kab/kota: Banyumas

  • BREAKING NEWS: 353 Calon Jamaah Haji Kloter 1 Asal Purbalingga Memasuki Asrama Haji Donohudan

    BREAKING NEWS: 353 Calon Jamaah Haji Kloter 1 Asal Purbalingga Memasuki Asrama Haji Donohudan

    TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI – Sebanyak 353 calon jamaah haji asal Kabupaten Purbalingga yang tergabung dalam kloter 1 sudah memasuki Asrama Haji Donohudan (ADH) Solo pada Kamis (1/5/2025).

    Pantauan di lokasi wilayah Kabupaten Boyolali, 10 bus yang membawa rombongan calon jamaah haji tersebut tiba di ADH sekira pukul 05.30.

    Mereka langsung disambut oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ADH Solo. 

    Di sisi lain, tampak para keluarga calon jamaah haji turut mengantarkan rombongan hingga ke luar asrama.

    Setibanya di kawasan asrama, rombongan calon jamaah haji langsung diarahkan petugas ke Gedung Jeddah untuk mengikuti proses penerimaan.

    Tampak petugas PPIH Embarkasi Solo membantu para calon jamaah haji lansia turun dari bus menujunke Gedung Jeddah.

    Sementara petugas lainnya mengangkuti koper jamaah untuk ditata sesuai kelompok masing-masing.

    “Kita menerima kloter 1 dari Purbalingga dengan jumlah jamaah 353 orang. Ada 4 petugas kloter dan petugas daerah. Totalnya 360 dan akan kita terbangkan dini hari Jumat (2/5/2025) jam 01.45 menuju Madinah,” kata Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi kepada Tribunjateng.com, Kamis pagi.

    Selain kloter 1, lanjutnya, PPIH ADH juga akan menerima kedatangan rombongan dari kloter 2, 3 dan 4 berasal dari Purbalingga, Banjarnegara dan Banyumas.  

    Khusus kloter pertama ini calon jamaah haji tertua berusia 88 tahun dan termuda 27 tahun.

    Dia menerangkan, PPIH ADH menerapkan one stop service untuk memberikan kemudahan para calon jamaah haji.  Sehingga setelah calon jamaah haji di Gedung Jeddah akan dilakukan cek kesehatan dengan prioritas lansia terlebih dahulu.

    “Setelah itu akan menerima paspor, living cost sebesar 750 real, lanjut penerimaan gelang identitas lanjut diarahkan ke kamar. Jamaah akan berisitirahat maksimal 24 jam setelah itu bersiap keberangkatan. Kemudian fast track persiapan 5-6 jam sebelum terbang jamaah sudah harus siap. Jadi jam 20.00, jamaah sudah disiapkan. Pelepasan dari Pak Wagub (Wakil Gubernur Jateng),” terangnya.

    Menurutnya, one stop service dilakukan untuk memberi kenyamanan jamaah dan mempersingkat proses. Mengingat sebelum 2023, jelas Gentur, jamaah diterima cek kesehatan saja kemudian masuk kamar. Setelah itu selang 3 jam ada penerimaan living cost, penerimaan gelang dan menerima paspor.

    “Jadi jamaah seperti itu akan capek, keluar masuk untuk perlengkapan syarat ke Arab Saudi. Dengan one stop service jamaah datang langsung menerima semua dokumen penerbangan, langsung istirahat menunggu jadwal pemberangkatan. Mempersingkat waktu,” jelasnya.

    Sementara itu secara keseluruhan total ada 34.073 orang calon jamaah haji di ADH Solo yang terbagi ke dalam 95 kloter. Dari jumlah itu ada 30.494 orang dari Jateng dan 3.302 dari DIY. Sementara itu dari keseluruhan jumlah calon jamaah haji ada 15 ribu kategori lansia.

    “Petugas sudah ada yang mengikuti pembekalan untuk pendmapingan lansia dan disabilitas. Jangan sampai lansia, disabilitas tidak mendapatkan layanan maksimal,” pungkasnya.

    Calon jamaah haji asal Purbalingga, Sunarjo (60) bersyukur mendapatkan kesempatan menunaikan haji bersama istri setelah menunggu selama 13 tahun. Dia menabung sedikit demi sedikit untuk biaya keberangkatan haji dari hasil panen menanam cabai dan sayur.

    “Alhamdulillah, senang bisa berangkat (haji),” tuturnya. (Ais)

  • Bangun Kesadaran Bersama untuk Atasi Persoalan Sampah

    Bangun Kesadaran Bersama untuk Atasi Persoalan Sampah

    Mohamad Mamduh • 30 April 2025 17:35

    Jakarta: Membangun kesadaran bersama setiap warga negara untuk fokus mengatasi pekerjaan rumah terkait persoalan sampah harus segera dilakukan. 

    “Sejatinya mengelola lingkungan hidup dan menyelesaikan persoalan sampah harus dipahami sebagai gerakan kebangsaan, seperti yang diamanatkan Pasal 33 UUD 1945,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Gotong-Royong Mengatasi Darurat Sampah, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, pada Rabu (30/4). 

    Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri, S.H., L.LM (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Sugeng Suparwoto, M.T. (Wakil Ketua Komisi XII DPR RI),  Ir. Junaidi, M.T. (Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemerintahan Kab. Banyumas), dan Titik Nuraini (Ketua Komunitas Peduli Kali Loji) sebagai narasumber. 

    Selain itu hadir pula Putri Rosmalia Octaviyani (Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup) sebagai penanggap. 

    Menurut Lestari, Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyatakan tentang kewenangan negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan alam. Itu berarti, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, negara memiliki hak untuk mengatur, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya alam tersebut. 

    Di sisi lain, tambah dia, negara juga mesti hadir dalam berbagai upaya melestarikan lingkungan hidup dengan melibatkan seluruh anak bangsa.  Termasuk, jelasnya, dalam pengelolaan sampah sebagai bagian upaya merawat bumi. 

    Peringatan Hari Bumi Internasional pada 22 April lalu, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, mengingatkan kita bahwa pekerjaan rumah terkait pengelolaan sampah di negeri ini masih banyak yang belum tuntas. 

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar semua pihak membangun kerja sama dengan baik dalam pengelolaan sampah dan membangun kesadaran masyarakat untuk mengatasi darurat sampah. 

    Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, M.T. berpendapat, problem sampah yang paling akut adalah membangkitkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya mengelola sampah. 

    Menurut Sugeng, dalam perkembangannya saat ini sampah bahkan menjadi salah satu penyebab banjir, menimbulkan persoalan lingkungan secara fisik dan sosial. 

    Sugeng menilai, konsep tata kelola sampah di Indonesia secara umum masih dalam bentuk upaya pencegahan dengan meminimalkan produksi sampah melalui upaya pemanfaatan ulang, daur ulang, hingga open dumping. 

    Saat ini, ujar Sugeng, sejumlah upaya menekan produksi sampah sudah dimulai antara lain dari produsen dengan mendesain ulang produk tanpa kemasan, retail tidak menyediakan kantong plastik, dan perbaikan gaya hidup yang mengedepankan pemanfaatan ulang sebuah produk. 

    Diakui Sugeng, energi di Indonesia masih dihasilkan dari bahan bakar fosil. Dalam konteks pengelolaan sampah, menurut Sugeng, harus diarahkan bagaimana sampah bisa menjadi penopang swasembada energi dan bahan bakar rendah karbon. 

    Saat ini, ungkap Sugeng, pihaknya sedang melakukan revisi UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, dalam upaya mengubah paradigma pengelolaan sampah yang menekankan pada pengurangan dan penanganan sampah. 

    Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemerintahan Kabupaten Banyumas, Junaidi mengungkapkan, pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas saat ini sudah didelegasikan kepada kelompok swasembada masyarakat. 

    Dengan luas wilayah lebih dari 139.115 hektare, ujar Junaidi, Kabupaten Banyumas sudah tidak memakai pengelolaan sampah konvensional seperti open dumping. 

    Junaidi mengungkapkan, Kabupaten Banyumas juga pernah mengalami darurat sampah, ketika sejumlah tempat pembuangan akhir sampah ditutup oleh masyarakat. 

    Menurut Junaidi, salah satu solusi yang dihadirkan adalah program sulap sampah menjadi uang (Sumpah Beruang) yang memadukan gerakan ekonomi sirkular, pemberdayaan masyarakat, dan gotong-royong. 

    Ketua Komunitas Peduli Kali Loji, Titik Nuraini berpendapat, keterlibatan aktif masyarakat di lapangan sangat penting dalam upaya mengelola sampah. 

    Kepercayaan yang tumbuh dari masyarakat untuk bersama-sama mengelola sampah dengan baik, ujar Titik, merupakan hasil dari proses pendekatan yang dilakukan. 

    Antara lain, ungkap Titik, seperti konsisten melakukan aksi bersama masyarakat membersihkan sungai, saluran air di lingkungan tempat tinggal, sehingga terbangun kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. 

    Menurut Titik, strategi menumbuhkan aksi  kolektif komunitas dan warga penting untuk dilakukan dalam upaya menumbuhkan budaya baru memilah sampah dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. 

    Diakui Titik, pola pikir lama masyarakat masih jadi kendala di lapangan, karena mereka masih beranggapan bahwa menjaga lingkungan bukan tanggung jawab masyarakat. 

    Titik berpendapat, gotong-royong bukan sekadar gerak bersama-sama semata, tetapi lebih jauh lagi harus secara kolektif, lintas sektor dan kelas. 

    Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup, Putri Rosmalia Octaviyani berpendapat, permasalahan sampah di Indonesia dari tahun ke tahun tidak banyak berubah. 

    Peristiwa kebakaran tempat pembuangan akhir sampah, ujar Putri, selalu terjadi secara bergantian di sejumlah daerah. 

    Secara umum, tambah Putri, penerapan pengelolaan sampah yang baik belum sepenuhnya dilakukan di daerah-daerah. Padahal, tambah dia, permasalahan sampah juga bisa memicu masalah sosial. 

    Edukasi sejak dini terkait sejumlah isu lingkungan, menurut Putri, penting untuk dilakukan. Selain itu, jelas dia, butuh komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. 

    Wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat pentingnya menanamkan nilai-nilai untuk membuang sampah pada tempatnya kepada masyarakat. Kampanye terkait hal itu, jelas Saur, bisa melalui media massa atau bahkan media sosial. 

    Selain itu, tambah Saur, jika ada daerah yang sukses mengelola sampah dengan baik, seperti Banyumas, bisa dipelajari, ditiru, dan dilaksanakan. 

    “Bila negara lain sudah mengaplikasikan pengelolaan sampah seperti di Banyumas, mengapa daerah lain tidak segera menirunya,” ujar Saur.

    Jakarta: Membangun kesadaran bersama setiap warga negara untuk fokus mengatasi pekerjaan rumah terkait persoalan sampah harus segera dilakukan. 
     
    “Sejatinya mengelola lingkungan hidup dan menyelesaikan persoalan sampah harus dipahami sebagai gerakan kebangsaan, seperti yang diamanatkan Pasal 33 UUD 1945,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Gotong-Royong Mengatasi Darurat Sampah, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, pada Rabu (30/4). 
     
    Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri, S.H., L.LM (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Sugeng Suparwoto, M.T. (Wakil Ketua Komisi XII DPR RI),  Ir. Junaidi, M.T. (Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemerintahan Kab. Banyumas), dan Titik Nuraini (Ketua Komunitas Peduli Kali Loji) sebagai narasumber. 

    Selain itu hadir pula Putri Rosmalia Octaviyani (Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup) sebagai penanggap. 
     
    Menurut Lestari, Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyatakan tentang kewenangan negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan alam. Itu berarti, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, negara memiliki hak untuk mengatur, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya alam tersebut. 
     
    Di sisi lain, tambah dia, negara juga mesti hadir dalam berbagai upaya melestarikan lingkungan hidup dengan melibatkan seluruh anak bangsa.  Termasuk, jelasnya, dalam pengelolaan sampah sebagai bagian upaya merawat bumi. 
     
    Peringatan Hari Bumi Internasional pada 22 April lalu, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, mengingatkan kita bahwa pekerjaan rumah terkait pengelolaan sampah di negeri ini masih banyak yang belum tuntas. 
     
    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar semua pihak membangun kerja sama dengan baik dalam pengelolaan sampah dan membangun kesadaran masyarakat untuk mengatasi darurat sampah. 
     
    Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, M.T. berpendapat, problem sampah yang paling akut adalah membangkitkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya mengelola sampah. 
     
    Menurut Sugeng, dalam perkembangannya saat ini sampah bahkan menjadi salah satu penyebab banjir, menimbulkan persoalan lingkungan secara fisik dan sosial. 
     
    Sugeng menilai, konsep tata kelola sampah di Indonesia secara umum masih dalam bentuk upaya pencegahan dengan meminimalkan produksi sampah melalui upaya pemanfaatan ulang, daur ulang, hingga open dumping. 
     
    Saat ini, ujar Sugeng, sejumlah upaya menekan produksi sampah sudah dimulai antara lain dari produsen dengan mendesain ulang produk tanpa kemasan, retail tidak menyediakan kantong plastik, dan perbaikan gaya hidup yang mengedepankan pemanfaatan ulang sebuah produk. 
     
    Diakui Sugeng, energi di Indonesia masih dihasilkan dari bahan bakar fosil. Dalam konteks pengelolaan sampah, menurut Sugeng, harus diarahkan bagaimana sampah bisa menjadi penopang swasembada energi dan bahan bakar rendah karbon. 
     
    Saat ini, ungkap Sugeng, pihaknya sedang melakukan revisi UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, dalam upaya mengubah paradigma pengelolaan sampah yang menekankan pada pengurangan dan penanganan sampah. 
     
    Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemerintahan Kabupaten Banyumas, Junaidi mengungkapkan, pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas saat ini sudah didelegasikan kepada kelompok swasembada masyarakat. 
     
    Dengan luas wilayah lebih dari 139.115 hektare, ujar Junaidi, Kabupaten Banyumas sudah tidak memakai pengelolaan sampah konvensional seperti open dumping. 
     
    Junaidi mengungkapkan, Kabupaten Banyumas juga pernah mengalami darurat sampah, ketika sejumlah tempat pembuangan akhir sampah ditutup oleh masyarakat. 
     
    Menurut Junaidi, salah satu solusi yang dihadirkan adalah program sulap sampah menjadi uang (Sumpah Beruang) yang memadukan gerakan ekonomi sirkular, pemberdayaan masyarakat, dan gotong-royong. 
     
    Ketua Komunitas Peduli Kali Loji, Titik Nuraini berpendapat, keterlibatan aktif masyarakat di lapangan sangat penting dalam upaya mengelola sampah. 
     
    Kepercayaan yang tumbuh dari masyarakat untuk bersama-sama mengelola sampah dengan baik, ujar Titik, merupakan hasil dari proses pendekatan yang dilakukan. 
     
    Antara lain, ungkap Titik, seperti konsisten melakukan aksi bersama masyarakat membersihkan sungai, saluran air di lingkungan tempat tinggal, sehingga terbangun kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. 
     
    Menurut Titik, strategi menumbuhkan aksi  kolektif komunitas dan warga penting untuk dilakukan dalam upaya menumbuhkan budaya baru memilah sampah dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. 
     
    Diakui Titik, pola pikir lama masyarakat masih jadi kendala di lapangan, karena mereka masih beranggapan bahwa menjaga lingkungan bukan tanggung jawab masyarakat. 
     
    Titik berpendapat, gotong-royong bukan sekadar gerak bersama-sama semata, tetapi lebih jauh lagi harus secara kolektif, lintas sektor dan kelas. 
     
    Wartawan Media Indonesia Bidang Lingkungan Hidup, Putri Rosmalia Octaviyani berpendapat, permasalahan sampah di Indonesia dari tahun ke tahun tidak banyak berubah. 
     
    Peristiwa kebakaran tempat pembuangan akhir sampah, ujar Putri, selalu terjadi secara bergantian di sejumlah daerah. 
     
    Secara umum, tambah Putri, penerapan pengelolaan sampah yang baik belum sepenuhnya dilakukan di daerah-daerah. Padahal, tambah dia, permasalahan sampah juga bisa memicu masalah sosial. 
     
    Edukasi sejak dini terkait sejumlah isu lingkungan, menurut Putri, penting untuk dilakukan. Selain itu, jelas dia, butuh komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. 
     
    Wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat pentingnya menanamkan nilai-nilai untuk membuang sampah pada tempatnya kepada masyarakat. Kampanye terkait hal itu, jelas Saur, bisa melalui media massa atau bahkan media sosial. 
     
    Selain itu, tambah Saur, jika ada daerah yang sukses mengelola sampah dengan baik, seperti Banyumas, bisa dipelajari, ditiru, dan dilaksanakan. 
     
    “Bila negara lain sudah mengaplikasikan pengelolaan sampah seperti di Banyumas, mengapa daerah lain tidak segera menirunya,” ujar Saur.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (MMI)

  • Sosok Predator Seks Jepara Lecehkan 31 Anak, Karyawan Konveksi, Modus Kenalan Online, lalu VCS – Halaman all

    Sosok Predator Seks Jepara Lecehkan 31 Anak, Karyawan Konveksi, Modus Kenalan Online, lalu VCS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap sosok pelaku predator seksual online yang belakangan viral di Jepara, Jawa Tengah.

    Ia laki-laki berinisial S (21) asal Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. 

    Seorang tetangganya mengatakan S dikenal sebagai pemuda pendiam dan tertutup.

    Namun, S aktif ikut kegiatan kampung.

    “Orangnya di rumah terus. Tidak pernah keluar. Kalau acara yang baik-baik, ikut,” kata tetangga S yang enggan mengungkapkan namanya, Rabu (30/4/2025), dilansir Tribun Banyumas.

    Ketua RT setempat, Jazri, mengaku kaget mendengar kabar S terjerat kasus pornografi dan pengancaman terhadap anak di bawah umur.

    Ia tak menyangka, S tega melakukan kekerasan seksual setidaknya kepada 31 anak di bawah umur.

    “Sudah tahu (berita), tapi masih tidak percaya. Sudah satu pekan (lalu). Kabarnya, dari Instagram Polres Jepara, (tentang) predator seks,” ungkap Jazri.

    Jazri menjelaskan, S merupakan karyawan konveksi di Kecamatan Kalinyamatan.

    “Sehari-hari itu pekerja konveksi. Saya shock (kaget) tahunya baru tadi pagi jam 9 (kabar tindak asusila yang dilakukannya),” kata Jazri.

    Puluhan Video Asusila Korban

    Dalam penggeledahan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, Rabu (30/4/2025), ditemukan  bukti-bukti pendukung untuk menjerat tersangka sebagai pelaku kejahatan seksual terhadap puluhan anak di bawah umur.

    “Hari ini kita melaksanakan penggeledahan dan ditemukan (barang bukti) berkaitan tindak pidana pornografi serta Undang-Undang Perlindungan Anak.”

    “Sejumlah barang bukti tersebut akan digunakan untuk melengkapi berkas perkara dalam kasus kejahatan seksual yang dilakukan tersangka S,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, dilansir Instagram Polres Jepara, Rabu.

    Dari penggeledahan yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 10.43 WIB, ditemukan sejumlah barang yang dipakai S untuk melakukan aksinya.

    Adapun sejumlah barang bukti yang ditemukan dari rumah tersangka, di antaranya sejumlah kartu perdana, sejumlah alat kontrasepsi, baju, telepon selular, serta topi yang digunakan tersangka dalam melakukan aksinya.

    Barang-barang tersebut kemudian disita petugas untuk keperluan penyidikan.

    Modus Kejahatan

    Modus kejahatan tindak asusila yang dilakukan S yakni berkenalan secara online.

    Aksi S ini sudah dilakukan sejak September 2024.

    “Pelaku melakukan aksinya dari bulan September 2024, sudah 6 bulan,” ucap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio, di Mapolda Jateng, Senin (28/4/2025).

    Para korban yang masih di bawah umur ini didekati secara online lalu diancam pelaku.

    “Korbannya kenal medsos (media sosial). Modusnya kenalan (online) iya,” kata

    Korban berasal dari berbagai daerah, seperti Jepara, Semarang, Jawa Timur hingga Lampung.

    S berburu korban lewat media sosial Telegram.

    Lewat media sosial tersebut, dia melakukan video call dengan para korban.

    Saat panggilan video itu, korban diminta bugil atau tak memakai pakaian yang kemudian direkam dan difoto pelaku.

    Rekaman dan foto inilah yang kemudian digunakan S untuk mengancam para korban.

    S mengancam menyebar video dan foto-foto tersebut jika korban tak mau menuruti kelakuan bejatnya.

    “Semua kegiatannya direkaman video call (Video Call Sex atau VCS)dan disimpen dengan nama, medsos yang digunakan yaitu Telegram.”

    “Sementara baru satu yang digunakan Telegram. Kami sudah mendapatkan beberapa akun medsos namun kami sedang dalami,” ujar Dwi.

    Korban 31 Anak

    Dari hasil pengembangan kasus, Dwi menjelaskan korban tindak asusila S mencapai 31 orang.

    Semuanya, lanjut Dwi, masih di bawah umur.

    “Ada perkembangan terbaru, hasil pengembangan, ada tambahan korban, bukan 21 orang tapi 31 anak di bawah umur yang telah menjadi korban kejahatan pelaku.”

    “Korban ini anak dibawa umur, paling tinggi umur di 17 tahun, umum 12-14 tahun, dan terakhir SMA kelas 2. Semua di bawah umur,” jelas Dwi.

    Dwi mengatakan, korban kemungkinan bisa bertambah seiring polisi melakukan pendalaman terkait kasus ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Predator Seks Anak Jepara Dikenal Pendiam, Sehari-hari Bekerja di Pabrik Konveksi dan Cabuli 31 Anak, Predator Seks Anak Jepara Mencari Korban Lewat Telegram

    (Tribunnews.com/Galuh widya Wardani)(TribunBanyumas.com/Tito Isna Utama)

  • Kuliner Legendaris Kebumen, Warung Bu Sundar dengan Olahan Kambingnya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 April 2025

    Kuliner Legendaris Kebumen, Warung Bu Sundar dengan Olahan Kambingnya Regional 30 April 2025

    Kuliner Legendaris Kebumen, Warung Bu Sundar dengan Olahan Kambingnya
    Tim Redaksi
     
    KEBUMEN, KOMPAS.com – 
    Jika Anda berkunjung ke Kebumen, ada satu tempat yang wajib Anda singgahi untuk merasakan sensasi kuliner otentik: Warung Bu Sundar.
    Sejak pertama kali dibuka pada tahun 2000, warung sederhana ini telah menjadi legenda di kalangan pecinta olahan daging kambing.
    Dengan menu andalan seperti tongseng kepala utuh, tengkleng tulang muda, dan sate kambing yang menggugah selera, Warung Bu Sundar menawarkan pengalaman makan yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membuat Anda ketagihan untuk kembali.
    Lokasi warung Bu Sundar ada di Jalan Raya Sokka, Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kebumen.
    Saat ditemui di kedainya, Anjarwati–putri Bu Sundar–dengan ramah menceritakan rahasia di balik menu-menu istimewa mereka.
    “Tidak ada rahasia khusus, kami hanya menggunakan daging kambing muda pilihan. Yang penting kualitas dagingnya bagus,” ujarnya sambil mengaduk panci besar berisi gulai yang harum menggoda Rabu (30/4/2025
    Menu favorit seperti tengkleng tulang muda dan tongseng kepala utuh menjadi andalan yang paling banyak dicari.
    Kuah gurih yang memanjakan lidah berpadu dengan tekstur daging empuk tanpa aroma prengus, memberikan sensasi makan yang sulit dilupakan.
    Bahkan, tengkleng tulangnya begitu lezat hingga bumbu terasa meresap ke serat-serat daging.
    Meski terkenal dengan rasa premium, harga yang ditawarkan di Warung Bu Sundar tetap ramah di kantong. Seporsi gulai kambing dibanderol Rp 25.000, sedangkan sate, tongseng, dan tengkleng hanya Rp 40.000 per porsi.
    Harga yang terjangkau ini membuat warung selalu ramai pengunjung, baik dari Kebumen maupun luar kota seperti Purwokerto, Banyumas, dan Bantul.
    “Dalam sehari, kami bisa menghabiskan satu hingga dua ekor kambing, apalagi saat akhir pekan atau liburan. Banyak pelanggan yang rela datang jauh-jauh hanya untuk makan di sini,” tambah Anjarwati.
    Buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 20.00, Warung Bu Sundar tak pernah sepi dari pengunjung.
    Suasana sederhana dengan layanan hangat menjadikan tempat ini lebih dari sekadar tempat makan. Ini adalah destinasi rasa, tempat di mana cita rasa
    olahan kambing
    bercampur dengan nostalgia dan kehangatan suasana rumahan.
    “Yang paling favorit di sini tengkleng tulangnya, Mas, sama tongseng kepala utuh. Itu yang sering dicari orang,” kata Anjarwati
    Bagi Anda yang ingin menikmati olahan daging kambing dengan cita rasa otentik, Warung Bu Sundar adalah tempat yang wajib disinggahi.
    Pastikan untuk mencicipi menu favorit mereka dan rasakan sendiri sensasi kuliner khas Kebumen yang membuat Anda ingin kembali lagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sie Kameng, Kari Kambing Khas Aceh

    Sie Kameng, Kari Kambing Khas Aceh

    Liputan6.com, Aceh – Berwisata kuliner ke Aceh akan terasa kurang tanpa berburu kuliner berbahan dasar daging kambing ini. Adalah sie kameng, sajian kari kambing khas Aceh yang kaya rempah.

    Tak hanya diburu wisatawan, hidangan ini juga kerap disajikan dalam acara-acara penting, seperti pernikahan, hari raya, hingga upacara adat. Bagi masyarakat Aceh, sie kameng adalah hidangan yang menyimpan makna kebersamaan dan spiritual mendalam.

    Mengutip dari laman Indonesia Kaya, tradisi menyajikan sie kameng konon berakar pada nilai-nilai Islam. Dalam masyarakat Aceh, mengonsumsi daging kambing sering dikaitkan dengan ibadah kurban pada Iduladha.

    Tak hanya itu, sie kameng juga memiliki posisi istimewa dalam budaya Aceh. Selain memperkaya kuliner Aceh, kehadirannya dalam berbagai perayaan juga dipercaya dapat mempererat ikatan sosial dan melestarikan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

    Sie kameng terasa istimewa karena perpaduan empuknya daging kambing dan kuah kari yang gurih. Belum lagi, aroma bumbunya yang menyeruak semakin mengguhah selera.

    Biasanya, sie kameng disajikan bersama nasi putih hangat dan acar. Penggunaan acar sekaligus menjadi penyeimbang rasa gurih dan pedas dari hidangan ini.

    Rahasia kelezatan sie kameng terletak pada campuran rempah, seperti kunyit, ketumbar, jintan, kayu manis, kapulaga, cengkih, dan daun kari. Sie kameng memiliki kuah kental yang khas, berbeda dengan kari kambing di daerah lain. Selain itu, penggunaan santan pada masakan ini mampu menambah tekstur lembut dan rasa gurih.

     

    Viral! Banjir Luapan di Objek Wisata Curug Bayan Baturraden Banyumas

  • Hampir 1 Ons Sabu Disita, Pengedar di Purwokerto Barat Ditangkap Polisi

    Hampir 1 Ons Sabu Disita, Pengedar di Purwokerto Barat Ditangkap Polisi

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Satresnarkoba Polresta Banyumas menangkap seorang pengedar narkoba berinisial AS (41), warga Kelurahan Kober, Purwokerto Barat, Rabu (23/4/2025) malam.

    Kasatresnarkoba Polresta Banyumas, Kompol Willy Budiyanto, menjelaskan, AS diamankan di rumahnya sekitar pukul 21.45 WIB.

    Saat dilakukan penggeledahan, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa narkotika jenis sabu dengan berat total mencapai 96,71 gram.

    Barang bukti yang disita meliputi:

    Tiga plastik klip berisi sabu seberat 16,85 gram,

    Satu plastik klip berisi sabu seberat 45,82 gram,

    Tujuh plastik klip berisi sabu seberat 31,14 gram,

    Satu plastik klip kecil berisi sabu seberat 2,89 gram,

    Satu pipet kaca bekas pakai,

    Satu bong dari botol kaca,

    Satu timbangan digital,

    Satu unit handphone merek Infinix.

    “Hampir 1 ons barang bukti sabu berhasil diamankan dari tangan tersangka,” ungkap Kompol Willy dalam rilis pers, Selasa (29/4/2025).

    Dalam pemeriksaan, AS mengaku bahwa sabu tersebut adalah milik TM, yang kini berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang). Saat ini, polisi masih memburu TM untuk mengungkap jaringan narkoba yang lebih luas.

    Atas perbuatannya, AS dijerat dengan Primer Pasal 114 ayat (2) Subsider Pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman berat.

    Untuk penyelidikan lebih lanjut, AS beserta barang bukti telah diamankan di Mapolresta Banyumas.(jti)

  • Siap-Siap Usaha Street Coffe di Purwokerto yang Berada di Trotoar Akan Ditertibkan

    Siap-Siap Usaha Street Coffe di Purwokerto yang Berada di Trotoar Akan Ditertibkan

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Menjamurnya tongkrongan anak mu identik dengan ‘Street Coffe’ terutama yang berada di trotoar akan ditertibkan. 

    Hampir setiap sudut kota Purwokerto kini banyak spot nongkrong yang menggunakan trotoar. 

    Trotoar semestinya menjadi hak dari pejalan kaki, banyak dimanfaatkan justru bagi usaha berjualan. 

    “Kedepan akan ditertibkan tapi kan kita suasanaya harus kondusif. 

    Kita bertahap akan ditertibkan, termasuk yang di menara pandang. 

    Kami sudah ada komitmen setelah ada tempat relokasi, akan pindah bersama-sama ke tempat baru,” ujar Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (25/4/2025). 

    Pemkab Banyumas sendiri sudah menyiapkan 5 titik relokasi bagi para pelaku usaha kopi yang menjamur di sepanjang Jalan Bung Karno, Purwokerto.

    Namun saat ini yang baru tersedia 40 yang dibuat. 

    Bupati mengatakan sejauh ini belum ada instruksi pindah. 

    Sebab menurutnya, apabila hanya 40 yang pindah maka tempat yang semula ditempati pedagang lama akan ditempati pedagang baru. 

    “Kalau kumuh bukan nambah pengunjung tapi malah makin buat orang tidak suka. Sehingga harus ditertibkan satu per satu,” katanya.

    Salah seorang warga Purwokerto, Firman (33) mengungkapkan pandangannya bahwa keberadaan penertiban para pedagang tidak menjadi masalah asal demi ketertiban. 

    “Memang padat sekali dari mulai jembatan hingga ujung jalan Bung Karno sangat banyak pedagang kopi dan digelar lesehan sepanjang jalan. Tertibkan asal tetep rapi,” ungkapnya. (jti) 

  • Banyumas Indoor Open Tournament Jadi Ajang Unjuk Kebolehan Ratusan Atlet Panahan

    Banyumas Indoor Open Tournament Jadi Ajang Unjuk Kebolehan Ratusan Atlet Panahan

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Banyumas Open Indoor Tournament 2025 akan digelar Jumat-Minggu (25-27/4/2025) di Sasana Mandala Krida GOR Satria Purwokerto.

    Banyumas Open Indoor Tournament adalah turnamen yang digelar oleh Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI) Kabupaten Banyumas. 

    Tournamen ini memperebutkan Piala Bupati Banyumas dan dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie.

    Turnamen ini akan diikuti sebanyak 188 atlet panahan dari berbagai daerah di Indonesia yang berasal dari 46 klub.

    Panitia Pelaksana Tournamen, Siis Suhasto mengatakan pada tournamen ini ada 9 divisi dipertandingkan untuk nomor pertandingan individu, beregu dan mix team. 

    “Jumlah peserta yang akan bertanding sebanyak 188 atlet dari 46 klub dari berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Sulawesi Selatan dan Kalimanatan Timur,” katanya sebagaimana dalam rilis kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (25/4/2025). 

    Banyumas Indoor Open Tournamen 2025 ini dibagi dalam katergori lomba antara lain Standar Nasional U10 Putra dan Putri, Jarak 7 m, U12 Putra dan Putri, Jarak 10 m, U15 Putra dan Putri, Jarak 15 m dan U21 Putra dan Putri, Jarak 18 m. 

    Kategori Recurve untuk U15 Putra dan Putri, Jarak 15 m dan Umum Putra dan Putri, Jarak 18 m. 

    Untuk kategori Compound U15 Putra dan Putri, Jarak 15 m dan Compound Umum Putra dan Putri, Jarak 18 m serta Barebow Umum Putra dan Putri, Jarak 18

    Siis menambahkan Banyumas Indoor Open Tournament yang memiliki tujuan memberikan wadah bagi para atlet berkompetisi secara sehat dan meningkatkan prestasi olahraga panahan. 

    Mendorong pengembangan potensi atlet panahan melalui kompetisi yang sehat dan sportif serta menanamkan nilai-nilai sportivitas, fair play, dan kerja sama tim

    Sekda Banyumas, Agus Nur Hadie saat menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta Banyumas Indoor Open Tournament 2025. 

    Menurutnya kehadiran para atlet dari berbagai daerah, menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Banyumas, sekaligus menjadi penyemangat terus memajukan olahraga panahan di Kabupaten Banyumas.

    “Panahan adalah olahraga yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga melibatkan ketenangan, fokus, dan ketepatan. 

    Nilai-nilai tersebut dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda,” katanya. 

    Panahan mengajarkan tetap tenang dalam menghadapi tekanan, fokus pada tujuan yang ingin dicapai, serta berusaha dengan ketepatan dalam setiap langkah. 

    Sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa, olahraga seperti panahan menjadi sangat relevan ditumbuhkan. 

    Tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana pendidikan karakter yang kuat. 

    Ia menambahkan Pemerintah Kabupaten Banyumas berkomitmen terus mendukung pengembangan olahraga, termasuk panahan.

    Olahraga adalah salah satu cara efektif untuk membangun karakter generasi muda, mempererat persatuan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    Salah satu peserta Rizki Okta Pilian dari Kabupaten Kutai Barat Provinsi, Kalimantan Timur mengaku dapat info dari panitia Banyumas. 

    Sehingga ia bertekad mengikuti turnamen ini, sekaligus akan mengikuti pelatihan wasit.

    “Saya mendapat info adanya turnament ini dari panitia, dan tertarik mengikuti, sekaligus akan mengikuti pelatihan wasit. 

    Saya melihat persiapan panitia cukup bagus semoga akan melahitkan atlit atlit terbaik khususnya untuk Banyumas dan Indonesia,” katanya. 

    Turnamen Panahan Tingkat Nasional yang pertama kali digelar di Banyumas mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak termasuk Sekda Banyumas, Kabid Olahraga Dinporabudpar dan Ketua Koni Banyumas,  Terpilih Ari Suprapto. (jti) 

  • Koperasi Desa Merah Putih, Menko Zulhas: Presiden Tak Ingin yang Kaya Itu-itu Saja
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 April 2025

    Koperasi Desa Merah Putih, Menko Zulhas: Presiden Tak Ingin yang Kaya Itu-itu Saja Regional 25 April 2025

    Koperasi Desa Merah Putih, Menko Zulhas: Presiden Tak Ingin yang Kaya Itu-itu Saja
    Tim Redaksi
    PURWOKERTO, KOMPAS.com –
    Menteri Koordinator Bidang Pangan
    Zulkifli Hasan
    mengumumkan bahwa pemerintah berencana membentuk antara 70.000 hingga 80.000
    Koperasi Desa Merah Putih
    .
    Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan
    pemerataan ekonomi
    di seluruh lapisan masyarakat, sehingga tidak hanya dikuasai oleh segelintir individu.
    “Presiden ingin membangun ekonomi sesuai Pasal 33 UUD 1945, ekonomi kerakyatan, gorong royong,” kata Zulhas dalam sambutannya saat pengukuhan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan, yang berlangsung bersamaan dengan peringatan puncak Harlah ke-91 GP Ansor di GOR Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Kamis (24/4/2025).
    Zulkifli menegaskan bahwa presiden tidak ingin kekayaan hanya berputar di tangan 5, 6, atau 10 orang saja.
    “Perlu ada pemerataan dan itu paling cepat dibangun dari desa. Perlu ada kesetaraan, perlu ada kekayaan yang berputar, tidak hanya itu-itu saja,” lanjutnya.
    Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat membangun ekosistem perekonomian yang kuat di tingkat desa.
    “Dibangun satu ekosistem, tidak hanya swasembada beras atau jagung, tapi dibangun ekosistem yang bisa menggerakkan perekonomian desa,” ujar Zulhas.
    Zulhas juga menambahkan bahwa pemerintah akan belajar dari pengalaman kegagalan Koperasi Unit Desa (KUD) pada masa Orde Baru dan berupaya untuk menyempurnakannya melalui Koperasi Desa Merah Putih.
    “Belajar dari yang dibangun Pak Harto namanya KUD, kita sempurnakan, kita bangun 70.000 sampai 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Seluruh kegiatan ekonomi desa akan ditangani, mulai dari sembako, pupuk, dan sebagainya,” jelasnya.
    Dalam rencana tersebut, koperasi juga akan dilengkapi dengan fasilitas seperti mesin pengering hasil bumi untuk daerah agraris dan tempat penyimpanan ikan untuk daerah pesisir.
    Zulhas menambahkan bahwa seluruh kebutuhan sehari-hari masyarakat, termasuk elpiji, juga akan dikelola oleh Koperasi Desa Merah Putih.
    “Pendek kata, seluruh kegiatan ekonomi desa akan dikelola Koperasi Desa. Oleh karena itu, peran Ansor sangat diperlukan, apa saja kalau Ansor sudah mendukung insyaallah akan sukses,” tutup Zulhas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketum GP Ansor: Siapa Ganggu Pangan, Berhadapan dengan 100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan!
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 April 2025

    Ketum GP Ansor: Siapa Ganggu Pangan, Berhadapan dengan 100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan! Regional 25 April 2025

    Ketum GP Ansor: Siapa Ganggu Pangan, Berhadapan dengan 100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan!
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Ketua Umum Pimpinan Pusat
    GP Ansor
    , H. Addin Jauharudin, menggelorakan semangat perjuangan ketahanan pangan nasional dalam pengukuhan “100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan” di Lapangan GOR Satria, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (24/4/2025). 
    Acara akbar ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah, antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor (2000–2011), Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, serta Bupati Banyumas Sadewo Tri Listiono yang menjadi tuan rumah kegiatan.
    Dalam orasinya, Addin menegaskan bahwa Ansor dan Banser siap menjadi garda terdepan menjaga ketahanan pangan Indonesia.
    “Barang siapa yang mengganggu ketahanan pangan, maka akan berhadapan dengan Banser Patriot Ketahanan Pangan!,” seru Addin disambut gemuruh para kader yang memenuhi lapangan.
    Deklarasi ini menjadi tonggak penting gerakan GP Ansor dalam menjawab tantangan krisis global yang berdampak pada sektor pangan. Addin menyebut bahwa dunia tengah berada dalam badai geopolitik, dan harga pangan tak lagi bisa diprediksi dengan pasti.
    Dalam kondisi seperti ini, negara harus memilih: tergantung atau mandiri.
    “Kita tidak sedang berjalan di masa damai. Dunia panas, harga pangan seperti ombak tak tentu arah. Maka jawaban kita adalah membangun ketahanan rakyat semesta — dan itu dimulai dari pangan,” tegasnya.
    Gerakan “100 Ribu Banser Patriot Ketahanan Pangan” adalah inisiatif GP Ansor untuk menyatukan kekuatan kader di desa-desa, pesantren, dan komunitas lokal untuk membangun lumbung-lumbung kemakmuran.
    Di Banyumas, langkah awal dimulai dengan pembentukan pasukan Banser berseragam lapangan dan mengenakan caping sebagai simbol kesiapan mereka mengabdi di ladang-ladang dan sawah.
    “Kekariban kader Ansor dengan cangkul dan lumpur adalah bagian dari strategi ketahanan bangsa. Kami bukan bintang yang sebentar muncul lalu hilang. Kami awan yang membawa hujan, menyuburkan bumi, menumbuhkan pangan, dan memakmurkan desa,” ujar Addin.
    Ia juga menegaskan, GP Ansor mendukung penuh visi Presiden Prabowo Subianto yang dianggap mampu menyatukan strategi tempur dan strategi dapur.
    “Presiden Prabowo adalah pemimpin yang bisa bicara dengan jenderal di medan perang, dan juga kepada petani di ladang garapan. Ini bukan kebetulan, ini jawaban dari Tuhan atas doa rakyat,” kata Addin.
    Di akhir pidato, Addin memberikan instruksi tegas kepada seluruh kader Ansor dan Banser:
    “Saya instruksikan, jangan pernah lelah membangun ketahanan pangan.”
    Gerakan ini tak hanya menjadi gerakan sosial, tetapi juga strategi nasional berbasis akar rumput untuk menghadapi masa depan Indonesia yang lebih mandiri dan berdaulat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.