kab/kota: Bantul

  • Kasus ISPA Merebak, Dokter: Jangan Dianggap Remeh

    Kasus ISPA Merebak, Dokter: Jangan Dianggap Remeh

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) kembali marak belakangan ini. Tak hanya di Jakarta, tetapi juga daerah lainnya termasuk Yogyakarta. Menanggapi kondisi ini, dr Farindira Vesti Rahmasari mengingatkan peningkatan kasus ISPA saat ini harus menjadi perhatian serius terutama untuk anak balita, individu pemilik komorbid, dan orang lanjut usia (lansia).

    Berdasarkan data nasional, prevalensi ISPA pada anak balita mencapai 34,2%, meningkat dibandingkan data pada survei sebelumnya.

    “Anak-anak balita dan lansia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap ISPA. Penyakit ini bahkan menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak balita,” kata dr Farindira saat ditemui Rabu (29/10/2025).

    “Kalau kita lihat dari data Dinas Kesehatan Yogyakarta,  khususnya di Kabupaten Bantul, kasus ISPA naik hingga dua kali lipat dibandingkan 2024,” tambahnya.

    Dokter Farindira menilai kenaikan kasus ISPA ini, selain karena cuaca yang tidak menentu  dan polusi udara juga dikarenakan meningkatnya aktivitas masyarakat pascapandemi. Ia menekankan, jika tidak segera ditangani, ISPA bisa berkembang menjadi komplikasi berat seperti bronkitis, pneumonia, hingga gagal napas.

    “Infeksi yang awalnya hanya di saluran pernapasan atas bisa berkembang menjadi radang paru, dan dalam kondisi berat dapat menyebar ke organ lain hingga menyebabkan sepsis. Kondisi ini berbahaya karena bisa menyebabkan penurunan kesadaran bahkan kematian,” tegasnya.

    Sebagai langkah pencegahan Farindira mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah bepergian atau saat batuk dan bersin, menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau siku bagian dalam jika sedang batuk atau bersin, menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau siku bagian dalam.

    “Pakai masker saat berada di tempat yang ramai atau ketika ada orang sakit. Jangan lupa vaksinasi, seperti vaksin influenza dan pneumonia karena ini membantu menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan berat. ISPA bukan penyakit sepele,” tutup dr Farindira.

  • 4
                    
                        DMI: Warung Bakso Babi di Bantul Puluhan Tahun Jualan Tanpa Keterangan Nonhalal
                        Regional

    4 DMI: Warung Bakso Babi di Bantul Puluhan Tahun Jualan Tanpa Keterangan Nonhalal Regional

    DMI: Warung Bakso Babi di Bantul Puluhan Tahun Jualan Tanpa Keterangan Nonhalal
    Editor
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Warung bakso di Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi sorotan publik setelah terpasang spanduk besar bertuliskan “BAKSO BABI” disertai logo Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ngestiharjo.
    Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI Ngestiharjo, Ahmad Bukhori, menjelaskan bahwa pemasangan spanduk tersebut dilakukan bukan untuk melarang penjualan, melainkan untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat, khususnya umat Islam.
    Bukhori mengatakan, penjual bakso tersebut telah lama berjualan dan dikenal masyarakat sekitar sejak tahun 1990-an.
    “Penjual bakso itu awalnya jualan keliling kampung pada tahun 1990-an. Kemudian baru memiliki lapak di Ngestiharjo sekitar tahun 2016,” kata Bukhori, dilansir dari
    Tribunjogja.com
    , Senin (27/10/2025).
    Menurutnya, keresahan masyarakat muncul pada akhir tahun 2024 ketika banyak pelanggan, termasuk yang berhijab, tidak mengetahui bahwa bakso yang dibeli mengandung daging babi.
    “Kami baru membahasnya di kepengurusan DMI sekitar Desember 2024 atau awal Januari 2025. Muncul keresahan karena ada penjual bakso nonhalal yang tidak mencantumkan informasi bahwa produknya nonhalal,” ujar Bukhori.
    Ia menyebutkan, sebagian warga memang mengetahui bahwa bakso tersebut berbahan babi, tetapi banyak pembeli dari luar daerah yang tidak tahu.
    “Beberapa orang yang tinggal di daerah sana tahu kalau itu bakso nonhalal. Tapi kadang tidak semua bisa memberitahu pembeli, apalagi yang dari luar,” jelasnya.
    Melihat situasi itu, DMI Ngestiharjo melakukan pendekatan melalui perangkat wilayah dan pengurus RT setempat sejak awal 2025.
    “Dari perangkat pemangku wilayah sudah menyarankan penjual untuk memasang spanduk bahwa makanannya mengandung bahan nonhalal,” kata Bukhori.
    Namun, menurutnya, penjual sempat merasa keberatan.
    “Karena kalau ditulis ‘bakso babi’, kan pembelinya otomatis berkurang. Jadi penjual hanya bilang iya-iya saja. Setelah beberapa kali teguran, penjual hanya memasang tulisan ‘B2’ di kertas HVS, itu pun kadang dipasang, kadang tidak,” ungkapnya.
    Akhirnya, DMI Ngestiharjo memutuskan untuk memasang spanduk besar bertuliskan “BAKSO BABI” dengan logo DMI Ngestiharjo.
    “Proses pemasangan dilakukan atas seizin pemilik usaha bakso babi. Bahkan pemilik usaha kooperatif,” kata Bukhori.
    Pemasangan spanduk pertama dilakukan pada Februari 2025. Namun, video keberadaan spanduk tersebut baru viral pada akhir Oktober 2025 karena adanya logo DMI di dalamnya.
    “Begitu dipasang, akhir Oktober ini ada seseorang yang membuat video dan viral karena ada logo DMI. Ada yang berpendapat, ‘kok bakso babi ada logo DMI, apakah DMI mendukung jualan babi?’ Ternyata ada miskomunikasi, jadi viral,” tutur Bukhori.
    Untuk menghindari salah tafsir, spanduk versi pertama kemudian diganti dengan versi baru  pada Jumat (24/10/2025).
    Bukhori menegaskan, pemasangan spanduk dilakukan sebagai langkah edukatif agar masyarakat mengetahui dengan jelas bahwa bakso tersebut tidak halal.
    “Kalau satu kampung mungkin sudah tahu, tapi beda padukuhan atau masyarakat luar belum tentu tahu,” ujarnya.
    Ia juga mengacu pada Pasal 93 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, yang mewajibkan pelaku usaha mencantumkan keterangan tidak halal pada produk yang mengandung bahan haram.
    “Tujuannya agar masyarakat terlindungi dan tahu produk yang dikonsumsi,” kata Bukhori.
    Sementara itu, penjual bakso berinisial S enggan memberikan keterangan saat hendak diwawancarai awak media.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang 3 Hari ke Depan di Yogyakarta

    Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang 3 Hari ke Depan di Yogyakarta

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengimbau masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang dalam tiga hari ke depan, mulai Selasa (28/10/2025) hingga Kamis (30/10/2025).

    Menurut prediksi BMKG, pada Selasa (28/10/2025), hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara. Kondisi serupa diperkirakan masih berlangsung pada Rabu (29/10/2025).

    Sementara itu, pada Kamis (30/10/2025), hujan sedang hingga lebat diperkirakan melanda hampir seluruh wilayah DIY. “Memasuki musim hujan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” tulis BMKG Yogyakarta dalam keterangan resminya.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan genangan air, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

    Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak berteduh di bawah pohon atau baliho saat hujan deras disertai petir dan angin kencang, serta memastikan kondisi atap, talang air, dan instalasi listrik rumah dalam keadaan baik guna mencegah kebocoran maupun korsleting listrik.

    BMKG Yogyakarta mengajak masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui aplikasi InfoBMKG, laman resmi BMKG, dan akun media sosial resmi BMKG agar dapat melakukan langkah antisipatif lebih dini.

  • Kedapatan Mencuri Uang, Warga Asal Bantul Dihajar Massa di Gresik

    Kedapatan Mencuri Uang, Warga Asal Bantul Dihajar Massa di Gresik

    Gresik (beritajatim.com)- Naas dialami Muhammad Ardian Kurniawan (34) warga asal Bantul, Yogyakarta, pelaku pencurian uang di meja kasir Indomaret, Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik. Pria ini nekad mencuri uang di siang bolong sebelum akhirnya babak belur di massa warga kemudian diringkus polisi.

    Aksi pencurian tersebut terjadi Senin (27/10) setelah Satreskrim Polres Gresik menerima laporan dari masyarakat. Ada pelaku pencurian diamankan warga. Tim segera menuju ke lokasi, dan mengamankan pelaku tanpa perlawanan.

    Kronologis pelaku dimassa warga usai kepergok mencuri uang bermula. Karyawan Indomaret Lina Febriana (23) bersama rekannya Vika sedang berjaga. Tiba-tiba ada seorang pria masuk mengenakan kaos hitam, celana pendek hitam, dan membawa tas ransel warna hitam.

    Awalnya, pelaku berpura-pura ingin menarik uang di kasir. Namun, setelah diberi tahu bahwa transaksi tarik tunai tidak bisa dilakukan. Pelaku justru nekat mengambil uang tunai sekitar Rp 3 juta yang terletak di meja kasir.

    Kaget dengan tindakan pelaku, kedua karyawan Indomaret itu berteriak meminta bantuan. Warga sekitar yang mendengar teriakan korban segera mengejar dan berhasil menangkap pelaku tak jauh dari lokasi kejadian.

    Tanpa dikomando warga menghajar pelaku berkali-kali hingga babak belur. Beruntung aksi warna yang beringas dicegah tim Resmob Satreskrim Polres Gresik.

    “Pelaku diamankan warga usai nekat mengambil uang tunai di meja kasir Indomaret. Saat tim tiba di lokasi, pelaku langsung dibawa ke Mapolres Gresik untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kasatreskrim AKP Abid Uais, Selasa (28/10/2025).

    Selain mengamankan pelaku, barang bukti uang tunai Rp 3 juta dan kaus hitam yang digunakan pelaku turut disita polisi.

    “Saat ini pelaku telah ditahan di Mapolres Gresik dan dijerat Pasal 362 KUHP tentang tindak pidana pencurian dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara,” ungkap Abid.

    Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menuturkan, pihaknya terus berkomitmen menjaga situasi kamtibmas tetap aman dan kondusif. Setiap laporan masyarakat akan langsung kami tindaklanjuti dengan cepat dan profesional.

    “Masyarakat dapat melaporkan temuan tindak pidana melalui hotline “Lapor Cak Roma” di nomor 0811-8800-2006 atau langsung ke kantor polisi terdekat,” pungkasnya. [dny/aje]

  • Video Viral Lampion di Pantai Gua Cemara Bantul Dibantah: “Tidak Ada Hujan Api”
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        28 Oktober 2025

    Video Viral Lampion di Pantai Gua Cemara Bantul Dibantah: “Tidak Ada Hujan Api” Yogyakarta 28 Oktober 2025

    Video Viral Lampion di Pantai Gua Cemara Bantul Dibantah: “Tidak Ada Hujan Api”
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Desa Wisata Pantai Gua Cemara, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bayu Sujaka, membantah kabar yang beredar di media sosial terkait video viral acara Festival Lampion di pantai tersebut.
    Bayu menegaskan bahwa tidak ada peristiwa kebakaran maupun “hujan api” seperti yang ramai diberitakan warganet.
    “Kalau ada dari medsos mengabarkan Goa Cemara terbakar, mau pesta lampion malah jadi pesta api mungkin kurang pengetahuan dan belum tahu kejadian sebenarnya seperti apa. Tidak ada hujan api,” kata Bayu saat dihubungi wartawan, Senin (27/10/2025).
    Bayu menjelaskan, pelaksanaan festival sebenarnya berjalan lancar, meski sempat terkendala perubahan arah angin.
    Sebelum acara dimulai, pihak panitia telah melakukan uji coba menerbangkan lampion dan berjalan sukses karena angin mengarah ke barat daya.
    Namun, saat acara berlangsung, arah angin berubah ke selatan sehingga banyak lampion yang tersangkut di pohon sekitar pantai.
    “Bangunan dan pohon yang terbakar tidak ada, hanya ada payung stand yang kena tetesan api lampion dan itu bolong kecil saja,” ujarnya.
    Bayu memastikan tidak ada kerusakan berarti akibat peristiwa tersebut. Satu-satunya kerusakan hanyalah payung salah satu pedagang yang bolong kecil akibat tetesan api dari lampion.
    “Payung stand bakso tusuk kena tetesan api lampion juga langsung diganti rugi Rp 300.000,” kata dia.
    Ia menegaskan bahwa seluruh persoalan telah diselesaikan secara baik, termasuk ganti rugi kepada pedagang yang terdampak.
    Bayu menambahkan, pembersihan sampah usai acara sempat tertunda karena hujan deras yang mengguyur kawasan pantai. Pihaknya baru bisa melakukan pembersihan pada Senin pagi.
    “Sampah-sampah ini sebagian dijual, karena kebanyakan sampah plastik,” ucapnya.
    Bayu juga menyatakan kesiapan pihaknya untuk kembali menjadi tuan rumah acara serupa.
    “Kita sebagai panitia Goa Cemara siap menerima event tersebut setiap tahun,” kata dia dikutip dari akun Instagram Pemkab Bantul.
    Sementara itu, Kepala Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi, membenarkan adanya insiden beberapa lampion yang jatuh di sekitar lokasi.
    “Memang ada lampion yang mengenai pohon terus jatuh saat masih nyala,” ujar Markus, yang akrab disapa Ipung, saat dihubungi Senin (27/10/2025).
    Menurutnya, hal tersebut terjadi karena arah angin berubah dan beberapa lampion belum terbang sempurna.
    “Saat terbang belum sempurna terus jatuh karena perbedaan tekanan udara atau angin,” jelasnya.
    Ipung memastikan bahwa dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka, dan secara umum pelaksanaan Festival Lampion Terbang Jogja “Lanterne Festival de Paris” berlangsung lancar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Festival Lampion di Bantul Berubah Jadi Hujan Api, Pohon Cemara Terbakar

    Festival Lampion di Bantul Berubah Jadi Hujan Api, Pohon Cemara Terbakar

    Liputan6.com, Jakarta Festival Lampion Terbang Jogja ‘Lanterne Festival de Paris’ yang berlangsung di Pantai Goa Cemara, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta berujung musibah. Sejumlah lampion yang diterbangkan menjadi ‘hujan api’, tersangkut di pohon cemara dan ada juga yang mengenai payung pedagang.

    Peristiwa ini viral di media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat banyak lampion tersangkut di pohon cemara.

    “Kalau dari laporan yang masuk, payung milik pedagang bakso tusuk tertimpa lampion mengalami kerusakan kecil. Kami sudah memberikan ganti rugi dua kali dari harga pasaran,” kata Ketua Desa Wisata Pantai Goa Cemara, Bayu Sujaka, Senin (27/10/2025).

    Sedangkan lampion yang tersangkut di Pohon Cemara Laut memang menyebabkan banyak ranting terbakar. Namun Bayu memastikan, tidak keseluruhan pohon terbakar. Pasalnya sebelum gelaran festival, hujan mengguyur seharian sehingga pepohonan dalam kondisi basah.

    Laporan yang sama juga disampaikan Kabid Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Markus Purnomo Adi. Menurutnya beberapa lampion yang menyangkut pohon karena adanya perubahan angin saat festival yang berlangsung Sabtu (25/10/2025) malam.

    Disebutkan memang beberapa tenda warung terkena api, namun tidak ada yang sampai kebakaran.

    Markus menjelaskan, dua minggu sebelum pelaksanaan festival, pihaknya sudah melakukan uji coba dan angin memang mengarah ke arah utara dan barat. Perlu diketahui, jajaran pohon cemara laut berada di sisi utara pantai. Meskipun angin ke utara dan barat, namun lampion dipastikan tidak tersangkut ke pohon cemara.

    “Saat hari pelaksanaan, kemungkinan arah angin berubah, sehingga membawa lampion mengarah ke pohon cemara. Panitia saat itu juga langsung menangani sehingga tidak menyebabkan kerusakan besar,” jelasnya.

    Markus sebelumnya mengatakan festival lampion di pesisir laut selatan Bantul merupakan agenda rutin tahunan. Lanterne Festival de Paris bukan sekadar festival lampion, melainkan perayaan harapan, cinta dan kebersamaan masyarakat.

    Tahun-tahun sebelumnya festival ini diselenggarakan di Pantai Parangtritis yang memiliki area pasir yang lebih luas dan jarak pohon cemara jauh agak ke pinggir jalan. Karena berkaitan dengan restorasi gumuk pasir, lokasi acara dikatakan Markus harus berpindah ke Goa Cemara.

    “Sabtu malam lalu, festival lampion dikunjungi nyaris 12 ribu pengunjung dan menerbangkan 3.000 lampion. Angka pengunjung ini naik dari tahun sebelumnya yang di angka 8 ribu orang,” terangnya.

    Sebagai evaluasi, Markung menyebut pihaknya tetap mengusulkan agenda tahunan ini digelar di Pantai Parangtritis, namun kuota pengunjung dibatasi. Semisal untuk pengunjung semisal dibatasi 5 ribu orang dan menerbangkan 3 ribu lampion.

  • Hari Listrik Nasional: Tanggal Peringatan, Sejarah hingga Fakta Menarik – Page 3

    Hari Listrik Nasional: Tanggal Peringatan, Sejarah hingga Fakta Menarik – Page 3

    Dalam perjalanannya, sektor ketenagalistrikan Indonesia mengalami perkembangan pesat. Dari awalnya hanya mengandalkan pembangkit kecil di kota-kota besar, kini jaringan listrik telah menjangkau hampir seluruh wilayah nusantara.

    PT PLN (Persero) sebagai perusahaan negara yang bertanggung jawab atas penyediaan tenaga listrik nasional terus berinovasi dalam menciptakan akses energi yang merata. Upaya itu mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, surya, hingga angin sejalan dengan komitmen pemerintah menuju energi bersih dan berkelanjutan.

    Peringatan Hari Listrik Nasional ke-80 tahun ini mengusung semangat “Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan.” Melalui program ini, PLN menyalakan harapan bagi lebih dari delapan ribu keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia.

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menuturkan, inisiatif tersebut merupakan bentuk nyata kepedulian PLN terhadap masyarakat yang hingga kini belum menikmati terang listrik.

     “Hari Listrik Nasional menjadi hari yang membawa terang bagi masyarakat,” ujar dia.

    Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, turut mengapresiasi program ini dan menilai bahwa listrik bukan hanya kebutuhan rumah tangga, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan ekonomi daerah.

    Di balik perkembangan teknologi dan sistem kelistrikan yang semakin maju, semangat gotong royong tetap menjadi fondasi utama PLN. Dalam setiap peringatan Hari Listrik Nasional, insan PLN di seluruh Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya menyalakan lampu, tetapi juga menyalakan harapan.

    Melalui berbagai kegiatan sosial, seperti bantuan sambungan listrik gratis bagi keluarga prasejahtera dan perbaikan rumah ibadah, PLN terus membuktikan listrik bukan sekadar energi, melainkan bagian dari kehidupan yang membawa kesejahteraan.

    80 Tahun Terang untuk Negeri

    80 tahun perjalanan kelistrikan Indonesia adalah kisah tentang cahaya, perjuangan, dan pengabdian. Cahaya yang dahulu menjadi simbol kemerdekaan kini menjelma menjadi sumber kehidupan modern bangsa.

    Di tengah perubahan zaman, semangat Hari Listrik Nasional tetap sama  menerangi negeri, menumbuhkan harapan, dan memastikan setiap sudut Indonesia mendapatkan hak yang sama untuk hidup dalam terang.

     

     

     

  • Taufiq Supriadi Buktikan Inovasi Bisa Dimulai dari RT, Wujudkan Lingkungan Mandiri dan Produktif – Page 3

    Taufiq Supriadi Buktikan Inovasi Bisa Dimulai dari RT, Wujudkan Lingkungan Mandiri dan Produktif – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua RT 8/RW 4 Malaka Jaya, Jakarta Timur (Jaktim) Taufiq Supriadi memaparkan berbagai inovasi yang dikembangkan di wilayahnya dalam upaya mewujudkan lingkungan yang mandiri, produktif, dan berdaya melalui transformasi sosial, ekonomi, serta digitalisasi.

    Dalam paparannya, Taufiq menyampaikan, Rukun Tetangga (RT) bukan hanya satuan administrasi dan satuan hidup terkecil, namun juga satuan kehidupan sosial dan ekonomi dan etika masyarakat berasal. Menurutnya, RT seharusnya mampu menjadi pusat inovasi bukan sekedar pusat administrasi.

    Ia menyampaikan, dulu, tugas RT hanya mengurusi daerah warga dan belum menjadi penggerak sosial ekonomi masyarakat sekitar. Sejak menjabat pada tahun 2023, Taufiq dan warga RT 08 telah menyusun Blueprint pembangunan RT 2023-2029 yang berfokus pada empat hal

    “Kami sejak menjadi RT dua tahun lalu, 2023, Kami membangun RT 2023 sampai 2029. Jadi, kita membuat blueprint. Di sana, di dalamnya ada kata-kata pangan, kemudian ekonomi, perlindungan, dan digitalisasi. Kita punya moto Bersama Tumbuh Maju,” ujar Taufiq di acara Jakarta Innovate The City, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Ia menjelaskan, program yang dijalani tidak menunggu program dari pemerintah di atas namun menggagas dari lingkup terkecil yang sedang dipegangnya.

    Menurut Taufiq, inovasi yang sedang dijalani mencakup berbagai bidang, mulai dari pengelolaan sampah berbasis biopori, kolam gizi warga, hingga aplikasi digital RT online untuk pendataan warga.

    Selain itu, Taufiq juga menginginkan adanya Monumen Energi Surya Nasional atau Solar Learning Point di Kawasan padat Penduduk, yang dibangun di atas rumah sebagai bentuk edukasi energi terbarukan.

    “Solar Learning Point pertama di Jakarta ini bertujuan untuk penerangan warga dan edukasi energi. Di tempat kami sudah dipasang beberapa panel surya sebagai contoh, namun belum untuk kolam budidaya milik warga untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan pangan di Kawasan padat penduduk” terang dia.

    Menyambut Hari Santri, kita tengok inovasi para santri di Bantul, DIY yang sukses mengubah sampah menjadi cuan. Sampah rongsok berhasil disulap jadi biogas BBM, pupuk, hingga perabot rumah tangga. Berikut Berani Berubah, Olah Sampah, Santri Cuan Juta…

  • 3
                    
                        Siti Bertahan Meski Omzet Usahanya Nol: Demi 7 Orang Karyawan, Banting Setir Jadi Daycare di Bantul
                        Yogyakarta

    3 Siti Bertahan Meski Omzet Usahanya Nol: Demi 7 Orang Karyawan, Banting Setir Jadi Daycare di Bantul Yogyakarta

    Siti Bertahan Meski Omzet Usahanya Nol: Demi 7 Orang Karyawan, Banting Setir Jadi Daycare di Bantul
    Tim Redaksi

    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Suara mesin pemotong kayu terdengar dari sebuah sudut rumah di Mantub, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 
    Rumah ini memproduksi mainan anak edukasi.
    Seorang pekerja tampak memotong kayu menjadi bagian lain. Pekerja lainnya tampak mengecat bagian permainan.
    Suasana ini terasa sepi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda di tahun 2020. Lebih dari separuh karyawan “Yungki Edutoys” terpaksa di-PHK.
    Siti Rahma Yuliati (63), pemilik usaha kerajinan mainan edukatif berbahan baku kayu “Yungki Edutoys”, menceritakan perjalanan bisnisnya yang tak mudah.
    Pembuatan permainan edukatif anak ini dibuat sepenuhnya dengan kekuatan tangan dan kreatifitas manusia.
    Pengrajin awalnya membuat pola terlebih dahulu, kemudian memotongnya menggunakan gergaji mesin.
    Setelah itu, digergaji mengikuti pola, dan akan dibuat berapa banyak.
    “Setelah ditempel dilem, kemudian yang alas tadi kita gosok, lalu kita plamir dan kita cat sesuai dengan warna untuk dasar,” kata Siti saat ditemui wartawan di bengkelnya, Senin (20/10/2025).
    “Di dalamnya puzzle tadi tergantung, misal kelinci mau warna putih saja, lalu kita potong dan cat sesuai warna putih. Tapi kalau mau banyak warna, kita cat sesuai dengan warna-warnanya,” kata Siti.
    Siti menceritakan, usahanya ini dimulai tahun 2010. Awalnya mereka berusaha di dalam bengkelnya di rumah.
    “Halaman belakang untuk proses produksi, garasi untuk usaha,” katanya.
    Pada masa kejayaan ‘Yungki Edutoys’ mampu memproduksi 200 jenis mainan edukatif berbahan baku kayu, dengan omzet mencapai puluhan hingga ratusan juta per bulannya.
    “Untuk harganya mulai Rp 10.000 sampai yang paling mahal dari bahan kayu RDF Rp 400-500.000,” kata dia.
    Siti mengatakan, usahanya mampu memproduksi ratusan jenis mainan edukatif berbahan baku kayu, salah satunya puzzle hewan, tetapi tidak bertahan lama.
    Saat Covid-19 melanda dunia tahun 2020, usahanya pun mengalami penurunan.
    “Sekarang bisa dikatakan nol, jadi kalau kita dulu sebelum Covid-19 itu banyak omzetnya. Tapi setelah Covid-19, kita kan pasarnya di sekolah-sekolah, jadi mereka dapat bantuan dari sekolah,” kata dia.
    Mereka pun harus berpindah-pindah lokasi usaha dan baru menempati lokasi saat ini 3 tahun terakhir.
    Saat ini, dirinya hanya melayani pemesanan perorangan dengan jumlah yang terbatas dengan omzet yang jauh sekali dari sebelum pandemi.
    “Kalau sekolah tidak ada (pemesanan). Omzet? Ya sebulan omzet sekitar Rp 10 juta,” ucap dia.
    Siti mengatakan, pihaknya saat ini lebih banyak mengikuti pameran dan mulai merambah ke penjualan online.
    Namun demikian, tidak mudah karena penjualan mainan edukatif anak produksinya sedikit peminatnya.
    Untuk bertahan di tengah badai ketidakpastian usaha, dirinya mulai merumahkan karyawan.
    Sebab, stok pembuatan saat sebelum Covid-19 masih ada.
    Pihaknya tetap mempertahankan usaha meski dengan pendapatan minim karena harus bertanggung jawab terhadap belasan karyawannya saat itu.
    Sampai akhirnya pilihan terakhir harus merumahkan karyawan.
    KOMPAS.com/Markus Yuwono Pemilik rumah produksi permainan anak Siti Rahma Yuliati (63) ditemui wartawan di bengkelnya, Senin (20/10/2025).
    “Jadi kita pengeluarannya cuma untuk bayar tukang dan cat. Tapi lama-kelamaan saya sudah tidak tahan, keuangan tidak ada karena barang menumpuk banyak. Jadi seperti mati suri, dari pemerintah jarang membeli,” kata Siti.
    “Mulai bulan April 2025 saya liburkan karyawan, saya gaji 50 persen dan orang-orang tertentu ada 7 orang yang tetap bekerja,” kata dia.
    Siti menyebut, dirinya akan memperluas usaha untuk daycare atau penitipan anak.
    Harapannya, karyawan yang bertahan tetap bisa bekerja.
    “Jadi yang tujuh orang tadi buat meja kursi untuk usaha yang lain. Daycare insya Allah Januari 2026 baru buka. Ya mau gimana lagi, harus beralih jualan produk anak-anak yang lain seperti sarana dan prasarana daycare,” kata dia.
    Salah seorang warga, Edo, mengaku mengagumi permainan anak jenis puzzle.
    Anaknya yang saat ini duduk di bangku TK diperkenankan permainan ini agar tidak terlalu dekat dengan gawai.
    “Iya, sudah beli beberapa biar tidak hanya mainan tablet,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kentongan Kayu Raksasa di Rumah Makan Yogya Tewaskan Bocah 6 Tahun

    Kentongan Kayu Raksasa di Rumah Makan Yogya Tewaskan Bocah 6 Tahun

    Liputan6.com, Yogya – Seorang anak 6 tahun pengunjung rumah makan di Kulon Progo Yogya tertimpa kentongan raksasa hingga meninggal dunia, Minggu (19/10/2025). Kentongan kayu berukuran tinggi 2 meter dan lebar 1 meter itu bagian dari property milik Rumah Makan Kopi Ingkar Janji.

    Jajaran Polres Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan akan melakukan pendalaman terkait kasus ini. Manajer RM Kopi Ingkar Janji Muhammad Arif Ridho mengatakan, seluruh pegawai terpukul dan berduka atas kejadian ini.

    Bocah perempuan asal Bantul, Ayunda Iswari Sekar Kinanti (6) tewas usai tertimpa kentongan kayu yang sebelumnya dibuat bermain-main ayunan.

    Kinanti dinyatakan tewas setelah mendapatkan perawatan di RS PKU Nanggulan.

    “Kami terpukul atas kejadian ini. Sekarang kami tengah fokus mengupayakan apa yang terbaik bagi keluarga almarhum. Kami siap bertanggung jawab,” kata Arif.