kab/kota: Bantul

  • Liburan Nataru, Ada Diskon 30% Berwisata di Deretan Desa Wisata Ini

    Liburan Nataru, Ada Diskon 30% Berwisata di Deretan Desa Wisata Ini

     

    Liputan6.com, Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghadirkan promo spektakuler untuk tiket masuk Desa Bakti BCA melalui fitur Lifestyle di aplikasi myBCA. Melalui program menarik ini, perseroan menegaskan komitmennya untuk memajukan potensi desa wisata di Indonesia, sekaligus menghadirkan kemudahan bagi nasabah dan masyarakat dalam menikmati momen akhir tahun yang berkualitas bersama orang-orang tercinta.

    Tren kunjungan wisata ke desa-desa wisata terus menunjukkan peningkatan. Secara khusus, pertumbuhan angka wisatawan di Desa Bakti BCA tumbuh sekitar 11% YoY sepanjang 2024. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, BCA memberikan diskon 30% agar memudahkan nasabah dan masyarakat mewujudkan pengalaman berwisata di berbagai Desa Bakti BCA. Program promosi berlaku untuk periode pembelian selama 22 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.

    “BCA menyadari bahwa desa wisata memiliki peran strategis sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Oleh karena itu, kami secara konsisten menjalankan serangkaian program pembinaan dan pemberdayaan, termasuk promosi, di Desa Bakti BCA agar dapat berkembang secara berkelanjutan. Sebagai bagian dari upaya ini, BCA menghadirkan diskon spesial paket wisata di Desa Bakti BCA untuk memudahkan masyarakat menikmati pengalaman wisata yang berkesan, terutama pada momen liburan akhir tahun,” kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, Sabtu (20/12/2025).

    Untuk memperoleh diskon ini, nasabah BCA harus memesan tiket wisata Desa Bakti BCA dengan memilih kategori menu “MKP Tiket Wisata” dan subkategori “Desa Wisata” pada fitur Lifestyle myBCA.

    Saat melakukan transaksi, nasabah BCA perlu memasukkan kode voucher BCAWISATA2025 di halaman pembayaran. Besaran diskon yang akan diperoleh nasabah adalah sebesar 30%, dengan maksimum diskon Rp30.000. Promo ini berlaku untuk minimal transaksi senilai Rp100.000. Informasi lebih lengkap dapat diakses melalui “bca.id/wisatayuk”.

    Potongan harga tersebut dapat digunakan untuk mengunjungi pilihan Desa Bakti BCA yaitu Wisata Wayang Desa Wukirsari, YogyakartaWisata Wayang Desa Wukirsari, yang terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, menyajikan perpaduan menarik antara keindahan alam dan kekayaan budaya.

    Di kampung ini, pengunjung dapat mempelajari proses pembuatan wayang kulit (menatah), menyaksikan pertunjukan wayang, bermain gamelan, hingga menikmati keseruan sepak bola sawah khas masyarakat setempat.

     

     

  • Contraflow di Tol Japek-Jagorawi Mulai Hari Ini, Catat Waktunya

    Contraflow di Tol Japek-Jagorawi Mulai Hari Ini, Catat Waktunya

    Jakarta

    Kementerian Perhubungan melakukan rekayasa lalu lintas di sejumlah ruas tol Jagorawi dan Jakarta-Cikampek (Japek) jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Simak jadwalnya!

    Rekayasa lalu lintas dimulai hari ini. Penerapan contraflow disesuaikan dengan kondisi jalan, serta berdasarkan pertimbangan Korlantas Polri.

    Berikut ini jadwal penerapan contraflow, seperti dikutip dari akun instagram @kemenhub151.

    Tol Jakarta-Cikampek (Arah Cikampek KM 47 – KM 70)

    19 Desember 2025: 16.00-24.00 WIB23 Desember 2025: 16.00-24.00 WIB24 Desember 2025: 16.00-24.00 WIB26 Desember 2025: 06.00-14.00 WIB28 Desember 2025: 06.00-14.00 WIB

    Tol Jakarta-Cikampek (Arah Jakarta KM 70 – KM 47)

    21 Desember 2025: 18.00-24.00 WIB26 Desember 2025: 18.00-24.00 WIB27 Desember 2025: 18.00-24.00 WIB28 Desember 2025: 18.00-24.00 WIB29 Desember 2025 – 1 Januari 2026: 00.00-08.00 WIB dan 18.00-24.00 WIB

    Tol Jagorawi (Arah Jakarta KM 21 – KM 8)

    21 Desember 2025: 14.00-19.00 WIB23-26 Desember 2025: 14.00-19.00 WIB2-4 Januari 2026: 14.00-19.00 WIB

    Puncak arus mudik

    Plt Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Ahmad Yani, menyampaikan prediksi puncak arus mudik libur Natal dan tahun baru 2025. Dia mengatakan ada dua kali puncak arus mudik pada Natal dan tahun baru.

    “Kemudian puncak mudik di darat diperkirakan antara tanggal 24 dan 25 (Desember 2024), itu puncak pertama. Puncak keduanya tanggal 30 dan 31 (Desember 2024),” kata Ahmad Yani saat jumpa pers di kantornya, Kamis (12/12/2024).

    Ahmad juga mengatakan 45 persen masyarakat diprediksi melakukan perjalanan ke tempat wisata saat akhir tahun. Dia mengatakan pemerintah sudah mengantisipasi kepadatan lalin di sejumlah tempat wisata.

    “Hasil survei yang dilakukan BKT lebih dari 45 persen di Nataru ini melakukan perjalanan ke tempat wisata. Kita harus mewaspadai lokasi yang dominan di setiap daerah,” jelasnya.

    “Contoh di Jabar ada dua paling menarik untuk orang bepergian di sana, Puncak, kedua Lembang. Ketiga di Jateng ada Dieng, di Jatim ada Batu, di Jogja ada Bantul tempat wisata baru,” imbuhnya.

    Ahmad juga menyampaikan prediksi arus balik. Dia mengatakan puncak arus balik akan terjadi pada awal Januari 2025.

    “Arus baliknya perkiraan kita mulai tanggal 1 dan 2 (Januari 2025),” ujarnya.

    (riar/din)

  • Kronologi Lengkap Terbongkarnya Kebun Ganja di Jombang dan Munculnya Empat Tersangka

    Kronologi Lengkap Terbongkarnya Kebun Ganja di Jombang dan Munculnya Empat Tersangka

    Jombang (beritajatim.com) – Kronologi lengkap terbongkarnya kebun ganja di rumah kontrakan Desa Mojongapit Kecamatan/Kabupaten Jombang diungkap secara gambling oleh Sat Resnarkoba Polres Jombang. Termasuk munculnya empat tersangka dalam kasus ini.

    Kasat Resnarkoba Polres Jombang Iptu Bowo Tri Kuncoro menjelaskan bahwa kasus tersebut berawal dari adanya informasi dari warga pada akhir November 2025 terkait adanya penanaman pohon ganja di sebuah rumah di Desa Mojongapit.

    Korps berseragam coklat kemudian melakukan penyelidikan terkait informasi tersebut dan sudah mendapatkan data-data TO (target operasi). Hanya saja, polisi belum bisa memastikan perkembangan pertumbuhan penanaman ganja tersebut.

    Selanjutnya pada awal Desember 2025 tim dari Sat Resnarkoba kembali mendapatkan informasi terkait peredaran biji/benih ganja. Penyelidikan Kembali diperdalam secara intens. Walhasil, pada Minggu 14 Desember, polisi membekuk YV (35) di Desa Cukir Kecamatan Diwek.

    “Dari penangkapan ini, kami berhasil menyita biji ganja dengan berat kotor 10,77 gram dan berat bersih 2,77 gram. Selain itu, kami juga menyita ponsel dan uang sisa upah memlihara tanaman ganja sebesar Rp500 ribu,” ujar Bowo saat merilis kasus itu, Kamis (18/12/2025).

    Kepada petugas, YV mengaku bahwa bibit tersebut hendak dikirim kepada R (43), warga Surabaya yang mengontrak rumah di Desa Mojongapit. Tak ingin membuang kesempatan, tim Sat Resnarkoba menggerebek rumah kontrakan tersebut pada Senin 15 Desember 2025.

    Dalam penggerebekan itu, polisi juga menangkap R. Penggeledahan pun dilakukan. Dari situ polisi tersengang karea rumah kontrakan dipenuhi tanaman ganja berbagai ukuran. Ladang ganja milik R menggunakan teknik modern greenhouse.

    Polisi menyita tanaman ganja dalam polybag (kantung plastik) sebanyak 156 batang, ganja kering 29,62 gram, ganja basah 5,16 gram, satu pack kertas rokok, serta lima buah toples berisi baceman atau fermentasi daun ganja dan alkohol.

    “Dari kontrakan R, kami juga mengamankan tiga unit tenda, enam buah lampu UV, tiga buah alat blower beserta pipanya, tujuh kipas angin, tiga thermometer, enam unit AC portable, serta timbangan elektronik,” jelasnya.

    Dari pemeriksaan terhadap YV dan R, tim melakukan pengembangan hingga muncul pasangan suami istri (pasutri) yang bertugas mendanai penanaman ganja. Mereka adalah PR (48), warga Bantul DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan istrinya, ID (40), warga Buduran Sidoarjo.

    Pasutri ini mengontrak rumah di Kota Jombang. Dalam penggerebekan rumah kontrakan PR, polisi menemukan ganja kering sebanyak 32,67 gram. “Kedua tersangka ini (suami istri) berperan sebagai otak atau pendana dari semua rangkaian proses penanaman ganja,” ungkap Bowo.

    Sang istri, lanjut Bowo, juga berperan membayar setiap ada pembelian segala macam keperluan hingga peralatan untuk penanaman ganja dan segala macam kebutuhan lainnya.

    Atas perbuatannya, ketiga tersangka (YV, R dan PR), dijerat pasal 114 ayat (1) dan (2) Jo pasal 111 ayat (1) & (2) Jo.132 UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. “Ancaman hukumannya penjara seumur hidup atau pidana penjara 5 tahun dan paling lama 20 tahun,” pungkas Bowo. [suf]

  • Tersangka Klaim Kebun Ganja di Rumah Kontrakan Jombang untuk Penelitian

    Tersangka Klaim Kebun Ganja di Rumah Kontrakan Jombang untuk Penelitian

    Jombang (beritajatim.com) – Para tersangka kasus kebun ganja di rumah kontrakan Desa Mojongapit Kecamatan/Kabupaten Jombang mengklaim bahwa tanaman bernama latin cannabis tersebut untuk penelitian. Oleh sebab itu, mereka hingga saat ini mengaku belum menjual hasil tanaman tersebut.

    Kasat Resnarkoba Polres Jombang Iptu Bowo Tri Kuncoro menjelaskan, tersangka R (43), warga Surabaya yang mengontrak rumah di Desa Mojoangapit adalah seorang peneliti tanaman. Dia memiliki kegemaran merawat tumbuh-tumbuhan.

    Dia belajar secara otodidak. Nah, gayung pun bersambut. Dia bertemu dengan PR (48), warga Bantul DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang mengotrak di Jombang. PR kemudian membiayai R untuk menanam ganja guna penelitian.

    “Tersangka R ini seorang pecinta dan peneliti tanaman. Sedangkan PR adalah penelusur sejarah dan peneliti tanaman ganja. Hasil penelitian itu dia tulis dalam buku. Mereka bukan dari lembaga mana-mana,” ujar Bowo saat pers rilis, Kamis (18/12/2025).

    Tersangka R awalnya, menanam ganja di luar ruangan. Namun hasilnya jeblok. Dia kemudian melakukan riset. Hasilnya, muncul metode greenhouse atau tertutup. R kemudian mengajukan peralatan kepada PR untuk membeli peralatan-peralatan tersebut.

    PR ketika diwawancara mengatakan bahwa dirinya melakukan penelitian tanaman ganja sejak 2012. “Saya melakukan penelitian tanaman ganja sejak 2012,” kata PR yang menganakan kaus tahanan warna oranye.

    Namun demikian, upaya tersebut harus dibayar mahal oleh PR. Pria berambut gundul ini sudah empat kali masuk penjara karena kasus penyalahgunaan ganja. Rinciannya, tiga kali di Yogyakarta, satu kali di Bali, dan kelima di Jombang.

    Apa pun alasannya, oleh Polres Jombang, tersangka PR, R dan Y dijerat pasal 114 ayat (1) & (2) Jo pasal 111 ayat (1) & (2) Jo.132 UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. “Mereka dapat dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara 5 tahun dan paling lama 20 tahun,” pungkas Bowo.

    Terungkapnya kasus ini berawal dari penangkapan terhadap Y di Desa Cukir Kecamatan Diwek pada Minggu (14/12/2025). Dari pemeriksaan terhadap Y, muncul nama R yang diduga memiliki kebun ganja skala rumahan.

    Penggerebekan pun dilakukan pada Senin (15/12/2025). R hanya menunduk sembari menunjukkan tanaman mariyuana hasil budidayanya. Selain menyita 100 batang lebih tanaman ganja, korps berseragam coklat juga menyita 5,3 kilogram daun ganja yang baru dipetik.

    Daun tersebut disembunyikan dalam wadah khusus dan diletakkan di dalam kulkas, juga beberapa toples ganja yang sudah difermentasi menggunakan alkohol. [suf]

  • Tersangka Klaim Kebun Ganja di Rumah Kontrakan Jombang untuk Penelitian

    Kasus Kebun Ganja di Rumah Kontrakan Jombang, Tersangka Jadi 4 Orang

    Jombang (beritajatim.com) – Kasus kebun ganja di rumah kontrakan Desa Mojongapit Kecamatan/Kabupaten Jombang menunjukkan perkembangan baru. Tersangka yang sebelumnya dua orang, yakni Y (35) dan R (43), kini bertambang dua orang lagi.

    Dengan begitu tersangka kasus penananaman ganja dengan system greenhouse tersebut menjadi empat orang. Dua orang terakhir adalah pasangan suami istri (pasutri). Mereka adalah PR alias D (48) dan ID (40). PR adalah suami yang berasal dari Bantul DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).

    Sedangkan ID merupakan seorang istri yang berasal dari Kecamatan Buduran Sidoarjo. Namun keduanya mengontrak rumah di sebuah perumahan di Kota Jombang. PR dan ID dibekuk di kontrakannya tanpa perlawanan.

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan yang didampingi Kasat Resnarkoba Iptu Bowo Tri Kuncoro menjelaskan, keempat tersangka memiliki peran berbeda dalam kasus tersebut. Y dan R bertugas merawat tanaman ganja yang jumlahnya 100 batang lebih.

    Sedangkan PR bertugas menanggung pembiayaan untuk keperluan tanaman. Termasuk menggaji Y dan R setiap bulan. “Nah, istrinya ini yang belanja kebutuhan untuk tanaman. Semisal lampu, pengatur suhu serta peralatan lainnya,” ujar Kapolres Jombang.

    Terungkapnya kasus ini berawal dari penangkapan terhadap Y di Desa Cukir Kecamatan Diwek pada Minggu (14/12/2025). Dari pemeriksaan terhadap Y, muncul nama R yang diduga memiliki kebun ganja skala rumahan.

    Penggerebekan pun dilakukan pada Senin (15/12/2025). R hanya menunduk sembari menunjukkan tanaman mariyuana hasil budidayanya. Selain menyita 100 batang lebih tanaman ganja, korps berseragam coklat juga menyita 5,3 kilogram daun ganja yang baru dipetik.

    Daun tersebut disembunyikan dalam wadah khusus dan diletakkan di dalam kulkas. juga beberapa toples ganja yang sudah difermentasi menggunakan alkohol. [suf]

  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Gunungkidul, Getaran Terasa Sampai Wonogiri

    Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Gunungkidul, Getaran Terasa Sampai Wonogiri

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Gunungkidul, Kamis siang (18/12/2025), pukul 11.22.46 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Gunungkidul ini berada pada koordinat 8,82 LS-110,31 BT, dengan episenter gempa berada di laut, 97 km barat daya Gunungkidul.

    “Kedalaman gempa 13 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa dirasakan pada skala (MMI), antara lain di II-III Gunungkidul, II-III Bantul, II-III Sleman, II-III Kulonprogo, dan II Wonogiri.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Kolam terpal bulat sistem kocor diminati pembudidaya lele di Bantul

    Kolam terpal bulat sistem kocor diminati pembudidaya lele di Bantul

    ANTARA – Kolam terpal sistem kocor merupakan sistem budidaya ikan lele yang berbentuk bulat dan tidak terlalu lebar. Sistem budidaya ini mampu menghemat pakan agar tidak banyak terbuang, sehingga meningkatkan hasil panen ikan lele. Kolam dengan teknologi Central Drain ini kini bayak diminati pelaku budidaya ikan lele di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. (Imam Prasetyo Nugroho/Sandy Arizona/Rinto A Navis)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mahasiswa Asing Belajar Membatik Kayu di Desa Wisata Krebet Bantul

    Mahasiswa Asing Belajar Membatik Kayu di Desa Wisata Krebet Bantul

    Bantul, Beritasatu.com – Keunikan batik kayu menjadikan Desa Wisata Krebet, Pajangan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, sebagai magnet wisata budaya kelas dunia. Kali ini, puluhan mahasiswa asing yang menempuh studi di Yogyakarta berkesempatan belajar langsung membatik di atas media kayu, Selasa (16/12/2025).

    Para mahasiswa lintas negara tersebut tampak antusias mengikuti proses membatik kayu yang menjadi ciri khas Desa Wisata Krebet. Sejak pagi, mereka mencoba menggoreskan canting berisi malam panas ke berbagai media kayu seperti topeng, wayang, tempat pensil, hingga talenan.

    Kegiatan membatik kayu ini dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Setiap peserta ditantang untuk teliti dan sabar, karena motif batik dibuat secara manual di permukaan kayu, bukan dicetak seperti pada kain. Proses ini menuntut ketepatan tangan agar pola tetap rapi dan bernilai seni.

    Salah satu peserta, Iren Sayita, mahasiswa hubungan internasional universitas gajah mada, mengaku mendapat pengalaman baru yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Ia menilai membatik di atas kayu memiliki tingkat kesulitan tersendiri dibandingkan membatik kain.

    “Kalau membatik kayu saya belum pernah. Biasanya di kain. Ini lebih unik, tetapi memang cukup sulit karena butuh ketelitian,” ujarnya.

    Pengalaman serupa dirasakan Nabila, mahasiswi asal Malaysia. Ia mengaku kagum dengan ragam budaya lokal yang baru dikenalnya melalui kegiatan tersebut.

    “Jujur ini pengalaman baru buat saya. Saya baru tahu kalau batik bisa dibuat di atas kayu. Awalnya saya kira hanya menggambar, ternyata prosesnya rumit,” kata Nabila.

    Menurut Ketua Pokdarwis Krebet, Agus Jati Kumara, kegiatan ini merupakan bagian dari paket wisata budaya yang dirancang agar wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan kearifan lokal.

    “Kami mengangkat potensi wisata budaya, mulai dari batik kayu, kesenian, hingga permainan tradisional. Semua kami kemas dalam paket wisata edukatif,” jelas Agus.

    Sebanyak 27 mahasiswa mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai negara, antara lain Denmark, Australia, Jepang, Myanmar, Kamboja, serta mahasiswa dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Selain belajar membatik kayu, para peserta juga diajak memainkan permainan tradisional seperti gobak sodor dan mempelajari tari topeng. Aktivitas tersebut melengkapi pengalaman wisata budaya di Desa Wisata Krebet.

    Desa ini dikenal sebagai sentra kerajinan batik kayu yang dikerjakan oleh para perajin lokal. Produk-produk batik kayu Krebet bahkan telah menembus pasar ekspor dan menjadi salah satu unggulan Kabupaten Bantul.
     

  • Sungai Oya Gerus Tebing, Bantul Bergerak Pasang Bronjong dan Rekayasa Aliran

    Sungai Oya Gerus Tebing, Bantul Bergerak Pasang Bronjong dan Rekayasa Aliran

    BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera memasang bronjong atau anyaman kawat besi berisi batu sebagai penahan tebing Sungai Oya di wilayah Srikeminut, Kelurahan Sriharjo, Kecamatan Imogiri, yang longsor beberapa waktu lalu.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Bantul Jimmy Alran Manumpak Simbolon mengatakan, tim yang diterjunkan telah melakukan rekayasa aliran Sungai Oya agar arus mengalir ke tengah dan tidak langsung menghantam tebing yang longsor.

    “Kemarin kami melakukan pengamanan sungai dan pembentukan rekayasa sungai, kemudian disusun rapi dulu. Setelah itu baru dipasang bronjong di tebing,” ujar Jimmy di Bantul, Antara, Minggu, 14 Desember. 

    Menurut dia, pemasangan bronjong tersebut merupakan langkah awal penanganan jalan putus akibat longsornya tebing Sungai Oya di Sriharjo yang dipicu banjir karena cuaca ekstrem pada 21 November lalu. Hingga kini, progres pengerjaan penanganan di lokasi itu telah mencapai sekitar 30 hingga 40 persen.

    Jimmy mengakui dalam proses pengerjaan terdapat sejumlah hambatan. Karena itu, pihaknya berkoordinasi dan meminta masukan serta saran dari tim Universitas Gadjah Mada (UGM) serta sejumlah pihak terkait lainnya.

    Ia menyebutkan, pemasangan bronjong di tebing Sungai Oya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Namun, pemerintah daerah menargetkan seluruh pekerjaan tersebut dapat rampung sebelum akhir tahun 2025.

    “Kalau untuk penanganan jalan putus dengan cara ditimbun itu tidak menjadi utama, karena penanganannya tidak permanen. Jadi, kami berkoordinasi dengan UGM untuk penanganan permanennya seperti apa,” katanya.

    Jimmy juga mengatakan, pihaknya masih mengkaji bentuk penanganan permanen di lokasi tersebut, mengingat bencana serupa pernah terjadi pada tahun sebelumnya. Saat ini, terdapat dua opsi penanganan permanen yang masih dalam tahap pembahasan.

    “Apakah jalan utama tetap di situ atau ada jembatan yang dialihkan ke sisi kaki bukit. Keputusannya tidak bisa cepat, apalagi musim hujan ini belum mencapai puncaknya,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Mujahid Amrudin mengatakan, proses pengerukan sedimentasi pada bekas longsoran serta pemasangan bronjong sebagai penahan tebing Sungai Oya masih terus berlangsung.

    “Bersamaan dengan pembuatan jembatan darurat, tebing sungai sudah dibronjong. Nanti tanah yang longsor akan diurug. Targetnya sebelum Natal sudah selesai, sehingga warga paling tidak merasa lebih aman dengan kondisi di Srikeminut,” kata Mujahid.

  • Kemendagri Apresiasi Koperasi Merah Putih di Bantul Terapkan Digitalisasi

    Kemendagri Apresiasi Koperasi Merah Putih di Bantul Terapkan Digitalisasi

    Jakarta

    Tim Satgas Percepatan Pembangunan Fisik Koperasi Merah Putih yang dipimpin Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Amran, melakukan kunjungan lapangan ke Kelurahan Pleret, Bantul. Dalam kesempatan tersebut, Amran itu menyatakan kekagumannya terhadap inovasi yang dilakukan pihak koperasi.

    Kekaguman Amran terlihat saat Lurah Kepanewonan Pleret, Taufik Kamal, memaparkan berbagai inovasi digitalisasi pelayanan publik khususnya dalam Koperasi Merah Putih yang saat ini telah menjadi magnet bagi berbagai institusi untuk datang ke Bantul dan belajar mengenai digitalisasi pelayanan publik di desa.

    Menurut Amran, inovasi ini sangat menarik karena koperasi yang dikelola oleh masyarakat desa bahkan lebih maju daripada gerai perbelanjaan yang ada di kota. Hal ini terlihat dari partisipasi seluruh warga masyarakat untuk mengakses layanan digital sehingga produk petani dari hulu dapat terdistribusi dan terjual kepada konsumen secara cepat, tepat dan transparan.

    “Jarang kita mendengar sebuah desa di selatan Pulau Jawa ternyata memiliki inovasi teknologi yang bahkan mungkin mengalahkan teknologi gerai-gerai penjualan yang saat ini ada si kota besar. Ini patut di apresiasi dan bahkan bisa menjadi percontohan nasional”, ungkap Amran, dalam keterangan tertulis, Minggu (14/12/2025).

    Hal itu disampaikan saat meninjau secara langsung Koperasi Merah Putih di Kelurahan Pleret, Bantul pada hari Kamis (11/12)

    Amran berharap, kemajuan yang telah diraih oleh Koperasi Merah Putih di Kelurahan Pleret mampu menjadi magnet bagi Koperasi Merah Putih di DIY lainnya untuk terus berkembang dan maju. Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM DIY, saat ini terdapat 618 gerai di seluruh DIY yang terdiri atas gerai kantor, gerai pospay (lebih dari 200 titik), dan gerai sembako.

    Amran menyampaikan kepada pemerintah daerah khususnya Kelurahan Pleret untuk segera menuntaskan pembangunan Koperasi Merah Putih di lokasi yang baru yang lebih strategis di atas tanah kas desa dengan luas mencapai 980 meter persegi.

    (prf/ega)