Dieng Culture Festival 2025, 8 Anak Ikuti Ritual Cukur Rambut Gimbal
Tim Redaksi
BANJARNEGARA, KOMPAS.com –
Sebanyak delapan anak akan menjalani ritual cukur rambut gimbal dalam Dieng Culture Festival (DCF) VX Tahun 2025.
Puncak rangkaian acara ini akan digelar di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Minggu (24/8/2025).
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Alif Faozi, mengatakan prosesi cukur rambut tidak hanya diikuti oleh warga lokal, tetapi juga dari luar kota.
“Peserta ruwatan tahun ini tidak hanya dari sekitar Dieng, tetapi juga ada yang berasal dari Batang, Yogyakarta, dan Jakarta,” kata Alif kepada wartawan, Sabtu (23/8/2025).
Menurut Alif, kedelapan anak tersebut telah melalui proses asesmen dan ditetapkan oleh pemangku adat sebagai peserta ritual cukur rambut gimbal.
Seperti diketahui, DCF tahun ini yang mengusung tema “Back To The Culture” digelar selama dua hari, yaitu pada Sabtu dan Minggu.
Rangkaian acara hari pertama dimulai dengan Aksi Dieng Bersih, dilanjutkan dengan berbagai pentas seni tradisional di venue Arjuna dan Gatotkaca.
Kemudian, pada malam harinya, digelar Orchestra Symphony Dieng dan dilanjutkan dengan penerbangan lampion di lapangan Pandawa.
Adapun pada hari kedua akan digelar puncak acara ritual cukur rambut gimbal.
Pada hari kedua juga akan diadakan pentas seni tradisi dan panggung budaya pada malam harinya.
Alif mengatakan, DCF 2025 ini agak berbeda dengan gelaran tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini tidak lagi menyuguhkan pertunjukan Jazz Atas Awan dan diganti dengan pertunjukan musik Orchestra Symphony Dieng.
Selama gelaran DCF 2025, para pengunjung juga dapat menikmati kuliner lokal di bazar UMKM yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Purwokerto bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Banjarnegara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Banjarnegara
-
/data/photo/2025/08/19/68a460fda4e1f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dieng Culture Festival 2025, 8 Anak Ikuti Ritual Cukur Rambut Gimbal Regional 23 Agustus 2025
-

Melalui CJIBF 2025, Jateng janjikan kemudahan dan keamanan investasi
Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.
Melalui CJIBF 2025, Jateng janjikan kemudahan dan keamanan investasi
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Selasa, 29 Juli 2025 – 15:22 WIBElshinta.com – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menjanjikan kemudahan dan keamanan investasi di wilayahnya kepada para investor.
Hal itu disampaikan di hadapan perwakilan kedutaan dari 10 negara dan puluhan calon investor dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Hotel Bidakara Jakarta pada Selasa, 29 Juli 2025.
Luthfi memaparkan, beragam keuntungan menanamkan modal di Jawa Tengah. Tak hanya garansi kemudahan soal perizinan, tapi jaminan keamanan dan keuntungan finansial juga di depan mata. Alasanya, Jawa Tengah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah serta kompetitif maupun sumber daya alam yang bisa digarap.
“Tenaga kerja yang sudah terampil dan sesuai dengan kebutuhan usaha. Mereka dilatih BLK (Balai Latihan Kerja). Sumber daya alam juga banyak dan bisa dikembangkan,” kata Luthfi seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Selasa (29/7).
Luthfi menerangkan, model perizinan usaha di Jateng adalah one gate system atau satu pintu. Sehingga tidak ribet dan efisien dari sisi waktu.
Adapun untuk jaminan keamanan, lanjut dia, tak ada premanisme yang mengganggu investasi. Nafas masyarakat Jawa Tengah adalah tepo seliro atau saling hormat-menghormati. Sehingga para pengusaha bisa fokus pada urusan produksi.
Keuntungan selanjutnya adalah biaya investasi yang tidak mesti harus nominal besar. Luthfi mengatakan bahwa investasi di Jateng menyasar padat karya, sehingga akan sama-sama menguntungkan. Bagi investor akan mendapatkan tenaga kerja terampil dan masyarakat bisa mendapatkan peluang kerja.
Berbagai program keberpihakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga dorong untuk meningkatkan kesejahteraan buruh diantaranya: fasilitas daycare, koperasi buruh dan subsidi transportasi umum.
Dalam kesempatan itu, Luthfi juga menawarkan 15 proyek kepada calon investor, antara lain pembangunan PLTM Banjaran dan Logawa ( Banyumas), pengembangan PLTP Candi Umbul Telomoyo – Geo Dipa Energy, Proyek Geothermal dan Pengambilan Mineral – Geo Dipa Energy, Proyek Geothermal lainnya – Geo Dipa Energy, Pengolahan Sampah menjadi RDF (Kabupaten Grobogan), Kawasan Khusus Perikanan Terpadu (Kabupaten Cilacap – Blue Economy), Industri Udang Vaname Terpadu (Kabupaten Cilacap).
Adapula Industri Perikanan Terpadu (Kabupaten Pati), Pengolahan Garam Industri (Kabupaten Jepara), Industri Mokaf (Kabupaten Banjarnegara), Industri Kelapa Terpadu (Kabupaten Cilacap), Pusat Regional Komoditas Pertanian (PRKP) dan Sub Terminal Agribisnis (Kabupaten Grobogan), Transformasi TKL Ecopark (Kota Magelang), Pengembangan Wisata Pulau Panjang (Kabupaten Jepara) dan Rumah Sakit Berbasis Green Hospital (Kabupaten Semarang).
Kepala Administrator KEK Kendal dan KEK Industrilopolis Batang, Tjertja Karja Adil mengatakan hal senada. Rugi besar jika tak ikut berinvestasi di Jateng karena saat ini ada tren investasi masuk ke Jateng. Ada relokasi usaha dari China dan Korea masuk ke Batang dan Kendal.
Saat ini jumlah pekaku usaha di KEK Kendal ada 128 pengusaha. Diantaranya dari China, Korea, Jepang, Singapura, Malaysia. Sementara di KEK Batang ada 48 pelaku usaha.
Sementara itu, Deputi bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Riyatno mengatakan, Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang dinilai maenarik oleh para investor.
Menurut dia, banyak potensi yang bisa dikembangkan di provinsi ini untuk meningkatkan investasinya.
Sebagai informasi, target Investasi Jawa Tengah tahun 2025 sebesar Rp78,33 triliun. Hingga triwulan I terealisasi Rp21,85 triliun (27,89%), terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,77 triliun (36%) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun (64%).
Terdapat lima besar sektor realisasi investasi PMDN dan PMA yaitu industri tekstil, industri barang dan kulit alas kaki, industri karet dan plastik, industri makanan, industri perumahan, kawasan industri dan perkantoran. Terdapat lima besar negara realisasi Investasi PMA yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong (RRT), Singaputra dan Belanda.
Sementara investasi triwulan I tahun 2025 berhasil menyerap 97.550 tenaga kerja, dengan penambahan proyek sejumlah 20.431
Sumber : Radio Elshinta
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5298533/original/055884000_1753764698-1000012138.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jawa Tengah Tawarkan 15 Proyek Siap Investasi, dari Pangan hingga Energi Hijau – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Jawa Tengah menawarkan 15 proyek siap diinvestasikan, yang sudah dipetakan ke dalam dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO). Sebagian besar di antaranya berasal dari sektor pangan dan energi hijau, atau energi baru terbarukan (EBT).
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, dirinya telah berdiskusi dengan Uni Eropa agar mau menyuntikkan investasinya di proyek-proyek tersebut.
“Saya sudah ketemu Uni Eropa pada saat di Solo. Saya tawarkan bahwa di Jawa Tengah itu mempunyai ekonomi terbarukan terkait dengan banyak kegiatan yang harus kita tawarkan,” ujarnya dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Untuk sektor pangan, Jawa Tengah memiliki 7 proyek yang siap ditawarkan. Mulai dari kawasan khusus perikanan terpadu di Kabupaten Cilacap, industri udang vaname terpadu di Kabupaten Cilacap, industri perikanan terpadu di Kabupaten Pati, pengolahan garam industri di Kabupaten Jepara, industri mokaf di Kabupaten Banjarnegara, industri kelapa terpadu di Kabupaten Cilacap, dan Pusat Regional Komoditas Pertanian (PRKP) dan Sub Terminal Agribisnis di Kabupaten Grobogan.
Sementara sektor EBT memiliki 5 proyek siap diinvestasikan. Antara lain, pembangunan PLTM Banjaran dan Logawa di Kabupaten Banyumas, pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal di Candi Umbul Telomoyo, pengembangan listrik geothermal dan ekstraksi mineral di Geo Dipa Energy, proyek geothermal lainnya di Geo Dipa Energy, hingga pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) di Kabupaten Grobogan.
Adapun tiga proyek lain yang turut ditawarkan, yakni Transformasi TKL Ecopark di Kota Magelang, pengembangan wisata Pulau Panjang di Kabupaten Jepara, dan rumah sakit berbasis green hospital di Kabupaten Semarang.
-

Pokdarwis: Dieng Culture Festival XV digelar 23-24 Agustus 2025
Banjarnegara (ANTARA) – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memastikan pergelaran wisata budaya tahunan berupa Dieng Culture Festival (DCF) XV digelar di Kompleks Candi Arjuna pada tanggal 23-24 Agustus 2025.
Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Faozi di Banjarnegara, Jumat, mengatakan DCF XV yang mengusung tema “Back to The Culture” itu tetap menampilkan agenda utama berupa kirab budaya dan ritual cukur rambut anak gimbal (ruwatan anak berambut gimbal), namun tanpa kehadiran program Jazz Atas Awan seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Jazz Atas Awan kami tiadakan dan digantikan dengan Orchestra Symphony Dieng. Kami ingin memberi nuansa baru yang tetap bernapas budaya lokal,” katanya.
Ia mengatakan DCF XV akan diluncurkan secara resmi pada 26-27 Juli 2025 dalam satu rangkaian kegiatan bersama Geothermal Festival dan Dieng Fun Walk yang menawarkan dua kategori jarak, yaitu 5 kilometer dan 10 kilometer.
Menurut dia, agenda tersebut merupakan hasil kerja sama Pokdarwis Dieng Pandawa dengan Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
“DCF XV pada prinsipnya terbuka untuk umum, dengan pembatasan hanya pada dua titik kegiatan inti, yakni saat ritual cukur rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna dan pertunjukan Orchestra Symphony Dieng di Panggung Pandawa. Selain itu, masyarakat dapat mengakses dua panggung lainnya, yaitu Panggung Sembadra dan Panggung Gatotkaca,” katanya..
Sementara itu, Bupati Banjarnegara Amalia Desiana menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh penyelenggaraan DCF sebagai upaya promosi budaya dan pariwisata.
Menurut dia, DCF XV menjadi momentum untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan lokal dan mendorong dampak ekonomi positif bagi masyarakat Dieng dan Banjarnegara secara umum.
Dia juga mengapresiasi kreativitas panitia dalam menyiapkan konsep baru festival tahun ini.
“Saya sangat mendukung dan mengajak masyarakat untuk hadir. Kalau tidak datang, saya jamin menyesal,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Faozi mengatakan pemisahan Jazz Atas Awan dari Dieng Culture Festival, salah satunya didasari oleh kritikan sejumlah pihak yang menyoroti pergelaran DCF dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak dihiasi pertunjukan modern.
“Bahkan, calon wisatawan sering kali menanyakan ‘DCF tahun ini artisnya siapa’ (artis yang tampil dalam pergelaran Jazz Atas Awan), bukan menanyakan berapa anak berambut gimbal yang akan mengikuti ruwatan atau pencukuran rambut gimbal,” katanya di Banjarnegara, Jumat (31/5).
Oleh karena itu, DCF XV mengusung tema “Back to The Culture” atau Kembali ke Budaya. DCF merupakan agenda pariwisata tahunan unggulan Kabupaten Banjarnegara yang menggabungkan kekayaan budaya lokal dengan atraksi wisata alam Dataran Tinggi Dieng.
Selain itu, Pokdarwis Dieng Pandawa juga tidak mengikutsertakan DCF XV sebagai bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 meskipun pergelaran DCF sebelumnya masuk dalam 10 Top KEN 2024.
“Kami ingin santai, tidak terbebani banyak, karena kami awalnya tahu diri bahwa event ini mungkin akan ada penilaian plus-minusnya, karena salah satunya kami harus berani memisahkan Jazz Atas Awan dan Dieng Culture Festival,” kata Alif.
Dalam hal ini, pihaknya akan menilai seberapa besar minat wisatawan terhadap DCF XV yang diselenggarakan tanpa adanya pergelaran Jazz Atas Awan.
Ia mengatakan jika ternyata minat wisatawan tetap besar, tidak menutup kemungkinan DCF akan kembali diikutsertakan dalam KEN pada tahun 2026.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/06/14/684d6d0664dff.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dampak Inpres Prabowo, Puluhan Ribu Peserta BPJS PBI di Kebumen Dinonaktifkan Regional 30 Juni 2025
Dampak Inpres Prabowo, Puluhan Ribu Peserta BPJS PBI di Kebumen Dinonaktifkan
Tim Redaksi
KEBUMEN, KOMPAS.com
– Ribuan warga di
Kebumen
, Purworejo, dan Banjarnegara harus menghadapi kenyataan pahit setelah status kepesertaan mereka dalam program
BPJS
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) dinonaktifkan mulai Mei 2025.
Kondisi ini merupakan imbas dari perubahan kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan penggunaan basis data baru, yakni Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), menggantikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Kebijakan tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN yang diteken Presiden Prabowo.
Perubahan ini menyebabkan validasi ulang data penerima PBI JK oleh Kementerian Sosial.
Hasilnya, sebanyak 34.817 peserta di Kebumen, 8.201 peserta di Purworejo, dan 43.200 peserta di Banjarnegara dinyatakan tidak lagi memenuhi syarat dan dinonaktifkan dari sistem.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kebumen, Mujiatin, menyatakan penyesuaian ini bertujuan menyasar penerima manfaat yang benar-benar layak.
“Penonaktifan dilakukan terhadap peserta yang nama-namanya tidak tercatat dalam DTSEN atau berada di desil atas berdasarkan klasifikasi data ekonomi dan sosial terbaru,” ungkapnya, Senin (30/6/2025).
Lebih lanjut, Mujiatin menambahkan bahwa warga yang masih merasa memenuhi syarat PBI JK dapat mengajukan reaktivasi ke Dinas Sosial setempat.
“Peserta dapat melapor ke Dinas Sosial dengan membawa dokumen pendukung seperti Surat Keterangan Membutuhkan Layanan Kesehatan. Dinas Sosial kemudian mengusulkan nama-nama tersebut untuk diverifikasi kembali oleh Kementerian Sosial,” jelasnya.
Penonaktifan ini berdampak besar pada akses layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat rentan yang sebelumnya sangat bergantung pada skema PBI JK.
Sejumlah warga melaporkan kesulitan mengakses layanan medis pasca-penghapusan kepesertaan.
Kementerian Sosial menyatakan pembaruan data akan dilakukan secara berkala demi meningkatkan akurasi dan ketepatan sasaran program bantuan. Ini sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam Inpres No. 4 Tahun 2025 yang mendorong penggunaan data tunggal untuk efisiensi belanja sosial negara.
Mujiatin mengimbau warga aktif memeriksa status kepesertaan mereka melalui berbagai kanal resmi seperti layanan BPJS Care Center 165, nomor WhatsApp PANDAWA di 08118165165, aplikasi Mobile JKN, atau dengan mendatangi kantor BPJS Kesehatan terdekat.
“Koordinasi intensif terus kami lakukan bersama pemerintah daerah dan dinas terkait untuk memastikan proses reaktivasi berjalan lancar bagi mereka yang memenuhi kriteria,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4088615/original/028848100_1657778677-nasi_kebuli_idemenuharian.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Jenis Nasi Timur Tengah yang Populer di Indonesia
3. Nasi Kabsah
Nasi kabsah merupakan hidangan berbahan dasar beras basmati. Hidangan ini memiliki ciri khas rasa rempah sedang dengan campuran tomat dan penggunaan jeruk nipis yang dikeringkan.
Nasi kabsah biasanya disajikan dengan lauk daging kambing atau ayam, kemudian dilengkapi topping kismis, acar, dan potongan bawang. Hidangan ini berasal dari Arab Saudi dan telah dikenal di Indonesia. Nasi kabsah banyak dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Palembang.
4. Nasi Bukhari
Nasi bukhari merupakan hidangan berbahan dasar beras basmati. Hidangan ini memiliki ciri khas campuran pasta tomat dan parutan wortel dengan rasa rempah yang ringan.
Nasi bukhari biasanya disajikan dengan lauk daging ayam atau daging kambing, kemudian dilengkapi topping kismis, kacang pinus, dan almond yang menambah tekstur dan kelezatan. Hidangan ini berasal dari Arab Saudi dan telah menjadi bagian dari kuliner Indonesia. Nasi bukhari populer di beberapa daerah, terutama saat menjelang Hari Raya Idul Fitri dan di daerah dengan komunitas Arab atau keturunan Arab seperti Banjarnegara, Jakarta, dan Jember.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
-

Mengenal Tari Lengger: Asal Mula dan Filosofinya
YOGYAKARTA – Masyarakat mengenal tari lengger sebagai kesenian rakyat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah. Namun perlu diketahui bahwa tiap daerah di Jawa Tengah punya kesenian lengger dengan versinya masing-masing. Hal itu bisa terjadi karena kesenian tersebut tersebar lewat seniman yang melakukan pertunjukan keliling. Untuk memahami sejarah dan filosofinya, simak penjelasan berikut ini.
Mengenal Tari Lengger
Dalam penelitian yang berjudul Lengger Banyumas Sebagai Seni Pertunjukan Tradisi: Perekat Sosial Masyarakat dan Pemertahanan Ekologi Lingkungan, dijelaskan bahwa lengger berasal dari Banyumas dan sekitarnya termasuk Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, sebagian Kebumen, dan Brebes.
Tari lengger Banyumas berkaitan dengan ritual penghormatan masyarakat terhadap Dewi Kesuburan, Dewi Pertanian, atau Dewi Padi yakni Dewi Sri. Lengger Banyumas diselenggarakan oleh para petani dengan alat musik pengiring, kostum, serta lirik tembang yang sederhana.
Sejarah Tari Lengger
Perlu diketahui bahwa lengger Banyumas berbeda dengan kesenian lengger dari Jawa Timur seperti Probolinggo. Perbedaan tersebut wajar terjading mengingat kesenian tersebut disebarkan oleh seniman yang menggelar pementasan keliling di masa lampau.
Berdasarkan sejarahnya, tari lengger ada sejak era Kerajaan Jenggala dan Kediri. Konon terdapat pangeran bernama Panji yang mencari Dewi Sekartaji dengan menyamar sebagai Lengger Topeng berpakaian wanita.
Meski bermula dari pencarian cinta, tari lengger mengalami asimilasi budaya Islam. Terlebih saat Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran agama Islam. Tari lengger kemudian dipercaya berasal dari dua kata yakni elinga yang artinya ingatlah, dan Ngger yakni panggilan untuk anak laki-laki. Dengan demikian makna filosofi tari lengger adalah hendaknya seorang laki-laki terus mengingat Tuhan sehingga dapat terus berbuat baik.
Selain mengenal tari lengger, Anda bisa mendapatkan informasi tradisi Nusantara lain di VOI.id.
-
/data/photo/2022/07/05/62c4000c93c0d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Desa di Jateng Pilih Energi Terbarukan, Tak Lagi Bergantung pada PLN Regional 28 Juni 2025
Desa di Jateng Pilih Energi Terbarukan, Tak Lagi Bergantung pada PLN
Tim RedaksiSEMARANG, KOMPAS.com – Lebih dari 2.000 desa di Jawa Tengah telah menunjukkan inisiatif yang signifikan dalam memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) sesuai dengan potensi masing-masing daerah.
Mereka telah mengimplementasikan berbagai sumber energi, seperti energi surya, biogas dari limbah peternakan, serta gas alam yang berfungsi untuk mengurangi ketergantungan pada LPG.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) aktif mendorong transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Salah satu langkah yang diambil adalah pengembangan EBT berbasis kearifan lokal dan partisipasi masyarakat.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menekankan pentingnya mendorong
kemandirian energi
di seluruh desa.
Mereka berkomitmen untuk menjadikan
desa mandiri energi
(DME).
Desa Mandiri Energi adalah program dari Kementerian ESDM, yang meskipun tidak terlalu populer dalam eksekusinya, tetap menjadi fokus di Jawa Tengah.
Sujarwanto menjelaskan bahwa Jawa Tengah berupaya untuk memastikan semua 7.810 desa mampu memanfaatkan potensi energi yang ada di wilayah mereka.
Program ini memberikan apresiasi kepada desa-desa yang telah berhasil mengembangkan potensi EBT.
Pengembangan EBT di Jawa Tengah juga mencakup pemanfaatan energi air melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (
PLTMH
).
Beberapa desa bahkan memilih untuk tidak berlangganan
PLN
, karena biaya dari PLTMH yang dikelola oleh mereka lebih terjangkau.
Inovasi ini telah berhasil menyediakan energi dengan daya rata-rata 900 watt untuk rumah-rumah di desa-desa tersebut.
Sektor pertanian juga didorong untuk memanfaatkan EBT, seperti dengan penggunaan pompa air tenaga surya (PATS) untuk pengembangan pertanian.
Pemprov Jateng mendukung program electrifying agriculture dari PLN, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan.
Sujarwanto menjelaskan bahwa jika setiap daerah dapat melaksanakan inisiatif serupa, maka kemandirian energi di Jawa Tengah akan semakin kuat, berangkat dari potensi lokal yang ada.
Untuk mendukung upaya ini, Pemprov Jateng telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
Peraturan ini menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan energi daerah yang sejalan dengan kebijakan energi nasional, serta berfungsi sebagai peta jalan menuju kemandirian dan ketahanan energi di tingkat daerah.
Pemprov juga mengintensifkan gerakan konservasi energi melalui penghargaan untuk gerakan hemat energi dan air.
Selain itu, Pemprov Jateng memfasilitasi rencana investasi EBT, termasuk proyek PLTMH di Banjarnegara dan Banyumas, PLTS Terapung di Waduk Gedungombo dan Gajahmungkur, serta pengembangan sumber energi panas bumi di Umbul Telomoyo dan Baturaden.
Semua upaya ini bertujuan untuk mencapai kedaulatan energi di Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Pemprov Jateng berencana menerbitkan buku yang membahas transisi energi, yang akan mendokumentasikan industri-industri yang telah memanfaatkan EBT.
Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat kepada masyarakat dalam upaya mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan di Jawa Tengah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3652599/original/023826000_1638594466-IMG_20211204_073605.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5277108/original/021545800_1751981363-WhatsApp_Image_2025-07-07_at_18.11.18.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)