kab/kota: bandung

  • 21 motor pemudik program Valet Ride Polda Jateng tiba di Semarang

    21 motor pemudik program Valet Ride Polda Jateng tiba di Semarang

    “Respon peserta mudik gratis ini bagus, membantu pemudik bersepeda motor yang akan pulang kampung,”

    Semarang (ANTARA) – Sebanyak 21 sepeda motor yang diangkut dengan menggunakan mobil towing dalam program Valet Ride Polda Jawa Tengah gelombang pertama tiba di Mapolrestabes Semarang, Senin sore.

    21 sepeda motor bersama 36 pemudik yang diangkut dengan bus milik Polri diberangkatkan dari Kabupaten Brebes sekitar pukul 13.00 WIB menuju Kota Semarang

    Polrestabes Semarang menyiapkan tempat istirahat, bengkel sepeda motor, hingga BBM gratis bagi pemudik yang tiba usai sekitar tiga jam perjalanan.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. M. Syahduddi mengatakan gelombang pertama pemudik dalam program Valet Ride tiba dengan selamat di Semarang.

    Menurut dia, program tersebut merupakan upaya kepolisian untuk membantu pengendara bersepeda motor yang akan mudik lebih aman dan nyaman.

    “Respon peserta mudik gratis ini bagus, membantu pemudik bersepeda motor yang akan pulang kampung,” katanya.

    Ia mengatakan pelaksanaan Valet Ride sendiri akan dilaksanakan hingga 30 Maret 2025 dengan tiga kali pemberangkatan setiap harinya.

    Sementara itu, pemudik asal Bandung, Andrianto Gunawan (45) mengaku sangat terbantu dengan program kepolisian tersebut.

    Menurut dia, selain tidak melelahkan akibat perjalanan jauh, program tersebut juga berdampak pada ongkos mudik yang lebih murah

    “Tahun sebelumnya dari Bandung sampai Semarang bisa 12 jam kalau jalan santai, sekarang sampai Brebes sudah bisa istirahat,” katanya.

    Ia berharap program mudik gratis dari Polda Jawa Tengah tersebut menjadi program rutin di musim mudik yang akan datang.

    Usai beristirahat sejenak, para pemudik kembali melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya.

    Polrestabes Semarang juga menyediakan tempat istirahat bagi pemudik yang tiba malam hari dan baru akan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

    Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jasa Marga catat 459.147 kendaraan meninggalkan Jabotabek

    Jasa Marga catat 459.147 kendaraan meninggalkan Jabotabek

    Suasana arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama. ANTARA/HO-Jasa Marga

    Jasa Marga catat 459.147 kendaraan meninggalkan Jabotabek
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 24 Maret 2025 – 18:23 WIB

    Elshinta.com – PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 459.147 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 hingga H-8 Lebaran 2025 atau periode Jumat (21/3/2025) hingga Minggu (23/3/2025).

    “Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat gerbang tol (GT) utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak),” ujar Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana di Jakarta, Senin.

    Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 17,8 persen jika dibanding dengan periode libur Idul Fitri 2024 (389.645 kendaraan) atau naik 1,7 persen jika dibandingkan dengan lalin normal (451.577 kendaraan).

    Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 209.707 kendaraan (45,7 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 144.202 kendaraan (31,4 persen) menuju arah Barat (Merak), dan 105.238 kendaraan (22,9 persen) menuju arah Selatan (Puncak).

    Untuk lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 113.248 kendaraan, meningkat sebesar 30,3 persen dari lalin normal. Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 96.459 kendaraan, lebih rendah 12 persen dari lalin normal.

    Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 209.707 kendaraan, meningkat sebesar 6,7 persen dari lalin normal. Sedangkan lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 144.202 kendaraan, meningkat 0,5 persen dari lalin normal.

    Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 105.238 kendaraan, lebih rendah 5,7 persen dari lalin normal. Lisye menjelaskan pada H-8 libur Idul Fitri 1446H/2025, lalu lintas meninggalkan Jabotabek di empat gerbang tol utama tercatat mencapai 134.074 kendaraan atau meningkat 5,3 persen dari lalin normal (127.360 kendaraan).

    “Jasa Marga juga mencatat arus lalu lintas menuju wilayah Timur dan wilayah Barat khususnya arus lalu lintas ke arah Trans Jawa dan arah Merak pada hari Minggu (23/3) mulai ada peningkatan kendaraan untuk arah Trans Jawa dengan total 36.979 kendaraan atau naik 48,1 persen dari lalu lintas normal (24.969 kendaraan) sedangkan untuk arah Merak tercatat total 42.186 kendaraan atau naik 0,5 persen dari lalu lintas normal (41.985 kendaraan)”, ujar Lisye.

    Sumber : Antara

  • 2
                    
                        Mendikdasmen Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua
                        Bandung

    2 Mendikdasmen Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua Bandung

    Mendikdasmen Bolehkan “Study Tour”, Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    (KDM) menegaskan bahwa kebijakan pelarangan
    study tour
    di Jawa Barat tidak akan berubah, meskipun Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (
    Mendikdasmen
    ) Abdul Mu’ti membolehkan sekolah kembali melaksanakan kegiatan tersebut.
    Menurut Dedi,
    study tour
    selama ini lebih mengarah pada kegiatan wisata daripada perjalanan pendidikan.

    Study tour
    itu bukan urusan bus atau perjalanan, tetapi lebih kepada bisnis di baliknya. Seharusnya ini perjalanan pendidikan, tapi faktanya hari ini lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata. Jika seperti itu, namanya bukan study tour, melainkan piknik,” ujar Dedi Mulyadi kepada
    Kompas.com
    via sambungan telepon, Senin (24/3/2025) malam.
    Menurut pria yang akrab dipanggil KDM (Kang Dedi Mulyad), keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat Jawa Barat, terutama bagi orang tua dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
    Ia menyoroti dampak finansial yang ditanggung orangtua demi memenuhi kebutuhan anak dalam kegiatan
    study tour
    yang justru memberatkan.
    “Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orangtua. Saya tahu bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Jawa Barat. Banyak orangtua yang terpaksa berutang atau menjual barang demi membiayai
    study tour
    anaknya. Ini bukan hal sepele. Ada orangtua yang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah, padahal itu bukan perkara kecil bagi mereka,” tegasnya.
    Selain itu, Dedi juga menyoroti efek sosial dari
    study tour
    yang justru berpotensi melahirkan kesenjangan di antara siswa di sekolah.
    “Posisi siswa di kelas bisa menjadi minder karena tidak ikut
    study tour
    . Ini melahirkan masalah sosial. Saya melarang
    study tour
    karena saya peduli dan sayang terhadap warga Jawa Barat, bukan karena alasan lain,” jelasnya.
    Sebagai alternatif, KDM menyarankan agar kegiatan pendidikan di luar sekolah tetap bisa dilakukan tanpa harus membebani orang tua dengan biaya besar. Ia menekankan bahwa esensi pendidikan bukan terletak pada perjalanan jauh, melainkan pada pembelajaran yang bermakna.
    “Kalau memang mau
    study tour
    , tidak usah jauh-jauh. Lingkungan sekitar masih banyak yang bisa dijadikan bahan pembelajaran. Sampah menumpuk di mana-mana, sekolah masih banyak yang kumuh, itu yang seharusnya menjadi perhatian. Pendidikan tidak boleh berhenti di level formal saja,” katanya.
    Dedi juga menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan upaya penguatan pendidikan berkarakter di Jawa Barat. Ia berharap keputusan ini bisa melindungi orangtua dari beban ekonomi yang tidak perlu dan memastikan subsidi pendidikan yang telah diberikan pemerintah benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
    “Saya tidak melarang
    study tour
    dalam arti sebenarnya, tapi faktanya selama ini lebih ke arah piknik. Saya ingin memastikan bahwa pendidikan di Jawa Barat benar-benar mengutamakan substansi, bukan sekadar perjalanan tanpa esensi. Jika ada kepala sekolah yang tetap bersikeras mengadakan
    study tour
    , silakan berhadapan langsung dengan saya,” tegas Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Respons Keluhan Warga, Komisi III DPRD KBB Sidak PT Charoen Pokphand Jaya Farm

    Respons Keluhan Warga, Komisi III DPRD KBB Sidak PT Charoen Pokphand Jaya Farm

    Jabar Ekspres – Komisi III DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB), melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke PT Charoen Pokphand Jaya Farm di Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, pada Senin (24/3/2025).

    Sidak yang dilakukan wakil rakyat ini atas keluhan masyarakat terkait berbagai persoalan, mulai dari perizinan, limbah, dan penyerapan tenaga kerja warga lokal.

    “Ada surat masuk kepada DPRD Bandung Barat dan di disposisi kan kepada komisi III. Maka hari ini kunjungan lapangan sekaligus meninjau kesini,” ujar Ketua Komisi III Pither Djuandys di Cipatat.

    Dari hasil sidak, dijelaskan Pither, pihaknya tidak menemukan kejanggalan serius, terkait legalitas perizinan, lanjut dia, pihak PT Charoen Pokphand Jaya Farm sudah mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

    “Kalau secara legalitasnya saya melihat semua itu mereka sudah menempuh dan mengeluarkan dokumennya. Intinya bahwa hari ini mereka sudah melakukan legalitas sudah berjalan, sampai keluar IMB dan izin masyarakat,” katanya.

    “Saya fikir secara normatifnya dia sudah melakukan tahapannya,” sambungnya.

    Selain legalitas, limbah dan menyerap tenaga kerja lokal menjadi salah satu yang di persoalkan oleh masyarakat. Pither menilai, masalah ini di latar belakangi oleh pihak-pihak yang yang tidak puas.

    Jika melihat dari data milik PT Charoen Pokphand Jaya Farm, kata dia, 79 persen pekerja di perusahaan tersebut warga lokal dari wilayah Kecamatan Cipatat.

    “Persoalannya begini, limbah di perusahaan ini diminta oleh masyarakat untuk dikelola oleh mereka. Sementara limbah ini perlu penanganan yang baik dan betul. Enggak bisa asal begitu saja,” kata Pither.

    “Lalu soal penyerapan tenaga kerja, mereka (perusahaan) sudah melakukan tapi memang manusia itu tidak ada yang puas. Mari kita lihat bersama, karena saya tahu perusahaan ini sudah melakukan sesuai dengan kemampuannya,” Imbuh Pither.

    Sementara itu, PGA PT Charoen Pokphand Jaya Farm, Sandi menuturkan, jika pengelolaan limbah yang dilakukan memerlukan penanganan khusus.

    Mengenai penyerapan tenaga kerja, dia menegaskan, 79 persen perusahaan memperkerjakan warga lokal. Sisanya pekerja khusus sesuai kebutuhan perusahaan.

    “Kalau untuk llimbah yang untuk PAM itu kita sudah sampaikan ke masyarakat, tapi kalau yang hetcer ini butuh penanganan khusus ga sembarangan. Jadi kita gabisa kasih semena mena, ada dampak kalau dia lalai ke kami juga,” katanya.

  • Farhan Sorot Pengolahan Sampah di Babakan Siliwangi

    Farhan Sorot Pengolahan Sampah di Babakan Siliwangi

    JABAR EKSPRES – Polemik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Babakan Siliwangi kembali mencuat. Pemerintah Kota Bandung menegaskan komitmennya menjaga kelestarian hutan kota ini, seraya mencari solusi terbaik bagi pengolahan sampah yang kian mendesak.

    Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, turun langsung ke lokasi pada Senin, 24 Maret 2025. Di hadapan para seniman dan budayawan yang resah dengan keberadaan TPST, Farhan menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang tidak mengorbankan ruang seni dan konservasi.

    “Sebagai pengelola kota, saya harus menangkap kegelisahan masyarakat. Baksil bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga pusat ekspresi budaya,” kata Farhan.

    Ia mengakui, lonjakan volume sampah menjelang Lebaran menjadi tantangan tersendiri. TPST Babakan Siliwangi saat ini mampu mengolah sekitar 5 ton sampah per hari, sebagian diubah menjadi bahan bakar alternatif bagi industri tekstil.

    Menurutnya, angka itu masih jauh dari cukup. Kota Bandung sendiri memproduksi sekitar 1.000 ton sampah per hari. “Namun, kita juga tak bisa mengabaikan urgensi pengelolaan sampah,” tandasnya.

    Bersamaan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudi Prayudi, mengungkapkan keterbatasan fasilitas pengolahan sampah. Dari lima TPST yang ada—Babakan Siliwangi, Tegallega, Nyengseret, Cicukang, dan Gedebage—hanya sekitar 30 persen sampah yang dapat ditangani.

    Sisanya masih bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kapasitasnya semakin kritis. Sementara, seniman Tisna Sanjaya, yang turut hadir dalam pertemuan itu, menyampaikan kekhawatirannya.

    Menurutnya, TPST menggerus estetika dan fungsi ekologis Babakan Siliwangi. “Baksil adalah bagian dari budaya dan sejarah Sunda. Sampah harus ditangani, tapi bukan di sini,” ujarnya.

    Farhan tak menutup kemungkinan adanya alternatif lain. Ia bahkan ikut membuat sketsa bersama Tisna, sebagai simbol komitmennya mencari solusi lebih baik. “Saya sengaja beri tanggal pada sketsa ini. Ini bukan sekadar coretan, tapi janji bahwa tahun ini kita akan memperbaiki bersama,” katanya.

    Ke depan, Pemkot Bandung berencana mencari lokasi dan teknologi pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan. Namun, untuk saat ini, keberadaan TPST di Babakan Siliwangi masih dianggap krusial. “Kami tidak bisa serta-merta menutupnya. Tapi, kami berjanji mencarikan jalan keluar terbaik,” pungkasnya.

  • H-7 Lebaran 2025, Gerbang Exit Tol Cileunyi Mulai Ramai Dilintasi Pemudik

    H-7 Lebaran 2025, Gerbang Exit Tol Cileunyi Mulai Ramai Dilintasi Pemudik

    JABAR EKSPRES  – H-7 jelang lebaran, gerbang Exit Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung mulai ramai dilintasi  para pemudik pada Senin (24/3/2025). Meskipun ramai, namun belum terlihat adanya kepadatan antrean kendaraan.

    Pantauan di lapangan, saat ini kondisi arus lalu lintas di Gerbang Exit Tol Cileunyi masih ramai lancar. Terlihat beberapa kendaraan tampak mengantre namun tidak sampai menimbulkan kepadatan.

    Tak hanya itu, banyak juga kendaraan-kendaraan
    Yang membawa barang bawaan tambahan di atas mobilnya. Bahkan beberapa angkutan umum juga terlihat dipadati oleh para pemudik maupun barangnya yang akan dibawa.

    Supervisor Exit Tol Cileunyi, Agung Ginanjar mengatakan, jika arus lalu lintas di Gerbang Exit Tol Cileunyi ini mulai mengalami peningkatan.

    Menurut data terakhir Senin (24/3) pukul 00.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB kendaraan yang melintas mencapai 14.362 kendaraan.

    “Iya sudah mulai kelihatan pemudik melintas. Lumayan ada peningkatan yang signifikan tapi belum ada kepadatan,” ujarnya, Senin (24/3/2025).

    Agung menjelaskan, peningkatan ini terlihat dengan jumlah data kendaraan yang melintas dari Minggu (23/3) hingga hari ini.

    “Jadi kalau kemarin itu waktu periode yang sama ada sekitar 12.293 kendaraan yang melintas. Namun kalau untuk satu hari full itu mencapai sekitar 25.114 kendaraan. Itu data seharian full yah,” katanya.

    Agung menyebutkan jika peningkatan yang signifikan terjadi pada Sabtu (22/3) akibat melonjaknya masyarakat yang hilir mudik ke Kota Bandung.

    Menurut Data, ada sekitar 30.072 kendaraan yang pada saat itu melintas.

    “Tapi itu kayanya aktivitas masyarakat sekitar yang belanja ke Kota (Bandung),” jelasnya.

    Meski begitu, Agung mengatakan pihaknya akan siap mengantisipasi jika adanya lonjakan kendaraan dengan menambah gardu tambahan.

    “Untuk sekarang kita buka 11 gardu dulu, kalau nanti ada kepadatan baru dibuka gardu tambahan,” pungkasnya.

  • Jawa Barat – Guangxi Perkuat Kerja Sama Pengembangan SDM

    Jawa Barat – Guangxi Perkuat Kerja Sama Pengembangan SDM

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menjalin kerja sama dengan Guangxi Transport Vocational and Technical College (GTVTC) untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang vokasi, sistem transportasi perkotaan dan pedesaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

    Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Implementing Arrangement antara Dinas Pendidikan Jabar dan GTVTC.

    Dokumen tersebut ditandatangani oleh Dean of Road and Bridge Engineering School GTVTC dan disaksikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (24/3/2025).

    Wagub Erwan menyambut baik kerja sama dengan salah satu institusi pendidikan terbaik di Kota Nanning, Tiongkok tersebut.

    Sebagai langkah awal, Pemdaprov Jabar segera mengirimkan tenaga pendidik untuk mengikuti pelatihan New Energy Car Technology (teknologi kendaraan energi baru) di GTVTC.

    “Hari ini telah dilakukan penandatanganan kerjasama di bidang pendidikan, mudah-mudahan membawa maslahat bagi warga Jabar dan Indonesia umumnya,” kata Erwan.

    Tenaga pendidik yang akan mengikuti pelatihan di GTVTC antara lain Nurholis Kamaludin dari SMKN 7 Garut, Adi Gunawan dari SMKN 6 Bandung, Erga Dian Permana dari SMKN 1 Pusakanagara, Dani Budiman dari SMKN 1 Rancaekek, dan Cecep Dalda Astamalya dari SMKN 7 Baleendah.

    Erwan menekankan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung pengembangan teknologi di Jawa Barat.

    Menurutnya, penguasaan teknologi baru sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    “Ini juga dalam rangka mencapai visi misi Jabar istimewa,” ucapnya.

    Kerja sama antara Pemdaprov Jabar dan Pemerintah Guangxi Zhuang Autonomous Region bukanlah yang pertama.

    Sebelumnya, pada 5 Mei 2017, kedua pihak menjalin kerja sama Sister Province hingga 2022, yang kemudian diperpanjang pada 26 Juli 2023 hingga saat ini.

    Beberapa bentuk kerja sama yang telah terealisasi meliputi pengiriman donasi dan alat kesehatan untuk penanggulangan Covid-19, kolaborasi ilmiah antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad) dengan Guangxi University for Nationalities, partisipasi Jawa Barat dalam China-ASEAN Expo 2024, pelatihan guru SMK di Liuzhou City Vocational School, serta hibah kendaraan listrik.

    “Kami telah menjalin hubungan Sister Province sejak 2017 dan memperbaruinya pada 2023. Kerja sama ini bukan hanya seremonial, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Jawa Barat,” pungkas Erwan.

  • Pilihan Jalur Alternatif Mudik Lebaran di Jabar Jika Macet

    Pilihan Jalur Alternatif Mudik Lebaran di Jabar Jika Macet

    Jakarta

    Kemacetan di jalur utama mudik Lebaran hampir selalu terjadi setiap tahun. Untuk menghindarinya, pemudik biasanya mencari jalur alternatif yang bisa dilewati.

    Buat detikers yang melintasi kawasan Jawa Barat (Jabar), sebaiknya kamu mengetahui mana saja jalur alternatifnya. Ada tiga jalur alternatif mudik Lebaran yang bisa dipilih, yaitu jalur pantai utara (pantura), tengah, dan selatan.

    Dari tiga jalur tersebut, setidaknya ada 17 jalur alternatif mudik Lebaran di Jabar yang bisa dilintasi. Simak daftarnya lengkap dengan tips memilih jalur mudik.

    Daftar Jalur Alternatif Mudik Lebaran di Jabar

    Berdasarkan catatan detikcom, berikut ini 17 jalur alternatif yang bisa ditempuh selama mudik Lebaran di Jabar.

    Jalur Pantura

    Jika detikers melintasi jalur Pantura Jabar, setidaknya ada 8 jalur alternatif yang bisa dipilih, yaitu:

    Jalur Sukamandi-Kalijati (sepanjang 22 km)Jalur Pamanukan-Subang (sepanjang 31 km)Jalur Kadipaten-Jatitujuh-Jatibarang (sepanjang 40,7 km)Jalur Haurgeulis-Patrol (sepanjang 19 km)Jalur Cikamurang-Jangga (sepanjang 35 km)Jalur Budur-Tegalgubug-Jagapura-Mundu (sepanjang 32 km)Jalur Losari-Ciledug-Cidahu-Kuningan (sepanjang 95 km)Jalur Cirebon-Sumber-Rajagaluh-Majalengka (sepanjang 32 km)

    Jalur Tengah

    Jika detikers melintasi jalur tengah Jabar, setidaknya ada 4 jalur alternatif yang bisa kamu dipilih, yaitu:

    Jalur Subang-Lembang-Bandung (sepanjang 41 km)Jalur Sumedang-Jalan Cagak-Wanayasa-Purwakarta (sepanjang 85 km)Jalur Talaga-Bantarujeg-Wado-Sumedang (sepanjang 79 km)Jalur Kuningan-Cikijing-Majalengka-Kadipaten (sepanjang 45 km)

    Jalur Selatan

    Jika melintasi jalur selatan Jabar, setidaknya ada 5 jalur alternatif yang bisa dipilih, yaitu:

    Garut-Banyuresmi-Leuwigoong-Kadungora-Cijapati-Majalaya-Bandung (sepanjang 78 km)Jalur Sasak Beusi-Cibatu-Leles (sepanjang 19 km)Jalur Banjar-Manonjaya-Tasikmalaya (sepanjang 44 km)Jalur Malangbong-Wado (sepanjang 15 km)Jalur Parakan Muncang-Warung Simpang (sepanjang 9 km)Tips Memilih Jalur Mudik agar Tidak Macet

    Ada sejumlah tips bagi kalian yang ingin mudik melalui jalur non-tol agar tidak salah jalan.

    1. Gunakan GPS

    Manfaatkan GPS yang ada di mobil maupun aplikasi smartphone. Kemacetan akan terlihat di peta, sehingga sebelum sampai ke sana kamu bisa mencari alternatif jalur lainnya.

    Jangan lupa untuk mengatur aplikasi agar tidak membuat salah jalan. Misalnya dengan mengatur jenis kendaraan (mobil atau motor), hingga menonaktifkan jalur tol.

    2. Cari Info Terbaru dan Terpercaya

    Selalu update informasi terbaru dan tepercaya mengenai jalur mudik. Informasi ini mencakup jalur alternatif yang bisa dilalui, titik kemacetan, hingga jalan rusak. Kamu bisa mendengarkan radio, membaca berita, bertanya teman dan keluarga, atau melihat petunjuk resmi di jalan.

    3. Tanya Warga Lokal

    Jangan malu bertanya agar tidak tersesat di jalan. Kamu bisa bertanya warga lokal, polisi, atau petugas Dishub yang kamu temui di jalan. Tanyakan jalur alternatif yang bisa dilewati.

    4. Manfaatkan Pos Mudik

    Saat Lebaran, banyak pos mudik yang didirikan oleh pemerintah, organisasi, maupun perusahaan swasta. Manfaatkan pos mudik tersebut untuk menanyakan jalur alternatif sambil beristirahat sejenak.

    5. Tetap Patuhi Aturan

    Selama perjalanan mudik, detikers wajib mematuhi aturan lalu lintas agar tetap aman dan tidak kena tilang. Ikuti petunjuk batas kecepatan, rambu-rambu lalu lintas, dan waspadai kondisi jalan.

    (bai/row)

  • Seorang Petani Diduga Hilang Tenggelam, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Jenazah Korban

    Seorang Petani Diduga Hilang Tenggelam, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Jenazah Korban

    JABAR EKSPRES – Seorang petani diduga tenggelam saat menyebrangi Sungai Ciparang tepatnya di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

    Ketika dikonfirmasi, Humas Kantor SAR Bandung, Seni Wulandari membenarkan, adanya laporan orang hilang alias korban tenggelam bernama Ruhyana (86).

    “Kantor SAR Bandung menerima laporan tersebut sekira pukul 15.30 WIB pada Sabtu, 22 Maret 2025 kemarin,” katanya melalui seluler, Senin (24/3).

    Kejadian bermula ketika korban tengah melaksanakan aktivitas seperti biasa sebagai seorang petani.

    “Kronologis hilangnya korban saat menyebrangi Sungai Ciparang tepatnya berada di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang,” jelasnya.

    Seni menerangkan, saat itu korban sempat menyebrangi aliran air dengan berjalan kaki, dikarenakan lokasi sawah berada di seberang Sungai Ciparang.

    “Sejak tadi pagi Tim SAR gabungan telah melaksanakan pencarian dengan penyisiran di sungai dari LKP hingga Kepuh dan dari Kepuh hinggan jembatan Sasak Gantung Wanareja, erta pencarian menggunakan drone,” terangnya.

    Yang bersangkutan terakhir terlihat ketika menuju arah pulang sekiranya pada pukul 15.30 WIB.

    “Di hari yang sama pada saat kejadian (korban terakhir terlihat), namun hingga malam korban tak kunjung pulang, diduga korban terjatuh dan tenggelam,” ujar Seni.

    Seni menyampaikan, menurut keterangan Komanadan Tim Rescue Unit Siaga SAR Karawang, Sigit Haryanto bahwa korban baru berhasil diketemukan sekira pukul 13.34 WIB pada Senin, 24 Maret 2025.

    “Tim SAR Gabungan menemukan korban yang sebelumnya dilaporkan tenggelam di Sungai Ciparang dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Seni.

    Ketika diketemukan oleh Tim SAR Gabungan, korban berada sejauh kurang lebih 5,84 kilometer dari lokasi kejadian ke arah timur.

    Adapun unsur SAR yang terlibat, ungkap Seni, antara lain Basarnas, Unit Siaga SAR Karawang, Kodim 0605, Polsek Cijambe, BPBD Subang, Damkar Subang, Tagana Subang, Pemdes Sukahurip, Semut Lebah Indonesia dan Sagara.

    “Selanjutnya, yang bersangkutan langsung dibawa ke rumah duka oleh Tim SAR Gabungan, untuk diserah terimakan ke pihak keluarga korban,” ungkapnya.

    “Dengan telah ditemukannya korban maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing masing,” tutup Seni. (Bas)

  • Tak Ada Kejelasan! Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Situwangi Bandung Barat Pilih Tinggalkan Rumah

    Tak Ada Kejelasan! Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Situwangi Bandung Barat Pilih Tinggalkan Rumah

    JABAR EKSPRES  – Warga terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Patrol, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), memilih meninggalkan tempat tinggalnya.

    Mereka memilih pindah tempat tinggal ke rumah kerabat dengan membawa perabotan rumah. Pasalnya, tempat tinggal mereka sudah tidak laik huni dan takut sewaktu-waktu ambruk.

    “Sekarang ngungsi dulu ke rumah orang tua, soalnya kalau bertahan di rumah khawatir ambruk,” ungkap Lia (37), saat dihubungi, Senin (24/3/2025).

    Dia menceritakan rumahnya mengalami kerusakan yang sangat parah akibat pergerakan tanah. Kerusakan itu terjadi dalam dua pekan terakhi disaat hujan deras terus mengguyur rumahnya.

    “Pergeseran tanahnya setiap ada hujan. Kaya ada getaran sama suara keretek-keretek. Dan sekarang semuanya udah rusak. Harapannya segera ada bantuan dari pemerintah,” ujar Lia.

    Selain Lia, hal serupa jyga dirasakan Komar (47), korban bencana pergeseran tanah lainnya. Ia mengaku sudah memindahkan seluruh anggota keluarganya ke rumah saudaranya karena khawatir rumahnya yang sudah rusak parah tiba-tiba ambruk.

    “Sekarang ngungsi ke rumah neneknya. Kalau saya masih bolak-balik ngecek rumah,” ucap Komar.

    Seluruh bagian rumah Komar dari mulai lantai dan dinding terbelah akibat pergerakan tanah yang terus terjadi jika hujan deras mengguyur. Ia pun berharap pemerintah segera memberikan bantuan dan solusi.

    “Makin hari makin besar. Kalau ada hujan ada kerasa perubahan, kamar mandi, keramik dinding pecah retak semua,” kata dia.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, bencana pergerakan tanah itu terjadi di Kampung Patrol, RT 05/05 dan Kampung Bahubang, RT 03/06, Desa Situwangi. Kejadian awal dimulai pada 9 Maret 2025 dengan total 25 rumah yang terdampak.

    Hasil assesment terbaru, bencana pergerakan tanah di Desa Situwangi terus meluas dimana ada 56 rumah dan bangunan lainnya mengalami kerusakan. Rinciannya, sebanyak 44 rumah rusak ringan dan 10 rusak berat serta bangunan PAUD dan Madrasah.

    “Jumlah yang mengungsi itu ada 10 kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat, ngungsinya ke rumah sodaranya,” kata petugas lapangan BPBD KBB, Suheri.

    BPBD KBB sudah menyalurkan bantuan untuk kebutuhan berbuka dan sahur warga yang terdampak bencana pergerakan tanah.