kab/kota: Bangkalan

  • Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Bisnis.com, JAKARTA— Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep, Jawa Timur yang terasa hingga Lumajang.

    Melalui akun X resminya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep. Dia menyebut bahwa gempa bumi di Sumenep memiliki magnitudo 6 dan dirasakan hingga ke beberapa wilayah dengan kekuatan gempa berbeda. 

    Dari data yang disampaikan, gempa dengan kategori lemah terasa di Bali, yakni Tabanan, Buleleng, Kuta, Denpasar, dan Gianyar Lalu, gempa lemah juga terasa di Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, dan Tuban. 

    Gempa lemah hingga sedang dirasakan di Situbondo, Sampang, Pamekasan dan Surabaya. Sementara itu, gempa dengan kekuatan sedang dan kuat terasa di Sumenep dan Pulau Sapudi.

    Dia menyebut bahwa gempa bumi yang terjadi adalah jenis gempa tektonik, dangkal akibat aktivitas sesar aktif di bawah laut. Gempa ini terjadi pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB dengan kedalaman 12 km yang berlokasi di laut pada jarak 58 km Sumenep. 

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujarnya. 

    Gempa ini bukanlah satu-satunya yang terjadi. Daryono mencatat ada empat gempa susulan yang terjadi pada rentang waktu yang berdekatan.

    “Hingga (Rabu, 1 Oktober 2025) pukul 00.29 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Madura-Pulau Sapudi M6 menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,4,” katanya.

  • Penyedia Makanan MBG di Bangkalan Belum Kantongi Sertifikat Higiene

    Penyedia Makanan MBG di Bangkalan Belum Kantongi Sertifikat Higiene

    Bangkalan (beritajatim.com) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bangkalan ternyata menyimpan persoalan serius. Hingga kini, seluruh dapur penyedia makanan atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) belum ada yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).

    Padahal, SLHS merupakan jaminan dasar bahwa makanan yang disajikan kepada puluhan ribu siswa di Bangkalan aman, bersih, dan sesuai standar kesehatan.

    “Sampai saat ini belum ada SPPG yang mengurus SLHS. Mungkin masih proses. Kami sudah sampaikan dalam rapat bersama SPPG,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Nur Hotibah, Selasa (30/9/2025).

    Menurutnya, untuk bisa mendapatkan SLHS, SPPG wajib memenuhi sejumlah syarat, mulai dari kondisi bangunan dapur, kebersihan lingkungan, kelengkapan alat, hingga keberadaan tenaga gizi dengan ijazah resmi dan Surat Tanda Registrasi (STR).

    Dinkes sendiri hanya bertugas melakukan pemantauan, sementara teknis pemenuhan syarat ada di internal SPPG. “Kami minta ada workshop atau seminar untuk meningkatkan kapasitas pengelola makanan. Tapi itu bukan kewenangan Dinkes,” jelas Nur.

    Sementara itu, Koordinator Wilayah SPPG Bangkalan, Ivan Mahardika Yusuf, memilih bungkam saat dikonfirmasi melalui telepon maupun pesan WhatsApp.

    Sebagai informasi, sebelumnya sejumlah sekolah di Kabupaten Bangkalan mendapati makanan yang dibagikan kepada para siswa dalam kondisi basi dan berulat, sehingga hal itu menjadi perhatian serius pemerintah setempat. [sar/but]

  • Cerita Putra Ketua PCNU Bangkalan Selamat dari Insiden Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny

    Cerita Putra Ketua PCNU Bangkalan Selamat dari Insiden Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny

    Liputan6.com, Bangkalan – Abdul Majid (16), putra Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan KH Makki Nasir, selamat dari insiden musala ambruk di Ponpes Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Santri kelas 1 SMA itu, telah dievakuasi dan dibawa pulang ke Bangkalan.

    KH Makki Nasir mengungkapkan, dirinya baru mengetahui peristiwa itu pada Senin sore (29/9/2025) setelah mendapat telepon dari kerabatnya yang berada di lokasi.

    “Setelah dapat telepon itu, istri saya langsung berangkat ke lokasi,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).

    Kiai Makki, sapaan akrabnya, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan putranya. Di sisi lain, ia juga turut berbelasungkawa kepada keluarga santri yang menjadi korban.

    “Alhamdulillah, Allah masih memberikan umur panjang bagi anak saya. Semoga orang tua dari semua korban diberikan ketabahan,” tuturnya.

    Meski selamat, Abdul Majid mengalami trauma karena menyaksikan langsung peristiwa tersebut. Saat musala ambruk, ia berada di area pintu, hendak mengikuti salat Asar berjemaah.

    “Dia melihat langsung kejadian itu dan berusaha menyelamatkan diri,” kata Kiai Makki.

    Kondisi Abdul Majid masih terguncang sehingga diputuskan untuk dibawa pulang. Pihak pesantren juga meliburkan seluruh santri sementara waktu agar mereka bisa lebih tenang pascainsiden.

    “Pihak pesantren meliburkan semua santri untuk dibawa pulang, supaya mereka lebih tenang pasca peristiwa itu,” tambahnya.

    Kiai Makki berharap penanganan musibah ini dapat berjalan baik. Ia juga mengajak masyarakat mendoakan seluruh korban, pengasuh ponpes, dan para wali santri.

    “Semoga semua wali santri diberi ketabahan, dan peristiwa ini bisa cepat selesai,” pungkasnya.

  • MoU SPPG Bangkalan Disorot, Sekolah Keberatan Aturan Ganti Ompreng Rp80 Ribu dan Larangan Publikasi Kasus MBG

    MoU SPPG Bangkalan Disorot, Sekolah Keberatan Aturan Ganti Ompreng Rp80 Ribu dan Larangan Publikasi Kasus MBG

    Bangkalan (beritajatim.com) – Memorandum of Understanding (MoU) yang dibuat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bangkalan dengan pihak sekolah menuai sorotan. Isi kesepakatan dianggap memberatkan sekolah hingga memunculkan protes dari Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jatim Wilayah Bangkalan.

    Kepala Cabdindik Bangkalan, Pinky Hidayati, menyebut ada dua poin utama yang bermasalah. Pertama, kewajiban sekolah mengganti ompreng senilai Rp80 ribu jika rusak atau hilang.

    “Sekolah tidak punya anggaran untuk itu. Karena itu kami minta klausul penggantian alat makan dihapus,” ujarnya, Senin (29/09/2025).

    Hasilnya, klausul itu direvisi. Tanggung jawab kerusakan maupun kehilangan kini diselesaikan melalui musyawarah antara sekolah dan SPPG, bukan lagi sepenuhnya dibebankan ke sekolah.

    Poin kedua yang dipersoalkan adalah larangan sekolah mempublikasikan kasus Makan Bergizi Gratis (MBG) bermasalah, seperti basi, rusak, atau menimbulkan keracunan, sebelum ada klarifikasi dari SPPG.

    Menurut Pinky, aturan itu berlebihan. Sekolah tak bisa membatasi siswa maupun orang tua untuk bersuara. Hak anak dan orang tua untuk menyampaikan informasi harus dihormati, terlebih jika menyangkut kesehatan.

    “Kami tidak mau anak didik bermasalah hanya karena memviralkan kejadian. Kalau pun ada larangan, biarlah itu mengikat guru dan kepala sekolah, bukan siswa dan wali murid,” tegasnya.

    Sementara itu, Koordinator Wilayah SPPG Bangkalan, Ivan Mahardika Yusuf, belum memberikan tanggapan meski sudah dihubungi.

    Sebagai informasi, program MBG di Bangkalan sebelumnya sempat disorot setelah ditemukan makanan basi dan berulat saat didistribusikan ke siswa. [sar/ian]

  • Bersyukur 2 Anaknya Masuk Sekolah Rakyat, Kuli Bangunan: Alhamdulillah, Tidak Tidur di Tikar Lagi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 September 2025

    Bersyukur 2 Anaknya Masuk Sekolah Rakyat, Kuli Bangunan: Alhamdulillah, Tidak Tidur di Tikar Lagi Surabaya 29 September 2025

    Bersyukur 2 Anaknya Masuk Sekolah Rakyat, Kuli Bangunan: Alhamdulillah, Tidak Tidur di Tikar Lagi
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Dua anak perempuan kuli bangunan asal Desa Sanggaragung, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur masuk Sekolah Rakyat (SR).
    Hal itu pun disyukuri oleh Halili, ayah dua anak tersebut.
    Halili dan dua putrinya, Indana Zulfa (8) dan Izzatul Muflihah (6), datang langsung ke SR di Bangkalan untuk bertemu Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, pada Sabtu (27/9/2025) lalu.
    Di sana, Halili dan puluhan wali murid lain melihat langsung Gedung SR, termasuk asrama yang akan menjadi tempat tinggal putrinya nanti.

    Alhamdulillah
    , putri kami tidak tidur di tikar lagi. Di rumah, kami tidur menggunakan tikar,” ucapnya, Sabtu (27/9/2025).
    Halili masuk ke ruang asrama putri itu.
    Dalam satu ruangan, ada dua ranjang susun yang nantinya akan diisi oleh 4 orang siswa.
    Ruangan itu juga dilengkapi pendingin udara serta toilet.
    “Kami di rumah hanya tidur beralas tikar.
    Alhamdulillah
    di asrama ini anak kami bisa tidur dengan nyaman,” ujar dia. 
    Dua anak Halili juga turut melihat ruangan-ruangan yang ada di SR tersebut.
    Mereka penuh semangat ingin segera bisa belajar setelah menunggu selama dua tahun tak kunjung bisa sekolah.
    “Semoga anak kami bisa sukses dan bisa belajar di tempat ini,” ucap dia. 
    Indana Zulfa dan adiknya, Izzatul Muflihah, tampak malu-malu bertemu dengan siswa lain di tempat itu.
    Keduanya berjalan di belakang ayahnya sambil bergandengan tangan.
    “Saya bercita-cita menjadi guru,” ucap Indana.
    “Saya ingin jadi koki, ingin belajar masak supaya keluarga bisa makan enak,” sahut adiknya.
    Diketahui, SR di Bangkalan akan diresmikan esok hari (30/9/2025).
    Diperkirakan, ada 67 siswa yang terbagi dalam 34 siswa sekolah dasar dan 33 siswa sekolah menengah pertama.
    Nantinya, siswa akan tinggal di gedung asrama dan akan dipisah antara putra dan putri.
    Selain itu, akan disediakan pengasuh yang akan menjaga seluruh siswa selama berada di lingkungan SR.
    Sebelumnya, Halili didata oleh petugas Program Keluarga Harapan (PKH) dan mendaftarkan dua anaknya untuk bisa bersekolah di SR.
    Halili merupakan kuli bangunan, sedangkan istrinya, Mahrupah, adalah ibu rumah tangga.
    Sehari-hari, mereka tinggal di rumah sederhana berukuran 63 meter persegi.
    Di rumah itu, ia dan keluarganya hanya tidur beralaskan tikar setiap harinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mensos Libatkan NU Tanamkan Pendidikan Karakter pada Siswa Sekolah Rakyat Bangkalan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        28 September 2025

    Mensos Libatkan NU Tanamkan Pendidikan Karakter pada Siswa Sekolah Rakyat Bangkalan Surabaya 28 September 2025

    Mensos Libatkan NU Tanamkan Pendidikan Karakter pada Siswa Sekolah Rakyat Bangkalan
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul akan melibatkan Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, untuk menanamkan pendidikan karakter pada siswa di Sekolah Rakyat (SR).
    Hal itu disampaikan Gus Ipul saat mengunjungi SR di Bangkalan pada Sabtu (27/9/2025).
    Di hadapan puluhan wali murid SR, Gus Ipul menyatakan akan memberikan hak pendidikan para siswa, salah satunya yakni pendidikan karakter.
    “Jadi dari pagi sampai siang, akan sekolah formal. Sore sampai malam akan diberikan pendidikan karakter,” ucapnya, Sabtu (27/9/2025).
    Salah satu pendidikan karakter yang diberikan yakni pendidikan agama.
    Semua siswa akan diajari mengaji hingga diberikan pemahaman agama serta sopan santun.
    “Pendidikan karakter salah satunya yang paling utama yaitu pendidikan agama. Siapa yang akan mengajar, di antaranya para kiai NU yang ada di sini,” tuturnya.
    Selain itu, para guru agama yang akan dilibatkan di SR akan dikoordinasikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Bangkalan.
    “Untuk guru agama nanti akan dibantu oleh Kementerian Agama,” katanya. 
    Gus Ipul mengatakan, siswa di SR nantinya akan mendapatkan seluruh kebutuhan, mulai dari makan 3 kali sehari, perlengkapan sekolah, tempat tinggal di asrama, dan kebutuhan kebersihan diri.
    Selain itu, fasilitas di SR juga dilengkapi oleh laboratorium ilmu pengetahuan alam serta laboratorium komputer, sehingga para siswa mendapatkan pelajaran yang sama dengan sekolah formal.
    “Nanti juga akan disediakan tes DNA talent. Sehingga kita tahu bakat dan minat setiap anak. Dari situ bisa dikembangkan,” katanya.
    Sementara itu, Ketua PCNU Bangkalan, KH Makki Nasir mengatakan, segera menyeleksi calon tenaga pendidik yang dibutuhkan untuk membantu mengisi pendidikan karakter di SR Bangkalan.
    “Kami berterima kasih dan mengapresiasi kebijakan tersebut. Langkah Gus Ipul ini sudah tepat dan bijak. Sambil menunggu detail aturan teknisnya, kami dari PCNU Bangkalan akan mempersiapkan dan menyeleksi calon tenaga pendidiknya,” ucap dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mensos Gus Ipul Tinjau Sekolah Rakyat Bangkalan, Siap Resmi Dibuka 30 September

    Mensos Gus Ipul Tinjau Sekolah Rakyat Bangkalan, Siap Resmi Dibuka 30 September

    Bangkalan (beritajatim.com) – Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf meninjau secara langsung kesiapan penyelenggaraan sekolah rakyat di Kabupaten Bangkalan, Sabtu (27/09/2025).

    Mensos yang dikenal dengan sebutan Gus Ipul itu mengungkapkan, secara umum sekolah rakyat di Bangkalan sudah siap, sehingga bisa segera diresmikan.

    “Alhamdulillah, insyaallah tanggal 30 akan mulai MPLS. Guru-gurunya siap, kepala sekolahnya siap, Pak Bupati juga mendukung, Dinas Sosial bekerja. Mudah-mudahan lancar, saya mohon doa restunya,” ungkapnya.

    Ia berharap pembangunan gedung permanen bisa dimulai tahun ini agar pada tahun depan siswa sudah bisa belajar di fasilitas yang lebih layak. Namun, diakuinya pada tahap awal masih ada sejumlah kekurangan.

    “Awal-awal tentu ada kekurangan. Mungkin guru agama belum lengkap, airnya tidak lancar, atau security yang belum ada. Tapi semua bisa diatasi secara gotong-royong, termasuk bantuan dari Kemenag maupun NU di Bangkalan,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia memastikan kesejahteraan tenaga pendidik sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah pusat melalui APBN. “Ini sesuai arahan Bapak Presiden, jadi kepala sekolah dan guru semua dari PBN. Tidak membebani APBD,” tegasnya.

    Sementara itu, untuk kebutuhan makan siswa pada tahap awal masih mengandalkan katering pihak ketiga. Ke depan, setelah gedung sekolah permanen selesai dibangun, layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) akan disiapkan melalui dapur sekolah.

    Dengan dukungan pemerintah daerah, guru, dan masyarakat, ia optimistis seluruh tantangan yang muncul di awal dapat diatasi. “Kalau gotong royong, insyaallah semuanya bisa diatasi,” pungkasnya.[sar/kun]

  • Mensos Ajak Kepala Daerah Se-Madura Jadikan DTSEN Pedoman Program

    Mensos Ajak Kepala Daerah Se-Madura Jadikan DTSEN Pedoman Program

    Jakarta

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan pentingnya berpedoman pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam penyelenggaraan program. Dia pun mengajak para Kepala Daerah Se-Madura untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat.

    Hal itu diungkapkan olehnya saat menghadiri kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Sekolah Rakyat dan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, hari ini. Acara ini turut dihadiri oleh Anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Jatim XI Madura Ansari, Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Wakil Bupati Bangkalan Fauzan Jafar, serta Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Sosial dan pilar-pilar sosial dari Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang.

    “Jadi dengan data tunggal yang sama ini, kita ingin mempertajam sasaran, lalu setelah itu kita intervensi secara bersama-sama, keroyokan. Kita ingin peningkatan kesejahteraan sosial pulau Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan, penurunan kemiskinannya lebih signifikan,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Dalam paparannya, Gus Ipul menjelaskan tiga mandat Presiden Prabowo. Hal itu bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.

    “Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, ada tiga prioritas yang dipesankan oleh Bapak Presiden Prabowo, kaitannya dalam mengentaskan kemiskinan,” ujarnya.

    “Kita harus sama-sama punya ini, pemahaman yang sama terhadap DTSEN ini dulu,” tuturnya.

    Dia mengatakan DTSEN bersifat dinamis, pemutakhiran penting dilakukan untuk menjaga keakuratan data.

    Gus Ipul mengajak para Kepala Daerah dan pilar-pilar sosial yang hadir untuk membantu melakukan pemutakhiran data. Pemutakhiran data dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur formal dan partisipatif.

    “Maka itu sekarang kita sama-sama ayo memutakhirkan data, saya ingin ngajak kita bantu BPS, BPS tidak bisa sendirian, BPS perlu tangan-tangan sambungan, untuk supaya kita memperoleh data yang lebih valid,” ujarnya.

    Jalur pemutakhiran formal dilakukan melalui musyawarah di Desa lalu dilanjutkan ke Dinas Sosial. Sedangkan, jalur partisipatif dibuka supaya masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam proses pemutakhiran melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan seperti Cek Bansos.

    “Semua ikut mengawasi dan berpartisipasi, kita buka jalur partisipasi, jalur partisipasi lewat aplikasi namanya Cek Bansos, masukkan, usul, atau sanggah,” urainya.

    Pemutakhiran diharapkan bisa membuat DTSEN lebih valid sehingga program atau bantuan yang disalurkan bisa tepat sasaran.

    “Ini terus terang dalam rangka penguatan reformasi penyaluran Bansos. Kenapa, karena selama ini, ditengarai banyak Bansos yang tidak tepat sasaran,” katanya.

    Selain mempertajam sasaran, Gus Ipul menekankan pentingnya perubahan paradigma dari pemberian bantuan sosial ke pemberdayaan, mengurangi ketergantungan pada bansos. “Maka di era Presiden Prabowo ingin memperkuat pemberdayaannya ini,” ujar Gus Ipul.

    Pada pertemuan ini, Gus Ipul juga mengajak para Kepala Daerah untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat. Di Bangkalan, pada 30 September mendatang akan diresmikan Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 51 Bangkalan yang mengampu siswa jenjang SD dan SMP.

    “Mungkin sekarang orang masih ragu, mungkin orang sekarang masih was-was. Tapi setelah Sekolah Rakyat ini operasional, dengan dukungan penuh dari Presiden, pada masa-masa yang akan datang, Insyaallah akan orang mulai berebut untuk Sekolah Rakyat,” tuturnya.

    Sekolah Rakyat adalah sekolah gratis berasrama bagi anak-anak dari keluarga miskin yang masuk pada desil 1 dan 2 DTSEN. Gus Ipul menekankan tidak boleh ada titipan dalam rekrutmen siswa Sekolah Rakyat.

    “Tapi untuk itu saya ngajak waspada, bahwa yang bisa sekolah disini tetap adalah mereka-mereka yang di desil satu yang miskin ekstrim dan miskin. Kita harus konsisten disitu. Jangan ada sogok menyogok, jangan ada suap-menyuap, jangan ada titipan-titipan,” jelasnya.

    Di Sekolah Rakyat tidak hanya diajarkan pelajaran akademik, namun juga ada pelatihan keterampilan dan pendidikan karakter termasuk nilai-nilai keagamaan. Gus Ipul memastikan Sekolah Rakyat khususnya di wilayah Madura akan bekerja sama dengan ulama-ulama dan pengasuh pesantren.

    “Kita semua undang untuk ikut mengawal juga pendidikan agamanya,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Siswa di Bangkalan Bungkus MBG, Wali Murid: Anak-anak Kurang Suka Makanannya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        26 September 2025

    Siswa di Bangkalan Bungkus MBG, Wali Murid: Anak-anak Kurang Suka Makanannya Surabaya 26 September 2025

    Siswa di Bangkalan Bungkus MBG, Wali Murid: Anak-anak Kurang Suka Makanannya
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Setelah temuan Makan Bergizi Gratis (MBG) berulat dan basi, siswa di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur ramai-ramai membungkus MBG untuk dibawa pulang.
    Salah satu sekolah yang siswanya membawa pulang menu MBG tersebut yakni SDN Bumi Anyar 1, Kecamatan Tanjung Bumi.
    Sebelumnya, sekolah itu menerima menu MBG yang terkontaminasi belatung dan ulat.
    Aksi pemindahan MBG ke kotak makan pribadi siswa itu terekam dalam sebuah video dan tersebar di sejumlah pengguna WhatsApp.
    Salah satu wali murid SDN Bumi Anyar 1, Mutmainah mengatakan, ia dan wali murid lain sengaja membawakan anak-anaknya kotak makan.
    Sebab, menu MBG kerap tidak dimakan oleh siswa.
    “Iya, karena anak-anak kurang suka dengan makanannya. Apalagi sayur itu jarang dimakan,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
    Ia mengatakan, selain tidak suka sayur, siswa juga tidak semangat makan menu tersebut karena lauk yang disediakan berupa telur rebus yang tidak diberi bumbu.
    “Iya, tadi dapat telur rebus. Anak-anak mungkin bosan juga. Jadi, daripada malah terbuang, lebih baik dibungkus dibawa pulang,” ucapnya. 
    Ia juga berharap agar pihak dapur lebih bisa memasak dengan menu variatif yang disukai siswa.
    Tak hanya itu, ia berharap pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bisa menjaga kebersihan sehingga kejadian makanan terkontaminasi belatung dan ulat tidak lagi terjadi.
    “Ya, harus dijaga kebersihannya. Ini kan dikonsumsi oleh siswa, jadi jangan sampai terulang lagi seperti waktu itu,” ujarnya.
    Sementara itu, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim mengaku telah memanggil SPPG di Kecamatan Tanjung Bumi dan meminta agar kejadian makanan terkontaminasi ulat tidak lagi terjadi.
    “Kami sudah panggil SPPG-nya dan kami tekankan agar petugas dapur lebih hati-hati saat mengolah makanan supaya kejadian seperti kemarin tidak terjadi lagi,” ucap dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lukman Hakim Lantik 197 Pejabat Baru di Pemkab Bangkalan

    Lukman Hakim Lantik 197 Pejabat Baru di Pemkab Bangkalan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, melantik dan mengukuhkan 197 pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jumat (26/9/2025). Mereka terdiri dari pejabat pimpinan tinggi pratama, administrator, hingga pengawas yang menempati posisi baru dalam struktur pemerintahan.

    Lukman Hakim menegaskan bahwa rotasi dan mutasi jabatan merupakan hal wajar dalam rangka penyegaran organisasi.

    “Selamat kepada para pejabat atas jabatan baru yang diemban. Semoga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

    Dalam arahannya, Lukman menekankan pentingnya inovasi, peningkatan kinerja, serta profesionalitas pejabat dalam melayani masyarakat. Ia meminta seluruh jajaran agar mengedepankan pelayanan publik yang cepat, tepat, dan transparan.

    “Kolaborasi dan sinergi lintas perangkat daerah sangat penting agar pembangunan di Kabupaten Bangkalan berjalan optimal dan dapat dirasakan oleh masyarakat,” katanya.

    Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga mengingatkan agar para pejabat segera menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru.

    “Segera beradaptasi dengan lingkungan yang baru, agar bisa segera memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat,” ucapnya. [sar/beq]