kab/kota: Bangkalan

  • Tersinggung, Pria di Bangkalan Ini Bacok Pelanggan Warung Belakang Stadion

    Tersinggung, Pria di Bangkalan Ini Bacok Pelanggan Warung Belakang Stadion

    Bangkalan (beritajatim.com) – Aksi penganiayaan terjadi di sebuah warung di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB). Akibatnya korban mengalami luka di sejumlah bagian tubuhnya.

    Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono mengatakan kejadian bermula saat korban MB (23) warga Bangkalan sedang asyik meminum alkohol bersama temannya. Sedangkan pelaku yakni MF (24) warga Kecamatan Socah, Bangkalan.

    Diduga, aksi itu bermula saat korban mengeluarkan kalimat yang menyinggung pelaku. Akibatnya keduanya terlibat cekcok di lokasi tersebut.

    “Sebelumnya sempat cekcok karena diduga salah paham,” terangnya, Kamis (23/1).

    Ia mengatakan, pelaku yang kesal lalu mengeluarkan senjata tajam. Pelaku lalu menganiaya korban di sejumlah bagian tubuhnya. Usai menganiaya, pelaku melarikan diri.

    “Korban sudah dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan,” imbuhnya.

    Korban lalu melaporkan kejadian itu ke polisi. Usai menerima laporan, polisi melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku di rumahnya.

    “Kami sudah amankan pelaku di rumahnya. Pelaku kami dikenakan pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan dengan ancaman 5 tahun penjara,” pungkasnya. [sar/ian]

  • Atensi AKBP Hendra Eko Triyulianto sebagai Kapolres Pamekasan

    Atensi AKBP Hendra Eko Triyulianto sebagai Kapolres Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Beragam tindakan melanggar hukum maupun mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) menjadi atensi Polres Pamekasan, dibawah kepemimpinan AKBP Hendra Eko Triyulianto.

    “Akhir-akhir ini banyak kejadian berupa tindak kejahatan, seperti begal, premanisme, judi, narkoba, curanmor, balap liar dan lainnya akan kami tindak tegas,” kata Kapolres Pamekasan, AKBP Hendra Eko Triyulianto, Rabu (22/1/2025) kemarin.

    Guna melakukan penindakan tersebut, pihaknya mengajak insan pers bahu membahu mencari solusi terbaik guna mewujudkan situasi dan kondisi kamtibmas. “Tidak banyak yang kami sampaikan, tolong bantu kami. Mari kita cari solusi bersama,” ungkapnya.

    “Maka dari itu, tolong bantu kami, ingatkan dan kabari kami, kita kolaborasi untuk bersama mewujudkan Pamekasan aman dan kondusif. Serta selalu bersama mewujudkan situasi kamtibmas,” sambung Kapolres kelahiran Bangkalan, Madura.

    Ajakan tersebut bukan tanpa alasan, sebab pihaknya menilai jika media menjadi salah satu pilar penting demokrasi. Sehingga dapat memberikan informasi objektif dan edukatif bagi publik. “Kolaborasi dan sinergitas ini penting untuk bersama mewujudkan kondisi kamtibmas di Pamekasan,” tegasnya.

    “Karena kami yakin jika rekan-rekan media memiliki peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi, sehingga juga penting untuk menjadi kontrol terhadap berbagai kepentingan publik di kabupaten Pamekasan,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Jembatan Penghubung Antar Desa di Blega Bangkalan Ambruk

    Jembatan Penghubung Antar Desa di Blega Bangkalan Ambruk

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah jembatan penghubung antar desa di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, ambruk pada Kamis (23/01/2025). Beberapa detik sebelum kejadian, belasan warga yang berada di atas jembatan berhasil menyelamatkan diri.

    Momen ambruknya jembatan sempat terekam oleh kamera ponsel warga. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga berada di tengah jembatan sambil membersihkan ranting pohon yang terbawa aliran sungai. Namun, saat debit air semakin tinggi, warga berlarian ke tepi jembatan sebelum akhirnya jembatan ambruk.

    Kapolsek Blega, AKP Muh Syamsuri, memastikan tidak ada korban jiwa maupun warga yang hanyut dalam peristiwa ini. “Tidak ada korban karena sudah diperingatkan sebelumnya,” ungkapnya.

    Menurut Syamsuri, pihaknya telah melakukan antisipasi sebelumnya dengan memasang bambu sebagai penutup akses menuju jembatan. Langkah ini dilakukan karena jembatan sudah terlihat rentan ambruk.

    “Setelah penutupan akses, sekitar lima jam kemudian jembatan benar-benar ambruk akibat terjangan air sungai yang membawa sampah dan kayu,” jelasnya.

    Peristiwa ini menjadi peringatan akan pentingnya pemeliharaan infrastruktur dan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama di musim hujan. [sar/beq]

  • Kronologi Perampokan 5 Kg Perhiasan di Rumah Lansia Surabaya, 4 Pelaku Mengaku Petugas PDAM

    Kronologi Perampokan 5 Kg Perhiasan di Rumah Lansia Surabaya, 4 Pelaku Mengaku Petugas PDAM

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Terungkap kronologi rumah SNI (75) dan HH (77), pasutri lansia di Peneleh, Genteng, Surabaya, disatroni komplotan perampok berkedok sebagai petugas PDAM pemeriksa meteran pipa air, pada Rabu (22/1/2025) pagi. 

    Cucu pemilik rumah, Marsa Tsabitdhia menceritakan, semula seorang pelaku datang bertamu dan berlagak sebagai petugas PDAM, sekitar pukul 09.00 WIB. 

    Kedatangan si pelaku disambut oleh neneknya, karena sang kakek sedang tidur di area tengah rumah utama. 

    Neneknya sempat menanyai si pelaku yang wajahnya tak sama seperti petugas PDAM sungguhan yang biasanya memeriksa meteran pipa air di rumah selama ini. 

    Si pelaku berdalih, mereka merupakan petinggi dari petugas teknis lapangan yang biasa melakukan penanganan pemeriksaan meteran pipa air di rumah warga. 

    Jawaban tersebut tak jua melegakan rasa ragu neneknya.

    Apalagi, si pelaku masih bertanya-tanya keberadaan meteran pipa air yang lokasinya di samping rumah. 

    “Iya berlagak sebagai petugas PDAM. Menurut cerita mbah, dia datang sebagai petugas PDAM. Karena setiap bulan datang petugas. Dia masuk, tapi dia tanya posisi meteran. Lalu mbah saya tanya di mana petugas PDAM biasanya. ‘Saya bosnya,’ katanya gitu,” ujarnya saat ditemui di depan rumah, pada Rabu (22/1/2025). 

    Marsa menerangkan, rumah kakek dan neneknya itu terbagi menjadi tiga ruangan. 

    Pertama, ruangan utama rumah tempat aktivitas berkumpul keluarga dan kamar tidur. 

    Kedua, ruangan garasi yang tertutup rolling door. 

    Ketiga, ruangan terluar yang difungsikan sebagai tempat gudang dan menjemur pakaian. 

    Lanjut Marsa, para pelaku diajak oleh neneknya memasuki rumah melalui pintu rolling door garasi. 

    Kemudian, mereka diajak menuju ke ruangan ketiga sebagai tempat keberadaan meteran pipa air. 

    Setelah para pelaku menjalankan akal-akalan atau alibinya sebagai petugas PDAM yang urusannya berkutat soal meteran pipa air, mulailah mereka melancarkan niat jahatnya. 

    Si pelaku pertama berupaya menyibukkan neneknya dengan perkara kondisi meteran pipa air di samping rumah. 

    Lalu, ada pelaku kedua yang bertugas menahan engsel pintu penghubung ruangan garasi dengan ruangan tempat keberadaan. 

    Kemudian, ada seorang pelaku ketiga yang tugasnya paling krusial. 

    Ia bertugas mencuri benda berharga di dalam kamar. 

    Tapi, gerak-geriknya saat memasuki rumah tidak sempat dilihat oleh neneknya. 

    Kemudian, seorang pelaku keempat berjaga di luar rumah seraya menunggu motor sarana aksi yang mereka gunakan. 

    “Saat angkat telepon. Mbah saya dihalangi. Jadi ada pelaku yang menahan pintu. Saat pelaku sudah membolehkan mbah saya masuk. Mbah saya lihat kok ada 1 pelaku jalan keluar. Totalnya, 1 nahan pintu, 1 ajak omong, 1 masuk ke dalam, dan 1 orang jaga di sini (luar rumah),” jelasnya. 

    Marsa mengungkapkan, neneknya baru menyadari ada pelaku lain yang baru saja memasuki kamar pribadi tanpa izin, setelah sempat mengangkat telepon di ruang tengah rumah utama. 

    Neneknya itu, melihat ada seorang pria yang juga berdalih sebagai petugas PDAM abal-abal berjalan keluar perlahan seperti sedang menahan pegangan benda di dalam jaket yang sedang dikenakannya.

    Namun, neneknya tidak menyadari jika pria tersebut sedang membawa kotak perhiasan dari dalam lemari. 

    Tatkala, para pelaku sudah pergi, neneknya memeriksa kondisi lemari dalam kamar. 

    Bak ‘disambar petir di siang bolong’, ternyata kondisi lemari dalam keadaan terbuka dan kotak berisi perhiasan emas, emas batangan, dan berlian, raib. 

    “Perhiasan ada di dalam lemari kamar nenek. Bahan kayu. Perhiasan emas, berlian, ada emas batangan; emas murni. Nilai kerugian sekitar Rp 5 miliar. Total sekitar 5 kg. Pelaku menyembunyikan kotak dari dalam jaketnya. Jalannya agak kelihatan sulit gitu. Pelaku mencongkel lemari nenek,” pungkasnya. 

    Di lain sisi, menurut saksi warga sekitar, ZY, para pelaku berjumlah empat orang mengendarai dua motor. 

    Mereka sempat menunggu di depan gerbang gang atau seberang rumah korban. 

    Semula satu orang pelaku masuk seorang diri di dalam rumah. 

    Sedangkan, tiga pelaku lainnya menunggu di luar, seraya menjaga dua kendaraan motor sarana aksi mereka. 

    Lalu, pelaku pertama memanggil pelaku kedua untuk turut memasuki rumah guna menguras barang berharga.

    Setelah itu, mereka kabur meninggalkan lokasi. 

    Saksi ZY yang sedang berjualan rujak di depan rumah korban baru menyadari kalau para orang tak dikenal tersebut merupakan pelaku kejahatan, setelah korban HH keluar rumah dan melapor ke rumah Ketua RT 08.

    “4 orang. Yang 1 berhenti di sini, yang 2 di sana (depan gang), dan 1 masuk. Awalnya 1 orang masuk. Habis itu, 1 lagi masuk lagi. Iya emas 1 kotak. Ya sembarang (bentuk emasnya). Iya semuanya,” ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi. 

    Sementara itu, Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya, Kompol Grandika Indra Waspada membenarkan, adanya laporan kejadian pencurian emas dengan modus pelaku mengaku sebagai petugas PDAM di kawasan jalan tersebut.

    Namun, ia belum dapat berkomentar banyak.

    Karena, penyelidikan bersama Satreskrim Polrestabes Surabaya dan Tim Inafis Polrestabes Surabaya untuk memburu para pelaku masih terus bergulir. 

    “Masih proses penyelidikan,” ujar mantan Kasat Lantas Polres Bangkalan itu, saat dihubungi TribunJatim.com.

  • Update Perampokan 5 Kg Perhiasan Senilai Rp 5 M di Rumah Lansia Surabaya, Cucu Korban Merasa Janggal

    Update Perampokan 5 Kg Perhiasan Senilai Rp 5 M di Rumah Lansia Surabaya, Cucu Korban Merasa Janggal

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Komplotan perampok berkedok sebagai petugas PDAM pemeriksa meteran pipa air di rumah pasutri lansia, di Peneleh, Genteng, Surabaya, diduga hafal tempat penyimpanan barang berharga korban, Rabu (22/1/2025).

    Pasalnya, seorang pelaku eksekutor perampokan satu kotak berisi lima kilogram perhiasan senilai Rp 5 miliar itu, mengetahui lokasi tempat benda tersebut disimpan, dalam waktu singkat.

    Benda kotak tersebut berada di dalam lemari kayu yang terkunci.

    Lokasinya, di dalam kamar tidur pasutri lansia berinisial SNI (75) dan HH (77).

    Namun, si pelaku eksekutor membukanya dengan cara dicongkel menggunakan alat sejenis pengungkit yang dibawa pelaku. 

    Informasi tersebut disampaikan oleh Marsa Tsabitdhia setelah mendengar cerita dari neneknya, HH yang menjadi korban, karena berhadapan langsung dengan para pelaku yang berjumlah empat orang. 

    “Pelaku mencongkel lemari nenek. Nah, anehnya kayak gitu. Kamar ada banyak. Tapi kok dia tahu tempat berharga, kok bisa tahu,” ujarnya saat ditemui di depan rumah, Rabu (22/1/2025). 

    Rumah tersebut dihuni oleh 10 orang. Terdiri dari keponakan, anak dan cucu dari pasutri lansia tersebut. 

    Biasanya, pada pagi hari, kakek dan neneknya itu, ditemani oleh dua orang asisten rumah tangga (ART). 

    Sedangkan, para kerabatnya yang lain, pergi bekerja sejak pagi dan baru pulang pada sore atau malam hari. 

    Namun, selama sepekan terakhir, kedua pasutri lansia itu, tidak ada yang menemani.

    Karena, kedua asisten rumah tangga sedang cuti untuk menunaikan ibadah umrah. 

    “Ada 10 orang yang tinggal di rumah ini. Ada pembantu 2 orang. Mereka lagi umrah. Sudah 1 mingguan umrah mereka,” katanya. 

    Saat disinggung mengenai adanya keterlibatan orang dalam, Marsa menampiknya, karena tidak ada yang tahu jika kakek dan neneknya menyimpan benda berharga itu di dalam rumah.

    Bahkan, kerabatnya. 

    “Enggak kayaknya (bukan orang dalam). Saya sendiri aja, orang dalam rumah, gak tahu kalau kotak ada di dalam lemari itu,” pungkasnya. 

    Di lain sisi, Ketua RT 08, Fathur Rahman mengaku sempat memperoleh kesaksian orang lain yang berada di dekat rumah korban. 

    Kesaksian tersebut berasal dari pedagang warung rujak yang membuka lapak di seberang rumah korban. 

    Salah satu pegawai warung rujak itu sudah mencurigai gelagat beberapa orang pria tak dikenal yang berboncengan dua motor di depan rumah korban. 

    Pria tak dikenal yang belakangan diketahui sebagai komplotan pelaku perampokan tersebut, berpenampilan layaknya preman. 

    Lalu, lanjut Fathur, mereka berjalan keluar masuk ke dalam rumah yang dihuni oleh dua orang lansia tersebut. 

    “Kalau kata rewangnya (pekerja) Bu ZY, sempat curiga dengan sosok para orang tersebut. Dia cerita ke Bu ZY, ‘buk kok mereka badannya kayak preman gitu.’ Nah, yang Bu ZY sibuk main ponsel. Lalu 3 orang sliwar-sliwer (mondar-mandir). Masuk 1 orang, lalu 2 orang,” terangnya. 

    Saking mudahnya para pelaku memasuki rumah korban, Fathur sempat mengira para pelaku juga melakukan modus gendam terhadap korban. 

    Pasalnya, si pelaku eksekutor perampokan begitu mudahnya memasuki kamar korban yang di dalamnya terdapat lemari berisi kotak perhiasan. 

    Namun, ia tak ingin berspekulasi macam-macam selama penyelidikan kepolisian masih berlangsung untuk memburu para pelaku yang jumlahnya diperkirakan lebih dari dua orang. 

    “Gak ada teriakan. Iya baru sadar saat pelaku pergi. Ya setengah digendam begitu,” pungkasnya. 

    Sementara itu, Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya, Kompol Grandika Indra Waspada membenarkan, adanya laporan kejadian pencurian emas dengan modus pelaku mengaku sebagai petugas PDAM di kawasan jalan tersebut.

    Namun, ia belum dapat berkomentar banyak.

    Karena, penyelidikan bersama Satreskrim Polrestabes Surabaya dan Tim Inafis Polrestabes Surabaya untuk memburu para pelaku masih terus bergulir. 

    “Masih proses penyelidikan,” ujar mantan Kasat Lantas Polres Bangkalan itu, saat dihubungi TribunJatim.com.

  • Pengelolaan Sampah TPA di Bangkalan Membludak, Terbawa Air Masuk Rumah Warga

    Pengelolaan Sampah TPA di Bangkalan Membludak, Terbawa Air Masuk Rumah Warga

    Bangkalan (beritajatim.com) – Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandang Dajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, dilaporkan terbawa aliran air hujan hingga memasuki rumah warga. Kondisi ini menjadi sorotan serius, mengingat dampak buruknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

    Takdir Mukjizat, anggota Komisi III DPRD Bangkalan, turut menyampaikan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan untuk segera mengambil langkah konkret.

    “DLH dan dinas terkait seharusnya tidak hanya melakukan penanganan darurat, tetapi juga menyusun rencana strategis agar permasalahan sampah di TPA ini bisa selesai,” ujarnya pada Rabu (22/1/2024).

    Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menekankan pentingnya pembenahan infrastruktur di TPA. Langkah seperti pembangunan saluran air yang lebih baik dan penataan area pembuangan sampah dinilai krusial untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa.

    “Kami tidak ingin kejadian seperti ini terus berulang,” tambah Takdir.

    Hasil pantauan di lokasi menunjukkan tumpukan sampah yang terbawa air hujan tidak hanya mengotori rumah warga, tetapi juga menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, dampak kesehatan mulai dirasakan, dengan sejumlah warga dilaporkan mengalami gangguan kesehatan akibat lingkungan yang tercemar.

    Situasi ini mendesak perhatian dan tindakan cepat dari pihak terkait untuk menangani permasalahan di TPA Bandang Dajah secara menyeluruh. [sar/ian]

  • Aksi Gesit Bocah di Bangkalan Curi HP Pengunjung Toko, Sempat Diwarnai Kejar-kejaran

    Aksi Gesit Bocah di Bangkalan Curi HP Pengunjung Toko, Sempat Diwarnai Kejar-kejaran

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahmad Faisol

    TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN – CCTV milik sebuah toko di pinggir Jalan Raya Desa Jaddih, Kecamatan Socah merekam aksi seorang bocah mencuri handphone (HP) dari kolong setir sepeda motor milik pengunjung sebuah toko pada Senin (20/1/2025) sekitar pukul 08.15 WIB. 

    Dalam rekaman CCTV, bocah laki-laki berkaos warna hijau itu beraksi tepat di belakang pria mengenakan kaos warna kuning atau si pemilik HP yang sedang bertransaksi top up dana atau isi ulang saldo.

    Rekaman CCTV itu kemudian beredar luas mewarnai linimasa sosial media dalam dua hari terakhir, atau beberapa saat setelah kejadian berlangsung. Di samping kanan kiri korban, terekam juga seorang pria menggunakan helm yang diduga sebagai teman dari pelaku bocah. Bocah itu langsung menyelipkan HP di balik kaos depannya.

    Korban terlebih dahulu meninggalkan toko, ia tampak belum sadar bahwa HP di kolong stir motornya telah raib. Sementara pria yang menggunakan helm masih berada di toko untuk membeli rokok.  

    Tidak berselang lama, korban kembali ke toko bersamaan dengan pria misterius mengenakan helm beranjak meninggalkan toko. Korban sempat menanyakan keberadaan HP kepada pegawai toko sambil menatap motor yang ditumpangi bocah dan pria itu berlalu ke arah Barat.

    “Korban langsung mengejar, saya tidak kenal sama sekali orang bertiga itu. Usia anak itu sekitar 9 tahun hingga 10 tahun, usia SD sepertinya karena masih kecil anaknya,” ungkap penjaga toko, Dzuriyah Soleha ketika ditemui pada Rabu (22/1/2025).

    Aksi seorang bocah mencuri HP dari kolong stir motor pengunjung toko (pria mengenakan kaos kuning) terekam CCTV milik sebuah toko di pinggir Jalan Raya Desa Jaddih, Kecamatan Socah pada Senin (20/1/12025) (istimewa)

    Ia menjelaskan, awalnya korban datang dari arah Timur untuk top up saldo. Tidak berselang lama, datang tiga orang menggunakan satu sepeda motor. Salah seorang di antaranya masih berusia bocah.  

    “Orang (pria mengenakan helm) mau beli rokok Oepet, tetapi yang dicari tidak ada. Setelah korban pulang, mereka keburu pulang karena mungkin sudah ambil HP. Korban kembali datang untuk menanyakan HP, saya jawab tidak ada karena dia tidak naik ke teras toko,” jelas Soleha.

    Dikonfirmasi atas peristiwa tersebut, Kapolsek Socah, Iptu Suharijanto mengungkapkan, hingga menjelang waktu sore ini pihaknya belum menerima laporan dari pihak-pihak terkait berkaitan dengan aksi bocah yang terekaman CCTV

    “Tidak ada laporan, mungkin lapor ke polres,” singkat Suharijanto.

  • Santri Hanyut di Sungai Blega Bangkalan Ditemukan Tak Bernyawa

    Santri Hanyut di Sungai Blega Bangkalan Ditemukan Tak Bernyawa

    Bangkalan (beritajatim.com) – Setelah hilang terseret arus, seorang santri yang hanyut di Sungai Blega, Desa/Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, akhirnya ditemukan oleh tim gabungan sejauh 950 meter dari lokasi awal korban hanyut.

    Kapolsek Blega, AKP Muhammad Syamsuri, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan tubuh yang telah membusuk.

    “Saat ditemukan, kondisi jasad masih utuh namun telah memutih,” jelasnya, Rabu (22/1/2025).

    Korban ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB siang tadi oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai pihak. Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dievakuasi ke puskesmas setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Setelah pemeriksaan di puskesmas, korban segera dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka,” tambah Syamsuri.

    Ia juga menjelaskan bahwa keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Oleh karena itu, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka untuk segera dimakamkan.

    “Keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi, sehingga setelah pemeriksaan selesai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan,” pungkasnya.

    Diketahui, banjir di Kecamatan Blega disebabkan oleh luapan air kiriman dari wilayah tengah. Banjir ini juga menggenangi jalan raya, mengakibatkan arus lalu lintas di Madura terganggu. (ted)

  • Santri di Bangkalan Hilang Terseret Arus Banjir, Pencarian Terus Dilakukan

    Santri di Bangkalan Hilang Terseret Arus Banjir, Pencarian Terus Dilakukan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Seorang santri dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Selasa (21/1/2025). Korban diketahui bernama Muhammad Sohibul Kirom (16), santri dari salah satu pondok pesantren di sekitar Jembatan Blega.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangkalan, Taufik Efendi, mengatakan bahwa kejadian bermula saat korban bermain di sekitar sungai yang meluap akibat banjir. Diduga korban tidak mampu menahan derasnya arus sehingga terbawa arus dan hilang.

    “Korbannya santri salah satu pondok pesantren di sekitar jembatan Blega,” terangnya.

    Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Hingga saat ini, tim gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang hilang. “Kami masih melakukan penyisiran di sekitar sungai di mana korban pertama kali berada di sungai,” imbuhnya.

    Upaya pencarian tidak hanya dilakukan oleh BPBD Bangkalan, tetapi juga melibatkan personel dari TNI-Polri serta warga setempat. Namun, proses pencarian terkendala kondisi sungai yang keruh dan arus yang deras. “Sungai Blega saat ini dalam kondisi keruh dan arus yang deras,” tambah Taufik.

    Hingga berita ini ditulis, pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan korban. Pihak berwenang mengimbau warga agar lebih berhati-hati dan menghindari area sungai yang berarus deras selama musim hujan guna menghindari kejadian serupa. [sar/suf]

  • BPBD Jatim Ingatkan Cuaca Ekstrem Hingga Akhir Bulan, Daerah Mana Saja?

    BPBD Jatim Ingatkan Cuaca Ekstrem Hingga Akhir Bulan, Daerah Mana Saja?

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur hingga akhir bulan ini. Bahkan, bisa sampai Februari 2025.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengungkapkan, pihaknya telah meminta ke BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca.

    “Sehingga, kami sudah minta ke BMKG untuk perpanjangan waktu operasi modifikasi cuaca. Dan, surat dari Pak Pj Gubernur Jawa Timur sudah dikirim, dan cuaca ekstrem ini menjadi perhatian dalam hal penanganan banjir dan hujan yang intensitas tinggi di wilayah-wilayah yang berpotensi,” kata Gatot kepada beritajatim.com di kantornya, Selasa (21/1/2025).

    Gatot mengatakan, modifikasi cuaca akan difokuskan di titik-titik yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

    “Kami memodifikasi cuaca di wilayah-wilayah yang masih mengalami banjir di antaranya ada Ngawi dan Bangkalan. Itu sudah beberapa hari terjadi banjir, termasuk di wilayah Sidoarjo, khususnya Tulangan maupun Candi sudah beberapa hari banjir,” katanya.

    “Memang seperti di wilayah Candi kondisi datarannya rendah, sehingga jadi tempat untuk genangan air agak lama dan sedang diupayakan oleh teman-teman dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk mengeruk dan juga menarik air untuk dibuang ke laut melalui pompa yang disiapkan. Itu selain menunggu modifikasi cuaca yang belum dilakukan,” tambahnya.

    Lebih lanjut Gatot juga mengatakan, BPBD bersama Dinas PUSDA Jatim melakukan pembersihan di sungai-sungai tempat aliran air menuju laut, agar tidak terjadi sumbatan-sumbatan.

    “Selain modifikasi cuaca, upaya yang dilakukan dengan OPD teknis terkait untuk melakukan kerja bakti bersama, membersihkan area sungai yang banyak sampahnya termasuk eceng gondok dan juga memang yang paling penting adalah normalisasi sungai,” ungkapnya.

    “Tetapi kan normalisasi sungai memang membutuhkan biaya mahal, hingga hari ini yang bisa dijangkau dalam jangka pendek adalah pembersihan alur-alur sungai yang ada di wilayah Jawa Timur oleh kabupaten/kota maupun pemerintah provinsi sampai akhir Februari,” tambahnya.

    Gatot mengimbau warga juga turut aktif menjaga dan membersihkan lingkungan sekitar agar tidak terjadi banjir di saat terjadi cuaca ekstrem.

    “Sehingga, untuk masyarakat perlu mengantisipasi bersama untuk turut aktif menjaga lingkungan. Apalagi puncak musim hujan ini masih terjadi, sehingga dampak selain banjir adalah adanya potensi longsor di beberapa wilayah yang notabene berada di lereng bukit atau gunung,” jelasnya.

    “Dan, untuk masyarakat berhati-hati juga, karena ada potensi banjir rob di pesisir yang menyebabkan wilayah-wilayah sekitar pesisir banjir,” pungkasnya. [tok/beq]