Dzuriyyah Bani Kholil di Bangkalan Serukan Deklarasi Damai, Minta Semua Pihak Tahan Diri
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Memanasnya aksi demonstrasi di berbagai daerah menjadi sorotan sejumlah pihak, salah satunya adalah Dzurriyah Bani Kholil di Kabupaten Bangkalan, yang mengimbau seluruh pihak untuk menahan diri agar tidak memperkeruh kondisi tersebut.
Seruan damai itu disampaikan oleh para ulama sepuh di Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, sore ini.
Perwakilan Bani Kholil, KH Imam Buchori Cholil menyampaikan duka cita atas meninggalnya Affan Kurniawan serta para korban dalam aksi demonstrasi tersebut.
“Kami mengucapkan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas meninggalnya ananda Affan Kurniawan dan semua korban yang meninggal dalam aksi yang terjadi di berbagai daerah,” ucapnya, Minggu (31/8/2025).
Selain itu, pihaknya meminta agar seluruh pihak dapat menahan diri agar tidak semakin memperburuk kondisi.
“Kami memohon semua pihak untuk bisa menahan diri, agar ketenangan dan kondusivitas di masyarakat menjadi hal yang utama,” ucapnya.
Salah satu ulama sepuh di Kabupaten Bangkalan itu juga mengimbau agar masyarakat membaca doa dan amalan di lingkungan masing-masing.
“Hal itu bertujuan untuk keselamatan bangsa dan negara Republik Indonesia,” ucapnya.
Pihaknya juga meminta pemerintah untuk mengakomodasi aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, sehingga kondisi masyarakat tidak semakin memanas dan bisa kembali kondusif.
“Kepada pemerintah, khususnya Bapak Presiden, supaya bisa mengakomodasi aspirasi masyarakat secara komprehensif dan menyeluruh, di antaranya
reshuffle
kabinet dan penegakan hukum tanpa pandang bulu,” tutur dia.
Seruan damai ini dihadiri oleh KH Imam Buchori Cholil, KH M Syafik Rofi’i, KH Imron Abd Fattah, KH Abd Kadir Rofi’i, KH Shofwan Tajul, KH Muadz Makki, dan KH Hasan Iraqi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Bangkalan
-
/data/photo/2025/08/31/68b419b4166e2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dzuriyyah Bani Kholil di Bangkalan Serukan Deklarasi Damai, Minta Semua Pihak Tahan Diri Surabaya 31 Agustus 2025
-

Polres Mojokerto Tangkap Komplotan Pencuri Motor di Masjid Al Hidayah Pungging
Mojokerto (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Mojokerto berhasil membongkar komplotan pencuri sepeda motor yang sempat membuat geger warga. Kawanan ini beraksi di halaman Masjid Besar Al Hidayah, Dusun Wonogiri, Desa Tunggalpager, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (23/8/2025) dini hari. Aksi tersebut viral lantaran lokasi masjid berada tepat di depan Mapolsek Pungging.
Dalam peristiwa itu, dua unit motor milik jemaah yang sedang melaksanakan salat Subuh raib. Berdasarkan rekaman CCTV, empat orang terekam terlibat dalam pencurian sekitar pukul 04.34 WIB. Dua pelaku tampak mengenakan sarung dan peci, sementara dua lainnya memakai celana jeans. Mereka berhasil membawa kabur Honda PCX nopol S 2958 NBW dan Honda BeAT nopol S 5781 NCA.
Tim gabungan Jatanras Satreskrim Polres Mojokerto bersama Unit Reskrim Polsek Pungging bergerak cepat. Pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 03.30 WIB, keberadaan komplotan terdeteksi di wilayah Sidoarjo dan Surabaya. Dari empat pelaku, tiga berhasil ditangkap.
Ketiganya yakni Malik (25) di kontrakan Desa Prambon, Kecamatan Prambon; Anto (30) di rumah kos Desa Tambak Kemerakan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo; serta Junaidi (28) di kontrakan kawasan Tambak Wesi, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya.
“Setelah serangkaian penyelidikan dan analisa rekaman CCTV, diperoleh bukti permulaan yang cukup untuk melakukan penangkapan. Tiga pelaku dari empat pelaku berhasil diamankan di rumah kontrakan masing-masing,” ungkap Humas Polres Mojokerto, Iptu Suyanto, Sabtu (30/8/2025).
Satu pelaku bernama Faeruz berhasil melarikan diri saat pengejaran di wilayah Bangkalan, Madura. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, di antaranya Honda BeAT nopol S 5781 NCA hasil curian di Masjid Al Hidayah, Honda Scoopy nopol L 6559 RL hasil curian di Krian, serta satu unit Honda PCX merah yang dipakai sebagai sarana kejahatan.
“Modus mereka, mencari sasaran motor di area masjid saat jemaah salat Subuh. Setelah menemukan target, para pelaku merusak kunci kontak lalu mendorong motor keluar dari lokasi. Kasus ini masih terus dikembangkan dan memburu satu pelaku lain yang kabur serta menelusuri kemungkinan adanya TKP lain yang menjadi sasaran komplotan tersebut,” tegasnya.
Kasus pencurian ini menjadi perhatian publik karena terjadi di tempat ibadah yang lokasinya persis di depan kantor polisi. Rekaman CCTV yang menampilkan para pelaku dengan tenang mengeksekusi motor dalam hitungan menit menambah sorotan tajam masyarakat terhadap keamanan lingkungan. [tin/suf]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332090/original/072784000_1756456136-1000865743.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penyebaran Campak Lebih Cepat dari Covid-19, Bangkalan Berstatus Siaga
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melakukan pemantauan langsung ruang perawatan dan kondisi penanganan pasien campak di RSUD Syamrabu Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (29/8).
Pemantauan ini dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Sukadino.
Menurutnya, Bangkalan menjadi salah satu wilayah prioritas pemantauan di kawasan Madura Raya, karena berdekatan langsung dengan Kabupaten Sumenep yang telah berstatus KLB Campak.
“Saat ini Bangkalan sudah dalam kondisi siaga. Dinas kesehatan bersama fasilitas layanan kesehatan setempat telah menjalankan program imunisasi sebagai langkah antisipasi,” kata Sukadino usai kunjungan.
Dia mengapresiasi kesiapan RSUD Syamrabu, termasuk keberadaan ruang isolasi khusus untuk pasien campak. Selain itu, kata dia, capaian imunisasi kejar campak di Bangkalan mencapai 90 persen dari target nasional 95 persen.
“Ini progres yang sangat baik. Upaya pencegahan sudah berjalan, tinggal kita dorong agar cakupan imunisasi bisa segera tembus target,” terang dia.
Selain itu, lanjut Sukadino, ada instruksi khusus dari Kementerian Kesehatan kepada Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Lembaga ini diminta melakukan pengambilan sampel secara aktif atau jemput bola ke daerah terdampak. Tujuannya, mempercepat proses identifikasi kasus campak di lapangan.
“Ini bagian dari arahan langsung Menteri Kesehatan. Respons harus cepat dan berbasis data,” tambah Sukadino.
Campak merupakan salah satu penyakit dengan tingkat penularan tertinggi. Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), nilai basic reproduction number (R0) campak berada di angka 12-18, jauh lebih tinggi dibanding Covid-19 yang berkisar di angka 8.
“Artinya, satu orang penderita campak bisa menularkan hingga 18 orang lain dalam kondisi tertentu,” terang Sukadino.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5328672/original/054136200_1756264229-WhatsApp_Image_2025-08-26_at_15.55.09.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bangkalan Darurat Campak, Ratusan Anak Alami Demam dan Bintik-Bintik Merah
Sementara itu, di Sampang, sebanyak 413 anak terjangkit penyakit campak. Temuan itu dikonfirmasi Dinkes KB Kabupaten Sampang.
“Temuan jumlah anak yang terserang campak ini berdasarkan laporan yang disampaikan masing-masing puskesmas di 14 kecamatan se-Kabupaten Sampang pada rapat koordinasi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes-KB Sampang Samsul Hidayat.
Samsil menjelaskan ke-413 anak yang positif campak itu tersebar di 14 kecamatan se-Kabupaten Sampang.
Petugas di masing-masing puskesmas, sambung dia, memberikan pengobatan dan sebagian di antara mereka telah sembuh.
“Para penderita umumnya anak berumur antara 1 hingga 4 tahun,” kata Samsul.
Samsul menjelaskan anak-anak yang terserang campak tersebut, karena beberapa faktor, di antaranya, karena perubahan cuaca dan belum divaksin.
“Sebab, berdasarkan laporan petugas medis puskesmas di desa-desa itu banyak orang tua yang menolak anaknya diimunisasi,” katanya.
Alasannya, karena setelah imunisasi, anak lalu mengalami demam.
“Padahal, itu memang karena efek dari imunisasi yang dilakukan. Manfaatnya setelah itu, anak kebal dari berbagai jenis penyakit dan tidak mudah sakit,” katanya.
Sementara itu, untuk menekan penyebaran kasus tersebut, Dinkes-KB Sampang mulai melakukan imunisasi massal di 14 puskesmas dan beberapa puskesmas pembantu di daerah itu.
Selain dilakukan di fasilitas kesehatan, imunisasi dalam rangka mencegah penyebaran campak juga dengan mendatangi sekolah dan rumah-rumah warga bersama kader posyandu di wilayah itu.
Dalam 8 bulan terakhir tercatat ada 275 anak yang terpapar virus campak di Bangkalan, Jawa Timur. Sementara sebanyak lebih dari 2.000 kasus campak terjadi di Kabupaten Sumenep, terdapat 17 orang di antaranya meninggal dunia.
-
/data/photo/2025/08/26/68ad90403d619.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dianggap Provokasi, Patung Tikus Berdasi di Bangkalan Dilarang Ikut Karnaval Surabaya 26 Agustus 2025
Dianggap Provokasi, Patung Tikus Berdasi di Bangkalan Dilarang Ikut Karnaval
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Patung tikus berdasi milik warga Desa Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur tak jadi ditampilkan di karnaval kecamatan.
Diduga, salah satu anggota polsek setempat melarang patung tersebut tampil.
Camat Tanjung Bumi, Imam Mahfud mengatakan, salah satu anggota kepolisian setempat meminta agar patung tersebut tidak tampil.
Alasannya, patung berbentuk tikus berdasi itu dinilai mengandung unsur provokasi.
“Ya tadi malam itu kami kedatangan salah satu anggota (polisi) dan minta ke panitia agar patung itu (tikus berdasi) tidak ditampilkan saat karnaval untuk mencegah provokasi dan di juknis juga ada,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Menurut Imam, dalam aturan pelaksanaan karnaval juga terdapat ketentuan agar peserta karnaval tidak menampilkan hal yang mengandung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), pornografi, dan juga provokasi.
“Dan peserta tersebut juga tidak datang saat
technical meeting,
jadi mungkin tidak tahu ada aturan itu. Saya pun tidak tahu kalau ada warga yang buat itu. Kami diwanti-wanti oleh anggota agar patung tidak ditampilkan,” ujarnya.
Akibatnya, patung tersebut batal tampil dalam acara karnaval.
Imam juga mengaku acara karnaval itu murni dibuat untuk menghibur masyarakat tanpa tendensi.
“Ya niat kami, karnaval ini hanya untuk menghibur masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono mengaku tak ada larangan patung tersebut tampil selama tidak mencantumkan nama perorangan.
“Tidak apa-apa (tampil di karnaval), apa dasar larangannya. Asal tidak mencantumkan nama perorangan, karena nanti bisa pencemaran nama baik,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Wabah Campak Serang Bangkalan, Ratusan Balita Terinfeksi dan 1 Orang Meninggal
Jakarta –
Kasus infeksi campak di Bangkalan, Madura, Jawa Timur tergolong cukup tinggi. Ada ratusan balita pasien campak dan satu di antaranya meninggal dunia.
Spesialis anak, dr Mega Malynda, SpA dari RSUD Syarambu Bangkalan mencatat ada sekitar 275 pasien campak hingga akhir Agustus ini. Sementara, pasien meninggal terjadi di awal tahun.
“Di RSUD pasien campak meningkat drastis. Mulai Januari sampai Agustus ini tercatat ada 275 pasien positif campak. Untuk kematian hanya 1 di Januari lalu,” kata dr Mega dikutip dari detikJatim, Selasa (26/8/2025).
Kasus campak di Bangkalan didominasi oleh anak-anak berusia 2-3 tahun. Mereka umumnya mengalami gejala yang serupa seperti demam di hari pertama, keluar bintik-bintik merah di belakang telinga hingga sekujur tubuh.
Pada beberapa balita yang terinfeksi campak, biasanya disertai dengan batuk dan pilek.
“Saat ini yang masih kami rawat ada 17 pasien campak terdiri dari balita semua. Di Agustus ini ada 50 pasien, dan rata-rata dari Kecamatan Geger Bangkalan,” kata dr Mega.
Banyak Anak Tak Diimunisasi di Madura
dr Mega mengatakan kasus campak berat yang dialami pasien mayoritas karena mereka belum mendapatkan imunisasi, sehingga tubuh tidak memiliki perlindungan yang baik pada campak.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan ada banyak faktor yang saat ini memengaruhi mengapa orang tua tidak memberikan imunisasi ke anak-anak mereka.
“Banyak (alasan keluarga nggak mau vaksinasi anak). Ada yang dikaitkan soal agama, takut karena nanti ada efek samping,” kata Prof Dante kepada wartawan di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).
“Sebenarnya ini sudah kami kaji, vaksinasi-vaksinasi yang kami berikan ke masyarakat itu sudah dikaji secara empiris dalam waktu lama, sehingga aman untuk diberikan ke anak,” sambungnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Upaya Kemenkes Cegah Misinformasi Seputar Imunisasi”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna) -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5326866/original/030544500_1756113809-1000859897.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
275 Warga Bangkalan Terkena Campak, Satu Balita Meninggal Dunia
Liputan6.com, Jakarta Kasus campak di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, meningkat drastis belakangan ini. Data dari RSUD Syamrabu Bangkalan mencatat, dari Januari hingga akhir Agustus, terdapat 275 pasien yang terjangkit campak. Bahkan, satu pasien meninggal dunia.
“Dari 275 pasien yang positif campak. Ada satu balita yang meninggal. Kejadiannya pada bulan Januari,” kata Dokter Spesialis Anak RSUD Syamrabu Bangkalan, dr. Mega Malynda, Senin (25/8).
Pasien campak di RSUD Bangkalan berasal dari berbagai kelompok usia, namun didominasi oleh balita berusia 2-3 tahun. Menurut Mega, Saat ini, pasien yang masih dirawat berjumlah 17 orang dan semuanya adalah balita.
Gejala penyakit campak biasanya diawali dengan demam pada hari pertama, diikuti munculnya bintik-bintik merah yang dimulai dari belakang telinga lalu menyebar ke seluruh tubuh. Gejala ini sering kali disertai batuk dan pilek.
“Bulan Agustus saja ada 50 pasien yang dirawat. Mereka umumnya berasal dari Kecamatan Geger,” terang dia.
Menurut Mega, kasus campak parah umumnya dialami oleh pasien yang belum mendapatkan imunisasi. Akibatnya, tubuh mereka tidak memiliki kekebalan untuk melawan virus campak.
“Mayoritas pasien campak di sini belum mendapat imunisasi campak. imunisasi ini seharusnya diberikan ketika anak berusia 9 bulan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Nur Khotibah, membenarkan data tersebut. Dan telah mengambil langkah-langkah pencegahan melalui puskesmas di masing-masing kecamatan.
“Kita ada kasus positif campak, petugas puskesmas akan langsung mendatangi rumah pasien untuk memberikan vaksinasi dan vitamin,” katanya.
Nur Khotibah menambahkan, pihaknya secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke puskesmas setiap tiga bulan sekali. Kegiatan ini tidak hanya fokus pada imunisasi campak, tetapi juga mencakup program imunisasi lainnya.
-

Ormas Madura di Malaysia gelar acara perpisahan dengan Dubes RI
Kuala Lumpur (ANTARA) – Sejumlah organisasi kemasyarakatan Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Madura (FKOM) menggelar acara perpisahan dengan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Malaysia Dato’ Indera Hermono di Kuala Lumpur, Sabtu malam.
Sekretaris FKOM sekaligus Ketua Panitia acara perpisahan Khoirul Yatim menyampaikan acara perpisahan itu diadakan karena Dubes RI untuk Malaysia Hermono akan segera mengakhiri masa tugasnya beberapa bulan mendatang.
“Saya dari 2008 di Malaysia, saya rasa cuma Dato’ Indera Hermono dubes yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya Madura,” ujar Khoirul Yatim di Kuala Lumpur, Sabtu malam.
Yatim mendoakan agar Dubes Hermono senantiasa diberikan kesehatan, ketabahan dan keberkahan usia.
Dubes RI untuk Malaysia Hermono menyampaikan rasa terima kasih sekaligus rasa haru karena dibuatkan acara khusus perpisahan oleh masyarakat Indonesia di Malaysia.
“Saya sungguh terharu dibuatkan acara yang demikian besar, apalagi dihadiri juga oleh kiai dari Bangkalan, Madura,” kata Dubes Hermono.
Hermono mengatakan sebentar lagi dirinya akan menyelesaikan tugas sebagai Dubes Indonesia di Malaysia.
Hermono bertugas di Malaysia sejak tahun 2020, setelah sebelumnya bertugas sebagai Dubes RI untuk Spanyol.
“Masa lima tahun boleh dikatakan masa yang, selain banyak tantangan, tapi juga banyak kesan sangat menyenangkan. Yang pasti akan terus terkenang setelah saya menyelesaikan tugas di KBRI Kuala Lumpur,” kata Dubes Hermono.
Hermono mengenang, saat masuk ke Malaysia, pandemi COVID-19 sedang terjadi. Ratusan ribu warga negara Indonesia memerlukan bantuan.
Dia bersyukur di tengah situasi sulit itu, mendapatkan dukungan luar biasa dari organisasi kemasyarakatan yang ada di Malaysia, khususnya ormas Madura.
“Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh ormas, kepada teman-teman semua yang telah membantu KBRI dalam melaksanakan tugas-tugas yang pada saat masa COVID luar biasa sulit,” ujarnya.
Dalam acara perpisahan tersebut, Dubes Hermono menerima plakat dari masyarakat Madura. Selain itu FKOM juga menyerahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga kepada Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia yang baru yakni Danang Warsito.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/08/23/68a92acae1ed9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Semarak HUT RI, Ratusan Nelayan Pesisir Bangkalan Ikuti Lomba Perahu Santai Surabaya 23 Agustus 2025
Semarak HUT RI, Ratusan Nelayan Pesisir Bangkalan Ikuti Lomba Perahu Santai
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Ratusan nelayan di pesisir Desa Junganyar, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mengikuti lomba perahu santai.
Masyarakat semakin antusias karena panitia menyediakan hadiah utama sepeda listrik.
Kepala Desa Junganyar, M Nasir mengatakan, lomba tersebut diikuti lebih dari 200 perahu nelayan setempat.
Lomba itu sengaja digelar untuk memupuk silaturahmi antar warga.
“Alhamdulillah lombanya berlangsung lancar dan masyarakat sangat senang dengan lomba tersebut,” kata Nasir, Sabtu (23/8/2025).
Sementara itu, Ketua Panitia, Sugianto mengatakan, lomba tersebut diikuti lebih dari 300 warga.
Tak hanya orang dewasa, banyak peserta yang membawa keluarga untuk menyemarakkan acara.
“Alhamdulillah masyarakat semuanya ikut apalagi hadiah yang disediakan pak Kades juga sangat menarik mulai dari sepeda listrik sampai ke hadiah elektronik lainnya,” jelasnya.
Dalam lomba tersebut, nantinya tiap peserta akan diberikan kupon undian.
Peserta lalu naik perahu dan mengitari selat Madura. Setelah itu panitia akan mengundi kupon tersebut.
Salah satu peserta, Ahmadi mengaku senang mengikuti lomba itu.
Bahkan, ia menghias perahunya sejak sehari sebelum lomba berlangsung.
“Iya hiasnya mulai kemarin karena seru naik perahu bersama-sama warga lain,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/22/68a835b3e65b3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kurus dan Sakit, Beruk yang Dirantai Pemilik Selama 2 Tahun Dievakuasi Damkar Bangkalan Surabaya 22 Agustus 2025
Kurus dan Sakit, Beruk yang Dirantai Pemilik Selama 2 Tahun Dievakuasi Damkar Bangkalan
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Seekor beruk yang dirantai pemiliknya di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dievakuasi oleh tim pemadam kebakaran setempat.
Primata berjenis kelamin betina ini diduga ditelantarkan pemiliknya selama dua tahun.
Bahkan, beruk tersebut diikat dengan rantai di halaman tanpa kandang. Saat panas ataupun hujan, beruk tak memiliki tempat berteduh.
Akibatnya, kondisi tubuh beruk semakin memprihatinkan.
Apalagi, beruk tak diberi pakan dan hanya memakan sisa makanan yang ada di sekitarnya.
Kasi Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bangkalan, Ortis Iskandar mengatakan, pihaknya langsung turun ke lokasi bersama perwakilan dari Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah IV Pamekasan untuk mengevakuasi beruk tersebut.
“Karena kondisinya telantar dan pemilik tidak sanggup memelihara, sehingga harus dibawa oleh pihak yang berwenang agar dirawat,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).
Saat proses evakuasi, Ortis mengatakan, pemilik beruk sempat keberatan jika binatang mamalia itu dievakuasi petugas.
“Namun, petugas menegaskan jika memang ingin dirawat harus disediakan kandang dan diberi pakan. Akhirnya, beruk itu tetap kami evakuasi,” katanya.
Setelah beruk dievakuasi, petugas konservasi memeriksa tubuh beruk itu dan diketahui terdapat luka lecek pada bagian tubuhnya.
“Ada luka di bagian bokongnya dan kondisi kesehatannya juga terganggu. Kasihan, kondisinya tidak terurus,” ujarnya.
Saat ini, petugas membawa beruk tersebut ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Jawa Timur untuk dirawat sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.