kab/kota: Banjar

  • 5
                    
                        "Saya Merasa Berdagang Tidak Mudah, Ada Kesalahan Barang Disita, dan Langsung Dipidana"
                        Regional

    5 "Saya Merasa Berdagang Tidak Mudah, Ada Kesalahan Barang Disita, dan Langsung Dipidana" Regional

    “Saya Merasa Berdagang Tidak Mudah, Ada Kesalahan Barang Disita, dan Langsung Dipidana”
    Tim Redaksi

    BANJARBARU, KOMPAS.com

    Toko Mama Khas Banjar
    yang terkenal dengan produk olahan hasil laut dan sirup khas Banjar terpaksa tutup akibat tersandung kasus hukum.
    Penutupan ini terjadi sejak 1 Mei 2025, setelah pemiliknya, Firli Norachim, yang merupakan tulang punggung usaha tersebut, terjerat dalam proses hukum di Pengadilan Negeri (PN) Banjarbaru.
    Ani, istri Firli, menyampaikan bahwa mereka tidak punya pilihan lain selain menutup toko yang menjadi sumber utama penghidupan mereka.
    “Mental kami hancur, kami trauma, apalagi suami saya yang merupakan tulang punggung usaha ini ditahan. Jujur saja saya ketakutan, karena tidak mudah bagi saya untuk mengelola usaha ini seorang diri,” ujar Ani, yang kini juga harus merawat anak mereka yang masih berusia 3 tahun, Rabu (7/5/2025).
    Menurut Ani, usaha ini adalah hasil kerja keras keluarganya yang dibangun dengan penuh harapan.
    Sebagai pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), Ani merasa ada ketidakadilan yang dialami oleh pengusaha kecil seperti dirinya.
    “Saya merasa berdagang tidak mudah. Apabila ada kesalahan barang disita. Kita juga langsung dipidana. Inikah bentuk keadilan bagi kami, pengusaha kecil dan UMKM?” keluhnya.
    Diketahui, toko Mama Khas Banjar dilaporkan ke Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 6 Desember 2024 oleh seorang konsumen yang mengeluhkan produk yang dijual tanpa mencantumkan tanggal kedaluwarsa.
    Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan memanggil Firli, selaku pemilik toko.
    Dalam penyelidikan, penyidik dari Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Kalsel menyita 35 produk yang menjadi barang bukti.
    Produk-produk tersebut tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa, yang kemudian menjadi alasan utama penahanan Firli.
    Penahanan ini juga menyebabkan usaha yang dijalankan dengan penuh perjuangan harus berhenti sejenak.
    Firli kini masih menunggu kepastian hukum, sementara Ani harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga harus berjuang dengan trauma yang mendalam.
    Pihak kepolisian menegaskan bahwa pencantuman tanggal kedaluwarsa pada produk pangan adalah hal yang wajib dilakukan demi melindungi konsumen.
    Kepala Sub Direktorat Industri Perdagangan dan Investasi (Indagsi) Ditkrimsus Polda Kalsel, AKBP Amien Rovi, menjelaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dan Polri untuk memastikan agar produk yang beredar di pasaran tidak membahayakan konsumen.
    “Jadi pencantuman label kedaluwarsa ini memang atensi pemerintah dan Polri mengawalnya dengan penegakan hukum, di samping dinas terkait melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap pelaku usaha,” ujar Amien.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menteri UMKM Maman Abdurrahman Bakal Hadiri Persidangan Toko Mama Khas Banjar – Halaman all

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman Bakal Hadiri Persidangan Toko Mama Khas Banjar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman bakal menghadiri persidangan kasus yang menimpa Toko Mama Khas Banjar di Pengadilan Negeri Banjarbaru.

    Mama Khas Banjar merupakan UMKM asal Kalimantan Selatan yang tengah bermasalah dengan hukum. Sang pemilik, Firly Norachim, sempat ditahan Polda Kalsel.

    Kasus yang menjerat Firly berawal dari produk yang dijual di Toko Mama Khas Banjar, yang diduga tidak mencantumkan label kedaluwarsa. Perkara ini pun menjadi perhatian publik, bahkan sempat ada aksi unjuk rasa di Kejari Banjarbaru.

    Terdakwa Firly Norachim pun didakwa melanggar Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf g dan i Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

    Maman mengatakan bahwa ia telah mengirimkan tim hukum dari Kementerian UMKM untuk mendukung kasus ini. Pada 14 Mei nanti, Ia menyatakan akan hadir langsung di persidangan dan menjadi amicus curiae.

    Amicus Curiae adalah sebuah istilah latin yang berarti “Friends of The Court atau Sahabat Pengadilan.

    Amicus curiae ini bisa disebut sebagai pihak yang merasa berkepentingan terhadap suatu perkara dan bisa memberikan pendapat hukumnya kepada pengadilan.

    “Saya sendiri menjadi amicus curiae akan diterima oleh hakim pengadilan. Insyaallah nanti tanggal 14 Mei saya hadir di Banjarbaru,” kata Maman ketika ditemui di sela-sela acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5/2025).

    Dalam sidang pengadilan Toko Mama Khas Banjar, Maman ingin mencoba meyakinkan dan mendorong para hakim agar melihat kasus ini tidak hanya sekadar dari perspektif penegakan hukum, tetapi dari aspek pembinaan.

    Ia menyampaikan, Kementerian UMKM dan Polri sebenarnanya telah menjalin kerja sama, di mana salah satu poinnya menegaskan bahwa jika terdapat permasalahan yang melibatkan pengusaha mikro di daerah, pendekatan pembinaan akan menjadi prioritas utama.

    Jadi, bukan aspek penegakan hukumnya yang dikedepankan, tapi aspek pembinaan.

    Contoh pembinaan itu seperti jika ada UMKM yang belum mengurus sertifikat kadaluwarsa, mereka akan dibina cara bagaimana mendapatkannya.

    “Misalnya aparatur penegak hukum, yang tadinya sebagai penegak hukum, berubah mengambil posisi sebagai pembinaan untuk mengajarkan atau memberikan mitigasi edukasi kepada usaha-usaha mikro,” ujar Maman.

    Di saat yang bersamaan, ia mengimbau kepada seluruh pengusaha UMKM jangan juga berlindung di balik kata pembinaan itu.

    Para pengusaha UMKM diminta sudah mulai mempersiapkan diri untuk lebih taat hukum dengan mempersiapkan perizinan yang ada.

    “Sulit? Ya. Maka dari itu hadirnya kami Kementerian UMKM, Dinas Provinsi, dan Dinas Kabupaten, untuk mencoba menjadikan ini sebagai momentum pembelajaran kita semua,” ucap Maman.

    Sebagai informasi, saat ini Toko Mama Khas Banjar, yang dikenal sebagai tempat perbelanjaan oleh-oleh khas Kalimantan Selatan, telah resmi tutup pada 1 Mei 2025 setelah Firli Norachim terjerat kasus hukum.

    Penutupan toko disampaikan oleh istrinya, Ani, yang kini mengurus anak mereka yang masih balita sambil menghadapi proses hukum sang suami.

    Ani mengaku keputusan menutup usaha yang dibangun bersama suaminya bukanlah hal mudah.

    “Mental kami hancur, kami trauma, apalagi suami saya yang merupakan tulang punggung usaha ini ditahan. Jujur saja saya ketakutan, karena tidak mudah bagi saya untuk mengelola usaha ini seorang diri,” kata Ani dalam keterangannya yang diterima pada Rabu (7/5/2025).

     

  • Ekspresi Sumringah Luna Maya Saat Maxime Bouttier Ucap Ijab Kabul, Resmi Nikah di Usia 41 Tahun

    Ekspresi Sumringah Luna Maya Saat Maxime Bouttier Ucap Ijab Kabul, Resmi Nikah di Usia 41 Tahun

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ekspresi bahagia terpancar dari wajah Luna Maya, saat Maxime Bouttier mengucap ijab kabul.

    Luna Maya akhirnya resmi menikah dengan Maxime, Rabu (7/5/2025).

    Pernikahan keduanya dipimpin oleh penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA) Sukawati, Ahmad Adi Wijaya.

    Bertindak sebagai wali nikah, yakni kakak kandung Luna Maya, yakni Tipi Jabrik. Sementara Raffi Ahmad dan juga Irwan Mussry hadir sebagai saksi di pernikahan keduanya.

    Maxime menikahi Luna Maya dengan mas kawin berupa 7,5 gram logam mulia dan juga 2025 US dollar.

    “Saya terima nikah dan kawinnya Luna Maya Sugeng binti Almarhum Uut Bambang Sugeng, dengan mas kawin tersebut 7,5 logam mulia, 2025 USD dibayar tunai,” kata Maxim saat membaca ijab kabul.

    Momen ini, begitu membawa kebahagiaan bagi Luna Maya.

    LUNA MAYA MENIKAH – Luna Maya resmi menikah dengan Maxime Bouttier. Terpancar raut wajah bahagia dari Luna Maya saat Maxime mengucap ijab kabul (tangkapan layar Youtube Luna Maya).

    Tatapan Luna bahkan tak lepas dari sosok Maxime ketika calon suaminya itu membacakan ijab kabul.

    Raut sumringah terlihat dari wajah Luna Maya ketika mendengar Maxime mengucapkan janji suci di hadapan penghulu.

    Sejumlah tamu yang hadir kemudian bertepuk tangan usai prosesi ijab kabul dilakukan, seolah mereka ikut hanyut dalam kebahagiaan.

    LUNA MAYA – Raut wajah penuh kebahagiaan dari Luna Maya usai resmi dinikahi Maxime Bouttier. Luna dan Maxime menikah hari ini, Rabu (7/5/2025). (tangkapan layar Youtube Luna Maya).

    Sebagaimana diketahui, Luna dan Maxime mulai menjalin hubungan asmara sejak April 2023 lalu.

    Setelah berpacaran sekitar 2 tahun lamanya, Maxime kemudian melamar Luna Maya pada 1 April 2025.

    Momen kebahagiaan ini, dibagikan oleh Luna Maya melalui akun media sosialnya.

    Keduanya kemudian menikah di COMO Shambhala Estate, sebuah resor mewah yang terletak di Banjar Begawan, Desa Melinggih Kelod, Bali, Rabu (7/5/2025).

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Kasus Toko Mama Khas Banjar Heboh, Kementerian UMKM Buka Suara – Page 3

    Kasus Toko Mama Khas Banjar Heboh, Kementerian UMKM Buka Suara – Page 3

    “Perlindungan hukum juga sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan landasan PP Nomor 7 Tahun 2021,” kata Reghi.

    Menurut dia dari aspek perlindungan untuk masyarakat dapat diterapkan sanksi kepada pengusaha yang belum sesuai ketentuan, berupa sanksi administratif sebagaimana diatur di dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan UU Nomor 6 Tahun 2023.

    “Sanksinya berupa denda, penghentian sementara dari kegiatan, produksi dan atau peredaran, penarikan pangan dari peredaran, ganti rugi, dan atau pencabutan perizinan berusaha,” pungkas Reghi.

  • Pesan Hendropriyono Usai Pangeran Cevi Jadi Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan

    Pesan Hendropriyono Usai Pangeran Cevi Jadi Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan

    Jakarta

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menobatkan Pangeran Cevi Yusuf Isnendar sebagai Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan di Kraton Majapahit, Jakarta Timur. Eks Kepala BIN AM Hendropriyono memberikan pesan untuk raja-raja di Nusantara yang melanjutkan keturunannya.

    “Saya sangat ingin untuk meluruskan raja-raja yang ada di Nusantara yang dulu pernah bertakhta, keturunannya kita luruskan. Jangan keturunan yang ngarang-ngarang, abal-abal terus kerjanya cuma ngirim proposal ke sana ke mari, nggak bisa itu. Jadi kita harus cari yang betul-betul keturunan yang raja-raja di daerah-daerah tapi juga yang punya kemampuan,” kata Hendropriyono usai penobatan di Kraton Majapahit, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2025).

    Hendropriyono ingin raja-raja yang dinobatkan jadi duta kebudayaan di daerahnya masing-masing. Untuk itu raja yang dinobatkan selain punya garis keturunan asli, harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni.

    “Makannya zaman dulu kan raja istrinya banyak, jadi anaknya banyak. Tapi kan tidak semua bagus, tidak semua jelek. Jadi dipilih yang terbaik lalu kita nobatkan oleh Menteri Kebudayaan,” ungkap dia.

    “Selalu akan begitu dan harus melalui suatu majelis tertinggi untuk kebudayaan Nusantara. Lewat saringan itu mudah-mudahan banyak kita bisa dapat orang-orang yang memang punya kapabilitas dan punya kualitas. Sehingga kebudayaan daerah-daerah di Indonesia ini bisa terangkat ke puncak,” sambungnya.

    Selanjutnya, pada momen penobatan itu sekaligus perayaan momen ulang tahun ke-80 Hendropriyono. Hendropriyono mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu yang datang.

    “Saya bersyukur, Chairul Tanjung bisa hadir sama ibu, terus berapa duta besar juga hampir semuanya hadir. Menurut saya, saya sangat berterima kasih, karena biar mereka lihat, terutama dari Amerika Serikat tuh, 200 tahun sebelum dia ketemu oleh Christopher Columbus, kita udah seperti ini,” kata Hendropriyono.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penolakan GRIB Jaya di Bali: Pecalang Tegas Tak Butuh, Gerindra Terseret Buntut Bendera – Halaman all

    Penolakan GRIB Jaya di Bali: Pecalang Tegas Tak Butuh, Gerindra Terseret Buntut Bendera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Ekspansi Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Bali mendapat penolakan dari pecalang.

    Sebagai informasi, pecalang adalah petugas keamanan tradisional di desa adat atau banjar di Bali.

    Penolakan GRIB Jaya oleh pecalang ini terlihat dalam video milik anggota DPR RI, Ni Luh Djelantik, yang diunggah di Facebook pada Minggu (4/5/2025).

    Dalam video itu, pecalang menegaskan tidak membutuhkan ormas dari luar Bali.

    Sebab, Bali sudah memiliki pecalang yang menjadi bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

    “Kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan, turun-temurun untuk menjaga Bali,” kata pecalang tersebut.

    “Kami tidak butuh ormas dari luar, kami tidak butuh pihak asing yang membawa agenda,” tegasnya.

    Penolakan oleh pecalang itu buntut dari adanya kekhawatiran, GRIB Jaya ditakutkan bakal merusak tatanan hidup masyarakat di Bali.

    “Kami sudah punya sistem sendiri, dan sistem itu terbukti berjalan, kuat, dan dihormati rakyat,” imbuh pecalang.

    Sekali lagi, pecalang itu menegaskan, Bali tidak membutuhkan pihak luar untuk menjaga keamanan setempat.

    Mereka memastikan Bali akan tetap terjaga selama pecalang masih ada.

    “Bali tidak butuh pengaruh luar untuk aman. Bali cukup dengan rakyatnya sendiri. Dan selama Pecalang masih berdiri, Bali tetap terjaga,” pungkasnya.

    Partai Gerindra terseret dalam polemik ekspansi GRIB Jaya di Bali.

    Dalam foto dan video pelantikan Ketua DPD GRIB Jaya Bali, Yosef Nahak, yang beredar, terlihat ada bendera dari Gerindra.

    Terkait hal itu, Sekretaris DPD Gerindra Bali, Kadek Budi Prasetyo, menegaskan partainya sama sekali tak terafiliasi dengan GRIB Jaya.

    Ia memastikan GRIB Jaya mencatut atribut Gerindra.

    “Terkait masalah foto dan segala macam, kami tidak mengetahui itu posisi di tempat mana.”

    “Yang jelas, Gerindra tidak pernah berafiliasi dengan ormas GRIB,” tegas pria yang akrab disapa Rambo ini, Minggu, dilansir Tribun-Bali.com.

    Ia menjelaskan, Gerindra Bali bersikap terbuka dalam menjalin pertemanan dengan seluruh ormas di Bali selama menjunjung ideologi Pancasila. 

    Namun, secara organisasi, tidak ada hubungan resmi ataupun afiliasi khusus dengan GRIB.

    “Namun, pada prinsipnya apabila berkawan, Gerindra di Bali berkawan dengan semua ormas yang ada di Bali. Karena kami meyakini secara pertemanan, semua ormas ini punya ideologi yang baik, pasti berlandaskan Pancasila kalau seandainya berkawan.”

    “Kalau berafiliasi secara langsung, kami dari Gerindra menegaskan tidak pernah berafiliasi langsung dengan ormas GRIB,” tandas dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Ada Bendera Gerindra di Pelantikan DPD Grib Bali, Gerindra Sebut Tak Berafiliasi dengan Ormas GRIB

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Siti Nurjannah, Tribun-Bali.com/Putu Supartika)

  • Ribuan Warga Padati SNC dan Soto Vaganza di HUT Ke-478 Semarang

    Ribuan Warga Padati SNC dan Soto Vaganza di HUT Ke-478 Semarang

    Jakarta

    Ribuan warga memadati kawasan pusat Kota Semarang pada Minggu (4/5) untuk merayakan puncak Hari Jadi ke-478 Kota Semarang. Dua acara utama, yakni Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival (SNC), berhasil menarik antusiasme masyarakat yang tumpah ruah di jalanan.

    Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengatakan tingginya antusiasme warga menunjukkan besarnya potensi kuliner lokal untuk terus diperkenalkan. Ia berencana menjadikan acara ini sebagai event tahunan untuk memperkenalkan makanan khas Semarang.

    “Antusiasme warga sangat tinggi dan ini bisa jadi event tahunan, karena banyak wisatawan yang ke Semarang pasti makan soto,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).

    Dia menjelaskan Soto khas Semarang berbeda dengan Soto Kudus, Soto Seger Boyolali, ataupun Soto Banjar. Soto Semarang memiliki keunikan dengan kuah yang lebih bening, lengkap dengan lauk tempe goreng dan perkedel, sate ayam, dan sate kerang.

    “Ini event non-APBD, murni gerakan dari lima penjual soto legendaris yang ada di Semarang yang ketemu saya dan niat membuat acara Soto Vaganza, untuk memperkenalkan soto khas Semarang,” tuturnya.

    Terkait wacana untuk mengusulkan Soto Khas Semarang menjadi warisan budaya tak benda ke Pemerintah Pusat, Agustina menilai rencana itu patut didukung.

    “Kalau memang diniatkan sangat bagus, tapi harus ada master atau ahlinya, narasinya seperti apa. Kapan soto Iki mulai ada, yang jelas soto Semarang ini enak, sedap dan enak sekali,” pungkasnya.

    Pada gelaran Soto Vaganza, sebanyak 4.478 porsi soto gratis dibagikan kepada pengunjung. Lima soto legendaris yang terlibat antara lain Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an, serta 46 pelaku UMKM kuliner soto lainnya.

    Salah satu pengunjung, Yuni Nur Azizah, datang dari Pringapus, Kabupaten Semarang. Ia rela antre selama 30 menit untuk mendapatkan semangkuk soto lengkap dengan lauk pelengkap.

    Yuni mengaku rela datang dari Pringapus, Kabupaten Semarang, karena penasaran dengan event Soto Vaganza dan SNC yang digelar Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang. Apalagi ada hiburan musik dengan bintang tamu Ndarboy Genk.

    “Penasaran sih, ternyata asik dan rame juga,” tandasnya.

    Pelaku usaha soto yang turut dalam event tersebut pun turut mengaku senang. Generasi kedua Soto Bangkong, Anik Listiawati mengatakan, selain meramaikan Hari Jadi Kota Semarang, event Soto Vaganza ini juga digunakan untuk merangkul semua penjual soto di Semarang.

    “Kami ingin merangkul sesama penjual soto, karena tidak ada kelas dan semua penjual soto ini sama,” ujarnya.

    Total ada 100 porsi soto yang ia sediakan secara gratis, lengkap dengan sate ayam, kerang, tempe serta perkedel. “Kami jelas bangga karena bisa dipercaya mengisi,” imbuhnya.

    Sementara itu, Semarang Night Carnival (SNC) juga berlangsung meriah. Lebih dari 150 peserta menampilkan parade kostum unik bertema ‘Perisai Nusantara’. Parade dimulai dari Titik Nol Kilometer (depan Kantor Pos Johar) hingga Balai Kota Semarang.

    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan tema ini mencerminkan semangat Kota Semarang sebagai kota budaya yang majemuk.

    “Semarang adalah miniatur Indonesia. Budaya dan peradaban harus terus berjalan bersama,” ujarnya.

    (akn/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meriahnya Perayaan HUT Semarang ke-478, Warga Serbu 4.478 Mangkok Soto Gratis
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Mei 2025

    Meriahnya Perayaan HUT Semarang ke-478, Warga Serbu 4.478 Mangkok Soto Gratis Regional 4 Mei 2025

    Meriahnya Perayaan HUT Semarang ke-478, Warga Serbu 4.478 Mangkok Soto Gratis
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Ribuan warga Kota Semarang memadati halaman Balai Kota Semarang pada Minggu (4/5/2025) untuk merayakan Hari Jadi Kota Semarang yang ke-478.
    Mereka antusias mengantre untuk menikmati
    soto gratis
    yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
    Pemkot Semarang
    menyediakan sebanyak 4.487 mangkok soto gratis yang berasal dari 46 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kota tersebut.
    Berbagai jenis soto legendaris turut disajikan, antara lain Soto Ayam Bangkong, Soto Angkring Mas Boed, Soto Ayam Pak Ra’An, Soto Ayam Pak Darno Thamrin, dan Soto Ayam Neon.
    Salah satu warga Semarang Barat, Pipi (45), mengaku rela datang dari rumahnya sejak pukul 15.30 WIB.
    Bersama lima tetangganya, ia antre selama lebih dari satu jam untuk mendapatkan satu mangkok soto.
    “Wah ramai banget sampai desak-desakan, nggak papa, yang penting dapet sotonya,” ucap Pipi kepada KOMPAS.com.
    Pipi menilai soto yang disajikan cukup enak dan mengenyangkan.
    Ia merasa bahwa adanya
    Soto Vaganza
    dalam perayaan HUT Semarang ke-478 memberikan euforia kesenangan bagi masyarakat.
    “Makjos, maknyus, pokoknya enak. Kesannya menyenangkan, ramai banget walaupun gratis. Yang penting semangatnya,” tambahnya.
    Sementara itu, Shinta (24), seorang warga dari Banyumanik, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak kebagian soto ayam meskipun telah tiba di Balai Kota pada pukul 16.00 WIB.
    “Padahal udah di Balkot jam 4 sore, tapi antre malah tidak dapet, karena terlalu padet orang-orang. Banyak orang berebut,” ungkap Shinta.
    Shinta berharap ke depan Pemkot Semarang dapat menyediakan porsi yang lebih banyak dalam acara serupa. “Besok kalau ada event tahunan lagi, ya jumlah porsinya jangan nyesuaiin angka jadinya. Tapi dilebihin, mungkin 10.000 porsi, biar masyarakat yang lain ngerasain,” harapnya.
    Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menjelaskan bahwa event Soto Vaganza ini bertujuan untuk mengenalkan keunikan soto Semarang.
    “Yang pertama, kuahnya bening, lalu ada lauk pauk seperti tempe goreng, perkedel, dan sate ayam,” ujar Agustina.
    Agustina berharap melalui event ini, soto dari Semarang dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas di luar kota.
    “Semoga bisa dikenal karena keterkenalannya. Orang kalau ke Semarang, beda sama Soto Kudus, beda sama soto Banjar, segernya itu beda. Ada keunikan tersendiri, ada kekhasan tersendiri,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib Tragis Banjar Water Park, Kegagalan Investasi Daerah yang Tak Transparan

    Nasib Tragis Banjar Water Park, Kegagalan Investasi Daerah yang Tak Transparan

    JABAR EKSPRES, BANJAR – Sepi, kotor, dan rusak. Tiga kata itu menggambarkan nasib tragis perusahaan daerah milik Pemkot Banjar bernama Banjar Water Park (BWP).

    Wahana hiburan air itu dulunya menjadi ikon kebanggaan Kota Banjar. Kini, lokasi seluas 3,5 hektare itu hanya menyisakan bangunan mirip ‘rumah hantu’, besi berkarat, kolam berlumut, serta ilalang yang tumbuh liar. Padahal, Pemkot Banjar pernah menggelontorkan dana APBD hingga Rp27 miliar untuk membangunnya pada tahun 2009.

    BWP dibuka dengan gemerlap pada 2010 oleh Wali Kota Herman Sutrisno, dilengkapi wahana ekstrem seperti boomerang, superbowl, dan kolam renang standar nasional. Namun, ambisi itu ternyata tak diiringi perencanaan bisnis yang matang. Warga menyebut kondisi BWP kini ‘fantastis, namun miris’. Banyak yang masih berharap ada keajaiban agar BWP hidup kembali.

    Sayangnya, harapan itu jauh dari kenyataan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK 2023 mengungkap praktik pengelolaan yang amburadul. 384 aset hilang, laporan keuangan tak pernah diaudit, dan penyertaan modal Rp9,4 miliar dari APBD berpotensi menguap. Bahkan, aset tanah senilai Rp1,4 miliar, hasil hibah Pemkab Ciamis masih belum memiliki kepastian hukum.

    BWP resmi tutup pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, tapi akar masalahnya lebih dalam. Anggota DPRD Banjar dari Fraksi PKS, Cecep Dani Sufyan, menegaskan, “BWP gagal dari awal. Tidak ada alasan untuk menganggarkannya kembali dari APBD,” katanya.

    Temuan BPK juga mengungkap, BWP tak pernah berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pengawasan Dewan Pengawas dinilai tidak optimal.

    Pemkot Banjar sempat berusaha menghidupkan BWP dengan menggandeng investor, namun upaya itu kandas. Direktur BWP pada 2019 disebut gagal mempertahankan mitra, bahkan sebelum pandemi melanda. Kini, revitalisasi BWP diperkirakan menelan Rp5 miliar, angka yang dianggap kecil dibanding kerugian yang sudah terbuang.

    Yang paling mencolok adalah hilangnya 384 aset, termasuk kereta wisata dan ruang karaoke senilai miliaran rupiah. Kabag Ekbang Setda Banjar, Tatang Nugraha, belum lama ini mengaku baru akan melakukan audit eksternal pada 2025 karena tahu sebelumnya terjadi keterbatasan anggaran. “Hasil audit akan jadi acuan apakah BWP dilanjutkan atau divalidasi,” katanya.

  • Kain Sasirangan, Kain Adat Suku Banjar yang Miliki Kekuatan Magis

    Kain Sasirangan, Kain Adat Suku Banjar yang Miliki Kekuatan Magis

    Liputan6.com, Banjarmasin – Kain sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kain yang telah diwariskan secara turun temurun ini konon memiliki kekuatan magis.

    Sentra produksi kain sasirangan terletak di Kampung Sasirangan. Lokasinya berada di Jalan Seberang Masjid, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

    Kampung Sasirangan dibentuk pemerintah setempat sebagai destinasi wisata sekaligus sentra produksi kain sasirangan. Saat berkunjung ke sini, wisatawan bisa berbelanja sekaligus melihat langsung proses pembuatan kain tersebut.

    Kain sasirangan tampak indah dan menawan saat dikenakan sebagai pakaian sehari-hari. Bukan sekadar indah, kain ini juga dipercaya memiliki kekuatan magis untuk pengobatan penyakit dan upacara adat.

    Berawal dari Kain Laggundi

    Mengutip dari laman Indonesia Kaya, kain ini sudah mulai dibuat pada abad ke-7 dengan nama kain langgundi. Catatan itu berdasarkan Hikayat Banjar.

    Kisah di balik kain ini melibatkan Patih Lambung Mangkurat dari Kerajaan Dipa. Sesuai pesan ayahnya lewat mimpi, ia bertapa untuk mencari raja selama 40 hari 40 malam di atas rakit mengikuti arus sungai.

    Begitu tiba di daerah Rantau kota Bagantung, ia mendengar suara perempuan dari segumpal buih, yakni Putri Junjung Buih. Putri tersebut hanya akan menampakkan wujudnya jika permintaannya dipenuhi.

    Ia meminta sebuah istana megah yang dikerjakan 40 jejaka dan selembar kain panjang yang dikerjakan oleh 40 gadis. Dalam waktu satu hari, istana dan kain selesai dibuat.

    Saat itulah, Putri Junjung Buih naik ke alam manusia dengan mengenakan kain langgundi berwarna kuning. Ia kemudian menjadi raja putri Dipa. Saat ini, kain langgundi lebih dikenal sebagai kain sasirangan.

    Kain Sasirangan sebagai Pengobatan

    Bagi masyarakat Banjar, kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba). Kain ini juga dipercaya dapat mengusir dan melindungi diri dari gangguan roh jahat.

    Sebagai pengusir roh jahat, kain sasirangan dibuat berdasarkan pesanan atau pamintaan. Oleh sebab itu, kain sasirangan untuk pelindung juga dikenal sebagai kain pamintaan.

    Kain pamintaan tak boleh sembarangan dan harus melewati persyaratan khusus, termasuk upacara selamatan. Pewarnaan kainnya juga disesuaikan dengan peruntukannya, seperti kuning untuk menyembuhkan penyakit kuning, merah untuk sakit kepala atau insomnia, hijau untuk lumpuh atau stroke, hitam untuk demam dan kulit gatal-gatal, ungu untuk sakit perut, serta coklat untuk penyakit kejiwaan.