Jakarta Barat, Senin (10/3/2025).

    Sejumlah barang bukti berhasil diamankan polisi dari tangan pelaku, antara lain sepeda motor hingga senapan angin.

    Terungkap pelaku menghabisi korban menggunakan benda tumpul, sementara untuk motifnya masih digali pihak kepolisian.

    “Yang pasti untuk modus dan sebagainya itu terkait untuk cara dia menghabisi ibu dan anak menggunakan benda tumpul,” tutur Arfan.

    Diketahui TSL dan ES ditemukan tewas di dalam toren air, di rumahnya kawasan Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (6/3/2025).

    Padahal awalnya, korban pamit ke tetangga ingin pulang ke kampung halaman alias mudik. Tetapi korban justru ditemukan tewas di dalam toren.

    “Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10an lah pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa,” kata Ketua RT 05 RW 02, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Sripriyanty ditemui wartawan di lokasi kejadian, Minggu (9/3/2025).

    Namun, diceritakan Yanty, pada Sabtu sore, TSL kembali ke rumahnya dengan menggunakan taksi online.

    TSL kemudian main ke rumah tetangganya pada Sabtu sore sekira pukul 17.00 WIB. Barulah pada Sabtu malam, TSL dan juga anak perempuannya sudah tidak bisa dihubungi.

    “Pas kejadian mulai itu jam 21.22 WIB itu malam Minggu belom ada kabar,” kata Yanty.

    Pada Senin (3/3/2025), Yanty akhirnya mendapat pesan dari Ronny (32) yang merupakan anak bungsu TLS.

    Kala itu, Ronny mengabarkan bahwa ibu dan kakaknya tak bisa dihubungi sejak Sabtu malam.

    Ronny diketahui memang tidak setiap hari pulang ke rumah karena kos di tempat lain.

    Setelah mendapat masukan dari tetangga, Ronny akhirnya melaporkan hilangnya ibu dan kakaknya ke Polsek Tambora pada Selasa (4/3/2025).

    Yanty kemudian dihubungi lagi oleh Ronny pada Kamis (6/3/2025) malam sekira pukul 23.00 WIB untuk datang ke rumahnya.

    “Terus pas hari Kamis malam, jam 11 dia WA saya minta ke depan ke rumah, eh pas saya ke depan ramai polisi.”

    “Saya nanya, itu siapa yang lapor. katanya yang lapor anaknya sendiri, karena ada bau-bau,” kata Yanty.

    Rupanya, bau tak sedap itu berasal dari jasad TSL dan anaknya yang ditemukan di dalam toren air rumah mereka.

    “Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya dipikir itu bau bangke biasa, cuma lama-lama menyengat dan ternyata itu mayat,” kata Yanty.

    Korban Mengalami Kekerasan

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur mendapati tanda kekerasan pada jasad ibu dan anak korban pembunuhan dalam toren di Tambora, Jakarta Barat.

    Kedua korban yakni ibu berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) yang jasadnya ditemukan di dalam toren air rumah di Jalan Angke Barat, Tambora pada Jumat (7/3/2025).

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengatakan tanda-tanda kekerasan tersebut didapat saat tim dokter forensik melakukan autopsi pada kedua jenazah.

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” kata Hery saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2025).

    Namun dia tidak merinci apakah kekerasan tersebut akibat benda tumpul atau senjata tajam, dan letak luka pada kedua jasad ibu dan anak korban pembunuhan tersebut.

    Dia hanya menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati, kedua korban sudah beberapa hari meninggal dunia sebelum ditemukan dalam toren air.

    “Sudah beberapa hari (meninggal dunia sebelum ditemukan) dari saat pemeriksaan,” ujarnya.

    Hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati ini yang akan diserahkan ke penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat untuk membantu mengungkap kasus.

    Hery menuturkan untuk sementara jenazah ibu dan anak korban dugaan pembunuhan tersebut masih berada di ruang Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati.

    “Jenazah masih diforensik,” tuturnya. (Tribunnews.com/Kompas.com)

     

  • Akhir Pelarian Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren, Pelaku Ditangkap di Banyumas, Apa Motifnya? – Halaman all

    Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren di Tambora Ditangkap, Pelaku Tak Ada Kaitan Dengan Anak Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi akhirnya menangkap pelaku pembunuhan ibu dan anak yang jasadnya ditemukan dalam toren air di Tambora, Jakarta Barat.

    Korban berinisial  TSL (59) dan anaknya ES (35) ditemukan membusuk dalam toren air di Jalan Angke Barat RT5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (6/3/2025).

    Hanya berselang empat hari, polisi pun menangkap pelakunya yang berjumlah satu orang di daerah Waduk, Banyumas, Jawa Tengah, pada Minggu (9/3/2025).

    Penangkapan pelaku dilakukan setelah polisi mengantongi sejumlah petunjuk dari hasil pemeriksaan saksi, video rekaman CCTV, serta handphone.

    Kasat Reskrim AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengatakan pelaku menyamar layaknya gelandangan untuk mengelabui polisi selama dalam pelariannya.

    “Jadi dia penampilannya seperti kayak gembel tapi Alhamdulillah kami sudah mengenali dan teman-teman juga mencari informasi begitu lengkap sehingga bisa tertangkap,” kata Arfan saat dikonfirmasi, Senin (10/3/2025).

    Dalam penangkapan itu, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan pelaku saat membunuh ibu dan anak di Tambora.

    Satu barang bukti yang diamankan polisi dari tangan pelaku adalah senapan angin.

    “Ya Alhamdulillah sampai sekarang tidak perlawanan dari pelaku untuk pada saat kami tangkap. Memang di sana ada salah satu barang bukti terkait senapan angin maupun sepeda motor ataupun barang-barang yang terkait dengan kejahatan tersebut,” ujarnya.

    Bukan Anak Korban

    AKBP Arfan Zulkan Sipayung pun memastikan bila pelaku bukan anak korban yang membuat laporan kehilangan ke polisi.

    “Sementara tidak ada (kaitan dengan anak korban), sementara ya karena otomatis kami sudah tersangka juga,” kata Arfan.

    Sejauh ini polisi belum membeberkan identitas pelaku.

    Begitu pun dengan motif pembunuhan, polisi belum mau membeberkannya lebih lanjut.

    “Nanti kita jawab pada saat rilis ya. Pada saat ini kita hanya untuk berkaitan dengan penangkapan,” kata dia.

    Diketahui, anak kedua TSL berinisial R sebelumnya melapor kepada polisi soal hilangnya ibu dan kakaknya ke polisi pada pada Jumat (7/3/2025).

    R melapor ke polisi setelah terakhir berkomunikasi dengan ibunya pada Sabtu (1/4/2025) pukul 20.00 WIB.

    Dalam komunikasinya, TSL memberi tahu melalui pesan WhatsApp bahwa akan menginap di Teluk Gong dan ES akan pulang ke rumah.

    R kemudian menunggu keduanya.

    Namun, sampai 2 x 24 jam, keduanya tidak memberikan kabar lagi kepada R hingga akhirnya ia melapor kepada polisi.

    R disebut-sebut sebelumnya sempat terlibat cekcok dengan TLS.

    Percekcokan terjadi lantaran R ingin menikah tapi TSL tak mengizinkan karena kakak R, korban ES, belum menikah.

    Pelaku Terekam CCTV

    AKBP Arfan Sipayung pun mengatakan sebelum penangkapan, berdasarkan rekaman CCTV di sekitar lokasi diketahui tersangka ada di tempat kejadian perkara sebelum korban tewas.

    “Lokasi CCTV mengatakan bahwa pelaku, tersangka, ada di lokasi arah masuk ke dalam rumah korban tersebut,” kata AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

    Hal itu diketahui setelah polisi melakukan penyisiran CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian. 

    “(CCTV) disisir, tetep sisir. Cuman untuk ranah penyidikan kan tidak kami sampaikan ke media, sebelum tertangkap,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, penemuan jasad TSL dan ES yang merupakan anak perempuannya menggegerkan warga RW 02 Angke, Tambora, Jakarta Barat.

    Pasalnya, jasad ibu dan anak itu ditemukan di dalam toren air rumah mereka yang berada di Gang Indah 1, RT 05 RW 02 pada Kamis (6/3/2025) malam atau lima hari setelah keduanya tak bisa dihubungi.

    Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri mengatakan TSL dan ES sudah hilang sejak 1 Maret 2025.

    Keduanya dilaporkan hilang oleh RE karena putus kontak.

    RE sempat mencari keberadaan ibu dan kakaknya di rumah, namun tidak dapat menemukan keduanya.

    “Karena si R ini tidak tahu ternyata ibu dan kakaknya sudah berada di dalam toren tersebut. Makanya kemudian tanggal 3 (Maret 2025) yang bersangkutan melaporkan ke Polsek,” ucap Dimitri.

    Singkat cerita, keberadaan korban mulai terkuak saat tercium bau tak sedap di lokasi kejadian.

    Bau tersebut berasal dari toren air yang setelah dicek ternyata ada jasad TSL dan ES.

    Dimitri memastikan ibu dan anak ini adalah korban pembunuhan.

    “Kami temukan bahwa di TKP tersebut terdapat 2 orang yang sudah menjadi korban pembunuhan,” katanya.

    (Tribunjakarta.com/ Elga Hikari Putra/ Tribunnews.com) 

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren Ditangkap, Pelaku Berlagak Kayak Gelandangan

  • Pembunuh Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Ditangkap, Pelaku Menyamar Jadi Gelandangan – Halaman all

    Pembunuh Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Ditangkap, Pelaku Menyamar Jadi Gelandangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi akhirnya berhasil menangkap tersangka pembunuhan ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat. 

    Tersangka yang diduga membunuh korban, yakni TSL (59) dan anaknya, ES (35), berhasil diringkus setelah bersembunyi di Banyumas, Jawa Tengah.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengungkapkan, tersangka ditangkap di lokasi persembunyiannya, Minggu (9/3/2025).

    “Kami menangkap pelaku di sekitar waduk dekat Banyumas,” ujar Arfan saat dikonfirmasi, Senin (10/3/2025).

    Polisi belum mengungkap identitas pelaku secara lengkap.

    Namun, mereka memastikan bahwa pelaku bukan anak korban yang sebelumnya melaporkan kehilangan kepada pihak berwajib.

    Arfan menjelaskan bahwa penangkapan tersangka dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi serta rekaman CCTV di lokasi kejadian.

    “Untuk sementara, tidak ada kaitan dengan anak korban. Kami sudah menetapkan tersangka berdasarkan keterangan saksi, bukti rekaman CCTV, serta data dari handphone yang mengarah kepada pelaku,” katanya.

    Dalam upaya menghindari penangkapan, pelaku sempat menyamar sebagai gelandangan.

    “Dia berpenampilan seperti tunawisma, tetapi alhamdulillah kami berhasil mengenalinya. Berkat informasi yang lengkap dari berbagai sumber, kami berhasil menangkapnya,” kata Arfan.

    Polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang diduga digunakan pelaku dalam aksi kejahatan tersebut.

    “Kami mengamankan beberapa barang bukti, di antaranya senapan angin, sepeda motor, serta sejumlah barang lain yang terkait dengan kasus ini,” jelasnya lebih lanjut.

    Motif Pembunuhan Masih Didalami

    Hingga saat ini, polisi belum mengungkap motif di balik pembunuhan sadis ini.

    “Kami akan menyampaikan motifnya pada saat rilis resmi nanti. Saat ini, kami hanya mengonfirmasi terkait penangkapan tersangka,” ujar Arfan.

    Kronologi Penemuan Jasad Korban

    Sebelumnya, warga RW 02 Angke, Tambora, Jakarta Barat, digegerkan dengan penemuan jasad TSL dan ES di dalam toren air rumah mereka.

    Penemuan tersebut terjadi pada Kamis (6/3/2025) malam, setelah lima hari keduanya tidak dapat dihubungi oleh keluarga dan kerabat.

    Peristiwa ini mengejutkan warga sekitar karena korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

    Saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif serta latar belakang pembunuhan tersebut.

  • Pengakuan Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap Polisi di Grobogan: ‘Saya Dianiaya, Diancam Dibunuh’ – Halaman all

    Pengakuan Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap Polisi di Grobogan: ‘Saya Dianiaya, Diancam Dibunuh’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN – Seorang pencari bekicot bernama Kusyanto (38) menjadi korban salah tangkap oleh polisi di Kabupaten Grobogan.

    Warga Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan tersebut mengalami perlakuan kasar saat diinterogasi oleh oknum polisi.

    Meskipun Kusyanto telah bersumpah atas nama Tuhan bahwa dirinya bukan pelaku pencurian, namun oknum polisi berinisial Aipda IR. tetap memaksanya untuk mengaku. 

    Setelah dilakukan pemeriksaan di Polsek Geyer, akhirnya Kusyanto dinyatakan tidak bersalah dan diperbolehkan pulang.

    Kusyanto (38) warga Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan oleh Aipda IR.

    Kusyanto memberikan pengakuan mengejutkan.

    Ia mengaku diancam dibunuh oleh oknum anggota polisi.

    “Iya, saya sempat dengar (ancaman pembunuhan) dia (Aipda IR) emosinya tidak stabil namun saya tetap berpedoman pada kebenaran sehingga ketika disuruh mengaku (mencuri) saya tetap tidak mau mengaku,” jelas Kusyanto saat dihubungi Tribun, Senin (10/3/2025).

    Ancaman pembunuhan yang dimaksud Kusyanto yakni ketika dia diinterogasi oleh Aipda IR, pada Minggu (2/3/2025) pukul 22.00 WIB.

    Kusyanto sebelumnya ditangkap tanpa surat resmi.

    Dia asal diciduk 5 orang yang salah satunya adalah polisi berinisial Aipda IR.

    Korban ketika diinterogasi dalam kondisi tangannya terikat ke belakang.

     Sejumlah warga sekitar juga hanya menonton sembari merekam kejadian itu menggunakan handphone.

    Aipda IR berteriak tepat di muka Kusyanto agar mengaku telah mencuri mesin pompa air dan diesel namun Kusyanto tetap pada pendiriannya.

    Sikap tersebut semakin membuat Aipda IR geram.

    “Mateni Kowe ora pateken (membunuh kamu tidak masalah),” kata Aipda IR sembari hendak mengambil diduga senjata api yang tersimpan di celana sisi kanan.

    Adegan tersebut terekam dalam video yang viral di media sosial.

    “Saya tetap pada pendirian saya karena saya juga tidak mencuri,” sambung Kusyanto.

    Ancaman dan aksi kekerasan yang diperoleh Kusyanto terjadi di tiga lokasi yakni di area persawahan Desa Suru Kecamatan Geyer, rumah Murman Desa Ngleses Boyolali, dan di Polsek Geyer. 

    Dia mengatakan, serangkai aksi kekerasan yang dialaminya mengakibatkan sejumlah luka benjol di kepala, memar di belakang area telinga dan bibir.

    “Saya ada luka bengkak di mata kaki sebelah kanan, cuma lupa siapa yang melakukan dan diapakan lupa.”

    “Tapi saya yakin luka itu terjadi di situ (Polsek Geyer),” bebernya.

    Meski menerima polisi telah meminta maaf, Kusyanto mengaku mengalami kerugian, baik secara materiil maupun immateriil.  

    Selain itu, ia juga menanggung biaya pengobatan akibat kekerasan yang dialaminya, serta kehilangan alat-alat yang biasa ia gunakan untuk mencari bekicot.  

    “Kerugian biaya pengobatan dan nama baik karena penuduhan tersebut,” kata Kusyanto. 

    “Alat-alat saya (untuk mencari bekicot), ada kekerasan dan (pengrusakan) motor itu,” imbuhnya. 

    Berawal Seringnya Barang Hilang

    Diketahui beberapa bulan terakhir, warga Geyer sering kehilangan barang, termasuk mesin pompa air dan onderdil mesin diesel. 

    Masyarakat mencurigai seorang pengendara sepeda motor Honda Verza merah sebagai pelaku pencurian.

    Pada Minggu (2/3/2025), seorang warga bernama Mulyoto mendapat panggilan dari Bagus Prasetyo yang melaporkan bahwa ada sepeda motor Honda Verza merah tanpa nomor polisi yang diparkir di pinggir kanal.

    Warga pun langsung mencurigai pemilik motor tersebut sebagai pelaku pencurian.

    Mulyoto kemudian menghubungi Aipda IR, seorang anggota polisi yang rumahnya dekat dengan lokasi.

    Setelah menerima laporan, Aipda IR segera menuju tempat ditemukannya motor tersebut.

    Sementara itu, Mulyoto juga berangkat ke lokasi.

    Sesampainya di pertigaan Desa Suru, Geyer, Grobogan, Mulyoto melihat Kusyanto sudah berada di antara warga dan Aipda IR.

    Kusyanto kemudian dibawa ke rumah seorang warga bernama Murman, yang sebelumnya juga kehilangan barang berharga.

    Di sana, interogasi terhadap Kusyanto dilakukan, yang rekamannya kemudian viral di media sosial.

    Untuk menghindari aksi main hakim sendiri dari warga yang semakin ramai, Kusyanto akhirnya dibawa ke Polsek Geyer.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, Kusyanto terbukti tidak bersalah dan dipersilakan pulang.

    Kapolres Grobogan Minta Maaf

    Kapolres Grobogan, AKBP Ike Yulianto, membenarkan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan Kusyanto tidak terbukti melakukan pencurian.

    Kusyanto beserta keluarganya menyampaikan terima kasih kepada Polres Grobogan atas penanganan kasus tersebut serta tindakan tegas terhadap anggota yang bersalah.

    Pada Minggu (9/3/2025) malam, AKBP Ike Yulianto mengunjungi rumah Kusyanto untuk menyampaikan permintaan maaf atas tindakan berlebihan yang dilakukan anggotanya selama interogasi.

    “Kami sudah mendengarkan kronologi kejadian langsung dari Pak Kusyanto, mulai dari awal hingga proses interogasi,” ujar AKBP Ike Yulianto dalam keterangan tertulis yang diterima TribunBanyumas.com, Senin (10/3/2025).

    Oknum polisi yang terekam dalam video viral interogasi terhadap Kusyanto adalah Aipda IR, anggota Polsek Geyer Polres Grobogan. 

    Kapolres memastikan bahwa kasus ini telah ditangani oleh Propam Polres Grobogan dan Aipda IR telah ditempatkan dalam penahanan khusus.

    “Oknum tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku,” tegas AKBP Ike Yulianto. (Tribun Banyumas/Fachri Sakti N)